NIM : 17051095
MK : Agama
Wisata sex adalah aktivitas perjalanan dengan tujuan melakukan aktivitas seksual
utamanya dengan prostitusi. Menggunakan sex sebagai penarik wisatawan diyakini lebih
murah dan efisien dibandingkan objek wisata lainnya. Wisata sex bisa dikatakan juga dengan
sex bebas. Pembicaraan tentang sex sangatlah menarik, apalagi dalam kehidupan masyarakat
yang penuh dengan nilai-nilai kehidupan Timur yang didominasi oleh ajaran-ajaran agama
dan budaya. Di dalam masyarakat tersebut telah diatur tingkah laku seksual atau nilai-nilai
yang berhubungan dengan sex secara normatif. Konsep sex normatif adalah nilai-nilai yang
telah terinstitusionalisasi dalam kehidupan masyarakat dan konsep ini yang dipandang
sebagai etnik masyarakat dalam memperlakukan sex mereka.
Sex berarti hubungan seksual antara dua orang yang saling mencintai. Gereja Kristen
seringkali memiliki aturan yang ketat terhadap sex dan cinta. Sex adalah pemberian Allah
kepada manusia. tetapi sex hanya diperbolehkan bagi manusia yang telah menikah, sebab
penggunaan sex di luar pernikahan merupakan tindakan menentang ketetapan Allah.
Dasarnya tentu saja ada di dalam Alkitab. Setiap agama pasti menyuruh umatnya untuk saling
mengasihi antar umat manusia. namun Kristen menganjurkan untuk mengasihi dengan cara
yang non-seksual. Dalam Kristen sering kali menyebut agape, yaitu cinta yang ditujukan
untuk Yesus kepada orang lain ketika ia memberikan hidupnya untuk mereka. Itu berarti,
sikap saling mengasihi antar manusia dan makhluk Tuhan yang lain adalah kembali lagi
untuk Tuhan. Hubungan seksual dalam gereja adalah salah kecuali terjadi setelah adanya
pernikahan. Sudah kodrat manusia, yaitu pria dan wanita untuk hidup bersama sebagai
pasangan dengan ikatan pernikahan. Yang perlu digarisbawahi, tidak untuk hidup bersama
tanpa ada ikatan pernikahan. Seperti yang terdapat pada Alkitab 1 Korintus 6 :18-19 yang
mengatakan bahwa larilah dari percabulan, dan semua dosa-dosa lain termasuk berbuat dosa
seksual.
Dua ratus tahun setelah penghapusan perdagangan budak transatlantik dan lebih dari 60 tahun
setelah Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyatakan bahwa “perbudakan
dan perdagangan budak dilarang dalam segala bentuknya,” dimana jutaan manusia hidup
dalam perbudakan. Di India, hal ini dimungkinkan untuk anak-anak yang dilahirkan dalam
perbudakan-perbudakan akibat utang, atau tujuh abad, sebelum mereka lahir. Korban
perdagangan manusia, sebagai perbudakan modern secara resmi disebut kehilangan
kebebasan mereka ketika mereka secara ilegal dan sering secara paksa, diangkut melintasi
atau dalam perbatasan mereka. Jika mereka memiliki paspor atau dokumen resmi lainnya
ketika mereka diperdagangkan ke daerah lain atau negara, maka inilah yang sering diambil
dari mereka, meninggalkan mereka tanpa bukti identitas atau kemampuan untuk melakukan
perjalanan. Korban perdagangan manusia kemudian ditahan dalam kondisi yang sama dengan
yang dikenakan pada orang yang diperbudak di abad sebelumnya: Mereka diberi pilihan
untuk dipekerjakan, dibayar sedikit atau tidak untuk pekerjaan itu, dan terbatas di bawah
ancaman kekerasan atau bahkan kematian. (Kathryn Cullen-DuPont, 2009).
Di mata Tuhan manusia punya nilai sangat tinggi. Kita bukan ditebus dengan barang
fana, harta kekayaan atau benda-benda yang sifatnya sementara. Tapi oleh darah Kristus yang
tak bernoda dan bercacat. Tuhan begitu mengasihi kita, maka Dia mengorbankan anakNya
yang tunggal untuk menyelamatkan kita (Yohanes 3 : 16), merencanakan masa depan penuh
harapan dalam damai sejahtera bagi kita semua (Yeremia 29:11), dan menyediakan kita
semua hingga berkelimpahan (Matius 13:12). Ini semua fakta bahwa kita bernilai sangat
tinggi, sangat istimewa, sangat berharga di mata Tuhan. Sebab di dalam Dia dan oleh darah-
Nya kita beroleh penebusan, yaitu pengampunan dosa, menurut kekayaan kasih karunia-Nya
(Efesus 1:7). Kita memperoleh pengampunan dosa dan keselamatan oleh darah Kristus
sendiri. Hanya orang yang tidak menghargai ciptaan Tuhanlah yang tega menjual manusia.
karena kita semua telah dibayar lunas langsung dengan darah Kristus di atas kayu salib, kita
tidak boleh lagi menjadi hamba manusia (1 Korintus 6:20). Kita semua harus menjaga diri
kita baik-baik, hidup penuh kekudusan, bukan karena kita punya sejumlah harga di mata
manusia, tapi karena kita sungguh berharga di mata Tuhan.