Anda di halaman 1dari 196

ACCOUNTING HANDBOOK (POLICY & PROCEDURE MANUAL)

Accounting
Handbook
This sample book will guide company to
formulated, organized and implemented
Policy & Porcedure Manual

JULY 16

ABC-Financial Co.
Authored by: Sonny Marpaung

PUBLISH BY SM 1
ACCOUNTING HANDBOOK (POLICY & PROCEDURE MANUAL)

I. Pendahuluan

Policy dan procedure manual ini telah direvisi dan diperbarui untuk memberikan referensi yang
komprehensif meliputi praktik standar akuntansi yang diterima secara umum di Indonesia (SAK).
Kebijakan dan prosedur manual ini telah ditulis berdasarkan praktik akuntansi dan secara konsisten
mematuhi Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah.

Policy dan prosedur manual ini akan memberikan panduan bagi para Akuntan PT ABC-Financial
untuk melakukan praktik akuntansi sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang berlaku
di Indonesia dan memberikan informasi terkini dalam laporan keuangan dan membantu manajemen
untuk melakukan pengendalian internal.

Kepatuhan terhadap policy dan procedure manual ini wajib untuk semua anggota accounting
department dan department lain yang terkait baik secara langsung maupun tidak langsung dengan
kebijakan dan praktik akuntansi yang di terapkan di PT ABC-Financial.

Regards,
Managing Director,

PUBLISH BY SM 2
ACCOUNTING HANDBOOK (POLICY & PROCEDURE MANUAL)

II. Latar Belakang Informasi

1. Tujuan
Manual berikut ini adalah deskripsi sistem akuntansi dan tanggung jawab untuk Financial Controller,
Accounting Manager, Accounting Supervisor dan Accounting Staff PT ABC-Financial. PT PT ABC-
Financial adalah organisasi laba yang didirikan berdasarkan akta No.XXX tanggal 28 Oktober 1928
oleh Notaris XXXXX, S.H Notaris di Jakarta dan disahkan oleh Menteri Kehakiman dan hak Asasi
manusia Republik Indonesia dengan surat keputusan N0.XXX HT.01.01.th.2000 tanggal 17 Agustus
2005. Akta Perusahaan mengalami perubahan dengan Akta Notaris No.XXX oleh XXXXX, S.H.,
tanggal 4 July 2010 dan disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia
dengan surat keputusan No. AHU-XXXXX.AH.01.02 Tahun 2010 tanggal 29 Juli 2010.
- Tujuan dari manual ini adalah; untuk menetapkan policy dan prosedur akuntansi terperinci yang
akan digunakan untuk mencatat kegiatan transaksi keuangan pada PT ABC-Financial.
- Procedure manual ini berisi perincian yang menyertai keseluruhan kerangka kerja yang ditetapkan
dalam Standar Akuntansi Keuangan (SAK).

2. Otoritas:
- Manual ini dikeluarkan di bawah wewenang accounting department head.
- Tanggal efektif untuk penerapan manual ini adalah tanggal penerbitan manual oleh accounting
department.
- Efektivitas dari manual ini adalah 2 tahun kalender/pembukuaan, dan tanggal effektifnya adalah
tanggal sejak disahkanya prosedur manual ini.

3. Kepatuhan:
- Kepatuhan terhadap manual ini wajib untuk semua entitas.
- Entitas terpusat dan cabang tidak boleh menerapkan kebijakan atau prosedur akuntansi yang
bertentangan dengan yang ditetapkan dalam manual ini.
 Accounting entities; adalah semua elemen dalam departemen akuntansi termasuk petugas
yang ditempatkan di kantor cabang dan site office
 Centralized accounting; adalah setiap entitas akuntansi yang akuntan seniornya memiliki
tanggung jawab utama untuk fungsi pemrosesan, pencatatan dan pelaporan transaksi dari
entitas tersebut.
 Self accounting; adalah setiap entitas di mana setiap accounting officer memiliki tanggung
jawab utama untuk fungsi akuntansi dan pelaporan. Self accounting memiliki catatan
akuntansinya sendiri dan menyerahkan akun bulanan dalam bentuk yang ditentukan kepada
akuntan senior untuk konsolidasi.

4. Distribusi, pemeliharaan, dan pembaruan:


- Acounting Manager, bertanggung jawab untuk meng-indentifikasi masalah awal manual ini untuk
semua personal internal, pemeliharaan dan pembaruan manual, termasuk distribusi setiap
pembaruan atau amandemen kepada semua personal internal.
- Senior Accountant & Accounting Officer, bertanggung jawab untuk mendistribusikan manual
ini ke semua personal internal, memahami dan menjalankan semua ketentuan yang tercantum
dalam manual ini.

