Anda di halaman 1dari 4

“Kemajuan sebuah Negara sangat didukung oleh kualitas para pendidiknya.

Kalimat ini sudah pasti akan menimbulkan pertanyaan bagi beberapa pihak.
Beberapa orang mungkin mengatakan, “Bagaimana dengan kualitas pemimpin negaranya,
bagaimana dengan kualitas sumber daya manusianya, bagaimana dengan ini, bagaimana
dengan itu.” Setelah itu saya hanya akan menjawab, “Siapa yang mengajarkanmu tentang
banyak hal selain orang tuamu? Apakah ia telah mengajarmu dengan baik? Apakah ia telah
mendidikmu dengan baik?”
Mengajar adalah sebuah tantangan yang harus dihadapi oleh seorang pengajar, baik
itu para guru maupun para dosen. Kita dituntut untuk tidak hanya mencerdaskan anak-anak
bangsa, tetapi juga mendidik mereka untuk menjadi anak yang beriman, berbakti, jujur, dan
bertanggung jawab. Maka untuk mewujudkannya, kita pun dituntut untuk melakukan hal
yang serupa, tidak hanya benar dalam perkataan, tetapi juga dalam perbuatan. Bagaimana
mungkin seorang guru mendidik murid-muridnya untuk bersikap jujur sedangkan sang guru
tidak dapat melakukan hal yang serupa? Hal ini yang selama ini kurang disadari oleh para
pendidik di Negara kita yang tercinta, bahwa mengajar bukan hanya sekadar mengajar,
tetapi juga mendidik, serta memberikan contoh yang baik kepada anak didiknya.
Saat menjalani hari-hari perkuliahan di kampus, saya secara kebetulan bertemu
dengan senior saya saat SMA. Ia langsung saja menodongku dengan sebuah pertanyaan
yang kemudian membuat saya terbahak, “Mengapa kau berada di sini? Bukannya anak-
anak IPA 1 itu biasanya maumenjadi Dokter?” Setelah terbahak, saya terdiam sembari
memikirkan kata-kata guru BK saya saat SMA, “Anak-anak cerdas seharusnya menjadi
seorang pendidik, baik itu menjadi seorang guru ataupun seorang dosen.Bagaimana
mungkin seorang Ibu atau Bapak mau memercayakan anak mereka untuk diajar oleh
seorang guru yang tidak cerdas?” Beliau adalah salah satu guru yang mendukung
keputusan saya saat itu.
Essay
1
:
Peranku bagi Indonesia
PENDIDIKAN, FONDASI KEMAJUAN BANGSA
Sejak kecil, orang tua saya telah sering menyampaikan pentingnya pendidikan, baik secara
lisan maupun melalui sikap-sikap beliau dalam mendidik kami, anak-anaknya. Saya mengenal
pendidikan sebagai sebuah proses panjang yang bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai yang
harus dipegang dalam hidup. Proses tersebut membutuhkan semangat dan ketekunan luar
biasa. Beranjak di jenjang Sekolah Menengah Pertama saya memperoleh informasi mengenai
perbedaan antara mengajar dan mendidik. Mengajar hanya terbatas pada penyampaian ilmu
pengetahuan, sementara mendidik adalah proses pembentukan karakter yang baik.Jadi,
seorang guru sebagai orang tua anak didik di sekolah memegang peran bukan hanya sebagai
pengajar, namun juga harus menjadi pendidik. Mengapa hal ini penting bagi saya? Karena
menjadi pengajar adalah cita-cita saya.Sejak kecil, saya sangat senang mengamati profil guru
saya, dan memproyeksikan bahwa saya akan menjadi seperti beliau kelak. Sewaktu bersekolah
di TK, saya bercita-cita menjadi guru TK. Selepas TK, 6 tahun bersekolah di SD, cita-cita saya
bergeser, ingin menjadi guru SD. Ketika masuk SMP, saya bercita-cita untuk dapat bersekolah
hingga ke jenjang perguruan tinggi dan beraktivitas menjadi dosen kelak. Inilah peran yang
ingin saya ambil bagi Indonesia: menjadi pengajar dan pendidik, baik secara formal sebagai
pekerjaan maupun secara nonformal di keluarga dan masyarakat.Sehingga, dalam
prosesnya,saya mensinkronisasi minat dan cita-cita saya tersebut dengan aktivitas saya sehari-
hari.Salah satu langkah utama yang diperlukan untuk dapat menjadi dosen adalah dengan
bersekolah hingga ke jenjang pendidikan yang sesuai. Selepas SMA, saya melanjutkan studi di
bidang terapan yang saya minati, yaitu Fakultas Farmasi. Untuk mengembangkan kemampuan
baik akademik maupun soft skill, saya aktif terlibat dalam organisasi Badan EksekutifMahasiswa
tingkat junior di Cancer Chemoprevention Research Center(CCRC), disesuaikan dengan beban
kerja saya sebagai seorang mahasiswa Fakultas Farmasi.Selain itu, saya juga bekerja sebagai
asisten praktikum dengan tugas membimbing praktikan dalam menjalankan
praktikum.Disamping itu, saya juga aktif mengikuti maupun mengelola berbagai kegiatan ilmiah,
baik berupa seminar maupun workshopuntuk mengasah kemampuan berinteraksi dan
berkomunikasi secara efektif dengan orang lain. Setelah lulus dari Program Studi
ProfesiApoteker, sembari menunggu kesempatan untuk dapat melanjutkan studi ke jenjang
magister (yang menjadi syarat utama untuk menjadi dosen) saya bergabung menjadi asisten
dosen di Program Studi Farmasi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta, serta menjadi asisten praktikum di Program Studi Keperawatan
Stiekes ‘Aisyiyah Yogyakarta. Di bidang penelitian, saya bergabung sebagai staf riset di CCRC
kembali. Di luar kegiatan formal tersebut, saya menjadi tutor lepas adik-adik di lingkungan
rumah, mulai dari jenjang SD hingga SMA.Seluruh kegiatan tersebut, selain sejalan dengan
minat saya, saya harapkan dapat mendukung langkah menuju cita-cita saya untuk dapat
berperan bagi Indonesia di bidang pendidikan.Dengan menjadi pendidik yang sesuai dengan
minat saya, saya berharap untuk dapat memberikan sumbangsih kepada Indonesia, sekaligus
menikmati prosesnya. Peran sebagai pengajar dan pendidik bersifat luas, bukan hanya di ranah
formal dalam sebuah institusi pendidikan, namun juga di tengah keluarga dan masyarakat. Hal
tersebut harus dilaksanakan secara kontinyu dan konsisten.Sebab, pendidikan adalah salah
satu aspek fundamental bagi majunya sebuah bangsa. Secara intelegensi, masyarakat
Indonesia telah diakui memiliki level yang tinggi. Dengan didukung pengembangan mental yang
baik, semoga Indonesia dapat berjalan menuju kea rah yang lebih
LPDP Esai 1 Peranku bagi Indonesia

