Anda di halaman 1dari 12

Purnomo, et al. Efektivitas Inkuiri Terbimbing pada Materi Laju ….

|1

EFEKTIVITAS INKUIRI TERBIMBING PADA


MATERI LAJU REAKSI DALAM MENINGKATKAN
KEMAMPUAN BERPIKIR LANCAR
Ahmad Eko Purnomo*, Ila Rosilawati, Tasviri Efkar
FKIP Universitas Lampung, Jl. Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro No.1

*Corresponding author email: smartboy829@gmail.com

Abstract : Effectiveness Guided Inquiry on Reaction Rate Topic to


Increase Flexibility Thinking Skills. This research aimed to describe
the effectiveness of guided inquiry learning model to increase fluency
thinking skills of students in reaction rate of chemistry topic. The po-
pulation of this research was students of the MIA 9th grade of SMAN 5
Bandar Lampung. The samples were the MIA3 and MIA5 9th grade
where they were taken by using purposive sampling.The research used
quasi experimental method with non equivalent (pretest and postest)
control-group design. The results showed that the average n-Gain of
fluency thinking skills of student in control class and experimental
class were 0.62 and 0.76, respectively. Based on hypothesis testing
concluded that guided inquiry learning model was effective to improve
fluency thinking skills of students in reaction rate of chemistry topic.

Keywords: fluency thinking skills, guided inquiry learning, reaction


rate of chemistry

Abstrak : Efektivitas Inkuiri Terbimbing pada Materi Laju Reak-


si dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir Lancar. Penelitian
ini bertujuan untuk mendeskripsikan efektivitas model pembelajaran
inkuiri terbimbing pada materi laju reaksi dalam meningkatkan
kemampuan berpikir lancar siswa. Populasi dalam penelitian ini ada-
lah semua siswa kelas XI MIA SMAN 5 Bandar Lampung. Pengam-
bilan sampel menggunakan teknik purposive sampling, dengan sampel
kelas XI MIA3 dan XI MIA5. Penelitian ini menggunakan metode
kuasi eksperimen dengan non equivalent (pretest and postest) control-
group design. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata n-Gain
kemampuan berpikir lancar pada kelas kontrol dan kelas eksperimen
sebesar 0,62 dan 0,76. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa
model pembelajaran inkuiri terbimbing pada materi laju reaksi efektif
dalam meningkatkan kemampuan berpikir lancar.

Kata kunci: kemampuan berpikir lancar, laju reaksi, model


pembelajaran inkuiri terbimbing

PENDAHULUAN produk dan sikap. Menurut Trow-


bridge dan Bybee (Suyatna, 2009),
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) IPA sebagai proses merupakan meto-
mencakup tiga aspek yaitu proses, de ilmiah yang dimulai dari mencari
2| Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Kimia, Vol. 4, No.1 Edisi April 2015, 1-12

tahu tentang fenomena alam secara pilan (Tim Penyusun, 2013). Terdapat
sistematis; IPA sebagai produk me- lima macam kemampuan berpikir kre-
rupakan kumpulan pengetahuan (body atif, di antaranya adalah kemampuan
of knowledge) yang berupa fakta, berpikir lancar (fluency).
prinsip atau konsep; sedangkan IPA Kemampuan berpikir kreatif
sebagai sikap, dapat diperoleh dengan dapat dilatihkan melalui penerapan
mengembangkan proses IPA seperti model pembelajaran yang berpusat
sikap ingin tahu, menghargai pem- pada siswa dan mengharuskan siswa
buktian, berpikir kritis, kreatif, ber- membangun pengetahuannya sendiri.
bicara, bardasarkan kepada bukti- Berdasarkan hasil observasi
bukti konkrit atau data, dan peduli dan wawancara yang telah dilakukan
terhadap lingkungan. dengan guru kimia SMA Negeri 5
Ilmu kimia adalah salah satu Bandar Lampung diketahui bahwa
rumpun dari IPA. Pengertian kimia kegiatan pembelajaran kimia cende-
menurut Concise Dictionary of Sci- rung masih berpusat pada guru
ence & Computers (Tim Pengembang (teacher centered learning). Pembe-
Ilmu Pendidikan FIP-UPI, 2007) ada- lajaran kimia di SMA Negeri 5
lah sebagai cabang dari IPA, yang Bandar lampung lebih dominan
berkenaan dengan kajian-kajian ten- menggunakan metode ceramah, tetapi
tang struktur dan komposisi materi, terkadang siswa juga dibentuk kelom-
perubahan yang dapat dialami materi pok diskusi. Kegiatan praktikum ha-
dan fenomena-fenomena lain yang nya dilakukan pada materi tertentu sa-
menyertai perubahan materi. Konten ja untuk menerapkankan konsep ki-
ilmu kimia yang berupa konsep, hu- mia yang didapat. Kegiatan pembela-
kum dan teori, merupakan produk jaran seperti ini siswa cenderung ber-
yang dihasilkan dari rangkaian proses tindak sesuai dengan apa yang diins-
kerja ilmiah dengan menggunakan truksikan oleh guru, tanpa berusaha
sikap ilmiah. sendiri untuk memikirkan apa yang
Rangkaian proses kerja ilmiah sebaiknya dilakukan untuk mencapai
dapat berupa kegiatan mengamati, tujuan belajarnya sehingga kemam-
menafsirkan pengamatan, meramal- puan berpikir kreatif khususnya ke-
kan, menerapkan konsep, merencana- mampuan berpikir lancar siswa ren-
kan penelitian, mengomunikasikan dah termasuk pada materi laju reaksi.
penelitian dan mengajukan pertanya- Pembelajaran kimia di sekolah
an. Kegiatan tersebut merupakan ke- seharusnya dapat dikaitkan dengan
giatan yang dapat melatih kemampu- lingkungan di sekitar agar siswa ter-
an berpikir kreatif siswa. Berpikir biasa menyelesaikan masalah di kehi-
kreatif dapat diartikan sebagai suatu dupan sehari-hari dan melatih ke-
proses berpikir yang menghasilkan mampuan berpikir kreatif. Misalnya
bermacam-macam kemungkinan ja- pada materi laju reaksi, contohnya fe-
waban (Munandar, 2008). Penerapan nomena meledaknya bom nuklir yang
berpikir kreatif dalam pemecahan ma- terjadi begitu cepat, serta terbentunya
salah akan menghasilkan banyak ide- korosi yang terjadi begitu lambat. Sa-
ide yang berguna dalam penyelesaian lah satu model pembelajaran yang
masalah. Sehingga Keterampilan ber- menghubungkan pembelajaran kimia
pikir kreatif dijadikan salah satu Stan- dengan kehidupan sehari-hari dan da-
dar Kompetensi Lulusan pada kuri- pat melatih kemampuan berpikir kre-
kulum 2013 untuk dimensi keteram-
Purnomo, et al. Efektivitas Inkuiri Terbimbing pada Materi Laju …. |3

