Anda di halaman 1dari 25

INSTITUT TEKNOLOGI PLN

KAMPUS DURI KOSAMBI, GEDUNG PLN TOWER


JL. LINGKAR LUAR BARAT, JAKARTA 11750
TELEPON (021) 5440342, 5440344. EXT 1306

LEMBAR ASISTENSI

PRAKTIKUM MEKANIKA FLUIDA

KELOMPOK XV

1. Imam Widjoyo (2019 – 21 – 001)


2. Anggi Pepayosa Tarigan (2019 – 21 – 004)
3. Maulana Zikra Isra (2019 – 21 – 019)
4. Kathylia Afina Hani (2019 – 21 – 028)
5. Fakhri Akmal Rusniawan (2019 – 21 – 031)
6. Kintan Febriyanti (2019 – 21 – 060)
7. Ari Maulana Muhammad (2019 – 21 – 066)

NO. TANGGAL URAIAN PARAF


Laporan Praktikum
Modul No. III
Teori Bernouli
(Bernoulli’s Theorem)

Institut Teknologi – PLN

Nama : Kintan Febriyanti


NIM : 2019 – 21 – 060
Kelas :A
Kelompok :I
Jurusan : S1 Teknik Sipil
Tanggal Praktikum : 26 September 2020
Asisten : Rohmaniatus Jannah

Laboratorium Hidrolika
Institut Teknologi – PLN
2020
Nama : Kintan Febriyanti
NIM : 2019 – 21 – 060

Modul III
Teori Bernouli
(Bernoulli’s Theorem)

A. TUJUAN
Tujuan praktikum ini adalah untuk :
a. Untuk menyelidiki validasi Persamaan Bernoulli ketika diaplikasikan ke aliran air
yang steady pada pipa yang bergradasi dimensinya.
b. Menentukan besarnya koefisien debit (Cd) pada alat venturimeter yang
digunakan.
c. Mengamati pembagian tekanan sepanjang pipa konvergen-divergen.

B. ALAT DAN BAHAN


Alat :
1. Hydraulic Bench,
2. Peralatan Bernoulli

Bahan :
Air sebanyak 160 liter.

C. DASAR TEORI
Venturimeter adalah sebuah alat untuk mengukur kelajuan cairan dalam pipa
bernama pipa venturi. Pipa venturi merupakan sebuah pipa yang memiliki
penampang bagian tengahnya lebih sempit dan diletakkan mendatar dengan
dilengkapi dengan pipa pengendali untuk mengetahui permukaan air yang ada
sehingga besarnya tekanan dapat diperhitungkan. Dalam pipa venturi ini luas
penampang pipa bagian tepi memiliki penampang yang lebih luas daripada bagian
tengahnya atau diameter pipa bagian tepi lebih besar daripada bagian tengahnya.
Zat cair dialirkan melalui pipa yang penampangnya lebih besar lalu akan mengalir
melalui pipa yang memiliki penampang yang lebih sempit, dengan demikian, maka
akan terjadi perubahan kecepatan. Manometer air dipasang secara vertikal untuk
perbedaan tekanan di ujung yang lebih besar dan tenggorokan.

2.1 Teori Persamaan Bernoulli


Asumsikan bahwa tidak ada kehilangan energi sepanjang pipa, dan bahwa
kecepatan dan tinggi piezometric konstan di seluruh penampang dari setiap
bagian yang dipertimbangkan, maka teorema bernoulli menyatakan bahwa:

v 21 v 22 v 2n
+h = + h = +h (1)
2g 1 2 g 2 2g n
Laboratorium Hidrolika
IT-PLN
Nama : Kintan Febriyanti
NIM : 2019 – 21 – 060
Dimana v1, v2 dan vn adalah kecepatan aliran melalui bagian 1, 2 dan n.
Persamaan kontinuitas mengasumsikan volume aliran konstan (bukan
kecepatan) sepanjang pipa, jadi :
V 1 A 1=V 2 A 2=V n A n=Q (2)
Mensubstitusikan persamaan 1 untuk V1 dari persamaan 2 :
v 21 A 2 v2
( )
2 g A1
+h1 = 2 + h2
2g
dan menyelesaikan persamaan ini untuk V2 mengarah ke :

