OLEH :
DENNY SOLAIMAN
R1C116098
KENDARI
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
ini. Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN………………………………………...………………….4
1.1 Latar Belakang………………………………………………………………….4
1.2 Rumusan Masalah………………………………………………………..……5
1.3 Tujuan…………………………………………………………………….……..5.
BAB II ISI…………………………………………………………………………….6
2.1 Kalsit……………………………………………………………………. ………6
2.2 Marmer………………………………………………………………… ……….8
2.3 Batu Sabak (Slate)…………………………………………………..………..10
2.4 Kuarsit………………………………………………………………..…………12
2.5 Grafit………………………………………………………………..…………..13
2.6 Mika………………………………………………………………..…………...14
2.7 Wolastonit……………………………………………………….……………..17
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………….20
BAB I
PENDAHULUAN
menjadi beberapa jenis yaitu : bahan galian berdasarkan dengan batuan sedimen,
bahan galian berdasarkan dengan batuan gunung api, bahan galian berdasarkan
Bahan galian ini dapat diperoleh secara langsung dari alam. Proses
pengambilan bahan galian ini pun dapat dilakukan secara manual dengan
Bahan galian ini digunakan dalam industri, sebagai bahan baku dalam suatu
ISI
Yang termasuk dalam kelompok mineral industri yang berkaitan dengan batuan
metamorf adalah kalsit, marmer, batu sabak, kuarsit, grafit, mika dan wolastonit.
2.1 KALSIT
Kalsit merupakan mineral kalsium karbonat yang murni. Jenis mineral ini terjadi
karena penghabluran kembali larutan batu gamping akibat pengaruh air tanah/hujan.
Endapan kalsit diketemukan berupa pengisian rongga, tekanan dan kekar, sehingga
cara terbentuknya dan sifat batu gamping klastik maupun batu gamping non klastik,
kemungkinan dijumpai endapan kalsit sangat besar didaerah batu gamping non
sehingga terbentuk rekahan dimana endapan kalsit berada. Oleh sebab itu pada
penyebarannya.
Selain karena proses penghabluran kembali, kalsit juga dapat terbentuk karena
proses metamorfose kontak atau regional pada batu gamping yang diterobos oleh
batuan beku. Kalsit dapat pula terbentuk akibat proses metamorfose temperatur
rendah dan berasosiasi dengan senyawa sulfida. Mineral kalsit dengan rumus kimia
jenis 2,71, system Kristal heksagonal, mempunyai warna bervariasi, yang murni
tidak berwarna (colorless), putih, coklat, kuning atau kehijauan. Warna tersebut
akibat kontaminasi mineral lain misalnya oksida besi (coklat-kemerahan), mangaan
(coklat kehitaman).
2.2 MARMER
Disebut pula sebagai marble, batu pualam, hasil proses metamorfose kontak
atau regional dari jenis batu gamping. Oleh sebab itu jenis dari marmer sangat
tergantung dari jenis batuan asal. Warna asli marmer adalah putih, tetapi terdapat
warna pengotor yang justru membuat marmer menjadi menarik. Mineral pengotor
antara lain grafit memberi warna hitam-coklat, pyrit, ilmenit memberi warna coklat-
kemerahan. Kadang-kadang didapatkan juga dalam jurnlah sedikit mineral lain yaitu
wolastonite, visuvianite, forsterite, talk, brucit, serpentin dan periklas. Disamping itu
tingkat metamorfose dari tingkat rendah hingga tinggi berawal dari zeolite facies
hingga granulite facies dan ini tampak pada sayatan petrografi. Berdasarkan atas
kegunaannya marmer dibagi menjadi 2 jenis yaitu marmer ordinario untuk bangunan
dan marmer statuario untuk seni pahat. Marmer apabila digergaji dan dipoles
pola tekstur, bentuk penggunaan dan teknik polesan (polishing). Disamping itu
retakan rambut sering terjadi pada marmer yang sudah dipoles dan ini akan
rambut, cairan berwarna akan merembes lewat pori-pori yang halus. Marmer tidak
tahan terhadap asam/air hujan. Oleh sebab itu bahan yang terbuat dari marmer
segoyahnya terhindar dari sinar matahari atau air hujan agar polesan tahan lama.
