Anda di halaman 1dari 25

KONSEP DASAR INOVASI PENDIDIKAN

Makalah
Ditulis untuk memenuhi tugas mata kuliah Inovasi Pendidikan
Dosen pengampu: Abdur Rofik M.,M.Pd

Oleh : Kelompok 1
Jefri
Setyo yugo pratikno
Saiful ulum
Uais abi baihaki

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU KEISLAMAN UNIVERSITAS ISLAM

RADEN RAHMAT MALANG

2020
KATA PENGANTAR

Tiada kata yang patut diungkapkan selain kata puja dan puji syukur
kehadirat Allah swt yang telah memberikan nikmat sehat, nikmat iman sehingga
penyusunan makalah ini dapat terselesaikan dengan baik. Sholawat dan salam
tercurahkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad saw, para sahabatnya
dan para pengikunya hingga akhir zaman.
Dengan terselesainya malakah ini, kami mengucapkan terima kasih kepada
Bapak Abdur Rofik M.,M.Pd selaku dosen pengampu dalam mata kuliah
Inovasi Pendidikan yang penuh pengabdian memberikan bimbingan kepada
kami sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan baik. Dan kami
berterima kasih juga kepada teman-teman yang telah membatu kami dalam
menyusun makalah ini.
Kami pun menyadari bahwa penulisan makalah ini masih memiliki
kekurangan dari segi apapun dan hanya merupakan karya kecil dari ilmu
pengetahuan di dunia ini. Kami harap agar mendapatkan manfaat dan penalaman
serta pemahaman yang lebih mendalam tentang pendidikan.

Malang, 01 Oktober 2020

Kelompok I

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................i
DAFTAR ISI...............................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................1
A. Latar Belakang .......................................................................1
B. Rumusan Masalah ..................................................................1
C. Tujuan Masalah .....................................................................2
BAB II PEMBAHASAN ..........................................................................3
A. Pengertian Inovasi Pendidikan dan Pembelajaran..................3
B. Tujuan Inovasi Pendidikan.....................................................4
C. Masalah Pendidikan Sebagai Sumber Inovasi........................6
D. Faktor-Faktor Yang Perlu Diperhatikan Dalam Inovasi
Pendidikan..............................................................................7
E. Proses Inovasi Pendidikan......................................................9
F. Strategi Inovasi Pendidikan....................................................14
BAB III PENUTUP ...................................................................................21
Kesimpulan ...........................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................22

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan adalah merupakan salah satu penentu dalam meningkatkan
kemajuan dan peradaban suatu bangsa. Melalui pendidikan dapat menjadikan
masyarakat yang cerdas memiliki keterampilan dan keahlian serta mampu
menghadapi tantangan, perubahan serta perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, dan akhirnya masyarakat akan mampu bersaing dengan bangsa lain
dalam era globalisasi. Mengingat pentingnya peranan pendidikan, maka perlu
dilakukan peningkatan kualitas pendidikan. Berbagai upaya harus dilakukan
dan diselesaikan dengan memuat perubahan dan perkembangan yang menuju
kearah kualitas pendidikan secara terprogram, terarah, intensif, efektif dan
efisien.
Dalam memenuhi tuntutan yang kuat untuk meningkatkan kualitas
pendidikan maka diperlukan perubahan atau inovasi dalam pendidikan seperti
dalam bidang manajemen pendidikan, metodologi pengajaran, media, sumber
belajar, pelatihan guru, dan implementasi kurikulum. Inovasi tersebut perlu
dilakukan karena melalui program inovasi dalam bidang pendidikan,
diharapkan kualitas pendidikan dapat terwujud dan memiliki kesesuaian
dengan perubahan yang ada di masyarakat, sehingga pendidikan mampu
menciptakan masyarakat yang memiliki kopetensi yang tinngi di berbagai
bidang.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud Inovasi Pendidikan ?
2. Apa tujuan Inovasi Pendidikan?
3. Apa saja masalah pendidikan sebagai sumber inovasi?
4. Apa saja faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam inovasi pendidikan?
5. Bagaimana Proses Inovasi Pendidikan?
6. Apa strategi inovasi Pendidikan?

