|1
tahu tentang fenomena alam secara pilan (Tim Penyusun, 2013). Terdapat
sistematis; IPA sebagai produk me- lima macam kemampuan berpikir kre-
rupakan kumpulan pengetahuan (body atif, di antaranya adalah kemampuan
of knowledge) yang berupa fakta, berpikir lancar (fluency).
prinsip atau konsep; sedangkan IPA Kemampuan berpikir kreatif
sebagai sikap, dapat diperoleh dengan dapat dilatihkan melalui penerapan
mengembangkan proses IPA seperti model pembelajaran yang berpusat
sikap ingin tahu, menghargai pem- pada siswa dan mengharuskan siswa
buktian, berpikir kritis, kreatif, ber- membangun pengetahuannya sendiri.
bicara, bardasarkan kepada bukti- Berdasarkan hasil observasi
bukti konkrit atau data, dan peduli dan wawancara yang telah dilakukan
terhadap lingkungan. dengan guru kimia SMA Negeri 5
Ilmu kimia adalah salah satu Bandar Lampung diketahui bahwa
rumpun dari IPA. Pengertian kimia kegiatan pembelajaran kimia cende-
menurut Concise Dictionary of Sci- rung masih berpusat pada guru
ence & Computers (Tim Pengembang (teacher centered learning). Pembe-
Ilmu Pendidikan FIP-UPI, 2007) ada- lajaran kimia di SMA Negeri 5
lah sebagai cabang dari IPA, yang Bandar lampung lebih dominan
berkenaan dengan kajian-kajian ten- menggunakan metode ceramah, tetapi
tang struktur dan komposisi materi, terkadang siswa juga dibentuk kelom-
perubahan yang dapat dialami materi pok diskusi. Kegiatan praktikum ha-
dan fenomena-fenomena lain yang nya dilakukan pada materi tertentu sa-
menyertai perubahan materi. Konten ja untuk menerapkankan konsep ki-
ilmu kimia yang berupa konsep, hu- mia yang didapat. Kegiatan pembela-
kum dan teori, merupakan produk jaran seperti ini siswa cenderung ber-
yang dihasilkan dari rangkaian proses tindak sesuai dengan apa yang diins-
kerja ilmiah dengan menggunakan truksikan oleh guru, tanpa berusaha
sikap ilmiah. sendiri untuk memikirkan apa yang
Rangkaian proses kerja ilmiah sebaiknya dilakukan untuk mencapai
dapat berupa kegiatan mengamati, tujuan belajarnya sehingga kemam-
menafsirkan pengamatan, meramal- puan berpikir kreatif khususnya ke-
kan, menerapkan konsep, merencana- mampuan berpikir lancar siswa ren-
kan penelitian, mengomunikasikan dah termasuk pada materi laju reaksi.
penelitian dan mengajukan pertanya- Pembelajaran kimia di sekolah
an. Kegiatan tersebut merupakan ke- seharusnya dapat dikaitkan dengan
giatan yang dapat melatih kemampu- lingkungan di sekitar agar siswa ter-
an berpikir kreatif siswa. Berpikir biasa menyelesaikan masalah di kehi-
kreatif dapat diartikan sebagai suatu dupan sehari-hari dan melatih ke-
proses berpikir yang menghasilkan mampuan berpikir kreatif. Misalnya
bermacam-macam kemungkinan ja- pada materi laju reaksi, contohnya fe-
waban (Munandar, 2008). Penerapan nomena meledaknya bom nuklir yang
berpikir kreatif dalam pemecahan ma- terjadi begitu cepat, serta terbentunya
salah akan menghasilkan banyak ide- korosi yang terjadi begitu lambat. Sa-
ide yang berguna dalam penyelesaian lah satu model pembelajaran yang
masalah. Sehingga Keterampilan ber- menghubungkan pembelajaran kimia
pikir kreatif dijadikan salah satu Stan- dengan kehidupan sehari-hari dan da-
dar Kompetensi Lulusan pada kuri- pat melatih kemampuan berpikir kre-
kulum 2013 untuk dimensi keteram-
Purnomo, et al. Efektivitas Inkuiri Terbimbing pada Materi Laju …. |3
90
83.22
Rata-rata nilai kemampuan berpikir lancar
80
69.86
70
60
50
40 Pretes
29.8
30 Postes
19.93
20
10
0
Kontrol Eksperimen
Kelas penelitian
0.8 0.76
Rata-rata n-Gain kemampuan berpikir lancar
0.7
0.62
0.6
Kelas eksperimen
0.5
Kelas kontrol
0.4
0.3
0.2
0.1
Kelas penelitian
ningkatkan kemampuan berpikir lan- reaksi tersebut?” Pada saat guru mem-
