Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

KOMUNIKASI ORGANISASI
(KOMUNIKASI INTERPERSONAL DALAM ORGANISASI)

DISUSUN OLEH :

1. Fadli Fernandi Jafri (19002046)


2. Intan Purnama Sari (19002056)
3. Meutia Sania (19002066)
4. Reni Renggo Geni (19002078)

JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2019
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kemudahan untuk kami
dalam menuntaskan pembuatan makalah kami. Shalawat dan salam tidak lupa kami
hadiahkan buat junjungan alam yakninya nabi besar Muhammad SAW.

Kami sangat bersyukur karena kami telah mampu menyiapkan pembuatan makalah
yang berjudul “ Komunikasi Interpersonal Dalam Organisasi”

Kami pun tentu menyadari bahwa yang kami buat ini tidak bisa di katakan sempurna,
karena masih banyak kekurangan dan kesalahan yang mungkin terjadi saat penulisan makalah
ini. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritikan dan saran yang membantu dari
pembaca makalah kami. Supaya untuk kedepannya makalah yang kami buat lebih baik lagi.

Apabila banyak salah kami selaku penulis memohon maaf sebesar-besarnya.

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN PENULISAN MAKALAH
BAB II PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL
B. KLASIFIKASI KOMUNIKASI INTERPERSONAL
C. KEBUTUHAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DALAM ORGANISASI
D. TUJUAN KOMUNIKASI INTERPERSONL
E. AKSIOMA KOMUNIKASI INTERPERSONAL
BAB II PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia. Dengan berkomunikasi,
manusia dapat saling berhubungan satu sama lain baik dalam kehidupan sehari-hari di
rumah tangga, di tempat pekerjaan, di pasar, dalam masyarakat atau dimana saja
manusia berada. Tidak ada manusia yang tidak akan terlibat dalam komunikasi.
Pentingnya komunikasi bagi manusia tidaklah dapat di pungkiri, begitu juga
halnya bagi suatu organisasi. Dengan adanya komunikasi yang baik, suatu organisasi
dapat berjalan lancar dan berhasil. Begitu pula sebaliknya, kurang atau tidaknya
komunikasi,  organisasi dapat macet atau berantakan.
Berdasarkan jumlah interaksi yang terjadi dalam komunikasi, dapat di bedakan
menjadi tiga kategori yaitu, komunikasi interpersonal, komunikasi kelompok kecil
dan komunikasi publik. Dalam makalah ini, kami akan membahas secara detil
mengenai komunikasi interpersonal dalam organisasi.
Berhasil atau tidaknya suatu organisasi sangat dipengaruhi beberapa faktor,
salah satunya adalah komunikasi interpersonal yang efektif dalam organisasi tersebut.
Sehingga menjadi hal yang sangat penting diketahui oleh seorang pemimpin
mengenai konsep-konsep dasar dari komunikasi agar dapat membantu dalam
mengelola organisasi dengan efektif.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian komunikasi interpersonal?
2. Apa saja klasifikasi komunikasi interpersonal?
3. Bagaimana kebutuhan komunikasi interpersonal dalam organisasi?
4. Apa saja tujuan dari komunikasi interpersonal tersebut ?
5. Apa saja aksioma komunikasi interpersonal?

C. Tujuan Penulisan Makalah


Tujuan dari penulisan makalah ini adalah agar pembaca dapat memahami apa
itu komunikasi interpersonal, klasifikasinya seperti apa, kebutuhan komunikasi
interpersonal dalam organisasi apa, dan apa saja aksioma komunikasi interpersonal
tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Komunikasi Interpersonal


