Analisa Filsafat Ilmu Hegel PDF
Analisa Filsafat Ilmu Hegel PDF
Diajukan untuk memenuhi tugas Ujian Akhir Semester (UAS) Filsafat Ilmu
pada Departeman Akuntansi Program Studi Magister Akuntansi
Oleh
SUHADAK
NIM: 041924253019
PENDAHULUAN
Virus corona yang mewabah menjadi suatu bencana serius yang harus menjadi
perhatian pemerintah di seluruh belahan dunia dalam mengatasi virus tersebut untuk
meminimalisir penularannya. Virus corona telah menelan korban meninggal dunia
dan sakit akibat terjangkit virus tersebut yang terus meningkat, hal tersebut
menunjukkan suatu bahaya yang menjadi pusat perhatian untuk segera ditangani oleh
pemerintah dalam mengurangi korban jiwa. Oleh karena itu virus corona menjadi
pandemi di seluruh dunia termasuk di Indonesia.
Pandemi virus corona di Indonesia menjadi momen pihak tertentu menjadikan
salah satu isu yang diangkat ke publik dalam desakan pemakzulan Presiden RI Joko
Widodo (Jokowi) di tengah pandemi corona ini terkait penanganan pemerintah dalam
mengatasinya. Namun ada beberapa alasan selain penanganan virus corona yaitu
kenaikan iuran BPJS kesehatan, dan harga BBM tak kunjung turun saat harga
minyak mentah dunia mengalami penurunan. Berdasarkan berita yang ditulis oleh
Nurahaqi (2020) pada serikatnews.com isu pemakzulan presiden Jokowi didukung
oleh adanya polemik diskusi pemecatan presiden yang digelar oleh Constitutional
Law Society (CLS) atau Komunitas Hukum Tata Negara Fakultas Hukum UGM,
namun acara tersebut gagal akibat terdapat teror atau ancaman bagi panitia dan
narasumber oleh orang tak dikenal bila diskusi yang bertajuk „Persoalan Pemecatan
Presiden di Tengah Pandemi Ditinjau dari Sistem Ketatanegaraan‟ tetap
dilaksanakan.
Teror yang ditujukan kepada panitia dan narasumber yang berujung pada
pembatalan diskusi yang diselenggarakan oleh CLS mendapat respon dari Hendri
santrio (Pengamat komunikasi politik) yang dilansir pada (Tribunmanado.co.id)
menyatakan bahwa isu kebebasan tidak pernah menjadi fokus utama mantan wali
kota Solo itu. Hendri menyinggung kasus pemecatan anggota TNI Ruslan Buton,
karena mendesak sang presiden mundur dari jabatan, menurutnya terdapat
pertanyaan besar, misalnya sebelumnya ada Ruslan Buton, kemudian ada case UGM
terkait diskusi pemecatan presiden. Hal tersebut lantas menjadi sorotan Hendri
bahwa terdapat indikasi pengebirian demokrasi dan kritik-kritik yang membangun di
era pemerintahan Jokowi yang secara umum presiden memiliki kuasa dalam
meminimalisir pembungkaman melalui jajaran pemerintahannya. Padahal dalam
konstitusi UUD NKRI sudah disinggung bagaimana kebebasan masyarakat dalam
berpendapat dan mengkritik.
Kebebasan berpendapat yang termuat dalam amanat Konstitusi UUD NKRI
Tahun 1945 Pasal 28E ayat (3) yang ditulis oleh Nurahaqi (2020) pada
serikatnews.com bahwa “jika rakyat merasa presiden tidak layak lagi untuk
mengemban sebuah jabatan presiden”, maka rakyat berhak meminta presiden
tersebut mundur atau dimakzulkan. Upaya tersebut dapat dengan cara mendesak,
mengkritik, atau meminta Presiden mundur dari jabatannya adalah sebuah bentuk
dari hak aspirasi masyarakat, maka rakyat berhak meminta presiden tersebut mundur
atau dimakzulkan (diberhentikan). Terlebih lagi mengenai kedaulatan negara
Indonesia ada di tangan rakyat dan presiden dipilih oleh rakyat. Namun demokrasi
yang dilayangkan oleh pemerintah ke masyarakat umum seperti dalam penjara yang
harus patuh dan tunduk pada aparat, hak berpendapat hampir tidak ada lagi dalam hal
megkritik pemerintah.
Berdasarkan masalah yang bersumber dari portal berita online diatas
bagaimana ilmu filsafat berusaha memahami hakikat dan realitas sebagai dasar
berfikir kritis atas fenomena yang terjadi saat ini. Sebagai ilmu kritis, filsafat tidak
pernah puas dengan informasi yang secara kontekstual belum dapat
dipertanggungjawabkan sebagai informasi yang valid dan tidak pernah memberikan
sesuatu hal telah selesai. Oleh karena itu pandangan filsuf terhadap isu pemakzulan
presiden Republik Indonesia melalui pemikirannya menjadikan sarana sebagai
berfikir kritis yang akan memberikan pandangan lebih luas dan mengkaji pada
hakikat masalah agar memberikan wawasan yang mendetail dan memahami akar
masalah yang diangkat ke publik sebagai sebuah hasil pengkajian yang akan
memberikan kebijaksanaan dalam berfikir. Salah satu pemikiran filsuf yang relevan
terhadap permasalahan tersebut adalah George Wilhelm Fredrich Hegel.
George Wilhelm Fredrich Hegel yang sering disebut Hegel merupakan salah
satu dari filsuf barat yang menonjol dengan pengaruhnya yang begitu besar sampai
ke laur jerman. Kemudian melalui proses dialektika dinamis dari pemikirannya yang
tidak pernah berhenti dan menjangkau seluruh sendi kehidupan manusia yang
kompleks sebagai proses “tesis-antitesis-sintesis. Maka bersumber dari isu yang
beredar dari media-media terkait isu pemakzulan presiden Jokowi menjadi suatu hal
yang penting dikaji secara mendalam untuk mengetahui hakikat informasi melalui
berfikir kritis.
PEMBAHASAN
Isu pemakzulan presiden Republik Indonesia Jokowi pada masa pandemi saat
ini menjadi sebuah delima bagi negara, dimana saat ini negara memiliki tugas berat
dalam penanganan wabah yang melanda Indonesia agar dapat meminimalisir
penularannya. Namun adanya pandemi virus corona ini menjadi sebuah momen
kritik keras oleh beberapa masyarakat atas penanganan pemerintah yang kunjung
memburuk dengan meningkatnya daerah terdampak dan masyarakat yang tertular.
Isu tersebut diperkuat dengan isu-isu lain untuk memberikan semua doktrin
masyarakat agar pemakzulan presiden menjadi sebuah gagasan yang bisa
terealisasikan. Pada kenyataannya masih terdapat pro kontra terhadap isu
pemakzulan presiden dilihat dari berbagai aspek masalah.
Pro kontra dalam sebuah isu menjadikan sebuah bahan pemikiran yang dapat
dikaji secara mendetail bagaimana akar masalah untuk mewujudkan kebijksanaan
dalam menghadapi isu-isu yang kurang dapat dipertanggungjawabkan kebenerannya.
Oleh karena itu perlu kajian lanjut dengan mengambil refrensi pemikiran filsuf yang
sudah diakui kapabilitas dengan pemikirannya yang menjadi sebuah sumber dan
dasar pengkajian untuk mewujudkan sif.at kritis dalam berfikir. George Wilhelm
Fredrich Hegel salah satu filsuf yang pemikirannya relevan dalam mengkaji isu
pemakzulan Presiden Indonesia yang menjadi polemik saat ini.
b. Antitesis: Oleh karena itu dari sebagian permasalahan yang secara rasio dan
terdapat konradiksi yang terus berkembangan menjadikan presiden Jokowi
mendapat desakan, kritik, dan meminta Presiden mundur dari jabatannya sebagai
bentuk aspirasi masyarakat atas ketidak mampuan presiden menangani beberapa
kondisi dan membuat keresahan masyarakat umum, khususnya kalangan
menengan ke bawah yang semakin sulit untuk bertahan hidup normal. Bahkan
diskusi pemecatan presiden yang akan digelar oleh Constitutional Law Society
(CLS) atau Komunitas Hukum Tata Negara Fakultas Hukum UGM menjadi
antitesis yag serius untuk melaksanakan pemecatan presiden, namun acara
tersebut gagal akibat terdapat teror atau ancaman bagi panitia dan narasumber
oleh orang tak dikenal.
