Anda di halaman 1dari 14

NOMOR POKOK WAJIB PAJAK (NPWP) DAN

PENGUSAHA KENA PAJAK (PKP)

Oyok Abuyamin
Dosen Tetap Universitas Islam Bandung

Abstract

Every taxpayer who has fulfilled subjective and objective qualification in accordance with
provision and Taxation Act has an obligation to register to Directorate General of Tax where
its working area covers the residence or position of the taxpayers and to them are given
Registered Number of Taxpayer Subject (NPWP). Then, every taxpayer as a taxable
entrepreneur based on Value Added Taxation Act year 1984 and its amendment has an
obligation to send their business reports to the office of Directorate General of Tax where its
working area covers the residence or position of the taxpayers and their places of business to
become taxable entrepreneurs.

Keywords: Self Assessment ­ Registered Number of Taxpayers Subject: Taxable

A. Pendahuluan melaporkan kegiatan usahanya untuk


Sejak pembaharuan perpajakan maka dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak
sistem, mekanisme, dan tata cara (PKP), serta pelaksanaan perbaikan iklim
pelaksanaan hak dan kewajiban investasi (percepatan pendirian
perpajakan yang sederhana menjadi ciri perusahaan dan izin usaha) sebagai tindak
dan corak dalam implementasi lanjut Instruksi Presiden Nomor 6 Tahun
pemungutan pajak di Indonesia yang 2007 tanggal 8 Juni 2007 tentang
menganut sistem self assessment. Dalam Kebijakan Percepatan Pengembangan
sistem self assessment wajib pajak diberi Sektor Riil dan Pemberdayaan Usaha
kepecayaan untuk melaksanakan hak dan Mikro, Kecil dan Menengah, Direktur
kewajibannya di bidang perpajakan Jenderal Pajak telah menerbitkan
berdasarkan ketentuan perpajakan. Salah Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor:
satu kewajiban wajib pajak adalah PER-160/PJ/2007, tanggal 14 November
kewajiban mendaftarkan diri untuk 2007, tentang : Perubahan atas Keputusan
diberikan Nomor Pokok Wajib Pajak Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-
(NPWP) dan kewajiban melaporkan usaha 161/PJ/2001 tentang Jangka Waktu
untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Pendaftaran dan Pelaporan Kegiatan
Kena Pajak. Usaha, Tata Cara Pendaftaran dan
Dalam rangka upaya meningkatkan Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak,
pelayanan kepada Wajib Pajak untuk serta Pengukuhan dan Pencabutan
1
melaksanakan kewajiban mendaftarkan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak.
diri agar mendapatkan NPWP dan Masalah pendaftaran dan

1
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor: PER-160/PJ/2007, tanggal 14 November 2007, tentang : Perubahan atas
Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-161/PJ/2001 tentang Jangka Waktu Pendaftaran dan Pelaporan

110 Jurnal Wawasan Hukum, Vol. 22 No. 01 Februari 2010


penghapusan NPWP serta pengukuhan saing produksi dalam negeri.
dan pencabutan PKP adalah menarik 3. Asas Pemungutan Pajak Menurut
untuk ditulis karena merupakan sarana Adam Smith
dalam administrasi perpajakan yang Dalam abad ke-18 Adam Smith (1723-
dipergunakan oleh wajib pajak untuk 1790) dalam bukunya “An Inquiry into the
melaksanakan hak dan kewajibannya di Nature and Causes of the Wealth of Nations”
bidang perpajakan. Berdasarkan masalah (terkenal dengan nama Wealth of Nations)
tersebut, tulisan ini akan membahas melancarkan ajarannya sebagai asas
bagaimanakah tata cara pendaftaran dan pemungutan pajak yang dinamai “The Four
penghapusan NPWP serta pengukuhan Maxims” dengan uraiannya sebagai berikut
dan pencabutan PKP. :
a. E q u a l i t y a n d e q u i t y
B. Pembahasan (Keadilan/kesamaan). Pembagian
1. Pengertian Pajak tekanan pajak di antara subyek pajak
Menurut P.J.A. Adriani, bahwa "pajak masing masing hendaknya dilakukan
adalah iuran kepada Negara (yang dapat seimbang dengan kemampuannya,
dipaksakan) yang terhutang oleh yang yaitu seimbang dengan penghasilan
wajib membayarnya menurut peraturan yang dinikmatinya masing-masing, di
peraturan, dengan tidak mendapat bawah perlindungan pemerintah
prestasi kembali, yang langsung dapat (asas pembagian/asas kepentingan).
ditunjuk, dan yang gunanya adalah untuk Dalam asas “equality” ini tidak
membiayai pengeluaran pengeluaran diperbolehkan suatu negara
umum berhubung dengan tugas Negara mengadakan diskriminasi di antara
untuk menyelenggarakan pemerintahan.2 sesama wajib pajak. Dalam keadaan
2. Fungsi Pajak yang sama, para wajib pajak harus
a. Fungsi Budgetair, yaitu fungsi dikenakan pajak yang sama pula.
untuk mengisi Kas Negara yang b. Certainty (Kepastian hukum). Pajak
merupakan salah satu sumber yang yang harus dibayar oleh seseorang
utama bagi penerimaan anggaran harus terang (certain) dan tidak
Negara. mengenal kompromis (not arbitrary).
b. F u n g s i R e g u l e r e n d ( f u n g s i Dalam asas “certainty” ini, kepastian
mengatur), yaitu fungsi mengatur hukum yang dipentingkan adalah yang
di bidang sosial dan perekonomian mengenai subyek – obyek, besarnya
pada umumnya dalam rangka pajak, dan juga ketentuan mengenai
mencapai tujuan tertentu yang waktu pembayarannya.
d i h a r a p k a n o l e h c. Convenience of paymen (saat paling
negara/pemerintah. Misalnya tepat). “Every tax ought to be leveied at
dalam rangka meningkatkan daya the time, or in the manner, in which it is

Kegiatan Usaha, Tata Cara Pendaftaran dan Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak, serta Pengukuhan dan
Pencabutan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak.
2
R. Santoso Brotodihardjo, Pengantar Ilmu Hukum Pajak, PT Eresco, Bandung, 1993, hlm. 2.