atif siswa adalah model pembelajaran rolit-nonelektrolit efektif dalam me-


inkuiri terbimbing. ningkatkan keterampilan berpikir lan-
Menurut Gulo (Trianto, 2010) car siswa.
inkuiri merupakan suatu rangkaian Oleh karena itu dilakukanlah
kegiatan belajar yang melibatkan se- penelitian ini dengan tujuan untuk
luruh kemampuan siswa untuk men- mendeskripsikan efektifitas model
cari dan menyelidiki secara sistema- pembelajaran inkuiri terbimbing pada
tis, kritis, logis, analitis sehingga me- materi laju reaksi dalam meningkat-
reka dapat merumuskan sendiri pene- kan kemampuan berpikir lancar.
muannya dengan penuh percaya diri.
Terdapat 5 fase pada model pembela- METODE
jaran inkuiri terbimbing yaitu, fase 1)
mengajukan pertanyaan atau perma- Populasi dalam penelitian ini
salahan. Fase 2) yaitu siswa meru- adalah semua siswa kelas XI MIA
muskan hipotesis dari permasalahan. SMA Negeri 5 Bandar Lampung Ta-
Fase 3) yaitu siswa mengumpulkan hun Pelajaran 2014-2015 yang ber-
data. Fase 4) siswa menganalisis da- jumlah 148 siswa. Siswa tersebut
ta. Fase 5) yaitu membuat kesimpu- merupakan satu kesatuan populasi
lan. karena adanya kesamaan-kesamaan
Salah satu hasil penelitian sebagai berikut: (1) Siswa tersebut
yang mengkaji penerapan pembelajar- berada dalam lima kelas yang sama,
an inkuiri terbimbing untuk melatih- yaitu kelas XI MIA SMA Negeri 5
kan kemampuan berpikir lancar sis- Bandar Lampung. (2) Siswa tersebut
wa, diantaranya yaitu Andalan (2013) berada dalam semester yang sama,
yang meneliti model pembelajaran yaitu semester ganjil. (3) Proses pem-
inkuiri terbimbing untuk mening- belajaran menggunakan kurikulum
katkan keterampilan berpikir lancar yang sama yaitu Kurikulum 2013, dan
siswa SMA Negeri 7 Bandar lampung jumlah jam belajar yang sama (empat
pada materi koloid, berdasarkan pe- jam pelajaran dalam setiap minggu).
ngujian hipotesis menunjukkan bah- Pengambilan sampel dilaku-
wa pembelajaran inkuiri terbimbing kan dengan teknik purposive sam-
efektif dalam meningkatkan keteram- pling. Purposive sampling merupa-
pilan berpikir lancar jika dibanding- kan teknik pengambilan sampel yang
kan dengan pembelajaran konven- didasarkan pada suatu pertimbangan
sional. Yanti (2014) yang meneliti tertentu yang dibuat berdasarkan ciri
tentang efektivitas inkuiri terbimbing atau sifat-sifat populasi yang sudah
pada materi larutan elektrolit-non- diketahui sebelumnya (Syaodih,
elektrolit dalam meningkatkan ke- 2009), seperti pada Tabel 1.
terampilan berpikir lancar. Hasil pe- Berdasarkan pertimbangan ke-
ngujian hipotesis menunjukkan bah- mampuan kognitif siswa yang relatif
wa model pembelajaran inkuiri ter- sama, peneliti dengan bantuan guru
bimbing pada materi larutan elek- mitra menentukan dua kelas sampel,

