Anda di halaman 1dari 3

Nama : Atanasius Surya Gunadharma

Kelas : XI MIPA 3

Tanggal : Selasa, 23 Februari 2021

Mapel : Agama Katholik

MATERI PEMBELAJARAN 7 SEMESTER II

1. Mengawali pelajaran ini harus diawali dengan doa dan ditutup doa seperti yang disediakan dalam buku
pembelajaran halaman 124 dan hal 131.

2. Menyimak kasus pelanggaran HAM di Indonesia dari berita : Gereja St. Bernadet Didemo, Pintu Digembok
dari sumber : http: // indonesia.ucanenews.com dan Ajaran Kitab Suci tentang HAM, atau melalui materi
pembelajaran buku E PAK hal 124 – 127. Pertanyaan pendalaman :.

a. Jelaskan pelanggaran HAM dalam berita tersebut dan berilah contoh lain pelanggaran HAM di
Indeonesia.

Jawab:

Ketua Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) Siti Noor Laila mengecam penyegelan gereja St.
Bernadette di Bintaro, Tangerang Selatan, yang terjadi pada Minggu 22 September 2013. Ia menilai kasus
penyegelan rumah ibadah berulang akibat ketidaktegasan aparat penegak hukum.

Kasus terakhir melanda Gereja Pariko St Bernadette di Bintaro, Tangerang Selatan. Gereja itu didemo massa
yang mengatasnamakan warga sekitar pada Ahad 22 September 2013, sekitar pukul 8.00 hingga 11.00 WIB.
Massa lalu menggembok gereja tersebut dari luar dan meminta pembangunan gereja dihentikan. Ini bukan kali
pertama kalinya ada penolakan pembangunan tempat ibadah.

Apalagi, saat ini semakin banyak kelompok fanatik yang muncul dan pada akhirnya main hakim sendiri. Siti
menyayangkan berulangnya kasus penyegelan terhadap rumah ibadah di Indonesia. Komnas HAM akan terus
memantau kasus ini dan mencari tahu penyebab konflik.
Kasus Pelanggaran HAM Yang Pernah Terjadi di Indonesia
1. Pembunuhan Munir
2. Tragedi Semanggi dan Kerusuhan Mei 1998 (Trisakti)
3. Kasus Marsinah
4. Penembakan Misterius tahun 1982 sampai 1985 (PETRUS)
5. Pembantaian Rawagede

b. Berilah pendapatmu tentang HAM dalam Ajaran Kitab Suci ; Kel. 3:7-8, Yesaya 10:1-2, Mateus 23:2-
4, Yohanes 8:1-11

Jawab:

Sebuah upaya mempelajari Alkitab dengan jujur tentunya akan mengakui bahwa manusia, sebagai ciptaan
istimewa Allah, telah diberkati dengan "hak asasi" tertentu. Pelajar Alkitab yang sejati selalu cenderung
terhadap konsep kesetaraan, keadilan, dan kebajikan. Alkitab mengajar bahwa manusia diciptakan menurut
gambar dan rupa Allah (Kejadian 1:27). Oleh karena itu, manusia mempunyai kekuasaan dan kehormatan di
atas ciptaan lainnya (Kejadian 1:26).

Gambaran Allah di dalam manusia mengandung pengertian bahwa pembunuhan adalah pelanggaran yang keji.
"Siapa yang menumpahkan darah manusia, darahnya akan tertumpah oleh manusia, sebab Allah membuat
manusia itu menurut gambar-Nya sendiri" (Kejadian 9:6). Beratnya hukuman ini menekankan beratnya
pelanggaran tersebut. Hukum Musa penuh dengan berbagai contoh bagaimana Allah menuntut perlakuan
manusiawi terhadap semua orang. Sepuluh Perintah Allah mengandung larangan terhadap pembunuhan,
pencurian, pendambaan kepemilikan orang lain, perzinahan, dan saksi palsu. Kelima hukum itu menjunjung
tinggi perlakuan etis terhadap sesama manusia. Adapun contoh lain di dalam Hukum yang memerintah supaya
pendatang diperlakukan dengan baik (Keluaran 22:21; Imamat 19:33-34), pemeliharaan orang miskin (Imamat
19:10; Ulangan 15:7-8), pemberian pinjaman tanpa bunga kepada orang miskin (Keluaran 22:25), dan
pembebasan orang yang bekerja melunasi hutangnya setiap lima puluh tahun (Imamat 25:39-41).
Alkitab mengajar bahwa Allah tidak membeda-bedakan atau pilih-kasih (Kisah 10:34). Setiap orang adalah
ciptaan-Nya yang unik, dan Ia mengasihi setiap orang (Yohanes 3:16; 2 Petrus 3:9). "Orang kaya dan orang
miskin bertemu; yang membuat mereka semua ialah TUHAN" (Amsal 22:2). Oleh karena itu, Alkitab juga
mengajar supaya orang Kristen tidak membeda-bedakan menurut ras, jenis kelamin, latar belakang kebudayaan,
atau kedudukannya dalam masyarakat (Galatia 3:28; Kolose 3:11; Yakobus 2:1-4). Kita harus baik kepada
semua orang (Lukas 6:35-36). Alkitab memberi himbauan keras terhadap mereka yang memanfaatkan orang
yang miskin dan yang tertindas. "Siapa menindas orang yang lemah, menghina Penciptanya, tetapi siapa
menaruh belas kasihan kepada orang miskin, memuliakan Dia" (Amsal 14:31).

Sebaliknya, umat Allah harus membantu siapapun yang butuh pertolongan (Amsal 14:21; Matius 5:42; Lukas
10:30-37). Di sepanjang sejarah, sebagian besar orang Kristen mengerti dan melaksanakan tanggung-jawab
mereka untuk membantu sesama. Berbagai rumah sakit dan panti asuhan di dunia ini didirikan oleh umat
Kristen yang peduli. Tidak sedikit reformasi dalam sejarah, termasuk penumpasan praktik perbudakan,
dipelopori oleh pria dan wanita Kristen yang mencari keadilan.

Sampai hari ini, umat Kristen masih berusaha melawan pelanggaran hak asasi manusia dan mengusahakan
kebaikan semua orang. Dimanapun mereka membagikan Injil, mereka sedang menggali sumur, menanam
tanaman, memberi pakaian, obat-obatan, serta pendidikan bagi mereka yang melarat. Hal ini sudah sewajarnya.

Ada pengertian dimana orang Kristen sudah tidak mempunyai "hak" atas dirinya, karena ia telah menyerahkan
hidupnya pada Kristus. Kristus "memiliki" orang percaya itu. "...Kamu bukan milik kamu sendiri..." (1 Korintus
6:19-20). Namun otoritas Allah tidak melanggar gambar dan rupa Allah di dalam diri kita. Ketundukan kita
terhadap kehendak Allah tidak membatalkan perintah-Nya yang berbunyi "kasihilah sesamamu manusia seperti
dirimu sendiri" (Matius 22:39). Sebaliknya, kita melayani Allah ketika kita melayani sesama kita (Matius
25:40).

Anda mungkin juga menyukai