Jurnal Wawasan Hukum, Vol. 22 No. 01 Februari 2010 111


5
most likely to be convenient for the undangan perpajakan.
contributor to pay it”. Teknik 5. Kewajiban Mendaftarkan Diri
pemungutan pajak yang dianjurkan ini Untuk Diberikan Nomor Pokok
(yang juga disebut “confeinence of Wajib Pajak (NPWP)
payment”, menetapkan bahwa pajak Dalam asas-asas menurut falsafah
hendaknya dipungut pada saat yang hukum dinyatakan bahwa hukum pajak
paling baik bagi para wajib pajak, yaitu harus mengabdi kepada keadilan. Keadilan
saat sedekat-dekatnya dengan detik inilah yang kita namakan “asas
d i te ri m a nya p e n gh a s i la n ya n g pemungutan pajak” menurut falsafah
bersangkutan. hukum yang dalam “The Four Maxims”
d. Economics of collection (efisien). termasuk maxim pertama (asas equality
“Every tax ought to be so contrived as and equity yaitu Keadilan dan kesamaan),
both to take out and to keep out of the di samping asas-asas lainnya seperti
pockets of the people as little as possible y u r i d i s , e ko n o m i s , d a n f i n a n s i a l .
over and above what it brings into to Karenanya semenjak abad ke-18 timbullah
public treasury of the State”. Asas pelbagai teori guna memberi “dasar
efisiensi ini menetapkan bahwa –menyatakan keadilan” (justification
p e m u n g u t a n p a j a k h e n d a k nya kepada hak negara untuk memungut pajak
6
dilakukan sehemat-hematnya; jangan dari rakyatnya). Dalam asas equality ini
sekali-kali biaya pemungutan melebihi tidak diperbolehkan suatu negara
3
pemasukan pajaknya. mengadakan diskriminasi di antara
4. Pengertian NPWP Dan Wajib Pajak sesama wajib pajak.7
Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) Untuk mewujudkan hukum pajak yang
adalah nomor yang diberikan kepada harus mengabdi kepada keadilan,
Wajib Pajak sebagai sarana dalam termasuk asas equality dan equity di mana
administrasi perpajakan yang negara tidak diperbolehkan mengadakan
dipergunakan sebagai tanda pengenal diri diskriminasi, maka dalam Pasal 2 ayat (1)
atau identitas Wajib Pajak dalam Undang Undang Nomor 6 Tahun 1983
melaksanakan hak dan kewajiban Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara
4
perpajakannya. Dan Wajib Pajak adalah Perpajakan sebagaimana telah beberapa
orang pribadi atau badan, meliputi kali diubah, terakhir diubah dengan
pembayaran pajak, pemotong pajak, dan Undang Undang Nomor 28 Tahun 2007
pemungut pajak, yang mempunyai hak dan (dalam uraian selanjutnya digunakan
kewajiban perpajakan sesuai dengan singkatan UU Ketentuan Umum dan Tata
ke t e n t u a n p e ra t u ra n p e r u n d a n g - Cara Perpajakan (KUP ), dinyatakan bahwa

3
Ibid., hlm. 27-28.
4
Pasal 1 angka 6 Undang Undang Nomor 6 Tahun 1983 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan
sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir diubah dengan Undang Undang Nomor 28 Tahun 2007.
5
Pasal 1 angka 2 Undang Undang Nomor 6 Tahun 1983 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan
sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir diubah dengan Undang Undang Nomor 28 Tahun 2007.
6
Loc. Cit, hlm.28-29.
7
Ibid. hlm.27.

112 Jurnal Wawasan Hukum, Vol. 22 No. 01 Februari 2010


: “Setiap Wajib Pajak yang telah memenuhi pajak harus proporsional dengan
persyaratan subjektif dan objektif sesuai kemampuan; (3). Kelayakan administrasi
dengan ketentuan peraturan perundang- (administrative feasibility) : Setiap
undangan perpajakan wajib mendaftarkan peraturan pajak harus mampu
diri pada kantor Direktorat Jenderal Pajak menciptakan administrasi yang mudah,
yang wilayah kerjanya meliputi tempat adil, dan efektif.9
tinggal atau tempat kedudukan Wajib Prinsip kelayakan administrasi
Pajak dan kepadanya diberikan Nomor (administrative feasibility) di mana
8
Pokok Wajib Pajak (NPWP)”. Dengan peraturan pajak harus mampu
demikian kepada setiap orang yang telah menciptakan administrasi yang mudah,
memenuhi persyaratan subyektif dan adil dan efektif, tercermin dari fungsi
obyektif wajib mendaftarkan diri dan NPWP yaitu : NPWP merupakan suatu
kepadanya diberikan NPWP, maka negara sarana dalam administrasi perpajakan
m e l a l u i U U K U P t e l a h b e r u p a ya yang dipergunakan sebagai tanda
mewujudkan hukum pajak yang mengabdi pengenal diri atau identitas Wajib Pajak.
kepada keadilan, termasuk asas equality Oleh karena itu, kepada setiap Wajib Pajak
dan equit y di mana negara tidak hanya diberikan satu NPWP. Selain itu,
diperbolehkan mengadakan diskriminasi, NPWP juga dipergunakan untuk menjaga
karena setiap orang diperlakukan sama ketertiban dalam pembayaran pajak dan
tidak ada diskriminasi yaitu sama wajib dalam pengawasan administrasi
mendaftarkan diri untuk mendapatkan perpajakan. Dalam hal berhubungan
NPWP. dengan dokumen perpajakan, Wajib Pajak
6. Fungsi Nomor Pokok Wajib Pajak diwajibkan mencantumkan NPWP yang
(NPWP) dimilikinya. Terhadap Wajib Pajak yang
Menurut Hector S. De Leon terdapat tidak mendaftarkan diri untuk
tiga prinsip dari suatu sistem perpajakan mendapatkan NPWP dikenai sanksi sesuai
yaitu : (1). kecukupan pajak; (2). kesamaan dengan ketentuan peraturan perundang-
10
atau teori keadilan; dan (3). kelayakan undangan perpajakan.
administrasi. Ketiga prinsip tersebut 7. Pengertian Pengusaha Kena Pajak
secara ringkas adalah : (1). Kecukupan (PKP)
pajak (fiscal adequacy) : Sumber Pengusaha Kena Pajak (PKP) adalah
penghasilan secara keseluruhan harus Pengusaha yang melakukan penyerahan
memadai sebagai sumber bagi anggaran Barang Kena Pajak dan/atau penyerahan
negara; (2). Kesamaan atau teori keadilan Jasa Kena Pajak yang dikenai pajak
(equality or theoretical justice): Beban berdasarkan Undang-Undang Pajak

8
Pasal 2 ayat (1) Undang Undang Nomor 6 Tahun 1983 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan
sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir diubah dengan Undang Undang Nomor 28 Tahun 2007.
9
Liberty Pandiangan, Pemahaman Praktis Undang­Undang Perpajakan Indonesia, Erlangga, Jakarta, 2002, hlm. 23.
10
Penjelasan Pasal 2 ayat (1) Undang Undang Nomor 6 Tahun 1983 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan
sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir diubah dengan Undang Undang Nomor 28 Tahun 2007.

Jurnal Wawasan Hukum, Vol. 22 No. 01 Februari 2010 113


Pertambahan Nilai 1984 dan mengabdi kepada keadilan, termasuk asas
perubahannya.11 equality dan equity, di mana negara tidak
8. Kewajiban Melaporkan Usahanya diperbolehkan mengadakan diskriminasi,
Sebagai Pengusaha Kena Pajak karena setiap Wajib Pajak sebagai
(PKP) pengusaha diperlakukan sama tidak ada
Sebagaimana telah dinyatakan dalam diskriminasi yaitu sama wajib melaporkan
pembahasan kewajiban mendaftarkan diri usahanya untuk dikukuhkan sebagai PKP.
untuk mendapatkan NPWP tersebut di 9. Fungsi Pengukuhan Pengusaha
atas, maka untuk mewujudkan hukum Kena Pajak (PKP)
pajak yang harus mengabdi kepada Fungsi pengukuhan PKP selain
12
keadilan, termasuk maxim pertama, asas dipergunakan untuk mengetahui identitas
equality dan equity, di mana negara tidak PKP yang sebenarnya juga berguna untuk
diperbolehkan mengadakan melaksanakan hak dan kewajiban di
diskriminasi,13 dalam Pasal 2 ayat (2) UU bidang Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak
Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Penjualan Atas Barang Mewah serta untuk
Perpajakan (KUP) ditegaskan pula bahwa : pengawasan administrasi perpajakan.15
Setiap Wajib Pajak sebagai Pengusaha yang 10. Tempat Pendaftaran dan/atau
dikenai pajak berdasarkan Undang- Tempat Pelaporan Usaha
Undang Pajak Pertambahan Nilai 1984 dan Tempat pendaftaran dan/atau tempat
p e r u b a h a n nya , wa j i b m e l a p o rka n pelaporan usaha adalah :
usahanya pada kantor Direktorat Jenderal a. Pada Kantor Direktorat Jenderal
Pajak yang wilayah kerjanya meliputi Pajak
tempat tinggal atau tempat kedudukan b. Tempat pendaftaran dan/atau
Pengusaha, dan tempat kegiatan usaha tempat pelaporan usaha selain
dilakukan untuk dikukuhkan menjadi pada kantor Direktorat Jenderal
Pengusaha Kena Pajak (PKP).14 Pajak.
Dengan demikian kepada setiap Wajib 11. NPWP dan/atau PKP Secara Jabatan
Pajak sebagai Pengusaha yang dikenai Sebagaimana telah dikemukakan
Pajak Pertambahan Nilai (PPn) dan Pajak dalam pembahasan kewajiban
Penjualan Atas Barang Mewah (PPn BM), mendaftarkan diri untuk diberikan NPWP,
wajib melaporkan usahanya untuk dan kewajiban melaporkan usahanya
dikukuhkan menjadi PKP, maka negara sebagai PKP, yang menyatakan bahwa
m e l a l u i U U K U P t e l a h b e r u p a ya dalam asas-asas menurut falsafah hukum
mewujudkan hukum pajak yang harus dinyatakan bahwa hukum pajak harus

11
Pasal 1 angka 5 Undang Undang Nomor 6 Tahun 1983 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan
sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir diubah dengan Undang Undang Nomor 28 Tahun 2007.
12
Loc Cit.
13
Loc Cit.
14
Pasal 2 ayat (2) Undang Undang Nomor 6 Tahun 1983 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan
sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir diubah dengan Undang Undang Nomor 28 Tahun 2007.
15
Penjelasan Pasal 2 ayat (2) Undang Undang Nomor 6 Tahun 1983 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan
sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir diubah dengan Undang Undang Nomor 28 Tahun 2007.