Komunikasi interpersonal adalah proses pertukaran informasi di antara seseorang
dengan seorang lainnya. Proses pertukaran informasi dapat berlangsung diantara dua orang
atau lebih, serta dapat langsung diketahui timbal baliknya. Komunikasi interpersonal
sangat dipengaruhi oleh proses komunikasi intrapersonal dalam individu. Wenburg dan
Wilmat (1973) menyatakan bahwa persepsi individu tidak dapat dicek oleh orang lain,
semua arti atribut pesan ditentukan oleh masing-masing individu. Persepsi  seseorang
memainkan peranan penting dalam menginterpretasikan pesan.
Dengan bertambahnya orang yang terlibat dalam komunikasi, maka persepsi
masing-masing peserta komunikasi akan bertambah pula, sehingga komunikasi tersebut
semakin kompleks. Komunikasi interpersonal berarti membentuk hubungan dengan orang
lain. Hubungan itu dapat diklasifikasi dalam beberapa cara yang akan kami jabarkan pada
sub bab berikutnya.
Pengertian komunikasi interpersonal menurut para ahli, yaitu :
1. De Vito ( The Interpersonal Communication Book, 1976 – 2016 ), mendefinisikan
komunikasi interpersonal sebagai proses pengiriman dan penerimaan pesan di antara
dua orang atau lebih, baik secara formal maupun informal.
2. Rogers ( dalam Rakhmat, 2012), mengatakan bahwa makin baik, komunikasi
interpersonal, maka makin terbuka seseorang mengungkapkan dirinya dan makin
positif persepsinya terhadap orang lain melebihi persepsi dirinya.
3. Tubbs & Moss (2008), mengartikan komunikasi interpersonal sebagai sebuah proses
komunikasi antara komunikan dan komunikator yang di tandai dengan terwujudnya
saling pengertian, kesenangan, saling mempengaruhi, hubungan sosial yang baik, juga
adanya tindakan nyata sebagai umpan balik.
4. Cangara (2005), menyatakan bahwa komunikasi interpersonal sangat penting untuk
meningkatkan hubungan antar individu, menghindari dan mengatasi konflik pribadi,
mengurangi ketidakpastian, berbagi pengetahuan dan pengalaman dengan orang lain,
mengendalikan perilaku, memberi motivasi, sebagai pernyataan emosi, dan
memberikan suatu informasi.

Kesimpulannya komunikasi interpersonal adalah sebuah proses pemberian dan


penerimaan pesan dari satu orang ke orang lain. komunikasi ini bisa antara dua orang atau
lebih yang mengunakan kata-kata ataupun bahasa tubuh atau ekspresi.

B.    Klasifikasi Komunikasi Interpersonal


Redding (1972) mengembangkan klasifikasi komunikasi interpersonal menjadi
interaksi intim, percakapan sosial, interograsi (pemeriksaan) dan wawancara.
1. Interaksi Intim
Komunikasi dengan teman baik, pasangan yang sudah menikah, anggota
famili, dan orang-orang yang mempunyai ikatan emosional yang kuat termasuk
interaksi intim. Kekuatan dari hubungan menentukan iklim interaksi yang terjadi.
Dalam organisasi, hunungan ini dikembangkan dalam sistem komunikasi informal.
Misalnya, hubungan antara kedua orang teman baik dalam organisasi, yang
mempunyai interaksi personal lebih di luar peranan dan fungsinya dalam organisasi.
2. Percakapan Sosial
Percakapan social adalah interaksi untuk menyenangkan seseorang secara
sederhana dengan sedikit berbicara. Percakapan biasanya tidak begitu terlibat secara
mendalam. Tipe komunikasi tatap muka penting bagi pengembangan hubungan
informal dalam organisasi. Contohnya : dua orang atau lebih bersama-sama berbicara
tentang minat diluar organisasi seperti family, sport dan isu politik.
3. Interograsi atau Pemeriksaan
Interograsi atau pemeriksaan adalah interaksi antara seseorang yang ada
dalam kontrol, yang meminta atau bahkan menuntut informasi daripada orang lain.
Perdebatan dan pertengkaran secara verbal adalah bentuk interograsi dimana kedua
pihak menuntut satu sama lain, dan control bertukar beberapa saat. Pertengkaran
verbal sering ditandai dengan isu benar atau salah. Debat diatur oleh sejumlah aturan
dan umumnya lebih formal daripada pertengkaran. Misalnya, bila seseorang
karyawan dituduh mengambil barang-barang organisasi untuk kepentingan
pribadinya, karyawan tersebut akan diinterograsi oleh atasannya untuk mengetahui
benar atau tidaknya tuduhan tersebut.