1
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian Inovasi Pendidikan.
2. Untuk mengetahui tujuan inovasi.
3. Untuk mengetahui masalah pendidikan sebagai sumber inovasi.
4. Untuk mengetahui faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam inovasi
pendidikan.
5. Untuk mengetahui Proses inovasi pendidikan.
6. Untuk mengetahui strategi inovasi pendidikan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN INOVASI PENDIDIKAN


Inovasi berarti pembaharuan dan perubahan. Suatu perubahan dapat
dikatakan sebagai bentuk inovasi apabila perubahan tersebut dilakukan
dengan sengaja, untuk mencapai tujuan tertentu, atau untuk memecahkan
suatu masalah tertentu. Sehingga dalam pelaksanaannya sesuatu yang baru itu
tidak semuanya bersifat baru dan belum pernah ada/ tercipta sebelumnya
(Invensi/ Invention). Namun, sesuatu yang baru disini juga bisa berupa
sesuatu yang baru yang sudah ada sebelumnya tetapi dalam konteks lain
(diskoveri/ Discovery).1
Menurut Everett M. Rogers “An innovation is an idea, practice, or
object that is perceived as new by an individual or other unit of adoption”,
Inovasi adalah suatu ide, gagasan, praktek atau obyek/ benda yang disadari
dan diterima sebagai suatu hal yang baru oleh seseorang atau kelompuk untuk
diadopsi.2 Sementara dalam kamus Oxford, dijelaskan bahwa inovasi adalah
memperkenalkan sesuatu yang baru atau perubahan dari apa yang ada
sekarang, praktek baru atau metode yang telah ada. Sedangkan Miles
mengartikan inovasi sebagai sesuatu yang disengaja, baru, perubahan khusus
yang dianggap lebih manjur untuk mewujudkan tujuan dari sebuah sistem.3
Dalam hal ini, kebaruan inovasi diukur secara subjektif menurut pandangan
individu yang menerimanya. Karena ungkapan dianggap/ dirasa baru terhadap
suatu ide, praktek atau benda oleh sebagian orang, belum tentu juga pada
sebagian yang lain, kesemuanya tergantung apa yang dirasakan oleh individu
atau kelompok terhadap ide, praktek atau benda tersebut.
Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa Inovasi
adalah suatu ide, barang, kejadian, metode yang diamati sebagai sesuatu yang
1
Wina Sanjaya, Kurikulum Dan Pembelajaran , ( Jakarta : Prenada Media Group, 2008) 317.
2
Daryanto dan Mulyo Rahardjo, Model Pembelajaran Inovatif (Yogyakarta, Gava Media, 2012)
180.
3
Zainal Arifin, Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2014), 294.

3
baru bagi seseorang atau sekelompok orang baik berupa hasil invensi maupun
diskoveri yang dilakukan secara sengaja untuk mencapai tujuan tertentu atau
untuk memecahkan masalah tertentu.
1. Inovasi Pendidikan
Pendidikan adalah suatu sistem, maka inovasi pendidikan mencakup
hal-hal yang berhubungan dengan komponen sistem pendidikan dan
melibatkan berbagai unsur yang satu sama lain saling terkait. Inovasi
pendidikan adalah suatu perubahan yang baru dan secara kualitatif berbeda
dari hal sebelumnya, serta sengaja diusahakan untuk meningkatkan
kemampuan guna untuk mencapai tujuan tertentu dalam pendidikan.4
Inovasi tidak hanya sekedar terjadinya perubahan dari suatu keadaan
kepada keadaan lainnya, akan tetapi terdapat unsur kesengajaan, unsur
kualitas yang lebih baik dari sebelumnya, dan terarah pada peningkatan
berbagai kemampuan untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Timbulnya
inovasi didalam pendidikan disebabkan oleh adanya persoalan dan
tantangan yang perlu dipecahkan dengan pemikiran baru yang mendalam
dan progresif.
Jadi, inovasi pendidikan merupakan usaha mengadakan perubahan
dengan tujuan untuk memperoleh hal yang lebih baik dalam bidang
pendidikan atau untuk memperbaiki aspek-aspek pendidikan agar lebih
efektif dan efisien. Salah satu contoh yang merupakan inovasi dalam
pendidikan yaitu Pendidikan karakter.

B. TUJUAN INOVASI PENDIDIKAN


Inovasi bertujuan untuk melakukan perubahan dalam arah positif. Jika
inovasi berhasil diadopsi, maka akan terjadi berbagai perubahan,
pembaharuan, dan peningkatan kualitas dalam bidang pendidikan. Inovasi
dikatakan berhasil bila berdampak positif bagi proses pembelajaran peserta
didik.5 Inovasi pendidikan pada dasarnya merupakan suatu perubahan