Tabel 1. Desain penelitian Non Eqiuvalent (Pretes and Postes) Control-Group

Pretes Perlakuan Postes


Kelas eksperimen O1 X O2
Kelas kontrol O1 – O2
4| Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Kimia, Vol. 4, No.1 Edisi April 2015, 1-12

yaitu kelas XI MIA3 dan XI MIA5. Penelitian ini menggunakan


Kemudian berdasarkan pengundian, metode kuasi eksperimen dengan Non
diperoleh kelas XI MIA3 sebagai ke- Eqiuvalent (Pretes and Postes) Con-
las eksperimen yang menggunakan trol-Group Design (Creswell, 1997).
model pembelajaran inkuiri terbim- Instrumen yang digunakan pa-
bing, sedangkan kelas XI MIA5 seba- da penelitian ini antara lain silabus,
gai kelas kontrol yang menggunakan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
model pembelajaran konvensional. (RPP), Lembar Kerja Siswa (LKS)
Data yang digunakan dalam kimia yang menggunakan model in-
penelitian ini adalah data hasil tes kuiri terbimbing pada materi laju
sebelum pembelajaran (pretes), hasil reaksi sejumlah enam LKS, soal pre-
tes setelah pembelajaran (postes), ser- tes dan soal postes yang terdiri dari li-
ta data pendukung, yaitu kinerja guru, ma butir soal uraian untuk mengukur
dan afektif serta psikomotor siswa. keterampilan berpikir lancar.
Dalam penelitian ini terdiri Validasi instrumen mengguna-
dari satu variabel bebas dan satu va- kan validitas isi yaitu kesesuaian an-
riabel terikat. Sebagai variabel bebas, tara instrumen dengan ranah atau do-
yaitu pembelajaran menggunakan mo- main yang diukur. Validitas isi ini di-
del inkuiri terbimbing. Sebagai vari- lakukan dengan cara judgement oleh
abel terikat adalah keterampilan ber- dosen pembimbing.
pikir lancar siswa pada materi laju Teknik analisis data dilakukan
reaksi. dengan mengubah skor menjadi nilai

90
83.22
Rata-rata nilai kemampuan berpikir lancar

80
69.86
70

60

50

40 Pretes
29.8
30 Postes
19.93
20

10

0
Kontrol Eksperimen

Kelas penelitian

Gambar 1. Rata-rata nilai pretes dan postes kemampuan berpikir lancar


Purnomo, et al. Efektivitas Inkuiri Terbimbing pada Materi Laju …. |5

dan menghitung n-Gain keterampilan las kontrol di SMA Negeri 5 Bandar


berpikir luwes siswa pada materi laju lampung, diperoleh data rata-rata nilai
reaksi. pretes dan postes kemampuan berpi-
Uji hipotesis yang dilakukan kir lancar siswa, yang ditunjukkan pa-
yaitu uji kesamaan dua rata-rata nilai da Gambar 1.
pretes untuk mengetahui apakah ke- Berdasarkan Gambar 1 terse-
dua sampel memiliki kemampuan but dapat diketahui bahwa rata-rata
kognitif awal yang sama pada materi nilai kemampuan berpikir lancar sis-
laju reaksi, dan uji perbedaan dua wa setelah dilaksanakan pembelajaran
rata-rata n-Gain untuk mengetahui lebih tinggi dari pada sebelum dilak-
efektivitas model pembelajaran inku- sanakan pembelajaran, baik pada ke-
iri terbimbing pada materi laju reaksi las kontrol maupun pada kelas ekspe-
dalam meningkatkan keterampilan rimen.
berpikir luwes siswa. Sebelum dilakukan proses
pembalajaran maka dilakukanlah pre-
HASIL DAN PEMBAHASAN tes, selanjutnya dilakukan uji kesa-
maan dua rata-rata dengan langkah-
Berdasarkan penelitian yang langkah, uji normalitas, uji homoge-
telah dilakukan terhadap siswa kelas nitas,dan uji t. Uji statistik normali-
XI MIA3 sebagai kelas eksperimen tas menggunakan rumus chi kuadrat.
dan siswa kelas XI MIA5 sebagai ke- Berdasarkan hasil perhitungan uji

