Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Bahan Kesehatan Masyarakat Vol 2 No 2

p-ISSN: 2085-1677 / e-ISSN: 2621-3801


2018

EFEKTIVITAS PENERAPAN CUCI TANGAN DISINFEKSI DALAM


MENINGKATKAN KEPATUHAN PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI
SILANG DI LABORATORIUM PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT

Slamet Riyadi1*, Rina Kurnianti1


1
Jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes Kemenkes Jambi
*
Alamat korespondensi: yadiegigi@yahoo.co.id

ABSTRAK

Latar belakang: Penyakit infeksi masih merupakan salah satu masalah kesehatan di dunia, termasuk Indonesia. Ditinjau
dari asal atau didapatnya infeksi dapat berasal dari komunitas (Community Acquired Infection) atau berasal dari lingkungan
pelayanan kesehatan atau klinik. Cuci tangan disinfeksi dapat menjadi metode pencegahan infeksi silang yang terjadi di
institusi pelayanan kesehatan. Tujuan penelitian ini adalah untuk Untuk mengetahui efektvitas penerapan cuci tangan
disinfeksi dalam meningkatkan kepatuhan pencegahan dan pengendalian infeksi silang di Laboratorium Pelayanan Asuhan
Kesehatan Gigi dan Mulut.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode pendekatan quasy expriment, dan pengumpulan
data dari data primer yang diperoleh dari formulir observasi. Populasi penelitian adalah seluruh mahasiswa semester VI
DIV Keperawatan Gigi Tahun 2018 yang berjumlah 24 orang, sampel diambil dengan teknik purposive sampling. Data
kepatuhan dalam prosedur cuci tangan disinfeksi dievaluasi pada saat sebelum dan sesudah demonstrasi cuci tangan
disinfeksi.
Hasil: Cuci tangan lebih efektif dalam meningkatkan mencegah infeksi silang dil laboratorium Pelayanan Asuhan
Kesehatan Gigi dan Mulut Jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes Kemenkes Jambi dengan nilai signifiasi pada 0.000 (p <
0.05).
Kesimpulan: Mencuci tangan lebih efektif dalam pencegahan infeksi silang. Disarankan kepada mahasiswa untuk
meningkatkan kepatuhan cuci tangan disinfeksi untuk pencegahan dan pengendalian infeksi silang saat bekerja sebagai
operator pasien di laboratorium kesehatan gigi dan mulut.

Kata kunci: cuci tangen, disinfeksi, infeksi silang

EFFECTIVITY OF DESINFECTION HAND WASHING FOR INCREASING INFECTION CONTROL


COMPLIANCE AT ORAL HEALTH CARE LABORATORIUM

ABSTRACT

Background: Infectious diseases are still one of the health problems in the world, including Indonesia. Judging from the
origin or acquisition of infection can come from the community (Community Acquired Infection) or come from the health
service environment or clinic. Disinfection hand washing can be one method to prevent cross infection in health facility.
The purpose of this study was to determine the effectiveness of the application of disinfection hand washing in improving
compliance with prevention and control of cross infection in the Lab. Dental and oral health care services.
Method: This research is a quantitative research with the method of quasy expriment approach, and data collection from
primary data obtained from observation forms. The study population was all semester VI DIV Dental Nursing in 2018
totaling 24 people, the sample was taken by purposive sampling technique.
Results Handwashing was more effective in increasing the prevention of cross infection in the laboratory of Dental and
Oral Health Care Services Department of Dental Nursing at the Ministry of Health of the Ministry of Health of Jambi with
a significance value of 0.000 (p <0.05).
Conclusion: It is recommended for students to improve the compliance of disinfection hand washing for prevention and
control of cross infection while working as a patient operator in dental and oral health laboratories.
Keywords: handwashing, desinfection, cross infection

