Anda di halaman 1dari 15

A.

Pemeliharaan tanaman semusim


Semua kegiatan yang dilakukan setelah penanaman sampai dengan panen (untuk tanaman
semusim). Pemeliharaan Tanaman ditentukan oleh:
 Jenis tanaman
 Umur tanaman (semusim/ tahunan)
 Fase pertumbuhan tanaman (vegetatif, generatif)
 Organ target
 Cara Tumbuh (tegak, merambat, menjalar)
 Sifat pertumbuhan (determinate, indeterminate)
 Kondisi lingkungan tumbuh (media tumbuh, suhu, kelembaban/RH, cahaya)
 Nilai ekonomis komoditas
Pemeliharaan tanaman semusim (faktor tanaman) dilakukan dengan :
1. penyulaman dan penjarangan.
Penyulaman itu sendiri merupakan penggantian benih/bibit yang tidak tumbuh/mati dan
penjarangan merupakan membuang sebagian tanaman untuk mendapatkan jarak tanam yang
ideal Contoh: tanaman lobak , wortel.
2. Pengajiran dan pengikatan
Tujuan Pengajiran & Pengikatan:
Membuat tanaman tegak dan tumbuh dengan optimal serta mengarahkan pertumbuhan
tanaman.
3. Perambatan
Tujuan Perambatan:
Menyediakan ruang tumbuh untuk tanaman yang merambat dan mengoptimalkan
tangkapan radiasi matahari, serta memudahkan pemeliharaan.
Pengajiran pada tanaman sayuran: tomat,mentimun, buncis, kacang kapri (pada tanaman
merambat = indeterminate)
Pembuatan bangunan pembentuk tajuk/Sistem Pagar (Trelising),Para-para: untuk
tanaman anggur, melon, semangka, labu-labuan
Penyulaman di bagi menajadi 2 yaitu penyulaman benih dan bibit. Yang dimaksud
dengan penyulaman benih itu sendiri merupakan dilakukan penggantian benih yang mati
paling lambat dalam 1 – 2 MST. Jika terlambat: menyebabkan pertumbuhan tanaman tidak
seragam, panen tidak serentak sedangkan penyulaman bibit merupakan bibit diganti dengan
bibit yang seumur dengan tanaman yang ditanam lebih awal.
Kegiatan dalam Pemeliharaan Tanaman itu sendiri meliputi :

• Penyulaman tanaman yang tidak • Pengajiran,


tumbuh
• Perambatan,
• Penyiraman
• Pengikatan,
• Penyiangan
• Pembuangan tunas air,
• Pendangiran
• Bending, Pinching, Disbudding,
• Pemupukan susulan
• Penjarangan bunga/buah,
• Pembumbunan
• Pemeliharaan buah
• Pemulsaan

Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam pemeliharaan tanaman semusim :