0.8 0.76
Rata-rata n-Gain kemampuan berpikir lancar

0.7
0.62
0.6
Kelas eksperimen
0.5
Kelas kontrol
0.4

0.3

0.2

0.1

Kelas penelitian

Gambar 2. Rata-rata n-Gain kemampuan berpikir lancar


6| Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Kimia, Vol. 4, No.1 Edisi April 2015, 1-12

normalitas nilai pretes kemampuan wa rata-rata n-Gain kemampuan ber-


berpikir lancar siswa, didapatkan pikir lancar siswa kelas eksperimen
χ hitung sebesar 7,51 pada kelas eks- lebih besar dibandingkan dengan ke-
perimen dan 6,18 untuk kelas control las kontrol. Kemudian untuk menge-
dengan harga χ tabel sebesar 7,81. tahui apakah keseluruhan sampel ber-
Berdasarkan kriteria uji terima H0 jika laku untuk seluruh populasi, maka di-
χ hitung<χ tabel, maka dapat disimpul- lakukan uji perbedaan dua rata-rata
kan bahwa terima H0 atau dengan kata dengan langkah-langkah uji norma-
lain sampel penelitian berasal dari po- litas, dan uji homogenitas, dan uji t.
pulasi yang berdistribusi normal. Berdasarkan hasil perhitungan
Berdasarkan hasil perhitungan uji normalitas n-Gain pada kelas eks-
uji homogenitas nilai pretes siswa di- perimen dan kelas kontrol, didapatkan
dapatkan harga Fhitung untuk kemam- harga χ hitung sebesar 7,55 dan 5,05.
puan berpikir lancar sebesar 1,78, se- Harga χ tabel sebesar 7,81. Berdasar-
dangkan Ftabel yang diperoleh sebesar kan kriteria uji yaitu terima H0 jika
1,83. Berdasarkan kriteria uji, yaitu χ hitung<χ tabel. Disimpulkan bahwa te-
terima H0 jika Fhitung< Ftabel, dapat di- rima H0 atau dengan kata lain sampel
simpulkan bahwa terima H0 atau de- penelitian berasal dari populasi ber-
ngan kata lain kelas penelitian mem- distribusi normal.
punyai varians yang homogen. Berdasarkan hasil perhitungan
Selanjutnya dilakukan uji ke- uji homogenitas n-Gain didapatkan
samaan dua rata-rata nilai pretes sis- harga Fhitung 1,36 dan Ftabel 1,83.
wa. Berdasarkan hasil perhitungan Kriteria uji yaitu terima H0 jika
didapatkan harga thitung untuk kemam- Fhitung<Ftabel. Berdasarkan kriteria uji
puan berpikir lancar siswa sebesar - disimpulkan bahwa terima H0 atau
0,52 sedangkan ttabel sebesar 2,00. dengan kata lain kelas sampel peneli-
Berdasarkan kriteria uji, yaitu terima tian mempunyai varians yang homo-
H0 jika thitung<ttabel, dapat disimpul- gen.
kan bahwa terima H0, artinya rata-rata Setelah dilakukan uji nor-
nilai pretes kemampuan berpikir lan- malitas dan uji homogenitas, selan-
car siswa pada materi laju reaksi di jutnya dilakukan uji perbedaan dua
kelas eksperimen sama dengan rata- rata-rata pada n-Gain. Berdasarkan
rata nilai pretes kemampuan berpikir hasil perhitungan didapatkan harga
lancar pada materi laju reaksi di kelas thitung sebesar 13,39 sedangkan ttabel
kontrol. sebesar 2,00. Berdasarkan kriteria uji
Selanjutnya nilai pretes dan yaitu tolak H0 jika thitung<ttabel. Ber-
Postes kemampuan berpikir lancar dasarkan kriteria uji disimpulkan bah-
siswa digunakan dalam menghitung wa tolak H0, artinya rata-rata kemam-
n-Gain. Berdasarkan perhitungan di- puan berpikir lancar siswa pada ma-
peroleh rata-rata n-Gain kemampuan teri laju reaksi yang diterapkan mo-
berpikir lancar siswa pada kelas kon- del pembelajaran inkuiri terbimbing
trol dan eksperimen, seperti pada lebih tinggi dari pada rata-rata ke-
Gambar 2. mampuan berpikir lancar siswa de-
Pada Gambar 2 tampak bahwa ngan pembelajaran konvensional.
rata-rata n-Gain kemampuan berpikir Berdasarkan perolehan data pada ha-
lancar siswa kelas kontrol sebesar sil penelitian menunjukkan bahwa
0,62, sedangkan kelas eksperimen se- pembelajaran menggunakan model
besar 0,76. Hal ini menunjukkan bah- inkuiri terbimbing efektif dalam me-
Purnomo, et al. Efektivitas Inkuiri Terbimbing pada Materi Laju …. |7