139
Jurnal Bahan Kesehatan Masyarakat Vol 2 No 2

PENDAHULUAN Teknik disinfeksi ada 2, yaitu disinfeksi


dengan cara fisik (pemanasan, penyinaran,
Penyakit infeksi masih merupakan salah satu mekanis) dan disinfeksi dengan cara kimia
masalah kesehatan di dunia, termasuk Indonesia. (penambahan oksidator, penambahan asam/basa).4
Ditinjau dari asal atau didapatnya infeksi dapat Pada dasarnya ada persamaan jenis bahan
berasal dari komunitas (Community Acquired kimia yang digunakan sebagai antiseptik dan
Infection) atau berasal dari lingkungan pelayanan disinfektan. Tetapi tidak semua bahan disinfektan
kesehatan atau klinik.1 adalah bahan antiseptik karena adanya batasan
Prinsip penting dari keberadaan institusi dalam penggunaan antiseptik. Antiseptik tersebut
pelayanan kesehatan berkualitas adalah harus memiliki sifat tidak merusak jaringan tubuh
perlindungan bagi pasien, tenaga kesehatan, tenaga atau tidak bersifat keras. Terkadang penambahan
pendukung dan komunitas masyarakat di sekitarnya bahan disinfektan juga dijadikan sebagai salah satu
dari penularan infeksi. Hal ini dapat diwujudkan cara dalam proses sterilisasi, yaitu proses
dengan penerapan Pencegahan dan Pengendalian pembebasan kuman. Tetapi pada kenyataannya
Infeksi yang efektif dan efisien. Pengendalian tidak semua bahan disinfektan dapat berfungsi
infeksi ini masuk ke dalam MDGs (Milenium sebagai bahan dalam proses sterilisasi. Bahan kimia
Development Goals) ke-6 dan 7 yaitu pengendalian tertentu merupakan zat aktif dalam proses disinfeksi
infeksi silang yang tepat diperlukan untuk dan sangat menentukan efektivitas dan fungsi serta
mencegah penularan penyakit menular selama target mikroorganisme yang akan dimatikan. Dalam
perawatan gigi. Target WHO 2020 salah satunya proses disinfeksi sebenarnya dikenal dua cara, cara
adalah meningkatkan jumlah pelayanan kesehatan fisik (pemanasan) dan cara kimia (penambahan
yang kompeten untuk mengenali dan mengurangi bahan kimia). Dalam tulisan ini hanya difokuskan
risiko dari transmisi penyakit menular di kepada cara kimia, khususnya jenis-jenis bahan
lingkungan pelayanan kesehatan gigi dan mulut. 2 kimia yang digunakan serta aplikasinya.
Pasien yang berkunjung dan merawat gigi Sarana pelayanan kesehatan wajib
sangat rentan terhadap infeksi klinik yang dapat memberikan jaminan keamanan kesehatan baik
terjadi karena tindakan scaling, pencabutan gigi dan bagi tenaga kesehatan maupun masyarakat yang
pemakaian alat yang tidak steril. Selain itu dilayani. Penyebaran penyakit menular telah
mikroorganisme di sekitar klinik, praktek meningkatkan kekhawatiran masyarakat maupun
pengendalian infeksi, dan daya tahan tubuh pasien petugas kesehatan dalam beberapa dekade terakhir
juga merupakan faktor risiko infeksi.3 akibat munculnya infeksi memakan seperti infeksi
Disinfektan dapat diartikan sebagai bahan HIV dan HBV. Wabah Severe Acute Respiratory
kimia atau pengaruh fisika yang digunakan untuk Syndrome (SARS) pada tahun 2003 dan ancaman
mencegah terjadinya infeksi atau pencemaran jasad virus H5N1 (flu burung) dan H1N1 (flu babi) telah
renik seperti bakteri dan virus, juga untuk menunjukkan pentingnya Pencegahan dan
membunuh atau menurunkan jumlah Pengendalian Infeksi yang tepat pada tingkat
mikroorganisme atau kuman penyakit lainnya. komunitas, klinik dan personal. Tenaga pelayanan
Sedangkan antiseptik diartikan sebagai bahan kimia kesehatan yang berkecimpung dalam bidang
yang dapat menghambat atau membunuh kedokteran gigi memiliki risiko tinggi mengalami
pertumbuhan jasad renik seperti bakteri, jamur dan infeksi karena keberadaan mikroorganisme patogen
lain-lain pada jaringan hidup. Bahan disinfektan dalam rongga mulut termasuk saliva dan darah, dan
dapat digunakan untuk proses disinfeksi tangan, kemungkinkan luka akibat tertusuk jarum suntik.5
lantai, ruangan, peralatan dan pakaian.4 Hasil survei pendahuluan yang dilakukan di
Disinfeksi berarti membunuh Lab. Pelayanan Asuhan Kesehatan Gigi dan Mulut,
mikroorganisme penyebab penyakit dengan dari 4 yang disurvei 3 diantaranya belum
bahan bahan kimia atau secara fisik, hal ini dapat melakukan upaya penatalaksanaan cuci tangan
mengurangi kemungkinan terjadinfeksi dengan disinfeksi dalam pencegahan dan pengendalian
jalam membunuh mikroorganisme patogen. Tujuan infeksi silang sesuai dengan standar operasional
disinfeksi adalah mencegah terjadinya infeksi, prosedur (SOP) dengan benar.
mencegah makanan menjadi rusak, mencegah Berdasarkan beberapa alasan tersebut maka
kontaminasi mikroorganisme dalam industri, perlu dilakukan penelitian tentang efektivitas
mencegah kontaminasi terhadap bahan penerapan cuci tangan disinfeksi dalam
bahan yg dipakai dalam melakukanbiakan murni. meningkatkan kepatuhan pencegahan dan
Jenis-jenis disinfeksi adalah disinfeksi golongan pengendalian infeksi silang di laboratorium
aldehid, alkohol, pengoksidasi, halogen, fenol, Pelayanan Asuhan Kesehatan Gigi dan Mulut.
garamamonium kuarterner, biguanida.