• Faktor Tanaman:
 penyulaman, penjarangan, pengajiran, perambatan, pengikatan, pengaturan cabang,
pemangkasan tunas, pembuangan daun, pembuangan bunga, penjarangan buah, bending
(membengkokan), pinching (penjepitan), disbudding, (pemotongan kuncup berlebih),
pemeliharaan buah
• Faktor Lingkungan:
 penyiraman, penyiangan, pengendalian OPT, pendangiran & pembumbunan,
pemupukan susulan, penyinaran tambahan, rain shelter, screen house.
1. Pengaturan Cabang dan Tandan Bunga :
Pengaturan cabang dilakukan biasanya pada tanaman tomat, Misal:
1. Setiap tanaman diatur cabangnya menjadi dua cabang.
2. Cabang utama ditumbuhkan 3 tandan bunga, cabang kedua ditumbuhkan 2 tandan bunga,
jumlah tandan bunga per tanaman seluruhnya 5 tandan bunga.
3. Masing-masing tandan bunga terdiri dari 5-6 buah, sehingga jumlah buah per tanaman
total antara 25 - 30 buah.
2. Pembuangan Tunas
• Tujuan: membuang kelebihan tunas, terutama tunas yang tidak akan produktif (tidak
berfotosintesis atau tidak menghasilkan organ target)  aliran fotosintat menjadi efektif
untuk organ target
• Contoh: pembuangan tunas air pada tanaman tomat dan paprika
3. Pembuangan daun dan bunga serta Penjarangan buah
Tujuan pembuangan daun:
Membuang daun-daun yang tua/layu/kering yang tidak dapat melakukan fotosintesis
lagi dan daun yang terserang penyakit
Tujuan pembuangan bunga + penjarangan buah (fruit thinning): membuang
sebagian bunga/buah sehingga aliran fotosintat terbagi pada jumlah bunga/buah yang
sedikit maka diperoleh bunga/buah dengan ukuran yang lebih besar.
4. Pemangkasan Daun
Tujuan Pemangkasan Daun pada Tanaman Tomat: untuk membuang sebagian
daun yang sudah tua dan kena penyakit.
5. Pemangkasan buah yang kecil, cacat, dan terkena hama atau penyakit  harus
dibuang (atau bila terlalu banyak buah dalam 1 tandan)
Tujuannya Untuk mendapatkan buah yang optimal maka dipelihara 5 buah per-tandan
6. Pemangkasan buah yang kecil, cacat, dan kena hama/penyakit  harus dibuang
(atau bila terlalu banyak buah dalam 1 tandan)
7. Bending (Pelengkungan Batang)
Tujuan: untuk merangsang cabang produktif penghasil bunga. Misal: pada
tanaman mawar/rose.
8. Pinching (Pemotesan)
Pinching = pemotesan/pewiwilan Pembuangan tunas-tunas vegetatif yang terdapat
pada bagian apikal ataupun lateral.
Pinching apical (terminal): membuang tunas terminal berfungsi untuk
menghilangkan dominansi apical,merangsang pertumbuhan tunas lateral untuk
percabangan tanaman. Misal : pada tanaman krisant potong tipe spray
Pinching lateral: membuang semua tunas lateral agar pertumbuhan tunas apical
(terminal) lebih cepat. Misal : pada tanaman krisant potong tipe standar
Manfaat pinching itu sendiri, yaitu :
1. Pemotesan dapat mendorong lebih cepat tumbuhnya tunas baru yang berpotensi
untuk berbunga. 
2. Hasil penelitian Satsijah (2008) menunjukkan bahwa:
1. pemotesan dapat meningkatkan hasil bunga
2. dapat memperbaiki kualitas bunga
3. penampilan/figur tanaman menjadi lebih baik,tetapi dapat juga menyebabkan
produksi bunga menurun
9. Disbudding
Disbudding = Pembuangan kuncup bunga berlebih yang terdapat pada bagian
apical (terminal) atau pun bagian lateral. Tujuannya untuk memusatkan energi pada
bunga yang tersisa sehingga dapat menghasilkan bunga yang lebih berkualitas.
Disbudiing dilakukan setelah bakal bunga yang tidak diharapkan mulai tumbuh
dan dibuang tanpa harus mengganggu bakal bunga yang siap untuk dipelihara
10. Pemeliharaan Buah
Pada tanaman Melon, Semangka: diberi alas mulsa plastik/jerami. Tujuan: agar
buah tidak kotor/kena tanah posisi buah harus dibolak-balik agar warna buah merata &
mendapat penyinaran yang merata
Pada tanaman stroberi: diberi sungkup plastik + mulsa jerami . Tujuannya untuk
menjaga buah dari terpaan air hujan dan percikan tanah yang menyebabkan buah menjadi
kotor (straw= jerami: = buah di atas mulsa jerami).

