214
ISSN 2580-2151 (Online)
Abstract: Discussion of agrarian reform is interesting especially on its factual implementation that is fully
dynamics and not just a promise to redistribute nine million hectares of land. The existing concept needs
to be reevaluated and re-discussed. Reorganizing inequality of land redistribution requires compatible
and comprehensive rules. This paper uses a case study approach, giving an overview of the challenges to
be addressed in order to implement agrarian reform properly. Cross-ministries coordination is inevitable,
since in real practice access reform cannot be implemented linearly but requires holistic and systematic
integrations with other ministries.
Intisari: Diskusi reforma agraria memang menarik terlebih implementasi faktualnya yang penuh dinamika
tidak sekedar janji untuk meredistribusi sembilan juta hektar. Konsep yang ada perlu diperdebatkan kembali.
Menata ulang ketimpangan dalam redistribusi tanah butuh aturan yang kompatibel dan komprehensif. Tulisan
ini menggunakan pendekatan studi kasus untuk memberikan gambaran kendala dan tantangan yang harus
diurai agar hutang negara dalam reforma agraria menjadi sebuah kebijakan yang terimplementasi secara tepat.
Sinergi dengan lintas kementerian mutlak diperlukan sebab secara nyata akses reform tidak bisa bergerak
secara linier tetapi memerlukan integrasi yang holistik dan sistematis dengan kementerian lain.
Naskah Diterima: 30 Januari 2018 Direview: 13 April 2018 Disetujui: 08 Mei 2018
Arditya Wicaksono dan Yudha Pubawa, Hutang Negara dalam Reforma Agraria ... 25-40 25
2 Pada masa orde baru, Menteri Urusan Agraria telah diambil alih lagi oleh pemilik lama
diperkecil menjadi Direktorat Jenderal di dengan terbuka atau tersembunyi. Pada
bawah Menteri Dalam Negeri. Di tahun 1968, era ini lembaga pertanahan lebih bersifat
program redistribusi tanah lebih dari 450 ribu administrasi semata sehingga redistribusi
hektar telah diredistribusikan untuk 500 ribu tanah hanya dimaknai sebatas bagi-bagi tanah.
keluarga di Jawa. Penerima reforma agraria Hilang esensi ruhnya bahwa tanah merupakan
menerima tanah kurang dari satu hektar. sumber kehidupan. Pada akhir era orde baru
Menurut Utrecht angka tersebut tidak bisa kembali bangkit kajian reforma agraria dengan
diandalkan karena tidak memperhitungkan maksud memperbaiki tatanan reforma agraria
berapa jumlah tanah yang terdistribusi dan yang lebih baik bukan sekedar administrasi.
26 Bhumi Vol. 4 No. 1, Mei 2018
Tafsir “Hak Menguasai Negara” merupakan deskripsi reforma agraria di negara lain, dan
penguasaan negara atas sumberdaya agraria deskripsi reforma agraria di Indonesia, namun
(SDA) yang disebut dengan hak menguasai belum pernah ada penelitian maupun kajian
negara (HMN) merupakan wewenang yang yang dilakukan untuk melihat bagaimana
diperoleh negara berdasarkan prinsip atribusi implementasi terhadap mandat 9 juta hektar
dari UUD 1945. Dalam konsepsi Hukum Tanah tanah reforma agraria di Indonesia, dimana
Nasional, HMN merupakan pelimpahan hak mandat ini merupakan salah satu dari Program
publik berupa amanat untuk mengelola dari Nawacita Pemerintahan Republik Indonesia
Hak Bangsa sebagai hak yang tertinggi kepada pada saat ini.
negara. Atas dasar pelimpahan tersebut, negara Berdasarkan pada data dan fakta tersebut
berwewenang untuk merumuskan kebijakan, di atas, maka tulisan ini hendak mengkaji
melakukan pengaturan, pengurusan, tentang bagaimana implementasi pelaksanaan
pengelolaan dan pengawasan terhadap SDA. reforma agraria di Indonesia terkait dengan
Untuk menghindari kesewenang-wenangan program nawacita Pemerintah tentang
dari HMN, maka kewenangan negara dibatasi Reforma Agraria terhadap 9 juta hektar tanah?
oleh 3 (tiga) hal yaitu: oleh tujuan dari HMN dengan melihat studi kasus pada beberapa
itu sendiri yaitu untuk mencapai sebesar-besar daerah di Indonesia. Selain itu kasus-kasus
kemakmuran rakyat; oleh hak perseorangan persoalan yang muncul dimaksudkan untuk
dan badan hukum; serta oleh hak ulayat menggambarkan bagaimana implementasi
masyarakat adat (Julius Sembiring 2016). pelaksanaan reforma agraria di Indonesia
Berbagai penelitian dan kajian terkait dengan melihat studi kasus pada beberapa
reforma agraria di Indonesia sudah pernah daerah terkait dengan program nawacita
dilakukan oleh Pusat Penelitian dan Pemerintah.