“Peranku bagi Indonesia”. Sebuah pernyataan yang menghakimiku sebagai seorang w. Apa yang
sudah saya berikan untuk Indonesia? Bahkan saya berpikir, saya selalu mengeluh dengan
keadaan negeri ini?

Sebagai salah satu anak muda bangsa, saya ingin mengambil bagian dalam memajukan negeri
ini. Saya ingin menjadi salah satu agen of change bagi Indonesia. Saya melakukankanya melalui
dua cara yaitu secara personal dan dengan berorganisasi.

Secara personal, saya melakukan pendekatan kepada anak-anak dan orang dewasa. Di
lingkungan tempat tinggal, saya mengajarkan Bahasa Inggris kepada anak-anak. Tentu saja
dengan metode yang mereka sukai, bermain. Bermain bersama membuat mereka mempunyai
ikatan emosional dan bersahabat dengan saya. Saya berharap dapat menjadi wajah baru untuk
mereka ketika dewasa, bahwa pendidikan itu sangat diperlukan sejak kecil.

Saya juga teman diskusi yang baik untuk orang dewasa. Berdiskusi dengan orang dewasa
membuat saya mengerti pola pikir dan hal-hal yang dikhawatirkan oleh orang dewasa. Melalui
diskusi, mereka tidak merasa digurui ketika saya menyampaikan pendapat. Berdasarkan
pengalaman saya, anak-anak dan orang dewasa mempunyai satu kesamaan. Mereka butuh
didengarkan. Ketika mereka merasa didengarkan, maka mereka akan mendengarkan. Pada saat
itulah saya mencoba memasukkan pemikiran saya tentang idealisme yang saya miliki kepada
mereka. Saya yakin, mereka akan berpikir ulang tentang hal-hal yang saya sampaikan.

