Anda di halaman 1dari 12

MODEL-MODEL KOMUNIKASI

Makalah
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengantar Ilmu Komunikasi
Dosen Pengampu:

Dr. H. Edi Amin, S.Ag., M.A.

Disusun Oleh:

Kelompok 3

Achmad Himanda Dhohansyah 11190530000025

Alfan Jamal Irhami 11190530000146

Budi Harianto 11190530000154

Rifqi Falah 11190530000136

Ryan Noerfaishal 11190530000155

MD – 3D

PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH


FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1442 H/ 2020 M
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Komunikasi sangat dibutuhkan untuk interaksi sesama manusia,


oleh karena itu komunikasi tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia
sehari-hari, sehingga tanpa adanya komunikasi, kehidupan manusia tidak
akan berjalan dengan sempurna. Karena komunikasi itu memiliki peranan
sangat penting, dibuatlah suatu model komunikasi.
Komunikasi memiliki beberapa model, dan setiap modelnya
memiliki definisi yang berbeda pula. Model komunikasi dibuat supaya
mempermudah dalam memahami proses komunikasi dan melihat
komponen dasar yang perlu ada dalam suatu komunikasi.
Dalam menulis makalah ini berdasarkan SK Rektor Tahun 2017
Pedoman Penulisan Karya Ilmiah UIN Jakarta.1

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian model dalam ilmu komunikasi ?

2. Apa fungsi model komunikasi ?

3. Apa saja model-model komunikasi ?

C. Tujuan

Makalah ini dibuat dengan tujuan agar pembaca mengetahui dan


memahami maksud dari beberapa model komunikasi yang kami sajikan
dan juga mempermudah memahami proses komunikasi dan melihat
komponen dasar yang perlu ada dalam suatu komunikasi.

1
Tim Penulis, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi),
(Tangerang Selatan: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2017), hlm. 12-20.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Model Dalam Ilmu Komunikasi

Model merupakan suatu istilah yang terdapat dalam ilmu


komunikasi dan selalu digunakan atau dimaknai secara meluas. Ada tak
kurang dari tiga macam arti fundamental yang berbeda dan lekat pada
istilah model. Pertama, kata model digunakan sebagai pengganti kata
tahap, kedua, model digunakan sebagai pengganti kata strategi, dan ketiga
model sering digunakan sebagai pengganti kata teori. 2Secara sederhana,
model adalah ‘gambaran’ yang dirancang untuk mewakili kenyataan.
Model adalah tiruan realitas. Sebagai tiruan, model tidak lengkap, model
hanya mengambil sebagian dari realitas. 3

Model merupakan representasi (representation). Dengan demikian,


model komunikasi dapat diartikan sebagai representasi dari suatu peristiwa
komunikasi. Melalui model komunikasi bisa dilihat faktor-faktor yang
terlibat dalam proses komunikasi. Akan tetapi model tidak berisikan
penjelasan mengenai hubungan dan interaksi antara faktor-faktor atau
unsur-unsur yang menjadi bagian dari model. Penjelasan itu diberikan oleh
teoriIni berarti terdapat kaitan antara teori dengan model. 4

Model adalah cara untuk menunjukkan sebuah objek yang


mengandung kompleksitas proses di dalamnya dan hubungan antara unsur-
unsur pendukungnya. Menurut Uttle John, model adalah: In bnad sense
aterm model can apply to any symboiw representation of thing, processor
idea. Dalam pengertian yang luas pengertian model dapat diterapkan pada

2
Belling dan Totten, Modernisasi: Masalah Model Pembangunan, (Jakarta: Rajawali,
1985), Cet. ke-2, hlm. 17.
3
Suwardi Lubis, Metodologi Penelitian Komunikasi, (Medan: USU Press, 1998), hlm. 39.
4
H.A.W Widjaja, Ilmu Komunikasi Pengantar Studi, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), Cet.
ke-2, hlm. 112.

2
3

setiap representasi simbolik dan suatu benda, proses atau ide. Pendapat
lainnya mengatakan bahwa model adalah suatu fenomena, baik nyata
maupun abstrak, dengan menonjolkan unsur-unsur terpenting dari
fenomena tersebut. Model jelas bukan fenomena itu sendiri. Sebagai alat
untuk menjelaskan fenomena komunikasi, model mempermudah
penjelasan tersebut. Hanya saja model sekaligus mereduksi fenomena
komunikasi, artinya ada nuansa komunikasi lainnya yang mungkin
terabaikan dan tidak terjelaskan oleh model tersebut.5

B. Fungsi Model Dalam Ilmu Komunikasi

Wiseman dan Barker mengemukakan bahwa model komunikasi


memiliki 3 fungsi, sebagai berikut:

