Anda di halaman 1dari 3

MIKROMERITIKA

I. TUJUAN
1. Mampu dan terampil menggunakan mikroskop optic untuk menentukan ukuran partikel
dan distribusinya
2. Memahami dan mampu menghitung parameter-parameter yang berhubungan bentuk
dan ukuran partikel.

II. DASAR TEORI


Ilmu pengetahuan dan teknologi tentang partikel-partikel kecil oleh palla valle
dinamakan “mikromeritik”. Dispersi koloid mempunyai sifat karakteristik yaitu partikel-
partikelnya tidak dapat dilihat di bawah mikroskop biasa, sedangkan partikel-partikelnya dari
emulsi dan suspense farmasi serta bubuk halus ukurannya berada dalam jarak penglihatan
mikroskop partikel yang ukurannya sebesar serbuk kasar, granulat tablet atau granulat garam,
ukurannya berada dalam jarak pengayakan (Moechtar. 1990).
Mikromeritik biasanya diartikan sebagai ilmu dan teknologi tentang partikel yang kecil.
Ukuran partikel dapat dinyatakan dengan berbagai cara. Ukuran diameter rata-rata, ukuran
luas permukaan rata-rata, volume rata-rata dan sebagainya. Pengertian ukuran partikel adalah
ukuran diameter rata-rata (Martin. 2008).
Untuk memulai setiap analisis ukuran partikel harus diambil dari umumnya jumlah
bahan besar (ditandai dengan jumlah besar) suatu contoh yang representative. Karenanya suatu
pemisahan bahan awal di hindari oleh karena dari suatu pemisahan, contoh yang diambil
berupa bahan halus atau bahan kasar. Untuk pembagian contoh pada jumlah awal dari 10-100
gram digunakan apa yang di sebut pembagi, contoh piring berputar. Pada jumlah dasar yang
amat besar harus ditarik beberapa contoh dimana tempat pembambilan contoh sebaiknya
dipilih menurut program acak (Voigt. 1994).
Menurut Parrot (1970) adapun hal-hal penting dalam mempelajari mikromiretik sebagai
berikut.
1. Menghitung luas permukaan
2. Sifat kimia dan fisika dalam formulasi obat
3. Secara teknis mempelajari pelepasan obat yang diberikan secara per oral suntikan dan
topical
4. Pembuatan obat (tergantung dari ukuran partikel).
Metode paling sederhana dalam penentuan nilai ukuran partikel adalah menggunakan
pengayak standar. Pengayak terbuat dari kawat dengan ukuran lubang tertentu. Istilah ini
(mesh) digunakan untuk menyatakan jumlah lubang tiap inchi linear (Moechtar. 1990).
Metode ayakan merupakan metode yang paling sederhana untuk mengukur ukuran rata-
rata partikel. Ayakan dapat dibuat dari kawat dengan ukuran lubang tertentu, dimana lubang
dinyatakan dalam ukuran inci untuk mendapatkan analisis yang lebih rinci. Pada cara ini,
ayakan disusun bertingkat dimulai dari ayakan yang paling kasar diletakkan paling atas pada
mesin penggerak dilanjutkan sampai pada ayakan paling halus yang diletakkan paling bawah.
Suatu sampel ditimbang dan ditaruh diatas ayakan dan digerakkan dengan mesin penggerak.
Sisa dari sampel yang tertinggal pada setiap ayakan diambil dan kemudian ditimbang. Sampel
yang diukur partikelnya menggunakan metode ini contohnya granul-granul tablet (Lachman.
1989).
Metode ayakan menggunakan suatu seri ayakan standar yang dikalibrasi oleh The
National Bureau of Standards. Ayakan umumnya digunakan untuk memilih partikel-partikel
yang lebih kasar. Tetapi jika digunakan dengan sangat hati-hati, ayakan-ayakan tersebut bisa
digunakan untuk mengayak bahan sampai sehalus 44 mikrometer (ayakan nomor 235).
Menurut metode U.S.P. untuk menguji kehalusan serbuk suatu massa atau sampel tertentu
diletakkan diatas suatu ayakan yang cocok dan digoyangkan secara mekanis. Serbuk tersebut
digoyang-goyangkan selama waktu tertentu, dan bahan yang melalui satu ayakan ditahan oleh
ayakan berikutnya yang lebih halus serta dikumpulkan, kemudian ditimbang. Cara lain adalah
dengan menetapkan partikel-partikel pada ukuran rata-rata aritmatik (hitung) atau geometris