B. Pemeliharaan Tanaman Tahunan


• Faktor Tanaman:
penyulaman, pemangkasan bentuk, pemangkasan produksi, aplikasi ZPT, pemeliharaan
buah
• Faktor Lingkungan:
penyiraman, penyiangan, pemupukan, pengendalian (OPT)
Penanaman Pohon Pelindung
Tujuan :
1. Mengatur suhu dan kelembaban.
2. Mengurangi penguapan air dari tanah dan daun
3. Sebagai penghalang angin (wind breaker)
4. Menyediakan mulsa dan pupuk bagi tanaman
5. Mengurangi radiasi sinar ultraviolet
6. Mengurangi erosi
Beberapa jenis pohon pelindung : Sesbania,Crotalaria, Tephrosia, Albizia.
Tanaman perkebungan yang perlu tanamanpelindung: kakao, kopi dan teh.Penanamannya
dilakukan 1 – 2 tahun sebelum tanaman pokok ditanam.Tanaman sela bagi tanaman
tahunan: kayu manis,karet, kelapa, damar, belimbing, keluwak.
Tanaman pelindung terdiri atas 2 jenis yaitu Pelindung Sementara: Crotalaria spp,
Tephorisa sp, Musa sp, Leucauna glauca,Maghania macrophylla dan Pelindung Tetap:
Leucaena sp, Gliricidia sepium,Cocos nucifera.
Pemeliharaan Pohon Pelindung terdiri dari 5 tahap yaitu:
1. Penyulaman
2. Pemberantasan Hama & Penyakit
Hama & Penyakit Utama Pada Tanaman Teh:
1. Hama
a. Helopeltis antonii
1. Bentuknya seperti nyamuk
2. Menyerang pagi, sore atau saat mendung dengan mengisap cairan
batang/daun muda sehingga jaringan tanaman menjadi kering & mati.
3. Pengendalian secara mekanis, hayati, kimiawi
b. Ulat api (Setora nitens)
1. Menyerang dengan memakan daun tua & daun muda
2. Pengendalian efektif dengan menyemprotkan insektisida pada stadium
larva saat baru menetas (Matador 25EC dengan konsentrasi 0,05% - 1%)
c. Ulat penggulung daun (Homona coffearia)