car siswa pada materi laju reaksi. Un- persilahkan siswa untuk menjawab
tuk mendeskripsikan efektivitas mo- permasalahan tersebut belum ada sis-
del pembelajaran inkuri terbimbing, wa yang mau menjawab. Setelah gu-
berikut ini dipaparkan tahapan pem- ru mempersilakannya lagi ada 1 ke-
belajaran inkuri terbimbing pada ma- lompok yang mau menjawab, “yang
teri laju reaksi di kelas eksperimen. menyebabkannya yaitu, waktu yang
Sebelum pembelajaran dengan inkuiri dibutuhkan, jenis zat, katalisator, luas
terbimbing diterapkan, guru meng- permukaan, serta suhu, dan laju reaksi
kondisikan siswa untuk duduk ber- yaitu banyaknya pereaksi yang me-
sama teman kelompoknya. Pada ke- ngalami perubahaan persatuan waktu
las eksperimen ini terdapat 7 kelom- atau banyaknya hasil reaksi yang
pok yang beranggotakan 4-5 siswa, terbentuk persatuan waktu.
kemudian pada setiap kelompok di- Pada pertemuan kedua, siswa
beri LKS berbasis pembelajaran in- sudah mulai aktif menjawab permasa-
kuiri terbimbing pada tiap pertemuan. lahan-permasalahan yang diberikan.
Pada LKS 2 guru memberikan feno-
Tahap 1. Mengajukan pertanyaan mena tentang dua ibu yang sedang
atau permasalahan merendam pakaian anaknya yang ko-
Pada pelaksanaan pembela- tor akibat noda coklat menggunakan
jaran di kelas, guru memulai pembe- pemutih dengan konsentrasi/ takaran
lajaran pada setiap pertemuan dengan yang berbeda. Ibu Ari menggunakan
menyampaikan indikator dan tujuan takaran 3 tutup botol pemutih/2 liter
pembelajaran. Selanjutnya guru me- air, sedangkan ibu Farhan mengguna-
ngajukan fenomena-fenomena yang kan takaran 5 tutup botol pemutih/2
menimbulkan pertanyaan dan meman- liter air. Kemudian siswa diberikan
cing rasa ingin tahu siswa, sehingga permasalahan “Bagaimana pengaruh
siswa menjadi lebih termotivasi da- konsentrasi terhadap laju reaksi” ke-
lam mencari pemecahan masalah ter- lompok 3 menjawab ”Semakin ba-
sebut. Dalam tahap ini, guru hanya nyak konsentrasi, maka laju reaksinya
bertugas membimbing siswa untuk lebih cepat.” Kemudian kelompok 1
mengidentifikasi masalah. menjawab “Semakin banyak konsen-
Pada pertemuan pertama yaitu trasi, maka laju reaksinya semakin
ketika membahas LKS 1, guru mem- cepat.” Pada LKS 3 diberikan feno-
berikan suatu fenomena tentang reak- mena tentang pembakaran kayu yang
si kimia yang terjadi dalam kehidupan digunakan untuk proses memasak.
sehari-hari, misalnya terbakarnya ker- Guru memberikan pertanyaan, per-
tas, proses berkaratnya besi, meledak- nahkah anda membandingkan ba-
nya bom atom, serta berubahnya da- gaimana jika membakar kayu dalam
ging buah apel menjadi coklat ketika keadaan gelondongan dengan kayu
dibelah. Dalam fenomena tersebut yang sudah dibelah. Kemudian
ada reaksi kimia yang berlangsung diberikan permasalahan yaitu
lambat, cepat, dan sangat cepat. Dari “Mengapa ukuran partikel (ukuran
fenomena tersebut kemudian guru kayu) itu mempengaruhi luas permu-
mengajukan permasalahan “ Jelaskan kaan bidang sentuh?, dan mengapa lu-
apa yang menyebabkan laju setiap as permukaan bidang sentuh dapat
reaksi kimia dapat berbedabeda?, dan mempengaruhi laju reaksi?” Siswa
apa yang di maksud dengan laju kelompok 1 menjawab “Karena sema-
8| Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Kimia, Vol. 4, No.1 Edisi April 2015, 1-12
diberikan adalah “Bagaimana penga- yang ada pada LKS, sehingga terjadi
ruh konsentrasi terhadap laju reaksi?”. proses menuju kesetimbangan antara
Siswa dari kelompok 4 merumuskan konsep-konsep yang telah dimiliki
hipotesis “Semakin besar konsentrasi, siswa dengan konsep-konsep yang
maka laju reaksi semakin cepat.” Se- baru dipelajari.
