Anda di halaman 1dari 8

PENGARUH MASSAGE ENDORPHINE TERHADA PPRODUKSI ASI

PADA IBU POST PARTUM DI WILAYAH KERJA


PUSKESMAS MERDEKA PALEMBANG
TAHUN 2019

Dwi Erika Safitri1, Prahardian Putri2, Sukma Wicaturatmashudi3


Poltekkes Kemenkes Palembang
Program Studi Diploma IV Keperawatan
Email: safitridwierika@gmail.com

ABSTRAK

Metode massage endorphin digunakan sebagai alternatif cara memberikan kenyamanan


untuk rasa nyeri pada persalinan. Endorphin dikenal sebagai zat yang banyak manfaatnya.
Pijat endorphin dapat merangsang pengeluaran hormon endorphin dan dapat merangsang
munculnya refleks proklatin dan oksitosin sehingga meningkatkan volume dan produksi ASI.
Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah pre-ekksperimen dengan menggunakan
rancangan one-group pretest-posttest. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu Postpartum di
Wilayah Kerja Puskesmas Merdeka Palembang Tahun 2019. Penentuan sampel dengan
metode purposive sampling sebanyak 10 responden. Analisis yang digunakan pada penelitian
ini adalah analisis univariat dan bivariat. Untuk analisa bivariat menggunakan uji dependent
T-test pada produksi ASI. Hasil penelitian ini adalah ada pengaruh massage endorphine
terhadap produksi ASI ibu postpartum yang menunjukan nilai p value 0,000 dimana nilai p <
α 0,05. Hal ini menunjukan bahwa terdapat perubahan yang signifikan produksi ASI ibu
postpartum sebelum dan sesudah dilakukann massage endorphine. Penelitian ini
direkomendasikan agar intervensi ini perlu dijadikan prosedur tetap sebagai pelayanan
postpartum untuk ibu menyusui agar dapat melakukan massage endorphine untuk
memperbaiki produksi ASI.

Kata Kunci : Massage Endorphine


Daftar Pustaka : (2010-2018)

PENDAHULUAN Produksi ASI pada ibu nifas di


pengaruhi oleh perawatan payudara,
Poltekkes Kemenkes Palembang
karena perawatan payudara merupakan Untuk mengetahui pengaruh
suatu tindakan yang sangat penting massage endorphine terhadap produksi
bagi ibu pada masa nifas terutama untuk ASI pada ibu post partum di wilayah
memperlancar produksi ASI. Perawatan kerja Puskesmas Merdeka Palembang
payudara harus dilakukan sedini Tahun 2019
mungkin untuk merangsang kelenjar-
kelenjar air susu melalui pemijatan. 2. Tujuan Khusus
Tujuan perawatan payudara setelah a. Diketahuinya karakteristik
melahirkan, salah satunya adalah untuk responden meliputi : usia,
meningkatkan produksi ASI. Semakin pendidikan, dan pekerjaan,
banyak ASI yang diproduksi akan paritas ibu.
memicu untuk pemberian ASI eksklusif. b. Diketahuinya rata-rata produksi
Menurut data WHO (2016), ASI sebelum dilakukan massage
cakupan ASI eksklusif di seluruh endorphine pada ibu post partum
dunia hanya sekitar 36% selama periode di wilayah kerja puskesmas
2007-2014. Berdasarkan hasil Riskesdas merdeka palembang.
(2012), cakupan pemberian ASI eksklusif c. Diketahuinya rata-rata produksi
di Indonesia sebesar 54,3%, dimana ASI setelah dilakukan massage
persentase tertinggi terdapat di Provinsi endorphine pada ibu post partum
NTB sebesar 79,7% dan terendah di di wilayah kerja Puskesmas
Provinsi Maluku sebesar 25,2% Merdeka palembang
(Balitbangkes, 2013). d. Diketahuinya pengaruh massage
endorphine terhadap produksi
Menurut data Profil Kesehatan ASI pada ibu post partum di
Indonesia pada tahun 2012 persentase wilayah kerja Puskesmas
cakupan pemberian ASI di Indonesia Merdeka palembang.
sebesar 48.6%. Persentase pemberian
ASI tertinggi adalah di provinsi Nusa METODE PENELITIAN
Tenggara Barat sebesar 69.84% dan
sedangkan Jawa Tengah sendiri Jenis penelitian ini adalah penelitian
menempati urutan 6 terendah yaitu kuantitatif, dengan menggunakan desain
sebesar 34.38% dan di semarang sebesar penelitian pre eksperimental dengan
45,09%. pendekatan one group pre test-post test
design.
Produksi ASI pada ibu dipengaruhi
Populasi penelitian ini adalah seluruh
oleh beberapa faktor diantaranya ialah
ibu post pasrtum di wilayah kerja
kurangnya perawatan payudara, kurang
Puskesmas Merdeka Palembang 2019.
sering menyusui atau memerah
Pengambilan sampel dalam penelitian ini
payudara, kelainan endokrin ibu tetapi
menggunakan tehnik non probability
sangat jarang sekali terjadi dan yang sampling dengan pendekatan purposive
terakhir adalah kurangnya gizi pada Ibu sampling.
menyusui setiap dua-tiga jam akan Kriteria Inklusi dalam penelitian ini
menjaga produksi ASI tetap tinggi adalah ibu post partum yang memiliki bayi
untuk wanita pada umumnya, maksimal berumur 1 bulan dan ibu
menyusui atau memerah ASI delapan primipara dan multipara , bersedia menjadi
kali dalam 24 jam akan menjaga responden dan menandatangani informed
produksi ASI tetap tinggi pada masa concent sebelum dilakukannya relaksasi
awal-awal menyusui. autogenik. Jumlah sampel dalam penelitian
ini adalah 10 responden.
Variabel independent dalam penelitian
A. Tujuan Penelitian ini adalah pemberian massage endorphine
1. Tujuan Umum dan variabel dependen adalah produksi
ASI ibu post patum di Wilayah Kerja

Poltekkes Kemenkes Palembang


Puskesmas Merdeka Palembang tahun Distribusi Frekuensi Karakteristik
2019. Instrumen yang digunakan adalah Responden Berdasarkan Tingkat
lembar observasi. Langkah-langkah Pendidikan Di Wilayah Kerja
pelaksanaan massage endorphine pada Puskesmas
responden adalah dilakukan dengan Merdeka Palembang Tahun 2019
pengukuran jumlah produksi ASI dahulu Tingkat
dengan menggunakan pompa ASI dan Frekuens Presentas
Pendidi
gelas ukur dan dicatat di lembar observasi i e (%)
kan
kemudian di lakukan massage endorphine Rendah 0 0
selama 10 menit selama satu kali sehari Menenga
selama 7 hari kemudian dilakukan 3 30,0
h
kembali pengukuran jumlah produksi ASI Tinggi 7 70,0
dan dicatat di lembar observasi. Total 10 100,0
HASIL PENELITIAN Berdasarkan tabel 5.2 didapatkan
pendidikan yang terbanyak dalam
1. Analisa Univariat
penelitian ini adalah pendidikan tinggi
a. Karakteristik Responden
sebanyak 7 orang (70%) sedangkan
Gambaran karakteristik responden
pendidikan yang paling sedikit adalah
meliputi umur, pendidikan dan
pendidikan menengah sebanyak 3 orang
pekerjaan, paritas ibu post partum.
(30%).
Responden penelitian ini adalah
ibu post partum yang memiliki 3) Pekerjaan
bayi maksimal berumur 1 bulan , Tabel 5. 3
untuk gambaran karakteristik Distribusi Frekuensi Karakteristik
responden akan dijelaskan sebagai Responden Berdasarkan Pekerjaan
berikut. Di Wilayah Kerja Puskesmas
1) umur Merdeka Palembang Tahun 2019
Tabel 5. 1
Distribusi Statistik Deskriptif Tingkat
Frekuens Presentas
Karakteristik Responden pekerjaa
i e (%)
M Stan Mi n
Var 95 Bekerja 4 40,0
Me ed dar n-
iabe n % Tidak
an ia Devi ma 6 60,0
l CI Berkerja
n asi x
23, Total 10 100,0
Usia 26, 26, 4,03 22- 71- Berdasarkan tabel 5.3 didapatkan frekuensi
10
60 00 3 35 29, responden yang bekerja sebanyak 4 orang
49 (40%) sedangkan tidak bekerja sebanyak
6 orang (60%).
Berdasarkan tabel 5.1 didapatkan rata-rata
usia pada responden adalah 26,60 tahun 4). Paritas
dengan nilai tengah 26,00 dan standar
deviasi 4,033. Usia termuda responden Tabel 5. 4
adalah 22 tahun sedangkan usia tertua Distribusi Frekuensi Karakteristik
responden adalah 35 tahun. Dari hasil Responden Berdasarkan Paritas Di
estimasi interval diyakini bahwa 95% Wilayah Kerja Puskesmas
rata-rata usia ibu post partum yang Merdeka Palembang Tahun 2019
memiliki bayi maksimal 1 bulan berada
pada rentang 23,71-29,49 tahun.