ningkatkan kemampuan berpikir lan- reaksi tersebut?” Pada saat guru mem-
car siswa pada materi laju reaksi. Un- persilahkan siswa untuk menjawab
tuk mendeskripsikan efektivitas mo- permasalahan tersebut belum ada sis-
del pembelajaran inkuri terbimbing, wa yang mau menjawab. Setelah gu-
berikut ini dipaparkan tahapan pem- ru mempersilakannya lagi ada 1 ke-
belajaran inkuri terbimbing pada ma- lompok yang mau menjawab, “yang
teri laju reaksi di kelas eksperimen. menyebabkannya yaitu, waktu yang
Sebelum pembelajaran dengan inkuiri dibutuhkan, jenis zat, katalisator, luas
terbimbing diterapkan, guru meng- permukaan, serta suhu, dan laju reaksi
kondisikan siswa untuk duduk ber- yaitu banyaknya pereaksi yang me-
sama teman kelompoknya. Pada ke- ngalami perubahaan persatuan waktu
las eksperimen ini terdapat 7 kelom- atau banyaknya hasil reaksi yang
pok yang beranggotakan 4-5 siswa, terbentuk persatuan waktu.
kemudian pada setiap kelompok di- Pada pertemuan kedua, siswa
beri LKS berbasis pembelajaran in- sudah mulai aktif menjawab permasa-
kuiri terbimbing pada tiap pertemuan. lahan-permasalahan yang diberikan.
Pada LKS 2 guru memberikan feno-
Tahap 1. Mengajukan pertanyaan mena tentang dua ibu yang sedang
atau permasalahan merendam pakaian anaknya yang ko-
Pada pelaksanaan pembela- tor akibat noda coklat menggunakan
jaran di kelas, guru memulai pembe- pemutih dengan konsentrasi/ takaran
lajaran pada setiap pertemuan dengan yang berbeda. Ibu Ari menggunakan
menyampaikan indikator dan tujuan takaran 3 tutup botol pemutih/2 liter
pembelajaran. Selanjutnya guru me- air, sedangkan ibu Farhan mengguna-
ngajukan fenomena-fenomena yang kan takaran 5 tutup botol pemutih/2
menimbulkan pertanyaan dan meman- liter air. Kemudian siswa diberikan
cing rasa ingin tahu siswa, sehingga permasalahan “Bagaimana pengaruh
siswa menjadi lebih termotivasi da- konsentrasi terhadap laju reaksi” ke-
lam mencari pemecahan masalah ter- lompok 3 menjawab ”Semakin ba-
sebut. Dalam tahap ini, guru hanya nyak konsentrasi, maka laju reaksinya
bertugas membimbing siswa untuk lebih cepat.” Kemudian kelompok 1
mengidentifikasi masalah. menjawab “Semakin banyak konsen-
Pada pertemuan pertama yaitu trasi, maka laju reaksinya semakin
ketika membahas LKS 1, guru mem- cepat.” Pada LKS 3 diberikan feno-
berikan suatu fenomena tentang reak- mena tentang pembakaran kayu yang
si kimia yang terjadi dalam kehidupan digunakan untuk proses memasak.
sehari-hari, misalnya terbakarnya ker- Guru memberikan pertanyaan, per-
tas, proses berkaratnya besi, meledak- nahkah anda membandingkan ba-
nya bom atom, serta berubahnya da- gaimana jika membakar kayu dalam
ging buah apel menjadi coklat ketika keadaan gelondongan dengan kayu
dibelah. Dalam fenomena tersebut yang sudah dibelah. Kemudian
ada reaksi kimia yang berlangsung diberikan permasalahan yaitu
lambat, cepat, dan sangat cepat. Dari “Mengapa ukuran partikel (ukuran
fenomena tersebut kemudian guru kayu) itu mempengaruhi luas permu-
mengajukan permasalahan “ Jelaskan kaan bidang sentuh?, dan mengapa lu-
apa yang menyebabkan laju setiap as permukaan bidang sentuh dapat
reaksi kimia dapat berbedabeda?, dan mempengaruhi laju reaksi?” Siswa
apa yang di maksud dengan laju kelompok 1 menjawab “Karena sema-
8| Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Kimia, Vol. 4, No.1 Edisi April 2015, 1-12

