Dosen Pengampu :
Dr. Febri Yanto, M.Pd
Disusun Oleh :
Kelompok 5
1. Rahayu Syahdila Fitri (18231056)
2. Andhara Suasta (18231073)
3. Lailatul Afifah (18231084)
4. Tesya Dwina Fadila (18231093)
Puji dan syukur kehadirat Allah Subhana wa Ta'ala yang telah memberikan rahmat dan
karunia sehingga kami dapat menyelesaikan tugas kami ini yang berjudul: “Sistem Gerak pada
Manusia" tepat pada waktunya. Tak lupa juga shalawat beiring salam kita curahkan kepada nabi
besar nabi Muhammad Shalallahu alaihi wasallam. yang telah membawa kita dari alam
kegelapan sampai kealam yang terang benderang seperti saat ini.
Dan tak lupa terima kasih kepada semua rekan yang telah membantu dalam pembuatan
makalah ini. Terkhusus kepada Bapak Dr. Febri Yanto,M.Pd. selaku dosen pembimbing mata
kuliah “IPA Terpadu Kelas VIII”.
Semoga makalah yang kami buat ini dapat bermanfaat dan dapat menambah ilmu
pengetahuan bagi kita semua. Kami sadar bahwa makalah yang kami buat ini masih banyak
kekurangan dan kesalahannya. Maka dari itu kami mohon maaf dengan sangat menghimbau bagi
pembaca untuk dapat memberikan kritik dan sarannya. Sebelumnya kami ucapkan terimakasih.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu ciri dari makhluk hidup adalah bergerak. Secara umum gerak dapat diartikan
berpindah tempat atau perubahan posisi sebagian atau seluruh bagian dari tubuh makhluk
hidup. Makhluk hidup akan bergerak bila ada impuls atau rangsangan yang mengenai
sebagian atau seluruh bagian tubuhnya. Pada hewan dan manusia dapat mewakili pengertian
gerak secara umum dan dapat dilihat dengan kasat mata/secara nyata. Gerak pada manusia
dan hewan menggunakan alat gerak yang tersusun dalam sistem gerak.Alat-alat gerak yang
digunakan pada manusia dan hewan ada 2 macam yaitu alat gerak pasif berupa tulang dan
alat gerak aktif berupa otot. Kedua alat gerak ini akan bekerja sama dalam melakukan
pergerakan sehingga membentuk suatu sistem yang disebut sistem gerak manusia yang
mempelajari : macam-macam tulang dan strukturnya, proses pembentukan tulang, persendian,
sistem rangka, otot maupun kelainan pada tulang dan otot.
Tubuh manusia tersusun atas tulang-tulang dengan berbagai bentuk dan ukuran ,akan
tetapi saling berhubungan antara satu dengan lainnya. Tulang yang saling berhubungan akan
membentuk sistem rangka,kerangka tubuh manusia memiliki beberapa fungsi yaitu : sebagai
penegak dan pemberi bentuk tubuh tempat melekatnya otot rangka, pelindung alat-alat tubuh
yamg lunak, sebagai tempat pembentukan sel darah, serta sebagai alat gerak pasif karena
tulang tidak dapat melakukan pergerakannya sendiri. Otot disebut alat gerak aktif karena
otot memiliki senyawa kimia yaitu protein aktin dan myosin yang bergabung menjadi satu
membentuk aktomiosin.Dengan memiliki aktomiosin ini maka otot mempunyai sifat yang
lentur(fleksibel) dan mempunyai kemampuan untuk memendekkan serabut ototnya (pada
saat kontraksi) dan memanjangkan serabut ototnya (pada saatrelaksasi/kembali pada posisi
semula,ada beberapa macam otot yang di bedakan berdasarkan morfologi,cara kerja,dan
lokasi terdapatnya yaitu: otot polos,otot lurik dan otot jantung.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana struktur rangka manusia?