Antitesis yang lain bersumber dari berita harian kompas yang disajikan oleh
Dirhantoro (2020) yaitu Ruslan Buton, Mantan Angakatan Darat yang juga
Panglima Serdadu Eks Trimatra Nusantara menulis surat terbuka untuk Presiden
Jokowi. Salah satu poin dari surat tersebut adalah meminta orang nomor satu di
republik ini untuk mundur dari tahta kepresidenan. Bila tidak segera mundur, kata
Ruslan, bukan tak mungkin bakal terjadi gelombang gerakan revolusi rakyat dari
seluruh elemen masyarakat.
c. Sintesis: Sintesis ini akan terwujud apabila pemakzulan presiden Jokowi dapat
terealisasi. Seandainya pemecatan dan mundurnya presiden mengalami
kendaladan konflik yang diangkat menjadi sebuah kebutuhan oleh masyarakat
untuk dapat memperjuangankan haknya, yang dianggap pada era Jokowi terdapat
keanehan dan keberpihakan terhadap segenlintir orang. Bisa jadi hal tersebut
menjadi sebuah permasalahan serius dan terdapat kemungkinan terjadi gelombang
gerakan revolusi rakyat dari seluruh elemen masyarakat dari isi surat terbuka
Ruslan Buton terhadap Jokowi dari keterangan antitesis diatas.
Berdasarkan analisa isu pemakzulan presiden Republik Indonesia dari
pemikiran filsuf Hegel melalu dialektika tiga fase (tesis, Anti tesis dan sintesis) dapat
diilustrasikan dalam gambar berikut:
Gambar:
Ilustrasi Dialektika Hegel dari Isu Pemakzulan Presiden Jokowi
PENUTUP
Berdasarkan penjelasan diatas terkait pemakzulan presiden Jokowi masih
berhenti pada isu-isu yang memiliki tujuan meruntuhkan pemerintahan Jokowi yang
banyak dikaitkan isu-isu yang secara rasional masuk akal seperti penanganan corona.
Namun masih belum signifikan secara data aktual yang seharusnya disajikan untuk
membuat suatu antitesis yang diterima oleh masyarakat luas. Terkait isu pemakzulan
yang beredar sangat relevan untuk dikaji menggunakan pemikiran Hegel dengan tiga
fase dialektikanya (tesis, antitesis, dan sintesis). Masalah pemakzulan yang dikaitkan
dengan minimnya penanganan pemerintah terhadap pandemic corona dengan isu-isu
yag lain dalam mendukungnya sebagai tesis. Isu pemakzulan yang didukung dengan
adanya wacana diskusi pemecatan dan surat terbuka mantan Angakatan Darat yang
juga Panglima Serdadu Eks Trimatra Nusantara agar Jokowi mengundurkan diri dari
jabatan presiden sebagai antitesis. Kemudian memiliki potensi menjadi sintesis jika
semua antitesis dapat mendoktrin dan terdapat gerakan yang mendesak terhadap
pemecatan presiden.
DAFTAR PUSTAKA
Anhari, i. (2020). Jokowi Ngawur, Warga Dilarang Mudik Kok 500 TKA China
Diizinkan Masuk. Retrieved from
https://politik.rmol.id/read/2020/04/29/432611/jokowi-ngawur-warga-
dilarang-mudik-kok-500-tka-china-diizinkan-masuk
Dirhantoro, T. (2020). Viral Mantan Anggota TNI Ruslan Buton Tulis Surat Terbuka
Minta Jokowi Mundur dari Jabatannya. Retrieved from
https://www.kompas.tv/article/83742/viral-mantan-anggota-tni-ruslan-buton-
tulis-surat-terbuka-minta-jokowi-mundur-dari-jabatannya