4
Udin Syaefudin Sa’ud, Inovasi Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2009) 6.
5
Wagiran, Inovasi, 48-49.

4
ataupun pemikiran cemerlang dibidang pendidikan yang bercirikan hal baru,
atau berupa praktek-praktek pendidikan tertentu maupun produk dari hasil
olah pikir dan olah teknologi yang diterapkan melalui tahapan tertentu, yang
diyakini dan dimaksudkan untuk memecahkan persoalan pendidikan yang
timbul dan memperbaiki suatu keadaaan pendidikan, atau proses pendidikan
tertentu yang terjadi dimasyarakat. Seperti : meningkatkan pemerataan
kesempatan pendidikan, meningkatkan pemerataan pelayanan pendidikan,
meningkatkan mutu, proses dan hasil pendidikan, meningkatkan efisiensi dan
efektivitas penyelenggaraan pendidikan, meningkatkan kesesuaian proses dan
hasil pendidikan dengan kebutuhan masyarakat dan kebutuhan pembangunan,
serta meningkatkan kesadaran dan kegemaran masyarakat untuk senantiasa
belajar sepanjang hayat.6
Menurut Stephen Robbins, Inovasi sebagai suatu gagasan baru yang
diterapkan untuk memprakarsai atau memperbaiki suatu produk maupun
proses, dan jasa. Robbin memfokuskan pada 3 hal utama, yaitu gagasan baru,
produk dan jasa, serta upaya perbaikan. 7 Adanya gagasan baru dari suatu olah
pikir dalam mengamati suatu fenomena yang terjadi dalam dunia pendidikan
baik dari hasil invensi maupun diskoveri. Kemudian, hasil langkah lanjutan
dari gagasan baru tersebut yang ditindak lanjuti dengan berbagai aktivitas,
kajian, penelitian dan percobaan sehingga menghasilkan konsep yang lebih
konkret, dalam bentuk produk dan jasa yang siap dikembangkan dan
diimplementasikan. Serta usaha yang sistematis untuk melakukan
penyempurnaan-penyempurnaan dan melakukan perbaikan (improvement)
yang terus-menerus, sehingga buah inovasi itu bisa dirasakan manfaatnya dan
berguna.

6
Tim Pengembang MKDP. Kurikulum dan Pembelajaran (Jakarta: Rajawali Pers, 2015) 242-
243.
7
Tim Pengembang MKDP. Kurikulum...., 222.

5
C. MASALAH PENDIDIKAN SEBAGAI SUMBER INOVASI
Ada beberapa masalah pokok yang dihadapi dunia pendidikan yang
menjadi sumber pentingnya sebuah inovasi dalam pendidikan. Masalah
tersebut diantaranya yaitu masalah relevansi pendidikan, masalah kualitas/
mutu pendidikan, masalah efektifitas dan efesiensi, dan masalah pemerataan
pendidikan.8
1. Masalah Relevansi Pendidikan
Relevansi adalah kesesuaian antara kenyataan atau pelaksanaan
dengan tuntutan dan harapan. Dalam konteks pendidikan, relevansi adalah
kesesuaian antara pelaksanaan dan hasil pendidikan dengan kebutuhan dan
tuntutan masyarakat.
2. Masalah Kualitas/ mutu Pendidikan
Rendahnya kualitas pendidikan juga dianggap sebagai suatu masalah
yang dihadapi dunia pendidikan kita dewasa ini, baik dari segi proses
maupun hasil.9
3. Masalah Efektifitas dan Efesiensi
Efektifitas berhubungan dengan tingkat keberhasilan pelaksanaan
pembelajaran yang didesain oleh guru untuk mencapai tujuan
pembelajaran, baik tujuan dalam skala sempit, maupun tujuan dalam skala
yang lebih luas. Sedangkan efisiensi berhubungan dengan jumlah biaya,
waktu dan tenaga yang digunakan untuk mencapai tujuan tertentu.

8
Umar Tirtarahardja dan La Sulo, Pengantar Pendidikan (Jakarta: Rineka Cipta, 2000) 227.
9
Sanjaya, Kurikulum,320.

6
4. Masalah pemerataan pendidikan
Pemerataan pendidikan adalah persoalan yang terkait dengan
pelaksanaan sistem pendidikan yang dapat menyediakan kesempatan yang
dapat menyediakan kesempatan seluas-luasnya kepada warga negara untuk
memperoleh pendidikan, sehingga pendidikan menjadi wahana bagi
sumber daya manusia dalam menunjang pembangunan suatu bangsa.10