dari kedua ayakan tersebut (Lachman. 1989).
Tidak ada metode yang telah diketahui untuk menentukan bentuk partikel yang tidak
beraturan secara geometris, namun telah dikembangkan metode statistic (untuk menyatakan
ukuran partikel yang tidak beratura pada suatu dimensi tunggal, yaitu dalam diameternya. Jika
diameter ini diukur dengan prosedur yang telah dilakukan untuk sejumlah besar partikel,
nilainya dapat dinyatakan dengan berbagai diameter. Hanya dibutuhkan luas permukaan yang
sebanding dengan diameter kuadrat dan volume yang sebanding dengan diameter kubik
(Lachman. 1989).
Partikel dari serbuk obat mungkin berbentuk sangat kasar dengan ukuran kurang lebih
10.000 mikron atau 10 mikron atau mungkin juga sangat halus mencapai ukuran koloidal, 1
mikron atau lebih kecil. Agar ukuran partikel serbuk ini mempunyai standar, maka usp
menggunakan suatu batasan dengan istilah “very coarse, coarse, moderalety coarse, fine and
very fine”, yang dihubungkan dengan bagian serbuk yang mampu melalui lubang-lubang
ayakan yang telah distandarisasi yang berbeda-beda ukurannya, pada suatu periode waktu
tertentu ketika diadakan pengadukan dan biasanya pada alat pengaduk ayakan secara mekanis
(Ansel. 1989).
Setiap kumpulan partikel biasanya disebut polidispersi. Karenanya perlu untuk
mengetahui tidak hanya ukurran dari suatu partikel tertentu, tapi juga berapa banyak partikel-
parikel dengan ukuran yang sama ada dalam sampel. Jadi kita perlu suatu perkiraan kisaran
ukuran tertentu yang ada dan banyaknya atau berat fraksi dari tiap-tiap ukuran partikel, dari
sini kita bisa menghitung ukuran partikel rata-rata untuk sampel tersebut (Martin. 2008).
Mikroskopis optik adalah metode yang digunakan untuk mengukur partikel
dengan ukurannya yang berkisar dari 0,2 µm sampai kira-kira 100 µm. Sediaan yang diukur
partikelnya menggunakan metode ini yaitu suspensi dan emulsi. Menurut metode mikroskopis,
suatu emulsi atau suspensi, diencerkan dan dinaikkan pada suatu slide. Di bawah mikroskop
tersebut, pada tempat dimana partikel terlihat, diletakkan mikrometer untuk memperlihatkan
ukuran partikel tersebut. Hasil yang terlihat dalam mikroskop dapat diproyeksikan ke sebuah
layar di mana partikel-partikel tersebut lebih mudah diukur, atau pemotretan bisa dilakukan
dari slide yang sudah disiapkan dan diproyeksikan ke layar untuk diukur (Lachman. 1989).
Dalam metode mikroskopis pengukuran diameter rata - rata dari sistem diperoleh
dengan pengukuran partikel secara acak sepanjang garis yang ditentukan. Partikel yang
tersusun secara acak diatur diameternya dengan frekuensi yang sama dalam berbagai arah,
sehingga partikel tersebut dianggap sebagai partikel yang berbentuk bola dengan diameter
yang sama. Untuk memperoleh data yang statistik minimal harus diukur 200 partikel pada
serbuk. Pengukuran biasanya dengan menggunakan mikroskopik mempunyai data pisah yang
bagus. Alat optik mikroskopik harus mempunyai jarum penunjuk yang digerakkan dengan
kalibrasi mikrometer sekrup (Lachman. 1989).
Kerugian dari metode mikroskopis adalah bahwa garis tengah yang diperoleh hanya
dari dua dimensi dari partikel tersebut, yaitu dimensi panjang dan lebar. Tidak ada perkiraan
yang bisa diperoleh untuk mengetahui ketebalan dari partikel yang harus dihitung (sekitar 300-
500) agar mendapatkan suatu perkiraan yang baik dari distribusi, menjadikan metode tersebut
memakan waktu dan jelimet. Namun demikian pengujian mikroskopis dari suatu sampel harus
selalu dilaksanakan, bahkan jika digunakan metode analisis ukuran partikel lainnya, karena
adanya gumpalan dan partikel-partikel lebih dari satu komponen seringkali bisa dideteksi
dengan metode ini (Martin. 2008).

Anda mungkin juga menyukai