Anda di halaman 1dari 12

TUGAS 3 (FINAL)

MINERAL INDUSTRI YANG BERKAITAN DENGAN BATUAN METAMORF

OLEH :

DENNY SOLAIMAN
R1C116098

JURUSAN TEKNIK GEOLOGI

FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-

Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Mineral

Industri yang Berkaitan dengan Batuan Metamorf ini tepat pada waktunya.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah

membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah

ini. Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna.

Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi

kesempurnaan makalah ini.

Kendari, 05 Mei 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………………………………………………………………ii

DAFTAR ISI ………………………………………………………………………..iii

BAB I PENDAHULUAN………………………………………...………………….4
1.1 Latar Belakang………………………………………………………………….4
1.2 Rumusan Masalah………………………………………………………..……5
1.3 Tujuan…………………………………………………………………….……..5.

BAB II ISI…………………………………………………………………………….6
2.1 Kalsit……………………………………………………………………. ………6
2.2 Marmer………………………………………………………………… ……….8
2.3 Batu Sabak (Slate)…………………………………………………..………..10
2.4 Kuarsit………………………………………………………………..…………12
2.5 Grafit………………………………………………………………..…………..13
2.6 Mika………………………………………………………………..…………...14
2.7 Wolastonit……………………………………………………….……………..17

BAB III PENUTUP…………………………………………………………………19


3.1 Kesimpulan…………………………………………………….………………19
3.2 Saran………………………………………………………….………………..19

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………….20
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bahan galian industri dapat ditentukan berdasarkan asal bahan tersebut

didapat. Berdasarkan sumbernya bahan galian tersebut dapat diklarifikasikan

menjadi beberapa jenis yaitu : bahan galian berdasarkan dengan batuan sedimen,

bahan galian berdasarkan dengan batuan gunung api, bahan galian berdasarkan

ubahan hidrothermal dan bahan galian berdasarkan batuan metamorf.

Bahan galian ini dapat diperoleh secara langsung dari alam. Proses

pengambilan bahan galian ini pun dapat dilakukan secara manual dengan

menggunakan alat seadanya atau dengan menggunakan alat seadanya atau

dengan menggunakan alat yang lengkap.

Bahan galian ini digunakan dalam industri, sebagai bahan baku dalam suatu

proses industri kimia.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari makalah ini adalah :

1. Mineral industri apa saja yang berkaitan dengan batuan metamorf ?


BAB II

ISI

Yang termasuk dalam kelompok mineral industri yang berkaitan dengan batuan

metamorf adalah kalsit, marmer, batu sabak, kuarsit, grafit, mika dan wolastonit.

2.1 KALSIT

Kalsit merupakan mineral kalsium karbonat yang murni. Jenis mineral ini terjadi

karena penghabluran kembali larutan batu gamping akibat pengaruh air tanah/hujan.

Endapan kalsit diketemukan berupa pengisian rongga, tekanan dan kekar, sehingga

jumlahnya tidak banyak karena sifatnya setempat-setempat. Mempertimbangkan

cara terbentuknya dan sifat batu gamping klastik maupun batu gamping non klastik,

kemungkinan dijumpai endapan kalsit sangat besar didaerah batu gamping non

klastik. Kemungkinan akan menjadi bertambah besar tentang keberadaan endapan

kalsit apabila batu gamping non klastik mengalami proses perlipatan/tektonik

sehingga terbentuk rekahan dimana endapan kalsit berada. Oleh sebab itu pada

umumnya didapatkannya kalsit berkelompok mungkin dapat luas ataupun sempit

penyebarannya.

Selain karena proses penghabluran kembali, kalsit juga dapat terbentuk karena

proses metamorfose kontak atau regional pada batu gamping yang diterobos oleh

batuan beku. Kalsit dapat pula terbentuk akibat proses metamorfose temperatur

rendah dan berasosiasi dengan senyawa sulfida. Mineral kalsit dengan rumus kimia

CaCO3 dipergunakan sebagai skala kekerasan Mohs berderajad 3, dengan berat

jenis 2,71, system Kristal heksagonal, mempunyai warna bervariasi, yang murni

tidak berwarna (colorless), putih, coklat, kuning atau kehijauan. Warna tersebut
akibat kontaminasi mineral lain misalnya oksida besi (coklat-kemerahan), mangaan

(coklat kehitaman).

2.2 MARMER

Disebut pula sebagai marble, batu pualam, hasil proses metamorfose kontak

atau regional dari jenis batu gamping. Oleh sebab itu jenis dari marmer sangat

tergantung dari jenis batuan asal. Warna asli marmer adalah putih, tetapi terdapat

warna pengotor yang justru membuat marmer menjadi menarik. Mineral pengotor

antara lain grafit memberi warna hitam-coklat, pyrit, ilmenit memberi warna coklat-

kemerahan. Kadang-kadang didapatkan juga dalam jurnlah sedikit mineral lain yaitu

dolomit, kuarsa, mika, khlorit, plagioklas, epidote, diopsid, piroksen, tremolit,

wolastonite, visuvianite, forsterite, talk, brucit, serpentin dan periklas. Disamping itu

tingkat metamorfose dari tingkat rendah hingga tinggi berawal dari zeolite facies

hingga granulite facies dan ini tampak pada sayatan petrografi. Berdasarkan atas

kegunaannya marmer dibagi menjadi 2 jenis yaitu marmer ordinario untuk bangunan

dan marmer statuario untuk seni pahat. Marmer apabila digergaji dan dipoles

menunjukkan gambaran yang bervariasi dan dikenal dengan istilah tekstur.