2 g (h1−h 2)
V 2=
√ 1−( A 2 / A 2)
Sehingga tingkat debit (aliran volume), dari persamaan (2) menjadi :

2 g( h1−h 2)
Q= A 2
√ 1−( A 2 / A 2)
Aliran sebenarnya kehilangan beberapa energi antara bagian 1 dan 2, dan
(3)

kecepatannya tidak mutlak konstan di salah satu bagian ini.Sebagai hasilnya,


nilai Q yang terukur selalu sedikit kurang dari nilai yang dihitung dari teori
persamaan (3). untuk memungkinkan ini, persamaannya menjadi :

2 g (h1−h 2)
Q=C A 2
√ 1−( A 2 / A 2)
Di mana C adalah faktor penyesuaian yang disebut koefisien debit untuk
(4)

meter, yang dapat kalian temukan dengan percobaan. Nilainya sedikit 12


bervariasi dari satu meter ke yang lain dan, bahkan untuk meter tertentu mungkin
sedikit berbeda dengan debit, tetapi biasanya antara 0,92 hingga 0,99 untuk
meteran konvergen-divergen (venturi).

2.2 Menemukan Koefisiwn Debit (C)


Persamaan 4 dapat diatur kembali seperti:
2 g (h1−h 2)
Q=C A 2
√ 1−( A 2 / A 2)
× √ (h1 −h2)

Karena dimensi venturi (A1 dan A2) dan gravitasi (g) tetap konstan, bagian
(5)

tengah persamaan dapat disederhanakan menjadi konstan (k), sehingga:

2g
k = A2
√ 1−( A 2 / A 2 )
kemudian,
Q=C ×k × √ (h1−h2) (6)

Laboratorium Hidrolika
IT-PLN
Nama : Kintan Febriyanti
NIM : 2019 – 21 – 060
dan oleh karena itu :
1 Q
C= × (7)
k √ (h1−h2 )
menunjukkan hubungan linier antara aliran, koefisien aliran dan akar
kuadrat dari tinggi yang berbeda.

2.3 Perhitungan Tekanan Tanpa Dimensi


Dari persamaan bernouli perbedaan tinggi antara setiap titik dan tekanan
inlet dapat ditemukan dari :
V 21−V 2n
h n−h1=
2g
Untuk dengan mudah membandingkan hasil aktual dengan teori, kalian harus
mengubah istilah-istilah ini menjadi perhitungan tanpa dimensi. untuk melakukan
ini, membaginya dengan cara :
2 2
hn−h 1 V 1−V n
2
= 2
(V 2 /2 g) Vn
Menggunakan persamaan kontinuitas (2) untuk mengganti rasio area di tempat
rasio kecepatan, menjadi :
A2 2 A2 2
hn−h 1
= ( ) ( )
(V 22 /2 g) A 1

An
(8)

Oleh karena itu, menghitung rasio luas memberikan perbedaan tekanan


berdimensi teoritis atau 'ideal', atau dikenal sebagai koefisien tinggi piezometrik
yang ideal :
A2 2 A2 2

( ) ( )
A1

An
(9)

dan distribusi tekanan berdimensi sebenarnya (atau dikenal sebagai


koefisien tinggi piezometric aktual) ditemukan dari :
hn−h 1
(10)
(V 22 /2 g)

Laboratorium Hidrolika
IT-PLN
Nama : Kintan Febriyanti
NIM : 2019 – 21 – 060

Tabel 3.1 Dimensi dari tabung


Jarak Sepanjang Venturi
Pipa Diameter (mm)
(mm)
A 0 26,00
B 20 23,20
C 32 18,40
D 46 16,00
E 61 16,79
F 76 18,47
G 76 20,16
H 106 21,84
J 121 23,53
K 136 25,21
L 156 26,00