D. FAKTOR-FAKTOR YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM


INOVASI PENDIDIKAN
Faktor-faktor utama yang perlu diperhatikan dalam inovasi pendidikan
adalah guru (pendidik), siswa (peserta didik), kurikulum, fasilitas, dan
program/ tujuan.
1. Guru
Dalam pelaksanaan pendidikan, Guru merupakan pihak yang sangat
berpengaruh dalam proses belajar mengajar. Kepiawaian dan kewibawaan
guru sangat menentukan kelangsungan proses belajar mengajar di kelas
maupun efeknya di luar kelas. Guru harus pandai membawa siswanya
kepada tujuan yang hendak dicapai. Maka dalam pembaharuan pendidikan,
keterlibatan guru mulai dari perencanaan inovasi pendidikan sampai
dengan pelaksanaan dan evaluasinya memainkan peran yang sangat besar
bagi keberhasilan suatu inovasi pendidikan. Oleh karena itu, guru
memiliki peran utama dan pertama baik sebagai pendidik, pembimbing,
pengajar, pelatih, pelaksana, maupun sebagai inovator kurikulum.11
2. Siswa
Sebagai obyek utama dalam pendidikan terutama dalam proses belajar
mengajar, siswa memegang peran yang sangat dominan. Dalam proses
belajar mengajar, siswa dapat menentukan keberhasilan belajar melalui
penggunaan intelegensi, daya motorik, pengalaman, kemauan dan
komitmen yang timbul dalam diri mereka tanpa ada paksaan. Hal ini bisa

10
Abdul Kadir, Dasar-dasar Pendidikan (Jakarta: Kencana, 2012) 243.
11
Arifin, Konsep dan Model, 312.

7
terjadi apabila siswa juga dilibatkan dalam proses inovasi pendidikan,
walaupun hanya dengan mengenalkan kepada mereka tujuan dari pada
perubahan itu mulai dari perencanaan sampai dengan pelaksanaan.
3. Kurikulum
Kurikulum dipersiapkan dan dikembangkan untuk mencapai tujuan
pendidikan, yakni memepersiapkan peserta didik agar mereka dapat hidup
di masyarakat.12 Kurikulum merupakan komponen yang sangat penting
dalam sistem pendidikan. Karena didalamnya bukan hanya menyangkut
tujuan dan arah pendidikan saja, tetapi juga pengalaman belajar yang harus
dimiliki setiap siswa serta bagaimana mengorganisasi pengalaman itu
sendiri. Kurikulum pendidikan, lebih sempit lagi kurikulum sekolah
meliputi program pengajaran dan perangkatnya merupakan pedoman
dalam pelaksanaan pendidikan dan pengajaran di sekolah. Oleh karena itu
kurikulum sekolah dianggap sebagai bagian yang tidak dapat dipisahkan
dalam proses belajar mengajar di sekolah, sehingga dalam pelaksanaan
inovasi pendidikan, kurikulum memegang peranan yang sama dengan
unsur-unsur lain dalam pendidikan. Tanpa adanya kurikulum dan tanpa
mengikuti program-program yang ada di dalamya, maka inovasi
pendidikan tidak akan berjalan sesuai dengan tujuan inovasi itu sendiri.
4. Fasilitas
Fasilitas, termasuk sarana dan prasarana pendidikan, tidak bisa
diabaikan dalam dalam proses pendidikan khususnya dalam proses belajar
mengajar. Dalam pembahruan pendidikan, tentu saja fasilitas merupakan
hal yang ikut mempengaruhi kelangsungan inovasi yang akan diterapkan. 13
Tanpa adanya fasilitas, maka pelaksanaan inovasi pendidikan akan bisa
dipastikan tidak akan berjalan dengan baik. Fasilitas, terutama fasilitas
pembelajaran merupakan hal yang esensial dalam mengadakan perubahan
dan pembahruan pendidikan.

12
Sanjaya, Kurikulum, 10.
13
Arifin, Konsep dan Model, 312.

8
5. Lingkup Sosial Masyarakat
Dalam menerapakan inovasi pendidikan, ada hal yang tidak secara
langsung terlibat dalam perubahan tersebut tapi bisa membawa dampak,
baik positif maupun negatif, dalam pelaklsanaan pembahruan pendidikan.
Masyarakat secara tidak langsung atau tidak langsung, sengaja maupun
tidak, terlibat dalam pendidikan. Sebab, apa yang ingin dilakukan dalam
pendidikan sebenarnya mengubah masyarakat menjadi lebih baik terutama
masyarakat di mana peserta didik itu berasal. Tanpa melibatkan
masyarakat sekitarnya, inovasi pendidikan tentu akan terganggu, bahkan
terhambat. Keterlibatan masyarakat dalam inovasi pendidikan sebaliknya
akan membantu inovator dan pelaksana inovasi dalam melaksanakan
inovasi pendidikan.
E. PROSES INOVASI PENDIDIKAN

1. Pengertian Proses Inovasi Pendidikan

Proses inovasi pendidikan adalah serangkaian aktivitas yang dilakukan

oleh individu atau organisasi, mulai sadar tahu adanya inovasi sampai

menerapkan (implementasi) inovasi pendidikan. Kata proses mengandung arti

bahwa aktivitas itu dilakukan dengan memakan waktu dan setiap saat tentu

terjadi perubahan. Berapa lama waktu yang dipergunakan selama proses itu

berlangsung akan berbeda antara orang atau organisasi satu dengan yang lain

tergantung pada kepekaan orang atau organisasi terhadap inovasi. Demikian

pula selama proses inovasi itu berlangsung akan selalu terjadi perubahan yang

berkesinambungan sampai proses itu dinyatakan berakhir.

