Anda di halaman 1dari 2

Suspensi adalah sediaan yang mengandung bahan obat dalam bentuk halus dan

tidak larut, terdispersi dalam cairan pembawa. Zat yang terdispersi harus halus dan tidak
boleh cepat mengendap. Jika di kocok perlahan-lahan endapan harus segera terdispersi
kembali. Suspensi dapat mengandung zat tambahan untuk menjamin stabilitas suspensi.
Kekentalan suspensi tidak boleh terlalu tinggi agar sediaan mudah dikocok dan di tuang.
Partikel-partikelnya mempunyai diameter yang sebagian besar lebih dari 0,1 mikron
(Anief. 2000).
Suspensi farmasi merupakan disperse kasar dimana padat tidak larut terdispersi
dalam medium cair. Suspensi dalam farmasi digunakan dalam berbagai cara antara lain
injeksi intramuskuler, tetes mata, oral, dan rektal. Suspensi oral dapat didefinisikan sebagai
preparat yang mengandung partikel obat yang terbagi secara halus di sebarkan secara
merata dalam pembawa dimana obat menunjukan kelarutan yang sangat minimum
(Fitriani, dkk. 2015).
Pengendapan suspensi farmasetika dari fase internal ditentukan oleh waktu.
Tingkat sedimentasi ini bergantung pada beberapa faktor seperti ukuran partiket dan fase
eksternal, perbedaan densitas antara fase eksternal kontinu dan fase eksternal diskontinu.
Selain itu pengendapan juga dipengaruhi oleh fiskositas fase kontinu (Ogaji, dkk. 2012).
Suspensi yang baik harus tetap homogen, paling tidak selama waktu yang
dibutuhkan untuk penuangan dan pemberian dosis setelah wadahnya di kocok. Secara
tradisional jenis-jenis suspensi farmasi tertentu diberikan tanda-tanda secara terpisah,
seperti mucilago, magma, jel, dan kadang-kadang aerosol, juga termasuk didalamnya
serbuk kering yang ditambah pembawa pada waktu hendak diberikan kepasien (Lachman
et al. 1994).
Jika suspensi memiliki beberapa bentuk garamnya, maka untuk suspensi digunakan
garam yang menunjukkan kelarutan terendah dalam fase cair. Bahan obat larut air hanya
dapat diracik men jadi suspensi dengan pelarut lipoid. Oleh Karena itu bahan obat tak larut
atau sukar larut diracik menjadi sediaan obat suspensi untuk memudahkan dalam
penggunaan secara peroral.maka suspensi, khususnya untuk pediatric sangat penting
artinya kemungkinan dilakukannya dalam perbaikan rasa, merupakan keuntungan yang
lain (Voight, 1984).
Penggunaan suspending agen bertujuan untuk meningkatkan viskositas dan
memperlambat proses pengendapan sehingga mengahasilkan suspensi yang stabil.
Suspensi stabil apabila zat yang tersuspensi tidak cepat mengendap harus terdispersi
kembali menjadi campuran yang homogen dan tidak terlalu kental agar mudah dituang
dari wadahnya. Salah satu suspensi agen sering digunakan dalam pembuatan sediaan
suspensi yaitu cmc (Anjani, dkk. 2011).
Stabilitas diartikan sebagai bahwa obat (bahan obat, sediaan obat) disimpan dalam
kondisi penyimpanan dan pengangkutnya tidak menunjukkan perubahan sama sekali atau
berubah dalam batas-batas yang diperoleh (Voight. 1984).
Suspensi farmasi secara termodinamika tidak stabil. System harus distabilkan
dengan cara menambahkan zat pensuspensi yang cocok. Sejumlah tanaman karet telah
digunakan sebagai pensuspensi dalam formulasi suspensi ada laporan tentang keberhasilan
penggunaan karet. Albizia zygin, abelmoschus sculentus polong mengandung gum telah
di temukan memiliki protein yang mengikat untuk persiapan tablet mucilago bosweilia
serrrata roxb (Senthil dan Sripreethi. 2011).
Penggunaan suspensi paracetamol untuk anak-anak dapat mengatasi tantangan ini
dan yang berkaitan dengan penggunaan yang tidak sesuai beberapa pelarut dalam preparasi
eliksir yang dihasilkan pasien. Adansonia gusi, seperti banyak gusi lainnya harus
menyediakan fungsi pengsuspensi untuk bubuk paracetamol dan indifusibel solid dalam
sebuah formulasi paracetamol pediatric (Ogaji, dkk. 2012).
Suspensi memiliki kelebihan dalam hal disintekgrasi dan kelarutan yang lebih baik
dibandingkan sediaan tablet. Umumnya suspensi yang tersedia dipasaran antara lain
antibiotic, atasida dan analgesik. Sebagian besar obat yang diformulasi dalam bentuk
suspensi oral telah diperkenalkan dipsaran, untuk menanggulangi masalah pengenceran yang
kurang tepat, terkait dalam keliruan ketika pelabelan (Ahmed. 2012).

Anda mungkin juga menyukai