Keindahan marmer sangat ditentukan oleh tekstur, arah pemotongan terhadap

pola tekstur, bentuk penggunaan dan teknik polesan (polishing). Disamping itu

retakan rambut sering terjadi pada marmer yang sudah dipoles dan ini akan

menurunkan kualitas marmer. Untuk mengetahui adanya retakan rambut pada

permukaan marmer ditetesi dengan cairan berwarna. Apabila terdapat retakan

rambut, cairan berwarna akan merembes lewat pori-pori yang halus. Marmer tidak

tahan terhadap asam/air hujan. Oleh sebab itu bahan yang terbuat dari marmer

segoyahnya terhindar dari sinar matahari atau air hujan agar polesan tahan lama.
2.3 BATU SABAK (SLATE)

Batu sabak (batu tulis), penamaan didasarkan pada salah satu kegunaanya,

yaitu dapat dipergunakan untuk menulis. Batu sabak merupakan batuan malihan

yang berasal dari lempung atau serpih yang mengalami metamorfose regional

ataupun metamorfose kontak tingkat rendah – medium yang dicirikan oleh fasies

hornfels – subfasies hornblende hornfel. Ciri utama dari batu sabak bidang belahnya

(cleavage) dengan tekstur lepidoblastik – granoblastik, kadang-kadang poikiloblastik,

struktur sekistos, dengan mineral utama mika (termasuk muskovit, biotit), pegmatit,

andalusit, warna mengarah kewarna gelap, mengkilat. Jenis batuan ini akan

mengalami rekristalisasi pada suhu 500°C atau, pada tekanan + 2,5 kilobar. Dari

hasil analisa teliti batu sabak di Indonesia tersusun oleh mineral kuarsa

(30%),illite(27%), serisit (10%), kalsit (10%), plagioklas (6%), klorit (5%) dolomit

(4%), grafit (2,5%), dan rutil (0,5%). Kandungan mineral tersebut sangat ditentukan

oleh batuan asal. Dan kandungan mineral tersebut mempengaruhi warna batu

sabak, dengan warna abu-abu sampai hitam karena grafit. Merah dan violet karena

hematit, warna hijau karena klorit atau oksida besi.

2.4 KUARSIT

Komposisi utama adalah mineral kuarsa yang mengalami metamorfose

regional. Batuan ini akan mengalami kristalisasi pada temperatur minimum 800° C

atau pada tekanan 5,5 kilobar. Kuarsit terbentuk dari batuan sedimen yang banyak

mengandung mineral kuarsa yaitu jenis arkose atau pegmatit, orthoquarzite, jasper,

flint, batuan beku lainnya. Kuarsa yang ada dapat pula merupakan hasil rombakan

batuan beku asam antara lain aplit dan pegmatit. Kuarsit yang murni berwarna putih,
tekstur granoblastik, dan kadangkadang sakaroidal, struktur masii foliasi atau

sekistose tergantung banyaknya mineral pipih. Kehadiran mineral lain sebagai

kontaminan menyebabkan perubahan warna misalnya adanya mineral biotit, grafit

mengakibatkan warna gelap. Sifa-sifat fisik dari kuarsit tidak jauh berbeda dengan

kuarsa.

2.5 GRAFIT

Grafit merupakan native elements dengan komposisi C (carbon). Sistem kristal

dari grafit adalah hexagonal, merupakan massa berfoliasi atau lembaran-lembaran

tipis yang terlepas, struktur opaque pada umumnya berwarna hitam. Grafit

merupakan dimorphisme dari intan, tetapi mempunyai tingkat kekerasan rendah (1-

2), berat jenis 2,23, belahan baik/jelas apabila diraba terasa berminyak. Grafit tidak

terbakar dan tidak mudah larut dalam air. Grafit terbentuk pada metamorfose tingkat

tinggi dari batuan yang mengandung zat kristal, dapat terjadi pula karena proses

magmatisme antara lain pada mineral dan juga terdapat pada hidrotermal vein.

Grafit sangat umum didapatkan dalam granit, sekis, genis, mika sekis ataupun batu

gamping kristalin.