4. Wawancara
Wawancara adalah suatu bentuk komunikasi interpersonal dimana dua orang
terlibat dalam percakapan yang berupa tanya jawab. Salah seorang mengajukan
pertanyaan untuk mendapatkan informasi dan yang lainnya mendengarkan dengan
baik kemudian memberikan jawaban yang dikehendaki sampai tujuan wawancara
tercapai.

C.    Kebutuhan Komunikasi Interpersonal dalam Organisasi


Individu mempunyai kebutuhan sosial yang dipenuhinya melalui komunikasi
interpersonal. William C. Schutz (1966) mengidentifikasikan tiga macam kebutuhan
dasar ini, yaitu kebutuhan akan kasih sayang, kebutuhan diikutsertakan, dan kebutuhan
akan kekuasaan atau kontrol.
1) Kasih Sayang (Afeksi)
Afeksi merupakan kebutuhan yang penting dalam pemilihan hubungan, afeksi
diekspresikan dengan memberikan “ belaian” suatu indikasi verbal dan nonverbal
mengenai perilaku yang dinilai oleh orang lain dalam suatu kelompok kerja.
Kebutuhan akan kasih sayang adalah kebutuhan untuk mempertimbangkan apakah
diri kita disayangi atau disukai oleh orang lain. Orang yang telah memenuhi
kebutuhan ini disebut personal oleh Schutz. Selanjutnya orang yang tidak sanggup
memenuhi kebutuhan ini disebut kurang personal atau terlalu personal.
Orang yang menghindar dari keterlibatan emosional dikatakan kurang
personal. Mereka tidak membiarkan orang lain dekat dengan mereka. Mereka dapat
ramah pada siapa saja, tetapi keremahannya seringkali hanya di luar saja dan mereka
sebenarnya tidak berteman dengan siapa saja. Mereka mengembangkan persahabatan,
tetapi persahabatannya tidak mencapai tingkat personal.
Individu yang terlampau personal bertentangan dengan yang kurang personal,
orang-orang ini selalu memerlukan atau membutuhkan  kasih sayang. Mereka sering
melakukan hal ekstrem untuk meyakini diri mereka dari penerimaan orang lain.
Mereka akan mencari persetujuan dengan berkomunikasi secara ekstrem. Mereka
merasa cemburu bila orang lain berbicara kepada temannya, bahkan berusaha
menghalangi teman mereka untuk mendapatkan teman baru, dengan memberikan
komentar negatif tentang perspektif teman baru. Orang-orang yang terlalu personal
dalam posisi tanggung jawab dapat menimbulkan masalah bagi organisasi.
Akan tetapi, orang-orang yang kurang personal dan terlampau personal perlu
dipahami. Tindakan menghindar tidak akan membantu mereka.
Individu yang telah memenuhi kebutuhan mereka akan kasih sayang disebut
personal. Orang ini memiliki pemikiran yang lurus dan sanggup menghadapi hampir
semua orang dengan siapa mereka mengadakan kontak. Orang-orang ini disukai,
tetapi mereka tidak menganggap bahwa disukai oleh tiap orang penting untuk
kebahagiaan.
Contoh orang yang kebutuhan afeksinya tinggi, yaitu suka memberikan
kehangatan dan kepedulian seperti melakukan jabatan tangan yang erat, tepukan yang
pantas pada punggung, senyum, kontok mata yang hangat, mengunakan kata-kata
yang positif, dan sebagainya. Sedangkan orang yang kebutuhan afeksinya rendah
pada umumnya bersifat dingin, tidak mudah bersahabat, dan cenderung selektif dalam
megembangkan hubungan.