140
Efektivitas Penerapan Cuci Tangan Disinfeksi …
Slamet Riyadi, Rina Kurnianti
2018

METODE Berdasarkan tabel 1 diperoleh nilai mean


yang berbeda antara kepatuhan cuci tangan secara
Desain penelitian adalah experimental pre disinfeksi pada kondisi pre-test (3.50) dan
test and post test desain. Lokasi penelitian di klinik kepatuhan cuci tangan secara disinfeksi pada
Jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes Kemenkes kondisi post-test (7.88), artinya bahwa secara
Jambi dan waktu penelitian bulan April-September statistik mengindikasikan ada perbedaan rata-rata
2018. Populasi penelitian adalah seluruh semester kepatahuan cuci tangan disinfeksi sebelum dan
VI DIV Keperawatan Gigi Tahun 2018 berjumlah sesudah perlakukan di laboratorium Jurusan
24 orang. Sampel diambil dengan teknik purposive Keperawatan Gigi Poltekkes Kemenkes Jambi.
sampling. Subjek diminta melakukan cuci tangan Berdasarkan hasil analisis dapat diketahui
disinfeksi dan dilakukan pengamatan(pre-test) penerapan cuci tangan disinfeksi untuk
menggunakan SOP check list, kemudian diberikan meningkatkan kepatuhan pencegahan dan
perlakuan yaitu edukasi standar cuci tangan secara pengendalian infeksi silang di Laboratorium
disinfeksi yang benar. Selanjutnya subjek diminta Pelayanan Asuhan Kesehatan Gigi dan Mulut ini
melakukan cuci tangan disinfeksi kembali dan sangat efektif. Hal ini dapat dibuktikan dengan nilai
diamati(post-test) untuk melihat kepatuhan p-value = 0,000, nilai tersebut lebih kecil dari nilai
pencegahan dan pengendalian infeksi silang. 0,05.
Data yang sudah dikumpulkan selanjutnya Disinfeksi adalah membunuh
diolah melalui tahapan-tahapan sebagai berikut: mikroorganisme penyebab penyakit dengan bahan
editing, coding, entri data, dan cleaning. Analisis kimia atau secara fisik, hal ini dapat mengurangi
univariat yaitu untuk menjelaskan atau kemungkinan terjadi infeksi dengan membunuh
mendeskripsikan distribusi data masing-masing mikroorganisme patogen. DisInfektan yang tidak
variabel kepatuhan pencegahan dan pengendalian berbahaya bagi permukaan tubuh dapat digunakan
infeksi silang sebelum dan sesudah penerapan cuci dan bahan ini dinamakan antiseptik. Disinfeksi
tangan disinfeksi. Bentuk penyajian distribusi dapat diartikan sebagai bahan kimia atau pengaruh
frekuensi dan persentase adalah tabel. fisika yang digunakan untuk mencegah terjadinya
Analisis bivariat yaitu untuk mengetahui infeksi atau pencemaran jasad renik seperti bakteri
apakah ada perbedaan kepatuhan pengendalian dan virus, juga untuk membunuh atau menurunkan
infeksi silang sebelum dan sesudah penerapan cuci jumlah mikroorganisme atau kuman penyakit
tangan disinfeksi. Uji statistik yang dipakai adalah lainnya. Sedangkan antiseptik diartikan sebagai
uji wilcoxon dengan hipotesis nol ditentukan bahan kimia yang dapat menghambat atau
dengan nilai p < 0,05 (bermakna). membunuh pertumbuhan jasad renik seperti bakteri,
jamur dan lain-lain pada jaringan hidup. Bahan
disinfektan dapat digunakan untuk proses disinfeksi
HASIL DAN PEMBAHASAN tangan, lantai, ruangan, peralatan dan pakaian.4
Cuci tangan disinfeksi adalah mencuci
Tabel 1. Perbedaan Kepatuhan Pencegahan Dan tangan dengan larutan antiseptic dengan persiapan:
Pengendalian Infeksi Silang Sebelum Dan Sesudah Air bersih yang mengalir (dari kran, ember tertutup
Penerapan Cuci Tangan Disinfeksi memakai kran), Larutan antiseptik, misalnya lysol
95% dengan konsentrasi 0,5 %, Sabun dalam bentuk cair
Min- P
Mean(±SD) Confidence
max value atau sabun yang mengandung zat antiseptic, Sikat
Interval
hasil pre-test 2-5 3.50 3.15-3.85 0,00
yang lunak atau lembut, Handuk bersih atau tissue.
(N=24) (±0,834) Mengeringkan tangan setelah mencuci tangan
hasil post-test 7-8 7.88(±0,338) 7.73-8.02 sangat penting. Keringkan tangan dengan handuk
(N=24) kertas. Jika tidak tersedia gunakan handuk tangan
sekali pakai. Handuk kertas harus tetap dalam
Kepatuhan sebelum dan sesudah perlakukan kondisi bersih, tidak terkontaminasi.
penerapan cuci tangan disinfeksi dalam Mencuci tangan menggunakan handrub
meningkatkan kepatuhan pencegahan dan antiseptik dapat dilakukan bila tidak ada akses
pengendalian infeksi silang di Lab. Pelayanan wastafel atau air bersih. Kondisi darurat dimana
asuhan kesehatan gigi dan mulut dapat dilihat di fasilitas cuci tangan sulit dijangkau, sedangkan di
tabel 1. ruangan memerlukan disinfeksi tangan.

