Anda di halaman 1dari 11

Besaran dan Pengukuran

Fisika dan Pengukuran

Candi Siwa dan Wisnu di komplek candi Prambanan seolah tidak tampak. Puncak candi
Brahma ini juga terlihat lebih tinggi daripada puncak Merapi. Inilah yang disebut sebagai
Paralaks. Hal ini juga terjadi pada rasi bintang yang selama ini terlihat seolah pada satu
bidang. Dalam pengukuran dampak adanya paralaks ini harus diperhitungkan.

1.1. Standar panjang, massa, dan waktu


Besaran adalah segala sesuatu yang dapat diukur, mempunyai nilai yang dapat
dinyatakan dengan angka dan memiliki satuan tertentu. Dalam besaran terdapat 2 besaran
yaitu besaran pokok dan besaran turunan. Besaran pokok adalah besaran yang satuannya
didefinisikan terlebih dahulu dan tidak dapat dijabarkan dari besaran lain, sedangkan besaran
turunan adalah besaran yang satuan satuannya diturunkan dari satuan-satuan besaran pokok.
Besaran pokok adalah besaran yang satuannya didefinisikan terlebih dahulu dan tidak
dapat dijabarkan dari besaran lain. Besaran pokok ada tujuh beserta satuannya dalam SI,
yaitu:

Bahan Ajar Fisika Dasar Konseptual 1


Besaran dan Pengukuran

Tabel 1.1 Besaran Pokok


Besaran Pokok Satuan SI
No. Simbol Simbol
Nama Besaran Nama Satuan
Besaran Satuan
1. Panjang l Meter M
2. Massa m Kilogram Kg
3. Waktu t Sekon S
4. Suhu T Kelvin K
5. Kuat arus listrik i Ampere A
6. Intensitas cahaya I Candela Cd
7. Jumlah molekul zat N Mole Mol

Selain ketujuh besaran pokok diatas, dalam fisika terdapat 2 besaran pokok
tambahan ,yaitu sudut bidang datar dengan satuan radian dan sudut ruang yang memiliki
satuan steradian. Kedua besaran tersebut akan sering digunakan saat mempelajari gerak
melingkar dan intensitas cahaya.
Jika pada besaran pokok hanya tersusun atas satu besaran, tidak demikian dengan
besaran turunan. Besaran turunan tersusun lebih dari satu komponen besaran. Misalnya
besaran kecepatan yang tersusun atas komponen panjang (m) dan waktu (s) dengan satuan
m/s. Dengan demikian besaran turunan adalah besaran yang diturunkan dari besaran pokok.
Satuan dari besaran turunan tergantung pada satuan besaran pokok. Contoh besaran turunan
dalam SI, yaitu:
Tabel 1.2 Contoh Besaran Turunan
Besaran Turunan Satuan SI
No. Simbol Simbol
Nama Besaran Nama Satuan
besaran Satuan
1. Luas A Meter persegi m2
2. Kecepatan V Meter/sekon m/s
3. Berat W Newton N
4. Volume V Meter kubik m3
5. Massa jenis Ρ Kilogram/meter kubik kg/ m3
6. Gaya F Newton N
7. Muatan listrik Q Coulomb C
8. Potensial V Volt V
9. Energi E Joule J