114 Jurnal Wawasan Hukum, Vol. 22 No. 01 Februari 2010


mengabdi kepada keadilan. Keadilan inilah wa j i b m e m i l i k i N P W P d a n wa j i b
yang kita namakan “asas pemungutan dikukuhkan sebagai PKP yang dalam hal ini
pajak” menurut falsafah hukum yang NPWP dan PKP secara jabatan.
dalam “The Four Maxims” termasuk maxim 12. Pendaftaran Dan Pelaporan Usaha
pertama (asas Equality and equity yaitu Adam Smith menyatakan bahwa asas
Keadilan dan kesamaan).16 Dalam asas kedua dari The Four Maxims adalah
equality ini tidak diperbolehkan suatu certainty (kepastian hukum). Dalam asas
negara mengadakan diskriminasi diantara “certainty” ini, kepastian hukum yang
17
sesama wajib pajak, maka dalam Pasal 2 dipentingkan adalah yang mengenai
ayat (4 ) UU Ketentuan Umum dan Tata subyek – obyek, besarnya pajak, dan juga
Cara Perpajakan (KUP) dinyatakan bahwa : ketentuan menganai waktu
Direktur Jenderal Pajak menerbitkan pembayarannya.19 “Certainty” yaitu antara
Nomor Pokok Wajib Pjak (NPWP) lain kepastian hukum mengenai ketentuan
dan/atau mengukuhkan Pengusaha Kena waktu pembayaran pajak dari Wajib Pajak
Pajak (PKP) secara jabatan apabila Wajib dan/atau PKP dapat diawasi melalui
Pajak atau Pengusaha Kena Pajak (PKP) NPWP dan/atau Nomor Pengukuhan
tidak melaksanakan kewajibannya yaitu Pengusaha Kena Pajak (NP PKP), maka
tidak mendaftarkan diri atau tidak untuk itu dalam KEP-161/PJ/2001 Jo.
18
melaporkan usahanya. PER-160/PJ/2007, ditentukan jadwal
Dengan demikian apabila Wajib Pajak waktu pendaftaran dan pelaporan usaha,
20
atau PKP tidak melaksanakan yaitu :
kewajibannya yaitu tidak mendaftarkan Jadwal Waktu Kewajiban
diri atau tidak melaporkan usahanya, Mendaftarkan Diri Untuk Memperoleh
Direktur Jenderal Pajak menerbitkan NPWP :
NPWP dan/atau mengukuhkan PKP secara a. W P O P Ya n g M e n j a l a n k a n
jabatan. Ini berarti negara melalui UU Usaha/Pekerjaan Bebas dan WP
Ke t e n t u a n U m u m d a n Ta t a C a ra Badan : paling lama 1 (satu) bulan.
Perpajakan (KUP) telah berupaya b. WP OP Yang Tidak Menjalankan
mewujudkan hukum pajak yang harus Usaha/Pekerjaan Bebas : Paling
mengabdi kepada keadilan, termasuk asas lambat akhir bulan berikutnya.
equality dan equity, di mana negara tidak Jadwal Waktu Kewajiban Melaporkan
diperbolehkan mengadakan diskriminasi, Usaha Untuk Dikukuhkan Sebagai PKP :
karena setiap Wajib Pajak diperlakukan a. Melaporkan Sebelum Penyerahan
sama tidak ada diskriminasi yaitu sama BKP dan/JKP : WP wajib

16
Loc. Cit.
17
Loc. Cit.
18
Pasal 2 ayat (4) Undang Undang Nomor 6 Tahun 1983 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan
sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir diubah dengan Undang Undang Nomor 28 Tahun 2007.
19
Loc. Cit.
20
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor: PER-160/PJ/2007, tanggal 14 November 2007, tentang : Perubahan atas
Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-161/PJ/2001 tentang Jangka Waktu Pendaftaran dan Pelaporan
Kegiatan Usaha, Tata Cara Pendaftaran dan Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak, serta Pengukuhan dan
Pencabutan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak.

Jurnal Wawasan Hukum, Vol. 22 No. 01 Februari 2010 115


melaporkan usahanya untuk peraturan pajak harus mampu
dikukuhkan sebagai PKP sebelum menciptakan administrasi yang
melakukan penyerahan Barang mudah,adil,dan efektif.
Kena Pajak dan atau Jasa Kena Pajak 13. P e n g h a p u s a n N P W P Dan
bagi yang memenuhi ketentuan Pencabutan PKP
sebagai PKP. Sebagaimana kewajiban Wajib Pajak
b. Pengusaha Kecil : untuk mendaftarkan diri dan melaporkan
1) Memilih Sebagai PKP : Memilih usahanya maka dalam hal penghapusan
sebagai PKP, wajib mengajukan NPWP dan pencabutan PKP pun harus
pernyataan tertulis untuk memperhatikan asas kedua dari The Four
dikukuhkan sebagai PKP; Maxims yaitu certainty (kepastian
2) Tidak Memilih Sebagai PKP : hukum). Dalam asas certainty ini,
Tidak memilih sebagai PKP kepastian hukum yang dipentingkan
tetapi sampai dengan suatu masa adalah yang mengenai subyek – obyek,
pajak dalam suatu tahun buku besarnya pajak, dan juga ketentuan
seluruh nilai peredaran bruto menganai waktu pembayarannya.22
telah melampaui batasan yang Untuk mewujudkan asas certainty,
ditentukan sebagai Pengusaha maka dalam Pasal 2 ayat (6) dan ayat (8)
Kecil, wajib melaporkan UU Ketentuan Umum dan Tata Cara
usahanya untuk dikukuhkan Perpajakan ( KUP ) Jo. KEP-161/PJ/2001
sebagai PKP paling lambat akhir Jo. PER-160/PJ/2007, diatur ketentuan
masa pajak berikutnya. tentang penghapusan NPWP dan
24
Ketentuan batas waktu tersebut, pencabutan PKP, yaitu :
selain untuk mewujudkan kepastian Penghapusan NPWP dilakukan oleh
hukum adalah untuk kelayakan Direktur Jenderal Pajak apabila :
administrasi sebagaimana telah (a) Diajukan permohonan
dikemukakan dalam pembahasan fungsi penghapusan NPWP oleh WP
NPWP di atas, yaitu yang dinyatakan oleh dan/atau ahli warisnya, apabila
Hector S. De Leon,21 bahwa terdapat tiga WP sudah tidak memenuhi
prinsip dari suatu sisitem perpajakan yaitu persyaratan subjektif dan/atau
: (1). kecukupan pajak; (2). kesamaan atau objektif sesuai dengan ketentuan
teori keadilan; dan (3). kelayakan peraturan perundang-undangan
administrasi. Prinsip yang ketiga yaitu perpajakan.
kelayakan administrasi (administrative (b) WP badan dilikuidasi karena
feasibility): secara ringkas : Setiap penghentian atau penggabungan
21
Loc. Cit.
22
Loc. Cit.
23
Pasal 2 ayat (6) dan ayat (8) Undang Undang Nomor 6 Tahun 1983 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara
Perpajakan sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir diubah dengan Undang Undang Nomor 28 Tahun 2007.
24
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor: PER-160/PJ/2007, tanggal 14 November 2007, tentang : Perubahan atas
Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-161/PJ/2001 tentang Jangka Waktu Pendaftaran dan Pelaporan
Kegiatan Usaha, Tata Cara Pendaftaran dan Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak, serta Pengukuhan dan
Pencabutan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak.

