Disusun Oleh :
INTAN LARASATI
P1337430118070 / 3B
Terdapat dua model komparasi yaitu komparasi antara dua sampel dan komparasi
antara lebih dari dua sampel yang sering disebut komparasi k sampel. Selanjutnya setiap
model komparasi sampel dibagi menjadi dua jenis yaitu sampel yang berkorelasi dan
sampel yang tidak berkorelasi disebut dengan sampel independen.
Sampel independen adalah sampel yang tidak berkaitan satu lain, misalnya akan
membandingkan kemampuan kerja lulusan SMU dan SMK, membandingkan penghasilan
petani, nelayan dan sebagainya. Bentuk komparasi sampel dapat dipahami melalui tabel
5.1 benkut.
BENTUK KOMPARASI
MACAM
Dua Sampel k Sampel
DATA
Korelasi Independen Korelasi Independen
Median Test
Median
Sign test
Mann- Whitney Extension
Friedman
U test
Ordinal Wilcoxon
Kruskal-Walls
Two Way
Matched Kolmogorov
Anova One Way
Smirnov
Pairs
Anova
Wald- Wolfowitz
* Statistik Parametris
Terdapat tiga macam hipotesis komparatif dua sampel dan cara mana yang akan
digunakan tergantung pada bunyi kalimat dalam merumuskan hipotesis. Tiga macam
pengujian itu adalah :
Ho : Tidak terdapat perbedaan (ada kesamaan) produktivitas kerja antara pegawai yang
mendapat kendaraan dinas dengan yang tidak.
Ha : Terdapat perbedaan produktivitas kerja antara pegawai yang mendapat kendaraan
dinas dengan yang tidak.
Ho : 1 = 2
Ha : 1 ≠ 2
Ho : Prestasi belajar siswa SMU yang masuk sore hari lebih besar atau sama dengan
(paling sedikit) yang masuk pagi hari.
Ha : Prestasi belajar siswa SMU yang masuk sore hari lebih rendah dari yang masuk
pagi hari.
Ho : 1 ≥ 2
Ha : 1 < 2
Ho : Disiplin kerja Pegawai Swasta lebih kecil atau sama dengan (paling besar) Pegawai
Negeri.
Ho : 1 ≤ 2
Ha : 1 > 2
Daerah penerimaan Ho dan Ha untuk ketiga macam uji hipotesis tersebut, seperti
ditunjukkan pada gambar-gambar yang ada pada deskriptif (satu sampel).
1. Sampel Berkorelasi
a. Statistik Parametris
1) t-test
Statistik Parametris yang digunakan untuk menguji hipotesis komparatif
rata-rata dua sampel bila datanya berbentuk interval atau ratio adalah
menggunakan t-test.
Rumusan t-test yang digunakan untuk menguji hipotesis komparatif dua sampel
yang berkorelasi ditunjukkan pada rumus 5.1.
Rumus 5.1
Dimana :
X̄ 1 = Rata-rata sampel 1
X̄ 2 = Rata-rata sampel 2
S 21 = Varians sampel 1
2
S2 = Varian sampel 2
b. Statistik Nonparametris
Berikut ini dikemukakan statistik nanparametris yang digunakan untuk
menguji hipotesis komparatif dua sampel yang berkorelasi. Teknik Statistik yang
akan dikemukakan adalah Mc Nemar Test untuk menguji hipotesis komparatif
data nominal dan Sign Test untuk data ordinal.
1) Mc Nemar Test
Teknik statistik ini digunakan untuk menguji hipotesis omparatif (dua sampel
yang berkorelasi bila datanya berbentuk nominal/diskrit. Rancangan penelitian
biasanya berbentuk “before after,”. Jadi hipotesis penelitian merupakan
perbandingan antara nilai sebelum dan sesudah ada perlakuan/treatment.
Sebagai panduan untuk menguji signifikansi setiap perubahan, maka data perlu
disusun ke dalam tabel segi empat ABCD seperti berikut:
Sesudah
Sebelum
- 0
+ A B
- C D
Tanda (+) dan (-) sekedar dipakai untuk menandai jawaban yang berbeda, jadi
tidak harus yang bersifat positif dan negatif. Kasus-kasus yang menunjukkan
perubahan antara jawaban pertama dan kedua muncul dalam sel A dan 0.
Seseorang dicatat dalam sel A jika berubah dari tambah ke kurang dan dicatat
pada sel 0 jika ia berubah dari kurang ke tambah. Jika tidak ada terjadi perubahan
yang diobservasi yang berbentuk tambah dia dicatat di sel B, dan dicatat di sel C
bila tidak terjadi perubahan yang diobservasi yang berbentuk kurang.
A + D adalah jumlah total orang yang berubah, dan B dan C yang tidak berubah.
Ho = ½ (A + D) berubah dalam satu arah, dan merupakan frekuensi yang
diharapkan di bawah Ho pada kedua sel yaitu A dan D.