Pengembangan (Puslitbang) Kementerian
Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan B. Reforma Agraria dan Landreform
Nasional sendiri. Puslitbang pernah melakukan Istilah reforma agraria atau agrarian
kajian mengenai model redistribusi tanah reform banyak digunakan oleh kalangan
dalam skala kecil pada tahun 2005; Penelitian akademis bahkan Perserikatan Bangsa-Bangsa
mengenai pengaturan penguasaan tanah batas (PBB) atau United Nation (UN). Untuk makna
maksimum dan minimum penguasaan dan yang lebih luas dibanding landreform, PBB
pemilikan tanah pada tahun 2006; Penelitian atau UN membedakan landreform dengan
kondisi awal sosial ekonomi masyarakat reforma agraria dalam (Risnarto 2008, 18)
penerima program pembaruan agraria nasional sebagai berikut:
pada tahun 2007; Penelitian selektifitas &
“Landreform refers to the integral
penetapan kriteria kemiskinan subyek reforma
reforms of tenure production and
agraria pada tahun 2008 dan 2009; dan Kajian supporting service structure to
mengenai reforma agraria dalam sejarah dan eliminate obstacles to economic
implementasinya pada tahun 2011 (Puslitbang, and social development arising ot of
2017). Dalam kajian tahun 2011 tentang sejarah defects in the agraria structure, by
dan implementasi reforma agraria, merupakan redistribution of wealth, opportunity
kajian studi literatur yang menggunakan data and power, as manifest in the ownership
and control of lan, water and other
sekunder, dan menghasilkan berbagai deskripsi
resources”
tentang sejarah timbulnya reforma agraria,
28 Bhumi Vol. 4 No. 1, Mei 2018
“Agraria reform to cover all aspect of sekitar sumberdaya alam (Ida Nurlinda 2015).
institutional development including Menurut Winoto (2009), reforma agraria
landreform, tenure production and atau pembaruan agraria bukanlah proyek bagi-
supporting service structure and
bagi tanah, melainkan suatu program terpadu
related institutions, such as local
yang diorientasikan pada upaya perwujudan
government, public administration in
rural areas, rural education and rural keadilan sosial dan peningkatan kesejahteraan
social welfare institutions, and so rakyat melalui revitalisasi pertanian dan
forth” aktivitas ekonomi pedesaan secara menyeluruh,
hal ini mencakup 2 komponen yaitu: Pertama
Reforma agraria atau pembaruan
adalah redistribusi tanah untuk menjamin
agraria sebagai suatu gagasan atau ide yang
hak rakyat atas sumber-sumber agraria;
kemudian diwujudkan dalam pelaksanaan
Kedua, upaya pembangunan lebih luas yang
suatu kebijakan, mengalami perubahan
melibatkan multipihak untuk menjamin agar
dan perkembangan baik mengenai isinya,
aset tanah yang diberikan dapat berkembang
sifatnya, tujuannya, maupun mengenai
secara produktif dan berkelanjutan. Komponen
konseptualisasinya secara ilmiah, namun
pertama disebut asset reform, sedangkan
intinya tetap sama yaitu bahwa pembaruan
yang kedua disebut access reform. Hal yang
agraria selalu berinti redistributive landreform
sama diungkapkan pula oleh Ferry Mursyidan
(RLR) yang artinya penataan kembali sebaran
Baldan, mengatakan bahwa program reforma
penguasaan tanah demi kepentingan petani
agraria adalah untuk memberi kepastian
kecil, penyakap, dan buruh tani tak bertanah
hak atas tanah, bukan bagi-bagi tanah atau
(tunakisma). Dalam paket RLR kemudian
sertifikat (Ramadhiani, 2016).