kin luas permukaan bidang sentuh, baik. Guru bertugas membimbing


maka semakin banyak kemungkinan siswa dalam menentukan hipotesis
terjadinya tabrakan antara partikel- yang relevan dengan permasalahan.
partikel pereaksi sehingga semakin Selanjutnya, guru memberikan ke-
cepat reaksinya.” Sedangkan siswa sempatan pada siswa untuk menyam-
kelompok 5 memberi jawaban “Ka- paikan pendapat mereka mengenai
rena, makin luas permukaan bidang hipotesis yang relevan dengan perma-
sentuh, maka makin banyak kemung- salahan yang diberikan berdasarkan
kinan terjadinya tabrakan antara par- pengetahuan awal dan informasi yang
tikel-partikel pereaksi sehingga makin diperoleh siswa.
cepat reaksinya.” Dalam tahap ini, siswa ber-
Pada pertemuan pertama, sis- diskusi dan bekerja sama dalam ke-
wa masih ragu-ragu mengajukan pen- lompok untuk menjawab pertanyaan
dapatnya untuk menjawab permasa- dan menetapkan hipotesis dari perma-
lahan yang diberikan karena siswa be- salahan tersebut. Siswa telah terbiasa
lum terbiasa dilatih untuk melakukan- bekerja sama dalam diskusi kelom-
nya. pada pertemuan ini siswa dibe- pok. Kegiatan siswa pada tahap ini
rikan motivasi supaya mampu me- sekaligus melatih kemampuan ber-
ngembangkan pola pikirnya untuk pikir lancar terutama pada indikator
menjawab permasalahan yang ada. kemampuan dapat dengan cepat meli-
Pada pertemuan kedua dan seterus- hat kesalahan dan kelemahan dari su-
nya, siswa sudah mulai aktif menja- atu objek atau situasi, dimana siswa
wab permasalahan dari guru tanpa dilatih untuk menganalisis dengan ce-
ragu-ragu. pat mengetahui adanya kesalahan dan
Informasi dan pertanyaan- kelemahan dari suatu objek atau si-
pertanyaan yang diajukan itu dilaku- tuasi dengan lancar dalam diskusi ke-
kan agar siswa menyadari adanya lompok yang bertujuan menetapkan
suatu permasalahan tertentu. Perta- hipotesis dari masalah yang ada, dan
nyaan yang diberikan juga sekaligus menuliskan hasil diskusi mereka ter-
memberikan kesempatan bagi siswa sebut dalam LKS.
untuk berpikir kreatif dalam meme- Pada pertemuan pertama, yai-
cahkan masalah dimana siswa mampu tu pembahasan LKS 1 siswa masih
memberikan penyelesaian masalah mengalami kesulitan dalam merumus-
melalui ide-ide yang baru dan menge- kan hipotesis, hal ini terlihat dari ru-
mukakan jawaban-jawaban yang musan hipotesis yang tidak sesuai de-
mungkin atas permasalahan yang di- ngan permasalahan yang diungkap-
ajukan oleh guru. kan. Kelompok 4 merumuskan hipo-
tesis “Laju reaksi adalah kecepatan
Tahap 2. Merumuskan hipotesis reaksi pada objek tertentu dalam wak-
Pada tahap ini, siswa kembali tu tertentu,” hipotesis yang seharus-
berdiskusi dan bekerja sama dalam nya adalah laju berkurangnya pere-
kelompok untuk menjawab pertanya- aksi persatuan waktu atau laju ber-
an dan merumuskan hipotesis dari tambahnya hasil reaksi persatuan
permasalahan yang ada pada LKS. waktu.
Siswa juga diberi kesempatan untuk Pada pertemuan kedua, siswa
mencari informasi sebanyak-banyak- sudah mulai memahami bagaimana
nya dari berbagai sumber agar dapat cara merumuskan hipotesis yang te-
merumuskan hipotesisnya dengan pat. Pada LKS 2 permasalahan yang
Purnomo, et al. Efektivitas Inkuiri Terbimbing pada Materi Laju …. |9

diberikan adalah “Bagaimana penga- yang ada pada LKS, sehingga terjadi
ruh konsentrasi terhadap laju reaksi?”. proses menuju kesetimbangan antara
Siswa dari kelompok 4 merumuskan konsep-konsep yang telah dimiliki
hipotesis “Semakin besar konsentrasi, siswa dengan konsep-konsep yang
maka laju reaksi semakin cepat.” Se- baru dipelajari.
dangkan siswa kelompok 1 merumus- Salah satu kegiatan yang di-
kan hipotesis “Semakin banyak kon- lakukan pada tahap pengumpulan data
sentrasi, maka laju reaksinya lebih ini adalah melakukan percobaan. Per-
cepat.” Pada LKS 3 permasalahan cobaan dilakukan pada pertemuan ke-
yang diberikan yaitu “Mengapa uku- dua. Percobaan ini bertujuan membe-
ran partikel (ukuran kayu) itu mem- rikan kesempatan bagi siswa untuk
pengaruhi luas permukaan bidang memanfaatkan panca indera semaksi-
sentuh?, dan mengapa luas permu- mal mungkin dalam mengamati feno-
kaan bidang sentuh dapat mempe- mena-fenomena yang terjadi. Kegi-
ngaruhi laju reaksi?” Siswa kelom- atan ini mampu meningkatkan ke-
pok 1 merumuskan hipotesis “Karena mampuan psikomotor, yaitu kemam-
semakin luas permukaan bidang sen- puan menyiapkan dan menggunakan
tuh, maka semakin banyak kemung- alat dan bahan yang akan digunakan
kinan terjadinya tabrakan antara par- dalam praktikum serta kemampuan
tikel-partikel pereaksi sehingga sema- mengamati perubahan yang terjadi.
kin cepat reaksinya.” Sedangkan sis- Pada praktikum LKS 2 terlihat
wa kelompok 5 merumuskan hipo- bahwa kemampuan psikomotor siswa
tesis “Karena, makin luas permukaan masih terlihat kurang. Hal ini dapat
bidang sentuh, maka makin banyak dilihat ketika siswa menggunakan alat
kemungkinan terjadinya tabrakan an- praktikum, misalnya dalam menggu-
tara partikel-partikel pereaksi sehing- nakan pipet tetes dan gelas ukur, sis-
ga makin cepat reaksinya. wa masih kurang memahami bagai-
Awalnya siswa belum begitu mana cara memegang dan menggu-
mahir dalam merumuskan hipotesis, nakan pipet tetes dengan benar dan
namun dengan bimbingan guru dan bagaimana mengukur volume larutan
latihan pada tiap pertemuannya, siswa dengan benar. Namun dengan arahan
mampu merumuskan hipotesis de- dan bimbingan dari guru pada setiap
ngan baik. Perkembangan ini terlihat praktikum, siswa mulai terampil da-
pada pertemuan kedua dan pertemuan lam penggunaan alat praktikum dalam
selanjutnya dimana setiap kelompok kegiatan selanjutnya. Selain itu, antu-
telah mampu merumuskan hipotesis siasme siswa sangat tinggi selama
dengan baik dan relevan dengan per- mengikuti kegiatan praktikum. Siswa
masalahan yang diberikan. melakukan praktikum sesuai dengan
prosedur percobaan yang telah diran-
Tahap 3. Mengumpulkan data cang oleh guru, lalu siswa diminta un-
Hipotesis digunakan untuk tuk mengamati perubahan yang terja-
menuntun proses pengumpulan data. di serta menuliskan hasil percobaan
Pada tahap ini siswa akan mencari ta- pada tabel pengamatan di LKS.
hu kebenaran hipotesis yang mereka
kemukakan melalui percobaan, meng- Tahap 4. Analisis data
amati gambar submikroskopik suatu Pada tahap ini guru membim-
larutan, melengkapi tabel hasil penga- bing siswa dalam menganalis data ha-
matan, dan menjawab pertanyaan sil percobaan yang telah dilakukan,
10| Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Kimia, Vol. 4, No.1 Edisi April 2015, 1-12

