Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

KONSEP DASAR PSIKOLOGI PENDIDIKAN

Mata Kuliah : Psikologi Pendidikan

Dosen Pengampu : Ningsih Fadhilah, M.Pd

Disusun oleh :

1. Zubaidah (2619030)
2. Maulida Aulia (2619031)
3. Rofiatul Hidayah (2619032)
4. Elok Maulida (2619034)
5. Fatma WatI (2619035)

Kelas A
JURUSAN TADRIS MATEMATIKA
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PEKALONGAN
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah Swt., yang telah


melimpahkan rahmat, dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul " Konsep Dasar Psikologi Pendidikan ” . Shalawat dan
salam senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad Saw.,
Makalah ini kami susun guna menambah wawasan bagi mahasiswa IAIN
PEKALONGAN . Adapun makalah ini kami susun dari beberapa referensi
mengenai sumber yang saling berkaitan. Makalah ini saya sajikan sebagai
bahan materi dalam diskusi mata kuliah Psikologi Pendidikan.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, oleh karena
itu penulis mengharap kepada pembaca untuk dapat memberikan kritik dan saran
sebagai bahan evaluasi penulisan selanjutnya. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi penulis dan pembaca, khususnya mahasiswa IAIN pekalongan.

Pekalongan, 23 September 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................................iii
BAB I................................................................................................................................iv
PENDAHULUAN.............................................................................................................iv
A. Latar Belakang....................................................................................................iv
B. Rumusan Masalah................................................................................................v
C. Tujuan Penulisan Makalah..................................................................................v
BAB II...............................................................................................................................1
PEMBAHASAN................................................................................................................1
A. Pengertian Psikologi Pendidikan............................................................................1
B. Hubungan Psikologi dengan Pendidikan..................................................................4
C. Sejarah Psikologi Pendidikan...................................................................................6
D.Kontribusi Psikologi Pendidikan Bagi Teori & Praktek Pendidikan........................11
E. Metode Psikologi Pendidikan............................................................................16
BAB III............................................................................................................................20
PENUTUP.......................................................................................................................20
A. Kesimpulan.........................................................................................................20
B. Saran...................................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................21

iii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Psikologi pendidikan memiliki cangkupan yang sangat luas baik
secara teori maupun praktik, pengetahuan mengenai proses pembelajaran
pada individu, mengenai individu berdasar kajian perkembangan ,
perbedaan individu dan kelompok, individu berkebutuhan khusus,
manajemen kelas serta penilaian yang dilakukan dalam proses
pembelajaran.
Kajian psikologi pendidikan sudah ada di dunia Barat msupun di
Indonesia. Awal mula muncul psikologi pendidikan di dunia Barat
didirikan oleh beberapa perintispada abad ke-19 yaitu William james
menekankan pentingnya melakukan pengamatan belajar mengajar di ruang
kelas untuk meningkatkan pendidikan dengan rekomendasi pendidik
mengajarkan pelajaran satu tingkat lebih tinggi dari tingkat pengetahuan
dan pemahaman untuk merentangkan pikiran mereka.
Di Indonesia Psikologi pendidikan sudah dibahas oleh salah satu
tokoh pendidikan yaitu Ki Hajar Dewantara yang telah memberikan
perhatian akan pentingnya nilai-nilai luhur kebangsaan dalam proses
mendidik generasi bangsa Indonesia.
Menurut Ki Hajar Dewantara Pendidikan adalah daya upaya untuk
memajukan bertumbuhnya budi pekerti, pikiran dan tubuh anak dalam
rangka kesempurnaan hidup dan keselarasan dengan dunianya.. Ki Hajar
Dewantara mengajukan lima asas pendidikan yang dikenal dengan sebutan
pancadharma (kodrat alam, kemerdekaan, kebudayaan, kebangsaan dan
kemanusiaan).

iv
Dalam pengertiannya secara luas Psikologi Pendidikan adalah studi
tentang bagaimana manusia belajar dalam jenjang pendidikan, oleh karena
itu kami membuat makalah yang berjudul “ Konsep Dasar Psikologi
Pendidikan”.
B. Rumusan Masalah
a. Apa yang kamu ketahui tentang pengertian dan urgensi psikologi
pendidikan?
b. Bagaimana hubungan psikologi dengan pendidikan?
c. Bagaimana sejarah psikologi pendidikan?
d. Apa kontribusi psikologi pendidikan bagi teori dan praktek
pendidikan?
e. Apa metode psikologi pendidikan?

C. Tujuan Penulisan Makalah


a. Untuk mengetahui pengertian dan urgensi psikologi pendidikan
b. Untuk mengetahui bagaimana hubungan psikologi dengan
pendidikan
c. Untuk mengetahui bagaimana sejarah psikologi pendidikan
d. Untuk mengetahui kontribusi psikologi pendidikan bagi teori dan
praktek pendidikan
e. Untuk mengetahui metode psikologi pendidikan

v
BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian Psikologi Pendidikan

Secara etimologis, psikologi berasal dari bahasa Yunani yaitu dari


kata “psyche” yang berarti jiwa atau roh, dan “logos” yang berarti ilmu
pengetahuan. Jika dilihat dari arti kata tersebut seolah-olah psikologi
merupakan ilmu jiwa atau ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang
jiwa dan roh(yang mana hal tersebut tidak bisa dilihat atau diketahui
secara empiris)
Dalam psikologi hal yang diselidiki meliputi : apa sebenarnya
manusia? apa tujuannya? Mengapa ia berbuat/berlaku demikian? Apa
tujuannya ia berbuat demikian? Jadi intinya psikologi adalah ilmu yang
membahas tingkah laku manusia baik tingkah laku yang kelihatan atau
tidak, baik yang disadari atau tidak,(baik meliputi cara berbicara, cara
berpikir, cara bereaksi, cara berjalan dan mengambil keputusan, dll) atau
dengan kata lain bagaimana cara manusia itu/ seseorang berinteraksi
dengan dunia luar.1
Terdapat 2 pandangan pokok yang mendominasi psikologi yaitu :
1. Aliran Humanistik, yang memandang bahwa dengan mempelajari
perasaan, motif dan keinginan akan lebih memahami manusia dan
tingkah lakunya.
2. Aliran Behaviorisme Modern, yang mengatakan bahwa studi tentang
tingkah laku yang diamati bukan perasaan.