dimasukkan langkah-langkah komplementer
Menurut (Risnarto 2008, 248) pembaruan
seperti penyediaan kredit, pendidikan dan
agraria atau reforma agraria pada dasarnya
pelatihan, teknologi, penyuluhan, penyesuaian
merupakan konsep landreform dalam arti
struktur pasar, dan lain sebagainya, paket
penataan kembali struktur penguasaan
lengkap ini yang diberi istilah Agrarian Reform
pemilikan tanah yang lebih adil. Dukungan
atau Pembaruan Agraria/Reforma Agraria
sarana dan prasarana yang memungkinkan
(Gunawan Wiradi, 2000).
petani memperoleh akses ke sumber ekonomi
Kuhnen memberi pengertian reforma
di wilayah pedesaan yang secara matematis
agraria a bundle of measures for overcoming the
dapat digambarkan Reforma Agraria =
obstacles to economic and social development
Landreform + Access Reform.
that based on shortcomings in the agrarian
Pelaksanaan Redistribusi Tanah Obyek
structure. Pendapat Kuhnen tersebut menitik-
Landreform(TOL)bertujuanuntukmemperbaiki
beratkan pada fungsi reforma agraria untuk
keadaan sosial ekonomi penggarap dengan cara
mengatasi hambatan dalam pembangunan
mengadakan pembagian tanah pertanian yang
ekonomi dan sosial yang didasarkan pada
adil dan merata sebagai sumber penghidupan
kelemahan struktur agraria itu sendiri. Di
rakyat tani sekaligus kepastian hak atas tanah
Indonesia, kelemahan struktur agraria berupa
hasil redistribusi tanah obyek landreform.
ketimpangan struktur penguasaan, pemilikan,
Tanah Obyek Landreform (TOL) adalah tanah
penggunaan dan pemanfaatan tanah dan
yang karena ketentuan landreform dan/atau
sumber daya alam. Di mana korporasi atau
tanah yang telah ditegaskan menjadi obyek
pemilik modal memiliki akses yang besar
landreform untuk selanjutnya diredsitribusikan
dibandingkan masyarakat yang tinggal di
Arditya Wicaksono dan Yudha Pubawa, Hutang Negara dalam Reforma Agraria ... 25-40 29
kepada petani penggarap. Adapaun tanah yang Hektar kepada 1.510.762 Kepala Keluarga dengan
termasuk kedalam obyek landreform adalah rata-rata luasan 0,5 Hektar (www.bpn.go.id).
sebagai berikut: bagian-bagian selebihnya dari Ditinjau dari segi tujuan akhir landreform yaitu
batas maksimum dan absentee yang karena peningkatan taraf hidup atau kesejahteraan
hukum menjadi tanah obyek landreform; tanah- petani penerima tanah, dapat dikatakan belum
tanah swapraja dan bekas swapraja yang telah seperti yang diharapkan. Faktor penghambat
beralih kepada negara; tanah-tanah partikelir; dapat diidentifikasi sebagai berikut: (a)
dan tanah-tanah lain yang dikuasai langsung rendahnya dukungan politik, stigma bahwa
oleh negara (Kementerian ATR/BPN, 2016). ideologi landreform adalah kiri;4 (b) kurangnya
Landreform di Indonesia mengalami pasang penegakan hukum; (c) tidak tersedianya biaya,
surut seirama dengan perkembangan jaman. data dan informasi yang memadai (c) peraturan
Landreform mencapai puncaknya antara tahun perundang-undangan yang tidak secara jelas
1962- 1964, kemudian perubahan konstelasi dan tegas mengatur; (d) lemahnya lembaga
politik Indonesia pasca 1965, menyebabkan pelaksana dan kualitas sumberdaya manusia.
pula reforma agraria surut, namun bukan Presiden telah menetapkan Rencana
hilang, tetapi mengalami pergesaran. Tanah- Kerja Pemerintah tahun 2017, dalam Perpres
tanah yang akan diredistribusikan (dibagikan) nomor 34 tahun 2016, yang di dalamnya
kepada petani penggarap pada awalnya berasal terkandung Prioritas Nasional Reforma
dari tanah-tanah yang terkena ketentuan Agraria. Program-Program prioritas reforma
landreform, tanah kelebihan dari batas agraria adalah: (1) penguatan kerangka regulasi
maksimum dan tanah absentee, bergeser dan penyelesaian konflik-konflik agraria; (2)
menjadi tanah-tanah yang dikuasai langsung penataan penguasaan dan pemilikan Tanah-
oleh negara. Program landreform sendiri telah Tanah Obyek Reforma Agraria (TORA); (3)
menyusut menjadi kegiatan redistribusi tanah pemberian kepastian hukum dan legalisasi atas
baik secara langsung kepada petani penggarap TORA; (4) pemberdayaan masyarakat untuk
maupun melalui program transmigrasi, memperbaiki tata guna tanah dan membentuk
Perkebunan Inti Rakyat/Nucleus Estate Small kekuatan-kekuatan produktif baru; dan (5)
holders (PIR/NES), PIR-Trans dan sebagainya.3 pembentukan kelembagaan pelaksana reforma
Secara fisik, sampai tahun 1961-2005, telah agraria di Pemerintah Pusat dan Daerah.