1. Menggambarkan proses komunikasi

2. Menunjukkan hubungan visual

3. Membantu menemukan dan memperbaiki kemacetan komunikasi. 6

Menurut Deutsh (1966), model dalam komunikasi mempunyai


empat (4) fungsi yaitu:

1. Fungsi mengorganisasikan. Artinya, model membantu kita


mengorganisasikan sesuatu hal dengan cara mengurut-urutkan serta
mengaitkan satu bagian atau sistem dengan bagian sistem lainnya,
sehingga kita memperoleh gambaran yang menyeluruh, tidak
sepotong-sepotong. Aspek lainnya dari fungsi pertama ini adalah,
bahwa model memberikan gambaran umum tentang suatu hal dalam
kondisi-kondisi tertentu.

5
Dedy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2002), Cet. ke-4, hlm. 121.
6
Wiryanto, Pengantar Ilmu Komunikasi, (PT. Gramedia Widiasarana Indonesia, 2004),
Cet. ke-1 hlm. 11.
4

2. Model ini membantu menjelaskan. Meskipun model pada dasarnya


tidak berisikan penjelasan, namun model membantu kita dalam
menjelaskan tentang suatuhal melalui penyajian informasi yang
sederhana. Tanpa model, informasi tentang suatu hal akan tampak
rumit atau tidak jelas.

3. Fungsi “heuristik”. Artinya melalui model, kita akan dapat


,mengetahui sesuatu hal secara keseluruhan. Karena, model membantu
kita dengan memberikan gambaran tentang komponen-komponen
pokok dan sebuah proses atau sistem.

4. Fungsi prediksi. Melalui model, kita dapat memperkirakan tentang


hasil atau akibat yang akan dapat dicapai. Oleh karena itu, dalam dunia
ilmiah model ini sangat penting, karena dapat dipergunakan sebagai
dasar bagi para peneliti dalam merumuskan hipotesis, yakni
pernyataan-pernyataan yang berisikan penjelasan mengenal
kemungkinan adanya hubungan sebab-akibat antara satu faktor dengan
faktor-faktor lainnya. 7

C. Jenis-Jenis Model Dalam Komunikasi

Jenis-jenis model dalam komunikasi yaitu: Komunitas sebagai Aksi,


Interaksi, dan Transaksi. Teoretikus komunikasi menciptakan model-
model, atau representasi sederhana dari hubungan-hubungan kompleks di
antara elemen-elemen dalam proses komunikasi. Yang mempermudah kita
untuk memahami proses yang rumit. Walaupun banyak model komunikasi,
di sini akan dibahas tiga yang paling utama. Dalam mendiskusikan model-
model ini dan pendekatan yang mendasarinya akan ditunjukan bagaimana
komunikasi dikonseptualisasikan dalam perkembangannya. Pengertian
jenis-jenis model komunikasi yaitu:

7
Rayudaswati Budi, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Makassar: Kretakupa Print, 2010),
Cet. Ke-1, hlm. 38.
5

1. Model Komunikasi Linear (Komunikasi Sebagai Aksi).

Istilah linear berarti lurus. Jadi dalam konteks komunikasi,


model linear yaitu komunikasi satu arah, dimana proses
penyampaian pesan dilakukan oleh komunikator saja tanpa adanya
feedback atau umpan balik oleh komunikan.

Contohnya seorang ayah memberikan nasihat kepada


anaknya tanpa adanya umpan balik dari si anak. Contoh lainnya
yaitu seorang hakim sedang membacakan tuduhan tehadap
terdakwa.

Pada lahun 1949, Claude Shannon, seorang ilmuwan Bell


laboratories dan profesor di Massachusetts Institute of technology,
dan Warrren Weaver, seorang konsultan pada sebuah proyek di
Sloan Foundation, mendeskripsikan komunikasi sebagai proses
yang linear. Mereka tertarik pada teknologi radio dan telepon dan
ingin mengembangkan suatu model yang dapat menjelaskan
bagaimana informasi melewati berbagai saluran (channel).
Hasilnya adalah konseptualisasi dari model komunikasi linear
(linear communication model). 8

Komunikasi Linier harus dilakukan dengan sengaja dan


direncanakan sebelum melaksanakan komunikasi agar pesan yang
disampaikan lebih efektif. Selain itu Komunikasi Linier memiliki
makna yang lurus yaitu penyampaian pesan oleh komunikator
dengan komunikan sebagai titik temu. Biasanya Komunikasi Linier
terjadi dalam bentuk tatap muka atau lewat media.

2. Model Komunikasi Interaksional (Komunikasi Sebagai


Interaksi).