Selanjutnya pendidikan sebagai suatu kegiatan yang didalamnya


melibatkanbanyak orang, diantaranya peserta didik, pendidik, kepala
sekolah, administrator, masyarakat (stakeholders) dan orang tua peserta

1
Singgih, D. Gunarsa, Psikologi Praktis, Anak, Remaja dan Keluarga (Jakarta ; Gunung
mulia, 1995), hlm.1

1
didik. Oleh karena itu, agar tujuan pendidikan dapat tercapai secara efektif
dan efisien, maka setiap orang yang terlibat dalam pendidikan tersebut
seharusnya dapat memahami tentang perilaku individu, kelompok maupun
sosial sekaligus dapat menunjukan perilakunya secara efektif dan efisien
dalam proses pendidikan. Dapat dipahami bahwa pengertian psikologi
pendidikan adalah cabang dari psikologi yang dalam penguraian dan
penelitiannya lebih menekankan pada masalah-masalah pertumbuhan dan
perkembangan anak, baik fisik maupun mental yang sangat erat
hubungannya dengan masalah pendidikan terutama yang mempengaruhi
proses dan keberhasilan belajar.

Psikologi pendiikan dapat dikatakan sebagai suatu i;mu


pengetahuan karena didalamnya telah memiliki kriteria persyaratan suatu
ilmu yaitu

1. Ontologis ; objek dari psikologi pendidikan adalah perilaku-


perilaku individu yang terlibat langsung maupun tidak
langsung dengan pendidikan seperti pendidik, andimistrator,
orang tua peserta didik.
2. Epistomologis ; teori-teori, konsep-konsep, prinsip-prinsip dan
dalil-dalil psikologi pendidikan dihasilkan berdasarkan kajian
ilmiah (rasional, sistematis dan empiris) melalui berbagai cara,
baik secara pendekatan kualitatif maupun secara pendekatan
kualitatif.
3. Aksiologis ; manfaat dari psikologi pendidikan terutama sekali
berkenaan dengan pencapaian efisiensi dan efektivitas proses
pendidikan.

Dengan demikian, psikologi pendidikan dapat diartikan sebagai


salah satu cabang psikologi yang secara khusus mengkaji perilaku individu
dalam konteks situasi pendidikan dengan tujuan untuk menemukan

2
berbagai fakta, generalisasi, dan teori-teori psikologi berkaitan dengan
pendidikan, yang diperoleh melalui metode ilmiah tertentu, dalam rangka
pencapaian efektivitas proses pendidikan.

Urgensi Psikologi Pendidikan

Psikologi pendidikan pada asasnya adalah sebuah disiplin


psikologi yang khusus mempelajari, meneliti, dan membahas seluruh
tingkah laku manusia yang terlibat dalam proses pendidikan itu meliputi
tingkah laku belajar(oleh siswa), tingkah laku mengajar (oleh guru), dan
tingkah laku mengajar-belajar (oleh guru dan siswa yang saling
berinteraksi)

Inti persoalan psikologi dalam psikologi pendidikan, tanpa


mengabaikan persoalan psikologi guru, terletak pada siswa. Pendidikan
pada hakikatnya adalah pelayanan yang khusus diperuntukkan bagi siswa.
Oleh karena itu pokok bahasan psikologi pendidikan selain teori-teori
pendidikan sebagai ilmu, juga sebagai aspek psikologis para siswa
khususnya ketika mereka terlibat dalam proses belajar dan proses
mengajar dan belajar.

Secara garis besar pokok-pokok bahasan psikologis pendidikan


terbagii menjadi tiga macam :

1. Pokok bahasan mengenai “belajar” yang meliputi teori-teori, prinsip-


prinsip dan ciri khas perilaku belajar siswa dan sebagainya.
2. Pokok bahasan mengenai “proses belajar” yakni tahapan perbuatan dan
peristiwa yang terjadi dalam kegiatan siswa.
3. Pokok bahsan mengenai “situasi belajar” suasana dan keadaan
lingkungan baik bersifat fisik maupun non fisik yang berhubungan
dengan kegiatan belajar siswa.2

2
Jhon W Santrock, Psikologi Pendidikan. (Jakarta : Kencana 2007) hlm. 24-25

3
B. Hubungan Psikologi dengan Pendidikan

Psikologi merupakan ilmu yang mempelajari jiwa. Peranan Psikologi


dalam ilmu pendidikan sangatlah penting. Mengapa demikian? Karena dalam
bidang pendidikan, pendidik haru bisa mengetahui karakteristik, jiwa dan
kepribadian peserta didiknya. Psikologi merupakan aspek yang menjadi
landasan pendidikan, psikologi pendidikan menjadi pedoman seorang pendidik
untuk mengetahui perilaku dan sikap peserta didiknya.3