dibagikan tanah obyek landreform di seluruh
Indonesia seluas lebih kurang 1.159.527,27
4 Makna stigma kiri dari kata Landreform
merupakan bentuk Stereotipe pemerintah era
itu, menilai terhadap seseorang/kelompok
3 Kondisi ini menurut penulis dikarenakan setiap hanya berdasarkan persepsi terhadap kelompok
pergantian era ada kecenderungan mengganti di mana orang tersebut dapat dikategorikan
program dengan yang baru tanpa melakukan Stereotipe, merupakan jalan pintas yang
kajian secara obyektif, sebab transmigrasi, dilakukan secara intuitif oleh manusia untuk
PIR dan program tersebut hakekatnya lebih menyederhanakan hal-hal yang kompleks dan
mendayaguna masyarakat secara lebih baik membantu dalam pengambilan keputusan
karena masyarakat yang tidak memiliki akses secara cepat namun, seringkali dijadikan alasan
diberi kesempatan memiliki dan dekat dengan untuk melakukan tindakan diskriminatif.
sumber-sumber agraria. Idealnya dengan Sebagian besar beranganggapan bahwa segala
terbukanya akses masyarakat terhadap tanah bentuk stereotipe adalah negatif. Stereotipe
secara prinsip berdampak secara langsung, jarang sekali akurat. Kondisi ini seringkali
kedepan perlu dicarikan strategi apa yang terjadi di Indonesia sebagai akibat proses
bisa untuk mencari nilai tambah berdasarkan transformasi politik yang tidak lancar sehingga
kharakteristik di wilayah, meski kegiatan memunculkan konflik zero-sum disetiap akhir
tersebut memiliki jangka waktu tertentu. dan awal pergantian pemerintahan.
30 Bhumi Vol. 4 No. 1, Mei 2018
3. Pengaruh dari hasil kebijakan tercapai kejelasan dan konsistensi informasi yang
kalau: (a) hasil kebijakan dari agen yang disampaikan.
mengimplementasikan konsisten dengan 2. Disposisi mengenai sikap dan komitmen
tujuan kebijakan; (b) kelompok sasaran dari para pelaksana terhadap program
akhir patuh terhadap hasil kebijakan; (c) khususnya dari mereka yang menjadi
tak ada “subversi” yang serius terhadap implementer dari suatu kebijakan dan
hasil kebijakan atau pengaruh dari program, terutama adalah aparatur
peraturan-peraturan yang bertentangan; birokrasi.
dan (d) kebijakan memasukkan suatu 3. Sumber daya, yang meliputi: (a) staf yang
teori kausalitas yang cukup memadai cukup (jumlah dan mutunya); (b) informasi
yang berkaitan dengan perubahan yang dibutuhkan guna pengambilan
perilaku dalam kelompok sasaran untuk keputusan; (c) kewenangan atau authority
pencapaian tujuan yang ditetapkan. yang cukup dalam melaksanakan tanggung
4. Pengaruh yang dirasakan dari hasil jawab; (d) fasilitas yang dibutuhkan dalam
kebijakan dari proses implementasi adalah pelaksanaan.
pengaruh-pengaruh yang dirasakan dari 4. Struktur birokrasi terdapatnya suatu
hasil-hasil kebijakan, baik pengaruh SOP (Standart Operating Procedure)
yang dirasakan oleh kelompok pemilih yang mengatur tata aliran pekerjaan dan
maupun oleh penguasa. Dari pengaruh pelaksana program.
yang dirasakan ini, pada akhirnya akan
membawa perubahan-perubahan dalam Kajian ini dilakukan pada tahun 2017 di
amanat undang-undang. Revisi besar Provinsi Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan
dalam kebijakan seringkali dipandang Selatan, Jawa Tengah, dan Jawa Barat.
