a. Nama KK : Tn. S
b. Umur : 26 Tahun
c. Alamat : Mojokerto
d. Pekerjaan KK : Sopir
e. Pendidikan : SMA
f. No. Telp : 0812-XXX-XXX
a. Istri
a. Nama : Ny. L
b. Umur : 24 Tahun
c. Pendidikan : SMA
d. Pekerjaan : Wiraswasta
Status imunisasi
Jenis Hubungan
No Nama Umur Pendidikan Ket
Kelamin dgn KK
BCG Polio DPT Hepatitis Campak
Tn.A adalah anak ke 2 dari 2 bersaudara dan Ny.A adalah anak pertama
dari 2 bersaudara. Mereka mempunyai 2 orang anak yaitu An.D yang
sekarang berusia 5 tahun Dan An.T yang masih berusia 4 bulan.
1.1.4 Tipe Keluarga
Tradisional Nuclear, yaitu terdiri dari bapak, ibu, dan
anak (2 orang), keluarga termasuk dalam keluarga
sejahtera tahap 2.
1.1.5 Suku
Tn. S dan Ny. L sama-sama berasal dari suku Jawa.
Mereka bisa menerima kebiaasaan mereka satu sama
lain dan mempunyai kebiasaan yang hampir sama jadi
tidak ada kesulitan-kesulitan yang mereka rasakan
terhadap perbedaan.
1.1.6 Agama
Agama yang dianut oleh keluarga Tn. S adalah agama
Islam. Keluarga Tn. S biasa melakukan shalat 5 waktu
di rumah.
7) Status Sosek Keluarga
a) Penghasilan Keluarga
Penghasilan keluarga ± Rp.1.000.000,- perbulan yang didapat
dari hasil menyupir oleh Tn. S dan usaha dagang oleh Ny. L.
b) Pemanfaatan Dana Keluarga
Penghasilan keluarga selain untuk membiayai hidup sehari-hari
juga untuk membantu membiayai kuliah adik sang istri.
c) Sosial keluarga
Dengan penghasilan yang didapat,kebutuhan keluarga
terpenuhi.
Dalam keluarga, tidak ada riwayat penyakit menular, menahun dan menurun.
Riwayat kesehatan masing – masing anggota keluarga adalah sebagai berikut:
a. Kepala keluarga
Tidak ada riwayat sakit yang mengharuskan untuk dirawat inap di rumah sakit.
b. Istri
Orang tua ( ibu ) mempunyai riwayat penyakit malaria, tetapi tidak pernah
dirawat di rumah sakit, hanya berobat di puskesmas.
c. Anak D (anak ke I)
Klien pernah mempunyai riwayat penyakit DBD kemudian diare pada saat
usia mulai memasuki 4 bulan dikarenakan berhenti minum ASI dan
disambung minum susu formula hingga harus dirawat inap di puskesmas
selama 12 hari.
Pada usia 2,5 anak pernah kambuh kembali dan dirawat di puskesmas, tetapi
karena anak tidak sembuh – sembuh sehingga orang tua cemas dan membawa
ke dokter praktek dan dokter mendiagnosis anak mengalami radang yang
menyebabkan anak panas. Setelah usia 4 tahun hingga sekarang ( 5 tahun )
klien tidak pernah kambuh lagi penyakit tersebut.
d. Anak T (anak ke 2)
Tidak ada riwayat sakit yang mengharuskan klien untuk berobat dan rawat
inap di Rumah Sakit.
1.3.1 Karakteristik rumah
A Tipe, ukuran rumah, jumlah ruangan
Tipe rumah keluarga Tn. R bersifat permanen memiliki ukuran Luas rumah yang
ditempati ±24 meter/kubik (lebar , panjang ) terdiri dari ruang tamu, ruang
tengah, ruang keluarga, 4 kamar tidur, dapur, kamar mandi dan WC.
B. Ventilasi Dan Penerangan
Penerangan/cahaya cukup, sinar matahari masuk melalui jendela dan ventilasi.
Ventilasi rumah cukup, atap rumah terbuat dari seng. Penerangan pada malam
hari menggunakan listrik
C. Persediaan air bersih
Sumber air minum yang digunakan dari sumur. Air yang digunakan untuk air
minum juga dari sumur.
D. Pembuangan sampah
Tempat pembuangan sampah dipekarangan rumah kemudian dibakar. Keadaan
halaman rumah banyak ditumbuhi rumput
E. Pembuangan air limbah
Langsung dialirkan ketanah
F. amban/ WC (tipe, jarak dengan sumber air)
WC-nya tidak memiliki septik tank (WC cemplung).
G. Denah (rumah dan lingkungan)
Karakteristik tetangga dan komunitas RW
Jarak rumah dengan tetangga berdekatan. Hubungan
keluarga Tn. S dengan tetangga sangat baik. Selain itu Ny.
L juga aktif dalam kegiatan arisan dengan tetangga.
Sebagian besar komunitas RW adalah warga pendatang
yang umumnya berprofesi sebagai pegawai negeri atau
swasta. Sedangkan sarana transportasi yang digunakan
oleh warga adalah angkot, ojek, motor dan mobil pribadi.
Mobilitas Geografis Keluarga
Keluarga ini tidak pernah berpindah tempat tinggal sejak
menikah.Tn. S bekerja dari pagi sampai jam 16.00 WIB
sebagai supir. Sedangkan Ny. L membantu suaminya
berjualan.