2. Bagaimana struktur otot manusia?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui struktur rangka manusia?
2. Untuk mengetahui struktur otot manusia?
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Struktur Rangka
Rangka tubuh manusia terdiri atas tulang-tulang yang saling berhubungan satu sama lain.
Jumlah tulang yang menyusun rangka manusia lebih kurang 200 buah. Jumlah yang pasti
berbeda menurut umurnya, karena ada sejumlah tulang yang kemudian tumbuh menjadi satu.
Karena rangka manusia terletak di dalam tubuh, maka disebut juga rangka dalam (endoskeleton).
Kerangka pada manusia mempunyai beberapa fungsi yang sangat penting, antara lain
sebagai berikut.
Struktur Tulang
Apabila kita perhatikan, ternyata struktur tulang tidak halus, melainkan terdapat benjolan
pada bagian ujungnya, berbentuk bulat serta terdapat titik-titik kasar pada bagian ujung, terdapat
lekukan, tonjolan, dan lubang. Masing-masing bagian ini mempunyai fungsi yang berbeda-beda.
Lekukan dan tonjolan berfungsi sebagai tempat menempelnya otot. Lubang berfungsi sebagai
tempat keluar masuknya pembuluh darah dan saraf.
2
Permukaan tulang ditutupi oleh membran yang menempel dengan kuat, membran itu disebut
periosteum. Pada periosteum terdapat pembuluh-pembuluh darah kecil yang berfungsi membawa
zat-zat makanan ke dalam tulang. Membran ini juga penting dalam pertumbuhan dan perbaikan
tulang. Pada bagian bawah periosteum terdapat tulang kompak atau disebut juga tulang keras,
yaitu suatu lapisan tulang yang keras dan kuat. Tulang kompak mengandung sel-sel tulang,
pembuluh-pembuluh darah, zat kapur dan fosfor, serta serabut elastis. Kerasnya tulang
disebabkan karena tulang mengandung zat kapur dan fosfor. Sedangkan serabut-serabut elastis
mempertahankan tulang agar tetap kuat, tidak mudah rapuh atau patah.
Tulang spons dalam tulang pipa atau tulang panjang terdapat di daerah ujung tulang. Tulang
spons kurang kompak dan mempunyai banyak ruang-ruang kecil terbuka yang membuat tulang
menjadi ringan. Tulang panjang mempunyai lubang atau saluran yang besar. Saluran-saluran itu
terdapat di tengah tulang panjang dan diisi oleh jaringan berlemak yang disebut sumsum.
Sumsum merah tulang berada di daerah tulang panjang bagian ujung di antara tulang spons,
sedangkan sumsum kuning berada di tulang panjang bagian tengah dan sebagian besar berisi
lemak. Pada orang sehat, sumsum tulang merah menghasilkan sel-sel darah merah dengan
kecepatan sampai tiga juta sel per sekon. Sel-sel darah putih juga dihasilkan di dalam sumsum
tulang, tetapi lebih sedikit jumlahnya.
Ujung tulang panjang ditutup dengan suatu lapisan jaringan tebal, lunak dan lentur, yang
disebut dengan tulang rawan (kartilago). Tulang rawan tersusun atas sel-sel yang dikelilingi oleh
matriks protein yang dihasilkan oleh sel-sel tersebut. Selain di ujung-ujung tulang panjang,
tulang rawan juga dapat ditemukan di ujung-ujung tulang rusuk, dinding saluran pernapasan,
hidung, dan telinga.
3
Tulang disebut juga sebagai alat gerak pasif, karena hanya dapat bergerak jika digerakkan
oleh otot. Walaupun demikian, tulang tetap berperan penting dalam sistem gerak tubuh
manusia, karena gerak tidak akan terjadi tanpa adanya tulang. Berdasarkan jaringan
penyusun dan sifat-sifat fisiknya, tulang digolongkan menjadi dua jenis, yaitu tulang rawan
(kartilago) dan tulang keras (osteon).