sebagai tahap akhir proses implementasi Dalam tulisan ini akan diuraikan bagaimana
implementasi reforma agraria di Indonesia di
George C.Edward III (1980, 25) berargumen 5 (lima) provinsi yang melaksanakan reforma
ada beberapa hal yang dapat mencerminkan agraria melalui berbagai program strategis antara
keberhasilan implementasi kebijakan, lain redistribusi tanah, konsolidasi tanah, serta
diantaranya: pendaftaran tanah yang diikuti oleh kegiatan
1. Komunikasi, hal ini menyangkut proses pemberdayaan masyarakat (biasa dikenal dengan
penyampaian informasi, transmisi akses reform) lihat tabel 1 berikut :
Telaga Langsat Petani karet, Penggunaan tanah: pertanian dengan komoditas Sudah ada akses permodalan dari lembaga
Kabupaten sawit dan tanaman karet, sawit, dan palawija, rata-rata luas keuangan/perbankan, tetapi cenderung
Tanah laut palawija kepemilikan 0,5–2 Ha. Masyarakat cenderung tidak melalui proses hak tanggungan.
merasa kekurangan sarana Jalan Usaha Tani (JUT)
dan kesulitan mendapatkan pupuk. Sudah ada bantuan dari Dinas Pertanian
berupa benih padi, jagung dan kedele
Hasil pertanian dijual kepada pengepul, untuk setiap tahun, tapi belum terintegrasi
sawit dan karet sudah terdapat pabrik kelapa sawit dengan program aset reform.
milik perusahaan, untuk hasil palawija terserap
sangat sedikit, karena mekanisme pasar relatif
belum tersedia.
Roham Raya Berkebun Masih dalam pengembangan budidaya singkong Belum Ada Kegiatan Akses Reform Pasca
Kabupaten singkong, sawit, dan Tapioka, karena tanah yang kurang produktif Legalisasi Aset.
Barito Kuala karet dan kondisi dulu pohon karet warga yang pernah
terbakar
Arditya Wicaksono dan Yudha Pubawa, Hutang Negara dalam Reforma Agraria ... 25-40 33
Jemah Petani padi dan Petani padi sudah lebih baik dan menghasilkan, Belum Ada Kegiatan Akses Reform Pasca
Kabupaten palawija ditambah dengan produksi ikan kerambah, Legalisasi Aset
Sumedang sayangnya sejak waduk jatigede aktif aktifitas jaring
apung terhenti karena dilarang
Sukamanah Petani padi dan Masyarakat bertani padi dan palawija, potensi Belum Ada Kegiatan Akses Reform Pasca
Kabupaten palawija penghasilan 800.000-1.500.000. masih memerlukan Legalisasi Aset
Bandung barat kemudahan akses dari desa ke luar yang masih
berbatu
KUD Mukti Jaya, Berkebun sawit Potensi sawit membuat masyarakat mendapatkan kondisi terakhir Replanting dan bantuan
Kec. Sungaililin dan karet income yang selaras dengan usia pohon sawit, permodalan sudah ada dari perkebunan
(5 Desa) estimasi rata-rata penghasilan sawit dari awal sawit
Kabupaten tanam sampai panen 2jt
Banyuasin
Upang Marga Petani padi Potensi sawah (padi) menjadi unggulan di desa ini Belum Ada Kegiatan Akses Reform Pasca
Kabupaten Musi Legalisasi Aset
Banyuasin
Sumber: Olah data Puslitbang, 2017
Berdasarkan tabel 2 dan hasil pengamatan Barito Kuala sampai sekarang belum ada
lapangan serta data-data hasil rekapitulasi kegiatan akses reform padahal redistribusi
nasional reforma agrarian masih belum optimal tanah nya ada sejak tahun 2014.
terlaksana di lokasi sampel, sebab persoalan
mendasarnya terletak pada pasca sertipikasi D. Merancang Implementasi Reforma
tanah yang belum tentu ada kejelasan akses Agraria secara Holistik Integratif
reform. Ada dua hal yang membuat akses dan Sistematis.
itu sulit pasca sertipikasi; Pertama karena
Pekerjaan besar yang menuntut komitmen
koordinasi antar Kantor Pertahanan dengan
bersama dan lintas kementerian patut
dinas atau Pemerintah Daerah dan pihak lain
membuat langkah strategis, hal ini menyangkut
terhambat; Kedua masyarakatnya yang kurang
siapa melakukan apa dan bagaimana. Michael
proaktif (enggan) dalam pengusulan kegiatan
Lipton (2009, 178) berargumen untuk membuat
pasca sertipikasi.