1. Menggulung daun muda & bersembunyi di dalam sambil memakan daun


pada stadium larva
2. Serangan meningkat pada musim kemarau
3. Pengendalian secara mekanis, hayati, kimiawi
2. Penyakit
Penyakit Cacar Daun (Blister blight)
1. Penyebabnya cendawan Exobasidium vexans
2. Penyebaran penyakit: melalui spora yang diterbangkan angin, terbawa
serangga atau manusia.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan penyakit: kelembaban
udara, sinar matahari, angin, tinggi kebun, sifat tanaman.
4. Serangan awal timbul bercak tembus pandang kemudian diikuti timbulnya
benjolan berwarna putih pada permukaan bawah daun yang mengering
dan berlubang pada berkas bercak.
5. Pengendalian: secara kultur teknis, kimiawi dengan fungisida
Penyakit busuk daun
Penyakit busuk daun sering menyerang setek teh yang baru ditanam di
persemaian, daun menjadi busuk, rontok, & setek akan mati.
Penyebab penyakit : jamur Cylindrocladium scoparium & Glomerella
cingulata sehingga membentuk spora yang dapat bertahan lama di dalam tanah
Gejala Penyakit : Pada daun induk timbul bercak-bercak coklat dimulai
dari ujung /ketiak daun menjalar ke semua bagian, akhirnya daun rontok & stek
akan mati.
Pengendalian : Stek yang ditanam dicelupkan dalam larutan fungisida
carbamat dengan konsentrasi 0,2%. Apabila persemaian terserang setelah stek
ditanam maka fungisida disemprotkan ke tanah, karena fungisida ini bersifat
sistemik sehingga dapat diisap oleh akar
Cendawan Akar
Penyebabnya Ganoderma pseudoferreum & Rosellinia arcuata
Gejala : Tanaman layu secara bertahap & mati. Apabila dibongkar, pada
permukaan akar timbul benang-benang halus (miselia) berwarna putih.
Pengendalian : secara kultur teknis, kimiawi dengan fumigasi
3. Pemangkasan cabang/ranting
Pemangkasan merupakan kegiatan pemotongan bagian-bagian tanaman
yang tidak dikehendakiPada umumnya jenis pangkasan meliputi: pangkasan
bentuk dan pangkasan produksi.
Tujuan dilakukannya pemangkasan itu sendiri yaitu :
a. tanaman menjadi rendah untuk mempermudah perawatan &pemanenan
b. memperoleh cabang-cabang buah baru secara terus menerus dalam jumlah
yang cukup
c. memudahkan cahaya matahari masuk & melancarkan peredaran udara
dalam tajuk tanaman
d. mempermudah pengendalian hama penyakit & mencegah penyebarannya
e. mengurangi biennual bearing & over bearing yang dapat menyebabkan
dieback
Contoh Pemangkasan :
1. Pemangkasan Pada Tanaman Mangga.
a) Pemangkasan Pemeliharaan: (cabang rimbun, cabang sakit, cabang
tua, dahan yang tumpang tindih, cabang maling)
b) Pemangkasan untuk mengatur Produksi: Pemangkasan akar,
ranting buah, batang dan cabang.
2. Pemangkasan pada tanaman teh
Tujuan pemangkasan pada tanaman the :
1. Mengusahakan pertumbuhan tanaman teh agar tetap pada fase
vegetatif (menghindarkan fase generatif)
2. Mengusahakan agar perdu/bidang petik tetap rendah sehingga
pemetikan dapat dilakukan dengan mudah, cepat & efisien.
3. Membentuk frame/bidang petik seluas mungkin.
4. Merangsang pertumbuhan tunas-tunas baru, sehingga mampu
menghasilkan pucuk yang banyak.
5. Membuat frame tanaman muda & perbaikan bentuk frame.
6. Membuang cabang-cabang yang tidak dikehendaki yang
menghambat petumbuhan tunas-tunas baru.
7. Membantu meringankan biaya pengendalian gulma & penyakit.
8. Mengatur fluktuasi produksi harian pada masa flush & masa
kemarau (khusus untuk perkebunan).
Jenis pangkasan tanaman teh :
1. Pangkasan indung
pangkasan pertama yang dilakukan setinggi 10-20cm dari
permukaan tanah. Pada bahan tanaman asal biji yang berupa stump,
pangkasan indung dilakukan dua minggu sebelum ditanam di lapangan.
2. Pangkasan bentuk
pangkasan yang dilakukan pada tanaman muda setinggi 30-40 cm
dari permukaan tanah pada umur 1.5-2.5 tahun, dengan maksud
membentuk Frame yang melebar dan berbentuk baik.
3. Pangkasan kepris
pangkasan dengan bidang pangkas rata seperti meja, tanpa
melakukan pembersihan/pembuangan ranting. Pangkasan kepris dilakukan
pada tinggi 60-70 cm dari permukaan tanah. Pangkasan ini lebih efektif
dailakukan pada tanaman yang kondisinya kurang baik, atau dilakukan
dengan tujuan-tujuan tertentu.
4. Pangkasan bersih
pangkasan dengan bidang pangkas yang rata tetapi pada bagian
tengahnya agak rendah (“ngamangkok”), dengan membuang semua
ranting-ranting kecil yang berukuran kurang dari 1 cm (sebesar pensil).
Tujuannya: memperbaiki percabangan. Pangkasan ini dilakukan pada
tinggi 45-60 cm pada kondisi tanaman yang sehat.
5. Pangkasan ajir/jambul
pangkasan bersih dengan meninggalkan 2 cabang yang berdaun di
sisi perdu (ajir/jambul) dengan jumlah 50-100 lembar. Jambul dibuang
menjelang dijendang.Pangkasan ini sangat baik dilakukan pada tanaman
muda asal stek, atau pangkasan di musim kemarau, dan untuk daerah-
daerah yang rendah.
6. Pangkasan tengah bersih
pangkasan dengan membuang ranting-ranting kecil berukuran
kurang dari 1 cm (sebesar pensil) yang berada di bagian tengah-tengah
perdu, sedangkan yang berada di sisi perdu dibiarkan. Tinggi pangkasan
45-65 cm, sangat cocok untuk pangkasan kebun induk stek.
7. Pangkasan dalam
pangkasan yang dilakukan pada ketinggian 4 cm dengan maksud
memperbaiki dan memperbaharui frame yang kurang baik.
8. Pangkasan leher akar
pangkasan pangkasan berat yang dilakukan pada ketinggian 10 cm
(pada leher akar) dengan maksud memperbaiki frame yang rusak, dalam
pelaksanaan replanting atau rejuvenasi kebun.
4. pohon pelindung

