Anda di halaman 1dari 61

BIOMEKANIKA

ERGONOMI – TEKNIK INDUSTRI


2.5. Biomekanika Kerja
Salah satu acuan utama dalam perancangan ergonomic adalah tuntutan beban kerja (D,
demand of the task) haruslah lebih kecil daripada kapasitas pekerja (C, capacity of the worker).
Prinsip ini secara sederhana digambarkan sebagai D < C. Inilah prasyarat agar resiko kecelakaan
kerja (jangka pendek) atau penyakit akibat kerja (jangka panjang) dapat diminimalkan. Analisis
yang sama juga dapat dilakukan untuk pekerjaan kuli angkut. Jika D lebih kecil, dapat kita
simpulkan bahwa pekerjaan tersebut ergonomis dan sebaliknya.

2.5.1. Panduan NIOSH Untuk Pengangkatan Manual


NIOSH (National For Occupational Safety and Health) adalah suatu lembaga yang
menangani masalah kesehatan dan keselamatan kerja di Amerika, telah melakukan analisis
terhadap faktor-faktor yang bepengaruh terhadap biomekanika yaitu:
1. Berat dari benda yang dipindahkan, hal ini ditentukan oleh pembebanan langsung.
2. Posisi pembebanan dengan mengacu pada tubuh, dipengaruhi oleh:
a. Jarak horisontal beban yang dipindahkan dari titik berat tubuh.
b. Jarak vertikal beban yang dipindahkan dari lantai.
c. Sudut pemindahan beban dari posisi sagital (posisi pengangkatan tepat didepan tubuh).
3. Frekuensi pemindahan dicatat sebagai rata-rata pemindahan/menit untuk pemindahan
berfrekuensi tinggi.
4. Periode (durasi) total waktu yang diberlakukan dalam pemindahan pada suatu pencatatan.
Beban Kerja Fisik Berdasarkan Jumlah Kebutuhan Kalori Salah satu kebutuhan umum
dalam pergerakan otot adalah oksigen yang dibawa oleh darah ke otot untuk pembakaran zat dalam
menghasilkan energi. Menteri Tenaga Kerja melalui Kep. No. 51 tahun 1999, menetapkan kategori
beban kerja menurut kebutuhan kalori sebagai berikut : - Beban kerja ringan : 100 – 200 kilo
kalori/jam - Beban kerja sedang : > 200 – 350 kilo kalori/jam - Beban kerja berat : > 350 – 500
kilo kalori/jam Menurut Grandjean (1993) bahwa kebutuhan kalori seorang pekerja selama 24 jam
ditentukan oleh tiga hal :
1. Kebutuhan kalori untuk metabolisme basal. Keterangan kebutuhan seorang lakilaki dewasa
memerlukan kalori untuk metabolisme basal ± 100 kilo joule (23,87 kilo kalori) per 24 jam per
kg BB. Sedangkan wanita dewasa memerlukan kalori untuk metabolisme basal ± 98 kilo joule
(23,39 kilo kalori) per 24 jam per kg BB.
2. Kebutuhan kalori untuk kerja. Kebutuhaan kalori untuk kerja sangat ditentukan oleh jenis
aktivitas kerja yang dilakukan atau berat ringannya pekerjaan.
3. Kebutuhan kalori untuk aktivitas-aktivitas lain diluar jam kerja. Rata-rata kebutuhan kalori
untuk aktivitas diluar kerja adalah ± 2400 kilo joule (573 kilo kalori) untuk laki-laki dewasa
dan sebesar 2000 – 2400 kilo joule (425 – 477 kilo kalori) per hari untuk wanita dewasa.

