02
Ekonomi dan Bisnis Manajemen Dr. Bambang Mulyana, MSi
Abstract Kompetensi
Pariwisata sudah ada sejak orang Mahasiswa mampu memahami dan
senang melakukan perjalanan, mengidentifikasi sejarah pariwisata,
kemudian timbul analisis teori, teori ekonomi pariwisata, konsep
konsep dan siklus hidup pariwisata, pariwisata, perilaku wisatawan, dan
dan perilaku wisatawan siklus hidup pariwisata.
Topik Bahasan:
1. Sejarah Singkat Pariwisata Indonesia
2. Teori Ekonomi Pariwisata
3. Konsep Pariwisata
4. Perilaku Wisatawan
5. Siklus hidup pariwisata
1. Sejarah Singkat Pariwisata Indonesia
Sejarah singkat kepariwisataan di Indoneia dapat kita lihat dalam tiga masa
pemerintahan, yaitu pemerintahan Hindia Belanda, masa pendudukan Jepang, dan
masa setelah kemerdekaan.
Masa Pemerintahan Hindia Belanda
Cikal bakal pariwisata di Hindia Belanda yaitu kegiatan perjalanan yang dilakukan
suatu perkumpulan olahraga dan gaya hidup (sepeda dan motor), perkumpulan sosial
masyarakat dan komersial, serta perseorangan. Orang-orang yang menjadi perintis
pariwisata di Hindia Belanda seperti pendeta Marius Buys, wartawan Karel Zaalberg,
profesional bidang perhotelan Johan Martinus Gantvoort, pegawai negeri Louis
Constant Westenenk, dan militer yang kemudian menjadi Gubernur Jenderal Hindia
Belanda J.B. van Heutsz.
Pariwisata di Hindia Belanda merupakan suatu gagasan dari para individu dan
sekelompok individu yang diawali dengan kegiatan perjalanan mengunjungi tempat
lain di luar tempat tinggalnya, Mereka mencatat perjalanannya yang memuat tempat-
tempat yang dikunjungi, objek-objek yang dilihat, dan tata cara dan kebiasaan hidup
di Hindia Belanda. Catatan perjalanan ini kemudian menjadi panduan atau pedoman
bagi para wisatawan yang akan berkunjung ke Hindia Belanda. Namun, ketika datang
ke Hindia Belanda, mereka mengeluhkan keadaan pariwisata yang belum terorganisir,
tidak ada fasilitas-fasilitas pendukung pariwisata, seperti pusat informasi dan
akomodasi di wilayah yang memiliki objek wisata. Hal itu menjadi perhatian
pemerintah Hindia Belanda, masyarakat, dan swasta, yang melihat ada kebutuhan
terkait kegiatan pariwisata, terutama untuk menarik wisatawan datang ke Hindia
Belanda. Oleh karena itu, pemerintah dan swasta membentuk organisasi yang
bergerak dalam menangani pariwisata.
Dalam proses mewujudkan gagasan tersebut, pemerintah Hindia Belanda
meniru Kihinkai (Welcome Society) yang dibentuk pada 1893 di Jepang. Perhimpunan
pariwisata di Jepang yang mengatur kegiatan pariwisata. Kihinkai didukung dan
didanai dari sumbangan perusahaan kereta api dan pelayaran swasta, pemilik hotel
dan penginapan.
Pada 1907, Konsul Belanda di Kobe, Jepang, J. Barendrecht mengirim surat kepada
Gubernur Jenderal Hindia Belanda J.B. van Heutsz mengusulkan agar pemerintah
Hindia Belanda meniru Kihinkai dalam mengelola pariwisata. Sebelumnya, pada
3. Konsep Pariwisata
Pariwisata telah semakin disadari sebagai pemicu pertumbuhan ekonomi dan peluang
perluasan lapangan kerja di berbagai negara berkembang. Bahkan di sejumlah negara
berkembang di kawasan Afrika terbukti kehadiran pariwisata telah berkontribusi
kepada penurunan angka kemiskinan (Steiner, 2006). Meskipun demikian,
keberhasilan pengembangan sektor pariwisata lebih banyak ditentukan oleh peran
kebijakan pemerintah yang ikut serta secara aktif membangun regulasi untuk
pengembangan kepariwisataan (Jeffries, 2001). Dalam rangka memahami peran
kelembagaan pada pengembangan pariwisata, UNWTO (2002) mengembangkan pilar
segitiga meliputi lingkungan, masyarakat, dan industri sebagaimana disajikan pada
Gambar 2.1.