Gambar 2.1 Pipa Venturimeter

D. PROSEDUR PELAKSANAAN
1. Letakkan peralatan diatas bangku hidrolik tecquipment (disediakan secara
terpisah).
2. Hubungkan selang pasokan bangku ke sisi hulu dari venturimeter.
3. Hubungkan ujung hilir dari venturimeter ke tabung plastik yang disediakan dan
arahkan kembali ke lubang tengah besar dari bangku hidrolik digital.
4. Mengatur kedua kontrol aliran peralatan dan katup pasokan bangku ke sekitar
sepertiga posisi terbuka..
5. Periksa bahwa katup udara pada manifold atas tertutup rapat.
6. Aktifkan pasokan bangku dan biarkan air mengalir untuk membersihkan udara
dari tabung manometer, mungkin membantu sedikit memiringkan peralatan atau
dengan ringan menyentuh tabung dengan jari kalian.
7. Tutup katup aliran peralatan. Udara sekarang akan terperangkap didalam atas
manometer sistem pipa-pipa dan manifold.

Laboratorium Hidrolika
IT-PLN
Nama : Kintan Febriyanti
NIM : 2019 – 21 – 060
8. Buka katup udara hanya cukup untuk memungkinkan air naik kira-kira setengah
dari skala manometer.
9. Tutup katup udara.
10. Amati data pada tiga macam laju aliran debit. Gunakan set pertama pembacaan
pada laju aliran debit maksimum (h1-h11 besar), laju aliran debit dikurangi untuk
memberikan perbedaan tinggi h1-h11 sekitar 50 mm. Ulang prosedur diatas untuk
menghasilkan perbedaan tinggi yang berada diantara kedua test diatas. Semua
data dicatat.
11. Matikan pasokan bangku. Jika air terperangkap didalam manometer, buka katup
udara untuk membersihkannya. Tutup kembali katup udara.

Laboratorium Hidrolika
IT-PLN
Nama : Kintan Febriyanti
NIM : 2019 – 21 – 060
NOMENKLATUR

Tabel 2.1 Nomeklatur

Satuan Lambang Tipe Deskripsi


Diambil dari skala
pembacaan pada
hydraulic bench. Volume
Volume yang terkumpul diukur
m3 /s Q Diukur
terkumpul /Debit dalam liter/detik.
Konversikan ke m3 /s
perhitungan (dibagi
dengan 1000)
Diameter pipa pada setiap
Diameter M D Diberikan keran. Lihat di bagian
dimensi.
Nilai terukur dari
Tinggi berbeda-
M ∆h Diberikan pembacaan manometer
beda
dalam air. (h2-h1)
Dilihat dari rumus yang
Koefisien Aliran C Dihitung
diberikan.
Luasan pipa pada setiap
Luasan pipa m2 A Diberikan keran. Lihat di bagian
dimensi.
Nilai terukur dari
Tinggi M H Diukur pembacaan manometer
dalam air
Kecepatan aliran dalam
Kecepatan m/s V Dihitung
pipa = Qv / A
Nilai gravitasi m/s2 G Diberikan 9,81 m/s2

Laboratorium Hidrolika
IT-PLN
Nama : Kintan Febriyanti
NIM : 2019 – 21 – 060

FORMULIR TEORI BERNOULI

Kelompok :I
Hari / tgl : 03 November 2020
Pukul : 13.30 WIB
Aliran Q : 1. 0,277 × 10-3 (m3/s)
2. 0,185 × 10-3 (m3/s)
3. 0,157 × 10-3 (m3/s)

PIPA (mm)
Percobaan
A B C D E F G H I J K L
1 212 208 178 128 140 166 178 188 194 198 200
2 172 170 158 134 138 150 156 160 164 165 166
3 156 155 145 128 130 144 144 146 149 150 151

Jakarta, 03 November 2020


Diperiksa Penguji

(Rohmaniatus Jannah) (Kintan Febriyanti)

Grafik Tekanan Ideal dan Tekkanan Aktual terhadap Grafik Sepanjang Venturi

Laboratorium Hidrolika
IT-PLN
Nama : Kintan Febriyanti
NIM : 2019 – 21 – 060

E. PERHITUNGAN

Laboratorium Hidrolika
IT-PLN
Nama : Kintan Febriyanti
NIM : 2019 – 21 – 060
1
A2= × π × ¿
4
1
¿ × π ׿
4
¿ 201,0619 mm2
1
A1= × π × ¿
4
1
¿ × π ׿
4
¿ 530,9292 mm2
A 2 201,0619 mm2
=
A 1 530,9292 mm2
¿ 0,3787 mm2
A2 2
( )
A1
=( 0 ,3787 mm 2)
2