2.6 MIKA

Mika merupakan nama sekumpulan mineral yang terdiri dari muskovit (K-mika

= Kal2 (AlSi3)O10(OH)2 = hydrous aluminium silicate), muskovit (var. fuchsite =

K(Al,Cr)2(AlSi3)O10(OH)2 = hydrous aluminium silicate), phlogopite (Mg-mika) =

K(Mg,Fe)3 (AlSi3)3O10(F,OH)2 = hydrous aluminium silicate), biotite (Mg-Fe-mika)

= K(Mg,Fe)3(Al,Fe)Si3O10 (OH,F)2 = hydrous aluminium silicate, Lepidolite (Li-

mika) = K(Li,Al)3 (Si,Al)4O10(F,OH)2 = hydrous lithium aluminium silicate.


Muscovit pada umumnya memberi kenampakan pipih (tabular), berfoliasi,

seperti sisik merupakan masa yang berlapis-lapis tipis. Warna putih keperakan, putih

atau kuning, kadang-kadang warnanya coklat akibat kontaminasi hematit atau rutil.

Sifat fisik berlapis tipis, kekerasan 2-2,25, berat jenis 2,76-2,88, fleksible dan elastis,

tidak larut dalam asam, tetapi sulit terbakar. Muscovit merupakan mineral yang

sangat umum pada batuan beku dalam yang kaya akan aluminium (misalnya

pegmatit dan granit), batuan metamorfose tingkat rendah-menengah-tinggi (misalnya

green schist dan amphibolite facies), kadang dijumpai pada batupasir ataupun

batuan yang mengalami diagenesa antara lain pada batupasir atau napal.

Muscovit (var. fuchsite), memperlihatkan kenampakan sangat tipis, seperti

bersisik, warna cerah hingga hijau, kekerasan 2-2,25, berat jenis 2,88, mudah

terbakar dan mudah larut dalam larutan asam. Mineral ini terdapat pada batuan

metamorfose tingkat menengah antara lain sekis, berasosiasi dengan biotit, dijumpai

pula pada marmer yang berasal dari dolomit atau calcshist.

Phlogopite merupakan bentukan pipih pernah didapatkan berdiameter 2 m,

warna coklat muda atau kuning, kadang-kadang menunjukan foliasi, lunak yang

tingkat kekerasan 2,5-3, ringan dengan berat jenis 2,86, belahan jelas, fleksible,

elastis, lembaran yang transparan memantulkan/menimbulkan warna/kilat seperti

mutiara, sulit terbakar, larut dalarn asam sultat (sedang muskovit tidak larut). Jenis

mineral ini dijumpai pada batuan metamorfose tingkat menengah-tinggi yang kaya

magnesium (antara lain dolomit. Peridotit yang mengalarni alterasi dan batuan

serpentinit. Juga didapatkan pada batuan kinrberlite, batu garnping yang terkena

kontak metamorfose, dan pada batuan industri.

Biotite, warna hitam, coklat atau hijau tua, umumnya merupakan lembaran-

lembaran agregat, Iunak dengan tingkat kekerasan 2.5-3 cukup berat dengan berat
jenis 2,8-3.2, belahan jelas tetapi kecil-kecil, fleksible, elastis, transparan, agak sulit

terbakar. Larut dalam asam sulfat setelah dipanaskan. Mineral ini sangat umum

pada batuan beku (rnisalnya pegmatite, granit). Batuan sedirnen ataupun pada

batuan metamorf.

Lepidolite, bentuk pipih-pipih kecil, warna oranye, kekerasan 2,5-4, ndustry

ringan dengan berat jenis 2,8-2,9, belahan jelas, fleksible, elastis, mudah terbakar,

tidak larut dalam asam. Jenis mineral ini didapatkan pada pegrnatit, pada rekahan di

greisen (batuan beku yang mengalami alterasi oleh cairan yang mengandung gas)

berasosiasi dengan spodumene, ambiligonite dan lainnyaa.

2.7 WOLASTONIT

Wolastonit dengan rumus kimia CaSiO3 (apabila murni mempunyai komposisi

CaO = 48,3% dan SiO2 = 51,7%, mempunyai bentuk kirstal triklin, jarang berbentuk

pipih, pada umumnya berserat, seperti jarum atau merupakan masa yang

mempunyai pola radier, warna abu-abu ataupun tidak berwarna, tingkat kekerasan

4,5-5, berat jenis 2,8-3,09, belahan jelas yang memberikan warna mutiara, seperti

sutera dalam bentuk serat, larut dalam asam kuat, mudah terbakar. Jenis mineral ini

terdapat pada batu gamping yang mengalami metamorfose kontak ataupun yang

mengenai batuan napal. Disamping itu dijumpai pula pada batuan tersebut yang

terkena metamorfose regional dengan tekanan rendah.


BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat saya ambil dari makalah ini adalah sebagai berikut :

 Mineral industri yang berkaitan dengan batuan metamorf yaitu : Kalsit,

Marmer, Batu Sabak (Slate), Kuarsit, Grafit, Mika, Wolastonit.

3.2 Saran

Dalam makalah ini tidak memiliki saran apapun.


DAFTAR PUSTAKA

Sukandarrumidi, 2009. Bahan Galian Industri. Gadjah Mada University Press hal.

219-226, Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai