Anda di halaman 1dari 2

Penyakit Jantung Koroner (PJK) atau penyakit kardiovaskuler saat ini merupakan salah

satu penyebab utama dan pertama kematian di negara maju dan berkembang, termasuk
Indonesia. Lebih dari 80% kematian akibat penyakit kardiovaskuler terjadi di negara
berpenghasilan rendah dan menengah, dan semakin banyak menimpa populasi usia dibawah
60 tahun, yaitu usia produktif (Rilantono, 2012). Di Indonesia dilaporkan PJK merupakan
penyebab utama dan pertama dari seluruh kematian, yakni sebesar 26,4%,. Angka ini empat
kali lebih tinggi dari angka kematian yang disebabkan oleh kanker (6%). Dengan kata lain,
lebih kurang satu di antara empat orang yang meninggal di Indonesia adalah akibat PJK.
Berbagai faktor risiko mempunyai peran penting timbulnya PJK mulai dari aspek metabolik,
hemostasis, imunologi, infeksi, dan banyak faktor lain yang saling terkait (Muchid dan
Panjaitan. 2006).
Tujuan utama dari pengobatan yaitu menghilangkan rasa sakit pasien dan mengusahakan
memperkecil resiko dari komplikasi yang dapat menyebabkan kematian. Penyakit jantung
koroner sebenarnya tidak dapat disembuhkan tapi harus senantiasa dikontrol. Pengobatan
penyakit jantung koroner dimaksudkan tidak sekedar mengurangi atau bahkan menghilangkan
keluhan, yang paling penting adalah memelihara fungsi jantung sehingga harapan hidup akan
meningkat (Yahya. 2010).
Angina atau yang biasa dikenal dengan angina pectoris merupakan gejala utama dari
penyakit jantung iskemik, yang disebabkan oleh kejadian iskemik miokardia sementara.
Kejadian iskemia ini disebabkan oleh ketidakseimbangan antara pasokan dan kebutuhan
oksigen miokardia dan dapat disebabkan oleh meningkatnya kebutuhan oksigen miokardia atau
penurunan pasokan oksigen miokardia (Katzung, 2010). Angina yang diabaikan tanpa dikenal
dan diobati dengan tepat akan mempercepat timbulnya serangan jantung. Ini dikarenakan
angina yang disebabkan oleh arterosklerosis, yang terabaikan akan menjadi permanen. Ia akan
memblok aliran darah ke jantung sehingga mengakibatkan serangan jantung dan dapat
berujung pada kematian (Corwin. 2000).
Salah satu alasan pemilihan nitrat dalam mengatasi nyeri angina adalah karena onset kerja
yang cepat. Ia melebarkan pembuluh darah, meningkatkan aliran darah, serta memperlancar
aliran darah dan oksigen menuju otot jantung. Meskipun demikian, penggunaannya tidak selalu
menguntungkan jika tidak digunakan dengan tepat. Nitrat dapat menurunkan tekanan arteri dan
tekanan perfusi koroner secara signifikan, yang dapat memperburuk kejadian angina selain
menyebabkan hipotensi yang dapat mengancam jiwa (Goodman. 2012).
1.1 Rumusan Masalah
1. Bagaimana farmakologi obat antiangina golongan nitrat?
2. Bagaimana mekanisme kerja obat antiangina golongan nitrat?
3. Apa saja contoh obat antiangina golongan nitrat yang tersedia di pasaran?
1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui farmalogi obat antiangina golongan nitrat.
2. Untuk mengetahui mekanisme kerja obat antiangina golongan nitrat.
3. Untuk mengetahui obat-obat antiangina golongan nitrat yang tersedia di pasaran.

Anda mungkin juga menyukai