2) Pendidikan
Tabel 5. 2
Poltekkes Kemenkes Palembang
Tingkat Frekuens Presentas Distribusi Frekuensi Produksi ASI
paritas i e (%) Sesudah Intevensi Di Wilayah
primipar Kerja Puskesmas Merdeka
4 40,0
a Palembang Tahun 2019
Multipar
6 60,0
a M Stan Mi
Total 10 100,0 M 95
Variab ed dar n-
Berdasarkan tabel 5.4 didapatkan n ea %
el ia Devi ma
frekuensi responden yang primipara n CI
n asi x
sebanyak 4 orang (40%) sedangkan Produk
multipara bekerja sebanyak 6 orang si ASI
(60%). ibu
post 38,2
5). Penilaian produksi ASI sebelum 1 47, 43,0 12,3 31-
partum 3-
Massage Endorphine 0 10 0 96 65
sesuda 55,9
h 7
Tabel 5. 5 interve
Distribusi Frekuensi Produksi ASI nsi
Sebelum Intevensi Di Wilayah
Kerja Puskesmas Merdeka
Palembang Tahun 2019 Dari tabel 5.6 diatas didapatkan nilai rata-
rata produksi ASI reponden sebelum
M Stan Mi dilakukan intervensi adalah 47,10 ml nilai
M 95
Variab ed dar n- tengah 43,00 ml, standar deviasi 12,396
n ea %
el ia Devi ma dengan nilai minimum untuk ASI 31 ml
n CI
n asi x dan nilai maksimum 65 ml. Dari hasil
Produk estimasi interval dapat disimpulkan bahwa
si ASI 95 % diyakini bahwa rata-rata produksi
ibu ASI sesudah massage endophine ibu post
post 19,9 partum berada pada rentang 38,23 ml
1 27, 25,5 10,5 12-
partum 8- sampai 55,97 ml.
0 50 0 12 45
sebelu 35,0
m 2 2. Analisa Bivariat
interrv
Analisis ini untuk mengetahui
ensi
pengaruh massage endorphine terhadap
kelancaran produksi ASI pada ibu post
Berdasarkan tabel 5.4 didapatkan nilai partum. Sebelum analisis dilakukan,
rata-rata produksi ASI reponden sebelum peneliti melakukan uji distribusi data
dilakukan intervensi adalah 27,50 ml nilai dengan menggunakan uji normalitas. Uji
tengah 25,50 ml, standar deviasi 10,512 normalitas data yang digunakan dalam
ml dengan nilai minimum untuk ASI 12 penelitian ini adalah uji shapiro-wilk
ml dan nilai maksimum 45 ml.Dari hasil karena jumlah sample untuk setiap
estimasi interval dapat disimpulkan kelompok < 50. Hasil uji normalitas data
bahwa 95 % diyakini bahwa rata-rata produksi ASI ibu postpartum massage
produksi ASI sebelum massage endorphine untuk pre intervensi diperoleh
endoprhine ibu post partum berada pada nilai p = ,881 dan post intervensi di
rentang 19,98 ml sampai 35,02 ml. peroleh nilai P =,286. sehingga didapatkan
data berdistribusi normal karena nilai p >
0,05 maka dapat dilakukan uji statistik
dependen T-test untuk mengetahui
6). Penilaian produksi ASI sesudah pengaruh massage endorphine terhadap
Massage Endorphine produksi ASI.
Tabel 5. 6
Poltekkes Kemenkes Palembang
responden yaitu 2 orang. Wanita dengan
usia lebih 20 mempunyai produksi ASI
lebih banyak dari pada ibu- ibu yang
Tabel 5. 7 usianya diatas dari 30 tahun tidak terjadi
Pengaruh massage endorphine peningkatan ASI hal ini bisa disebabkan
Sebelum dan Sesudah Intevensi oleh nutrisi yang baik serta psikologi ibu
Di Wilayah Kerja Puskesmas yang baik, tetapi ibu- ibu yang sangat,
Merdeka Palembang Tahun 2019 muda ( kurang dari 20 tahun ) produksi
ASInya juga kurang banyak karena dilihat
Variabel N Mean p Value dari tingkat kematurannya.

