EFISIENSI ENERGI
Dosen Pengampu :
Disusun Oleh :
Mohammad Afif Prabowo 40040120655004
Ardista Artemesia Osama 40040120655009
Kata Pengantar
i
Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunia Nya sehingga
penulis diberikan kemudahan dalam menyelesaikan makalah ini di waktu yang tepat.
Makalah ini disusun sebagai syarat untuk memenuhi tugas Efisiensi Energi yang diampu oleh
bapak Ir. R. TD. Wisnu Broto, MT. Dalam makalah ini memuat pembahasan mengenai
Eksergi Fisika dan Kimia serta Analisis Eksergi.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih terdapat banyak
kekurangan, sehingga oleh karena itu, penulis sangat terbuka terhadap saran dan kritik yang
dapat membangun makalah ini menjadi lebih baik. Selain hal tersebut, penulis juga
mengharapkan bahwa dengan makalah ini, para pembaca dapat lebih mengerti dan
memahami mengenai Eksergi Fisika dan Kimia serta Analisis Eksergi sehingga makalah ini
dapat memberikan manfaat yang nyata kepada pembaca.
Demikian yang dapat penulis sampaikan, Semoga makalah ini dapat dikembangkan
dan dapat bermanfaat kepada banyak orang
Penulis
Daftar Isi
ii
Cover...............................................................................................................................................i
Kata Pengantar................................................................................................................................ii
Daftar Isi........................................................................................................................................iii
Daftar Gambar...............................................................................................................................iv
Daftar Tabel....................................................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................................1
1.1. Latar Belakang....................................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah...............................................................................................................1
1.3. Tujuan.................................................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................................................3
2.1. Energi..................................................................................................................................3
2.2. Eksergi................................................................................................................................3
2.3. Eksergi Fisika.....................................................................................................................4
2.4 Eksergi Kimia....................................................................................................................... 5
2.5 Fungsi Energi Gibbs ............................................................................................................ 6
BAB III CONTOH SOAL..............................................................................................................7
3.3. Contoh Soal (Buku Moran Halaman 662 example 13.12)...........................................7
BAB IV KESIMPULAN..............................................................................................................11
Daftar Pustaka...............................................................................................................................12
iii
Daftar Gambar
iv
Daftar Tabel
v
BAB 1
PENDAHULUAN
Pada era ini, energi memiliki peran yang sangat krusial dalam kehidupan sehari-hari
bahkan di dunia industri. Kebutuhan energi dunia terus mengalami peningkatan. Menurut
proyeksi Badan Energi Dunia (International Energy Agency-IEA), hingga tahun 2030
permintaan energi dunia meningkat sebesar 45% atau rata-rata mengalami peningkatan
sebesar 1,6% pertahun, tidak terkecuali di Indonesia. Kebutuhan energi terus mengalami
peningkatan seiring dengan meningkatnya kegiatan pembangunan ekonomi suatu negara.
Indonesia merupakan salah satu negara ekonomi berkembang yang terus melakukan kegiatan
pembangunan di sektor industri. Keberlangsungan suatu industri sangat tergantung oleh
energi yang tersedia. Berdasarkan data dari blueprint Pengelolaan Energi Nasional tahun
2006, Indonesia merupakan salah satu negara dengan persediaan sumber energi terbesar,
namun dalam hal pemanfaatannya, Indonesia merupakan negara dengan pemanfaatan
terendah. Hal ini menunjukkan, Indonesia merupakan negara yang tidak efisien dalam
pemanfaatan sumber energi.
1
1.3 Tujuan Penulisan
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Energi
Umumnya teori yang digunakan untuk menganalisis efisiensi energi adalah hukum
termodinamika pertama yang menjelaskan konsep kekekalan energi. Hukum tersebut
menyatakan bahwa didalam suatu proses, energi tidak dapat diciptakan ataupun
dimusnahkan. Yang terjadi hanyalah perubahan bentuk dari suatu energi menjadi energi lain
(Isida, 2002). Jika sistem yang ditinjau hanyalah melibatkan sumber panas (heat source) dan
penerima panas (heat sink) hukum pertama diatas secara matematis dapat ditulis sebaga
penjumlahan entalpi yang selalu sama dengan nol.