Test Mc Nemar berdistribusi Chi Kuadrat (2) oleh karena itu rumus yang
digunakan untuk pengujian hipotesis adalah rumus Chi Kuadrat. Persamaan
dasarnya ditunjukkkan pada rumus 6.2 berikut.
Rumus 6.2
Dimana:
Uji signifikansi hanya berkenaan dengan A dan D. Jika A = banyak kasus yang
diobservasi dalam sel A, dan D banyak kasus yang diobservasi dalam sel D, serta
½ (A + D) banyak kasus yang diharapkan baik disel A maupun D, rumus tersebut
dapat lebih disederhanakan menjadi rumus 6.3.
Rumus 6.3
2 2
A+ D A +D
( f o −f h )2
=
( A−
2 ) +( D−
2 )
fh A+ D A+ D
2 = 2 2
Rumus tersebut akan semakin baik dengan adanya ‘koreksi kontinuitas” yang
diberikan oleh Yates, 1934 yaitu : dengan mengurangi dengan nilai 1. Koreksi
kontinuitas itu diberikan karena distribusinya menggunakan distribusi normal.
Seperti telah diketahui bahwa distribusi normal itu biasanya digunakan untuk data
yang bersifat kontinum.
(|A−D|−1)2
2 = A+ D dengan dk = 1 Rumus 6.4
Hipotesis nol (Ho) yang diuji adalah : p (XA> XB) = P(XA <XB) = 0,5.
Peluang berubah dan XA ke XB = peluang berubah dan XB ke XA = 0,5, atau
peluang untuk memperoleh beda yang bertanda positif sama dengan peluang
untuk memperoleh beda yang negatif. Jadi kalau tanda positif jauh lebih banyak
dan negatifnya, dan sebaliknya, maka Ho ditolak. XA = nilai setelah ada
perlakuan (treatmen) dan XB = nilai sebelum ada perlakuan. Ho juga dapat
diketahui berdasarkan median dari kelompok yang diobservasi. Bila jarak antara
median dengan tanda positif dan negatif sama nol, maka Ho diterima.
a. Statistik Parametris
1) t- test
Terdapat dua rumus t-test yang dapat digunakan untuk menguji hipotesis
komparatif dua sampel independen. Rumus tersebut ditunjukkan pada rumus 5.7
dan 5.8 berikut :
X̄ 1− X̄ 2
s12 s22
t= √ +
n1 n2 Rumus 5.7 (Separated Varians)
X̄ 1 − X̄ 2
( n1 −1 ) s21 +( n2 −1) s22 1 1
t= √ n 1 +n2 −2 ( +
n1 n2 ) Rumus 5.8 (Polled Varians)
a) Apakah dua rata-rata itu berasal dari dua sampel yang jumlahnya sama atau
tidak?
b) Apakah varians data dari dua sampel itu homogen atau tidak. Untuk menjawab
itu perlu pengujian homogenitas varians.
Berdasarkan dua hal tersebut di atas maka berikut ini diberikan petunjuk untuk
memilih rumus t-test.
(a) Bila jumlah anggota sampel n1 = n2 dan varians homogens 1 = 2, maka
dapat digunakan rumus t-test, baik untuk separated maupun polled varians, yaitu
rumus 6.7 dan 6.8. untuk mengetahui t tabel digunakan dk yang besarnya dk = n 1+
n2 -2.
(b) Bila n1 ≠ n2, varians homogen (12 = 22) dapat digunakan t-test dengan
polled varians, yaitu rumus 6.8 besarnya derajat kebebasan = n1 - n2 - 2.
(c) Bila n1 = n2, varians tidak homogen (2 ≠ 2) dapat digunakan rumus 6.7
maupun 6.8, dengan dk = n1 - 1 atau n2 - 2. Jadi dk bukan n1 – n2 - 2 (Phopan,
1973).
(d) Bila n1 ≠ n2 dan varians tidak homogen (2 ≠ 2 ). Untuk ini digunakan
rumus separated varians rumus 6.7 harga t sebagai penganti harga t tabel dihitung
dari selisih harga t tabel dengan dk = (n1 - 1) dan dk = n2 - 1 dibagi dua dan
kemudian ditambah dengan harga t yang terkecil. Contoh : n1 = 25; berarti dk 24,
maka harga t tabel = 2.797 n2 = 13, dk = 12: harga t tabel = 3,005 (untuk kesalahan
1%. uji dua fihak). Jadi harga t tabel yang digunakan adalah 3.055 - 2,797 = 0,208.
Selanjutnya harga ini ditambah dengan harga t yang terkecil. Jadi 0,208 + 2,797 =
2, 923. Harga t =3,005 (lihat tabel II) ini adalah sebagai penganti harga t tabel
(Phopan, 1973).
b. Statistik Nonparametris
Statistik Nonparametris yang digunakan untuk menguji hipotesis
komparatif dua sampel independen antara lain adalah : 2 (Chi Kuadrat), Fisher
Exact Probability (untuk data nominal dan ordinal); Median Test, Mann Whitney
U-Test, Kolmogorov-Smimov, Waid Wolfowitz (untuk data ordinal).