2) Diikutsertakan (Inlusion)
Kebutuhan diikutsertakan berarti kebutuhan untuk merasa berarti dan
diperhitungkan. Menurut Schutz, orang-orang yang tidak berhasil memenuhi
kebutuhan ini dinamakan kurang sosial atau terlalu sosial.
Orang yang kurang social (takut berkomunikasi), tidak suka orang lain
disekelilingnya, mereka menganggap komunikasi sebagai ancaman dari orang lain.
seringkali adalah orang cerdas yang merasa kesepian, lebih suka mengerjakan
sesuatu sendiri atau dalam kelompok yang sangat besar sehingga mereka dapat
bersembunyi dalam keramaian. Orang-orang ini sulit  untuk memberikan sumbangan
informasi secara lisan terhadap seseorang dan umumnya menghindari mengatakan
sesuatu karena takut bahwa mereka akan kurang diperhatikan.
Lawan dari orang yang kurang sosial adalah individu yang terlampau sosial
yang tidak dapat distop dari keterlibatan berkomunikasi dengan orang lain. Dalam
organisasi, orang-orang yang suka berbicara ini diinginkan oleh orang lain agar diam
sejenak, mereka dinamakan besar mulut.
Individu yang telah memuaskan kebutuhan mereka dalam penghargaan ini
dinamakan orang yang sosial. Orang ini sanggup menangani situasi dengan atau
tanpa orang lain.
3) Pengendalian (Control)
Kontrol adalah kebutuhan yang timbul karena rasa tanggung jawab dan
kepemimpinan. Hampir semua kita mempunyai beberapa kebutuhan mengontrol
orang lain atau lingkungan sekeliling kita, tetapi kekuatan dan cara menyatakan
kebutuhan ini berbeda-beda.
Terdapat tiga tipe berbeda, yaitu :
a. Abdikrat 
Abdikrat adalah orang-orang yang berkepribadian sangat patuh pada orang
lain. Mereka tidak percaya atau sedikit percaya pada diri mereka dan sering
menganggap diri mereka tidak sanggup mengerjakan sesuatu. Individu ini kurang
berani mengambil resiko dan umumnya tidak pernah membuat keputusan mereka
sendiri. Orang ini perlu banyak diberi penguatan (reinforcement) agar melihat diri
mereka sebagai manusia yang berguna dan mempunyai kemampuan.

b. Autokrat
Autokrat adalah orang yang tidak pernah merasa cukup mengontrol. Individu
ini selalu mencoba mendominasi orang lain. Mereka selalu ingin mengambil alih
pembuatan keputusan dari kelompok, mereka kurang berbicara bagaimana keputusan
itu seharusnya. Orang ini mempunyai kebutuhan yang kuat akan kekuasaan bila
mereka tidak diberikan posisi yang mengontrol atau kekuasaan dalam organisasi.
Seringkali mereka berfikiran sempit dan melihat hanya dari posisi mereka sebagai
sesuatu yang betul atau benar, mempunyai sedikit rasa menghargai orang lain atau
prihatin hanya pada pekerjaan yang dilakukan dan mengabaikan efeknya pada orang
lain.

c. Demokrat
Demokrat adalah Individu yang kebutuhan kontrolnya terpuaskan. Orang-
orang ini merasa senang apakah mereka mempunyai posisi kepemimpinan atau tidak.
Mereka tidak melebih-lebihkan atau kurang bila berperanan sebagai pimpinan.
Mereka berfikiran luas dan ingin mendengar  serta menerima saran orang lain untuk
kemajuan organisasi. Orang-orang democrat sangat cocok untuk tipe kepemimpinan
teori Y. individu ini menyukai dapat menyelesaikan pekerjaan, tetapi tidak
mengorbankan orang lain.