116 Jurnal Wawasan Hukum, Vol. 22 No. 01 Februari 2010


usaha. statusnya sebagai Bentuk Usaha
(c) WP BUT menghentikan kegiatan Tetap (BUT).
usahanya di Indonesia. (f) Wajib Pajak Orang Pribadi lainnya
(d) Dianggap perlu oleh Direktur selain yang dimaksud dalam huruf
Jenderal Pajak untuk (a) dan huruf (b) yang tidak
menghapuskan NPWP dari WP memenuhi syarat lagi sebagai
yang sudah tidak memenuhi Wajib Pajak
persyaratan subjektif dan/atau Penghapusan NPWP Dilakukan
objektif sesuai dengan ketentuan Setelah Utang Pajak Dilunasi/Daluarsa.
peraturan perundang-undangan Penghapusan NPWP dapat dilakukan
perpajakan. apabila utang pajak telah dilunasi atau hak
Direktur Jenderal Pajak karena jabatan untuk melakukan penagihan telah
atau atas permohonan Wajib Pajak dapat daluwarsa, kecuali dari hasil pemeriksaan
melakukan pencabutan pengukuhan pajak diketahui bahwa utang pajak
Pengusaha Kena Pajak (PKP). tersebut tidak dapat atau tidak mungkin
14. Ketentuan Pelaksana Penghapusan ditagih lagi disebabkan karena :
Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) (a) Wajib Pajak Orang Pribadi
Dan Pencabutan Penghapusan Kena meninggal dunia dengan tidak
25
Pajak (PKP) meninggalkan harta warisan dan
Kriteria Penghapusan NPWP : tidak mempunyai ahli waris, atau
Penghapusan Nomor Pokok Wajib ahli waris tidak dapat ditemukan.
Pajak (NPWP) dilakukan dalam hal : (b) Wajib Pajak tidak mempunyai
(a) Wajib Pajak Orang Pribadi harta kekayaan lagi.
meninggal dunia dan tidak (c) Sebab lain sesuai dengan hasil
meninggalkan warisan. pemeriksaan.
(b) Wanita kawin tidak dengan Pencabutan Karena Pengusaha Kena
perjanjian pemisahan harta dan Pajak (PKP) Pindah, Bubar, atau Tidak
penghasilan. Memenuhi Syarat.
(c) Warisan yang belum terbagi Pencabutan pengukuhan sebagai PKP
dalam kedudukan sebagai Subjek dilakukan dalam hal PKP pindah alamat ke
Pajak sudah selesai dibagi. wilayah kerja Kantor Pelayanan Pajak lain,
(d) WP badan yang telah dibubarkan bubar atau tidak memenuhi syarat lagi
secara resmi berdasarkan sebagai PKP.
ketentuan peraturan perundang- Permohonan penghapusan Nomor
undangan yang berlaku. Pokok Wajib Pajak (NPWP) dan atau
(e) Bentuk Usaha Tetap (BUT) yang pencabutan pengukuhan Pengusaha Kena
karena sesuatu hal kehilangan Pajak (PKP) harus diselesaikan dalam

25
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor: PER-160/PJ/2007, tanggal 14 November 2007, tentang : Perubahan atas
Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-161/PJ/2001 tentang Jangka Waktu Pendaftaran dan Pelaporan
Kegiatan Usaha, Tata Cara Pendaftaran dan Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak, serta Pengukuhan dan
Pencabutan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak.