4
Tulang keras berasal dari tulang rawan. Setelah tulang rawan terbentuk pada akhir
bulan kedua saat perkembangan embrio, di dalamnya terdapat rongga yang mengandung
osteoblas atau sel-sel pembentuk tulang. Tulang terbentuk berturut-turut dari dalam ke
luar.
Menurut bentuknya, tulang rangka dibedakan menjadi tiga, yaitu tulang pipa atau
tulang panjang, tulang pipih, dan tulang pendek.
a. Tulang pipa, berbentuk tabung dan pada umumnya berongga. Pada bagian ujung
tulang pipa mengalami perluasan yang berfungsi untuk persambungan dengan
tulang lain. Di bagian dalam tulang pipa terdapat rongga besar yang berisi
sumsum kuning dan zat lemak. Tulang pipa umumnya terdapat pada tulang
anggota gerak, seperti tulang lengan atas, tulang hasta, dan tulang jari. Tulang
pipa yang terbesar dan terpanjang pada tubuh manusia adalah tulang paha.
b. Tulang pipih mempunyai bentuk pipih dan lebar, di dalamnya berongga dan berisi
sumsum merah sebagai tempat pembentuk sel darah merah. Kebanyakan tulang
pipih adalah sebagai penyusun rongga, sehingga tulang pipih sering berfungsi
sebagai pelindung atau untuk memperkokoh. Contoh tulang pipih, antara lain
tulang tengkorak, tulang belikat, tulang rusuk, dan tulang dada.
c. Tulang pendek berbentuk bulat pendek (silinder kecil) dan di bagian dalamnya
berisi sumsum merah. Sebagian besar dari jaringan penyusun tulang ini bersifat
5
ringan dan kuat. Contoh tulang pendek adalah tulang pergelangan tangan, tulang
pergelangan kaki, dan ruas-ruas tulang belakang.
Tulang penyusun rangka manusia dapat dibedakan menjadi tiga kelompok utama, yaitu
tulang tengkorak, tulang badan, dan tulang anggota gerak (anggota tubuh).
7
f) Tulang tapis
Tulang tapis jumlahnya ada dua buah, yang bersama-sama tulang pisau luku
membentuk sekat rongga hidung.
1) Tulang belakang
Tulang belakang terdiri atas ruas-ruas tulang belakang yang dari atas sampai ke
bawah terbagi menjadi:
a) 7 ruas tulang leher
b) 12 ruas tulang punggung
c) 5 ruas tulang pinggang
d) 5 ruas tulang kemudi/kelangkang
e) 4 ruas tulang ekor/tulang tungging
Ruas tulang leher yang paling atas disebut tulang atlas, sedangkan yang kedua
disebut tulang pemutar. Dua ruas tulang punggung merupakan tempat melekatnya
tulang-tulang rusuk. Lima ruas tulang-tulang kelangkang dan empat ruas tulang
ekor pada orang dewasa telah menjadi satu.
8
2) Tulang dada
Tulang ini berbentuk pipih dengan panjang lebih kurang 15 cm, letaknya
di tengah-tengah dada. Tulang dada mempunyai tiga bagian, yaitu hulu, badan,
dan taju pedang. Bagian hulu berhubungan dengan tulang selangka dan bagian
badan berhubungan dengan tulang rusuk sedangkan taju pedang kelihatan sebagai
tonjolan pada dada bagian bawah yang terdiri dari tulang rawan.
3) Tulang rusuk
Tulang rusuk terdiri atas 12 pasang yang dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu:
a) 7 pasang tulang rusuk sejati, di mana bagian belakang melekat pada tulang
punggung dan di depan melekat pada tulang dada.
b) 3 pasang tulang rusuk palsu, bagian belakang melekat pada tulang punggung,
sedangkan bagian depan melekat pada tulang rusuk yang ada di atasnya.
c) 2 pasang tulang rusuk melayang, pada bagian belakang melekat pada tulang
belakang bagian depan tidak melekat pada tulang dada atau tulang yang lain.