A. Penilaian Beban Kerja Berdasarkan Denyut Nadi


Pengukuran denyut jantung selama kerja merupakan suatu metode untuk menilai
cardiovasculair strain. Salah satu peralatan yang dapat digunakan untuk menghitung denyut nadi
adalah dengan menggunakan rangsangan Electro Cardio Graph (ECG). Apabila peralatan tersebut
tidak tersedia maka dapat dicatat secara manual menggunakan stopwatch.
Menggunakan nadi kerja untuk mengukur berat ringannya beban kerja mempunyai
beberapa keuntungan. Selain mudah, cepat dan murah juga tidak diperlukan peralatan yang mahal
serta hasilnya cukup reliabel disamping itu tidak mengganggu proses kerja dan menyakiti orang
yang diperiksa. Kepekaan denyut nadi terhadap perubahan pembebanan yang diterima tubuh
cukup tinggi. Denyut nadi akan segera berubah seirama dengan perubahan pembebanan baik yang
berasal dari pembebanan mekanik, fisik maupun kimiawi.
Juga dijelaskan bahwa konsumsi sendiri tidak cukup untuk mengestimasi beban kerja fisik.
Beban kerja fisik tidak hanya ditentukan oleh jumlah kalori yang dikonsumsi, tetapi juga
ditentukan oleh jumlah otot yang terlibat dan beban statis yang diterima serta tekanan panas dari
lingkungan kerjanya yang dapat meningkatkan denyut nadi. Berdasarkan hal tersebut maka denyut
nadi lebih mudah dan dapat digunakan untuk menghitung indek beban kerja. Salah satu cara yang
sederhana untuk menghitung denyut nadi adalah dengan merasakan denyutan pada arteri radialis
pada pergelangan tangan. Perhitungan konsumsi energi dan denyut jantung/nadi dengan rumus :
Y= 1,80411 – 0,0229038X + 4,71733.10-4X2
Keterangan : Y = Energi (kkal/menit)
X = Kecepatan denyut jantung/nadi (denyut/menit)
Setelah besaran kecepatan denyut jantung/nadi diseratakan dalam bentuk energi maka
konsumsi energi diperoleh bentuk matematis sebagai berikut :
KE = Et − Ei
Keterangan : KE = Konsumsi energi (kkal/menit)
Et = Pengeluaran energi pada saat melakukan kerja (kkal/menit)
Ei = Pengeluaran energi pada saat istirahat (kkal/menit)