siswa berdiskusi dalam kelompoknya pada LKS 1, hanya beberapa kelom-


untuk menjawab pertanyaan-perta- pok saja yang menjawab dengan baik
nyaan yang terdapat pada LKS. Per- yaitu “ laju reaksi adalah bertambah-
tanyaan-pertanyaan ini disusun secara nya konsentrasi produk atau berku-
konstruktif untuk memudahkan siswa rangnya konsentrasi pereaksi persa-
dalam menemukan konsep. Pada ta- tuan waktu,” akan tetapi dengan bim-
hap ini siswa berdiskusi dalam ke- bingan guru kesimpulan yang dibuat
lompoknya untuk menjawab perta- oleh siswa dalam menjawab LKS se-
nyaan-pertanyaan pada LKS. Kemu- lanjutnya menjadi terarah dan sesuai
dian siswa dibimbing untuk mengem- dengan masalah yang diberikan. Ke-
bangkan kemampuan berpikir dan pe- mudian guru meminta siswa untuk
nguasaan konsep yang mereka miliki. mempresentasikan hasilnya dengan
Kelompok siswa dengan kemampuan siswa yang lain dan memberikan pen-
kognitif tinggi membantu atau me- jelasan sehingga pada akhirnya dida-
ngajari siswa yang berkemampuan patkan kesimpulan dari pemecahan
kognitif rendah. Hal ini mengaki- masalah tersebut.
batkan diskusi kelompok antar siswa Pada pertemuan pertama, sis-
menjadi aktif, sehingga siswa antusias wa masih belum berani mempresen-
berdiskusi dengan teman kelompok- tasikan hasil diskusi. Guru terlebih
nya. dahulu harus menunjuk siswa untuk
Pada tahap ini, guru meminta mempresentasikan hasil diskusi yang
siswa untuk menyampaikan hasil telah mereka buat. Akan tetapi, pada
analisis data kelompoknya secara pertemuan selanjutnya banyak siswa
lisan kepada teman-teman lainnya. sudah terbiasa dan terlihat antusias
Hal ini bertujuan untuk melatih ke- untuk menyampaikan kesimpulan
mampuan berkomunikasi siswa de- yang mereka buat. Hal ini sesuai de-
ngan teman-teman sebayanya. Guru ngan tujuan penerapan inkuiri terbim-
menunjuk kelompok lain untuk me- bing, yang dirancang untuk memban-
nyampaikan hasil analisis data ke- tu siswa mengembangkan kemampu-
lompoknya. Guru bersama siswa da- an berpikir, kemampuan menyelesai-
lam kelompok saling mengoreksi pe- kan masalah, dan menjadi pelajar
kerjaan kelompoknya, dan apabila ada yang mandiri dan otonom (Arends
pekerjaan kelompok yang salah, maka dalam Marlinda, 2012).
siswa dapat langsung memperbaiki- Berdasarkan proses pembe-
nya. lajaran pada kelas eksperimen diatas,
kemampuan berpikir lancar siswa pa-
Tahap 5. Membuat kesimpulan da materi laju reaksi pada kelas eks-
Pada tahap ini guru mem- perimen lebih tinggi dari pada kelas
bimbing siswa dalam membuat ke- kontrol. Hal ini menandakan bahwa
simpulan berdasarkan hasil pengum- pembelajaran di kelas eksperimen ini
pulan data dan analisis data yang te- berhasil efektif dalam meningkatkan
lah dilakukan siswa. Pada tahap ini kemampuan berpikir lancar dan me-
juga, dapat dilihat bahwa siswa sema- latih kemampuan afektif serta psiko-
kin baik dalam hal membuat kesimpu- motor siswa. Hal ini terlihat dari ke-
lan dan merumuskan penyelesaian antusiasan siswa dalam mengikuti
masalah. Pada mulanya, kesimpulan pembelajaran. Banyak siswa yang
yang dibuat tidak begitu relavan de- awalnya pasif dalam kegiatan belajar
ngan masalah yang diberikan, misal menjadi aktif. Kemampuan afektif
Purnomo, et al. Efektivitas Inkuiri Terbimbing pada Materi Laju …. |11