Sebelum Terdapat faktor lain juga yang


intervensi 10 27,50 menyebabkan produksi ASI pada ibu post
0,000 partum yaitu pendidikan, pekerjaan, dan
Sesudah 10 47,10 paritas.
intervensi Berdasarkan tingkat pekerjaan pada
Berdasarkan tabel 5.7 Hasil uji penelitian ini menunjukkan bahwa rata-
statistic dependent t-test diatas didapat rata responden pada penelitian ini sebagian
kan bahwa nilai p value = 0,000 karena besar tidak bekerja yang berjumlah 6 orang
nilai p = 0,000 dan < 0,05 dapat diambil ( 60 % ). Peneliti berpendapat, tingkat
kesimpulan bahwa ada perbedaan yang pekerjaan seseorang akan berpengaruh
bermakna terhadap produksi ASI dalam memberikan respon yang datang
responden sebelum dan sesudah intervensi dari luar. Orang yang tidak berkerja akan
sehingga Ha diterima yang berarti memberikan keuntungan yang akan
“massage endorphine berpengaruh untuk mungkin mereka peroleh dari gagasan
peningkatan produksi ASI ibu postpartum tersebut. Ibu post partum yang tidak
di wilayah kerja puskesmas Merdeka berkerja tentu akan banyak memberikan
palembang pada juni 2019. waktu yang lebih banyak untuk menyususi
banyak memberikan perubahan terhadap
PEMBAHASAN apa yang mereka lakukan.
Berdasarkan tingkat pendidikan pada
Pada penelitian ini, responden adalah penelitian ini, sebagian besar responden
ibu post partum primipara dan multipara, yaitu 7 orang ( 70 % ) tingkat pendidikan
serta ibu yang memilki bayi yang berumur tinggi ( SMA ) dan tingkat pendidikan
maksimal 1 bulan di wilayah kerja menengah 3 orang ( 30 % ) sedangkan
puskkesmas merdeka Palembang. tingkat rendah yaitu tidak ada ( 0% ). Hal
Hasil penelitian menunjukan rata-rata ini sudah sesuai dengan faktor- faktor yang
usia responden berada pada usia 26,00 mempengaruhi seseorang untuk melakukan
tahun. Distribusi responden menurut usia sesuatu diantaranya adalah tingkat
terendah responden adalah 22 tahun dan pendidikan dimana tingkat pendidikan
usia tertinggi adalah 35 tahun. Faktor usia yang lebih baik dapat mendorong
juga mempengaruhi produksi ASI karena seseorang untuk mendapatkan atau
semakin tua usia seseorang akan bersedian untuk melakukan sesuatu dami
mempengaruhi produksi hormon prolaktin mencapai tujuan yang diharapkan.
dan oksitosin ibu menyusui Pendidikan dapat mempengaruhi seseorang
(Delima,2016 ). Ibu menyusui yang termasuk juga perilaku seorang akan pola
masih berumur 22 tahun akan lebih hidup terutama dalam memotivasi untuk
banyak memproduksi ASInya sikap peran serta dalan perkembangan
dibandingkan pada usia 35 tahun akan kesehatan ( Handayani, 2009 ).
menurun produksi ASI( Rohani,2009 ). Peneliti berpendapat, tingkat pendidikan
Pada penelitian ini sebagian besar seseorang akan berpengaruh dalam
responden berusia lebih 20 tahun yaitu 8 memberikan respon yang datang dari luar.
orang dan usia diatas 35 tahun besar Orang yang berpendidikan akan berfikir
Poltekkes Kemenkes Palembang
sejauh mana keuntungan yang akan ASInya meningkat dan lebih banyak jika