Bahan Ajar Fisika Dasar Konseptual 2


Besaran dan Pengukuran

10. Tekanan P Pascal (newton/meter persegi) Pa (N/ m2)


11. Daya P Watt W
12. Resistansi R Ohm Ω
13. Konduktansi G Siemens S

Suatu besaran dapat ditentukan sebagai besaran turunan dengan melihat


satuannya. Seperti yang telah didefinisikan bahwa besaran turunan adalah besaran yang
diturunkan dari besaran pokok. Oleh karena itu, dengan menelusuri penurunan (proses
penyusunan) suatu besaran dapat kita tentukan apakah besaran tersebut termasuk besaran
turunan atau bukan.
Dalam membandingkan suatu besaran secara kuantitatif, perlu sistem satuan
yang tepat. Satuan merupakan ukuran tertentu suatu besaran yang kelipatannya digunakan
untuk menyatakan nilai besaran tersebut. Terdapat satuan baku dan satuan tak baku. Satuan
baku adalah satuan yang apabila digunakan oleh siapapun akan menghasilkan hasil
pengukuran yang sama. Sedangkan satuan tak baku adalah satuan yang apabila digunakan
oleh orang yang berbeda dapat menghasilkan hasil pengukuran yang berbeda pula.
Ada hal yang menarik, misalnya ketika kita mengukur panjang dengan jengkal
atau depa. Ukuran jengkal/depa setiap orang berbeda-beda sehingga hasil pengukuran akan
berbeda oleh orang yang berbeda. Selain itu, kita akan mengalami kesulitan dalam mengubah
ke dalam bentuk satuan lain. Dari hal tersebut maka muncul gerakan untuk mempromosikan
penggunaan satu jenis satuan dunia. Sampai sekarang masih ada 2 jenis sistem yang
digunakan, yaitu:
a. Sistem metric
b. Sistem inggris (imperial system)

Dalam sistem metric dikenal satuan MKS dan CGS. Satuan-satuan MKS didasarkan
pada satuan acuannya yang terdiri atas meter, kilogram, dan sekon. Sementara itu, CGS
didasarkan pada satuan acuannya yang terdiri atas centimeter, gram dan sekon. Sistem yang
kedua (system inggris) dikenal dengan FPS karena satuan acuannya yang terdiri atas foot
(kaki), pound (pon), dan second (sekon/detik).
Panjang adalah jarak antara dua titik di dalam ruang. Menurut satuan SI, besaran
panjang dinyatakan dalam meter. Satu meter sama dengan jarak yang ditempuh oleh cahaya
dalam ruang hampa selama 1/299.792.458 sekon. Besaran panjang diukur dengan

Bahan Ajar Fisika Dasar Konseptual 3


Besaran dan Pengukuran

menggunakan mistar , stikmeter (meteran gulung), jangka sorong, dan mikrometer skrup.
Adapun ketelitian dari masing masing alat tersebut adalah sebagai berikut :
• Mistar (ruler) memiliki ketelitian 1 mm
• stikmeter (measuring tape) memiliki ketelitian 1 mm
• Jangka sorong (Vernier Calipers) ketelitiannya 0,1 mm
• Mikrometer Skrup (micrometer screw gauge) ketelitiannya 0,01 mm

Massa suatu benda adalah banyak zat yang dikandung benda tersebut. Menurut satuan
SI, satuan massa adalah kilogram (kg). Dalam kehidupan sehari hari, kita sering
menggunakan istilah berat. Misalnya, berat badan Budi 55 kg. Menurut fisika ungkapan
tersebut tidak tepat, karena 55 kg adalah massa badan Budi. Berat dalam fisika memiliki
pengertian yang berbeda dengan berat dalam kehidupan sehari hari. Menurut fisika, berat
adalah gaya yang dialami oleh suatu benda yang mempunyai massa yang diakibatkan karena
adanya gaya tarik bumi. Sesuai dengan pengertian ini, maka berat suatu benda di tempat
tempat yang berlainan mungkin berbeda beda tergantung besarnya gaya gravitasi di tempat
tersebut. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur besaran massa adalah neraca. Terdapat
beberapa jenis neraca, antara lain neraca duduk, neraca elektronik, dan neraca lengan.
Satuan standar untuk waktu adalah sekon atau detik. Satu sekon didefinisikan
sebagai selang waktu yang diperlukan oleh atom Cesium-133 untuk melakukan getaran
sebanyak 9.192.631.770 kali. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur besaran waktu
antara lain arloji dan stopwatch.