dan psikomotor siswa banyak ditun- Meningkatkan Keterampilam Ber-


jukkan selama kegiatan pembelajaran, pikir Lancar Siswa. Skripsi. Bandar
baik dalam bertanya kepada guru, Lampung: FKIP Unila.
diskusi dalam kelompok, serta dalam
melakukan percobaan. Creswell, J.W. 1997.
Meskipun seperti yang telah Research De-sign Qualitative,
diuraikan bahwa banyak perkemba- Quantitative, And Mixed Methods
ngan yang siswa dapatkan dengan pe- Approaches Second Edition. New
nerapan pembelajaran inkuiri terbim- Delhi: Sage Publications.
bing, tidak berarti penerapan pembe-
lajaran ini tanpa hambatan. Selama Marlinda, M. 2012.
ini siswa memperoleh konsep secara Efektivitas Model Pembelajaran
langsung dari guru mereka, namun Inkuiri Terbimbing dalam Meningkat-
dalam pembelajaran inkuiri terbim- kan Keterampilan Menyebutkan
bing ini mereka harus menemukan Contoh dan Mengidentifikasi Kesim-
dan membangun konsep sendiri se- pulan pada Materi Laju Reaksi.
hinga tahap demi tahapan pembelaja- Skripsi. Bandar Lampung: FKIP
ran ini berlangsung lebih lama. Unila.
Berdasarkan proses pembe-
lajaran pada kelas eksperimen yang Munandar, U. 2008. Pengem-
telah diungkapkan di atas, menjadi bangan Kreativitas Anak Berbakat.
hal wajar jika kemampuan berpikir Jakarta: Rineka Cipta.
lancar di kelas eksperimen dapat di-
tingkatkan. Melihat model pembela- Suyatna, A. 2009. Penerapan
jaran yang digunakan pada kelas eks- Model Pembelajaran Astronomi Ber-
perimen memiliki keunggulan jika di- basis Inkuiri dan Eksplorasi Serta
bandingkan kelas kontrol yang meng- Berorientasi Pemberian Contoh untuk
gunakan model konvensional. Calon Guru Fisika. Jurnal Pendi-
dikan. 1-11
SIMPULAN
Syaodih, N. 2009. Metode
Berdasarkan hasil penelitian Penelitian Pendidikan. PT. Bandung:
dan pembahasan disimpulkan bahwa Remaja Rosdakarya.
rata-rata n-Gain kemampuan berpikir
lancar dengan model pembelajaran Tim Pengembang Ilmu Pendi-
inkuiri terbimbing lebih tinggi dari dikan FIP-UPI. 2007. Ilmu dan Apli-
pada rata-rata n-Gain kemampuan kasi Pendidikan Bagian III : Pen-
berpikir lancar dengan pembelajaran didikan Disiplin Ilmu. Bandung:
konvensional. Model pembelajaran Penerbit Imtima.
inkuiri terbimbing pada materi laju
reaksi efektif dalam meningkatkan Tim Penyusun. 2013. Standar
kemampuan berpikir lancar. Kom-petensi Lulusan (SKL), Kompe-
tensi Inti (KI), Kompetensi Dasar
DAFTAR PUSTAKA (KD). Jakarta: Kementerian Pendi-
dikan dan Kebudayaan.
Andalan, M. 2013. Efektivitas
Model Pembelajaran Inkuiri Terbim- Trianto. 2010. Model Pembel-
bing pada Materi Koloid dalam ajaran Terpadu, Konsep, Strategi dan
12| Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Kimia, Vol. 4, No.1 Edisi April 2015, 1-12

Implementasinya dalam Kurikulum


Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
Jakarta: Bumi Aksara.

Yanti, D.M. 2014. Efektivitas


Model Inkuiri Terbimbing pada
Materi Larutan Elektrolit-Non elek-
trolit dalam Meningkatkan Kete-
rampilan Berpikir Lancar Siswa.
Skripsi. Bandar Lampung: FKIP
Unila.

Anda mungkin juga menyukai