9
2. Beberapa Model Proses Inovasi Pendidikan

Dalam mempelajari proses inovasi para ahli mencoba mengidentifikasi

kegiatan apa saja yang dilakukan individu selama proses itu berlangsung serta

perubahan apa yang terjadi dalam proses inovasi, maka hasilnya diketemukan

pentahapan proses inovasi seperti berikut:

a. Beberapa Model Proses Inovasi Yang berorientasi pada Individual, antara


lain:

(1) Lavidge & Steiner (1961):


- Menyadari
- Mengetahui
- Menyukai
- Memilih
- Mempercayai
- Membeli
(2) Colley (1961):
- Belum menyadari
- Menyadari
- Memahami
- Mempercayai
- Mengambil tindakan

b. Beberapa Model Proses Inovasi Yang Berorientasi pada Organisasi,


antara lain:

(1) Milo (1971):


- Konseptualisasi
- Tentatif adopsi
- Penerimaan Sumber
- Implementasi
- Institusionalisasi
(2) Shepard (1967):
- Penemuan ide
- Adopsi
- Implementasi

10
(3) Hage & Aiken (1970):
- Evaluasi
- Inisiasi
- Implementasi
- Routinisasi

(4) Wilson (1966):


- Konsepsi perubahan
- Pengusulan perubahan
- Adopsi dan Implementasi

(5) Zaltman, Duncan & Holbek (1973):


- Tahap Permulaan (Inisiasi)
(1) Langkah pengetahuan dan kesadaran
(2) Langkah pembentukan sikap terhadap inovasi
- Tahap Implementasi
(1) Langkah awal implementasi
(2) Langkah kelanjutan pembinaan

Berikut ini diberikan uraian secara singkat proses inovasi dalam

organisasi menurut Zaltman, Duncan, dan Holbek (1973).14

Zaltman dan kawan-kawan membagi proses inovasi dalam organisasi

menjadi dua tahap yaitu tahap permulaan (initiation stage) dan tahap

implementasi (implementation stage). Tiap tahap dibagi lagi menjadi beberapa

langkah (sub stage).

I. Tahap Permulaan (Intiation Stage)

(1) Langkah pengetahuan dan kesadaran

14
Gerald Zaltman, Rober Duncan, Johny Holbek. (1973). Innovation and Organization. A Wiley-
Interscience Publication John Wiley and Sons, New York. London, Sydney, Toronto.

11
Jika inovasi dipandang sebagai suatu ide, kegiatan, atau material yang

diamati baru oleh unit adopsi (penerima inovasi), maka tahu adanya

inovasi menjadi masalah yang pokok. Sebelum inovasi dapat diterima

calon penerima harus sudah menyadari bahwa ada inovasi, dan dengan

demikian ada kesempatan untuk menggunakan inovasi dalam

organisasi. Jika kita lihat kaitannya dengan organisasi, maka adanya

kesenjangan penampilan (performance gaps) mendorong untuk

mencari cara-cara baru atau inovasi. Tetapi juga dapat terjadi

sebaliknya karena sadar akan adanya inovasi, maka pimpinan

organisasi merasa bahwa dalam organisasinya ada sesuatu yang

ketinggalan. Kemudian merubah hasil yang diharapkan, maka terjadi

inovasi.

(2) Langkah pembentukan sikap terhadap inovasi

Dalam tahap ini anggota organisasi membentuk sikap terhadap inovasi.

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa sikap terhadap inovasi

memegang peranan yang penting untuk menimbulkan motivasi untuk

ingin berubah atau mau menerima inovasi. Paling tidak ada dua hal

dari dimensi sikap yang dapat ditunjukkan anggota organisasi terhadap

adanya inovasi yaitu:

12
(a) sikap terbuka terhadap inovasi, yang ditandai dengan
adanya:

- kemauan anggota organisasi untuk memeprtimbangkan


inovasi.

- mempertanyakan inovasi (skeptic)

- merasa bahwa inovasi akan dapat meningkatkan


kemampuan organisasi dalam menjalankan fungsinya.

(b) memiliki persepsi tentang potensi inovasi yang ditandai


dengan adanya pengamatan yang menunjukkan:

- bahwa ada kemampuan bagi organisasi untuk menggunakan

inovasi.

