Anda di halaman 1dari 4

2.

1 Pengertian Destilasi
Destilasi adalah suatu metode pemisahan suatu komponen dari campurannya dengan
menggunakan panas sebagai tenaga pemisah serta didasarkan pada perbedaan titik didih
masing-masing komponennya. Misalnya untuk memisahkan natrium klorida dan air dari
larutan NaCl, maka pelarut yang mempunyaai titik didih rendah dalam hal ini air diuapkan
kemudian diembunkan (dikondensasikan) kembali untuk mendapatkan air murni (aquades).
Bila proses ini dilanjutkan maka semua air akan habis menguap dan terkondensasi sehingga
yang tertinggal hanya padatan zat terlarut natrium klorida (Yazid. 2005).
Dasar dari pemisahan dengan destilasi adalah jika suatu campuran komponen diuapkan
maka komposisi pada fase uap akan berbeda dengan fase cairnya. Untuk komponen yang
memiliki titik didih lebih rendah maka akan didapatkan komposisi yang cenderung lebih besar
pada fase uapnya, uap ini akan diembunkan dan dididihkan kembali secara bertingkat-tingkat
maka akan diperoleh komposisi yang semakin murni pada salah satu komponen (Abbasato.
2007).

2.2 Prinsip Kerja Destilasi


Dasar pemisahan pada destilasi adalah perbedaan titik didih cairan pada tekanan tertentu.
Pemisahan dengan destilasi melibatkan penguapan differensial dari suatu campuran cairan
diikuti dengan penampungan material yang menguap dengan cara pendinginan dan
pengembunan (Anwar. 2009).
Destilasi merupakan suatu perubahan cairan menjadi uap dan uap tersebut didinginkan
kembali menjadi cairan. Unit operasi destilasi merupakan metode yang digunakan untuk
memisahkan komponen-komponennya yang terdapat dalam salah satu larutan atau campuran
dan bergantung pada distribusi komponen-komponen tersebu antara fasa uap dan fasa air.
Syarat utama dalam operasi pemisahan komponen-komponen dengan cara destilasi adalah
komposisi uap harus berbeda dengan komposisi cairan dengan terjadi keseimbangan larutan-
larutan, dengan komponen-komponennya cukup dapat menguap (Anwar. 2009).
Beberapa teknik destilasi lebih cocok untuk pekerjaan-pekerjaan preparatif di
laboraturium dan industri. Sebagai contoh adalah pemurnian alkohol, pemisahan minyak bumi
menjadi fraksi-fraksinya, pembuatan minyak atsiri dan sebagainya. Pemisahan dengan destilasi
berbeda dengan pemisahan dengan cara penguapan. Pada pemisahan dengan cara destilasi
semua komponen yang terdapat di dalam campuran bersifat mudah menguap (volatil). Tingkat
penguapan (volatilitas) masing-masing komponen berbeda-beda pada suhu yang sama.
Pemisahan senyawa dengan destilasi bergantung pada perbedaan tekanan uap senyawa dalam
campuran. Ada beberapa tahapan proses destilasi adalah sebagai berikut :
1. Evaporasi atau memindahkan pelarut sebagai uap dari cairan
2. Pemisahan uap-cairan didalam kolom dan untuk memisahkan komponen dengan titik
didih lebih rendah yang lebih mudah menguap komponen lain yang kurang volatil.
3. Kondensasi dari uap, serta untuk mendapatkan fraksi pelarut yang lebih volatil.
(Anwar. 2009).

2.3 Pemeriksaan Senyawa Kimia Dalam Praktek Pemeriksaan Sampel


Pemisahan Senyawa dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT)
Untuk memisahkan suatu senyawa dari suatu zat tertentu dapat dilakukan dengan
menggunakan metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT). Metode ini mempunyai
beberapa keuntungan antara lain dapat digunakan pada senyawa dengan bobot molekul besar
dan dapat dipakai untuk senyawa yang tidak tahan panas. Pemisahan dengan kromatografi ini
juga harus mempertimbangkan berbagai hal antara lain pemilihan detektor, kolom, pemilihan
eluen, laju alir eluen serta suhu kolom. Ini disebabkan karena hal-hal tersebut dapat
mempengaruhi resolusi dari tiap-tiap komponen (Ratnayani. 2008).
Penentuan Kondisi KCKT untuk Pemisahan Glukosa dan Fruktosa. Kondisi analisis
untuk penentuan kandungan glukosa dan fruktosa pada sampel madu adalah pada kondisi
pemisahan yang terbaik. Kondisi tersebut tercapai jika hasil kromatogram masing-masing
komponen tidak tumpang tindih satu dengan yang lain. Kromatogram yang tidak tumpang
tindih tersebut salah satunya dapat dicapai dengan mengukur suhu kolom dan laju alir dari
eluen. Kondisi pemisahan dapat ditentukan pada saat pengukuran larutan standar, dimana
eluen yang digunakan adalah air deionisasi pada kolom metacarb 87C dan dideteksi dengan
menggunakan detektor indeks bias (Ratnayani. 2008).