Sampel A a b a+b
Sampel B c d c+d
n = jumlah sampel
1
n (|ad − bd|− n)2
2
= (a + b) (a +c ) (b + d ) (c + d)
2
Rumus 5.10
Kelompok jumlah
I A B A+B
II C D C+D
Jumlah N
Kelompok I = sampel I
Kelompok II = sampel II
Rumus dasar yang digunakan untuk pengujian Fisher ditunjukkan pada rumus 6.11
berikut.
( A +B)! (C +D )! ( A +C )! ( B+D )!
p= N! A! B C ! D!
Kalau Test Fisher digunakan untuk sampel kecil, dan Test Chi Kuadrat
(2) digunakan untuk sampel besar, maka test median ini digunakan untuk
sampel antara Fisher dan Chi Kuadrat. Berikut ini diberikan panduannya.
1. Jika n1 + n2 > 40, dapat dipakai test Chi Kuadrat dengan koreksi
kontinuitas dari Yates.
2. Jika n1 + n2 antara 20 - 40 dan jika tak satu selpun memiliki frekuensi
yang diharapkan 5, dapat digunakan Chi Kuadrat dengan koreksi kontinuitas.
Bila f < 5 maka dipakai test Fisher.
3. Kalau n1 + n2 < 20 maka digunakan test Fisher.
Untuk menggunakan test median, maka pertama-tama harus dihitung
gabungan dua kelompok (median untuk semua kelompok). Selanjutnya dibagi
dua, dan dimasukkan ke dalam tabel seperti berikut :
Di atas
Median A B A+B
gabungan
Di bawah
C D C+D
median gabungan
Jumlah A + C = n1 B + D = n2 N = n1 + n 2
Pengujian dapat menggunakan rumus Chi Kuadrat (2) seperti ditunjukkan pada
rumus 5.12 berikut.
2
N
[
N ( AD−BC )−
2 ]
2 = ( A +B)(C+ D)( A+C )( B+D) Rumus 5.12
Rumus diatas dk = 1
Kriteria pengujian :
n1 (n1 +1)
−R1
U1 = n1n2 + 2 Rumus 6.13
dan
n2( n2+1 )
−R 2
U2 = n1n2 + 2 Rumus 6.14
Dimana :
n1 = Jumlah sampel 1
n2 = Jumlah sampel 2
U1 = Jumlah peringkat 1
U2 = Jumlah peringkat 2
B. Komparatif k Sampel
Penelitian untuk variabel yang sama, sering dilakukan pada sampel yang
jumlahnya lebih dari dua (k sampel), misalnya 3: 4 atau 10 sampel. Selanjutnya
berdasarkan sampel yang diambil secara random tersebut, akan dianalisis apakah
rata-rata (mean) antara satu sampel dengan sampel yang lain berbeda secara
signifikan atau tidak. Signifikan artinya perbedaan atau persamaan rata-rata dari
sampel-sampel tersebut dapat digeneralisasikan terhadap polulasi dari mana sampel-
sampel tersebut diambil. Jadi perbedaannya bukan hanya terjadi pada sampel-sampel
itu saja.
Seperti terlihat dalam pedoman umum memilih teknik statistik, khususnya pedoman
dalam memilih teknik statistik untuk menguji hipotesis komparatif (tabel 6.2) terlihat
bahwa, teknik statistik yang digunakan untuk pengujian hipotesis komparatif, akan
tergantung pada jenis data, dan bentuk hubungan antar sampel yang dibedakan.
Hubungan sampel dapat dibedakan menjadi dua yaitu sampel yang
berkorelasi/berpasangan (related) dan sampel yang independen.
Pada bagian ini akan dikemukakan teknik statistik untuk menguji hipotesis
komparatif k sampel yang berpasangan, baik menggunakan statistik parametris
maupun nonparametris. Sedangkan untuk sampel independen diberikan di bagian
belakang bab ini.
1. Sampel Berkorelasi
Pengertian sampel berkorelasi telah dijelaskan pada bab pedoman umum
memilih teknik statistik. Teknik statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis ini
meliputi statistik parametris dan nonparametris. Statistik parametris meliputi
Analysis of Varian (Anova) dan nonparametris meliputi Test Cochran dan Friedman.
a. Statistik Parametris
1) Analisis Varian
Analisis Varian digunakan untuk menguji hipotesis-hipotesis
komparatif rata-rata k sampel bila datanya berbentuk interval atau ratio. Satu
sampel dalam k kejadian/pengukuran berarti sampel tersebut berpasangan,
model (before-after). Satu sampel diberi perlakuan sampai 5 kali, ini berarti
sudah 5 sampel berpasangan. Sedangkan k sampel dalam satu kejadian berarti
sampel independen (lima sampel diberi satu kali perlakuan, adalah
merupakan lima sampel independen).
Sumber :
https://www.statistikian.com/2012/04/uji-komparatif-pengantar-non-
parametris.html?amp
http://putriparaswarapratiwi.blogspot.com/2014/11/pengujian-hipotesis-
komperatif.html?m=1