- organisasi telah pernah mengalami keberhasilan pada masa


lalu dengan menggunakan inovasi.

- adanya komitmen atau kemauan untuk bekerja dengan


menggunakan inovasi serta siap untuk menghadapi

kemungkinan timbulnya masalah dalam penerapan inovasi.

13
II. Tahap Implementasi (Implementation Stage)

Pada langkah ini kegiatan yang dilakaukan oleh para anggota

organisasi ialah menggunakan inovasi atau menerapkan inovasi. Ada dua

langkah yang dilakukan yaitu:

(1) Langkah awal (permulaan) implementasi

Pada langkah ini organisasi mencoba menerapkan sebagian inovasi.

Misalnya setelah Dekan memutuskan bahwa semua dosen harus membuat

persiapan mengajar dengan model Satuan Acara perkuliahan, maka pada

awal penerapannya setiap dosen diwajibkan membuat untuk satu mata

kuliah dulu, sebelum nanti akan berlaku untuk semua mata kuliah.

(2) Langkah kelanjutan pembinaan penerapan inovasi

Jika pada penerapan awal telah berhasil, para anggota telah mengetahui
dan memahami inovasi, serta memperoleh pengalaman dalam
menerapkannya, maka tinggal melanjutkan dan menjaga kelangsungannya.

F. Strategi inovasi pendidikan

Strategi inovasi pendidikan merupakan salah satu faktor yang ikut


menentukan keberhasilan dan efektivitas perubahan sosial tergantung pada
ketepatan penggunaan strategi. Untuk dapat memilih suatu strategi yang
tepat bukanlah suatu hal yang mudah. Hal ini dikarenakan suatu strategi
pendidikan memiliki kelemahan dan kelebihan, juga karena sebenarnya
strategi pendidikan itu terletek pada continuum dari tingkat yang paling
lemah (sedikit) tekanan paksaan dari luar, ke arah paling banyak (kuat).

14
Strategi pendidikan terdiri atas empat macam yakni, strategi fasilitatif
(facilitative strategies), strategi pendidikan (re-education strategies),
strategi bujukan (persuasive strategies), dan strategi paksaan (power
strategies).

1. Strategi Fasilitatif (facilitative strategies)

Strategi fasilitatif merupakan pelaksanaan program perubahan sosial yang


didalam nya lebih mengutamakan penyediaan fasilitas.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan strategi fasilitatif:

a.       Strategi fasilitatif dapat digunakan dengan tepat jika sasaran


perubahan (klien):

·         Mengenal masalah yang dihadapi serta menyadari perlunya mencari


target perubahan (tujuan).

·         Merasa perlu adanya perubahan atau perbaikan.

·         Bersedia menerima bantuan dari luar dirinya.

·         Memiliki kemauan untuk berpartisipasi dalam usaha merubah atau


memperbaiki dirinya.

b.      Sebaiknya strategi fasilitatif dilaksanakan dengan disertai program


menimbulkan kesadaran pada klien atas tersedianya fasilitas atau tenaga
bantuan yang diperlukan.

c.       Strategi fasilitas tepat juga digunakan sebagai kenpensasi motivasi


yang rendah terhadap usaha perubahan sosial.

15
d.      Menyediakan berbagai fasilitas akan sangat bermanfaat bagi usaha
perbaikan sosial jika klien menghendaki berbagai macam kebutuhan untuk
memenuhi tuntutan perubahan sesuai yang diharapkan.

e.       Penggunaan strategi fasilitatif dapat juga dengan cara menciptakan


peran yang baru dalam masyarakat jika ternyata peran yang sudah ada di
masyarakat tidak sesuai dengan penggunaan sumber atau fasilitas yang
diperlukan.

f.       Usaha perubahan dengan menyediakan berbagai fasilitas akan lebih


lancer pelaksanaanya jika pusat kegiatan organisasi pelaksana perubahan
sosial, berada di lokasi tempat tinggal sasaran (klien).

g.      Strategi fasilitatif dengan menyediakan dana serta tenaga akan sangat


diperlukan jika klien tidak dapat melanjutkan usaha perubahan soaial
karena kekurangan sumber dana dan tenaga.

h.      Perbedaan sub bagian dalam klien akan  menyebabkan perebedaan


fasilitasvyang diperlukan untuk penekanan perubahan tertentu pada waktu
tertentu.

i.        Strategi fasilitatif kurang efektif jika:

·         Digunakan pada kondisi sasaran perubahan yang sangat kurang


untuk menentang adanya perubahan sosial.

·         Perubahan diharapkan berjalan dengan cepat, serta tidak sikap


terbuka dari klien untuk menerima kebutuhan.

