0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
32 tayangan2 halaman
Pernikahan dini diizinkan dalam Islam asalkan pasangan sudah baliq/mumayyiz. Beberapa manfaat pernikahan dini adalah membantu remaja menjadi dewasa, mandiri, dan menjaga agama serta keturunan. Pernikahan dini juga dapat mencegah perilaku seks bebas dan kenakalan remaja.
Pernikahan dini diizinkan dalam Islam asalkan pasangan sudah baliq/mumayyiz. Beberapa manfaat pernikahan dini adalah membantu remaja menjadi dewasa, mandiri, dan menjaga agama serta keturunan. Pernikahan dini juga dapat mencegah perilaku seks bebas dan kenakalan remaja.
Pernikahan dini diizinkan dalam Islam asalkan pasangan sudah baliq/mumayyiz. Beberapa manfaat pernikahan dini adalah membantu remaja menjadi dewasa, mandiri, dan menjaga agama serta keturunan. Pernikahan dini juga dapat mencegah perilaku seks bebas dan kenakalan remaja.
Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Malang puyud39@gmail.com Islam mengatur tatacara nikah atau pernikahan. Kesemua itu tertuang dalam Al- Qur‟an dan Hadis sebagai dasar hukum Islam. Menurut istilah hukum Islam, yang disampaikan Abu Yahya Zakariya Al-Anshari mendefinisikan sebagai berikut: “Nikah menurut istilah syara‟ akad yang mengandung ketentuan hukum kebolehan hubungan seksual dengan lafaz nikah atau dengan kata-kata yang semakna dengannya”. Pernikahan dini disini ialah pernikahan yang dilakukan antara seorang mempelai perempuan dan mempelai laki-laki dengan usia yang masih dibawah umur. Dibawah umur dalam hukum perdata dikatakan usia dibawah 17 tahun. Beda dengan hukum Islam yang kreterian dibawah umur atau sudah dewasa itu dikriteriakan dengan baliq dan mumayyiz. Perempuan jika sudah mengalami menstruasi itu sudah dikatakan baliq, sedang laki-laki jika ia sudah mengeluarkan mani (mimpi basah) itu juga sudah baliq. Dalam hal ini umur tidak bisa menjadi patokan perempuan ataupun laki-laki sudah menginjak usia baliq. Sabda Nabi Muhammad SAW : “Wahai para pemuda, barangsiapa yang telah mampu, hendaknya kawin, sebab kawin itu akan lebih menundukkan pandangan dan akan lebih menjaga kemaluan. Kalau belum mampu, hendaknya berpuasa, sebab puasa akan menjadi perisai bagimu.” (HR. Bukhari dan Muslim). Hadits tersebut mengandung seruan untuk menikah bagi “para pemuda” (asy syabab), bukan orang dewasa (ar rijal) atau orang tua (asy syuyukh). Hanya saja seruan itu tidak disertai indikasi (qarinah) ke arah hukum wajib, maka seruan itu adalah seruan yang tidak bersifat harus (thalab ghairu jazim), alias mandub (sunnah). Sesuai Syari’at adalah Sehat, menyalahi Syari’at adalah Sakit. iiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii Syara’ telah merumuskan kaidah: “Haitsumma yakunu asy-syar’u takunu al- maslahah” (di mana ada penerapan syari’ah, maka disana ada maslahat). Bukan sebaliknya: “aynama wujidat al-maslahah fa tsamma syar’ullah”. (dimana ada maslahat maka disana ada hukum Allah). Allah SWT berfirman: “Dan tiadalah kami mengutus kamu, melainkan untuk menjadi rahmat bagi semesta alam.” (Q.S Al-Anbiyaa 21: 107). iiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii Berarti, secara logika (akal) syar’i bahwa apa-apa yang sesuai dengan syari’at akan membawa kebaikan (kerahmatan). Sebaliknya apa-apa yang menyalahi syari’at akan membawa keburukan (musibah). Berdasarkan logika syar’i diatas (Q.S Al-Anbiyaa 21: 107) maka menikah (termasuk menikah dini) akan mendatangkan kerahmatan. Mustahil Allah SWT memerintahkan (wajib, sunah, mubah) yang membahayakan kesehatan manusia. Faktanya menikah efektif mencegah HIV/AIDS-kanker cervix, mental sehat, cegah aborsi, kehamilan yang diinginkan, lebih dari itu menikah syar’i mendapat ridho Allah SWT. Tidak hanya itu pernikahan dini juga memberi manfaat besar diantaranya : Dapat berpikir lebih dewasa, orang yang telah menikah cenderung memiliki pemkiran yang lebih dewasa dalam tindakan dua perilaku. Lebih mandiri. Memiliki orang terkasih, jika anda menikahi orang yang dicintai.. Nikah adalah menjaga agama dan menjaga keturunan, karena dengan pernikahan dini dapat menghindarkan diri dari kenakalan remaja atau pergaulan bebas. Pernikahan dini dilakukan agar seseorang dapat menjaga kesucian dan akhlaqnya, dalam hal ini pernikahan dapat berubah hukumnya dari sunnah menjadi wajib karena beralasan untuk menghindari pergaulan bebas dan adanya kekhawatiran tidak dapat menjaga diri. Membangun kehidupan dengan bertanggung jawab atas suami/istrinya dan mengatur urusan sendiri tanpa bergnatung pada orang tua, kebebasan yang lebih, sehingga menjadi mandiri secara financial dan emosional. Dalam hokum islam pernikahan dilakukan untuk menjaga agama dan keturunan, sehingga apabila beralasan pergaulan bebas dan khawatir tidak bisa menjaga diri bisa dipastikan ini untuk menjalankan hokum islam sehingga meaksanakan pernikahan dini. Hasil sebuah penelitian 90% mahasiswi di salah satu kota besar dinegara ini tidak perawan lagi, sehingga disini pernikahan dini harus dilakukan sehingga tidak ada kejadain tidak perawan sebelum menikah. Pernikahan diusia remaja bukan sebuah penghalang untuk meraih prestasi yang lebih baik. Usia bukan ukuran pertama untuk menentukan kesiapan mental dan kedewasaan seseorang. Menikah bisa menjadi solusi alternative untuk mengatasi kenakalan kaum remaja yang tidak terkendali. Menghindari terjadinya perzinaan yang merupakan salah satu dosa besar dalam ajaran islam.