Jurnal Wawasan Hukum, Vol. 22 No. 01 Februari 2010 117


jangka waktu 12 (dua belas) bulan sejak 15. Sistem E­Registration
tanggal diterimanya permohonan secara Menurut Rocmat Soemitro : Hukum
lengkap, kecuali permohonan pencabutan pajak merupakan hukum yang hidup, yang
pengukuhan Pengusaha Kena Pajak (PKP) harus selalu menyesuaikan diri dengan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 perkembangan masyarakat.Pajak tidak
angka 3 KEP.161/PJ/2001 (yaitu: Kantor dapat mengikuti perkembangan
Pelayanan Pajak lama menerbitkan Surat masyarakat akan merupakan sumber krisis
Pencabutan PKP setelah diterimanya akhlak.27 Oleh karena dalam rangka upaya
tembusan Surat PKP yang diterbitkan oleh menyesuaikan dengan perkembangan
Kantor Pelayanan Pajak baru paling lama masyarakat, yang dalam hal ini yaitu
pada hari kerja berikutnya), dan Pasal 13 dengan adanya perkembangan teknologi
ayat (2) KEP.161/PJ/2001 (yaitu : Dalam informasi, Direktur Jenderal Pajak telah
hal jumlah peredaran bruto untuk suatu menerbitkan Peraturan Direktur Jenderal
tahun buku tidak melebihi batas jumlah Pajak Nomor: PER-24/PJ/2009, Tanggal
peredaran bruto untuk Pengusaha Kecil, 16 Maret 2009, Tentang Tata Cara
maka PKP dapat mengajukan permohonan Pendaftaran Nomor Pokok Wajib Pajak
pencabutan pengukuhan sebagai PKP dan/atau Pengukuhan Pengusaha Kena
paling lambat 1 (satu) bulan setelah Pajak Dan Perubahan Data Wajib Pajak
berakhirnya tahun buku yang dan/atau Pengusaha Kena Pajak Dengan
bersangkutan), dan Pasal 13 ayat (3) Sistem E-Regristration.
KEP.161/PJ/2001 (yaitu : Direktur Dalam PER-24/PJ/2009 diatur
Jenderal Pajak setelah melakukan ketentuan tentang e–regristration yaitu : 28
pemeriksaan harus memberikan (a) Sistem e-Registration adalah
keputusan paling lama 2 (dua) bulan sejak sistem pendaftaran Wajib Pajak
permohonan diterima). dan/atau pengukuhan Pengusaha
Berdasarkan Pasal 2 ayat (7) UU Kena Pajak dan perubahan data
Ke t e n t u a n U m u m d a n Ta t a C a ra Wajib Pajak dan/atau Pengusaha
Perpajakan (KUP) : Direktur Jenderal Pajak Kena Pajak melalui internet yang
setelah melakukan pemeriksaan harus terhubung langsung secara on-
memberikan keputusan atas permohonan line dengan Direktorat Jenderal
penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak Pajak.
dalam jangka waktu 6 (enam) bulan untuk (b) Surat Keterangan Terdaftar
Wajib Pajak orang pribadi atau 12 (dua Sementara (SKTS) adalah surat
belas) bulan untuk Wajib Pajak badan, keterangan yang dicetak oleh
sejak tanggal permohonan diterima secara Wajib Pajak melalui Sistem e-
26
lengkap. Registration yang menyatakan

26
Pasal 7 ayat (7) Undang Undang Nomor 6 Tahun 1983 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan
sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir diubah dengan Undang Undang Nomor 28 Tahun 2007.
27
Rochmat Soemitro, Op. Cit., hlm. 213.
28
Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor: PER-24/PJ/2009, Tanggal 16 Maret 2009,Tentang: Tata Cara Pendaftaran
Nomor Pokok Wajib Pajak Dan/Atau Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak Dan Perubahan Data Wajib Pajak Dan/Atau
Pengusaha Kena Pajak Dengan Sistem E-Regristration.

118 Jurnal Wawasan Hukum, Vol. 22 No. 01 Februari 2010


bahwa Wajib Pajak telah terdaftar dengan menggunakan username
pada Kantor Pelayanan Pajak dan password.
tertentu yang berisikan Nomor (I) Logout adalah proses untuk keluar
Pokok Wajib Pajak (NPWP) dan dari Sistem e-Registration dengan
identitas lainnya serta kewajiban cara yang telah ditentukan
perpajakan Wajib Pajak yang sehingga data pengakses tetap
bersifat sementara. terjamin kerahasian dan
(c) Surat Keterangan Terdaftar (SKT) keamanannya.
adalah surat keterangan yang (j) E-mail address adalah alamat
diterbitkan oleh Direktur Jenderal elektronik yang dimiliki oleh
Pajak sebagai pemberitahuan Wajib Pajak untuk menerima
bahwa Wajib Pajak terdaftar pada informasi elektronik hasil proses
Kantor Pelayanan Pajak tertentu yang berkaitan dengan Sistem e-
yang berisikan antara lain Nomor Registration.
Pokok Wajib Pajak (NPWP) dan (k) Notifikasi adalah pemberitahuan
kewajiban perpajakan Wajib mengenai status permohonan
Pajak. Wajib Pajak dalam Sistem e-
(d) Surat Pengukuhan Pengusaha Registration.
Kena Pajak (SPPKP) adalah surat (l) Permohonan pendaftaran Nomor
yang diterbitkan oleh Kantor Pokok Wajib Pajak (NPWP) adalah
Pelayanan Pajak yang berisikan permohonan yang dibuat oleh
identitas dan kewajiban Wajib Pajak dengan cara mengisi
perpajakan Pengusaha Kena Pajak Formulir Permohonan
(PKP). Pendaftaran Wajib Pajak yang
(e) Account adalah sarana bagi Wajib dibangkitkan oleh Sistem e-
Pajak untuk dapat mengakses Registration yang memiliki
Sistem e-Registration. bentuk dan isi standar dan
(f) Username adalah identitas Wajib digunakan oleh Wajib Pajak dalam
Pajak yang unik berupa huruf atau melakukan pendaftaran melalui
angka atau gabungan keduanya Sistem e-Registration.
untuk mengakses account Wajib (m) P e r m o h o n a n p e n g u k u h a n
Pajak pada Sistem e-Registration. Pengusaha kena Pajak (PKP)
(g) Password adalah kata kunci yang adalah permohonan yang dibuat
hanya diketahui oleh Wajib Pajak oleh Pengusaha Kena Pajak (PKP)
untuk memperoleh otoritas atas dengan cara mengisi Formulir
account yang diakses yang Permohonan Pengukuhan
sekurang-kurangnya terdiri atas 6 Pengusaha Kena Pajak (PKP) yang
(enam) digit berupa huruf atau dibangkitkan oleh Sistem e-
angka atau gabungan keduanya. Registration yang memiliki
(h) Login adalah proses untuk bentuk dan isi standar dan
mengakses Sistem e-Registration digunakan oleh Pengusaha Kena