Sebagai suatu gambaran agar dapat membantu kita untuk memahami


dasar-dasar atau penggunaan strategi fasilitatif tersebut, seandainya
strategi fasilitatif itu akan digunakan untuk memperbaharui bidang
pendidikan. Adanya suatu kurukulum baru dengan menggunakan

16
pendekatan keterampilan proses perlu dibutuhkan perubahan dan
pembaharuan kegiatan belajar mengajar. Jika keperluan tersebut
dibutuhkan pendekatan fasilitatif yang mengutamakan program
pembaharuan dengan menyediakan berbagai macam fasilitas.dan sarana
yang diperlukan . tetapi fasilitas dan sarana itu tidak akan memberikan
banyak manfaat dan menunjang perubahan jika para guru atau pelaksana
pendidikan sebagai sasaran pendidikan tidak dapat memahami masalah
pendidikan yang dihadapi, mereka tidak merasa perluadanya suatu
perubahan pada dirinya, tidak perlu dan tidak bersedia menerima bantuan
baik dari luar atau dari yang lain, tidak memiliki kemauan untuk
berpartisipasi dalam usaha pembaharuan. Dengan demikian maka sarana
dan fasilitas yang ada jadi sia-sia. Oleh sebab itu sebaiknya penggunaan
strategi fasilitatif diringi program yang dapat menumbuhkan perubahan
pada klien (sasaran perubahan) akan perlunya perubahan dan
memanfaatkannya semaksimal mungkin.

2. Strategi Pendidikan (re-educative strategies)

Menurut ( Zaltman, Duncan, 1977:111 )15 Strategi Pendidikan dapat


didefinisikan sebagai perubahan sosial atau pengajaran kembali ( re-
education ), pendidikan dipakai untuk mencapai perubahan sosial. Dengan
demikian jika pendidikan menggunakan  strategi pendidikan itu sama saja
mengadakan suatu perubahan sosial dengan cara menyampaikan fakta,
dengan begitu orang yang menggunakan fakta atau informasi itu dapat
menentukan dan mengambil tindakan yang akan dilakukanya. Setiap
manusia memiliki dasar pemikiran yang berbeda-beda untuk
dapat  membedakan fakta serta memilih untuk mengatur sikap atau
tingkah lakunya apabila fakta itu ditujukan kepadanya.

15
Gerald Zaltman and Robert Duncan (1977). Strategies for Planned Change. A
Wiley-Interscience Publication John Wiley and Sons, New York. London,
Sydney, Toronto.

17
Penggunaan strategi pendidikan dalam suatu pendidikan sangat perlu
karena untuk mempermudah proses pendidikan sehingga dapat mencapai
hasil yang optimal. Tanpa strategi yang jelas, proses pendidikan tidak akan
terarah sehingga tujuan pendidikan  yang telah efektif dan efisien
semuanya sia-sia.

a.       Strategi pendidikan akan dapat digunakan secara tepat dalam kondisi


dan situasi sebagai berikut:

·         Apabila perubahan sosial yang diinginkan, tidak terjadi dalam


waktu yang singkat.

·         Apabila sasaran perubahan ( klien ) belum memiliki keterampilan


atau pengetahuan tertentu yang dibutuhkan untuk melaksanakan program
perubahan sosial.

·         Apabila menurut perkiraan akan terjadi penolakan yang kuat oleh


klien terhadap perubahan yang diharapkan.

Strategi pendidikan untuk melaksanakan program perubahan akan


efektif  jika:

·         Digunakan untuk menanamkan prinsip-prinsip yang perlu dikuasai


untuk digunakan sebagai dasar tindakan selanjutnya sesuai dengan tujuan
perubahan sosial yang dicapai.

·         Disertai dengan keterlibatan berbagai pihak misalnya dengan


adanya :sumbangan dana, donator, serta berbagai penunjang yang lain.

3. Strategi Bujukan (persuasive strategies)

Starategi bujukan merupakan strategi yang digunakan dengan cara


membujuk para sasaran perubahan agar mau mengikuti perubahan sosial.

18
Strategi bujukan ini akan berhasil jika alasan yang diberikan rasional,
fakta yang akurat. Biasanya strategi ini digunakan pada saat kampanye
atau sebuah reklame pemasaran dari hasil perusahaan. Namun terkadang
strategi bujukan ini muncul ketika saling berkomunikasi tanpa disadari.

Berhasil atau tidaknya suatu strategi dipengaruhi hal-hal berikut:

a.       Strategi bujukan tepat dugunakan bila sasaran perubahan

·         Tidak berpartisipasi dalam proses perubahan social.

·         Berada pada tahap legitimasi dalam pengambilan keptusan


menerima atau menolak perubahan social.