B. Konsumsi Energi untuk Aktivitas Individu


Pada fisiologi kerja meneliti konsumsi energi yang dibutuhkan untuk berbagai macam jenis
pekerjaan untuk aktivitas individu adalah untuk pria 1,2 kcal/menit dan untuk wanita 1,0
kcal/menit. Recommended Weight Limit (RWL) Recommended Weight Limit (RWL) merupakan
rekomendasi batas beban yang dapat diangkat oleh manusia tanpa menimbulkan cidera meskipun
pekerjaan tersebut dilakukan secara repetitive dan dalam jangka waktu yang cukup lama. RWL ini
ditetapkan oleh NIOSH pada tahun 1991 di Amerika Serikat. Persamaan NIOSH berlaku pada
keadaan : (Waters, et al; 1994) 1. Beban yang diberikan adalah beban statis, tidak ada penambahan
ataupun pengurangan beban ditengah-tengah pekerjaan. 2. Beban diangkat dengan kedua tangan.
3. Pengangkatan atau penurunan benda dilakukan dalam waktu maksimal 8 jam. 4. Pengangkatan
atau penurunan benda tidak boleh dilakukan saat duduk atau berlutut. 5. Tempat kerja tidak sempit.
Berdasarkan sikap dan kondisi sistem kerja pengangkatan beban dalam proses pemuatan barang
yang dilakukan oleh pekerja dalam eksperimen, penulis melakukan pengukuran terhadap faktor-
faktor yang mempengaruhi dalam pengangkatan beban dengan acuan ketetapan NIOSH.
Persamaan untuk menentukan beban yang direkomendasikan untuk diangkat seorang pekerja
dalam kondisi tertentu menurut NIOSH adalah sebagai berikut
RWL = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM
Keterangan :
LC : (Lifting Constanta) konstanta pembebanan = 23 kg
HM : (Horizontal Multiplier) faktor pengali horisontal = 25/H
VM : (Vertical Multiplier) faktor pengali vertikal = 1 – 0,003 [V – 75]
DM : (Distance Multiplier) faktor pengali perpindahan = 0,82 + 4,5/D
AM : (Asymentric Multiplier) faktor pengali asimentrik = 1 – 0,0032 A( 0 )
FM : (Frequency Multiplier) faktor pengali frekuensi
CM : (Coupling Multiplier) faktor pengali kopling (handle)
Catatan :
H = Jarak horizontal posisi tangan yang memegang beban dengan titik pusat tubuh.
V = Jarak vertikal posisi tangan yang memegang beban terhadap lantai
D = Jarak perpindahan beban secara vertikal antara tempat asal sampai tujuan
A = Sudut simetri putaran yang dibentuk antara tangan dan kaki. Untuk Frequency Multiplier (FM)
adalah :
1. Durasi pendek : 1 jam atau kurang.
2. Durasi sedang : antara 1 – 2 jam.
3. Durasi panjang : 2 – 8 jam.
Untuk Coupling Multiplier (CM) adalah :
1. Kriteria Good, adalah : - Kontainer atau Box merupakan design optimal, pegangan
bahannya tidak licin. - Benda yang didalamnya tidak mudah tumpah. - Tangan dapat
dengan nyaman meraih box tersebut.
2. Kriteria Fair, adalah : - Kontainer atau Box tidak mempunyai pegangan. - Tangan tidak
dapat meraih dengan mudah. 3. Kriteria Poor, adalah : - Box tidak mempunyai
Handle/pegangan. - Sulit dipegang (Licin, Tajam, dll). - Berisi barang yang tidak stabil,
(Pecah, Jatuh, Tumpah, dll). - Memerlukan sarung tangan untuk mengangkatnya.
Setelah nilai RWL diketahui, selanjutnya perhitungan Lifting Index, untuk
mengetahui index pengangkatan yang tidak mengandung resiko cidera tulang belakang,
dengan persamaan :
LI = BeratBeban⁄RWL
Jika LI > 1, berat beban yang diangkat melebihi batas pengangkatan yang
direkomendasikan maka aktivitas tersebut mengandung resiko cidera tulang belakang. Jika LI < 1,
berat beban yang diangkat tidak melebihi batas pengangkatan yang direkomendasikan maka
aktivitas tersebut tidak mengandung resiko cidera tulang belakang.

2.5.2. Nordic Body Map (NBM)


Salah satu kuesioner yang sering digunakan dalam industry adalah kuesioner NORDIC,
yang kemudian dapat dimodifikasi. Kuesioner ini secara lengkap menggambarkan bagian-bagian
tubuh yang mungkin dikeluhkan oleh pekerja mulai dari leher hingga pergelangan kaki, yang
dibagi atas 9 area yaitu leher, bahu, punggung atas, punggung bawah, siku, tangan/pergelangan
tangan, paha, lutut dan telapak kaki/pergelangan kaki.
Kuesioner ini mampu menggambarkan persepsi pekerja apakah keluhan yang dirasakan
berhubungan dengan pekerjaan atau tidak. Pengisian sebaiknya dilengkapi dengan pertanyaan
umum yang melingkupi umur, jenis kelamin, tinggi tubuh, berat badan, tangan yang dominan,
lama menangani pekerjaan saat ini, lama jam kerja seminggu, serta nama unit kerja.