¿ 0,1434 mm2

 Distribusi Tekanan Ideal (c)


1. Pipa A
 Jarak Sepanjang Venturi = 0 mm

 Diameter = 26,00 mm

 Luas Penampang Area (Aa) = 530,9292 mm2


A 2 201,0619 mm2
 =
A 1 530,9292 mm2
¿ 0,3787 mm2
A2 2
( )
A1
=( 0 ,3787 mm 2)
2

¿ 0,1434 mm2
A 2 2 A 2 2 201,0619mm 2 2 201 , 0619 mm 2 2

 ( ) ( ) (
A1

Aa
= ) (
530,9292mm 2

530,9292 mm2 )
¿ 0 , 1434 mm2−0,143 4 mm2
¿ 0 mm2
2. Pipa B
 Jarak Sepanjang Venturi = 20 mm

 Diameter = 23,30 mm

 Luas Penampang Area (Ab) = 426,3848 mm2


A 2 201 , 061 9 mm2
 =
A 1 531,1429 mm2
¿ 0,3787 mm2
A2 2
 ( )
A1
=( 0,3787 mm2 )
2

¿ 0,1434 mm 2

Laboratorium Hidrolika
IT-PLN
Nama : Kintan Febriyanti
NIM : 2019 – 21 – 060

A 2 2 A 2 2 201, 061 9 mm2 2 201 ,061 9 mm2 2

 ( ) ( ) (
A1

Ab
=
531,1429 mm
2 ) (

42 6 ,3898 mm
2 )
¿ 0,1434 mm 2−0,22 2 4 mm2
¿−0,0 791mm 2
3. Pipa C
 Jarak Sepanjang Venturi = 32 mm

 Diameter = 18,40 mm

 Luas Penampang Area (Ac) = 265,9044 mm2

A 2 201 , 061 9 mm2


 =
A 1 531,1429 mm2
¿ 0,3787 mm2
A2 2
 ( )
A1
=( 0,3787 mm2 )
2

¿ 0,1434 mm 2
A 2 2 A 2 2 201 , 061 9 mm2 2 201 ,061 9 mm2 2

 ( ) ( ) (
A1

AC
=
531,1429 mm
2) (

26 5 , 9044 mm
2 )
¿ 0,1434 mm 2−0,57 18 mm2
¿−0,428 4 mm2
4. Pipa D
 Jarak Sepanjang Venturi = 46 mm

 Diameter = 16,00 mm

 Luas Penampang Area (Ac) = 201,0619 mm2


A 2 201 , 061 9 mm2
 =
A 1 531,1429 mm2
¿ 0,3787 mm2
A2 2
 ( )
A1
=( 0,3787 mm2 )
2

¿ 0,1434 mm 2

A 2 2 A 2 2 20 1,061 9mm 2 2 201 , 061 9mm 2 2

 ( ) ( ) (
A1

Ad
=
531,1429 mm2 ) (

201 , 0619 mm2 )
¿ 0,1434 mm 2−1 mm2
¿−0,8566 mm2
5. Pipa E
 Jarak Sepanjang Venturi = 61 mm

 Diameter = 16,79 mm

 Luas Penampang Area (Ae) = 221,4070 mm2

Laboratorium Hidrolika
IT-PLN
Nama : Kintan Febriyanti
NIM : 2019 – 21 – 060
A 2 201,1429 mm2
 =
A 1 531,1429 mm2
¿ 0,3787 mm2
A2 2
 ( )
A1
=( 0,3787 mm2 )
2

¿ 0,1434 mm 2
A 2 2 A 2 2 201 , 061 9 mm2 2 201 , 0 61 9 mm2 2

 ( ) ( )(
A1

Ae
=
531,1429 mm
2 ) (

221,4961 mm
2 )
¿ 0,1434 mm 2−0,824 0 mm2
¿−0,68 06 mm2
6. Pipa F
 Jarak Sepanjang Venturi = 76 mm