1.2. Kerapatan dan Massa Atom


Kita telah mempelajari tiga besaran pokok dalam mekanika, yaitu massa, panjang, dan
waktu. Sekarang, kita lihat contoh besaran turunan yaitu massa jenis. Massa jenis
didefinisikan sebagai massa per satuan volume.
m
 (1.1)
V
Contohnya, aluminium memiliki massa jenis 2,70 g/cm3 dan timah memiliki massa jenis 11,3
g/cm3. Oleh karena itu, sepotong aluminium yang memiliki volume 10 cm3 memiliki massa
27 g, sedangkan timah dengan volume sama memiliki massa 113 g. Daftar massa jenis seperti
terlihat dalam tabel 1.3 berikut.

Bahan Ajar Fisika Dasar Konseptual 4


Besaran dan Pengukuran

Tabel 1.3 Massa jenis berbagai zat


Zat Massa Jenis (103 kg/m3)
Platina 21,45
Emas 19,3
Uranium 18,7
Timah Hitam 11,3
Tembaga 8,92
Besi 7,86

Jumlah proton dan neutron dalam nucleus atom suatu unsur berhubungan dengan
massa atom unsur tersebut. Massa atom didefinisikan sebagai massa atom tunggal suatu unsur
yang diukur dalam satuan massa atom (u) dimana 1 u = 1,660 538 7 × 10-27 kg.
Massa atom timah hitam adalah 207 u dan massa atom aluminium adalah 27,0 u. Akan
tetapi, perbandingan massa atom keduanya adalah tidak sama dengan massa jenisnya.
Ketidaksesuaian ini terjadi karena adanya perbedaan jarak antar atom dan perbedaan susunan
atom dalam struktur Kristal kedua unsur tersebut.

1.3. Analisis Dimensi


Dimensi suatu besaran adalah cara besaran tersebut tersusun dari besaran-besaran
pokok,atau dimensi adalah cara penulisan suatu besaran dengan menggunakan simbol besaran
pokok. Dalam kegiatan pengukuran akan kita dapatkan suatu besaran yang mempunyai
satuan, setiap satuan dari besaran turunan dalam fisika dapat diuraikan atas faktor-faktor yang
didasarkan pada besaran-besaran panjang, massa, waktu dan besaran pokok lainnya. Bila kita
mengukur sebuah balok yang kita ukur untuk menentukan volumenya antara lain besaran:
• Panjang (p) dinyatakan dalam satuan meter
• Lebar (l ) dinyatakan dalam satuan meter
• Tinggi (t) dinyatakan dalam satuan meter

Volume suatu balok adalah hasil kali antara panjang , lebar dan tinggi, sebenarnya
merupakan besaran-besaran yang sama, dikatakan memiliki dimensi yang sama. Dari
keterangan di atas dapat kita artikan bahwa dimensi suatu besaran adalah cara besaran
tersebut tersusun dari besaran-besaran pokok.
Setiap besaran pokok mempunyai satuan dan dimensi tersendiri. Dimensi dan satuan
besaran pokok sifatnya berdiri sendiri, tidak terkait antara satu dengan yang lainnya. Dimensi-

Bahan Ajar Fisika Dasar Konseptual 5


Besaran dan Pengukuran

dimensi besaran pokok dapat dinyatakan dengan lambang huruf tertentu dan diberi tanda
kurung persegi. Dimensi untuk tujuh besaran pokok dalam fisika disajikan dalam tabel
berikut:

Tabel 1.4 Dimensi besaran pokok


Lambang
No. Besaran Satuan
Dimensi
1. Panjang Meter [L]
2. Massa Kilogram [M]
3. Waktu Sekon [T]
4. Suhu Kelvin [θ]
5. Kuat arus Ampere [ I]
6. Intensitas cahaya Candela [ J]
7. Jumlah zat Mol [N]

Setiap satuan dari besaran turunan fisika di uraikan atas factor-faktor yang didasarkan
pada besaran-besaran panjang, massa, waktu dan besaran pokok lainnya. Untuk menentukan
dimensi suatu besaran turunan harus diperhatikan satuannya dan diturunkan sampai tersusun
satuan besaran pokok, jadi dimensi semua besaran turunan tersusun dari dimensi besaran
pokok.
Sebagai contoh kelajuan (v) dinyatakan oleh persamaan jarak (s)/waktu (t). Jarak
(panjang) adalah satuan besaran pokok, demikian halnya waktu, jika jarak bersatuan meter
lambang dimensinya dinyatakan dalam [L] maka untuk menentukan dimensi kelajuan adalah
sebagai berikut:

v = jarak/waktu
= meter/sekon
= L/T
= [LT-1]

