Anda di halaman 1dari 2

1.

Pengertian Negara
Istilah Negara merupakan terjemahan kata asing : state (Inggris), staat (Belanda dan
Jerman), atau etat (Perancis). Secara terminologi, negara diartikan sebagai organisasi
tertinggi di antara satu kelompok masyarakat yang memiliki cita-cita untuk bersatu, hidup
dalam suatu kawasan, dan mempunyai pemerintahan yang berdaulat. Pengertian ini
mengandung nilai konstitutif yang dimiliki oleh suatu negara berdaulat: masyarakat(rakyat),
wilayah, dan pemerintahan yang berdaulat. Negara identik dengan hak dan kewenangan.

Dalam arti formal negara diartikan sebagai organisasi kekuasaan pemerintah pusat
dengan karakteristik kewenangan menjalankan paksa fisik secara syah. Dalam arti material
negara adalah sebagai kelompok masyarakat atau persekutuan hidup. Konsep politik negara
dapat berwujud jika memenuhi unsur wilayah, penduduk, pemerintah dan kedaulatan.
Negara adalah alat masyarakat yang mempunyai kekuasaan untuk mengatur hubungan
manusia dalam masyarakat dan menertibkan gejala kekuasaan.
2. Sifat negara antara lain
a. Memaksa, agar peraturan yang berlaku ditaati demi terciptanya ketertiban
masyarakat
b. Monopoli, negara memonopoli dalam menetapkan tujuan bersama, negara memiliki
wewenang untuk melarang hidup dan menyebarluaskan aliran kepercayaan atau
aliran politik yang mengganggu ketertiban umum dan bertentangan dengan tujuan
masyarakat
c. Peraturan perundangan, berlaku untuk semua orang tanpa kecuali.
3. Tujuan dan fungsi negara
a. Tujuan negara
Sebagai sebuah organisasi kekuasaan dari kumpulan orang-orang yang
mendiaminya, negara harus memiliki tujuan yang disepakati bersama.
Tujuan sebuah negara dapat bermacam-macam, antaralain:
 Bertujuan untuk memperluas kekuasaan.
 Bertujuan menyelenggarakan ketertiban hukum.
 Bertujuan untuk mencapai kesejahteraan umum.
b. Fungsi negara
Fungsi negara yakni untuk perlindungan, penertiban, mengusahakan kesejahteraan
dan kemakmuran, pertahanan, menegakkan keadilan, hal ini harus dilakukan demi
kelangsungan hidup dan kesejahteraan umum yang dipengaruhi oleh kepentingan
politik, ekonomi dan sosial yang ada pada suatu saat. Negara merupakan salah satu
konsep sosiologi yang paling sentral dan sukar dipahami, dikatakan sentral karena
negara menjalankan begitu banyak fungsi dan mengatur hampir seluruh aspek
kehidupan rakyatnya. memelihara ketentraman dan mengatur hubungan eksternal
masyarakat adalah fungsi khususnya, sedangkan sejauh mana negara harus
memberikan kemakmuran atau mengatur ekonomi negara tidak dapat dipisahkan
dengan kekuasaan.

John Locke mencetuskan ide untuk membagi kekuasaan kedalam tiga cabang kekuasaan, yaitu
legislatif, eksekutif, dan federatif. Montesquie selanjutnya menyempurnakan ide tersebut dengan
mensyaratkan prinsip check and balance, dalam pemisahan cabang-cabang kekuasaan negara yaitu
legislatif, eksekutif, dan yudikatif.

Pertama, bahwa cabang kekuasaan legislatif diperlukan dalam rangka menjaga negara tetap pada
tujuan awal pembentukannya dan kekuasaan tidak didominasi oleh satu atau sekelompok orang.
Secara akademik juga tergambar dengan jelas bahwa latar belakang adanya konsepsi perwakilan
dalam ilmu politik yang meliputi lembaga-lembaga perwakilan yang beranggotakan para wakil
rakyat, lembaga-lembaga politik seperti partai politik dan kelompok kepentingan yang merupakan
lembaga penyeimbang kekuasaan negara dimaksudkan untuk menjamin bahwa negara akan
senantiasa berjalan atas dasar kepentingan dan kebutuhan masyarakatnya.

Kedua, bahwa cabang kekusaan eksekutif diperlukan untuk menyeimbangkan artikulasi kepentingan
yang sangat beragam, sehingga eksekutif adalah cabang kekuasaan politik yang bersifat administratif
yang mengatur lalu lintas kepentingan masyarakat yang sangat kompleks, dalam hal inilah eksekutif
harus bebas dari unsur anggota-anggota lembaga-lembaga politik seperti partai politik ataupun
kelompok kepentingan yang berfungsi untuk mengagregasi kepentingan masyarakat, sehingga
prinsip check and balance dapat dijalankan.

Ketiga, Cabang kekuasaan yudikatif mempunyai kekuasaan dalam memutuskan perselisihan atau
pertikaian tersebut baik oleh antar cabang kekuasaan sebagai lembaga negara atau antar individu
sebagai anggota masyarakat atau warga negara.

Negara merupakan suatu sistem politik yang dalam perspektif sosiologi politik dapat menggunakan
konsepsi sosialisasi politik dalam rangka menyebarkan ideologi-ideologi resminya, salah satunya
adalah dengan menggunakan sistem pendidikan, keluarga, dan sistem sosial lainnya, kemudian
memasukkan sejumlah ketentuan mengenai pendidikan kewarganegaraan, variabel dalam proses ini
disebut sebagai instruksi yang merupakan satu dari tiga variabel penting dalam konsep sosialisasi
politik.

Anda mungkin juga menyukai