Anda di halaman 1dari 4

Nama : Sukma Mentari Lubis

NIM : 1905110985

Kelas : 2019 B

Tugas : Apresiasi Puisi

Dari penjelasan yang Bapak sampaikan, berikut ada 10 hal yang dapat saya rangkum dalam
bentuk pertanyaan beserta jawaban, yakni:

1. Sebutkan 3 penamaan dari puisi!


Jawab :
Sanjak, sajak, dan puisi.
2. Jelaskan yang dimaksud dengan Sanjak!
Jawab :
Sanjak adalah sebuah karya sastra yang indah cenderung dipandang dari persamaan
bunyi, pola bunyi yang menimbulkan keindahan, estetika, yang menggoda orang yang
membacanya. Biasanya perhatian masyarakat, letaknya pada akhir baris. Bunyi akhir
gurindam, pantun, syair, dan sebagainya. Padahal keindahan bunyi tak hanya terletak
pada akhir baris. Jadi dikatakan sanjak yaitu karena dibangun dengan kesamaan bunyi
yang menimbulkan keindahan.
3. Jelaskan yang dimaksud dengan sajak!
Jawab :
Sajak adalah sebuah karya sastra yang indah yang dipandang dari segi batang tubuh
karya tersebut yang terdiri dari bait-bait , yang tersusun rapi dengan pola-pola lariknya,
jumlah kata dan suku kata, serta proses diksinya. Jadi sajak itu berbicara mengenai
wujud karya. Masyarakat pada saat itu hanya dengan melihat wujud karya bisa
mengetahui itu sajak. Karena wujudnya berbeda dengan karya lain.
4. Jelaskan apa yang dimaksud dengan puisi!
Jawab :
Istilah puisi identik dengan puitis. Jadi, karya puisi itu bahasanya harus puitis. Apa itu
bahasa puitis? Bahasa puitis mengandung dua makna, yang pertama ada unsur estetika
di dalamnya atau unsur keindahan di dalamnya. Yang kedua, ada unsur penyampaian
makna yang tidak hanya bermakna denotatif tetapi lebih cenderung bermakna konotatif.
Yang dimaksud dengan makna konotatif yakni ada bias makna, dengannya orang dapat
menerjemahkan makna dari sebuah kata yang terhimpun di dalam atau termuat di
dalam sebuah puisi. Tergantung dari sisi mana orang memandangnya. Kata Wellek dan
Warren dalam buku teori sastranya yang mengatakan karya susastra itu atau bahasa
susastra itu diibaratkan diamond (berlian) dia bercahaya dari segala sisi bebas dari sudut
mana orang memandang.
5. Sebutkan 2 klasifikasi puisi!
Jawab :
Kalau kembali ke sejarah, Sutan Takdir Alisjahbana membagi puisi dalam dua bentuk
yaitu puisi lama dan puisi baru. Namun dalam hal ini, bapak mengatakan hal itu agak
ambigu, bisa saja orang memaknainya berdasarkan waktu. Jadi jika orang sekarang
membuat pantun, maka kalau orientasinya waktu, pantun dikatakan puisi baru, padahal
pantun itu puisi lama. Dengan demikian, alangkah baiknya jika pembagian puisi
diklasifikasikan menjadi puisi berpola dan tidak berpola. Jadi puisi lama itu terikat pola,
sedang puisi baru tidak terikat pola.
6. Sebutkan apa itu puisi yang tertua beserta alasannya!
Jawab :
Dalam teori mengatakan, puisi tertua adalah mantra. Kenapa tertua? Karena puisi
tersebut, menurut para kritikus susastra sudah ada semenjak awal nenek moyang kita
berada di bumi nusantara ini, zaman ketika belum ada kebudayaan lain, belum ada
pengaruh dari ajaran agama apa pun terhadap nenek moyang kita. Pada saat itu, mereka
penganut animisme, mereka hanya mengandalkan akal sehat dan hati nurani serta otot
untuk mencari kebenaran dan pengakuan tanpa ada ayat atau kitab suci yang dijadikan
pedoman bahkan dengan itu pula mereka membangun kebudayaan sendiri. Mungkin
pada awalnya kebudayaan itu mereka lakukan secara terpaksa, akhirnya terbiasa,
akhirnya susah untuk ditinggalkan, jadilah budaya yang diwariskan secara turun-
temurun.