reforma agraria itu bisa berhasil, setidaknya
Sebagai ilustrasi di Jambi sudah digagas
ada 10 (sepuluh) hal yang perlu diurus oleh
di Desa Pulau Mentaro, akan tetapi pasca
pemerintah secara terpimpin dan sistematis,
pergantian Bupati, kegiatan lintas sektor yang
yakni: (1) mandat konstitusional; (2) regulasi
digagas Kantor Pertanahan, dinas pertanian
perundang-undangan dan penegakannya;
serta kelompok tani juga sedikit mengalami
(3) organisasi pelaksana reforma agraria; (4)
kendala. Kondisi di Brebes masih lebih baik
sistem administrasi agraria; (5) pengadilan dan
tetapi bantuan modal (akses) reform berupa
mekanisme penyelesaian konflik; (6) desain
permodalan oleh Bank, sayangnya tidak ikuti
rencana dan evaluasi; (7) pendidikan dan
oleh pembebanan hak tanggungan. Kondisi
latihan; (8) pembiayaan; (9) pemerintahan
di Kabupaten Tanah Laut justru akses reform
daerah; dan (10) partisipasi masyarakat,
tersebut difasilitasi oleh Dinas Pertanian dua
terutama organisasi rakyat pedesaan.
tahun setelah proses sertipikasi tanah selesai,
Dalam konteks di Indonesia kondisi
ini berarti akses reform yang ada baru dua
seperti pendapat Lipton belum menjadi sebuah
tahun kemudian. Kondisi ini mencerminkan
textbook (sistematis, integratif, dan holistic)
bahwa aset dan akses reform tidak beriringan,
dalam pelaksanaannya. Perlu mendapat
terlaksana dengan baik. Kondisi di Kabupaten
34 Bhumi Vol. 4 No. 1, Mei 2018
Satu sisi pemerintah mendorong dengan kuat, Pada lokasi tanah-tanah program Prona dan
disisi yang lain secara ekonomi negara tidak Konsolidasi Tanah masyarakatnyasecaraekonomi
memiliki kemampauan yang cukup untuk terus lebih baik, karena aksesibilitas dan wilayahnya
berada dalam posisi terdepan dalam penggerak lebih dekat dengan pusat pertumbuhan
ekonomi, perlu campur tangan para pemodal sehingga tingkat ekonominya lebih berkembang.
untuk berpartisipasi. Kondisi ini memerlukan Desa yang berada dekat dengan wilayah
pencermatan dan perhitungan yang dapat kebun atau wilayah desa, dekat dengan pusat
menguntungkan dan saling berkolaborasi, pertumbuhan lebih mudah mendapatkan akses
sebab tanpa didukung formulasi yang tepat reform meski di prakarsai oleh BPN atau tidak
akan berakibat penguasaan segelintir pihak ada prakarsa BPN. Tingkat pengetahuan akan
terhadap pihak yang lainnya. Fakta ini tidak informasi akses ekonomi dan peningkatan
bisa disalahkan reforma agraria ideal masih keterampilan membutuhkan sosialisasi yang
terkendala kemauan politik pimpinan tertinggi. intens kepada masyarakat, terkadang pasca
Ada dua hal menurut penulis, pertama, belum mendapat sertipikat, masyarakat mengetahui
pulihnya esensi UUPA sebagai aturan dasar sertipikat tanah bisa diagunkan di bank,
mengelola sumber-sumber agraria yang tetapi bagaimana administrasi/persyaratan
bukan tanah semata; kedua, makna Reforma dan kewajiban dalam proses pengajuan perlu
agraria yang masih identik dengan lembaga digalakkan kembali.
pertanahan. Penulis ingin mengutarakan bahwa
Gambar 3. Skema Kelompok Kerja Reforma Agraria
reforma agraria salah satu upaya peningkatan Lintas Kementerian
perekonomian masyarakat berbasis tanah yang
mewajibkan seluruh kementerian lembaga yang
memiliki fungsi peningkatan ekonomi untuk
mengadopsi dan mensinergikan diri, tentu
mekanisme dan aturan mainnya tetap perlu
disepakati dengan aturan hukum yang jelas dan
sistematis dikoordinasikan oleh Kementerian
Koordinator Bidang Perekonomian.