8
Richard West dan Lyn H. Turner, Pengantar Teori Komunikasi: Analisis dan Aplikasi,
Terj. Maria Natalia Damayanti Maer, (Jakarta: Salemba Humanika, 2008), edisi ke-3. hlm 11.
6

Maksudnya adalah komunikasi berlangsung dua arah: dari


komunikator kepada komunikan dan dari komunikan kepada
komunikator. Jadi komunikator bisa menjadi komunikan dan
komunikan bisa menjadi komunikator.

Contohnya : Seorang dosen yang memberikan materi kepada


mahasiswa, kemudian mahasiswa bertanya pada dosen tersebut
tentang informasi yang disampaikan dosen, dosen pun
menjawabnya pertanyaan tersebut. kemudian saat mahasiswa
sedang presentasi, dosen pun balik bertanya pada mahasiswa
tersebut. jadi disini komunikasi berlangsung secara dua arah atau
adanya umpan balik.

Contoh lainnya ialah si A yang memberi tahu si B bahwa besok


ada ulangan disekolah, kemudian si B balik bertanya pada si A,
“besok ulangan apa?”, si A pun menjawab ” besok ulangan kimia”,
“oh oke lah siap” jawab si B. di saat yang bersamaan si A bertanya
pada si B,”kamu tahu tentang arti bimbingan tidak?” “tahu, jadi
bimbingan adalah usaha yang dilakukan oleh seseorang kepada
orang lain, bantuan tersebut bisa berupa mengarahkan dan juga
bisa mengembangakan potensi seseorang” jawab si B, “oh begitu
ya, terimakasihnya atas jawabannya”, “oke sama-sama, terimakasih
juga ya informasinya”, “oke sip”

Jadi, dalam model interaksi komunikator bisa menjadi


komunikan, begitupun sebaliknya komunikan bisa menjadi
komunikator.9Jika model linear beramsumsi bahwa seseorang
hanyalah pengirim atau penerima. Tentu saja ini merupakan
pandangan yang sangat sempit ter adp partisipan-partisipon dalam
proses komunikasi. Oleh karenanya, Wilbur Sehramm (1954)
mengemukakan bahwa kita juga harus mengamati hubungan antara
9
Suryanto, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2015), hlm. 187-
188.
7

seorang pengirim dan penerima. Ia mengonseptualisasikan model


komunikasi interaksional (interactional mode of comunication).
yang rnenekankan proses komunikasi dua arah di antara para
komunikator Dengan kata lain, komunikasi berlangsung dua arah;
dari pengirimn kepada peneninta dan diri penerirna kepada
pengirim. Proses melingkar ini menunjukkan bahwa komunikasi
selalu berlangsung. Pandanagan interaksional mengilustrasikan
bahwa seseorang dapat menjadi baik pengirim maupun penerima
dalam sebuah interaksi, tetapi tidak dapat menjadi keduanya
sekaligus. Satu elemen yang penting bagi model komunikasi
interaksional adalah umpan balik (feedback), atau tanggapan
terhadap suatu pesan. Umpan balik dapat berupa verbal atau
nonverbal, sengaa maupun tidak disengaia. Umpan balik juga
membantu para kornunikator untuk mengetahui apakah pesan
mereka telah tersampaikan atau tidak dan sejauh mana pencapaian
makna terjadi. Dalam model interaksional, umpan balik terjadi
setelah pesan diterima, tidak pada saat pesan sedang dikirim. 10

3. Model Komunikasi Transaksional (Komunikasi Sebagai


Transaksi).

Model ini menggaris bawahi pengiriman dan penerimaan


pesan yang berlangsung secara terus-menerus dalam proses
komunikasi. Model ini bersifat kooperatif: yaitu komunikator dan
komunikan sama-sama bertanggungjawab terhadap dampak dan
efektivitas komunikasi yang terjadi. Model transaksional
beranggapan bahwa saat kita terus-menerus mengirimkan dan
menerima pesan, kita berurusan baik dengan komunikasi verbal
dan nonverbal. Dengan kata lain, peserta komunikasi
(komunikator) melakukan proses negosiasi makna.

10
Richard West dan Lyn H. Turner, Pengantar Teori Komunikasi: Analisis dan Aplikasi,
Terj. Maria Natalia Damayanti Maer, (Jakarta: Salemba Humanika, 2008), edisi ke-3. hlm 13.
8

Contohnya : Jika seseorang mengatakan “hallo” pada Anda ( Hallo


merupakan stimulus ) dan Anda tersenyum, senyum Anda itu
respon, maka terjadilah transaksi.

