Anda di halaman 1dari 5

Konsep Keperawatan

A. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dan landasan dalam proses
keperawatan, untuk itu diperlukan kecermatan dan ketelitian tentang
masalah-masalah klien sehingga dapat memberikan arah terhadap tindakan
keperawatan yang akan dilakukan dan bertujuan untuk mengumpulkan
informasi atau data tentang pasien agar dapat mengidentifikasi, mengenal
masalah, kebutuhan kesehatan, dan keperawatan pasien baik mental,
sosial, lingkungan.(Chairul, 2019)
a. Anamnesa
- Identitas Klien Meliputi nama, jenis kelamin, umur, alamat, agama,
bahasa yang dipakai, status perkawinan, pendidikan, pekerjaan,
asuransi, golongan darah, no. register, tanggal MRS, diagnosa
medis.
- Keluhan Utama Pada umumnya keluhan utama pada kasus fraktur
adalah rasa nyeri. Nyeri tersebut bisa akut atau kronik tergantung
dan lamanya serangan.
Untuk memperoleh pengkajian yang lengkap tentang rasa nyeri
pasien digunakan:
1. Provoking Incident : apakah ada peristiwa yang menjadi faktor
presipitasi nyeri.
2. Quality of Pain : seperti apa nyeri yang dirasakan atau
digambarkan pasien. Apakah terbakar, berdenyut, atau
menusuk.
3. Region : radiation, relief : apakah rasa sakit bisa reda, apakah
rasa sakit menjalar atau menyebar, dan dimana rasa sakit itu
terjadi.
4. Severity (Scale) of pain : seberapa jauh rasa nyeri yang
dirasakan pasien, bisa berdasarkan skala nyeri atau klien
menerangkan seberapa jauh rasa sakit mempengaruhi
kemampuan fungsinya.
5. Time : berapa lama nyeri berlangsung, kapan, apakah
bertambah buruk pada malam hari atau siang hari.
- Riwayat Penyakit Sekarang Pengumpulan data yang dilakukan
untuk menentukan sebab dari fraktur, yang nantinya membantu
dalam membuat rencana tindakan terhadap klien. Ini bisa berupa
kronologi terjadinya penyakit tersebut sehingga nantinya bisa
ditentukan kekuatan yang terjadi dan bagian tubuh mana yang
terkena. Selain itu, dengan mengetahui mekanisme terjadinya
kecelakaan bisa diketahui luka kecelakaan yang lain.

1
- Riwayat Penyakit Dahulu Pada pengkajian ini ditemukan
kemungkinan penyebab fraktur dan memberi petunjuk berapa lama
tulang tersebut akan menyambung. Penyakit-penyakit tertentu
seperti kanker tulang dan penyakit paget’s yang menyebabkan
fraktur patologis yang sering sulit untuk menyambung. Selain itu,
penyakit diabetes dengan luka di kaki sangat beresiko terjadinya
osteomyelitis akut maupun kronik dan juga diabetes menghambat
proses penyembuhan tulang.
- Riwayat Penyakit Keluarga Penyakit keluarga yang berhubungan
dengan penyakit tulang merupakan salah satu faktor predisposisi
terjadinya fraktur, seperti diabetes, osteoporosis yang sering teradi
pada beberapa keturunan, dan kanker tulang yang cenderung
diturunkan secara genetik.
- Riwayat Psikososial Merupakan respons emosi pasien terhadap
penyakit yang diderita dan peran pasien dalam keluarga dan
masyarakat serta respon atau pengaruhnya dalam kehidupan sehari-
harinya baik dalam keluarga ataupun dalam masyarakat.
b. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik sendiri dibagi menjadi dua, yaitu pemeriksaan
umum (status general) untuk mendapatkan gambaran umum dan
pemeriksaan setempat (lokalis). Hal ini perlu untuk dapat
melaksanakan total care karena ada kecenderungan dimana spesialisasi
hanya memperlibatkan daerah yang lebih sempit tetapi lebih
mendalam.
- Gambaran Umum Perlu menyebutkan :
1. Keadaan Umum : baik atau buruknya yang dicatat adalah
tanda-tanda vital seperti :
a. Kesadaran penderita : apatis, sopor, koma, gelisah, kompos
mentis tergantung pada keadaan pasien.
b. Kesakitan, keadaan penyakit : akut, kronik, ringan, sedang,
berat dan pada kasus fraktur biasanya akut
c. Tanda-tanda vital tidak normal karena ada gangguan baik
fungsi maupun bentuk
2. Secara sistemik dari kepala sampai kelamin
a. Sistem integument
Terdapat erytema, suhu sekitar daerah trauma meningkat,
bengkak, oedema, dan nyeri tekan
b. Kepala
Tidak ada gangguan yaitu, normo cephalik, simetris, tidak
ada penonjoan, tidak ada nyeri kepala.