 Diameter = 18,47 mm

 Luas Penampang Area (Af) = 267,9314 mm2


A 2 201 , 061 9 mm2
 =
A 1 531,1429 mm2
¿ 0,3787 mm2
A2 2
 ( )
A1
=( 0,3787 mm2 )
2

¿ 0,1434 mm 2
A 2 2 A 2 2 201 , 061 9 mm2 2 201 ,061 9 mm2 2

 ( ) ( )(
A1

Af
=
531,1429 mm
2 ) (

26 7 , 9314 mm
2 )
¿ 0,1434 mm 2−0,5631 mm2
¿−0,4197 mm2
7. Pipa G
 Jarak Sepanjang Venturi = 91 mm

 Diameter = 20,16 mm

 Luas Penampang Area (Ag) = 319,2059 mm2


A 2 201 , 061 9 mm2
 =
A 1 531,1429 mm2
¿ 0,3787 mm2
A2 2
 ( )
A1
=( 0,3787 mm2 )
2

¿ 0,1434 mm 2
A 2 2 A 2 2 201 , 0619 mm2 2 201 , 0619 mm2 2

 ( ) ( ) (
A1

Ag
=
531,1429mm
2 ) (

319 ,2059 mm
2 )
¿ 0,1434 mm 2−0 , 3968 mm2
¿−0,2534 mm2
8. Pipa H

Laboratorium Hidrolika
IT-PLN
Nama : Kintan Febriyanti
NIM : 2019 – 21 – 060

 Jarak Sepanjang Venturi = 91 mm

 Diameter = 21,16 mm

 Luas Penampang Area (Ah) = 351,6586 mm2


A 2 201 , 061 9 mm2
 =
A 1 531,1429 mm2
¿ 0,3787 mm2
A2 2
 ( )
A1
=( 0,3787 mm2 )
2

¿ 0,1434 mm 2
A 2 2 A 2 2 201 , 061 9 mm2 2 201 , 0619 mm2 2

 ( ) ( ) (
A1

Ah
=
531,1429 mm
2 ) (

3 51 , 6586 mm
2 )
¿ 0,1434 mm 2−0 , 3269 mm2
¿−0,1 835
9. Pipa J
 Jarak Sepanjang Venturi = 121 mm

 Diameter = 23,53 mm

 Luas Penampang Area (Ah) = 435,0193 mm2


A 2 201 , 061 9 mm2
 =
A 1 531,1429 mm2
¿ 0,3787 mm2
A2 2
 ( )
A1
=( 0,3787 mm2 )
2

¿ 0,1434 mm 2
A 2 2 A 2 2 201 , 061 9 mm2 2 201, 061 9 mm2 2

 ( ) ( ) (
A1

Ah
=
531,1429 mm
2) (

435,0193 mm
2 )
¿ 0,1434 mm 2−0,213 6 mm2
¿−0,070 2mm 2
10. Pipa K
 Jarak Sepanjang Venturi = 136 mm

 Diameter = 25,21 mm

 Luas Penampang Area (Ah) = 499,1551 mm2


A 2 201 , 061 9 mm2
 =
A 1 531,1429 mm2
¿ 0,3787 mm2

A2 2
 ( )
A1
=( 0,3787 mm2 )
2

¿ 0,1434 mm 2

Laboratorium Hidrolika
IT-PLN
Nama : Kintan Febriyanti
NIM : 2019 – 21 – 060

A 2 2 A 2 2 201 , 061 9 mm2 2 201, 061 9 mm2 2

 ( ) ( ) (
A1

Ah
=
531,1429 mm
2) (

499 ,1551 mm
2 )
¿ 0,1434 mm 2−0,1623 mm 2
¿−0,018 9 mm2
11. Pipa L
 Jarak Sepanjang Venturi = 157 mm