mungkin mereka peroleh dari gagasan dibandingkan ibu yang primipara.
tersebut.Ibu post partum yang
berpendidikan tentu akan banyak
memberikan perubahan terhadap apa yang Berdasarkan hasil penelitian produksi
mereka lakukan. ASI sebelum dan sesudah intervensi.Hasil
Berdasarkan penelitian ini didukung analisis menunjukkan bahwa rata-rata nilai
oleh Budiarti ( 2010 ) bahwa pendidikan produksi ASI sebelum massage
SMA dapat lebih cepat merespon apa endorphine responden dalam penelitian ini
yang sudah diberikan orang lain adalah 27,50 ml sedangkan sesudah
terhadapnya. Dibandingkan pendidkan intervensi didapatkan rata-rata produksi
SMP ataupun SD, karena ibu postpartum ASI responden sesudah massage
berpendidikan SMA tentunya sudah endorphine adalah 47,10 ml.
berpengalaman. Menurut peneliti, produksi ASI ibu
Dari hasil penelitian menunjukkan dari postpartum sebelum dilakukan intervensi
10 responden sebagian besar adalah masih rendah jika dibandingkan sesudah
multipara yaitu 6 orang sebanyak ( 60 % ) intervensi dikarenakan pengeluaran
sedangkan untuk primipara yaitu hormon oksitosin dapat dipengaruhi oleh
sebanyak 4 orang( 40% ). Mardiyaningsih massage endorphine yang dapat dilakukan
(2010) menyatakan paritas juga pada ibu setelah melahirkan untuk
diperkirakan dapat mempengaruhi membantu kerja hormon oksitosin dalam
produksi ASI. Ibu multipara mempunyai pengeluaran ASI, mempercepat syaraf
proposi produksi ASI lebih banyak di parasimpatis menyampaikan sinyal ke otak
bandingkan ibu primipara. Hal ini bagian belakang untuk merangsang kerja
dikarenakan ibu multipara telah oksitosin dalam mengalirkan ASI agar
mempunyai pengalaman dan keyakinan keluar. Tindakan massage juga dapat
pada saat menyusui sebelumnya. Jika ibu mempengaruhi hormon prolaktin yang
berhasil menyusui anak pertama maka berfungsi sebagai stimulus produksi ASI
pada saat menyusui anak kedua akan lebih pada ibu selama menyusui. Tindakan ini
yakin dapat menyusi. Keyakian ibu ini juga dapat membuat rileks pada ibu dan
dapat merangsang pengeluaran hormon melancarkan aliran syaraf serta saluran
oksitosin sehingga ASI dapat keluar ASI pada kedua payudara. Namun, setelah
dengan lancar. dilakukan intervensi produksi ASI ibu
Menurut Notoatmodjo ( 2007 ) dalam postpartum mengalami peningkatan. Oleh
winarsih ( 2013 ) bahwa terdapat karena itu, peran perawat, bidan dan
kecenderungan pengetahuan ibu dengan tenaga kesehatan lain sangat penting dalam
multipara lebih baik dari pengetahuan ibu memberikan informasi dan keterampilan
dengan primipara. massage endorphine.
Ibu yang baru pertama kali melahirkan Berdasarkan pengaruh massage
(primipara) memiliki volume ASI yang endorphine terhadap produksi ASI pada
lebih sedikit dibandingkan dengan ibu ibu post partum. Dalam penelitian ini
yang sudah melahirkan lebih dari 1 kali menunjukan bahwa semua ibu sudah
(multipara), hal ini dikaitkan dengan dilakukan massagen endorphine dilakukan
