Menegakkan HAM
Enzo Adrian Laksono (12)
XII – MIPA 2
Apa itu HAM?
HAM : Hak asasi manusia (HAM) adalah hak yang dimiliki setiap manusia di
seluruh dunia, tanpa memandang suku, bangsa, ras, agama, dan status sosial.
HAM berkaitan dengan hak umat manusia sejak lahir. Hak asasi manusia
berlaku kapan saja, di mana saja, dan kepada siapa saja, sehingga sifatnya
universal. HAM pada prinsipnya tidak dapat dicabut.
HAM Dalam ALKITAB
● Manusia memiliki Hak yang sama dalam menentukan hidupnya (Maz 146:5-
9)
● Setiap orang adalah ciptaan-Nya yang unik, dan Ia mengasihi setiap orang
(Yohanes 3:16; 2 Petrus 3:9).
● Oleh karena itu, Alkitab juga mengajar supaya orang Kristen tidak
membeda-bedakan menurut ras, jenis kelamin, latar belakang kebudayaan,
atau kedudukannya dalam masyarakat (Galatia 3:28; Kolose 3:11; Yakobus
2:1-4).
Pelanggaran HAM
Pelanggaran hak asasi manusia adalah setiap perbuatan seseorang atau
kelompok orang termasuk aparat Negara baik disengaja maupun tidak
disengaja atau kelalaian yang secara melawan hukum mengurangi,
menghalangi, membatasi, dan atau mencabut hak asasi manusia seseorang
atau kelompok orang yang dijamin oleh undang-undang
Contoh :
Ayat alkitab tentang pelanggaran HAM dalam ayat ini secara tidak langsung
menjelaskan kepada kita bahwa pelanggaran yang dilakukan kepada manusia
lainnya tidaklah seturut dengan perintah yang Tuhan berikan kepada manusia.
● Kolose 3:8-10
Dalam ayat ini kita sebagai kaum percaya di tuntut untuk memiliki hidup yang
baru dengan cara melepaskan segala kepribadian lama yang buruk berserta
praktek-prakteknya dan mengenakan pribadi yang baru yang mana telah dan
akan dibentuk oleh Tuhan menjadi seturut denganNya.
Peran Remaja Kristen
1. Menghargai pendapat orang lain
Ada pengertian dimana orang Kristen sudah tidak mempunyai "hak" atas dirinya, karena
ia telah menyerahkan hidupnya pada Kristus. Kristus "memiliki" orang percaya itu.
"...Kamu bukan milik kamu sendiri..." (1 Korintus 6:19-20). Namun otoritas Allah tidak
melanggar gambar dan rupa Allah di dalam diri kita. Ketundukan kita terhadap kehendak
Allah tidak membatalkan perintah-Nya yang berbunyi "kasihilah sesamamu manusia
seperti dirimu sendiri" (Matius 22:39). Sebaliknya, kita melayani Allah ketika kita melayani
sesama kita (Matius 25:40).