Anda di halaman 1dari 3

Nama : Janike A.

Bawinto
NIM : 17061138
Kelas : Hari Rabu, Pukul : 08.00 – 09.40 WITA
Mata Kuliah : Kegawatdaruratan Kardiovaskuler

Ringkasan Materi 3 :
Sistem Pelayanan Kesehatan Gawat Darurat
(Rujukan dan Jaminan Kesehatan)

Jaminan Kesehatan: Alur Pelayanan Kesehatan


Pada tahap tingkat pertama, peserta BPJS kesehatan dapat berobat ke fasilitas
kesehatan primer seperti puskesmas, klinik, atau dokter keluarga yang tercantum pada kartu
peserta BPJS Kesehatan. Apabila memerlukan pelayanan lanjutan oleh dokter spesialis, maka
peserta BPJS Kesehatan dapat dirujuk ke fasilitas kesehatan tingkat kedua atau fasilitas
kesehatan sekunder. Rujukan ini hanya diberikan jika peserta BPJS Kesehatan membutuhkan
pelayanan kesehatan spesialistik, atau jika fasilitas kesehatan primer yang ditunjuk untuk
melayani peserta tersebut tidak dapat memberikan pelayanan kesehatan karena keterbatasan
fasilitas, pelayanan, dan atau tenaga medis. Jika peserta masih belum dapat tertangani di
fasilitas kesehatan sekunder, maka dapat dirujuk ke fasilitas kesehatan tersier untuk ditangani
oleh dokter non-spesialis yang menggunakan pengetahuan dan teknologi kesehatan sub-
spesialistik.

Menentukan Perlunya Rujukan


1) Kebanyakan penderita trauma dapat dilakukan tindakan di RS setempat.
2) Dalam menetukan rujukan penting diketahui kemampuan dokter dan RS yang akan
menerima rujukan.
3) Bila sudah diputuskan dirujuk jangan menunda-nunda rujukan dengan melakukan
tindakan diagnostik (misal: DPL CT Scan dsb).
4) Waktu sangatlah penting dari mulai kejadian sampai dilakukan terapi difinitif.

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Rujukan


Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan rujukan yaitu : Jarak antara RS Pusat
rujukan, Kesiapan tenaga terampil untuk mendampingi penderita, Peralatan ambulans, dan
Keadaan penderita sebelum dan selama transport.

Faktor-Faktor Yang Menjadi Dasar Untuk Rujukan


Faktor-faktor yang menjadi dasar untuk rujuan yaitu : Kriteria fisiologis → penderita
syock yang sulit diatasi dengan penurunan keadaan neurologis, Pola perlukaan, Biomekanik
trauma, serta ada masalah khusus untuk masalah khusus ini sebaiknya stabilkan dulu keadaan
penderita kemudian dilakukan rujukan. Kemudian adapun kesulitan dalam melakukan
rujukan yang terdiri dari Penderita dalam keadaan gelisah dan tidak kooperatif akan sulit,
kadang-kadang penderita harus diikat kuat dan Bila perludiberikan sedativa → Airway &
Breathing adekuat − bila perlu intubasi.
Cara Rujukan
1. Dokter/perawat yang mengirim bertanggung jawab untuk memulai rujukan yaitu :
 Cara transport harus dipilih yang sesuai .
 Perawatan dalam perjalanan.
 Komunikasi dengan RS rujukan.
 Penderita dalam keadaan stabil saat akan dirujuk.
 Laporkan prosedur tindakan yang telah dilakukan.
2. Dokter/perawat yang akan menerima rujukan:
 Yakinkan bahwa RS mampu menerima penderita.
 Bersedia untuk menerima.
 Sebaiknya dapat membantu memilih cara transport.
 Komunikasi dapat membantu keamanan dalam transport penderita.

Protokol Rujukan
1. Sebelum melakukan rujukan harus melakukan komunikasi dengan memberikan
informasi ke RS rujukan tentang: Identitas penderita meliputi, nama, umur, jenis kelamin
dan lain-lain, Hasil anamnesis penderita dan termasuk data pra RS, dan Penemuan awal
pemeriksaan dengan respon terapi.
2. Sebelum Rujukan Stabilkan dulu penderita, yaitu:
 Airway : Pasang OPA bila perlu intubasi,
 Breathing : Tentukan laju pernapasan, oksigen bila perlu ventilasi mekanik.
 Circulation:Hentikan perdarahan, Pasang infus bila perlu 2 jalur, tentukan jenis
cairan, perbaiki kehilangan darah, bila perlu teruskan selama transportasi,
Pemasangan kateter urin, dan Monitor kecepatan dan irama jantung.
 Disability:Nilai tingkat kesadaran – GCS, nilai ulang setiap 30 menit – 1 Jam, dan
laporkan setiap ada penurunan GCS.
3. Informasi untuk petugas pendamping yaitu : Pengelolan jalan nafas, menyediakan serta
memberikan cairan yang dibutuhka, prosedur khusus yang mungkin diperlukan, dan
GCS, resusitasi, dan perubahan-perubahan yang mungkin terjadi dalam perjalanan.
4. Dokumentasi harus sesuai dengan kondisi dan apa saja kebutuhan yang diberikan kepada
penderita yaitu seperti : Permasalahan penderita, Terapi yang telah diberikan, Keadaan
penderita saat akan dirujuk dan sebaiknya dengan fax agar data lebih cepat sampai.

Masalah Dalam Evakuasi Medis


Melalui darat & laut tidak terlalu banyak masalah hanya waktu lebih lama dan
Melalui udara mempunyai masalah tersendiri yang harus dikuasai oleh tim medis yang
melakukannya.Penyakit Yang Dapat Timbul Di Udara yaitu HIPOKSIA, hipoksia dapat
terjadi karena : Kadar oksigen menurun, menurunnya suplai oksigen dalam darah,
menurunnya kemampuan darah metransport O2, menurunnya suplay O2 ke jaringan, dan
Menurunnya kemampuan sel mempergunakan O2.

Pasien-Pasien Yang Harus Dirujuk


 Bayi Prematur dengan komplikasi yang memerlukan fasilitas (NICU).
 Pasien hamil dengan resiko tinggi.
 Infark Miokard terutama yang tidak stabil, COPD, keracunan obat, syok septik
dengan pasien HD.
 Pasien Trauma dengan kelainan neurologik, luka bakar >30%.
 Pasien psikiatri dapat ditolak dipenerbangan.

Total Care
Total Caredapat dipergunakan dalam persiapan atau selama transport :
1) Diagnosa : pemeriksaan fisik dan pemeriksaan lab
2) Apakah harus di evakuasi
3) Kontra indikasi
4) Cara evakuasi
5) Timing evakuasi
6) Problem pra evakuasi
7) Problem selama evakuasi
8) Problem pasca evakuasi
9) Follow up setelah keluar RS

Anda mungkin juga menyukai