Gambar 2.2. Kuesioner Nordic Body Map


Perhitungan
BIOMEKANIKA
UKM KUSEN PINTU
DENYUT NADI
Menghitung Denyut Nadi
Nama Lengkap : Pak Ilham Siburian (56 tahun)
Jenis Kelamin : Laki – laki (L) – DNMaks = 220

Alasan memilih : Karena Bapak ini merupakan salah satu pekerja senior dan
memegang banyak proses tahapan pengolahan kayu tersebut, diantaranya
proses pembuatan sketsa, pemotongan, penyikuan dan pengangkutan kayu
jadi, serta orang yang menjadi pengamat proses produksi jika pemilik tidak
ada.
No. Nama DNMaks DNK DNI %CVL
1. Pak Ilham 220 146 92 75 %
Siburian (220-56 = 164)

Kesimpulan : Dari hasil pengukuran tersebut, didapat %CVL menunjukkan


hasil 75%, artinya Bapak Ilham Siburian disarankan bekerja tidak dalam
waktu yang terlalu lama. Hal ini dikarenakan faktor usia yang sudah
beranjak tua, serta ada beberapa kegiatan yang dilakukan yang tidak
ergonomis, salah satunya pada saat proses pemotongan kayu dan
pengangkatan kayu hasil finishing.
NORDIC BODY MAP (NBM)
PEKERJA
KUESIONER NORDIC BODY MAP (NBM) PEKERJA

A. DATA RESPONDEN
Nama :Pak Ilham
Siburian
Tinggi Badan : 165 cm
Usia : 56 tahun
Tangan Dominan : Kanan dan Kiri
Berat Badan : 61 kg
Apakah anda merokok? : Tidak
Apakah anda sering melakukan
olahraga: Tidak
KUESIONER NORDIC BODY MAP (NBM) PEKERJA

A. DATA RESPONDEN
Nama :Pak Agus
Supranto
Tinggi Badan : 175 cm
Usia : 54 tahun
Tangan Dominan : Kanan dan Kiri
Berat Badan : 58 kg
Apakah anda merokok? : Tidak
Apakah anda sering melakukan
olahraga: Tidak
KUESIONER NORDIC BODY MAP (NBM) PEKERJA

A. DATA RESPONDEN
Nama :Pak Prabu
Siahaan
Tinggi Badan : 166 cm
Usia : 56 tahun
Tangan Dominan : Kanan dan Kiri
Berat Badan : 63 kg
Apakah anda merokok? : Iya
Apakah anda sering melakukan
olahraga: Tidak
KUESIONER NORDIC BODY MAP (NBM) PEKERJA

A. DATA RESPONDEN
Nama :Pak Supranto
Tinggi Badan : 165 cm
Usia : 55 tahun
Tangan Dominan : Kanan dan Kiri
Berat Badan : 64 kg
Apakah anda merokok? : Iya
Apakah anda sering melakukan
olahraga: Tidak
ANALISIS NBM
Dari grafik persentase keluhan pekerja
Persentase Keluhan Pekerja
Berdasarkan SNQ berdasarkan SNQ, diperoleh bahwa pengaruh
dari beban kerja yang paling berefek ada
100%
PERSENTASE KELUHAN

80%

pada nomor 17 dan 23 yaitu sakit pada tangan


60%

40%

20%
kanan dan sakit pada betis kanan.Hal ini
0%
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26
JENIS KELUHAN diakibatkan oleh pekerja yang mengangkat
dan memotong kayu dengan menumpu pada
bagian kanan tubuh.
NASA TASK LOAD INDEX
(NASA TLX) PEKERJA
NASA TASK LOAD INDEX (NASA TLX) PEKERJA
Sebelum Beraktivitas Setelah Beraktivitas

Name : Pak Ilham Siburian (56 tahun)


Task : Pembuat Sketsa,
Pemotong
Kayu, Penyiku dan Pengangkut Kayu
Date : 5 October 2019
ANALISIS NASA TLX DENGAN PERHITUNGAN WWL
NAMA UMUR ASPEK RATING BOBOT