141
Jurnal Bahan Kesehatan Masyarakat Vol 2 No 2

Handrub berbasis alkohol 70% dapat Hepatitis C mula-mula disebut sebagai


digunakan. Bahan ini mudah didapat dan tidak Hepatitis non-A, non-B yang ditularkan secara
mahal. Selain itu juga dapat dibuat sendiri parenteral (lewat jarum suntik). Hepatitis C
menggunakan gliserin 2 ml yang dicampur 100 ml merupakan penyebab dari 30% kasus Hepatitis akut
alkohol 70 %. Antiseptik handrub bereaksi cepat di AS. Penyakit ini ditularkan lewat aliran darah
untuk menghilangkan sementara mikroorganisme (bloodborne), penularannya juga dapat melalui
penghuni tetap dan melindungi kulit tanpa kontak seksual. 23-42% kasus dihubungkan dengan
menggunakan air. Sebanyak 3-5 cc antiseptik penggunaan obat-obat narkoba intravena, 8-10%
berbasis alkohol dituangkan ke dalam permukaan berhubungan dengan transfuse darah, dan 4-8%
tangan. Lalu menggosok kedua telapak tangan ditularkan lewat pekerjaan pada tenaga kesehatan.
hingga merata, punggung dan sela-sela jari tangan Penularan pada tenaga kesehatan biasanya melalui
kiri dengan tangan kanan dan seba-liknya, tertusuknya jarum suntik. Harus diwaspadai
menggosok kedua telapak dan sela-sela jari, jari-jari mengenai penyakit ini yaitu 50% penderitanya
sisi dalam dari kedua tangan saling mengunci, menjadi karier kronik.11
menggosok ibu jari kiri diputar dalam genggaman Infeksi oleh virus hepatitis D (HDV), yang
tangan kanan dan sebaliknya, menggosok dengan di kenal sebagai virus Delta, merupakan komplikasi
memutar ujung jari-jari tangan kanan ditelapak dari hepatitis B. Virus delta tersebut hanya bisa
tangan kiri dan sebaliknya. Tangan sudah bersih.6,7 menimbulkan infeksi bila ada kondisi aktif HBV.
Infeksi silang dalam kedokteran gigi adalah Virus Delta menunggu dulu hingga hepatitis B
perpindahan penyebab penyakit di antara pasien, menyelesaikan siklus hidupnya. Hepatitis D
dokter gigi, mahasiswa klinik, dan petugas ditularkan melalui jalur yang mirip dengan HBV
kesehatan dalam lingkungan pelayanan kesehatan dan pernah dilaporkan adanya wabah hepatitis D di
gigi. Perpindahan infeksi dari seseorang ke orang AS. Mereka yang rentan pada HBV karena
lain memerlukan persyaratan yaitu adanya sumber pekerjaannya, juga rentan terhadap infeksi HDV.
infeksi, perantara dan cara transmisinya. Penularan Keberhasilan vaksinasi terhadap hepatitis B juga
mikroorganisme terjadi dengan cara : (a) kontak dapat mencegah hepatitis D.11
langsung dengan lesi/saliva/darah yang terinfeksi; HIV adalah virus yang dapat merusak sistem
(b) penularan tidak langsung melalui alat kekebalan tubuh manusia. HIV akan menyebabkan
terkontaminasi; (c) percikan atau tumpahan darah, infeksi HIV yang dapat terus berkembang menjadi
saliva, sekret nasofaringeal langsung pada kulit bentuk final yang disebut AIDS. AIDS dilaporkan
tidak utuh atau selaput lendir, dan (d) penularan sebagai penyakit klinis pada tahun 1981, dan CDC
lewat udara atau dengan terhirupnya aerosol.8 kini memperkirakan ± 1,25 juta orang di AS
Akhir-akhir ini, di Indonesia sering dijumpai terinfeksi HIV. Di dunia, HIV diperkirakan
penyakit hepatitis. Indonesia termasuk daerah menginfeksi 20 juta manusia. Pada infeksi oleh HIV
dengan prevalensi sedang sampai tinggi, berkisar terjadi destruksi sistem kekebalan tubuh, sehingga
antara 4% hingga 34%.9 Penyakit ini merupakan orang tersebut rentan terhadap infeksi oportunistik
masalah kesehatan masyarakat yang cukup besar atau tumor. Perkembangan dari fase awal penyakit
menyebabkan kesakitan dan kematian di seluruh (infeksi HIV) hingga ke fase terminal penyakit
dunia. Sekitar 2 miliar penduduk di dunia telah (AIDS) dapat berlangsung mulai 2-12 tahun atau
terinfeksi oleh virus hepatitis B (VHB) dan 350 juta lebih, dengan rata-rata lebih kurang 8 tahun. Virus
menderita infeksi VHB kronik.9 ini menular melalui, antara lain: melalui darah yang
Virus ini dapat ditularkan dari seseorang ke terinfeksi yang diterima selama transfusi darah
orang lain apabila terjadi kontak dengan darah dan dimana darah tersebut belum dideteksi virusnya
cairan tubuh yang terinfeksi, misalnya melalui atau penggunaan jarum suntik yang telah digunakan
transfusi darah, alat suntik, pemakaian alat-alat oleh penderita.
yang sudah terkontaminasi seperti sikat gigi. Dalam AIDS merupakan kumpulan gejala penyakit
bidang kesehatan gigi yang paling memegang yang ditandai dengan rusaknya sistem kekebalan
peranan adalah penularan VHB melalui darah dan tubuh sehingga mudah diserang berbagai macam
saliva. Cara penularannya secara paranteral, dapat infeksi. AIDS disebabkan oleh virus Human
terjadi antara pasien dengan tenaga kesehatan gigi Immunodeficiency Virus (HIV).
secara timbal balik, atau antara pasien dengan
pasien melalui alat-alat yang digunakan.10