∑ H i=0 (1)
Entalpi dan energi pada persamaan 1 dan 2 merupakan fungsi suhu, sehingga analisis energi
bisa dilakukan jika suhu pada sumber panas dan penerima panas diketahui.
Dalam analisis energi satuan yang biasa digunakan adalah satuan panas per satuan
waktu, misal cal/second atau btu/second. Dari satuan tersebut terlihat bahwa, analisis energi
hanya bisa memberikan informasi jumlah atau kuantita energi. Sementara itu, kualitas energi
yang ada pada sumber panas maupun penerima panas tidak dapat dianalisis. [ CITATION
Nor04 \l 1033 ]
2.2 Eksergi
Eksergi didefinisikan sebagai kerja atau kemampuan untuk menimbulkan kerja dan
selalu bersifat kekal dalam proses reversibel namun selalu berkurang dalam suatu proses
irreversibel (memenuhi Hukum Kedua Termodinamika). Hukum Kedua Termodinamika
menyatakan bahwa pengkonversian energi hanya dimungkinkan jika total entropi bertambah.
Dengan mengajukan eksergi, energi dan entropi dapat dikaji secara simultan. Kualitas energi
digambarkan dengan konsep entropi. Entropi tinggi berarti kualitas energi adalah rendah.
Bentuk-bentuk energi yang berbeda mempunyai kualitas yang berbeda yang mengindikasikan
seberapa besar energi tersebut secara teoritis dapat dikonversikan menjadi kerja. Batasan ini
3
adalah suatu hukum alam yang mengimplikasikan bahwa kualitas energi selalu berkurang
dalam setiap pengkonversian (Hukum Kedua Termodinamika).
Adapun sifat ekstensif pada sistem dibagi menjadi empat komponen: eksergi fisik EPH,
eksergi kinetik EKN, eksergi potensial EPT dan eksergi kimia ECH. Jadi komponen eksergi
adalah (Bejan 995) :
Untuk eksergi fisik system tertutup pada system ditentukan dengan persamaan:
Dimana U,V dan S menunjukkan sebagai energi dalam, volume, dan entropi pada
sistem tertentu, sedangkanU0, V0, dan S0 adalah nilai sifat yang sama ketika sistem berada
pada keadaan nol atau dead state (Cengel 2006). Eksergi fisik dapat juga diekspresikan dalam
satuan basis massa atau molar sebagai berikut:
(7)
Dalam mengevaluasi eksergi fisik untuk gas-gas ideal, beberapa pertimbangan khusus
harus diperhitungkan. Bila suatu campuran gas ideal yang mengandung H2O(g) didinginkan
pada tekanan konstan di bawah temperatur titik embun, pengkondensasian uap air akan
terjadi. Misalkan bahwa suatu campuran gas ideal yang terdiri dari N2, O2, CO2, dan H2O(g)
dan fraksi molnya masing-masing adalah N2, O2, CO2, H2O(g). Pada kondisi atmosferik,
campuran dapat terdiri dari N2, O2, dan CO2, beserta uap air jenuh yang berada dalam
kesetimbangan dengan cairan jenuh. (Zikri, 2014)
2.4 Eksergi Kimia
4
Eksergi kimia adalah komponen eksergi yang terkait dengan perbedaan komposisi kimia
dari suatu sistem dengan yang dimiliki lingkungan. Tabel eksergi kimia molar standar
tersedia pada beberapa literatur. Sebagai contoh tabel pada [11] memberikan nilai-nilai
untuk kondisi atmosferik pada 298,15 K dan 1,01325 bar. Dan juga tabel pada [13]
memberikan nilai-nilai untuk kondisi pada 298,15 dan 1 atm. Menurut [5] jika kondisi-
kondisi lingkungan dari sistem sedikit berbeda daripada kondisi yang digunakan pada tabel,
tabel tersebut masih dapat digunakan. Untuk air, tabel eksergi kimia standar dapat digunakan
untuk kondisi-kondisi atmosferik. Untuk kondisi di luar atmosferik, formulasi berikut ini
dapat dipergunakan:
(9)
(10)
Dalam hal bila pertimbangan kondensasi di atas harus diperhitungkan fraksi mol pada
phasa gas untuk mendapatkan konstribusi phasa gas eksergi kimia. Maka total eksergi kimia
dapat dituliskan pada komponen:
(11)
Fungsi energi bebas Gibbs dapat dievaluasi pada suhu T0 dan tekanan p0 lingkungan.