Jurnal Wawasan Hukum, Vol. 22 No. 01 Februari 2010 119


Pajak (PKP) dalam melakukan Permohonan Pendaftaran Wajib
pengukuhan melalui Sistem e- Pajak dan/atau Pengukuhan
Registration. Pengusaha Kena Pajak (PKP) pada
(n) Permohonan perubahan data Sistem e-Registration.
adalah permohonan yang dibuat (c) Wajib Pajak Mencetak
oleh Wajib Pajak dan/atau S e n d i r i . Wa j i b Pa j a k d a p a t
Pengusaha Kena Pajak (PKP) mencetak sendiri Formulir
dengan cara mengisi Formulir Pe n d a f t a ra n Wa j i b Pa j a k
Permohonan Perubahan Data dan/atau Pengukuhan Pengusaha
Wajib Pajak dan/atau Formulir Kena Pajak (PKP) serta Surat
Permohonan Perubahan Data Keterangan Terdaftar Sementara
Pengusaha Kena Pajak (PKP) (SKTS) yang diterbitkan dari
yang dibangkitkan oleh Sistem e- Sistem e-Registration.
Registration yang memiliki (d) Surat Keterangan Terdaftar
bentuk dan isi standar dan Sementara (STKS). Surat
digunakan oleh Wajib Pajak Keterangan Terdaftar Sementara
dan/atau Pengusaha Kena Pajak (SKTS) berlaku terhitung sejak
(PKP) dalam melakukan pendaftaran melalui Sistem e­
perubahan data melalui Sistem e- Registration dilakukan sampai
Registration. dengan diterbitkan Surat
Tata Cara Pendaftaran Nomor Pokok Keterangan Terdaftar (SKT) oleh
Wa j i b Pa j a k ( N P W P ) d a n / a t a u Kantor Pelayanan Pajak tempat
Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak (PKP) Wajib Pajak terdaftar.
Dengan Sistem e-Registration. (e) Penggunaan Surat Keterangan
(a) Permohonan Wajib Pajak. Wajib Terdaftar Sementara (STKS).
Pajak termasuk Wajib Pajak orang Surat Keterangan Terdaftar
pribadi pengusaha tertentu dapat Sementara (SKTS) hanya berlaku
mengajukan permohonan untuk untuk pembayaran, pemotongan
memperoleh Nomor Pokok Wajib dan pemungutan pajak oleh pihak
Pajak (NPWP) dan/atau lain serta tidak dapat
melaporkan kegiatan usaha untuk dipergunakan untuk melakukan
dikukuhkan sebagai Pengusaha kegiatan di luar bidang
Kena Pajak (PKP) melalui Sistem perpajakan.
e-Registration. (f) Kantor Pelayanan Pajak
(b) W a j i b P a j a k Mengisi Menerbitkan Surat Keterangan
F o r m u l i r. P e r m o h o n a n Te r d a f t a r ( S K T ) . A t a s
pendaftaran Nomor Pokok Wajib permohonan dan/atau pelaporan
Pajak (NPWP) dan/atau kegiatan usaha, Kantor Pelayanan
pengukuhan Pengusaha Kena Pajak tempat Wajib Pajak
Pajak (PKP) dilakukan dengan terdaftar menerbitkan Surat
cara mengisi Formulir Keterangan Terdaftar (SKT),

120 Jurnal Wawasan Hukum, Vol. 22 No. 01 Februari 2010


Kartu Nomor Pokok Wajib Pajak dan/atau Pengusaha Kena Pajak
(NPWP) dan/atau Surat (PKP) pada Sistem e-
Pengukuhan Pengusaha Kena Registration.
Pajak (SPPKP). (c) Penerbitan Paling Lama 1 (satu)
(g) Penerbitan Paling Lama 1 (satu) hari. Berdasarkan permohonan
hari. Penerbitan Surat Keterangan perubahan data Kantor
Terdaftar (SKT), Kartu Nomor Pelayanan Pajak menerbitkan
Pokok Wajib Pajak (NPWP), Kartu Nomor Pokok Wajib Pajak
dan/atau Surat Pengukuhan (NPWP) dan Surat Keterangan
Pengusaha Kena Pajak (SPPKP) Terdaftar (SKT) dan/atau Surat
harus dilakukan oleh Kantor Pengukuhan Pengusaha Kena
Pelayanan Pajak paling lama 1 Pajak (SPPKP) paling lama 1
(satu) hari kerja sejak informasi (satu) hari kerja sejak informasi
pendaftaran dan/atau perubahan data melalui Sistem e­
pengukuhan melalui Sistem e- Registration diterima Kantor
Registration diterima Kantor Pelayanan Pajak, sepanjang
Pelayanan Pajak, sepanjang permohonan perubahan data diisi
permohonan pendaftaran Nomor secara lengkap.
Pokok Wajib Pajak (NPWP) Tata Cara Konfirmasi Lapangan
dan/atau pengukuhan Pengusaha (a) Kantor Pelayanan Pajak harus
Kena Pajak (PKP) diisi secara melakukan konfirmasi lapangan
lengkap. untuk membuktikan kebenaran
(h) Notifikasi. Dalam hal proses pengisian formulir permohonan
penerbitan Nomor Pokok Wajib Wajib Pajak.
Pajak (NPWP) dan/atau (b) Konfirmasi lapangan dilakukan
Pengusaha Kena Pajak (PKP) telah paling lama 1 (satu) tahun setelah
selesai, kepada Wajib Pajak terbitnya Nomor Pokok Wajib
dikirimkan notifikasi melalui Pajak (NPWP) dan Surat
Sistem e­Registration. Keterangan Terdaftar (SKT)
Tata Cara Perubahan Data Wajib Pajak dan/atau Surat Pengukuhan
Dan/Atau Pengusaha Kena Pajak Pengusaha Kena Pajak (SPPKP)
(a) Wajib Pajak Dapat Merubah Data. dengan prioritas sesuai tingkat
Wajib Pajak dan/atau Pengusaha resiko Wajib Pajak.
Kena Pajak (PKP) dapat (c) Pada saat melakukan konfirmasi
melakukan perubahan data lapangan, Kantor Pelayanan Pajak
melalui Sistem e-Registration. dapat meminta dokumen kepada
(b) Mengisi Formulir.Permohonan Wajib Pajak dan/atau Pengusaha
perubahan data Wajib Pajak Kena Pajak (PKP).
dan/atau Pengusaha kena Pajak (d) Wajib Pajak dan/atau Pengusaha
(PKP) dilakukan dengan cara Kena Pajak (PKP) wajib
mengisi Formulir Permohonan memberikan dokumen yang
Perubahan Data Wajib Pajak