7. Jelaskan apa itu mantra dan apa tujuan atau fungsi dari mantra!
Mantra adalah jenis puisi lama yang mengambil ciri-ciri khas mantra. Jadi, di dalamnya
terdapat ciri-ciri puisi dan mantra. Mantra itu cenderung identik dengan doa. Arahnya ke
yg ghaib. Dari segi unsur puisinya, dimana mantra dalam hal ini ada wujudnya dalam
bentuk teks baik lisan maupun tulisan. Juga mengandung unsur estetika.
Secara garis besar, mantra itu dibuat pada awalnya atau diciptakan oleh si pengarang
pada awalnya ada 3 tujuan atau 3 fungsi. Pertama, mantra digunakan untuk sebagai
pengakuan, penyembahan (mengakui bahwa ada kekuasaan dan kekuatan selain
kekuatan manusia). Jadi, nenek moyang kita walaupun animisme tapi dia merasa bahwa
masih ada kekuatan yang bisa mengalahkan kekuatan manusia, yang bisa mengalahkan
fisik, atau otot manusia. Kalau kata orang zaman dahulu/ tradisional mengatakan "segala
sesuatu itu ada penunggunya".
Kedua, mantra berfungsi sebagai penjaga diri atau pagar diri. Mereka berharap pada
kekuatan ghaib itu untuk masuk ke dalam dirinya, sehingga seolah-olah setelah
mengucapkan mantra itu merasa terpagar/ terawasi.
Ketiga, mantra untuk berbuat jahat atau mencelakakan orang.
Keempat, mantra untuk pengobatan atau hal-hal yang baik. Misalnya ketika manusia
terkena bisa ular, maka dimantra agar sembuh.
8. Apakah semua mantra itu karya susastra?
Jawab :
Tentu tidak. Sebuah karya dikatakan susastra harus ada teks. Bisa lisan maupun tulisan.
Dan juga setidaknya ada sedikit unsur keindahan.
9. Disebut apakah puisi yang terdiri atas satu baris dan puisi yang terdiri atas 2 baris?
Sebutkan contohnya!
 Puisi yang terdiri dari satu baris dinamakan peribahasa atau juga pepatah.
Contohnya:
Air beriak tanda tak dalam
 Sedangkan puisi yang terdiri dari dua baris atau disebut juga pantun dua baris yang
terdiri dari sampiran dan isi dinamakan gurindam dan atau juga karmina.
 Untuk karmina contohnya:
Gendang gendut tali kecapi
Kenyang perut senanglah hati
 Sedangkan untuk gurindam contohnya:
Apa tanda melayu jati
Kepada ibu bapak ia mengabdi
Ini dinamakan tunjuk ajar berpola gurindam.
10. Siapakah pelopor puisi tidak berpola Jelaskan apa yang dirombak dari puisi tersebut dan
bagaimana perkembangan puisi tidak berpola setelah beliau!
Jawab :
Dari puisi-puisi berpola kemudian berangkat pemberontakan oleh Chairil Anwar, dimana
ia tak mau mengikuti atau terikat pada pola-pola yang ada, mulai membebaskan puisi.
Maka dengan ini, Chairil Anwar dikenal sebagai pelopor puisi bebas atau tidak berpola.
Lalu apakah yang dibebaskan oleh Chairil? Bagi Chairil yang pertama kali dirombak
dalam puisi adalah jumlah kata dalam satu baris/larik, ia tidak peduli, bisa saja satu
baris/larik itu hanya dua kata atau bahkan hanya satu kata.
Pengaruh Chairil berpengaruh terus, puisi-puisi tidak berpola muncul dengan ragamnya
serta segala penyairnya yang terkenal. Muncul Saut Situmorang, W.S. Rendra. Kemudian
pada tahun 80 muncul Sutardji Calzoum Bachri yang kelahiran Rengat, Indragiri Hulu,
Riau. Beliau memproklamirkan bahwa dirinya adalah presiden penyair Indonesia. Karena
setelah Chairil, hanya Sutardji yang bisa mengubah dengan puisi-puisi mantranya.

"Bagaimana mungkin bisa menikmati karya susastra jika tak mengerti teori dari karya
susastra. Maka, pahami dulu teorinya agar mampu menikmatinya."

Demikian tugas yang dapat saya jabarkan dari penjelasan Bapak mengenai “Apresiasi Puisi”
pada pertemuan kedua ini. Sekian dan terima kasih.

Anda mungkin juga menyukai