Berdasarkan hasil di lapangan
mencerminkan beberapa hal yang perlu
diperhatikan lokasi-lokasi tanah redistribusi
tanah perlu untuk mendapat perhatian lebih
serius dan secara komprehensif, sebab pada
lokasi ini secara geografis jauh dari pusat Sumber: Paparan Joko Heriyadi dalam Seminar Akhir
Penelitian Implementasi Reforma Agraria Tahun 2017,
ekonomi dan pusat pertumbuhan serta diselenggarakan oleh Puslitbang Kementerian ATR/BPN
masyarakatnya belum sepenuhnya memiliki Tanggal 9 November 2017 di Jakarta.
interaksi dengan perbankan. Sehingga reforma Mengacu pada gambar di atas konsen
agraria lebih diarahkan untuk pembukaan Kementerian ATR/BPN dan Kementerian LHK
askes ekonomi (permodalan) dan tata niaga. hanya membuat bank data yang sinergi lokasi
Desa sukamanah dan Desa Jemah serta Desa desa mana yang representatif dalam kategori
Upang Marga perlu mendapatkan perhatian reforma agraria, baik yang ada di kawasan
khusus (program redis yang telah dilakukan maupun luar kawasan. Kementerian Desa dan
tahun 2016). Pertanian lebih spesifik memberikan basis data
36 Bhumi Vol. 4 No. 1, Mei 2018
keunggulan wilayah desa-desa. Bappenas dan Kendala dalam sebuah kebijakan adalah hal
Kemenko perekonomian mencoba membuat biasa, karena setiap kebijakan merupakan sebuah
skema anggaran agar penggunaannya langkah strategis, khususnya berkaitan dengan
secara faktual mengarah pada database, bila alokasi, distribusi, dan redistribusi resources yang
memungkinkan Kemenko menggandeng terbatas. Konsekuensi ini membawa dampak
peran swasta. KSP dan Kementerian Dalam siapa mendapat apa dan bagaimana. Sehingga
Negeri mendorong agar supaya pemerintah jika berdasarkan pemikiran Merilee Grindle
daerah tertarik untuk mengawal kegiatan (1980, 83) maka kebijakan reforma agraria di
tersebut di tingkat lokal. Sinergi itu bukan Indonesia ada gap yang terjadi antara content
sebatas koordinasi tetapi sinergi anggaran adan context of policy jarak yang terjadi disini
dan program lintas kementerian merupakan berkaitan komitmen dari stakeholders yang ada,
prasyarat mempercepat reforma agraria. dapat diilustrasikan sebagai berikut:
Setelah itu reforma agraria bukan program
Gambar 5. Implementasi Kebijakan dan Arah
unggulan kementerian ATR/BPN, tetapi milik Perubahannya Menurut Grindle
bangsa Indonesia. Sebagai salah satu pilihan
langkah untuk mensejahterakan masyarakat
berbasis sumber-sumber agraria.
Reforma agraria diprediksi tidak akan bisa
tercapai dalam waktu 2,5 tahun jika skema
yang dipakai saat ini masih digunakan. Karena
belum ada peraturan yang bisa mengakomodir
kepentingan seluruh unit kementerian yang B. Kesimpulan
dalam koridor peningkatan kesejahteraan
masyarakat serta peningkatan akses 1. Kesimpulan
perekonomian masyarakat. Gagasan konsep
a.) Implementasi Reforma Agraria belum
reforma agraria ini hendaknya tertuang dalam
optimal, karena kurangnya dukungan
sebuah aturan yang kompatibel dengan segenap
dari berbagai stakeholders terkait, sebab
kementerian yang ada. Mulai Fase penentuan
program ini akan berdampak besar jika
lokasi sampai produk yang dihasilkan terukur
didukung oleh kementerian lain yang
secara seksama dan memberikan dampak yang
memiliki sumber pendanaan untuk
signifikan. Pengamatan secara seksama dan
peningkatan potensi ekonomi masyarakat,
periodik diperlukan untuk mengukur sejauh
jika hanya internal BPN hanya sebatas
mana reforma agraria ini dinyatakan berhasil.
pensertipikatan tanah masyarakat;
b.) Pembagian peran dan fungsi dalam koridor
Gambar 4. Kebijakan dan Arah Perubahan Reforma
Agraria Ilustrasi penulis terhadap kebijakan reforma akses reform memerlukan landasan
agraria secara makro konseptual yang konkrit dan jelas, berupa
peraturan yang diterima semua pihak,
disini komitmen politik dalam nawacita
mendapat tantangan untuk menyusun
aturan yang disepakati lintas kementerian/
lembaga;
Arditya Wicaksono dan Yudha Pubawa, Hutang Negara dalam Reforma Agraria ... 25-40 37
Sembiring, Julius 2016, Hak menguasai negara Kementerian Agraria dan Tata Ruang/
atas sumber daya agraria Jurnal Bhumi Badan Pertanahan Nasional. 31 Slide.