MD 65 1

PD 80 3

TD 70 3
Ilham Suburian 56 Tahun
PO 80 3

EF 85 4

FR 40 0
ANALISIS NASA TLX DENGAN PERHITUNGAN WWL
NILAI MASING – MASING PRODUK

1. MD = Rating x Bobot 4. PO = Rating x Bobot


MD = 1 x 65 PO = 3 x 80
MD = 65 PO = 240
2. PD = Rating x Bobot 5. EF = Rating x Bobot
PD = 3 x 80 EF = 4 x 85
PD = 240 EF = 340
3. TD = Rating x Bobot 6. FR = Rating x Bobot
TD = 3 x 70 FR = 0 x 40
TD = 210 FR = 0
ANALISIS NASA TLX DENGAN PERHITUNGAN WWL
SKOR WWL = (MD + PD + TD + PO + EF + FR)/15
SKOR WWL = (65 + 240 + 210 + 240 + 340 + 0)/15
SKOR WWL = 73
Karena WWL diantara 50 sampai 79,
Maka beban kerja dikategorikan tinggi.
“BIOMEKANIKA”
Analisis Perancangan Kerja dan Ergonomi

Teknik Industri Universitas Gunadarma


Biomekanika
Biomekanika = Mekanika biologi organisme
Biomekanika merupakan alat yang dapat mencegah beban
kerja
Mempelajari fungsi dan struktur bagian tubuh serta efeknya
tekanan/beban internal/eksternal terhadapnya.

Beban berat yang kumulatif dapat menyebabkan kelainan


fisik.
Dirasakan sebagai gejala pertama sakit: sesuatu yang tidak
comfortable
Bila tidak diperhatikan dapat menyebabkan kecelakaan di
kemudian hari
Biomekanika

 Biomekanika adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari


interaksi fisik antara pekerja dengan mesin, material dan
peralatan dengan tujuan untuk meminimumkan keluhan pada
sistem kerangka otot agar produktivitas kerja dapat
meningkat.
 Pendekatan biomekanika  tubuh manusia sebagai suatu
sistem yang terdiri dari elemen-elemen yang saling berkait
dan terhubung satu sama lain, melalui sendi-sendi dan
jaringan otot yang ada.
 Prinsip-prinsip fisika digunakan untuk menyatakan
tegangan mekanik pada tubuh dan gaya otot yang
diperlukan untuk membagi tegangan-tegangan tersebut.
Arm Lift Torso Lift Leg Lift

Biostatic
Biost
High Far Lift Floor Lift High Near Lift
Biodynamic
Application of Biomechanics >>
Manual Task
Application of Biomechanics >>
Sports
Application of
Biomechanics
>> Hospital’s
activities
Struktur Tubuh Manusia

 TULANG (BONES)  investigasi pada L5/S1.


 SAMBUNGAN (JOINTS)  aplikasi teori fisika
(beban, massa, gaya, momen) pada tubuh
manusia.

 OTOT (MUSCLE)  aerobic & anaerobic


metabolism.
Lumbar - Sacrum
 Dalam banyak kegiatan penanganan material
seperti mengangkat, membawa, mendorong dan
menarik, gaya-gaya yang signifikan terjadi pada
tulang belakang bagian bawah yaitu pada ruas
lumbar ke-5 dan sacrum ke-1 (L5/S1), lokasi
dimana sering terjadi cedera punggung.
Anatomy of the
Human Spine
Link - Joint
 Didalam melakukan analisa biomekanik, tubuh
manusia dipandang sebagai suatu sistem yang
terdiri dari link (penghubung) dan joint
(sambungan).
Link – Joint (2)

 Menurut Ghaffin & Anderson (1984), tubuh manusia


terdiri dari enam link yaitu:
 Link lengan bawah yang dibatasi joint pergelangan tangan
dan siku.
 Link lengan atas yang dibatasi joint siku dan bahu.

 Link punggung yang dibatasi joint bahu dan pinggul.

 Link paha yang dibatasi joint pinggul dan lutut.

 Link betis yang dibatasi joint lutut dan mata kaki.