2.4 Contoh Aplikasi Metode Destilasi


Madu dihasilkan oleh lebah madu dengan memanfaatkan bunga tanaman. Madu
memiliki warna, aroma dan rasa yang berbedabeda, tergantung pada jenis tanaman yang
banyak tumbuh di sekitar peternakan lebah madu. Sebagai contoh madu mangga (rasa yang
agak asam), madu bunga timun (rasanya sangatmanis), madu kapuk/randu (rasanya manis,
lebih legit dan agak gurih), madu lengkeng (rasa manis, lebih legit dan aromanya lebih tajam).
Selain itu dikenal pula madu buah rambutan, madu kaliandra dan madu karet. Standar mutu
madu salah satunya didasarkan pada kandungan gula pereduksi (glukosa dan fruktosa) total
yaitu minimal 60 %. Sedangkan, jenis gula pereduksi yang terdapat pada madu tidak hanya
glukosa dan fruktosa, tetapi juga terdapat maltosa dan dekstrin
A. Alat dan Bahan
1. Alat
Alat- alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu satu set alat destilsi (labu alas bulat,
thermometer, kondensor, penghubung, Erlenmeyer, selang pendingin, statif dan klem, gelas
ukur, gelas kimia 500 mL dan elektromantel.
2. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan yaitu madu.
B. Prosedur kerja
1. Dipasang rangkaian alat destilasi.
2. Dimasukan 100 ml madu kedalam labu destilasi.
3. Dialirkan air sebagai pendingin melalui kondensor.
4. Dipanaskan labu destilasi pada temperatur ± 100 ºC.
5. Ditampung destilat yang keluar dalam Erlenmeyer.
Dilakukan destilasi sampai destilat tidak keluar pada temperature ± 100 ºC.
6. Diukur volume destilat dan ditentukan persentase rendemen dan madu.
Cara kerja untuk memulai destilasi adalah dengan merangkai alat destilasi. Rangkain
alat destilasi terdiri atas beberapa bagian yaitu : labu alas bulat bertangkai, steel head,
kondensor, pipa dalam, termometer, adaptor, elektromantel dan erlenmeyer.
Setiap alat dalam rangakaian destilasi memiliki fungsi yang berbeda-beda. Labu alas
bulat, berfungsi sebagai wadah atau tempat suatu campuran zat cair yang akan didestilasi. Steel
head, berfungsi sebagai penyalur uap atau gas yang akan masuk ke alat pendingin (kondensor),
dan biasanya labu destilasinya sudah dilengkapi dengan leher yang berfungsi sebagai steel
head. Kondensor berfungsi sebagai pendingin, yang didalam terdapat pipa dalam = pipa
destilasi yang berfungsi sebagai tempat aliran uap alkohol yang berwujudgas sehingga bewujud
cair. Kondensor memiliki 2 celah, yaitu celah masuk dan celah keluar. Celah masuk berfungsi
untuk aliran air keran sedangkan celah keluar berfungsi untuk aliran uap hasil
reaksi. Termometer berfungsi untuk mengukur suhu uap zat cair yang didestilasi selama proses
destilasi berlangsung. Adaptor (Recervoir Adaptor) berfungsi untuk menyalurkan hasil
destilasi yang sudah terkondisi untuk disalurkan ke penampung yang telah tersedia.
Elektromantel Berfungsi untuk memanaskan bahan di dalam labu destilasi. Erlenmeyer
berfungsi sebagai wadah penampung destilat.
Setelah rangkaian alat destilasi siap digunakan, langkah selanjutnya yang dilakukan
pada proses ini adalah mengalirkan air pada pendingin (kondensor) dengan arah aliran dari
bawah ke atas. Selanjutnya dimasukkan madu sebanyak 100 ml kedalam labu destilasi. Warna
madu sangat bervariasi ada yang putih hingga kuning sawo atau hitam (gelap). Makin gelap
madu maka aromanya makin tajam. Madu mengandung 75% glukosa dan fraktosa serta 2%
lebih sukrosa. Dalam pendestilasian madu harus dilakukan pengontrolan suhu pemanasan agar
hasil diperoleh benar-benar % madu murni yang tidak bercampur dengan air.
Ketika suhu mencapai 30 sampai 40 ºC uap hasil pemanasan tersebut kemudian
dialirkan menuju kondensor yang berfungsi sebagai pendingin. Pada kondensor terjadi proses
kondensasi (uap menjadi embun) sehingga akan dihasilkan destilat yang selanjutnya ditampung
pada erlenmeyer. Destilat yang dihasilkan akan terus bertambah hingga mencapai titik didih
azeotrop. Titik azeotrop adalah titik maksimum dimana campuran komponen, untuk
komposisi, suhu dan tekanan tertentu memenuhi kecenderungannya, jika campuran di didihkan
terus menerus melewati titik didihnya maka komposisi
fase uapnya akan memiliki komposisi yang sama dengan fase cairnya
(Ratnayani. 2008).

Anda mungkin juga menyukai