9
5) Tulang gelang bahu
Tulang-tulang yang menyusun gelang bahu antara lain:
a) Tulang selangka
Tulang selangka jumlahnya dua buah, berbentuk seperti huruf S yang
menghubungkan bahu dengan tulang dada, bagian hulu.
b) Tulang belikat
Tulang belikat jumlahnya satu pasang, bentuknya pipih, dan mempunyai
tonjolan berbentuk paruh gagak dan disebut tulang paruh gagak. Tulang
belikat berbentuk segitiga.
10
1) Tulang gerak atas (tangan)
Anggota gerak atas terdiri dari beberapa tulang yang terangkai menyusun
tangan. Tulang-tulang yang menyusun tangan antara lain:
a) Tulang lengan atas (dua buah, kanan, dan kiri).
b) Tulang hasta (dua buah, kanan, dan kiri), yaitu tulang yang searah dengan jari
kelingking.
c) Tulang pengumpil (dua buah, kanan, dan kiri) yang searah dengan ibu jari.
d) Tulang pergelangan tangan (dua buah, kanan, dan kiri) yang masing-masing
terdiri dari delapan buah tulang.
e) Tulang telapak tangan (dua buah, kanan, dan kiri) yang masing-masing terdiri
atas lima buah tulang.
f) Tulang jari tangan (kanan dan kiri) yang masing-masing terdiri atas empat
belas ruas tulang dan masing-masing jari terdiri atas tiga ruas, kecuali pada
ibu jari yang hanya dua ruas.
11
b) Tulang kering (dua buah, kanan dan kiri) yang ada di sebelah depan pada
tungkai bawah.
c) Tulang betis (dua buah, kiri dan kanan) yang ada di sebelah belakang pada
tungkai bawah.
d) Tulang tempurung lutut (dua buah, kiri dan kanan)
e) Tulang telapak kaki (dua buah, kiri dan kanan), masing-masing terdiri atas
lima buah tulang.
f) Tulang jari kaki (kiri dan kanan), masing-masing terdiri atas empat belas
tulang. Masing-masing jari ada tiga ruas kecuali ibu jari yang mempunyai dua
ruas.
3. Persendian
Tulang-tulang penyusun rangka manusia saling berhubungan antara satu dengan lainnya.
Hubungannya ada yang secara erat dan ada yang tidak erat. Hubungan antartulang yang satu
dengan lainnya disebut artikulasi. Untuk dapat bergerak diperlukan struktur yang khusus
pada artikulasi. Struktur khusus tersebut dinamakan sendi. Berdasarkan sifat gerakannya,
sendi dibedakan menjadi tiga macam, yaitu sendi mati (sinartrosis), sendi kaku (amfiartrosis),
dan sendi gerak (diartrosis).
a. Sendi Mati
Sendi mati (sinartrosis) adalah hubungan antartulang yang tidak memungkinkan adanya
gerak. Hubungan antartulang tersebut tidak memiliki celah sendi dan hanya dihubungkan
12
dengan erat oleh jaringan serabut sehingga sama sekali tidak dapat digerakkan, contohnya
pada tulang tengkorak.
b. Sendi Kaku
Sendi kaku adalah hubungan antar-tulang yang memungkinkan terjadinya sedikit gerakan
atau gerakannya sangat terbatas. Penghubung antartulang pada persendian tersebut adalah
tulang rawan. Contoh sendi kaku adalah hubungan antara tulang rusuk dengan tulang
dada, hubungan antarruas tulang belakang, dan hubungan antartulang gelang panggul.
c. Sendi Gerak
Sendi gerak adalah hubungan antartulang yang memungkinkan gerakan lebih bebas.
Sendi tersebut mempunyai struktur yang terdiri atas bonggol sendi, tulang rawan sendi,
ligamen, dan mangkok sendi. Di dalam mangkok sendi terdapat cairan sendi atau minyak
sinovial yang berfungsi sebagai pelumas sendi. Berdasarkan arah gerakannya, sendi gerak
dibedakan sebagai berikut.