Psikologi memiliki hubungan yang sangat erat dengan pendidikan karena


kedunya sangat berkesinambungan. Pendidikan dan psikoloogi tidak dapat
dipisahkan, Pendidikan mempunyai peran dalam membimbing dan mendidik
setiap individu sejak ia lahir, pendidikan ini tidak dapat berjalan jika tidak
diiringi dengan psikologi karena watak dan kepribadian seseorang ditunjukkan
oleh psikologinya. Istilah kepribadian sering dijumpai dalam beberapa riteratur
dengan berbagai ragam makna dan pendekatan. Sebagian psikolog ada yang
menyebutkan dengan Personality (kepribadian), Istilah kepribadian
(personality) dalam study keislaman lebih dikenal dengan term syakh yang
berarti pribadi kata tersebut diberi ya’ nisbath sehingga menjadi kata benda
buatan Syakhsiyah yang berarti kepribadian. Character (watak atau perangai)
dan ada juga yang menyebutnya dengan istilah Type (tipe). Karakter juga dapat
disebut sebagai kepribadian yang dievaluasi , sedangkan kepribadian adalah
karakter yang dievaluasi. Psikologi kepribadian membicarakan tentang tingkah
4
laku manusia menurut apa adanya dan bukan bagaimana seharusnya.

Kepribadian sangat perlu diketahui dan dipelajari karena kepribadian


sangat berkaitan erat dengan pola penerimaan lingkungan sosial terhadap
seseorang. Kegiatan bimbingan pribadi yang dilakukan untuk membentuk
kepribadian sehat siswa seperti :

3
Hidayah, Nur, dkk. Psikologi Pendidikan. Malang: Universitas Negeri Malang. Hlm. 24
4
Imam Anas Hadi. 2017 .“Peran Penting Psikologi Dalam Pendidikan Islam”. Jurnal
Pendidikan Islam. Vol 11, No.2 ,2017, hlm. 264

4
1. Memberikan materi didalam kelas
2. Melakukan kegiatan bimbingan kelompok
3. Melakukan kolaborasi dengan guru mata pelajaran
4. Mengadakan kegiatan pembinaan kepribadian siswa disekolah
5. Mengoptimalkan proses konseling perorangan
6. Melakukan kegiatan outbound
7. Menciptakan kegiatan perlombaan antar siswa
8. Melakukan kunjungan rumah
9. Mengajak siswa selalu bersikap positif.
Cara agar membentuk kepribadian yang sehaat adalah dengan mengajarkan
sikap berempati, bertanggung jawab, berpositive thinking, mampu
mengetahui kesalahannya kepada orang lain dan memaafkan kesalahan
orang lain.

Salah seorang ahli ada yang menganggap psikologi pendidikan sebagai


subdisiplin ilmu psikologi terapanadalah Arthur S.Reber (1988, seorang guru
besar psikologi pada Brooklyn, College, University of New York City), Dalam
pandangannya psikologi pendidikan adalah sebuah subdidiplin ilmu psikologi
yang berkaitan dengan teori dan masalah kependidikan yang berguna dalam
hal-hal berikut :

1. Penerapan prinsip-prinsip belajar dalam dikelas


2. Pengembangan dan pembaharuan kurikulum
3. Ujian dan evaluasi bakat dan kemampuan
4. Sosilisasi proses-proses dan interaksi proses-proses tersebut dengan
pendayagunaan ranah kognitif
5. Penyelenggaraan pendidikan keguruan

Proses transmisi pengruh sosial kedalam diri individu melalui dua


cara, yaitu cara formal dan informal, pengetahuan dan keterampilan dipelajari
oleh individu melalui proses belajar formal atau sistematik. Hasil belajar
formal itu nampak dalam tingkah laku ferbal yang dan tercermin pada apa yang

5
dipikirkannya. Nilai dan pola tingkah laku dipelajari individu melalui proses
belajar informal, yaitu proses imitasi (yang sebagian tidak disadarinya) yang
kontaknya dengan orang-orang yang berkewibawaan. Dalam lembaga formal
yang sangat kompeten terhadap anak adalah guru krena hal ini ikut
menentukan keberhasilan. Tugas guru adalah keterbukaan kejiwaan guru itu
sendiri. Keterbukaan merupakan daar kompetensi professional (kemampuan
dan kewenangan melakukan tugas) keguruan yang harus dimiliki oleh seorang
guru. Guru yang terbuka secara psikologis biasanya ditandai dengan
kesediaanya berkomunikasi dengan siswa, teman sejawat dalam lingkungan
pendidikan bekerja. Ia mau menerima kritik dan saran.

Keterbukaan psikologis sangat penting bagi seorang guru mengingat


posisinya sebagai panutan siswa. Selain sisi positif yang dimiliki seorang guru
dalam keterbukaan psikologis adalah :

a. Keterbukaan psikologis merupakan pra kondisi atau persyaratan penting


yang harus dimiliki guru untuk bisa memahami pikiran dan perasaan
siswanya
b. Keterbukaan psikologis diperlukan untuk menciptakan suasana hubungan
antar pribadi guru dan siswa yng harmonis, sehingga mendorong siswa
untuk mengembangkan dirinya secara bebas dan tanpa ganjalan.5