Pemupukan : Tujuan dilakukannya pemupukan yaitu Menggantikan unsur


hara yang hilang selama pertumbuhan dan panen Umumnya pemupukan
dilakukan 2 kali/tahun.
Contoh pemupukan :
A. Pemupukan Tanaman Teh
Pemupukan dibedakan antara tanaman muda & dewasa. Dosis pupuk akan
meningkat sejalan dengan pertambahan unsur karena adanya peningkatan
kebutuhan unsur hara.
1. Dosis Pemupukan
Umumnya tanaman teh diberi pupuk yang mengandung hara utama yaitu
N, P, K atau NPK.
2. Jenis Dan Pencampuran Pupuk
a. Pupuk campuran dengan imbangan NPK tertentu yang sudah tetap,
berbentuk butiran yang disebut pupuk majemuk NPK
b. Pupuk campuran dari bahan baku pupuk tunggal dengan imbangan N-P-
K-Mg-S-mikro sesuai dengan rekomendasi pupuk untuk kebun/lokasi setempat
yang pupuk majemuk fleksibel formula. Pupuk ini dicampur merata dan
dipadatkan menjadi bentuk tablet.
c. Pupuk campuran yang berasal dari pupuk tunggal yang dilakuakn oleh
pekebun sendiri di lapang. Banyaknya pupuk disesuaikan dengan rekomendasi
pemupukan untuk areal tsb. Jenis pupuk tunggal yang ada di pasaran dengan
kandungan unsur haranya :
1. Urea, dengan kandungan N = 46%
2. ZA, dengan kandungan N = 21%
3. TSP, dengan kandungan P2o5 = 46%
4. Fosfat Alam, kandungan P2o5 = 20-30%
5. KCl, dengan kandungan K2O = 60%
Pelaksanaan Pemupukan Tanaman Teh
Tepat dosis imbangan pupuk
Penggunaan pupuk yang tepat pada kombinasi & takarannya sesuai
dengan tingkat produksi yang akan dicapai
2. Tepat jenis pupuk
Jenis pupuk yang digunakan yang umum/biasa dipergunakan di
perkebunan teh.
3. Tepat waktu pemupukan
1. Waktu pemupukan yang baik pada kondisi curah hujan 60-200
mm/minggu.
2. Curah hujan < 60 mm/minggu menyebabkan unsur hara dari pupuk belum
dapat diurai dengan sempurna
3. Curah hujan >200 mm/minggu terjadi pelarutan pupuk yangbanyak &
haranya larut bersama aliran air
4. Tepat cara Pemupukan
Meletakkan pupuk pada daerah perakaran yang aktif yaitu pada jarak30-40 cm
dari perdu teh dengan kedalaman tanah 10-15 cm
Efisiensi Pemupukan
Usaha menekan kehilangan pupuk/unsur hara, baik yang disebabkan oleh
pencucian maupun penghanyutan oleh air hujan
a. Memperbesar daya sangga tanah
Dengan memberikan bahan organik, penutupan tanah dengan mulsa, serta
pencegahan erosi
b. Memperbesar perlindungan tanaman
Melalui penanaman tanaman pupuk hijau, penanaman pohon pelindung.

Pengendalian Gulma
Masalah gulma pada tanaman menghasilkan merupakan masalah
pokok disamping pemupukan. Jenis gulma yang tumbuh dan mendominasi
suatu areal tergantung dari lokasi dan iklim setempat.

Sasaran pengendalian gulma adalah piringan pokok (bobokor),


jalan pikul dan gawangan. Bobokor sebagai tempat penyebaran pupuk dan
tempat jatuhnya tandan yang dipanen perlu dibersihkan secara teratur.
Piringan yang melingkari batang tanaman menghasilkan memiliki jari-jari
sekitar 2,25 – 2,50 m.

Terdapat jenis gulma yang harus diberantas secara menyeluruh &


dikendalikan: Alang-alang, Mikania, Chromolaena odorata, Lantana
camara, Malestoma spp., Nephrolepis biserata, Ottochloa nodosa

Gulma yang tumbuh di sekitar piringan dan jalan pikul cukup


dikendalikan jika tumbuh di gawangan. Paspalum spp., Ageratum
conyzoides, Boeraria latifolia harus diberantas jika tumbuh di piringan dan
jalan pikul namun dapat dibiarkan jika terdapat pada gawangan.
Kategori Gulma :
1. Bersaing dalam pengambilan hara dari tanah, air, sinar matahari & ruang
tumbuh.
2. Sebagai inang atau tempat hidup beberapa hama tertentu.
3. Menciptakan iklim mikro atau kelembaban yang merangsang
pertumbuhan dan perkembangan H & P.
4. Menurunkan prestasi kerja pemetik.
5. Menurunkan mutu teh jadi akibat gulma terbawa ke pabrik.
Tujuan Pengendalian Gulma:
Menekan pertumbuhannya sehingga tidak merugikan tanaman pokok.
Meode Pengendalian Gulma :
A. Areal Tanaman Muda (TBM)
1. Secara Manual/Mekanis
Mencabut gulma yang tumbuh di sekitar tanaman muda/memotong gulma
di permukaan tanah dengan alat parang atau cangkul.
2. Secara Kultur teknis
Penerapan seluruh teknis bercocok tanam teh secara benar &tepat,
penanaman tanaman pupuk hijau di antara barisan tanaman teh, pemberian mulsa
3. Secara Kimiawi
Menggunakan herbisida pra tumbuh (Goal 2E dosis 1-2 l/ha)
Menggunakan herbisida purna tumbuh (Roundup,Kleenup 480AS)
B. Areal Tanaman Menghasilkan (TM)
1. Secara Manual/Mekanis
Mencabut gulma yang tumbuh di sekitar tanaman muda/memotong gulma
di permukaan tanah dengan alat parang atau cangkul.
2. Secara Kultur teknis
Melaksanakan tindakan teknis yang tepat dan menjamin kesehatan
tanaman & menutup rapat tanah, penyulaman secara intensif, pemberian secara
maskimal, melaksanakan petikan rata agar tajuk tanaman tumbuh melebar mulsa
3. Secara Kimiawi
Untuk memberantas gulma yang sudah tumbuh dapat digunakan herbisida
purna tumbuh (post emergence). Herbisida yang dapat digunakan a.l : herbisida
kontak (Gramoxone dosis 1-2 l/ha), herbisida sistemik (Hedonal 720 AS dosis 1-2
l/ha), herbisida sistemik selektif ( Fusilade 25 EC dosis 0,5-1 l/ha), herbisida
sistemik tidak selektif ( Roundup 1,5-6,0 l/ha).
Kegiatan pemeliharaan masa TBM meliputi :
1. Konsolidasi
Merupakan kegiatan pemeriksaan situasi blok demi blok yang
sudah ditanam untuk melihat kekurangannya – kemudian
memperbaikinya. Kegiatan ini harus dilakukan secara teratur minimal 2
kali setahun.
2. Pemeliharaan jalan, benteng, teras, parit dll.
Peningkatan jalan meliputi pengerasan, penimbunan, pengupasan
pada pendakian, perbaikan parit jalan, membersihkan rumput yang
tumbuh/ mempertahankan bentuk seperti semula. Secara teratur merawat
jalan dilakukan 1 bulan sekali.
3. Penyulaman
Penyulaman masih dapat dilakukan sampai tanaman berumur 5
tahun, setelah itu pertumbuhan tanaman yang disulam agak tertekan. Bibit
yang abnormal akan diketahui setelah 6 – 12 bulan
4. Penyiangan
Sebaiknya dilakukan pada musim kemarau. Racun alang-alang
yang biasa dipakai: Campuran minyak tanah, solar dan pelumas bekas
Dowpon M 20-30 gram/liter, Glyphosate (Round up) 7,5 – 10gram/liter.
Penyiangan dilakukan secara rutin dengan rotasi 1 – 1,5 bulan sekali.
5. Pemeliharaan piringan pokok (bobokor)
Piringan pokok (bobokor) harus dibebaskan dari gulma agar pupuk
yang ditempatkan tidak diserap oleh gulma. Penggaruan dilakukan dengan
garuk bertangkai panjang, ke dalam ke luar, agar tidak terjadi cekungan
pada piringan dengan rotasi 1 – 1,5 bulan sekali.
6. Pemeliharaan tanaman penutup tanah
Penutup tanah jenis kacang-kacangan membutuhkan waktu 4 – 6
bulan untuk dapat menutup tanah dan perlu dipertahankan untuk beberapa
tahun. Pada areal yang tidak menggunakan herbisida pratumbuh perlu
segera disiang secara manual.