dangkan siswa kelompok 1 merumus- Salah satu kegiatan yang di-
kan hipotesis “Semakin banyak kon- lakukan pada tahap pengumpulan data
sentrasi, maka laju reaksinya lebih ini adalah melakukan percobaan. Per-
cepat.” Pada LKS 3 permasalahan cobaan dilakukan pada pertemuan ke-
yang diberikan yaitu “Mengapa uku- dua. Percobaan ini bertujuan membe-
ran partikel (ukuran kayu) itu mem- rikan kesempatan bagi siswa untuk
pengaruhi luas permukaan bidang memanfaatkan panca indera semaksi-
sentuh?, dan mengapa luas permu- mal mungkin dalam mengamati feno-
kaan bidang sentuh dapat mempe- mena-fenomena yang terjadi. Kegi-
ngaruhi laju reaksi?” Siswa kelom- atan ini mampu meningkatkan ke-
pok 1 merumuskan hipotesis “Karena mampuan psikomotor, yaitu kemam-
semakin luas permukaan bidang sen- puan menyiapkan dan menggunakan
tuh, maka semakin banyak kemung- alat dan bahan yang akan digunakan
kinan terjadinya tabrakan antara par- dalam praktikum serta kemampuan
tikel-partikel pereaksi sehingga sema- mengamati perubahan yang terjadi.
kin cepat reaksinya.” Sedangkan sis- Pada praktikum LKS 2 terlihat
wa kelompok 5 merumuskan hipo- bahwa kemampuan psikomotor siswa
tesis “Karena, makin luas permukaan masih terlihat kurang. Hal ini dapat
bidang sentuh, maka makin banyak dilihat ketika siswa menggunakan alat
kemungkinan terjadinya tabrakan an- praktikum, misalnya dalam menggu-
tara partikel-partikel pereaksi sehing- nakan pipet tetes dan gelas ukur, sis-
ga makin cepat reaksinya. wa masih kurang memahami bagai-
Awalnya siswa belum begitu mana cara memegang dan menggu-
mahir dalam merumuskan hipotesis, nakan pipet tetes dengan benar dan
namun dengan bimbingan guru dan bagaimana mengukur volume larutan
latihan pada tiap pertemuannya, siswa dengan benar. Namun dengan arahan
mampu merumuskan hipotesis de- dan bimbingan dari guru pada setiap
ngan baik. Perkembangan ini terlihat praktikum, siswa mulai terampil da-
pada pertemuan kedua dan pertemuan lam penggunaan alat praktikum dalam
selanjutnya dimana setiap kelompok kegiatan selanjutnya. Selain itu, antu-
telah mampu merumuskan hipotesis siasme siswa sangat tinggi selama
dengan baik dan relevan dengan per- mengikuti kegiatan praktikum. Siswa
masalahan yang diberikan. melakukan praktikum sesuai dengan
prosedur percobaan yang telah diran-
Tahap 3. Mengumpulkan data cang oleh guru, lalu siswa diminta un-
Hipotesis digunakan untuk tuk mengamati perubahan yang terja-
menuntun proses pengumpulan data. di serta menuliskan hasil percobaan
Pada tahap ini siswa akan mencari ta- pada tabel pengamatan di LKS.
hu kebenaran hipotesis yang mereka
kemukakan melalui percobaan, meng- Tahap 4. Analisis data
amati gambar submikroskopik suatu Pada tahap ini guru membim-
larutan, melengkapi tabel hasil penga- bing siswa dalam menganalis data ha-
matan, dan menjawab pertanyaan sil percobaan yang telah dilakukan,
10| Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Kimia, Vol. 4, No.1 Edisi April 2015, 1-12