C. Sejarah Psikologi Pendidikan


1. Pengertian Filsafat
Secara etimologi, kata filsafat dikenal dengan falsafah dalam bahasa
Arab. Sementara dalam bahasa Inggris filsafat dikenal dengan istilah
philosophy yang berasal dari bahasa Yunani (philosophia), yang terdiri dari
kata philein yang berarti cinta dan shopia yang berarti kebijaksanaan, sehingga
secara etimologi istilah filsafah berarti cinta kebijaksanaan dalam arti yang
dalam-dalam nya.6 Jadi, jika dilihat dari aspek namanya saja maka filsafah bisa

5
Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset,
1995. Hlm. 228
6
Lasiyo dan Yuwono, Pengantar Ilmu Filsafah, Yogyakarta: Liberty, 1985, hal.1

6
diartikan dengan keinginan yang mendalam untuk mendapatkan cinta didalam
kebijakan,
Sementara itu, filsafah secara terminology diartikan secara berbeda
oleh para ahli.Menurut plato (427-347 SM) filsafat adalah pengetahuan yang
mencoba mencapai pengetahuan tentang kebenaran yang asli. Aristoteles (384-
332 SM) menyebutkan bahwa filsafat adalah ilmu pengetahuan yang meliputi
kebenaran yang didalamnya terkandung ilmu-ilmu metafisik, logika, retorika
etika ekonomi, politik, dan etika.7
Hubungan utama dari filsafat dengan psikologi adalah ilmu pengetahuan
dimana subjek psikologi adalah manusia dan mempelajari tingkah laku dari
manusia berhubungan dengan kehendak ,akal, dan juga pengetahuan,
sementara filsafat juga mengulas tentang tingkah laku manusia namun
membutuhkan data dari ilmu.
2. Pendidikan
Proses pendidikan sesungguhnya telah berlangsung sepanjang
sejarah dan berkembang sejalan dengan perkembangan social budaya manusia
dimuka bumi ini. Bila diperhatikan dalam sejarah pertumbuhan suatu
masyarakat, pendidikan senantiasa menjadi perhatian utama dalam rangka
memajukan generasi demi generasi sejalan dengan tuntutan masyarakat. Maju
mundurnya suatu bangsa tergantung maju mundurnya pendidikan.8
Mengacup ada kenyataan di atas sesuai dengan tujuan pendidikan nasional
yaitu untuk berkembangnya potensi peserta didik menjadi manusia berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, demokrasi dan
bertanggungjawab.9 Sementara tujuan yang hendak dicapai adalah
terbentuknya kepribadian yang bulat dan utuh sebagaimana usia individual dan
social serta hamba Tuhan yang mengabdi diri kepada-Nya.

7
Amsal Bakhtiar, Filsafah Ilmu, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007, hal.7-8
8
Sudirman, Ilmu Pendidikan,RosdaKarya, Bandung, 1991, hal. 3
9
Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu pendidikan: Raja Wali Press. Jakarta.2005. hal, 320

7
Menurut rimba pendidikan adalah bimbingan atau pembinaan secara
sadar oleh pendidik terhadap perkembangan jasamani dan rohani anak didik
menuju terbentuknya kepribadian yang utuh.10
Dapat diambil kesimpulan bawa ilmu pendidikan adalah ilmu yang
mempelajari suasana dan proses pendidikan yang berusaha memecahkan
masalah-masalah yang terjadi di dalamya sehingga mampu menawarkan
pilihan-pilihan tindakan mendidik anak yang efektif sehingga anak menjadi
anak yang beriman dan beriptek untuk bekalan anak dimasa datang.
3. Psikologi
Psikologi adalah ilmu pengetahuan yang berusaha memahami sesame
manusia, dengan tujuan untuk dapat memperlakukannya dengan lebih cepat.11
Pesikologi pendidikan pada asasnya adalah sebuah disiplin psikologi yang
khusus mempelajari, meneliti, dan membahas seluruh tingkah laku manusia
yang terlibat dalam proses pendidikan tingkah laku belajar siswa, tingkah laku
mengajar guru, dan tingkah laku mengajar guru dan siswa yang saling
berinteraksi.12
4. Tokoh-tokoh dari psikologi pendidikan
1. William james (1842-1910)
William james merupakan tokoh yang paling bertanggungjawab yang
membuat pragmatism menjadi terkenal di seluruh dunia. menulis buku
principies of psychology pada tahun 1890.13 Kemudian membuka
sebuah kelas yang mengambil tema taks l to teacher. William james
menyakini bahwa untuk meneliti psikologi pendidikan harus dating
melihat langsung dalam setting sekolah, bukan bekerja di lab saja.14
William james berpandang, untuk bisa mengembangkan pengetahuan
dan pemahaman murid, maka pendidikan atau guru harus mulai dengan

10
D.Marimba, PengantarFilsafat Pendidikan Filsafat Islam, bandung: Al-Ma’ruf, 1989,
hal. 19
Suryabrata, Sumadi,Psikologi pendidikan, Jakarta: Rosdakarya, 1998, hal. 2
11

Syah, Muhibbin, PesikologiPendidikan, Bandung: Rosdakarya, 2010, hal. 24


12

13
Ahmad, Tafsir, Filsafat Umum: akal dan hati sejak Thales Hingga James (Bandung:
Remaja Rosdakarya, 1990), 168
14
Robert Maynard Hutchins (Editor in Chief), Great Books of Western Word Jilid 53