142
Efektivitas Penerapan Cuci Tangan Disinfeksi …
Slamet Riyadi, Rina Kurnianti
2018

Penyakit AIDS tidak ditularkan melalui TB adalah penyakit paru-paru yang


kontak biasa, namun ditularkan melalui hubungan disebabkan mycobacterium tuberculosis. Risiko tim
seksual, kontak dengan darah yang tercemar HIV, kesehatan gigi untuk terkena penyakit ini rendah,
dan melalui jarum suntik atau alat kedokteran karena untuk terjadi infeksi di perlukan paparan
lainnya yang tercemar HIV. Sebaliknya, AIDS yang cukup lama dengan kuman. Namun,
tidak dapat ditularkan melalui gigitan serangga, penyebaran mikroorganisme melalui droplet
minuman, kontak biasa dalam keluarga, sekolah, pernapasan harus diwaspadai oleh tim kesehatan
kolam renang, WC umum, atau tempat kerja dengan gigi. Hal yang cukup merisaukan mengenai
penderita AIDS.11 penyakit ini adalah kenyataan bahwa
Virus herpes simpleks (HSV) dapat Mycobacterium tuberculosis, akhir-akhir ini banyak
menyebabkan infeksi di mulut, kulit, mata, dan yang resisten pada obat-obatan yang biasa dipakai.
genital dan pada pasien yang mengalami penurunan Mukosa, mata, dan mulut dari tim dental atau
daya tahan tubuh (imunocompromised) dapat terhirup melalui pernapasan, risiko ini sering
menyebabkan infeksi yang menyebar (sistemik). terabaikan karena sebagian percikan dari rongga
HSV juga terdapat di saliva penderita yang mulut pasien tidak mudah dilihat. Percikan tersebut
memiliki lesi di mulut atau bibir. Pada penderita akan mengering berupa lapisan bening pada kulit,
yang terinfeksi tapi tanpa lesi, sejumlah kecil virus pakaian, dan permukaan lainnya.11
juga terkandung di salivanya. Pada keadaan ini, Alergi adalah suatu respons imun spesifik
percikan ludah atau saliva teraerosol akan yang tidak diinginkan (hipersensitifitas) terhadap
menyebabkan virus mencapai mukosa mata allergen tertentu. Manifestasi dari allergen dapat
operator yang tidak terlindung kacamata. Masuknya terjadi di seluruh tubuh termasuk mukosa mulut dan
virus pada kulit yang tidak utuh pada tangan yang dapat menimbulkan gejala yang ringan sampai yang
tidak memakai sarung tangan akan menyebabkan dapat membahayakan jiwa. Oleh karena itu, bila
tumbuhnya lesi vesikel di daerah tersebut yang kita sudah mengetahui etiologinya, sedapat
disebut Herpetic whitlow. Penyakit ini bersifat mungkin menghindari alergen penyebabnya.11
unilateral dan segmental, dan biasanya didahului Disamping nilai diagnostik yang diperoleh,
oleh rasa nyeri yang hebat. Bila mengenai segmen pemeriksaan radiografi memiliki potensi
fasial akan timbul rasa nyeri pada wajah dan gigi- mengakibatkan bahaya radiasi, hal ini disebabkan
geligi sehingga sering diduga pulpitis.11 karena sinar-X. Pada saat sinar-X mengenai
Bakteri lainnya yang berpotensi menyebar jaringan tubuh, akan terjadi ionisasi pada jaringan
ke tenaga kesehatan gigi adalah Treponema yang dilaluinya sehingga terjadi kerusakan pada
pallidum dan Neisseria gonorrhoeae. T. pallidum jaringan tersebut.11
adalah bakteri berbentuk spiral penyebab penyakit Mikroorganisme dapat dilepaskan dari
sifilis. Sekitar ± 5-10% kasus sifilis pertama kali mulut secara alami selama proses perawatan gigi
timbul di rongga mulut dalam bentuk lesi yang seperti pada waktu batuk, bersin, dan berbicara.
disebut chancre primer, yaitu suatu ulkus terbuka Selain penyebaran secara langsung,
yang tidak sakit pada lidah atau bibir. Lesi ini mikroorganisme mulut pun dapat disebarkan
mengandung bekteri-bekteri hidup dan dapat melalui media yang telah terkontaminasi seperti
menyebar lewat kontak langsung.11 tangan operator, alat-alat gigi, henpis alat rontgen,
Bakteri N. gonorrhoeae menyebabkan jarum, dan lain sebagainya.11
penyakit yang ditularkan melalui hubungan seks Higiene adalah menyiapkan ruangan atau
lainnya yang disebut gonoroe serta merupakan klinik gigi, kebersihan lingkungan kerja, fasilitas
penyakit infeksi pada membrane mukosa di dalam peralatan yang berpengaruh terhadap pelaksanaan
penis atau vagina. Bakteri Gram (-) ini dapat pemeriksaan dan pengobatan pasien serta sterilisasi,
menyebar ke dalam mulut melalui hubungan seks pemeliharaan, dan penyimpanan alat-alat kesehatan
secara khusus dengan penderita yang terinfeksi dan gigi. Higiene dapat memberikan rasa aman pada
menyebabkan infeksi di mulut serta di tenggorokan pasien, melancarkan pekerjaan petugas klinik
atau kerongkongan. Jika bakteri ada di mulut, dalam kegiatan pemeriksaan atau pengobatan,
penyebarannya dapat melalui aerosol yang terjadi menghindarkan terjadinya infeksi silang dan
pada waktu perawatan gigi (misalnya pada kontaminasi bakteri dan menjaga kebersihan
penggunaan contra angle kecepatan tinggi, dan air lingkungan yang optimal.11
scaler). N. gonorrhoeae dapat menyebabkan infeksi
pada mata.11