frekuensi menyusui. Pengalaman dalam oleh peneliti. Massage endorphine
memberikan ASI serta frekuensi yang merupakan salah satu solusi untuk
lebih sering dalam menyusui mengatasi produksi ASI. Massage
menyebabkan ibu yang sudah pernah endorphine dilakukan pada lengan atas dan
melahirkan memiliki volume produksi lengan bawah dan sepanjang tulang
ASI lebih banyak. Sari (2017) belakang (veterbrae) dengan membentuk
Berdasarkan hasil penelitian tersebut huruf V sampai ke punggung atas ibu
dapat disimpulkan bahwa paritas dapat dengan sentuhan ringan dan lembut
berpengaruh terhadap produksi ASI. Ibu meningkatkan rasa nyaman dan rileks,
yang multipara cenderung produksi
Poltekkes Kemenkes Palembang
sehingga dengan begitu hormon oksitosin salah satu tatalaksana dalah asuhan
keluar dan ASI pun cepat keluar keperawatan l pada ibu post partum.
Pada penelitian sebelumnya menurut
nuari lulus,Muhammad sayono ( 2016 )
tentang “ efektifan massage endorphine
produksi ASI pada ibu post partum di DAFTAR PUSTAKA
puskesmas ngaringan purwodadi. Dari
hasil penelitian menunjukkan adanya Atikah .( 2010 ). Kapita selekta ASI dan
perbedaan BB bayi yang bermakna menyusui Nuha Medika : Yogyakarta
dengan P value = 0,007 dan ada Aprilia. (2017). Pengaruh Massage
perbedaan frekuensi BAK yang bermakna Endorphine terhadap kelancaran
dengan PValue = 0,022 dan ada ASI. Muhammadyah Gomong :
perbedaan frekuensi menyusui yang Jawa Tengah
bermakna dengan pValue = 0,007. Dapat Budiarti. (2010). Pengaruh pendidikan
disimpulkan bahwa ada pengaruh dalam kesehatan
massage endorphine terhadap produksi Delima. (2010 ). Faktor usia
ASI. mempengaruhi penggeluaran ASI
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Donsu. (2016). Metode Penelitian dalam
didapat kan bahwa nilai p value = 0,000 buku Notoatmodjo.Salemba
karena nilai p = 0,000 dan < 0,05 dapat Medika : Jakarta
diambil kesimpulan bahwa ada perbedaan Ekawati,Heni.( 2016 ). Pengaruh Massage
yang bermakna terhadap produksi ASI punggung terhadap psoduksi ASI
responden sebelum dan sesudah intervensi pada ibu post partum di ruang
sehingga Ha diterima yang berarti melati rumah sakit Nurul ummah
“massage endorphine berpengaruh untuk kabupaten lamongan
peningkatan produksi ASI ibu post Catur . ( 2017 ). Terapi endorphine
partum di wilayah kerja puskesmas massage untuk menurunkan
Merdeka palembang pada juni 2019. intensitas nyeri kala 1. Stikes
karya husada : semarang
Berdasarkan hasil penelitian ini, Galuh.(2017). Penerapan endorphine
peneliti berpendapat bahwa produksi ASI massage terhadap penurunan nyeri
ibu post partum terjadi peningkatan punggung pada ibu hamil
setelah diberikan massage endorphine tremester 3 . stikes gombong : Jawa
merupakan salah satu cara membantu Tengah
mempercepat pegeluaran ASI. Handayani. (2009). Pengaruh pendidikan
terhadap kesehatan
KESIMPULAN DAN SARAN
Hartono.(2016). Massage endorphine
Kesimpulan dalam penelitian ini terhadap volume ASI pada ibu Post