8
materi yang setingkat lebih tinggi dari tingkat pemahaman anak saat
diajar
1) Jihn Dewey (1859-1952)
Jhon Dewey adalah orang pertama yang membuat
laboratorium psikologi yang mengfokuskan penelitan di bidang
pendidikan di Amerika Serikat tahun 1894 di Universitas
Chicago. Ada beberapa ide penting dari john dewey:
a. Anak adalah pembelajar yang aktif
b. Learning by doing adalah metode paling ampuh mengajari
anak
c. Penekanan guru seharusnya pada bagaimana anak
beradaptasi dengan lingkungan yang terus berubah
d. Penerapan pendidikan15
2) Edward Lee Thorndike (1874-1949)
Edward Lee Thorndike adalah salah satu tokoh dari teorisme.
Penelitiannya diarahkan pada penemuan tentang dasar-dasar
teori pembelajaran.Bagithorndike. Tugas terpentingnya
sekolah adalah mengasah kemampuan nalar anak.16
Sumbangan terbesar Thorndik bagi psikologi pendidikan
adalah penekanannya pada dasar sains dan pengukuran objektif
bagi pengembangan psikologi pendidikan.
3) Mamie dan Kenneth Clark
Mamie dan Kenneth Clark adalah sepasang suami, pada tahun
1939 mereka melakukan penelitian dengan subjek anak
keturunan Afrika dengan variable konsep diri dan identitas
anak Afrika-Amerika. Pada tahun 1971 Kenneth Clark adalah
presiden APA pertama dari kalangan Afrika-Amerika.17
4) George Sangez
15
Alex Sobur, PesikologiUmum, Bandung: Cv. PustakaSetia, 2003, hal. 70
16
Nana Sudjana, Teori-Teori Belajar Untuk Pengajaran, Jakarta: Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia, Hal.53
17
Syah, Muhhibin, (2004). Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, Bandung: Pt.
Remaja Rosdakarya

9
Pada tahun 1932, Georgi melakukan penelitian yang
menemukan bahwa tes intelegensi yang dilakukan terhadap
etnisminoritas mengandung bias sehingga tidak valid.
5) Leta Hollingworth
Pada tahun 1912 adalah pesikologi wanita pertama yang
menggunakan istilah gifted untuk menyebut individu yang
hasil tes intelegensinya luar biasa tinggi.
2. Waktu perkembanagan pesikogi pendidik
Pada awal abad 19 william james dan John Dewey,
menekan proses mental, kemudian di pertengahan abad 19 (1950-
AN) skinner yang kemudian menginspirasi Thorndike,
menganggap proses mental tidak objek, aliran Behaviorisme
berkembang. Pada akhir abad 20, pentingnya proses mental
kembali diperhitungkan, Bloom membuat taksonomi yang
memunculkan standar baru dalam pendidikan. Pada awal abad 21,
selain penekanan aspek capaian kognitif siswa, saat ini juga
berkembang pemahaman bahwa aspek sosioemosional siswa juga
penting dikembangkan oleh guru, muncul konsep-konsep seperti
scool well being.18
3. Kesimpulan
Dengan demikian psikologi pendidikan bisa disebut sebagai
salah satu cara cabang psikologi yang membahas tentang berbagai
tingkah laku atau gejala kejiwaan anak didik yang berlangsung
dalam proses pendidikan. Atau dengan istilah lain bisa kita
katakan bahwa proses pendidikan adalah studi kejiwaan yang
sistematis tentang berbagai faktor yang berhubungan dalam proses
pendidikan.

18
Witherington, D. 2000. Handbook of Child Psychologi. New York: Wilwy.

10
D.Kontribusi Psikologi Pendidikan Bagi Teori & Praktek Pendidikan

1. Kontribusi Kajian Bidang Psikologi Terhadap Proses Pendidikan


Pendidikan memang tidak bisa melepaskan dari psikologi.
Kontribusi psikologi pendidikan terhadap proses pendidikan sangatlah
besar, tanpa pengetahuan dan pemahaman tentang psikologi dalam
proses pendidikan, proses pendidikan dan pengajaran tidak akan
berjalan dengan lancar. Kegiatan pendidikannnya, khususnya dalam
pendidikan formal, seperti pengembangan kurikulum, perilaku
individu, proses pembelajaran, strategi dan metode mengajar, system
evaluasi, dan layanan bimbingan dan konseling merupakan beberapa
kegiatan utama dalam pendidikan yang didalamnya tidak bisa
dilepaskan dari bidang psikologi.
Pendidikan sebagai suatu kegiatan yang didalamnya melibatkan
banyak orang, diantaranya peserta didik, pendidik, administrator, dan
orang tua peserta didik, serta masyarakat pengguna. Oleh karena itu,
agar tujuan pendidikan dapat tercapai secara efektif dan efesien, maka
setiap orang yang terlibat dalam pendidikan tersebut sebaiknya dapat
memahami tentang perilaku individu, kelompok maupun social
sekaligus dapat menujukan perilakunya secara efektif. Dengan
demikian memahami dan mempelajari psikologi pendidikan
merupakan merupakan sesuatu tidak perlu dikhawatirkan lagi.
Seorang dosen (pendidik) atau guru dalam menjalankan perannya
sebagai pengajar, pembimbing, pendidik, dan pelatih bagi para peserta
didiknya, tentunya dituntut untuk memahami tentang berbagai aspek
perilaku dirinya maupun perilaku orang – orang yang terkait dengan
tugasnya, terutama perilaku individu peserta didik dengan segala
aspeknya sehingga dapat menjalankan tugas dan perannya secara
efektif, serta dapat memberikan kontribusi nyata bagi pencapaian
tujuan pendidikan. Penguasaan dan pemahaman pengetahuan tentang
psikologi pendidikan bagi guru dan dosen (pendidik) merupakan

