Anggota Kelompok:
Jawaban :
1. Kejadian tak bebas
Dua peristiwa atau lebih disebut kejadian tidak bebas apabila peristiwa yang
satu dipengaruhi atau tergantung pada peristiwa lainnya. Probabilitas peristiwa
tidak saling bebas dapat pula dibedakan atas tiga macam, yaitu probabilitas
bersyarat, gabungan, dan marjinal.
a. Probabilitas bersyarat (Afriyanti, 2008; Dewi, Dobana, Wisnumurti, &
Zacoeb, 2018)
Probabilitas bersyarat peristiwa tidak saling bebas adalah probabilitas
terjadi suatu peristiwa dengan syarat peristiwa lain harus terjadi dan
peristiwa-peristiwa tersebut saling memperngaruhi. Jadi ada peristiwa
yang satu dipengaruhi atau bergantung pada peristiwa lainnya (kedua
peristiwa tersebut tidak saling bebas), seperti probabilitas terjadinya
peristiwa tersebut adalah P(A | B) dibaca probabilitas terjadinya
peristiwa B bila peristiwa A terjadi lebih dulu. Jika peristiwa A ketika
diketahui peristiwa B terjadi adalah (diasumsikan P(B) > 0), maka P(B|
A) = P(A B) menjadi P(A B) = P(A) x P(B|A)
P(A)
Keterangan :
P(B|A) = peluang kejadian bersyarat atau peluang kejadian B jika
A sudah terjadi.
P(A B) = peluang kejadian saling bebas.
P(A) = peluang munculnya kejadian yang dimaksud dari kejadian
pertama.
Contohnya :
Dari seperangkat kartu bridge akan diambil dua kartu secara acak.
Hitung peluang terambilnya kartu As jika,
1) Kartu pertama disimpan kembali.
2) Kartu kedua tidak disimpan kembali.
Jawaban :
1) m(S) = 52
A = kejadian terambilnya kartu As pada pengambilan pertama
n(A) = n(A) / n(S) = 4 / 52 = 1 / 13
B|A = kejadian terambilnya kartu As pada pengambilan kedua
dengan syarat kartu As telah terambil pada pengambilan
pertama
n(B|A) = 4 (karena kartu pertama disimpan kembali)
P(B|A) = n(B|A) = 4 = 1
n(S) 52 13
P(A B) = P(A) x P(B|A) = 1/13 x 1/13 = 1/169
Jadi P(A B) = 1/169
2) m(S) = 52
A = kejadian terambilnya kartu As pada pengambilan pertama
n(A) = n(A) / n(S) = 4 / 52 = 1 / 13
B|A = kejadian terambilnya kartu As pada pengambilan kedua
dengan syarat kartu As telah terambil pada pengambilan
pertama
n(B|A) = 3 (karena kartu pertama disimpan kembali)
P(B|A) = n(B|A) = 3
n(S) 51
P(A B) = P(A) x P(B|A) = 1/13 x 3/51 = 1/221
Jadi P(A B) = 1/221
2. Permutasi dan kombinasi
a. Permutasi
Permutasi adalah suatu penyusunan atau pengaturan beberapa objek ke
dalam suatu urutan tertentu. Permutasi digunakan untuk mengetahui
jumlah kemungkinan susunan jika terdapat satu kelompok objek. Pada
permutasi berkepentingan dengan susunan atau urutan dari objek.
Rumus: P(n,r) = n!
(n-r)!
Keterangan:
P = Jumlah permutasi
n = Banyaknya obyek/data
r = Jumlah anggota pasangan
! = Faktorial
Contoh Permutasi:
1. Suatu kelompok belajar yang beranggotakan empat orang (A, B, C dan
D) akan memilih ketua dan wakil ketua kelompok. Ada berapa
alternatif susunan ketua dan wakil ketua dapat dipilih
Jawaban:
P(4,2) =
P(4,2) = 4! = 4!
(4-2)! 2!
P(4,2) = 4x3x21 = 24
2x1 2
= 12 cara (AB, AC, AD, BA, BC, BD, CA, CB, CD, DA, DB, DC)
2. Berapa banyaknya permutasi dari cara duduk yang dapat terjadi jika 8
orang disediakan 4 kursi, sedangkan salah seorang dari padanya selalu
duduk dikursi tertentu.
Jawaban:
P(7,3) =
P(7,3) = 7! = 7!
(7-3)! 4!
P(4,2) = 7x6x5x4x3x2x1 = 5040
4x3x2x1 24
= 210 cara
b. Kombinasi
Kombinasi adalah suatu penyusunan beberapa objek tanpa
memperhatikan urutan objek tersebut. Kombinasi digunakan apabila
ingin mengetahui berapa cara sesuatu diambil dari keseluruhan objek
tanpa memperhatikan urutannya.
Rumus : nCr = n!
r ! (n-r) !
C = Jumlah kombinasi
n = banyaknya obyek/data
r = Jumlah anggota pasangan
! = Faktorial
Catatan: (0! = 1 dan 1! = 1)