 Link kaki yang dibatasi joint mata kaki dan telapak kaki.
Biomechanics Analysis
Aerobic vs. Anaerobic Metabolism

 Aerobic
 Use of O2, efficient, high capacity
 Anaerobic
 No O2, inefficient, low capacity
 Aerobic used during normal work (exercise) levels,
anaerobic added during extreme demands
 Anaerobic metabolism -> lactic acid (pain, cramps,
tremors)
How to measure ?

Biostatics :
Apply Newton’s Law

 Use RULA (Rapid Upper Limb Assessment)

Use REBA (Rapid Entire Body Assessment)

Biodynamic :
 Apply advanced Newton’s Law
 Manual material handling (NIOSH’s Law)
 Simulation
HUKUM NEWTON I

Selama tidak ada resultan gaya yang bekerja pada


sebuah benda maka benda tersebut akan selalu pada
keadaannya, yaitu benda yang diam akan selalu diam dan
benda yang bergerak akan bergerak dengan kecepatan
konstan.
Selama tidak ada resultan gaya yang bekerja
pada sebuah benda maka benda tersebut akan
ΣF=0 a=0
selalu pada keadaannya, yaitu benda yang diam
akan selalu diam dan benda yang bergerak akan
bergerak dengan kecepatan
konstan.
1. Maximum Permissible Limit (MPL)
Merupakan batas besarnya gaya tekan pada segmen L5/S1 dari
kegiatan pengangkatan dalam satuan Newton yang distandarkan
oleh NIOSH (National Instiute of Occupational Safety and Health)
tahun 1981.
1. Besar gaya tekannya adalah di bawah 6500 N pada L5/S1.
2. Batasan gaya angkatan normal (the Action Limit) sebesar
3500 pada L5/S1.
Apabila : Fc < AL (aman), AL < Fc < MPL (perlu hati-hati) dan Fc >
MPL (berbahaya).
Batasan gaya angkat maksimum yang diijinkan , yang
direkomendasikan NIOSH (1991) adalah berdasarkan gaya tekan
sebesar 6500 N pd L5/S1 , namun hanya 1% wanita dan 25% pria
yang diperkirakan mampu melewati batasan angkat ini
(Nurmianto, 1996).
2-D Model of the Elbow:

From Chaffin, DB and Andersson, GBJ (1991) Occupational Biomechanics. Fig 6.2
JAWAB :

Perlu kita ketahui bahwa seorang operator bekerja tidak hanya


lengan saja yang mengeluarkan tenaga, tetapi bagian tubuh yang
lain seperti punggung, paha, betis dll.
Dalam biomekanik perhitungan guna mencari moment dan gaya
dapat dilakukan dengan cara menghitung gaya dan mement secara
parsial atau menghitung tiap segmen yang menyusun tubuh
manusia. Berat dari masing – masing segmen dibawah ini didapat
dari besarnya prosentase dikali dengan gaya berat dari orang
tersebut.
untuk mencapai keseimbangan tubuh pada aktivitas
pengangkatan, moment pada L5/S1 tersebut diimbangi
gaya otot pada spinal erector (FM) yang cukup besar dan
juga gaya perut (FA) sebagai pengaruh tekanan perut (PA)
atau Abdominal Pressure yang berfungsi untuk membantu
kestabilan badan karena pengaruh momen dan gaya yang
ada
MODEL BIOMEKANIKA
TULANG BELAKANG
(CHAFFIN, 1991)
2. Recommended Weight Limit (RWL)
Recommended Weight Limit merupakan rekomendasi batas beban
yang dapat diangkat oleh manusia tanpa menimbulkan cidera
meskipun pekerjaan tersebut dilakukan secara repetitive dan dalam
jangka waktu yang cukup lama. RWL ini ditetapkan oleh NIOSH pada
tahun 1991 di Amerika Serikat.
Persamaan NIOSH berlaku pada keadaan:
1. Beban yang diberikan adalah beban statis, tidak ada penambahan
ataupun pengurangan beban di tengah – tengah pekerjaan.
2. Beban diangkat dengan kedua tangan.
3. Pengangkatan atau penurunan benda dilakukan dalam waktu
maksimal 8 jam.
4. Pengangkatan atau penurunan benda tidak boleh dilakukan saat
duduk atau berlutut.
5. Tempat kerja tidak sempit.
Persamaan untuk menentukan beban yang direkomendasikan untuk
diangkat seorang pekerja dalam kondisi tertentu menurut NIOSH
adalah sbb:
RWL = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM
Keterangan:
LC = konstanta pembebanan = 23 kg
HM = faktor pengali horizontal = 25 / H
FM = faktor pengali frekuensi (Frequency Multiplier) *lihat tabel 1