11
keharusan untuk menjadi seorang yang professional dengan memiliki
berbagai kompetensi, yang salah satunya adalah kompetensi
pedagogis.
Bidang psikologi pendidikan telah digunakan sebagai landasan
dalam pengembangan teori dan praktik pendidikan dan telah
memberikan kontribusi yang besar terhadap dunia pendidikan..
Menurut Akhmad Sudrajat (2009) kontribusi bidang psikologi
pendidikan terhadap proses pendidikan terhadap proses pendidikan
adalah sebagai berikut:
a. Kontribusi psikologi pendidikan terhadap pengembangan dan
pembaharuan kurikulum
Kajian psikologi pendidikan dalam kaitannya dengan
pengembangan dan pembaharuan kurikulum pendidikan
terutama berkenaan dengan pemahaman aspek-aspek perilaku
dalam konteks belajar mengajar. Secara psikologis, manusia
merupakan individu yang unik. Dengan demikian, kaijan
psikologis dalam pengembangan kurikulum sebaiknya
memperhatikan keunikan yang dimiliki oleh setiap individu,
baik ditinjau dari segi tingkat kecerdasan, kemampuan, sikap,
motivasi, perasaan serta karakteristik-karakteristik
individulainnya.
Konsep ini merekomendasikan pada kurikulum pendidikan
sebaiknya mampu menyediakan kesempatan kepada setiap
individu dapat berkembang sesuai dengan potensi yang
dimilikinya, baik dalam hal subject matter maupun metode
penyampaiannya. Secara khusus, dalam konteks pendidikan
Indonesia saat ini, kurikulum yang dikembangkan saat ini
adalah kurikulum tingkat satuan pendidikan yang berbasis
kompetensi, yang pada inti nya menekankan pada upaya
pengembangan pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai dasar
yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak.

12
Kebiasaan berfikir dan bertindak secara konsisten dan terus
menerus memungkinkan seseorang menjadi kompeten, dalam
arti memiliki pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai dasar
untuk melakukan sesuatu.
Dengan demikian dalam pengembangan dan pembaharuan
kurikulum berbasis kompetensi, kajian psikologis terutama
berkenaan dengan aspek-aspek berikut;
1. Kemampuan siswa melakukan sesuatu dalam berbagai
konteks
2. Pengalaman belajar siswa
3. Hasil belajar, dan
4. Standarisasi kemampuan siswa, dan lain sebagainya.
b. Kontribusi bidang psikologi pendidikan terhadap system
pembelajaran
Kajian bidang psikologi pendidikan telah melahirkan
berbagai teori yang mendasari system pembelajaran, seperti:
teori classical conditioning, connectionism, operant
conditioning, gestalt teori daya, teori kognitif dan teori-teori
pembelajaran lainnya. Terlepas dari kontroversi yang
menyertai kelemahan dari masing-masing teori tersebut, pada
kenyataan teori-teoritersebuttelahmemberikansumbangan yang
signifikandalam proses pembelajaran.
Di samping itu, kajian psikologi pendidikan telah
melahirkan pula sejumlah prinsip-prinsip yang melandasi
kegiatan pembelajaran mengetengahkan 13 prinsip dalam
belajar, yakni:
1. Agar seseorang benar-benar belajar, ia harus
mempunyai suatu tujuan
2. Tujuan itu harus timbul dari atau berhubungan dengan
kebutuhan hidupnya dan bukan karena karena
dipaksakan oleh orang lain

13
3. Orang itu harus bersedia mengalami bermacam-macam
kesulitan dan berusaha dengan tekun untuk mencapai
tujuan yang berharga baginya
4. Belajar itu harus terbukti dari perubahan kelakuannya
5. Seseorang belajar sebagai keseluruhan, tidak hanya
aspek intelektual namun termasuk pula aspek
emosional, social, etis dan sebagainya
6. Seseorang memerlukan bantuan dan bimbingan dari
orang lain
7. Untuk belajar diperlukan insight, apa yang dipelajari
harus benar-benar dipahami
8. Di samping itu mengejar tujuan belajar yang
sebenarnya seseorang sering mengejar tujuan-tujuan
lain
9. Belajar lebih berhasil, apabila usaha itu member sukses
yang menyenangkan
10. Ulangan dan latihan perlu akan tetapi didahului dengan
pemahaman
11. Belajar hanya mungkin kalau ada kemauan dan hasrat
untuk belajar
c. Kontribusi bidang psikologi pendidikan terhadap system
penilaian
Sistem penialain pendidikan yang menghasilkan penialian
pembelajaran yang adil perlu pemahaman tentang posikologi
pendidikan terutama untuk membantu guru dalam
mengembangkan penilaian pembelajaran siswa yang lebih adil,
baik dalam teknis penialin, pemenuhan prinsip-prinsip
penilaian maupun menentukan hasil-hasil penilaian.
Penilaian pendidikan maupun salah satu aspek penting
dalam pendidikan guna memahami seberapa jauh tingkat
keberhasilan pendidikan. Melalui kajian psikologis kita dapat

14
memahami perkembangan perilaku apa saja yang diperoleh
peserta didik setelah mengikuti kegiatan pendidikan atau
pembelajaran tertentu.
Di samping itu, kajian psikologis telah memberikan
sumbangan nyata dalam pengukuran potensi-potensi yang
dimiliki oleh setiap peserta didik, terutama setelah
dikembangkannya berbagai tes psikologis, baik untuk
mengukur tingkat kecerdasan, bakat maupun kepribadian
individu lainnya.
Pemahaman kecerdasan, bakat minat dan aspek kepribadian
lainnya melalui pengukuran posikologis, memiliki arti penting
bagi upaya pengembangan proses pengembangan proses
pendidikan individu yang bersangkutan sehingga nantinya
dapat dicapai perkembangan individu yang optimal. Oleh
karena itu, betapa pentingnya penguasaan psikologi pendidikan
bagi kalangan guru dalam melaksanakan tugas sebagai
pendidik yang profesional.19