2.3 BATU SABAK (SLATE)
Batu sabak (batu tulis), penamaan didasarkan pada salah satu kegunaanya,
yaitu dapat dipergunakan untuk menulis. Batu sabak merupakan batuan malihan
yang berasal dari lempung atau serpih yang mengalami metamorfose regional
ataupun metamorfose kontak tingkat rendah – medium yang dicirikan oleh fasies
hornfels – subfasies hornblende hornfel. Ciri utama dari batu sabak bidang belahnya
struktur sekistos, dengan mineral utama mika (termasuk muskovit, biotit), pegmatit,
andalusit, warna mengarah kewarna gelap, mengkilat. Jenis batuan ini akan
mengalami rekristalisasi pada suhu 500°C atau, pada tekanan + 2,5 kilobar. Dari
hasil analisa teliti batu sabak di Indonesia tersusun oleh mineral kuarsa
(30%),illite(27%), serisit (10%), kalsit (10%), plagioklas (6%), klorit (5%) dolomit
(4%), grafit (2,5%), dan rutil (0,5%). Kandungan mineral tersebut sangat ditentukan
oleh batuan asal. Dan kandungan mineral tersebut mempengaruhi warna batu
sabak, dengan warna abu-abu sampai hitam karena grafit. Merah dan violet karena
2.4 KUARSIT
regional. Batuan ini akan mengalami kristalisasi pada temperatur minimum 800° C
atau pada tekanan 5,5 kilobar. Kuarsit terbentuk dari batuan sedimen yang banyak
mengandung mineral kuarsa yaitu jenis arkose atau pegmatit, orthoquarzite, jasper,
flint, batuan beku lainnya. Kuarsa yang ada dapat pula merupakan hasil rombakan
batuan beku asam antara lain aplit dan pegmatit. Kuarsit yang murni berwarna putih,
tekstur granoblastik, dan kadangkadang sakaroidal, struktur masii foliasi atau
mengakibatkan warna gelap. Sifa-sifat fisik dari kuarsit tidak jauh berbeda dengan
kuarsa.
2.5 GRAFIT
tipis yang terlepas, struktur opaque pada umumnya berwarna hitam. Grafit
merupakan dimorphisme dari intan, tetapi mempunyai tingkat kekerasan rendah (1-
2), berat jenis 2,23, belahan baik/jelas apabila diraba terasa berminyak. Grafit tidak
terbakar dan tidak mudah larut dalam air. Grafit terbentuk pada metamorfose tingkat
tinggi dari batuan yang mengandung zat kristal, dapat terjadi pula karena proses
magmatisme antara lain pada mineral dan juga terdapat pada hidrotermal vein.
Grafit sangat umum didapatkan dalam granit, sekis, genis, mika sekis ataupun batu
gamping kristalin.
2.6 MIKA
Mika merupakan nama sekumpulan mineral yang terdiri dari muskovit (K-mika
seperti sisik merupakan masa yang berlapis-lapis tipis. Warna putih keperakan, putih
atau kuning, kadang-kadang warnanya coklat akibat kontaminasi hematit atau rutil.
Sifat fisik berlapis tipis, kekerasan 2-2,25, berat jenis 2,76-2,88, fleksible dan elastis,
tidak larut dalam asam, tetapi sulit terbakar. Muscovit merupakan mineral yang
sangat umum pada batuan beku dalam yang kaya akan aluminium (misalnya
green schist dan amphibolite facies), kadang dijumpai pada batupasir ataupun
batuan yang mengalami diagenesa antara lain pada batupasir atau napal.
bersisik, warna cerah hingga hijau, kekerasan 2-2,25, berat jenis 2,88, mudah
terbakar dan mudah larut dalam larutan asam. Mineral ini terdapat pada batuan
metamorfose tingkat menengah antara lain sekis, berasosiasi dengan biotit, dijumpai
warna coklat muda atau kuning, kadang-kadang menunjukan foliasi, lunak yang
tingkat kekerasan 2,5-3, ringan dengan berat jenis 2,86, belahan jelas, fleksible,
mutiara, sulit terbakar, larut dalarn asam sultat (sedang muskovit tidak larut). Jenis
mineral ini dijumpai pada batuan metamorfose tingkat menengah-tinggi yang kaya
magnesium (antara lain dolomit. Peridotit yang mengalarni alterasi dan batuan
serpentinit. Juga didapatkan pada batuan kinrberlite, batu garnping yang terkena
Biotite, warna hitam, coklat atau hijau tua, umumnya merupakan lembaran-
lembaran agregat, Iunak dengan tingkat kekerasan 2.5-3 cukup berat dengan berat
jenis 2,8-3.2, belahan jelas tetapi kecil-kecil, fleksible, elastis, transparan, agak sulit
terbakar. Larut dalam asam sulfat setelah dipanaskan. Mineral ini sangat umum
pada batuan beku (rnisalnya pegmatite, granit). Batuan sedirnen ataupun pada
batuan metamorf.
ringan dengan berat jenis 2,8-2,9, belahan jelas, fleksible, elastis, mudah terbakar,
tidak larut dalam asam. Jenis mineral ini didapatkan pada pegrnatit, pada rekahan di
greisen (batuan beku yang mengalami alterasi oleh cairan yang mengandung gas)
2.7 WOLASTONIT
CaO = 48,3% dan SiO2 = 51,7%, mempunyai bentuk kirstal triklin, jarang berbentuk
pipih, pada umumnya berserat, seperti jarum atau merupakan masa yang
mempunyai pola radier, warna abu-abu ataupun tidak berwarna, tingkat kekerasan
4,5-5, berat jenis 2,8-3,09, belahan jelas yang memberikan warna mutiara, seperti
sutera dalam bentuk serat, larut dalam asam kuat, mudah terbakar. Jenis mineral ini
terdapat pada batu gamping yang mengalami metamorfose kontak ataupun yang
mengenai batuan napal. Disamping itu dijumpai pula pada batuan tersebut yang
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat saya ambil dari makalah ini adalah sebagai berikut :
3.2 Saran
Sukandarrumidi, 2009. Bahan Galian Industri. Gadjah Mada University Press hal.
219-226, Yogyakarta.