2
c. Leher
Tidak ada gangguan yaitu simetris, tidak ada penonjolan,
reflek menelan dada.
d. Wajah
Wajah terlihat menahan sakit, lain-lain tidak ada perubahan
fungsi maupun bentuk. Tak ada lesi, simetris, tak oedema.
e. Mata
Tidak ada gangguan seperti konjugtiva tidak anemis
(karena tidak terjadi perdarahan).
f. Telinga
Tes bisik atau weber masih dalam keadaan normal. Tidak
ada lesi atau nyeri tekan.
g. Hidung
Tidak ada deformitas, tidak ada pernafasan cuping hidung.
h. Mulut dan Faring
Tidak ada pembesaran tonsil, gusi tidak terjadi perdarahan,
mukosa mulut tidak pucat.
i. Thoraks
Tidak ada pergerakan otot intercostae, gerakan dada
simetris.
j. Paru
 Inspeksi : Pernafasan meningkat, reguler atau tidaknya
tergantung pada riwayat penyakit pasien yang
berhubungan dengan paru.
 Palpasi : Pergerakan sama atau simetris, fermitus raba
sama.
 Perkusi : Suara ketok sonor, tidak ada redup suara
tambahan lainnya.
 Auskultasi : Suara nafas normal, tak ada wheezing, atau
suara tambahan lainnya seperti stridor dan ronchi.
k. Jantung
 Inspeksi : Tidak tampak iktus jantung
 Palpasi : Nadi meningkat, iktus tidak teraba
 Auskultasi : Suara S1 dan S2 tunggal, tidak ada mur-
mur
l. Abdomen
 Inspeksi : Bentuk datar, simetris, tidak ada hernia.
 Palpasi : Turgor baik, tidak ada defands muskuler,
hepar tidak teraba.

3
Perkusi : Suara thympani, tidak ada pantulan
gelombang cairan.
 Auskultasi : Peristaltik usus normal kurang lebih 20
kali/menit
m. Inguinal-Genetalia-Anus
Tidak ada hernia, tak ada pembesaran limpa, tak ada
kesulitan BAB
B. Penyimpangan Kdm

C. Diagnosa Keperawatan
Adapun diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada pasien Fraktur
menurut Doenges, antara lain : (Chairul, 2019)
1. Nyeri berhubungan dengan spasme otot, edema dan cidera pada
jaringan lunak.
2. Resiko tinggi terhadap trauma berhubungan dengan kehilangan
intregitas tulang.
3. Resiko tinggi terhadap disfungsi terhadap disfungsi neurovaskuler
prifer berhubungandengan penurunan atau intrupsi aliran darah, edema
berlebihan, hipovolemia.
4. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan aliran darah
atau emboli lemak.
5. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan
rangka/tulang neuromuskuler.
6. Kerusakan integrasi jaringan kulit berhubungan dengan fraktur
terbuka, bedah perbaikan,pemasangan traksi pen, kawat, sekrup.
7. Kurang pengetahuan terhadap kondisi, prognosis dan kebutuhan
pengobatan berhubungandengan kurang paparan informasi
D. Intervensi Keperawatan

4
Chairul, H. A. H. (2019). Laporan Asuhan Keperawatan Pada Sdr. S Dengan
Fraktur Mandibula Di Rumah Sakit Saiful Anwar Malang Ruang 17 Bedah
(Universitas Muhammadia Malang). Retrieved from
http://eprints.umm.ac.id/id/eprint/53290

Anda mungkin juga menyukai