 Diameter = 26,00 mm

 Luas Penampang Area (Al) = 531,1429 mm2


A 2 201 , 061 9 mm2
 =
A 1 531,1429 mm2
¿ 0,3787 mm2
A2 2
 ( )
A1
=( 0,3787 mm2 )
2

¿ 0,1434 mm 2
A 2 2 A 2 2 201 , 061 9 mm2 2 201, 061 9 mm2 2

 ( ) ( ) (
A1

Ah
=
531,1429 mm ) (
2

531,142 9 mm
2 )
¿ 0,1434 mm 2−0,1434 mm2
¿ 0 mm2

Laboratorium Hidrolika
IT-PLN
Nama : Kintan Febriyanti
NIM : 2019 – 21 – 060

 Distribusi Tekanan Aktual


 Nilai Maksimum
Aliran Q = 0,277 l/s
= 0,277 × 10-3 m3/s
A2 = 201,0619 mm2
= 201,0619 × 10-6 m2
Q
V 22 =
A2
0,27 7 × 10−3 m3 /s
=
201, 061 9 ×10−6 m 2
= 1,3 777 m/ s

V 22 ( 1, 3777 m/ s )2
=
2g 2 × 9,81m/ s2
= 0,0 702 m
= 70,2 mm
1. Pipa A
hn = 0 mm
hn-h1 = 0 mm – 0 mm
= 0 mm
hn−h 1 0 mm
2 =
(V /2 g)
2
70,2mm
= 0 mm
2. Pipa B
hn = 20 mm
hn-h1 = 20 mm – 0 mm
= 20 mm
hn−h 1 20 mm
2 =
(V /2 g)
2
70 ,2 mm
= 0,2849 mm
3. Pipa C
hn = 32 mm
hn-h1 = 32 mm – 0 mm
= 32 mm
hn−h 1 32 mm
2 =
(V /2 g)
2
70 ,2 mm
= 0,4558 mm
4. Pipa D
hn = 46 mm
hn-h1 = 46 mm – 0 mm
= 46 mm
hn−h1
46 mm
V 22 =
( )
2g
70.2 mm

= 0,6553 mm
5. Pipa E
Laboratorium Hidrolika
IT-PLN
Nama : Kintan Febriyanti
NIM : 2019 – 21 – 060
hn = 61 mm
hn-h1 = 61 mm – 0 mm
= 61 mm
hn−h 1 61mm
2 =
(V /2 g)
2
70 ,2 mm
= 0,8689 mm

6. Pipa F
hn = 76 mm
hn-h1 = 76 mm – 0 mm
= 76 mm
hn−h 1 76 mm
2 =
(V /2 g)
2
70 ,2 mm
= 1,0826 mm
7. Pipa G
hn = 91mm
hn-h1 = 91 mm – 0 mm
= 91 mm
hn−h 1 91 mm
2 =
(V /2 g)
2
70 ,2 mm
= 1,2963 mm
8. Pipa H
hn = 91 mm
hn-h1 = 91 mm – 0 mm
= 91 mm
hn−h 1 91mm
2 =
(V /2 g)
2
70 ,2 mm
= 1,2963 mm
9. Pipa J
hn = 121 mm
hn-h1 = 121 mm – 0 mm
= 121 mm
hn−h 1 121 mm
2 =
(V /2 g)
2
70 ,2 mm
= 1,7236 mm
10. Pipa K
hn = 136 mm
hn-h1 = 136 mm – 0 mm
= 136 mm
hn−h 1 136 mm
2 =
(V /2 g)
2
70 ,2 mm
= 1,9373 mm
11. Pipa L
hn = 137 mm
hn-h1 = 137 mm – 0 mm
= 137 mm

Laboratorium Hidrolika
IT-PLN
Nama : Kintan Febriyanti
NIM : 2019 – 21 – 060
hn−h1
13 7 mm
V 22 =
( ) 2g
70 ,2 mm

= 1,9516 mm
 Nilai Menengah
Aliran Q = 0,185 l/s
= 0,185 × 10-3 m3/s
A2 = 201,0619 mm2
= 201,0619 × 10-6 m2
Q
V 22 =
A2
0,185 ×10−3 m3 / s
=
201, 061 9 ×10−6 m 2
= 0,9 201 m/s