143
Jurnal Bahan Kesehatan Masyarakat Vol 2 No 2

Infeksi silang dapat terjadi melalui kontak Tahu merupakan tingkatan yang paling
langsung yaitu menyentuh langsung jaringan lunak rendah dalam pengetahuan. Memahami
atau lesi infeksi, darah atau saliva pasien yang (comprehention), diartikan sebagai suatu
terinfeksi dimana mikroorganisme langsung masuk kemampuan menjelaskan secara benar tentang
atau berpenetrasi ke dalam tubuh melalui luka kecil obyek yang diketahui dan dapat
pada kulit atau sekitar jari-jari tangan operator, menginterpretasikan materi tersebut secara benar.
kontak tidak langsung, yaitu mikroorganisme Orang yang telah paham terhadap objek atau materi
masuk ke dalam tubuh melalui media atau objek harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh,
perantara yang terkontaminasi membawa berbagai menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya
macam mikroorganisme patogen yang berasal dari terhadap obyek yang dipelajari. Aplikasi
darah dan saliva pasien, contohnya peralatan gigi (application, aplikasi diartikan sebagai kemampuan
yang tidak disterilkan serta melalui percikan darah, untuk menggunakan materi yang telah dipelajari
saliva atau sekresi nasofaringeal dalam bentuk pada situasi atau kondisi yang sebenarnya. Aplikasi
spatter dan aerosol yang dihasilkan pada waktu disini dapat diartikan sebagai aplikasi, atau
menggunakan henpis, skeler ultrasonic, semprotan penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip
air. Percikan tersebut dapat menegenai luka yang dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang
terdapat pada kulit atau mukosa, mata, dan mulut lain. Analisis (analysis), analisis adalah suatu
dari tim dental atau terhirup melalui pernapasan. kemampuan untuk menjabarkan materi atau objek
Risiko ini sering terabaikan karena sebagian kedalam komponen-komponen, tetapi masih dalam
percikan dari rongga mulut pasien tidak mudah suatu struktur organisasi tersebut, dan masih ada
dilihat. Percikan tersebut akan mengering berupa kaitannya satu sama lain. Sintensis (synthesist),
lapisan bening pada kulit, pakaian, dan permukaan sintensis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk
lainnya. meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian
Dari hasil pre-test menunjukkan bahwa suatu bentuk keseluruhan yang baru. Misalnya dapat
kepatuhan pencegahan dan pengendalian infeksi menyusun, dapat merencanakan, dapat meringkaskan,
silang terhadap penerapan cuci tangan disinfeksi dapat menyesuaikan, dan sebagainya terhadap suatu
dalam meningkatkan kepatuhan pencegahan dan teori atau rumusan-rumusan yang telah ada.
pengendalian infeksi silang di Lab. Pelayanan Evaluasi (evaluation), evaluasi berkaitan dengan
Asuhan Kesehatan Gigi Dan Mulut masih sangat kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap
rendah. suatu materi atau objek berdasarkan pada suatu kriteria
Dari hasil penelitian diketahui bahwa item yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-
yang paling rendah adalah prosedur melakukan cuci kriteria yang telah ada.13
tangan secara disinfeksi sesuai standar cuci tangan Mahasiswa sudah tahu tentang cuci tangan
secara disinfeksi yang benar. Mahasiswa yang disinfeksi sebelum bekerja di klinik, akan tetapi
menjadi responden pada penelitian ini adalah banyak yang tidak melaksanakan karena
mahasiswa semester VI dimana telah melewati mengganggap waktunya lama untuk melaksanakan
pembelajaran tentang mata kuliah disinfeksi silang cuci tangan disinfeksi karena harus mengejar kasus-
baik teori maupun ptaktiknya, tetapi belum kasus target yang sudah ditentukan dan hanya
melaksanakan metode cuci tangan sesuai standar melakukan cuci tangan biasa.
yang ditetapkan. Menurut penelitian terdahulu yang
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan dilakukan pada mahasiswa tampak bahwa
terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan pengetahuan kurang berkecenderungan bertindak
terhadap suatu objek tertentu, perabaan, dan lain- kurang baik karena tidak mengetahui efek buruk
lain. Pengetahuan atau kognitif merupakan tindakan yang dilakukan.14 Berbeda dengan
dominan yang sangat penting dalam membentuk pendapat Tafal yang menyatakan peningkatan
tindakan seseorang (over behavior).13 Menurut pengetahuan tidak selalu menyebabkan perubahan
Notoatmodjo, pengetahuan yang rendah dapat perilaku. Pengetahuan tertentu tentang kesehatan
menimbulkan keterbatasan dalam berperilaku hidup mungkin penting sebelum suatu tindakan kesehatan
sehat. Tahu(know) diartikan sebagai mengingat pribadi terjadi, tetapi tindakan kesehatan yang
suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. diharapkan mungkin tidak akan terjadi kecuali
Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah apabila seseorang mendapat isyarat yang cukup
mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik kuat untuk memotivasinya bertindak atas dasar
dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan pengetahuan yang dimilikinya.
yang telah diterima.

144
Efektivitas Penerapan Cuci Tangan Disinfeksi …
Slamet Riyadi, Rina Kurnianti
2018

Tenaga kesehatan gigi dan mulut tidak lepas ditangan, mencegah penyebaran infeksi silang,
dari kemungkinan untuk berkontak langsung atau menjaga kondisi tangan agat tetap steril,
tidak langsung dengan mikroorganisme dalam memberikan perasaan yang segar dan bersih.15
rongga mulut pasien. Sebagai hasil pemanjanan Sarana pelayanan kesehatan wajib
yang berulangkali terhadap mikroorganisme yang memberikan jaminan keamanan kesehatan baik
ada dalam rongga mulut, insiden terjangkit infeksi bagi tenaga kesehatan maupun masyarakat yang
lebih tinggi pada praktik di klinik gigi dan mulut dilayani. Penyebaran penyakit menular telah
Peranan Tenaga Kesehatan dalam Sterilisasi dan meningkatkan kekhawatiran masyarakat maupun
Disinfeksi. Dalam dunia kesehatan khususnya petugas kesehatan dalam beberapa dekade terakhir
tenaga kesehatan gigi sterilisasi dan disinfeksi akibat munculnya infeksi memakan seperti infeksi
digunakan sebagai pencegah infeksi (PI). Dengan HIV dan HBV. Wabah Severe Acute Respiratory
adanya praktek pencegah infeksi dapat mencegah Syndrome(SARS) pada tahun 2003 dan ancaman
mikroorganisme berpindah dari satu individu ke virus H5N1 (flu burung) dan H1N1 (flu babi) telah
individu lainnya sehingga dapat memutus rantai menunjukkan pentingnya Pencegahan dan
penyebaran infeksi.1 Pengendalian Infeksi yang tepat pada tingkat
Patuh adalah suka menurut atau taat komunitas, klinik dan personal. Tenaga pelayanan
terhadap suatu perintah, aturan, dan sebagainya kesehatan yang berkecimpung dalam bidang
yang mengatur.12 Kepatuhan peraturan adalah kedokteran gigi memiliki risiko tinggi mengalami
mengikuti suatu spesifikasi, standar, atau hukum infeksi karena keberadaan mikroorganisme patogen
yang telah diatur dengan jelas yang biasanya dalam rongga mulut termasuk saliva dan darah, dan
diterbitkan oleh lembaga atau organisasi yang kemungkinkan luka akibat tertusuk jarum
berwenang dalam suatu bidang tertentu. Kepatuhan suntik.5,16,17
mahasiswa dalam pengendalian infeksi silang Peningkatan kepatuhan cuci tangan
adalah suatu tindakan yang dilakukan mahasiswa disinfeksi dalam mencegah infeksi silang
dengan mengikuti standar atau aturan yang telah memberikan jaminan keamanan kesehatan baik
diatur dalam upaya untuk pencegahan infeksi silang bagi mahasiswa maupun pasien yang dilayani.
dalam melakukan tindakan perawatan gigi. Penyebaran penyakit menular telah meningkatkan
Kepatuhan Sebelum dan sesudah perlakukan kekwatiran pasien maupun mahasiswa praktik di
penerapan cuci tangan disinfeksi dalam pencegahan klinik oleh sebab itu pentingna pencegahann
dan pengendalian infeksi silang di Lab. Pelayanan pengendalian infeksi yang tepat. Menurut
Asuhan Kesehatan Gigi Dan Mulut ada perbedaan, Kemenkes, prinsip penting dari keberadaan institusi
kepatuhan akan penerapan cuci tangan secara pelayanan kesehatan berkualitas adalah
disinfeksi menjadi lebih baik, hal ini dapat dilihat perlindungan pasien, tenaga kesehatan, tenaga
pada hasil postest yang hasilnya semua responden endukung dan komunitas masyarakat disekitarnya
mengalami peningkatan kepatuhan yang lebih baik. dari penularan infeksi, hal ini dapat diwujudkan
Peningkatan kepatuhan ini disebabkan karena dengan penerapan pencegahan dan pengendalian
adanya edukasi dan praktik langsung tentang cuci infeksi yang efektif dan efesien.1
tangan secara disinfeksi dimulai dari tindangan
mencuci dibawah air mengalir, merendam tangan
sampai siku selama 2 menit, membilas, menyabun KESIMPULAN
tangan sampai 5 cm diatas siku, menyikat tangan
sampai 5 cm diatas siku, membilas dengan air Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa
mengalir dan mengelap dengan handuk steril. ada perbedaan signifikan gambaran kepatuhan
Tujuan umum mencuci tangan adalah pencegahan dan pengendalian infeksi silang di Lab.
mengangkat kotoran, minyak kulit yang alamiah Pelayanan Asuhan Kesehatan Gigi dan Mulut
(natural skin oil), lotion tangan (hand lotion), dam sebelum dan sesudah edukasi penerapan cuci
mikroorganisme yang berada pada kulit tangan dan tangan disinfeksi yaitu pre-test (3.50) dan Post-test
lengan sampai seminimal mungkin, sedangkan (7.88) dengan nilai p-value = 0,000 (<0,05).
tujuan khusus mencuci tangan adalah mengurangi
jumlah mikroorganisme yang berada pada kulit
tangan dan lengan sampai seminimal mungkin. DAFTAR PUSTAKA
Mempertahankan agar populasi mikroorganisme
tetap minimal selama operasi dengan menekan 1. Kemenkes. Standar Pencegahan dan Pengendalian
pertumbuhannya. Mengurangi bahaya kontaminasi Infeksi Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut di
terhadap luka operasi oleh mikroorganisme yang Fasilitas Pelayanan Kesehatan. 2012.
berada ada kulit. Dengan mencuci tangan operator 2. Marmot, M, Bell, R. The Sustainable Development
Goals and Health Equity. Epidemiology.
dapat menghilangkan kotoran yang melekat 2018;29(1):5-7
ditangan, menghilangkan bau yang melekat