adalah ada pengaruh massage endorphine Partum. Stikes Graha Mandiri :
terhadap produksi ASI pada ibu post Cilacap
Hidayat.(2010). Metode penelitian
partum di wilayah kerja puskesmas
kebidanan dan teknik Analisis Data.
merdeka Palembang Tahun 2019. Hal ini
Salemba Medika: Jakarta.
dapat terbukti dari pengukuran jumlah
Lameshow,stanley (2016) dalam buku
produksi ASI dari sebelum dan sesudah
Nursalam Metode penelitian
pemberian massage endorphine. ilmu keperawatan. Salemba
Berdasarkan hasil penelitian ini, pasien Medika : Jakarta
dapat menggunakan massage endorphine Nuari.(2014). Efektifitas massage
sebagai salah satu pilihan terapi non endorpine dan kompres air hangat
farmakologi dalam menangani kelancaran terhadap kecukupan ASI bayi
produksi ASI, dan diharapkan bagi pada ibu post partum.Universitas
perawat dan tenaga kesehatan lain bisa Muhammadyah : semarang
menerapkan massage endorphine sebagai Notoatmodjo. ( 2018 ). Metodologi
Poltekkes Kemenkes Palembang
penelitian kesehatan. Rineka Cipta: Samigaluh II. Pukesmas Samigaluh
Jakarta , Vol 4 No 2 Hal 81-89.
Perinasia. (2007). Manajemen Laktasi. Trimumpuni. (2017). Asuhan Keperawatan
Jakarta. Pada Ibu Sectio Caesarea. Fakultas
Ilmu Kesehatan UMP
Pollard, Maria; alih bahasa, E. Elly
Wiriawan; editor, Mario Sadar B. Umbarsari, D. (2017). Efektifitas Pijat
Hutagalung, Eka Anisa Mardela. Oksitosin Terhadap Pengeluaran
2015. ASI Asuhan Berbasis Bukti. ASI di RSIA ANNISA . Akademi
Jakarta. EGC. Kebidanan Jakarta Mitra Sejahtera
Jambi , Volume 1 No 1.
Palembang,(2014). Profil Kesehatan Kota
Palembang. Walyani.(2017).Asuhan kebidanan Nifas
Priwidayati.(2017). Penerapan pijat dan menyusui .Pustaka Baru
endorphine terhadap kelanvaran produksi Press:Yogyakarta
dan pengeluaran ASI pada ibu Winarsih ( 2013 ) dalam buku
nifas . stikes gombong: Jawa Notoatmodjo metode penelitian
Tengah ilmu kesehatan.Rineka Cipta:
Rahayu. ( 2012 ). Lama dan Frekuensi Jakarta.
ASI. http://repository.unj.ac.id.
Diakses pada November 2016.
Rahmawati.(2017). Pengaruh endorphine
untuk meningkatkan produksi
ASI ibu post Partum. Stikes
Muhammadyah Gombong: Jawa
Tengah
Rahmawati.(2010). Kapita Selekta ASI
dan Menyusui.Nuha medika:
Yogyakarta
Saudia,balg & Ni negah.(2017). pengaruh
endorphine massage terhadap
peningkatan produksi ASI pada
ibu yang terdeteksi post partum
blues. Puskesmas : mataram
Sutanto.(2018). Asuhan kebidanan Nifas
dan menyusui Pustaka Baru
Press:Yogyakarta
Sari, Lutfiana Puspita. 2017. Rahasia
Sukses Mengoptimalkan Produksi
ASI. Jogjakarta. Fitramaya.
Sitepoe, Mangku. 2013. ASI Eksklusif :
Arti Penting Bagi Kesehatan.
Jakarta Barat. PT.Indeks.
Suryani, E., & Astuti, K. E. (2013).
Pengaruh Pijat Oksitosin Terhadap
Produksi
ASI Ibu Post Partum Di BPM
Wilayah Kabupaten Klaten. Politeknik
Kesehatan Surakarta , Volume 2
No 2.
Susilaningsih, T. I. (2013). Gambaran
Pemberian ASI Eklusif Bayi 0-6
Bulan di Wilayah Puskesmas
Poltekkes Kemenkes Palembang

Anda mungkin juga menyukai