V2
2
( 0 , 9201m/ s )2
=
2g 2× 9,81m/ s2
= 0,04 67 m
= 4 6,7 mm
1. Pipa A
hn = 0 mm
hn-h1 = 0 mm – 0 mm
= 0 mm
hn−h 1 0 mm
2 =
(V /2 g)
2
4 6,7 mm
= 0 mm
2. Pipa B
hn = 20 mm
hn-h1 = 20 mm – 0 mm
= 20 mm
hn−h 1 20 mm
2 =
(V /2 g)
2
4 6 ,7 mm
= 0,4283 mm
3. Pipa C
hn = 32 mm
hn-h1 = 32 mm – 0 mm
= 32 mm
hn−h 1 32 mm
2 =
(V /2 g)
2
4 6 ,7 mm
= 0,6852 mm
4. Pipa D
hn = 46 mm
hn-h1 = 46 mm – 0 mm
= 46 mm

Laboratorium Hidrolika
IT-PLN
Nama : Kintan Febriyanti
NIM : 2019 – 21 – 060
hn−h 1 46 mm
2 =
(V /2 g)
2
4 6,7 mm
= 0,9850 mm
5. Pipa E
hn = 61 mm
hn-h1 = 61 mm – 0 mm
= 61 mm
hn−h 1 61 mm
2 =
(V /2 g)
2
4 6 ,7 mm
= 1,3062 mm
6. Pipa F
hn = 76 mm
hn-h1 = 76 mm – 0 mm
= 76 mm
hn−h 1 76 mm
2 =
(V /2 g)
2
4 6 ,7 mm
= 1,6274 mm
7. Pipa G
hn = 91 mm
hn-h1 = 91 mm – 0 mm
= 91 mm
hn−h 1 91 mm
2 =
(V /2 g)
2
4 6 ,7 mm
= 1,9486 mm

8. Pipa H
hn = 91 mm
hn-h1 = 91 mm – 0 mm
= 91 mm
hn−h 1 91 mm
2 =
(V /2 g)
2
4 6 ,7 mm
= 1,9286 mm
9. Pipa J
hn = 121 mm
hn-h1 = 121 mm – 0 mm
= 121 mm
hn−h 1 121 mm
2 =
(V /2 g)
2
4 6 ,7 mm
= 2,5910mm
10. Pipa K
hn = 136 mm
hn-h1 = 136 mm – 0 mm
= 136 mm
hn−h 1 136 mm
2 =
(V /2 g)
2
4 6 ,7 mm
= 2,9122 mm
11. Pipa L
hn = 137 mm
hn-h1 = 137 mm – 0 mm

Laboratorium Hidrolika
IT-PLN
Nama : Kintan Febriyanti
NIM : 2019 – 21 – 060
= 137 mm
hn−h 1 1 37 mm
2 =
(V /2 g)
2
4 6 ,7 mm
= 2,9336 mm
 Nilai Minimum
Aliran Q = 0,157 l/s
= 0,157 × 10-3 m3/s
A2 = 201,0619 mm2
= 201,0619 × 10-6 m2
Q
V 22 =
A2
0,15 7 ×10−3 m3 / s
=
201, 061 9 ×10−6 m 2
= 0,7 809 m/s

V 22 ( 0,7 809 m/s )2


=
2g 2× 9,81 m/s2
= 0,0 398 m
= 39,8 mm
1. Pipa A
hn = 0 mm
hn-h1 = 0 mm – 0 mm
= 0 mm
hn−h 1 0 mm
2 =
(V /2 g)
2
39,8 mm
= 0 mm
2. Pipa B
hn = 20 mm
hn-h1 = 20 mm – 0 mm
= 20 mm