145
Jurnal Bahan Kesehatan Masyarakat Vol 2 No 2

3. Laurence B, Mould-Millman, N-K. Infection control:


Oral-systemic relationships. BDJ. 2015; 218: 45
4. Rutala, William A, Weber, David J. Weber.
Disinfection and sterilization: An overview.
American Journal of Infection Control. 2013; 41 (5)
Supplement: S2–S5
5. Ayatollahi J, Ayatollahi F, Ardekani AM, et al.
Occupational hazards to dental staff. Dent Res J
(Isfahan). 2012;9(1):2-7.
6. Pires, D, Soule, H, Bellissimo-Rodrigues, F, Gayet-
Ageron, A, Pittet, D. Hand Hygiene With Alcohol-
Based Hand Rub: How Long Is Long Enough?
Infection Control & Hospital Epidemiology. 2017;
38(5): 547-552
7. Ariasa, Ariadna V., Garcella, Humberto G., Ochoab,
Yagdeline R., Arias, Katiana F., Miranda, Fernando
R. Assessment of hand hygiene techniques using the
World Health Organization's six steps. Journal of
Infection and Public Health. 2016; 9(3): 366-369
8. Shah R, Collins JM, Hodge TM, Laing ER. A national
study of cross infection control. British dental journal.
2009; 207(6): 267-274.
9. Fatekurohman M. Estimasi fungsi tahan hidup virus
hepatitis di Kab. Jember. Jurnal ilmu dasar. 2007;
8(2): 135-41.
10. Novertha ED, Chandra F, Enalia Y. Gambaran
pengetahuan dan praktik mahasiswa kepaniteraan
klinik tentang pencegahan penularan infeksi hepatitis
B. Jurnal kedokteran gigi universitas Riau. 2012: 1-7.
11. Mulyanti S, Putri HM. Pengendalian infeksi silang di
klinik gigi. Jakarta. EGC. 2011: 1-27, 37-55.
12. Kamus besar bahasa indonesia. Pusat bahasa, ed.3.
Jakarta. Balai pustaka; 2005: 837-838.
13. Notoatmotdjo, 2007, Promosi Kesehatan dan Ilmu
Prilaku,Rineka Cipta, Jakarta.
14. Eldarita. Analisis Faktor yang Mempengaruhi Mutu
Tindakan Pengendalian Infeksi oleh Mahasiswa
dalam Praktek Klinik Pelayanan Asuhan Kesehatan
Gigi dan Mulut. Tesis. Sekolah Pascasarjana UGM.
2008

15. Sukarsih, 2015, Modul Pengendalian Infeksi Silang,


Politeknik Kesehatan Jambi Program Studi DIV
Keperawatan Gigi
16. Cottone, A, James, 1987, Pengendalian Penyebaran
Infeksi Pada Praktik Dokter Gigi, Widya Medika.
17. Lardo, 2016. Infection Control Risk Assesment
(ICRA). CDK-238/ Vol. 43 no. 3.

146

Anda mungkin juga menyukai