Vol. 2 No. 2 STPN Press. Yogyakarta
Direktorat Jenderal Penataan Agraria, Direktorat
Setiawan, Bonnie 1997, Reformasi agraria, Landreform 2016. Petunjuk Pelaksanaan
perubahan politik, dan agenda Kegiatan Landreform. Jakarta:
pembaharuan agraria di indonesia, Kementerian Agraria dan Tata Ruang/
Konsorsium Pembaruan Agraria dan Badan Pertanahan Nasional. 51 Hlm.
lembaga. Penerbit FEUI, Jakarta.
Direktorat Jenderal Penataan Agraria,
Shohibuddin, M dan Nazir Salim 2012, Direktorat Landreform 2017. Kebijakan
Pembentukan kebijakan reforma agraria Agraria dan Tata Ruang (Kebijakan
2006-2007 bunga rampai perdebatan. Landreform). Bahan Paparan
Sekolah Tinggi Pertanahan Negara Disampaikan pada Pendidikan dan
Press, Yogyakarta. Pelatihan Penataan Agraria. Jakarta :
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/
Winoto, Joyo 2009, Strategi kebijakan
Badan Pertanahan Nasional. 49 slide.
pertanahan nasional dalam perspektif
politik ekonomi pembangunan pertanian Djalil, Sofyan A 2016, Menteri Agraria dan
dan pedesaan. Makalah Utama dalam tata Ruang/ Kepala Badan Pertanhan
Prosiding Semiloka Nasional tanggal 22- Nasional Disampaikan pada Seminar
23 Desember 2008. Bogor. Departemen Nasional dalam Rangka Hari Agraria
Ilmu Tanah dan Sumberdaya Alam, dan Tata Ruang Nasional Jakarta, 25
Fakultas Pertanian IPB. Oktober 20 slide.
Wiradi, Gunawan 1999, Reforma Agraria Heriyadi, PJoko 2017, Seminar Akhir Penelitian
dalam menghadapi era globalisasi. Implementasi Reforma Agraria Tahun 2017
makalah ringkas dalam seminar diselenggarakan Oleh Pusat Penelitian
nasional: pemberdayaan petani melalui dan Pengembangan Kementerian Agraria
reforma agraria dalam menghadapi dan Tata Ruang /BPN Tanggal 9 November
era globalisasi tanggal 5 Agustus 1999. 2017 di Jakarta, Slide 7 dari 47
Jakarta: Himpunan Kerukunan Tani
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan
Indonesia (HKTI) dan Kantor Menteri
Pertanahan Nasional, Petunjuk
Negara Agraria dan Badan Pertanahan
Pelaksanaan Kegiatan Landreform 2016
Nasional.
Pusat Penelitian dan Pengembangan 2017, Draft
Yin, Robert 1994 Case study research: design
Road Map Puslitbang. Kementerian
and method, second edition, Applied
Agraria dan Tata Ruang/Badan
Social Research Methods Series Volume
Pertanahan Nasional. 49 slide. Jakarta.
5, Sage Publications, London.
Pusat Penelitian dan Pengembangan 2017, Seminar
Akhir Penelitian Implementasi Reforma
Dokumen, Makalah dan Surat kabar
Agraria Tanggal di Jakarta 47 Slide.
Anonim tt, “Nawa Cita”, 9 Agenda Prioritas
Jokowi-JK, 2014-2019. Perpustakaan Rachman, Noer Fauzi 2016, Makalah
Presiden Republik Indonesia. Arah Kebijakan Reforma Agraria
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/
Direktorat Jenderal Penataan Agraria 2017, Badan Pertanahan Nasional dalam
Materi Pembukaan Pendidikan dan seminar hari agraria dan tata ruang
Pelatihan Penataan Agraria. Jakarta: nasional 25 Oktober.