PBB
pada tanggal 10 Desember 1948 melalui
yang melekat pada diri manusia sebagai insan, ciptaan Allah. Hak ini
tidak diberikan kepada seseorang karena kedudukan,pangkat, atau
situasi; hak ini dimiliki setiaporang sejak lahir, karena dia seorang
manusia. Hak ini bersifat asasi bagi manusia, karena kalau hak ini
diambil, ia tidak dapat hidup sebagai manusia lagi. Oleh karena itu, hak
asasi manusia merupakan tolok ukur dan pedoman yang tidak dapat
diganggu-gugat dan harus ditepatkan di atas segala aturan hukum.
Gereja mendesak diatasinya dan dihapuskannya “setiap bentuk
diskriminasi, entah yang bersifat sosial atau budaya, entah yang
didasarkan pada jenis kelamin, warna kulit, suku, keadaan sosial, bahasa,
ataupun agama, karena berlawanan dengan maksud dan kehendak Allah”
(Gaudium et Spes, Art.29)
Perjuangan Menegakkan hak Asasi manusia di Indonesia