Pada dasarnya, konsep dimensi suatu besaran mempunyai kegunaan antara lain untuk
menganalisis benar atau salahnya suatu persamaan. Misalnya kita analisis persamaan
hubungan antara perpindahan (s), kecepatan (v) dan waktu (t) dalam suatu persamaan:

Bahan Ajar Fisika Dasar Konseptual 6


Besaran dan Pengukuran

s=vxt
Dimensi ruas kiri :
s = meter
= [L]
Dimensi ruas kanan:
v x t = meter/sekon x sekon
= meter
= [L]

Dari hasil pemeriksaan, ternyata dimensi ruas kiri sama dengan dimensi ruas kiri sama dengan
dimensi ruas kanan, berarti persamaan tersebut benar.
Penggunaan dimensi yang lain adalah untuk mengungkapkan kesetaraan persamaan
dua besaran yang kita ragukan kebenarannya. Misalnya kesetaraan antara usaha dan energi
kinetik. Kita cari dulu dimensi usaha.

Usaha = gaya . perpindahan


W = F.S
= (m.a).s
= (kg.m/s2) m
= kg m2s-2
= [ML2T-2]

Kemudian kita cari dimensi energy kinetik:


Ek = ½ mv2
= kg (m/s)2
= kg m2/s2
= kg m2 s-2
= [ML2T-2]

Dari analisis kedua besaran tersebut, ternyata dimensi usaha dengan dimensi energi kinetik
adalah sama. Hal ini menunjukan bahwa besaran usaha setara dengan besaran energi kinetik.

Bahan Ajar Fisika Dasar Konseptual 7


Besaran dan Pengukuran

1.4. Konversi Satuan


Satuan-satuan dari besaran fisika dapat diubah (dikonversi) kedalam satuan lain yang
sejenis. Berikut konversi satuan panjang, massa, waktu, energi dan daya.

A. KONVERSI SATUAN PANJANG


1m = 39,37 inci
1 inci = 2,54 cm
1 kaki = 0,3048 m
12 inci = 1 kaki
3 kaki = 1 yard
1 yard = 0,9144 m
3,281 kaki =1m
1 mil = 5280 kaki
1m = 1010 Å
1Å = 10-10 m
B. KONVERSI SATUAN MASSA
1 kg = 1000 gram
1 ton = 1000 kg
1 slug = 14,59 kg
1 kg = 10 hg = 10 ons
1 gram = 100 cg
C. KONVERSI SATUAN WAKTU
1 jam = 60 menit = 3600 detik
1 menit = 60 detik
1 hari = 24 jam
1 tahun = 365 hari
1 hari = 86.400 detik
1 tahun = 1.600.000 detik
D. KONVERSI SATUAN ENERGI
1 joule = 1 kg m2/s2
1 kalori = 4,186 joule
1 eV = 1,6 x 10-19 joule
1 kWh = 3,6 x 106 joule

Bahan Ajar Fisika Dasar Konseptual 8


Besaran dan Pengukuran

E. KONVERSI SATUAN DAYA


1 watt = 1 J/s = 1 kg m2/s2
1 horse power(hp) = 0,764 kW

1.5. Penjalaran Kesalahan


Menghitung jawaban yang berupa perkiraan (taksiran) seringkali bermanfaat untuk
memecahkan persoalan fisika yang hanya memuat sedikit informasi. Jawaban yang dihasilkan
akan menentukan apakah diperlukan perhitungan yang lebih tepat atau tidak. Perkiraan
semacam itu umumnya dilakukan berdasarkan asumsi-asumsi tertentu. Asumsi-asumsi
tersebut harus diubah saat melakukan perhitungan dengan lebih tepat. Kadang-kadang kita
menggunakan istilah tingkat besaran sebagai pangkat sepuluh dari bilangan yang menjelaskan
suatu besaran. Umumnya, saat perhitungan tingkat besaran selesai dilakukan, hasilnya dapat
diandalkan sampai dengan suatu kelipatan 10. Bila suatu besaran nilainya dinaikkan tiga
tingkat besaran, maka ini berarti nilainya naik 103 =1000.
Makna perhitungan tingkat besaran yang biasa disebut penaksiran atau angka
perkiraan dijelaskan oleh pernyataan “buatlah taksiran untuk setiap perhitungan, mulai dengan
uraian fisika yang sederhana … sebelum mendapatkan hasilnya, cobalah untuk menebak
jawaban setiap pertanyaan tersebut”. Penaksiran yang terlalu rendah dalam beberapa
perhitungan akan dihapuskan oleh penaksiran terlalu tinggi dalam perhitungan lainnya.

1.6. Angka Penting


Angka penting adalah angka yang diperoleh dari hasil pengukuran (dengan
menggunakan alat ukur). Sedangkan angka yang diperoleh dengan cara menghitung secara
langsung tanpa bantuan alat ukur disebut angka eksak/angka mutlak. Angka mutlak adalah
angka yang diperoleh dengan cara menghitung/menjumlah (tanpa menggunakan alat ukur).
a. Aturan angka penting
 Angka penting
- Angka bukan nol
- Angka nol ditengah
- Angka nol di belakang untuk desimal

Bahan Ajar Fisika Dasar Konseptual 9


Besaran dan Pengukuran

 Bukan angka penting


- Angka nol di depan desimal
- Angka nol dibelakang untuk non desimal
1) Semua angka bukan nol termasuk angka penting, kecuali ada tanda
khusus.
Contoh :
13,24 cm 4 AP
13,24 cm 3 AP
1,2 kg 2 AP
2) Angka nol yang terletak sebelum angka bukan nol bukan angka penting.
Contoh :
0,00001 km 1 AP
0,00234 cm 3 AP
0,00576 mg 2 AP
3) Angka nol yang terletak diantara angka bukan nol termasuk angka
penting.
Contoh :
1005 mm 4 AP
101 cm 3 AP
0,0101 kg 3 AP
4) Angka nol yang terletak setelah angka bukan nol :
Jika desimal maka termasuk angka penting.
Contoh :
2,100 mm 4 AP
0,010 cm 2 AP
0,01010 kg 4 AP
Jika bukan desimal maka bukan angka penting.
Contoh :
2100 mm 2 AP
100 cm 1 AP

b. Aturan pembulatan
 Dibulatkan naik
- Angka > 5

Bahan Ajar Fisika Dasar Konseptual 10


Besaran dan Pengukuran

- Angka = 5 jika angka sebelumnya ganjil


 Dibulatkan turun
- Angka < 5
- Angka = 5 jika angka sebelumnya genap
 Angka lebih dari 5 dibulatkan ke atas
 Angka kurang dari 5 dibulatkan kebawah
 Angka tepat 5 dapat dibulatkan ke atas jika angka sebelumnya
ganjil, ke bawah jika angka sebelumnya genap.
Contoh :
1,315 cm 1,32 cm

c. Operasi aljabar dalam angka penting


 Aturan penjumlahan dan pengurangan
Dalam penjumlahan dan pengurangan, maka hasilnya hanya boleh
mengandung 1 angka taksiran / angka meragukan saja.
Untuk memudahkan penulisan, maka angka taksiran/angka
meragukan diberi garis bawah.
Contoh :
32,672
59,36
+
92,032 mengandung dua angka taksiran yaitu 3 dan 2, maka harus
dibulatkan menjadi 92,03.

82,675
59,3
-
23,375 mengandung dua angka taksiran yaitu 3 dan 5, maka harus
dibulatkan menjadi 23,4
 Aturan perkalian dan pembagian
Dalam perkalian atau pembagian dari dua angka penting, maka
hasilnya mengikuti jumlah angka penting yang paling sedikit.

Bahan Ajar Fisika Dasar Konseptual 11

Anda mungkin juga menyukai