Untuk membuat perubahan tidak dapat dilakukan sendirian. Seperti lidi-lidi yang begitu
kuat jika disatukan dalam bentuk sapu. Begitu juga dengan pemuda bangsa. Maka saya juga
mencoba melakukan perubahan melalui berorganisasi. Organisasi-organisasi kepemudaan yang
saya ikuti tidak memberikan keuntungan materi untuk saya, hanya kepuasan untuk berbagi.

Pertama, CMCC, sebuah organisasi kampus yang memfasilitasi ruangan multimedia dan
internet. Melalui CMCC, saya mengajar aplikasi komputer kepada mahasiswa secara suka rela,
yang menjadi tugas pokok bagi setiap anggota. Dengan mencontoh ide seorang senior dari
organisasi lain, secara personal saya membuat kelas rancangan untuk adik-adik yang aktif
berorganisasi di kampus secara gratis. Saya mengajarkan mereka merencanakan jalan raya,
bangunan gedung dan menghitung biayanya.

Kedua, MATCH, sebuah event organizer nirlaba yang bergerak di bidang perlombaan.
Melalui MATCH, saya mengambil peran untuk memajukan pendidikan dan beberapa aktivitas
sosial. Bersama MATCH juga, saya ikut serta meningkatkan motivasi siswa/i SD untuk
berprestasi di ilmu matematika di daerah pesisir Kota Banda Aceh dengan mengadakan lomba
matematika tahunan secara gratis. Kami juga menjadi salah satu relawan untuk korban gempa
Takengon. Kami juga menyantuni anak yatim dengan berbuka puasa bersama di sebuah panti
asuhan di Kota Banda Aceh.

Ketiga, AYEF, sebuah forum kepemudaan yang berbasis Bahasa Inggris di Kota Banda Aceh.
Melalui forum ini, saya turut serta menjadikan masyarakat aceh mampu berbahasa inggris dan
punya kepedulian terhadap sesama. Seperti yang pernah dituliskan dalam salah satu artikel The
Rumba (tabloid yang diterbitkah oleh AYEF), jika kita menguasai bahasa internasional, maka
kita bisa menguasai dunia. Bersama AYEF, saya membantu mengadakan English Leadership
untuk anak yatim di panti asuhan.

Keempat, Aceh Mengajar Foundation. Lembaga ini menerima sukarelawan yang bersedia
mengajar. Melalui lembaga ini, saya akan menularkan ilmu kepada siswa/i SD di daerah
tertinggal seputaran Kota Banda Aceh dan Aceh Besar.

Terakhir, saya juga merupakan salah satu founder Banda Aceh Membaca. Sebuah komunitas
yang mengajak seluruh masyarakat Aceh, khususnya warga kota Banda Aceh untuk membaca
sebuah buku setiap minggu dan memberikan dampak positif bagi lingkungan. Kami juga
mengajak teman-teman dari daerah lain untuk membentuk komunitas serupa. Selain itu, saya
juga aktif di beberapa komunitas bahasa seperti ACCES, LIF, dan BEC. Meskipun komunitas-
komunitas tersebut merupakan kamunitas berbasis Bahasa Inggris, namun kegiatan-kegiatan
yang kami lakukan sangat baik untuk anak muda, seperti berbagi informasi beasiswa, belajar
berpidato, belajar TOEFL, IETLS, dan Academic Writing, dan berdiskusi tentang topik-topik
terbaru yang memberi dampak positif bagi gerakan perubahan di Indonesia.

Berdasarkan kegiatan-kegiatan diatas, saya berharap saya akan memberi “sesuatu” untuk
Indonesia dan turut serta dalam membentuk lingkungan postif bagi kawula muda. Saya akan
terus berkontribusi dalam menyuarakan perubahan. Saya yakin, dengan pendekatan personal dan
kelompok, maka cita-cita saya memajukan Indonesia akan lebih mudah dilakukan. Saya sangat
ingin menjadi sesorang yang menginspirasi dan bermanfaat bagi orang lain.

Di masa depan, saya ingin tetap konsisten berperan bagi kemajuan Indonesia. Saya berencana
menjadi seorang dosen. Menurut saya, seorang akademisi adalah salah satu posisi strategis dalam
memajukan Indonesia. Akademisi dapat member pengaruh positif terhadap kaum muda dan juga
mampu mempengaruhi kebijakan pemerintah melalui keahliannya di bidang yang digelutinya.

Anda mungkin juga menyukai