13
1) Sendi peluru, merupakan sendi yang memungkinkan gerakan ke segala arah. Pada
persendian ini salah satu ujung berbentuk lekukan, seperti mangkuk dan ujung
tulang yang lain berbentuk bonggol yang masuk ke dalam lekukan tulang yang
satu. Contoh sendi peluru adalah hubungan antara tulang lengan atas dengan
gelang bahu dan hubungan antara tulang paha dengan gelang panggul.
2) Sendi engsel, merupakan sendi yang memungkinkan gerakan ke satu arah. Contoh
sendi engsel adalah hubungan antara tulang lengan atas dengan tulang lengan
bawah dan hubungan antara tulang paha dengan tulang betis dan tulang kering.
14
3) Sendi geser, merupakan sendi yang memungkinkan sedikit pergeseran di antara
tulang-tulang. Contoh sendi geser adalah hubungan antara tulang-tulang
pergelangan tangan dan hubungan antarruas tulang belakang.
4) Sendi pelana merupakan sendi yang memungkinkan gerakan ke dua arah. Contoh
sendi pelana adalah hubungan antara tulang ibu jari dengan telapak tangan dan
hubungan antara tulang telapak tangan dengan pergelangan tangan.
15
5) Sendi putar merupakan sendi yang memungkinkan satu tulang berputar terhadap
tulang yang lain. Contoh sendi putar adalah hubungan antara tulang atlas dengan
tulang pemutar dan hubungan antara tulang hasta dengan tulang pengumpil.
Jenis gangguan pada rangka dapat disebabkan oleh gangguan pada tulang, persendian,
dan kelainan lain yang disebabkan oleh penyakit.
16
ligamentum menjadi tertarik, tetapi sendi tidak mengalami pergeseran posisi.
Terkilir menyebabkan rasa sakit yang cukup hebat dan mengalami pembengkakan.
3) Ankilosis
Ankilosis adalah suatu keadaan persendian yang tidak dapat digerakkan karena
seolah-olah kedua tulang itu menyatu.
4) Artritis
Artritis adalah peradangan yang terjadi pada sendi disertai dengan rasa sakit dan
kadang-kadang posisi tulang mengalami perubahan.
17
d) Kelainan dan Gangguan karena Faktor Fisiologis
1) Rakitis
Rakitis merupakan penyakit tulang yang ditandai dengan keadaan tulang kurang
keras karena kekurangan vitamin D. Fungsi vitamin D adalah membantu dalam
penimbunan zat kapur dalam pembentukan tulang. Jika kekurangan vitamin D terjadi
pada masa anak-anak akan terjadi pembengkokan pada kaki. Pembengkokan dapat ke
arah luar sehingga membentuk huruf O atau ke arah dalam sehingga membentuk
huruf X. Rakitis dapat juga menyebabkan kelainan yang disebut “dada merpati”, yaitu
batang tulang belakang memendek
2) Mikrosefalus
Mikrosefalus merupakan kelainan akibat pertumbuhan tulang-tulang tengkorak yang
terhambat karena kekurangan zat kapur saat pembentukan tulang tengkorak pada
waktu bayi, sehingga ukuran kepala kecil (ukurannya tidak proporsional). Akibat
lebih lanjut biasanya berpengaruh pada perkembangan mental.
3) Osteoporosis
Osteoporosis, yaitu keadaan tulang yang kurang keras (lunak) karena kekurangan
kalsium dan fosfor. Keadaan tersebut menyebabkan tulang-tulang menjadi mudah
patah dan rapuh.
4) Kelainan sebagai Akibat Penyakit Lain
Kelainan tulang karena penyakit, misalnya TBC tulang atau tumor yang dapat
memengaruhi tekanan fisik dan fisiologis tulang dan peradangan pada jaringan
pengikat dan tendon.
Untuk memelihara kesehatan tulang, banyak hal yang dapat kamu lakukan, misalnya
sebagai berikut.
Dalam kehidupan sehari-hari otot lazimnya disebut daging. Otot merupakan bagian
terbesar dalam tubuh manusia. Jumlahnya kira-kira mencapai setengah dari seluruh berat badan.
Menurut macamnya diperkirakan terdapat lebih dari 600 buah otot yang berbeda di dalam tubuh
kita.
Tulang sebagai alat gerak tidak dapat berfungsi, jika tidak digerakkan oleh otot. Semua
gerakan organ tubuh disebabkan oleh kerja otot. Otot dapat menggerakkan organ tubuh karena
mempunyai kemampuan berkontraksi. Oleh karena itu, otot disebut alat gerak aktif, sedangkan
tulang sebagai alat gerak pasif.
1. Jenis-jenis Otot
Menurut bentuk morfologi, cara kerja, dan lokasinya dalam tubuh, otot dibedakan menjadi
tiga macam, yaitu otot polos, otot lurik, dan otot jantung.
a. Otot Polos
Otot polos disebut juga otot tak sadar atau otot alat dalam. Sel-sel penyusun
jaringan otot polos berbentuk seperti gelendong dan hanya mempunyai sebuah inti
yang terletak di bagian tengah sel.
Otot polos juga mempunyai karakteristik lain, yakni tidak melekat pada tulang,
aktivitasnya lebih lambat, mampu berkontraksi dalam jangka waktu yang lama dan
tidak mudah lelah, serta gerakannya bergerak di bawah kendali saraf tak sadar (saraf
otonom). Otot polos terdapat pada dinding organ-organ tubuh bagian dalam (selain
jantung), seperti lambung, usus, ovarium, pembuluh darah, dan paru-paru.
19
b. Otot Lurik
Otot lurik disebut juga otot rangka atau otot seran lintang. Otot rangka
mempunyai hubungan dengan tulang penyusun rangka dan berfungsi untuk
menggerakkan tulang. Otot lurik mempunyai ciri-ciri, sel-selnya berbentuk silinder
atau seperti tabung. Jika diamati di bawah mikroskop nampak gelap terang dan setiap
sel mempunyai banyak inti yang terletak di tepi sel. Berdasarkan fungsinya otot
rangka juga disebut otot sadar, karena gerakan otot tersebut dikendalikan oleh saraf
sadar. Jadi, otot tersebut dapat berkontraksi sesuai dengan kehendak kita.
Serabut-serabut otot bergabung membentuk kumpulan serabut otot, kemudian
menggabung lagi menjadi otot yang disebut daging. Setiap gabungan tersebut
dilindungi oleh selaput atau fasia.
Gabungan otot tersebut umumnya berbentuk kumparan dan terdiri atas
beberapa bagian. Bagian tengah yang menggembung disebut empal atau ventrikel dan
kedua ujungnya yang mengecil disebut tendon. Tendon atau disebut juga urat otot
tersusun dari jaringan ikat yang bersifat keras dan liat.
c. Otot Jantung
Otot jantung hanya terdapat pada organ jantung. Struktur otot jantung hampir
sama dengan otot rangka, hanya saja serabut-serabutnya bercabang dan saling
beranyam serta mempunyai inti sel di tengah serabut.
Otot jantung bekerja di luar kehendak kita (di luar perintah otak), tetapi dipengaruhi
oleh saraf otonom (saraf tak sadar). Gerakan otot jantung teratur dan tahan terhadap
kelelahan. Otot tersebut bekerja seumur hidup manusia. Jadi, otot jantung merupakan
otot yang istimewa, karena strukturnya, seperti otot rangka tetapi cara kerjanya
seperti otot polos.
2. Kerja Otot
Tulang-tulang rangka dapat bergerak karena adanya otot yang berkontraksi. Otot
berkontraksi karena dirangsang oleh saraf. Rangsangan tersebut dapat berupa panas, dingin,
zat kimia, sentuhan, dan arus listrik.
