Anda di halaman 1dari 2

Viskositas adalah suatu pernyataan tentang tahanan dari suatu cairan untuk mengalir.

Semakin tinggi viskositas, semakin besar tahanannya. Cairan sederhana dapat dijelaskan dalam
istilah absolut. Akan tetapi sifat-sifat rheology disperse heterogen lebih kompleks dan tidak
dapat dinyatakan dalam suatu satuan tunggal (Martin. 2008).
Viskositas atau kekentalan sebenarnya merrupakan gaya gesekan antara molekul-
molekul yang menyusun suatu fluida (fluida zat yang dapat mengalir, dalam hal ini zat cair dan
gas). Viskositas adalah gaya gesekan internal fluida. Jadi molekul- molekul yang membentuk
suatu fluida saling gesek-menggesek ketika fluida tersebut mengalir. Pada zat cair, viskositas
disebabkan karena adanya gaya kohesi (gaya Tarik menarik antara molekul sejenis). Sedangkan
dalam zat gas, viskositas disebabkan oleh tumbukan antar molekul (Rian. 2013).
Makin kental suatu cairan, makin besar gaya yang dibutuhkan untuk membuatnya
mengalir pada kecapatan tertantu. Viskositas dipersi koloid dipengaruhi oleh bentuk partikel
dari fase disperse dengan viskositas rendah, sedangkan sistem dispersi yang mengandung
koloid-koloid linier viskositasnya lebih tinggi. Hubungan antara bentuk dan viskositas
merupakan refleksi derajat solvasi dari pertikel (Respati, 1981).
Cairan mempunyai gaya gesek yang lebih besar untuk mengalir daripada gas. Viskositas
gas bertambah dengan naiknya temperature, sedang viskositas cair turun dengan naiknya
temperature. Koefisien viskositas gas pada tekanan tidak terlalu besar, tidak tergantung
tekanan, tetapi untuk cairan naik dengan naiknya tekanan (Martin, 2008).
Viskositas merupakan fungsi dari waktu yang artinya dengan bertambahnya waktu
viskositas semakin meningkat. Sifat ini penting diketahui sewaktu material cetak dicampur atau
saat dimasukkan ke dalam mulut karena viskositas material cetak konsistensinya light pada 5
menit setelah pencampuran akan sama dengan konsistensi regular pada 3 menit (Martin. 2008).
Adapun alat untuk mengukur viskositas dan rheologi suatu zat yaitu viscometer, dimana
ada dua jenis viscometer yaitu (Sinko. 2011):
1. Viscometer satu titik: viscometer ini bekerja pada satu titik kecepatan geser saja, sehingga
hanya dihasilkan satu titik pada rheogram. Alat ini hanya dapat digunakan untuk
menentukan viskositas cairan newton, yang termasuk ke dalam jenis alat ini yaitu
viscometer kapiler, viscometer bola jatuh, dan penetrometer.
2. Viscometer banyak titik: viscometer jenis ini pengukurannya dapat dilakukan pada
beberapa hanya kecepatan geser sehingga dapat diperoleh rheogram yang sempurna.
Viscometer jenis ini dapat digunakan untuk menentukan viskositas cairan newton maupun
cairan non newton, yang termasuk ke dalam jenis alat ini yaitu viscometer rotasi tipe
stromer, viscometer Brookfield and rotovisco.
Berdasarkan hokum newton tentang sifat aliran cairan, maka tipe aliran dibedakan
menjadi 2, yaitu cairan newton dan cairan non newton (Wiroatmojo. 1998):
1. Cairan Newton yaitu cairannya newton mengalir mengikuti aturan-aturan viskositas.
2. Cairan non Newton yaitu aturannya tidak mengikuti aturan viskositas. Cairan biasanya
memiliki ukuran molekul yang paling besar atau mempunyai struktur tambahan, misalnya
koloid. Untuk mengalirkan cairan bukan cairan newton sehingga diperlukan tambahan
gaya atau jika perlu memecah strukturnya.

Anda mungkin juga menyukai