hn−h 1 20 mm
2 =
(V /2 g)
2
39,8 mm
= 0,5025 mm
3. Pipa C
hn = 32 mm
hn-h1 = 32 mm – 0 mm
= 32 mm
hn−h 1 32 mm
2 =
(V /2 g)
2
39,8 mm
= 0,8040 mm
4. Pipa D
hn = 46 mm
hn-h1 = 46 mm – 0 mm
= 46 mm
hn−h 1 46 mm
2 =
(V /2 g)
2
39,8 mm
= 1,1558
5. Pipa E
Laboratorium Hidrolika
IT-PLN
Nama : Kintan Febriyanti
NIM : 2019 – 21 – 060
hn = 61 mm
hn-h1 = 61 mm – 0 mm
= 61 mm
hn−h 1 61 mm
2 =
(V /2 g)
2
39,8 mm
= 1,5327mm
6. Pipa F
hn = 76 mm
hn-h1 = 76 mm – 0 mm
= 76 mm
hn−h 1 76 mm
2 =
(V /2 g)
2
39,8 mm
= 1,9095 mm
7. Pipa G
hn = 91 mm
hn-h1 = 91 mm – 0 mm
= 91 mm
hn−h 1 9 1mm
2 =
(V /2 g)
2
39,8 mm
= 2,2864 mm
8. Pipa H
hn = 91 mm
hn-h1 = 91 mm – 0 mm
= 91 mm
hn−h 1 9 1mm
2 =
(V /2 g)
2
39,8 mm
= 2,2864 mm
9. Pipa J
hn = 121 mm
hn-h1 = 121 mm – 0 mm
= 121 mm
hn−h 1 121mm
2 =
(V /2 g)
2
39,8 mm
= 3,0402 mm

10. Pipa K
hn = 136 mm
hn-h1 = 136 mm – 0 mm
= 136 mm
hn−h 1 136 mm
2 =
(V /2 g)
2
39,8 mm
= 3,4171 mm
11. Pipa L
hn = 137 mm
hn-h1 = 137 mm – 0 mm
= 137 mm

Laboratorium Hidrolika
IT-PLN
Nama : Kintan Febriyanti
NIM : 2019 – 21 – 060
hn−h 1 137 mm
2 =
(V /2 g)
2
39,8 mm
= 3,4422 mm

Koefisien Debit (c)


2×g
k = A2

√() A
1− 2
A1
2
`

2 ×9,81 m/s 2
=201 , 0619 mm 2

=962 , 2552
√ 1−0,1434 mm2

 Nilai Maksimum

Laboratorium Hidrolika
IT-PLN
Nama : Kintan Febriyanti
NIM : 2019 – 21 – 060
Aliran Q = 0,277 l/s
= 0,277 × 10-3 m3/s
h1 = 26,00 × 10-3 m
h2 = 16,00 × 10-3 m
h1-h2 = 26,00 × 10-3 m - 16,00 × 10-3 m
= 10,00 × 10-3 m
1 Q
C = ×
k √ (h1−h2 )
1 0,27 7 ×10−3
= ×
962 ,2552 √ 10,00 ×10−3
= 2,8787 × 10-6

 Nilai Manengah
Aliran Q = 0,185 l/s
= 0,185 × 10-3 m3/s
h1 = 26,00 × 10-3 m
h2 = 16,00 × 10-3 m
h1-h2 = 26,00 × 10-3 m - 16,00 × 10-3 m
= 10,00 × 10-3 m
1 Q
C = ×
k √ (h1−h2 )
1 0 ,185 ×10−3
= ×
962 ,2552 √ 10,00 ×10−3
= 1,9226 × 10-6

 Nilai Minimum
Aliran Q = 0,157 l/s
= 0,157 × 10-3 m3/s
h1 = 26,00 × 10-3 m
h2 = 16,00 × 10-3 m
h1-h2 = 26,00 × 10-3 m - 16,00 × 10-3 m
= 10,00 × 10-3 m
1 Q
C = ×
k √ (h1−h2 )
1 0,15 7 ×10−3
= ×
962 ,2552 √ 10,00 ×10−3
= 1,6316 × 10-6

F. ANALISA

Laboratorium Hidrolika
IT-PLN
Nama : Kintan Febriyanti
NIM : 2019 – 21 – 060

Laboratorium Hidrolika
IT-PLN
Nama : Kintan Febriyanti
NIM : 2019 – 21 – 060

Laboratorium Hidrolika
IT-PLN

Anda mungkin juga menyukai