Untuk melakukan kontraksi, otot memerlukan energi. Energi yang diperlukan otot berasal
dari energi yang tersimpan di dalam sel-sel otot. ATP (Adenosin Tri Phosphat) merupakan
sumber energi utama untuk kontraksi otot. ATP berasal dari oksidasi (pembakaran)
karbohidrat dan lemak.
Untuk menggerakkan tulang, otot rangka tidak bekerja sendiri-sendiri, tetapi bekerja
secara kelompok dari dua otot atau lebih. Sifat kerjanya ada yang saling berlawanan
20
(antagonis), ada juga yang saling membantu (sinergis).
a. Otot Antagonis
Otot antagonis adalah dua otot atau lebih yang bekerja pada suatu sendi dan
saling berlawanan arahnya sehingga gerakannya saling menghambat. Jika salah satu
otot berkontraksi, otot lainnya akan relaksasi. Contoh otot antagonis adalah otot
lengan atas yang berfungsi menggerakkan lengan bawah. Untuk mengangkat lengan
bawah atau menurunkannya diperlukan dua otot rangka, yaitu otot bisep dan otot
trisep. Otot bisep berada pada lengan atas bagian depan, sedangkan otot trisep berada
pada lengan atas bagian belakang. Jika otot bisep berkontraksi otot trisep akan
relaksasi, sehingga lengan bawah terangkat. Adapun jika otot trisep berkontraksi, otot
bisep akan relaksasi, sehingga lengan bawah turun atau lurus kembali.
21
Efek kerja otot antagonis dapat dibedakan sebagai berikut.
1) Fleksor (membengkokkan) dan ekstensor (meluruskan), misalnya terjadi pada otot
bisep dan trisep, seperti contoh di atas.
2) Abduktor (menjauhkan badan) dan adductor (mendekati badan), misalnya gerak
tangan sejajar bahu dan sikap sempurna.
3) Depresor (ke bawah) dan elevator (ke atas), misalnya gerak kepala merunduk dan
menengadah.
4) Supinator (menengadah) dan pronator (menelungkup), misalnya gerak telapak
tangan menengadah dan gerak telapak tangan menelungkup.
b. Otot Sinergis
Otot sinergis adalah dua otot atau lebih yang bekerja pada satu sendi dan saling
membantu sehingga memberikan gerakan searah. Misalnya otot pronator yang
bekerja secara sinergis pada saat kita menggerakkan telapak tangan menelungkup dan
menengadah. Contoh lainnya adalah otot bisep lengan atas dan otot pengangkat
lengan atas yang menyebabkan gerakan membengkokkan lengan bawah.
a. Atrofi Otot
Atrofi otot merupakan penurunan fungsi otot karena otot mengecil atau
kehilangan kemampuan berkontraksi. Atrofi dapat disebabkan oleh penyakit
poliomielitis. Poliomielitis merusakkan saraf yang mengoordinasi otot. Jaringan otot
yang mengalami atrofi akan mengalami pengurangan ukuran sampai dengan 25% dari
ukuran semula. Atrofi dapat pula terjadi karena keadaan (sakit) tertentu sehingga
seseorang harus istirahat di tempat tidur dalam waktu yang lama. Atrofi otot dapat
22
diperkecil dengan cara memberikan stimulasi listrik, pemijatan, atau dengan latihan-
latihan khusus.
b. Hipertrofi Otot
Hipertrofi otot merupakan kebalikan atrofi, yaitu otot menjadi besar dan menjadi
lebih kuat. Hal itu terjadi karena aktivitas otot yang berlebih (misalnya karena bekerja
atau latihan olahraga).
c. Hernia Abdominal
Hernia abdominal terjadi apabila dinding otot abdominal (bagian perut) sobek
pada bagian yang lemah. Akibatnya, usus menjadi melorot ke bawah masuk ke dalam
rongga perut.
d. Kelelahan Otot
Kelelahan otot terjadi karena otot terus-menerus melakukan aktivitas. Pada
puncaknya terjadi kram atau kekejangan, yaitu otot tidak mampu lagi berkontraksi
dan menimbulkan kesakitan.