·         Diajak mengalokasikan sumber penunjag.

b.      Strategi bujukan tepat digunakan jika:

·         Masalah dianggap kurang penting.

·         Tidak memiliki alat control langsung terhadap sasaran perubahan.

·         Terdapatnya anggapan beresiko.

·         Perubahan tidak dapat dicobakan, sulit dimengerti dan tidak dapat


diamati secara langsung.

·         Dimanfaatkan untuk melawan penolakan terhadap perubahan social.

4. Sretegi Paksaan (power strategies)

Strategi paksaan merupakan strategi yang digunakan dalam pelaksanaan


program perubahan sosial dengan cara memaksa klien (sasaran perubahan)
untuk mencapai tujuan perubahan. Apa yang dipaksa merupakan bentuk

19
hasil target yang diharapkan. Ukuran hasil target perubahan tergantung
dari kepuasan pelaksanaan perubahan. Kekuatan paksaan dipengaruhi oleh
ketatnya pengawasan yang dilakukan pelaksana perubahan, tersedianya
berbagai alternatif untuk mencapai tujuan perubahan, dan juga tergantung
tersedianya dana (biaya) untuk menunjang pelaksanaan program.

Penggunaan strategi perlu mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:

a.       Strategi paksaan dapat digunakan apabila pertisipasi klien terhadap


proses perubahan sosial rendah dan tidak mau meningkatkan
partisipasinya.

b.      Strategi paksaan juga tepat digunakan apabila klien tidak merasa


perlu untuk berubah atau tidak menyadari perlunya perubahan sosial.

c.       Strategi paksaan tidak efektif jika klien tidak memiliki sarana


penunjang untuk mengusahakan perubahan dan pelaksanaan perubahan
juga tidak mampu mengakannya.

d.      Strategi paksaan tepat digunakan jika perubahan sosial yang


diharapkan harus terwujud dalam waktu singkat. Artinya tujuan perubahan
harus segera tercapai.

e.       Strategi paksaan juga tepat dipakai untuk menghadapi usaha


penolakan terhadap perubahan sosial atau untuk cepat mengadakan
perubahan sosial sebelum usaha penolakan terhadapnya bergerak.

f.       Strategi paksaan dapat digunakan jika klien sukar untuk mau


menerima perubahan sosial artinya sukar dipengaruhi.

g.      Strategi paksaan dapat juga digunakan untuk menjamin keamanan


percobaan perubahan sosial yang telah direncanakan

20
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN :
Inovasi pendidikan adalah usaha mengadakan perubahan dengan
tujuan untuk memperoleh hal yang lebih baik dalam bidang pendidikan atau
untuk memperbaiki aspek-aspek pendidikan agar lebih efektif dan efisien.
Sedangkan Inovasi pembelajaran adalah sebuah upaya pembaharuan terhadap
berbagai komponen yang diperlukan dalam penyampaian materi pelajaran
dari pendidik kepada peserta didik dengan tujuan untuk meningkatkan
kualitas pendidikan yang berlangsung. Tujuan inovasi tersebut yaitu untuk
memecahkan persoalan pendidikan yang timbul dan memperbaiki suatu
keadaaan pendidikan, atau proses pendidikan tertentu yang terjadi
dimasyarakat.

21
DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zainal. 2014. Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum. Bandung:


Remaja Rosdakarya.

Daryanto dan Mulyo Rahardjo. 2012. Model Pembelajaran Inovatif. Yogyakarta :


Gava Media.

Gerald Zaltman, Rober Duncan, Johny Holbek. (1973). Innovation and


Organization. A Wiley-Interscience Publication John Wiley and Sons, New
York. London, Sydney, Toronto.

Gerald Zaltman and Robert Duncan (1977). Strategies for Planned Change. A
Wiley-Interscience Publication John Wiley and Sons, New York. London,
Sydney, Toronto.

Kadir, Abdul. 2012. Dasar-dasar Pendidikan. Jakarta: Kencana.

Prastyawan. 2011. Inovasi Kurikulum dan Pembelajaran. Al Hikmah, 1 (2): 170-


180.

Sagala,Syaiful. 2013. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Sanjaya, Wina. 2008. Kurikulum Dan Pembelajaran. Jakarta: Prenada Media


Group.

Syafeudin, Udin Saud. 2009. Inovasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Tim Pengembang MKDP. 2015. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Rajawali


Pers.

Tirtarahardja, Umar dan La Sulo. 2000. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rineka


Cipta.

Wagiran. 2007. Inovasi Pembelajaran Dalam Penyiapan Tenaga Kerja Masa


Depan. Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, 16 (1): 43-55.

22

Anda mungkin juga menyukai