D.   Tujuan Komunikasi Interpersonal


Tujuan komunikasi interpersonal tidak perlu disadari pada saat terjadinya
pertemuan dan juga tidak perlu dinyatakan. Tujuan itu boleh disadari dan boleh tidak
disadari serta boleh disengaja atau tidak disengaja. Diantara tujuan-tujuan itu adalah
sebagai berikut:
 Menemukan Diri Sendiri
Komunikasi interpersonal memberikan kesempatan kepada kita untuk
berbicara tentang apa yang kita sukai, atau mengenal diri kita. Adalah sangat menarik
dan mengasyikkan bila berdiskusi mengenai perasaan, pikiran dan tingkah laku kita
sendiri. Dengan membicarakan diri kita dengan orang lain, kita memberikan sumber
balikan yang luar biasa pada perasaan, pikiran dan tingkah laku kita. Penguatan yang
positif membantu kita merasa normal. Melalui komunikasi kita juga belajar
bagaimana menghadapi orang lain, apakah kekuatan dan kelemahan kita serta
siapakah yang menyukai dan tidak menyukai kita.

 Menemukan Dunia Luar


Kepercayaan, kenyataan, sikap dan nilai-nilai kita dipengaruhi lebih banyak
oleh pertemuan interpersonal daripada oleh media atau pendidikan formal. Banyak
informasi yang kita ketahui datang dari komunikasi interpersonal. Hal itu menjadikan
kita memahami lebih baik dunia luar, dunia objek, kejadian-kejadian dan orang lain.

 Membentuk dan Menjaga Hubungan yang Penuh Arti


Dari waktu ke waktu, kita menggunakan komunikasi interpersonal untuk
membentuk dan menjaga hubungan sosial dengan orang lain. Hubungan demikian
membantu mengurangi kesepian dan depresi, menjadikan kita sanggup berbagi
kesenangan serta menjadikan kita merasa lebih positif tentang diri kita.

 Berubah Sikap dan Tingkah Laku


Dari waktu ke waktu, kita menggunakan komunikasi interpersonal untuk
mengubah sikap dan tingkah laku orang lain dengan pertemuan interpersonal. Kita
dapat menginginkan orang lain memilih cara tertentu seperti membeli barang tertentu,
melihat film, memasuki bidang tertentu. Kita banyak menggunakan waktu untuk
terlibat dalam posisi interpersonal. Kita lebih sering membujuk melalui komunikasi
interpersonal daripada komunikasi media massa.

 Untuk Bermain dan Kesenangan


Bermain mencakup semua aktifitas yang mempunyai tujuan utama mencari
kesenangan. Berbicara dengan teman mengenai aktivitas kita pada waktu akhir pecan,
berdiskusi mengenai olahraga, menceritakan cerita lucu merupakan pembicaraan
untuk menghabiskan waktu. Walaupun kelihatannya kegiatan ini tidak berarti tetapi
mempunyai tujuan yang sangat penting. Dengan melakukan komunikasi interpersonal
semacam itu, dapat memberikan keseimbangan penting dalam pikiran yang
membutuhkan rileks dari semua keseriusan di lingkungan kita.

 Untuk Membantu
Selain ahli-ahli kejiwaan, ahli psikologi klinis dan terapi menggunakan
komunikasi interpersonal dalam kegiatan profesional mereka untuk mengarahkan
kliennya, kita semua juga berfungsi membantu orang lain dalam interaksi
interpersonal kita sehari-hari. Kita berkonsultasi dengan seorang teman yang putus
cinta, berkonsultasi dengan mahasiswa tentang mata kuliah yang sebaiknya diambil,
dan memberikan hal yang menyenangkan kepada anak yang sedang menangis.
Keberhasilan memberikan bantuan bergantung pada pengetahuan dan keterampilan
komunikasi interpersonal.
E.    Aksioma Komunikasi Interpersonal
Komunikasi interpersonal pada hakikatnya adalah komunikasi yang bersifat
transaksi. Ada enam aksioma yang bersifat transaksi:
a) Komunikasi Tidak Terhindarkan
Anggapan bahwa komunikasi berlangsung secara sengaja, bertujuan dan
termotivasi secara sadar, tetapi seringkalikomunikasi terjadi meskipun seseorang tidak
merasa berkomunikasi.

b) Komunikasi Tidak Dapat Diulang (Irreversible)


 Seseorang dapat membalikkan beberapa proses sistem tertentu ( proses reversible).
 Proses bersifat tak reversible ( irreversiblel) manakala proses hanya berjalan satu
arah, tidak bisa dibalik.
 Sekali kita mengkomunikasikan sesuatu, kita tidak bisa tidak menyampaikannya.
Contonya : “ saya sangat marah waktu itu; saya tidak benar-benar bermaksud
mengatakan seperti itu”

Maksudnya adalah apapun yang kita lakukan untuk menghapus atau mengurangi
pesan tersebut yang telah terkirim dan diterima kita tidak bisa ditarik
lagi atau dibalikkan lagi.

c) Komunikasi Mempunyai Dimensi Isi dan Hubungan


Komunikasi menyangkut hubungan diantara kedua pihak.
Misalnya seorang atasan berkata kepada bawahannya “ datanglah ke ruang saya setelah
rapat ini! ”
Aspek isi : tanggapan perilaku yang diharapkan yaitu bawahan menemui atasan setelah
rapat
Aspek hubungan : bagaimana komunikasi dilakukan

d) Komunikasi Mempunyai Proses Penyesuaian


Yaitu komunikasi hanya dapat terjadi bila para komunikatornya menggunakan
system isyarat yang sama.

e) Hubungan Ditentukan oleh Pemberian Tanda


Tanda disini sama dengan isyarat. Perilaku komunikasi melibatkan pesan verbal,
isyarat tubuh, atau kombinasi, biasanya terjadi dala suatu paket dimana perilaku verbal
dan non verbal saling memperkuat dan mendukung.

f) Interaksi Dipandang sebagai Sesuatu yang Simetris


Dalam hubungan simetris dua orang saling bercermin pada perilaku lainnya.
BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Semua pesan diciptakan  bermula dari diri kita. Kita bereaksi menurut perbedaan
personal kita terhadap pesan di sekeliling kita. Inilah yang membuat komunikasi
merupakan kejadian yang bersifat personal, karena tidak dapat dipisahkan dari interaksi
kita dengan orang lain. Komunikasi interpersonal biasanya dimotivasi oleh kombinasi
bermacam-macam faktor, serta tidak mempunyai satu efek, melainkan kombinasi
beberapa efek atau hasil.
Tipe kekuasaan tertentu tidaklah bekerja pada isolasi situasi yang diberikan.
Kekuasaan tidak didistribusikan sama dalam hierarki organisasi. Beberapa individu
mempunyai lebih banyak kekuasaan, karena kekuasaan bukanlah atribut individual,
tetapi hasil suatu persepsi. Hubungan interpersonal dalam organisasi banyak dipengaruhi
oleh persepsi kita mengenai kekuasaan.

B. Saran
Setiap yang ingin kita ketahui, jika kita mendalaminya maka kita akan
mengetahuinya juga, begitu juga dengan komunikasi interpersonal yang kami bahas di
atas. Jika kita memahaminya dan mendalaminya maka kita akan tahu apa itu komunikasi
interpersonal dan seluk beluknya, untuk itu rajinlah belajar dan membaca serta bertanya
jika tidak mengetahuinya.
DAFTAR PUSTAKA

DeVito. The Interpersonal Communication Book. New York: Pearson Publishing, 1976

Anonim. (2011). Kuliah Online Komunikasi: KOMUNIKASI INTERPERSONAL.


( Online) . Tersedia: http://kuliahonlinekomunikasi.blogspot.com/2011/09/komunikasi-
interpersonal-dalam-format.html [ diakses 25 Oktober 2019]

Anda mungkin juga menyukai