f. Tetanus
Tetanus merupakan penyakit yang menyebabkan otot menjadi kejang. Tetanus
terjadi karena toksin bakteri tetanus (Clostridium tetani) yang berbentuk basil masuk
ke dalam luka.
g. Distrofi Otot
Distrofi otot merupakan penyakit kronis pada otot sejak anak-anak. Distrofi otot
diduga merupakan penyakit genetis (bawaan).
h. Miestenia Gravis
Miestenia gravis adalah melemahnya otot secara berangsur-angsur sehingga
menyebabkan kelumpuhan bahkan kematian. Penyebabnya belum diketahui secara
pasti, diduga berkaitan dengan penurunan kekebalan tubuh dan berkaitan pula dengan
kelenjar tiroid. Kondisi yang paling berbahaya adalah jika paralysis (kelumpuhan) otot
terjadi pada otot-otot yang mendukung sistem pernapasan.
23
a. Olahraga Teratur
Olahraga secara teratur, seperti sepeda santai, jalan pagi, lari pagi, dan aktivitas lainnya
dapat membuat tubuh kita berkeringat, sehingga menjadikan otot-otot berfungsi dengan
baik dan tubuh kita segar.
b. Senam Pagi
Senam pagi di sekolah dengan iringan musik juga termasuk salah satu bentuk olahraga
yang baik untuk menjaga agar tubuh kita tetap bugar.
c. Senam Aerobik
Senam aerobik pada prinsipnya sama dengan senam pagi. Senam aerobik sangat baik
untuk membakar lemak tubuh dan menjaga otot agar tetap sehat.
d. Body Building
Body building seperti yang biasa dilakukan oleh para binaragawan bertujuan untuk
melatih tubuh agar bentuknya menjadi indah.
24
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Gerak pada manusia merupakan perpaduan antara tulang dan otot. Tulang saja tidak akan
bergerak, namun memerlukan otot untuk dapat bergerak sehingga tulang dapat dikatakan
sebagai alat gerak pasif.
Berdasarkan penyusunnya, tulang dapat dibedakan menjadi tulang rawan dan tulang
keras. Tulang rawan tersusun atas sel-sel tulang rawan (kondrosit), serabut kolagen, dan
matriks. Tulang keras berdasarkan bentuknya dibedakan menjadi tulang pipa, tulang pipih,
tulang pendek, dan tulang tidak beraturan.
Tulang rangka manusia terdiri atas lebih dari 206 tulang. Tulang tesebut dapat
dikelompokkan menjadi rangka aksial dan rangka apendikular. Rangka aksial terdiri atas
tulang kepala, tulang belakang, tulang dada, dan tulang rusuk. Adapun tulang apendikular
terdiri atas tulang gelang bahu, tulang anggota gerak atas, tulang gelang panggul, dan tulang
anggota gerak bawah.
Hubungan antartulang (artikulasi) dapat dibedakan menjadi sinartrosis amfiartrosis, dan
aliran diartrosis. Otot merupakan alat gerak aktif. Otot dapat dibedakan menjadi otot lurik,
otot polos, dan otot jantung.
B. Saran
Demikian makalah ini dibuat, semoga dapat bermanfaat bagi kami yang membuat dan
juga kepada yang membaca. Mohon maaf jika masih banyak kekerungan dalam segi
penyampaian materi ataupun kata-kata yang tidak pada tempatnya. Kami berharap adanya
masukan dari pembaca. Terima kasih.
25
LATIHAN SOAL
26
DAFTAR PUSTAKA
Kemendikbud. 2017. Ilmu Pengetahuan Alam Untuk SMP/MTs Kelas VIII Semester 1. Jakarta:
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
Henry, G, dkk. 2009. IPA Untuk SMP/MTs Kelas VIII. Jakarta: CV. Sahabat
Wariyano, Sukis, dkk. 2009. Mari Belajar Ilmu Alam Sekitar : Panduan Belajar IPA Terpadu
Untuk Kelas VIII SMP/MTs. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
27