Dapat ditulis
(Moran, 2006)
5
Ada lagi jenis fungsi energi bebas lain yang dikenal dengan nama energi bebas Gibbs.
Nama Helmholtz dan nama Gibbs dicantumkan karena merekalah yang pertama kali
menyajikan konsep besaran energi bebas. Jika kita mendefinisikan fungsi termodinamika:
G = F + PV
Energi bebas Gibbs (G) adalah fungsi yang menggabungkan entalpi dan entropi dari sistem
G = H – TS
dG = dF + PdV + VdP
= –SdT + VdP
G(T , P)
S=- dengan menganggap P konstan
T
G(T , P)
V= dengan menganggap T konstan
P
Fungsi energi bebas Gibbs tentunya akan menjadi minimum pada T dan P yang membuat dT
= 0 dan dP = 0. Kita boleh menyebut G (T,P) sebagai fungsi energi bebas pada suhu dan
tekanan yang tetap. Masih banyak lagi hubungan ketergantungan antara fungsi-fungsi
termodinamika yang dapat diturunkan lewat kalkulus berdasarkan pada dua hukum alam
yang sudah disebutkan.
(Brotosiswojo,2010)
6
BAB III
CONTO SOAL
SOLUTION
7
Since T0 = Tref and p0 = pref, the required specific Gibbs function are just the Gibbs
functions of formation from Table A-2. With the given composition of the environment
and data from Table A-25, the above wquation gives
Dividing by the molecular weight, the chemical exergy is obtained on a unit masss basis
(b) Using coefficients from the reaction equation above, Eq 13.44b reads
With data from Table A-25 and Model II of Table A-26, the above equation gives
As expected, this agrees closely with the value listed for octane in Table A-26 (Model II),
Dividing by the molecular weight the chemical exergy is obtained on a unit mass basis
The chemical exergies determined with the two approaches used in parts (a) and (b)
closely agree.
1. A molar analysis of the environment of part (a) on a dry basis reads, O2: 21%, N2, CO2
and the other dry components: 79%. This is consistent with the dry air analysis used
throughout the chapter. The water vapor present in the assumed environment corresponds
to the amount of vapor that would be present were the gas phase saturated with water at
the specified temperature and pressure.
8
2. The value of the logarithmic term of Eq. 13.36 depends on the composition of the
environment. In the present case, this term contributes about 3% to the magnitude of the
chemical exergy. The contribution of the logarithmic term is usually small. In such
instances, a satisfactory approximation to the chemical exergy can be obtained by
omitting the term.
3. The terms of Eqs. 13.36 and 13.44b involving the Gibbs functions have the same form,
except appears in Eq. 13.36 for water vapor and in Eq. 13.44b for liquid water.
9
Tabel 6. Tabel A-26
10
BAB IV
KESIMPULAN
4.1 Kesimpulan
Eksergi didefinisikan sebagai kerja atau kemampuan untuk menimbulkan kerja dan
selalu bersifat kekal dalam proses reversibel namun selalu berkurang dalam suatu proses
irreversibel (memenuhi Hukum Kedua Termodinamika). Hukum Kedua Termodinamika
menyatakan bahwa pengkonversian energi hanya dimungkinkan jika total entropi bertambah.
Dengan mengajukan eksergi, energi dan entropi dapat dikaji secara simultan. Kualitas energi
digambarkan dengan konsep entropi. Entropi tinggi berarti kualitas energi adalah rendah.
Bentuk-bentuk energi yang berbeda mempunyai kualitas yang berbeda yang mengindikasikan
seberapa besar energi tersebut secara teoritis dapat dikonversikan menjadi kerja. Batasan ini
adalah suatu hukum alam yang mengimplikasikan bahwa kualitas energi selalu berkurang
dalam setiap pengkonversian (Hukum Kedua Termodinamika). Eksergi kimia adalah
komponen eksergi yang terkait dengan perbedaan komposisi kimia dari suatu sistem dengan
yang dimiliki lingkungan.
11
DAFTAR PUSTAKA
Sato, Norio. 2004. Chemical Energi and Exergy. Elsevier Science & Technology
Books. Japan
Zikri, Ahmad. 2014. Analisis Eksergi Pada Unit Distilasi Atmosferik Dan Vakum
Minyak Bumi. Palembang
12