Jurnal Wawasan Hukum, Vol. 22 No. 01 Februari 2010 121


diminta oleh Kantor Pelayanan objektif sesuai dengan ketentuan
Pajak. peraturan perundang-undangan
(e) H a s i l ko n f i r m a s i l a p a n g a n perpajakan wajib mendaftarkan diri pada
dituangkan dalam Berita Acara kantor Direktorat Jenderal Pajak yang
Hasil Konfirmasi Lapangan. wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal
(f) Apabila hasil konfirmasi lapangan atau tempat kedudukan Wajib Pajak dan
menyatakan bahwa data Wajib kepadanya diberikan Nomor Pokok Wajib
Pajak terdaftar dan/atau Pajak (NPWP).
Pengusaha Kena Pajak (PKP) Pengusaha Kena Pajak (PKP) adalah
terdaftar tidak benar, Kantor Pengusaha yang melakukan penyerahan
Pelayanan Pajak menerbitkan Barang Kena Pajak dan/atau penyerahan
Surat Pencabutan Surat Jasa Kena Pajak yang dikenai pajak
Keterangan Terdaftar (SKT) dan berdasarkan Undang-Undang Pajak
Surat Penghapusan Nomor Pokok Pertambahan Nilai 1984 dan
Wajib Pajak (NPWP) dan/atau perubahannya.
Surat Pencabutan Surat Setiap Wajib Pajak sebagai Pengusaha
Pengukuhan Pengusaha Kena yang dikenai pajak berdasarkan Undang-
Pajak (SPPKP) secara jabatan. Undang Pajak Pertambahan Nilai 1984 dan
(g) S u r a t P e n c a b u t a n S u r a t p e r u b a h a n nya , wa j i b m e l a p o rka n
Keterangan Terdaftar (SKT) dan usahanya pada kantor Direktorat Jenderal
Surat Penghapusan Nomor Pokok Pajak yang wilayah kerjanya meliputi
Wajib Pajak (NPWP) dan/atau tempat tinggal atau tempat kedudukan
Surat Pencabutan Surat Pengusaha, dan tempat kegiatan usaha
Pengukuhan Pengusaha Kena dilakukan untuk dikukuhkan menjadi
Pajak (SPPKP) akan diumumkan Pengusaha Kena Pajak (PKP).
melalui website www.pajak.go.id. Dengan adanya perkembangan
dan kepada Wajib Pajak akan teknologi informasi dan dalam rangka
dikirimkan notifikasi melalui meningkatkan pelayanan kepada maka
Sistem e-Registration. Wajib Pajak dan/atau Pengusaha Kena
Pajak (PKP) dapat untuk mendaftarkan
C. Penutup diri dan/atau melaporkan kegiatan
Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) usahanya melalui jaringan sistem
adalah nomor yang diberikan kepada informasi yang terhubung langsung secara
Wajib Pajak sebagai sarana dalam on line dengan Direktorat Jenderal Pajak
administrasi perpajakan yang dengan Sistem e-Registration.
dipergunakan sebagai tanda pengenal diri
atau identitas Wajib Pajak dalam
melaksanakan hak dan kewajiban
perpajakannya.
Setiap Wajib Pajak yang telah
memenuhi persyaratan subjektif dan

122 Jurnal Wawasan Hukum, Vol. 22 No. 01 Februari 2010


DAFTAR PUSTAKA Dan/Atau Pengusaha Kena Pajak
Dengan Sistem E-Regristration.
Luberty Pandiangan, Pemahaman Praktis
Undang Undang Perpajakan
Indonesia, Erlangga, Jakarta, 2002.

R. Santoso Brotodihardjo, Pengantar Ilmu


Hukum Pajak, PT Eresco, Bandung,
1993.

Rochmat Soemitro, Peradilan Administrasi


Dalam Hukum Pajak di Indonesia,
PT.Eresco, Jakarta – Bandung, 1976.

Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983


Tentang Ketentuan Umum dan Tata
Cara Perpajakan sebagaimana telah
beberapa kali diubah, terakhir
diubah dengan Undang Undang
Nomor 28 Tahun 2007.

Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor


KEP-161/PJ/2001, tanggal 21
Februari 2001,tentang Jangka Waktu
Pendaftaran dan Pelaporan Kegiatan
Usaha, Tata Cara Pendaftaran dan
Penghapusan Nomor Pokok Wajib
Pajak, serta Pengukuhan dan
Pencabutan Pengukuhan Pengusaha
Kena Pajak.

Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor:


PER-160/PJ/2007, tanggal 14
November 2007, tentang : Perubahan
atas Keputusan Direktur Jenderal
Pajak Nomor KEP-161/PJ/2001
tentang Jangka Waktu Pendaftaran
dan Pelaporan Kegiatan Usaha, Tata
Cara Pendaftaran dan Penghapusan
Nomor Pokok Wajib Pajak, serta
Pe n g u ku h a n d a n Pe n c a b u t a n
Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak.

Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor:


PER-24/PJ/2009, Tanggal 16 Maret
2009,Tentang: Tata Cara Pendaftaran
Nomor Pokok Wajib Pajak Dan/Atau
Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak
Dan Perubahan Data Wajib Pajak

Jurnal Wawasan Hukum, Vol. 22 No. 01 Februari 2010 123

Anda mungkin juga menyukai