Lingkungan
Visitor
Industri Masyarakat
4. Perilaku Wisatawan
Pemasaran pada dasarnya bertujuan memenuhi dan memuaskan kebutuhan serta
keinginan wisatawan yang dituju atau wisatawan sasaran (target wisatawan). Bidang
ilmu perilaku wisatawan (tourist behavior) mempelajari bagaimana individu atau
kelompok, dan organisasi memilih, membeli, memakai, serta memanfaatkan suatu
produk dalam rangka memuaskan kebutuhan dan keinginan wisatawan. Tantangan
terbesar yang dihadapi daerah tujuan wisata, khususnya bagian pemasaran, selama ini
bagaimana mempengaruhi perilaku wisatawan agar dapat mendukung produk (barang
dan jasa) yang ditawarkan kepada wisatawan. Tujuan terpenting dari setiap promosi
adalah memengaruhi wisatawan untuk berkunjung, namun tindakan pembelian
hanyalah salah satu bagian dari keseluruhan proses perilaku konsumen.
Beberapa ahli mendefinisikan perilaku wisatawan. Menurut Morrisan (2007:64),
perilaku wisatawan adalah proses dan kegiatan yang terlibat ketika orang mencari,
memilih, menggunakan, mengevaluasi, dan membuang produk dan jasa untuk
memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka. Sementara itu menurut Loudon dan
Della Bitta (Buchari Alma, 2008:236) “tourist behavior may be defined as the
decision process and physical activity individuals engage in when evaluating,
acquiring, using, or disposing of goods and services“ (perilaku wisatawan adalah
proses pengambilan keputusan dan kegiatan fisik individu-individu yang semuanya
ini melibatkan individu dalam menilai, mendapatkan, menggunakan, atau
mengabaikan barang-barang dan jasa-jasa). Perilaku wisatawan menurut Ali Hasan
(2008:129) adalah respon psikologis yang kompleks yang muncul dalam bentuk
mengevaluasi (evaluating).
unit) menurut Kotler dan Keller (2006) terdiri dari, wisatawan sendiri yang
wisatawan merupakan individu yang membeli barang dan jasa untuk dirinya
besar wisatawan selalu berubah secara konstan. Sifat yang dinamis demikian
sekaligus sulit. Suatu strategi dapat berhasil pada suatu saat dan tempat tertentu
tapi gagal pada saat dan tempat lain, karena itu suatu perusahaan harus
wisatawannya.
seseorang memberikan sesuatu untuk orang lain dan menerima sesuatu sebagai
gantinya.
3. Faktor Personal
Keputusan berkunjung juga dipengaruhi oleh karakteristik personal, yang
termasuk dalam kategori ini adalah umur dan daur hidup, pekerjaan dan ekonomi,
kepribadian dan konsep diri, dan gaya hidup dan nilai. Karena beberapa
karakteristik ini memiliki dampak yang langsung dalam perilaku wisatawan, hal
ini sangat penting untuk pemasar dalam mendekati wisatawan.
4. Faktor Psikologi
Langkah utama dalam memahami perilaku wisatawan adalah model tanggapan
rangsangan. Pemasar dan lingkungan mempengaruhi untuk masuk dalam
kesadaran wisatawan dan mengatur proses kejiwaannya yang menggabungkan
dengan karakteristik keyakinan wisatawan untuk menghasilkan proses keputusan
dan keputusan berkunjung. Tugas pemasar adalah untuk memahami apa yang
terjadi pada kesadaran wisatawan antara kedatangan stimuli pemasaran yang
masuk dan keputusan berkunjung total. Terdapat empat kunci proses psikologi
yaitu, motivasi, persepsi, pembelajaran dan memori yang merupakan hal dasar
untuk mempengaruhi tanggapan wisatawan.
Tahap 4 Konsolidasi (consolidation)
Pada tahap ini, sektor pariwisata menunjukkan dominasi dalam struktur ekonomi pada
suatu kawasan dan ada kecenderungan dominasi jaringan international semakin kuat
memegang peranannya pada kawasan wisataw atau destinasi tersebut. Kunjungan
wisatawan masih menunjukkan peningkatan yang cukup positif namun telah terjadi
persaingan harga diantara perusahaan sejenis pada industri pariwisata pada kawasan
tersebut. Peranan pemerintah local mulai semakin berkurang sehingga diperlukan
konsolidasi untuk melakukan re-organisasional serta keseimbangan peran dan tugas
antara sektor pemerintah dan swasta.
Referensi
Kotler, Phlip and K. Keller. 2006. Marketing Management. Pearson Education. New
Jersey