Model komunikasi transaksional (transactional model of


comunication) menggarisbawahi pengiriman dan penerimaan pesan
yang berlangsung secara terus-menerus dalam sebuah episode,
komunikasi bersifat transaksional berarti mengatakan bahwa proses
tersebut kooperatif, pengirim dan penerima sama-sama
bertanggung jawab terhadap dampak dan efektivitas komunikasi
yang terjadi. 11

Dalam model komunikasi linear, makna dikirim dan satu


orang ke orang lainnya. Dalam model interaksional, makna dicapai
melalui umpan balik dari pengirim dan penerima. Dalam model
transaksional, orang membangun kesamaan makna. Apa yang
dikatakan orang dalam sebuah transaksi sangat dipengaruhi oleh
pengalamannya di masa lalu. Jadi, misalkan, dalam sebuah acara
pameran di kampus, terdapat kemungkinan yang besar bahwa
seorang mahasiswa akan memiliki banyak hal untuk dikatakan
pada seorang murid SMA karena telah memiliki pengalaman
selama kuliah di kampus tersebut. Seorang mahasiswa senior akan
memiiiki pandangan yang berbeda terhadap kampus tersebut bila
dibandingkan dengan mahasiswa junior yang baru saja masuk
kuliah karena ia memiliki lebih banyak pengalaman dikampus
tersebut dibandingkan juniornya.

Model transaksional menuntut kita untuk menyadari


pengaruh satu pesan terhadap pesan lainnya. Satu pesan dibangun
dari pesan sebelumnya, karena itu ada saling ketergantungan antara
masing-masing komponen komunikasi. Perubahan di satu
11
Richard West dan Lyn H. Turner, Pengantar Teori Komunikasi: Analisis dan Aplikasi,
Terj. Maria Natalia Damayanti Maer, (Jakarta: Salemba Humanika, 2008), edisi ke-3. hlm 13.
9

komponen akan mengubah yang lainnya juga. Model transaksional


juga berasumsi bahwa saat kita secara terus-menerus mengirimkan
dan menerima pesan, kita berurusan baik dengan elemen verbal
maupun non verbal dari pesan tersebut, Dengan kata lain, para
kornunikator menegosiasikan makna. Contohnya, ketika seorang
teman bertanya mengenai latar belakang keluarga Anda. Anda
mungkin akan menggunakan istilah yang tidak dimengerti oleh
teman Anda. Ia mungkin akan mengerutkan dahinya, menunjukkan
ketidakpahamannya akan kata yang Anda gunakan. Menanggapi
hal ini, hampir pasti Anda akan segera menjelaskan istilah yang
Anda gunakan dan melanjutkan pembicaraan. Contoh ini
menggarisbawahi suatu tingkatan dimana dua orang terlibat secara
aktif dalam sebuah peristiwa komunikasi. Pesan nonverbal sama
pentingnya dengan pesan verbal dalam proses transaksional. 12

12
Richard West dan Lyn H. Turner, Pengantar Teori Komunikasi: Analisis dan Aplikasi,
Terj. Maria Natalia Damayanti Maer, (Jakarta: Salemba Humanika, 2008), edisi ke-3. hlm 15.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Komunikasi yang efektif adalah bagian utama dalam mencapai
tujuan pendidikan. Komunikasi yang sukses dan efektif berasal dari
pelaksanaan proses komunikasi. Orang–orang yang terlibat akan
meningkatkan keterampilan komunikasi mereka jika mereka mengikuti
proses komunikasi, dan tinggal jauh dari hambatan yang berbeda.
Telah terbukti bahwa individu yang lebih yang memahami proses
komunikasi akan berkembang menjadi komunikator efektif, dan
komunikator yang efektif memiliki kesempatan lebih besar untuk
menjadi sukses. Oleh karena itu kita harus menggunakan model-model
komunikasi yang pas dalam berkomunikasi.

10
DAFTAR PUSTAKA

Belling dan Totten, Modernisasi: Masalah Model Pembangunan. Jakarta:


Rajawali. Cet. ke-2, 1985.
Budi, Rayudaswati. Pengantar Ilmu Komunikasi. Makassar: Kretakupa Print, Cet.
ke-1, 2010.
Lubis, Suwardi. Metodologi Penelitian Komunikasi. Medan: USU Press, 1998.
Mulyana, Dedy. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, Cet. ke-4, 2002.
Suryanto. Pengantar Ilmu Komunikasi. Bandung: CV Pustaka Setia, 2015.
Tim Penulis, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi),
Tangerang Selatan: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2017.
West, Richard dan Lyn H. Turner. Pengantar Teori Komunikasi: Analisis dan
Aplikasi. Diterjemahkan oleh Maria Natalia Damayanti Maer. Jakarta:
Salemba Humanika. Edisi Ketiga, 2008.
Widjaja. H.A.W. Ilmu Komunikasi Pengantar Studi. Jakarta: Rineka Cipta. Cet.
ke-2, 2000.
Wiryanto. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana
Indonesia, Cet. ke-1, 2004.

Anda mungkin juga menyukai