Perkumpulan keluarga dan interaksi keluarga dengan
masyarakat
Keluarga ini rajin melakukan ibadah sholat, ibu sering
mengikuti pengajian. Anaknya juga rajin mengaji.
Sistem pendukung keluarga
Saudara dan khususnya orang tua merupakan pendukung
dalam pembentukan keluarga dan dalam pemecahan
masalah
Struktur Keluarga
Pola Komunikasi Keluarga
Keluarga mengatakan komunikasi dilakukan secara diskusi
untuk menyelesaikan masalah anaknya.Namun terkadang
Ny. L menegur dengan keras apabila anaknya tidak mau
sekolah dan bermain sepeda dijalan. Bahasa yang
digunakan orang tua dalam berkomunikasi kepada anak
memakai bahasa Indonesia.
Mulut dan Faring Inspeksi : tidak ada Inspeksi : tidak ada Inspeksi : tidak ada Inspeksi : tidak ada
stomatis, tidak ada karies stomatitis, tidak ada caries stomatitis, tidak ada caries stomatitis, tidak ada caries
gigi, tidak ada gigi palsu, gigi, tidak ada gigi palsu, gigi, tidak ada gigi palsu, gigi, tidak ada gigi palsu,
tidak ada faringitis, lidah tidak ada faringitis, lidah tidak ada faringitis, lidah tidak ada faringitis, lidah
tidak kotor. tidak kotor. tidak kotor. tidak kotor.
Palpasi : lidah teraba lunak, Palpasi : lidah teraba lunak,
tidak ada nyeri tekan. tidak ada nyeri tekan.
6 Telinga Inspeksi : kedua Inspeksi : kedua Inspeksi : kedua Inspeksi :
telinga simetris,tidak telinga simetris, tidak telinga simetris, tidak kedua telinga
ada korpal. ada korpal. ada korpal. simetris, tidak
Palpasi : tidak ada Palpasi : tidak ada Palpasi : tidak ada ada korpal.
nyeri tekan nyeri tekan. nyeri tekan.
7 Leher Inspeksi : tidak ada Inspeksi : tidak ada Inspeksi : tidak ada Inspeksi : tidak ada
sikatrik, tidak ada sikartrik, tidak ada sikatrik, tidak ada sikatrik, tidak ada
nodul nodul. nodul. nodul.
Palpasi : tidak ada Palpasi : tidak ada Palpasi : tidak ada Palpasi : tidak ada
pembesaran vena pembesaran vena pembesaran vena pembesaran vena
jugularis dan kelenjar jugularis dan kelenjar jugularis dan kelenjar jugularis dan kelenjar
tiroid. tiroid. tiroid. tiroid.
8 Dada Inspeksi : bentuk Inspeksi : bentuk Inspeksi : bentuk Inspeksi : bentuk
normochest, tidak normochest, tidak normochest, tidak ad normochest, tidak ada
ada nodul, tidak ada ada nodul, tidak ada nodul, tidak sikatrik. nodul.
sikatrik. sikatrik. Palpasi : tidak ada
Palpasi : tidak ada Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada
nyeri tekan,tidak ada nyeri tekan, tidak ada fraktur pada tulang
fraktur pada tulang fraktur pada tulang iga.
iga iga. Perkusi : terdengar
Perkusi : terdengar Perkusi : terdengar resonan pada paru
resonan pada paru resonan pada paru dan redup pada
dan redup pada dan redup pada jantung
jantung. jantung. Auskultasi : terdengar
Auskultasi : terdengar Auskultasi : terdengar vesikuler.
vesikuler vesikuler.
9 Abdomen Inspeksi : tidak ada nodul, Inspeksi : tidak ada nodul, Inspeksi : tidak ada nodul,
tidak acites. tidak acites. tidak acites.
Auskultasi : suara peristaltic Auskultasi : suara peristaltic Auskultasi : suara peristaltic
terdengar 25 x/menit terdengar 25x/menit terdengar 20x/menit
Perkusi : terdengar timpani Perkusi : terdengar tympani Perkusi : terdengar tympani
pada usus,dan redup pada pada usus, dan redup pada pada usus, dan redup pada
hati dan ginjal. hati dan ginjal. hati dan ginjal.
Palpasi : tidak ada nyeri Palpasi : tidak ada nyeri Palpasi : tidak ada nyeri
tekan, tidak ada pembesaran tekan, tidak ada pembesaran tekan, tidak ada pembesaran
hati dan limpa. hati dan ginjal. hati dan ginjal.
10 Ekstermitas Inspeksi : anggota Inspeksi : anggota Inspeksi : anggota Inspeksi : anggota
gerak lengkap, tidak gerak lengkap, tidak gerak lengkap, tidak gerak lengkap, tidak
ada luka,bekas jahitan, ada luka, bekas jahitan, ada luka, bekas jahitan, ada luka, bekas jahitan,
tidak ada kelainan tidak ada kelainan tidak ada kelainan tidak ada kelainan
pada jari tangan dan pada jari tangan dan pada jari tangan dan pada jari tangan dan
kaki. kaki. kaki. kaki.
Palpasi : tidak ada Palpasi : tidak ada Palpasi : tidak ada
nyeri tekan, tidak ada nyeri tekan, tidak ada nyeri tekan, tidak ada
fraktur. fraktur. fraktur.
JUMLAH 2 5/6
1. Resiko terjadinya gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada An.
D