CM = faktor pengali kopling (handle) * lihat tabel 2


VM = Faktor pengali vertikal

DM = Faktor pengali perpindahan

AM = Faktor pengali asimetrik


Keterangan:
H = jarak beban terhadap titik pusat
tubuh
V = jarak beban terhadap lantai
D =jarak perpindahan beban secara
vertical
A = sudut simetri putaran yang
dibentuk tubuh

Untuk Frekuensi Pengali ditentukan


dengan menggunakan tabel FM
dibawah ini dengan mengetahui
frekuensi angkatan tiap menitnya dan
juga nilai V dalam inchi.
Keterangan: untuk
frekuensi pengangkatan
kurang atau hanya 1 kali
dalam 5 menit ditetapkan
F = 2 Lift/mnt.
Untuk Faktor Pengali coupling (handle) dapat ditentukan pada
Tabel 1.2 berikut:
Musculoskeletal Disorder (MSDs)

 Musculoskeletal disorders (MSDs) atau gangguan


otot rangka merupakan kerusakan pada
otot, saraf, tendon, ligament, persendian,
kartilago, dan discus invertebralis.

 Kerusakan pada otot dapat berupa ketegangan


otot, inflamasi, dan degenerasi.

 Sedangkan kerusakan pada tulang dapat berupa


memar, mikro faktur, patah, atau terpelintir.
Penyebab MSDs

1. Kelelahan dan keletihan terus menerus yang


disebabkan oleh frekuensi atau periode waktu yang
lama dari usaha otot, dihubungkan dengan
pengulangan atau usaha yang terus menerus dari
bagian tubuh yang sama meliputi posisi tubuh yang
statis;
2. Kerusakan tiba-tiba yang disebabkan oleh aktivitas
yang sangat kuat/berat atau pergerakan yang tak
terduga.
Jenis-jenis keluhan MSDs
1. Sakit Leher  peningkatan tegangan otot atau myalgia, leher miring atau kaku leher.
2. Nyeri Punggung  gejala nyeri punggung yang spesifik seperti herniasi lumbal,
arthiritis, ataupun spasme otot.
3. Carpal Tunnel Syndrome  kumpulan gejala yang mengenai tangan dan pergelangan
tangan yang diakibatkan iritasi dan nervus medianus.
4. De Quervains Tenosynovitis  Penyakit ini mengenai pergelangan tangan, ibu jari, dan
terkadang lengan bawah, disebabkan oleh inflamasi tenosinovium dan dua tendon
yang berasa di ibu jari pergelangan tangan.
5. Thoracic Outlet Syndrome  Merupakan keadaan yang mempengaruhi bahu, lengan,
dan tangan yang ditandai dengan nyeri, kelemahan, dan mati rasa pada daerah
tersebut
6. Tennis Elbow  keadaan inflamasi tendon ekstensor, tendon yang berasal dari siku
lengan bawah dan berjalan keluar ke pergelangan tangan.
7. Low Back Pain  terjadi apabila ada penekanan pada daerah lumbal yaitu L4 dan
L5. Apabila dalam pelaksanaan pekerjaan posisi tubuh membungkuk ke depan maka
akan terjadi penekanan pada discus.

Anda mungkin juga menyukai