5. Metode Psikologi Pendidikan

Dalam memperoleh fakta-fakta pengetahuan tentang tingkah laku


yang khusus dalam situasi yang ada hubungannya dengan tujuan dan praktek
pendidikan di sekolah, Psikologi Pendidikan akan menggunakan metode-
metode penelitian psikologi sebagai berikut:

1. Metode Observasi
Metode ini digunakan untuk melakukan pengamatan terhadap
tingkah laku peserta didik atau objek lainnya dalam situasi wajar,
dilaksanakan dengan berencana, kontinyu, sistematis, serta diikuti dengan
pencatatan atau perekaman secara lengkap.

19
Noer Rohmah, Paikologi Pendidikan ( Surabaya : Jakad Media Publishing, 2020), hal
15-20

15
Hal-hal yang harus diperhatikan seorang peneliti maupun pendidik
atau personal lainnya yang akan menggunakan metode observasi dalam
mengumpulkan data, antara lain : Situasi wajar, Berencana, Kontinyu, dan
Sistematis.
2. Metode Observasi Naturalistik
Observasi Naturalistik adalah sejenis observasi yang dilakukan
secara alamiah, oleh karena itu peneliti berada di luar objek yang diteliti
atau tidak menampakkan diri sebagai orang yang sedang melakukan
penelitian.
3. Metode Eksperimen
Eksperimen merupakan serangkaian percobaan yang dilakukan
oleh eksperinter( peneliti yang bereksprerimen )dalam sebuah
laboratorium atau tempat yang sudah ditentukan. Oleh karena itu apa saja
yang akan atau telah dilakukan eksperinter pasti ada unsur kesengajaan
untuk menciptakan situasi buatan dalam pendidikan. Sedangkan teknis
pelaksanaannya disesuaikan dengan data yang diangkat. Secara tidak
langsung tujuan dari peneliti atau pendidik menggunakan metode ini untuk
menguji keabsahan dan kecermatan kesimpulan yang ditarik dari hasil
temuan menggunakan metode lain( misalnya observasi), kemudian
menimbulkan keragu-raguan atau masalah baru, maka metode eksperimen
atau percobaan dapat dilakukan.
Untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, maka
rancangan eksperimen dibuat sebaik mungkin, sehingga semua unsur
peneliti seperti pengguna laboratorium atau tempat dan subjek yang akan
diteliti, betul-betul memenuhi syarat penelitian eksperimental. Objek yang
akan diteliti dibagi menjadi dua, yaitu :
a. Kelompok Percobaan ( eksperimental group ), terdirir dari sejumlah
orang yang tingkah lakunya diteliti dengan perlakuan khusus, sesuai
dengan data yang diinginkan.
b. Kelompok Pembanding ( control group ), terdiri dari objek dan
karakteristiknya sama dengan kelompok percobaan, tetapi tingkah

16
lakunya tidak diteliti dan diperlakukannya tidak seperti kelompok
percobaan.
4. Metode Tes
Metode ini dilakukan dengan memberikan tugas yang harus
dilakukan subjek, baik berbentuk lisan maupun tulisan. Ada bebrapa
macam tes, seperti tes intelegensi, tes sikap, tes situasi, tes hasil belajar,
dan tes kecepatan reaksi.
5. Metode Kuesioner
Kuesioner disebut juga dengan :
a. Metode surat-menyurat( mail survey ), sebab pelaksanaan
penyebaran dan pengambilan data sering dikirimkan ke dan dari
responden menggunakan jasa pos.
b. Metode Angket, berupa daftar yang memuatresponden untuk
mengerjakan atau menjawabnya. Biasanya jawaban dalam angket
sudah tersedia, sehingga responden/subjek tinggal memilihnya atau
menambahi jawaban manakala jawabannya belum memenuhi.
Untuk memperoleh data yang diharapkan dalam mengunnakan
metode ini, maka para peneliti harus melakukan uji coba terhadap
sejumlah orang yang memiliki karakteristik dan latar belakang yang
sama dengan calon responden.
6. Metode Interview
Metode ini hampir sama dengan metode kuesioner, yaitu sama-
sama memberi pertanyaan kepada subjek/responden, hanya saja interview
digunakan untuk mencari data dengan menggunakan wawancara atau
dialog secara lisan. Oleh karena itu, metode ini lebih cocok digunakan oleh
peneliti yang : 1) Jumlah responden sedikit, 2) Wilayah atau tempat
responden dapat dijangkau oleh oleh peneliti, 3) Ada maksud tertentu,
terkait dengan persoalan yang harus dirahasiakan oleh kedua
pihak( peneliti dan responden ), 4) Ada hubungan personal antara peneliti
dengan responden, sehingga data tersebut akan diperoleh secara objektif
7. Metode Studi Kasus