Pemangkasan (penunasan) pelepah daun :

Tujuan pemotongan pelepah daun adalah :

1. Membuang pelepah yang tidak berguna lagi atau tidak berfungsi


2. Sanitasi (kebersihan) untuk mencegah serangan hama atau penyakit, tikus
3. dan pakis atau tumbuhan liar lainnya.
4. Memperlancar penyerbukan baik yang dilakukan serangga maupun angin
5. Mempermudah panen, pengamatan tandan masak
6. Menciptakan kondisi kerja yang baik bagi pekerja

Terdapat 2 sistem pemangkasan (penunasan) pelepah daun :

a. Songgo satu dilakukan pada tanaman berumur dibawah 10 tahun,


dimana
pemotongan dilakukan sampai satu lingkaran dari tandan terbawah.
b. Songgo dua dilakukan pada tanaman berumur 10 tahun, dimana sampai
dua lingkaran ditinggalkan atau dua pelepah daun di bawah tandan matang
tidak dipotong sedangkan pelepah yang berada di bawahnya harus
dibuang.

Konsolidasi dan inventarisasi

Tanaman kelapa sawit hidup selama masa 25 – 30 tahun dan akan


memerlukan perbaikan kondisi tumbuhdan Untuk mempermudah
pemeriksaan dan pelaporannya maka inventarisasi dan pembuatan peta
tanaman dari setiap blok perlu dibuat setahun sekali sehingga upaya
memperbaikinya akan lebih mudah

Penjarangan
Penjarangan bertujuan untuk menghindari hal- hal berikut ini :

1. Intensitas cahaya matahari yang masuk sangat kurang


2. Vegetasi yang tumbuh di gawangan sangat sedikit bahkan banyak
yang gundul
3. Tajuk tanaman saling menutupi atau tumpang tindih
4. Pertumbuhan pelapah karena persaingan menegak (tumbuh ke
atas) dan batang tumbuh meninggi serta terlihat diameternya
mengecil.

Pemupukan

1. Dosis pupuk N yang diberikan pada tanaman menghasilkan


adalah 1 – 3 kg ZA/pohon/tahun atau 0,7 – 2,1 kg
Urea/pohon/tahun yang setara dengan 0,2 –0,6 kg N/tahun.
Pupuk Urea atau ZA ditabur merata pada piringan
pokok (bobokor) mulai dari jari-jari 50 cm sampai tepi
piringan.
2. Pupuk P diberikan pada tanaman menghasilkan 2 kali
setahun dengan dosis total 1 – 2 kg/pohon/tahun sedangkan
pupuk K diberikan dengan dosis 1,5 –3 kg/pohon/tahun.
Pemakaian pupuk Mg pada TM adalah 0,13 – 0,25 kg/
MgO/pohon/tahun
3. Pupuk lainnya seperti RP, MOP dan Kiserit disebar pada
piringan mulai jari-jari 1 m sampai 2,75 m atau 50 – 75 cm
di luar piringan pada tanamanyang lebih tua (> 8 tahun)
diperluas sampai dengan 3 m dari pangkal pohon.
Pembuatan Rorak (lubang angin)
Memperlancar aliran udara akar & memberikan nutrisi pada akar dengan
Memasukkan Bahan Organik Ke Dalam Rorak.
Pemeliharaan Tanaman Semusim Dan Tahunan
Pemeliharaan tanaman semusim dilakukan dengan beberapa jenis pemeliharaan,yaitu:
1. Jenis- jenis pemeliharaan pada lingkungan media tanam dilakukan dengan:
1. Penyiraman
2. Pemupukan susulan
3. Pendangiran & pembumbunan
4. Pemulsaan
Dengan di butuhkannya faktor-faktor yang mempengaruhinya, yaitu:
1. Suhu
2. Kelembaban
3. Kesuburan/nutrisi
4. Drainase
5. Aerasi
2. Jenis- jenis pemeliharaan pada lingkungan iklim mikro dilakukan dengan:
1. Naungan
2. Penambahan / pengurangan cahaya
3. Rain shelter, screen house
4. Rorak / parit
5. Pengkabutan
6. Pemasangan paranet
Dengan di butuhkannya faktor-faktor yang mempengaruhinya, yaitu:
1. Suhu
2. Kelembaban
3. Intensitas Cahaya
4. Aerasi/sirkulasi
5. Frost
3. Jenis- jenis pemeliharaan pada lingkungan biotik dilakukan dengan :
1. Penyiangan
2. Pemulsaan
3. Pendangiran
4. Pengendalian HPT
5. Pupuk hayati
Dengan di butuhkannya faktor-faktor yang mempengaruhinya, yaitu:
1. Hama & penyakit
2. Gulma
3. Mikroorganisme Tanah
PENYIRAMAN
Pemberian air pada tanaman harus seefisien dan seefektif mungkin, sehingga
tanaman dapat tumbuh optimal dan menghasilkan hasil panen yang semaksimal mungkin
Kebutuhan air tanaman dipengaruhi:
1. Jenis tanaman
2. Fase tumbuh tanaman
3. Kondisi lingkungan tumbuh
Jumlah air penyiraman
1. Tanaman yang tidak mengalami stress:
Σ air yang menguap ~ diabsorbsi (mengimbangi evapotranspirasi)
2. Tanaman herbaceous: membutuhkan air lebih banyak dibandingkan tanaman
berkayu
3. Tanaman berdaun lebar: lebih banyak membutuhkan air
4. Fase vegetatif aktif: membutuhkan air lebih banyak
Pengairan Pada Metode Krisis
Misal pada tanaman kedelai:
Periode kritis tanaman kedelai terhadap kekeringan dimulai pada saat
pembentukan bunga hingga pengisian biji (fase reproduktif).
Artinya:
Pengairan yang diberikan harus cukup menjelang tanaman berbunga dan fase pengisian
polong.
Peranan Air Bagi Tanaman
1. Bahan baku primer untuk proses metabolisme (Fotosintesis)
2. Mengaktifkan phytohormon dan enzim
3. Komponen sitoplasma
4. Pelarut senyawa organik
5. Media transport molekul dan ion-ion dari satu tempat ke tempat lain (dari organ
satu ke organ lainnya)
6. Menjaga temperatur tanaman
7. Transpirasi
8. Menjaga turgiditas daun dan batang tanaman
Dampak kekurangan air bagi tanaman
1. Tumbuh kerdil
2. Ukuran daun dan buah berkurang
3. Gugur daun, bunga, dan buah
4. Terhambatnya pertumbuhan tunas produktif
5. Mempercepat fase reproduktif, tetapi hasil yang dipanen sedikit
6. Menyebabkan senesen dan kematian
Teknik pembelian air
1. Irigasi Permukaan (Surface irrigation)
2. Irigasi Bawah Permukaan (Sub-surface irrigation)
3. Irigasi Curah (Sprinkle irrigation)
4. Irigasi Tetes (Drip/Trickle irrigation)
5. Fertigasi

Anda mungkin juga menyukai