17
Metode studi kasus merupakan sebuah metode penelitian yang
digunakan untuk memperoleh gambaran yang rici mengenai aspek-aspek
psikologi pesrta didik atau sekelompok masyarakat( kecil ) tertentu.
Metode ini selain digunakan oleh peneliti psikologi,, juga para peneliti
ilmu-ilmu sosial yang lebih memungkinkan untuk melakukan
investigasi( penyelidikan dengan mencatat fakta ) dan penafsiran yang luas
dan mendalam.
8. Metode Penyelidikan Klinis
Metode ini hanya dimanfaatkan oleh para ahli psikolog klinis atau
psikiater. Oleh karena itu, dalam penggunaan metode ini harus melalui
prosedur diagnosis dan penggolongan penyakit kelainan jiwa, juga cara
memberi perlakuan pemulihan terhadap kelainan jiwa tersebut. Yang perlu
diperhatikan oleh para peneliti dalam metode ini adalah hanya
diperuntukkan bagi responden atau anak didik yang mengalami
penyimpangan perilaku. Oleh karena itu, penggunaan sarana dan cara yang
dikaitkan metode klinis harus selalu memperhatikan batas-batas
kesanggupan siswa. Tidak kalah pentingnya, bahwa metode klinis harus
selalu mementingkan intensitas dan ketelitian yang sungguh-sungguh dari
peneliti atau pendidik. Sedangkan sasaran yang ingin dicapai oleh peneliti
menggunakan metode klinis adalah untuk memastikan sebab-sebab
timbulnya ketidaknormalan perilaku responden atau peserta didik atau
lainnya sebagai objek.
9. Metode Sosiometris
Metode ini digunakan untuk mempelajari hubungan sosial peserta
didik atau pendidik atau sekelompok masyarakat dalam skala kecil,
sehingga dapat diketahui popular dan terisolernya salah satu dari mereka 20.
Metode ini juga dapat dilakukan di sekolah atau dalam satu kelas atau
sekelompok komunitas masyarakat, maka cara yang digunakan sebagai
berikut : seluruh peserta didik dalam kelas tersebut dipersilahkan untuk

20
Romlah, Psikologi Pendidikan, ( Malang : Universitas Muhammadiyah Malang,
2010), Hal.28-36

18
untuk menulis nama-nama temannya yang sangant disenangi dan tidak
disenangi pada sesuatu hal( seperti : belajar bersama, bermain bersama,
bertukar pikiran, mengerjakan tugas dan lain-lain) di kertas tulis.
Selanjutnya hasil pemikiran tersebut disusun dalam suatu tabula atau
sosiogram, dengan tetap memperhatikan jumlah pernyataan responden
yang menyenangi dan tidak menyenangi dalam hal-hal yang sudah
ditentukan. Sesudah itu hasilnya akan tampak dari masing-masing
responden.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

psikologi merupakan ilmu jiwa atau ilmu pengetahuan yang


mempelajari tentang jiwa dan roh. Psikologi pendidikan pada asasnya

19
adalah sebuah disiplin psikologi yang khusus mempelajari, meneliti, dan
membahas seluruh tingkah laku manusia yang terlibat dalam proses
pendidikan.

Kontribusi Psikologi Pendidikan Bagi Teori & Praktek Pendidikan,


meliputi : Kontribusi Kajian Bidang Psikologi Terhadap Proses
Pendidikan. Metode penelitian yang digunakan psikologi pendidikan
adalah metode observasi, metode observasi naturalistic, metode
eksperimen, metode tes, metode kuesioner, metode interview, metode
studi kasus, metode penyelidikan kinis, dan metode sosiometris.

B. Saran
Dengan adanya makalah ini kami berharap semoga makalah ini
dapat bermanfaat baik bagi penulis maupun para pembaca. Selain itu, kami
mengharapkan kritikan dan saran apabila terdapat kesalahan dalam
penyusunan makalah ini. Sekian dari kami ucapkan terima kasih sebesar-
besarnya.

DAFTAR PUSTAKA

Romlah. 2010. Psikolgi Pendidikan. Malang : UMM.


Gunarsa Singgih. 1995. Psikologi Praktis, Anak, Remaja dan Keluarga. Jakarta :
Gunung Mulia.
Jhon W Santrock. 2007. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Kencana.
Nur Hidayah. Psikologi Pendidikan. Malang : Universitas Negri Malang

20
Imam Anas Hadi. 2017 .Peran Penting Psikologi Dalam Pendidikan Islam.
Jurnal
Pendidikan Islam. Vol 11, No.2 ,2017, hlm. 264
Lasiyo dan Yuwono. 1985. Pengantar Ilmu Filsafah, Yogyakarta: Liberty.
Amsal Bakhtiar. 2007. Filsafah Ilmu. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Sudirman. 1991. Ilmu Pendidikan., Bandung : RosdaKarya
Hasbulla. 2005. Dasar-dasar Ilmu pendidikan. Jakarta: Raja Wali Press
D.Marimb. 1989. PengantarFilsafat Pendidikan Filsafat Islam. bandung: Al
Ma’ruf
Sumadi Suryabrata. 1989. Psikologi pendidikan, Jakarta: Rosdakarya
Syah, Muhibbin. 2010. PesikologiPendidikan. Bandung: Rosdakarya
Tafsir Ahmad. 1990. Filsafat Umum: akal dan hati sejak Thales Hingga James .
Bandung: Remaja Rosdakary.
Robert Maynard Hutchins (Editor in Chief), Great Books of Western Word Jilid
Alex Sobur. 2003. PesikologiUmum. Bandung: Cv. PustakaSetia
Nana Sudjana, Teori-Teori Belajar Untuk Pengajaran, Jakarta: Fakultas Ekonomi
Universitas
Indonesia.
Syah, Muhhibin. 2004 . Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru.
Bandung: Pt. Remaja
Rosdakarya
D Witherington. 2000. Handbook of Child Psychologi. New York: Wilwy.

21

Anda mungkin juga menyukai