PUBLISH BY SM 3
ACCOUNTING HANDBOOK (POLICY & PROCEDURE MANUAL)

III. Komitment Management

PT ABC-Financial telah berkomitmen untuk menerapkan praktik terbaik dalam Good Corporate
Governance (GCG) untuk meningkatkan kinerja dan akuntabilitas perusahaan. GCG menetapkan
peran dan akuntabilitas yang jelas untuk semua karyawan di setiap tingkat organisasi.

Dasar hukum penerapan Good Corporate Governance sebagai berikut;


1. Undang-Undang No. 40, 2007 tentang Perusahaan Terbatas dan Undang-Undang No. 8, 1995
tentang Pasar Modal
2. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (Bapepam-LK) dan Bursa Efek Indonesia;
 Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 31 / POJK.04 / 2014 tentang Perencanaan dan
Pengembangan Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Terbuka.
 Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 33 / POJK.04 / 2014 tentang Direksi dan Dewan
Komisaris dari emiten dan Perusahaan Publik.
 Lampiran Ketua Putusan BAPEPAM dan LK No. Kep-496 / BL / 2008 tanggal 18 November
2008 tentang Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audi

III-A) Berikut struktur organisasi accounting department beserta peran dan tanggung jawabnya;

Financial Controler (GM Corporate Finance)

Accounting Manager Finance Manager Tax Manager

AP/AR - SPV GL - Reporting Costing - SPV


spv Reporting spv

AP/AR - Staff GL Reporting - Staff Costing - Staff


Reporting spv

PUBLISH BY SM 4
ACCOUNTING HANDBOOK (POLICY & PROCEDURE MANUAL)

Tugas dan tanggung jawab Financial Controller;


1. Merencanakan, mengarahkan, mengoordinasikan, mengawasi, dan mengendalikan semua kegiatan
manajemen keuangan, termasuk sistem keuangan, secara profesional, efektif dan efisien.
2. Mengarahkan, mengembangkan dan mengintegrasikan semua kebijakan dan prosedur perusahaan
terkait dengan pendanaan proyek dan manajemen keuangan untuk menumbuhkan bisnis.
3. Memeriksa, menganalisis, dan mengevaluasi tinjauan pembelian, pengadaan, layanan, pendanaan
proyek, dan laporan keuangan untuk menjaga ikhtisar status keuangan dan likuiditas perusahaan,
dan untuk mengatur tindakan korektif yang efektif jika diperlukan.
4. Menjaga arus kas perusahaan positif, untuk menjaga aset perusahaan dan membangun hubungan
yang produktif dengan lembaga keuangan dan investor, sambil mempertahankan sistem akuntansi
yang akurat.
5. Mengatur, memelihara dan meningkatkan hubungan baik dengan pelanggan, lembaga keuangan,
lembaga pemerintah, dan entitas bisnis lainnya, publik dan swasta, untuk tujuan manajemen
keuangan dan untuk mendapatkan informasi yang berguna bagi perusahaan.
6. Memastikan ketersediaan laporan keuangan reguler sesuai kebutuhan dengan jadwal yang sudah
ditetapkan.

Wewenang Financial Controller


1. Menetapkan kebijakan, sistem dan prosedur, termasuk pendanaan dan pengadaan.
2. Memberikan saran dan mendelegasikan wewenang kepada kolega untuk bertindak demi
kepentingan perusahaan bila perlu.
3. Mengontrol pendapatan dan pengeluaran perusahaan.
4. Memesan transfer uang antara kantor pusat dan proyek atau entitas lain yang terkait dengan
bisnis perusahaan.
5. Menyetujui dan menandatangani setiap transaksi pembayaran sesuai dengan wewenang direktur.
6. Menyelesaikan masalah yang timbul dalam akuntansi dan keuangan sesuai dengan kebijakan dan
peraturan Perusahaan.
7. Memeriksa, menganalisis dan mengevaluasi laporan dan kegiatan unit kerja dan kolega lainnya
dan mengambil tindakan atau keputusan yang diperlukan.
8. Menerapkan proses rutin sebagai direktur keuangan termasuk penandatanganan cek, laporan,
korespondensi dan penanganan dokumen lainnya.

Tugas dan tanggung jawab Accounting Manager


1. Membantu dalam merumuskan kebijakan yang akan diadopsi oleh perusahaan dalam hal
perencanaan dan pengendalian keuangan dan perencanaan tenaga kerja.
2. Membantu management dalam menjalankan kebijakan keuangan.
3. Membuat rekomendasi mengenai kebijakan keuangan.
4. Memastikan akun dan pencatatan yang tepat dari aset, kewajiban dan ekuitas Perusahaan.
5. Secara kontinue dan konsisten mengkaji, struktur informasi dan sistem akuntansi, memastikan
bahwa sistem dikembangkan dan dipelihara dengan baik dan efisien untuk memenuhi kebutuhan
Perusahaan.
6. Berkolaborasi dengan pemeran kunci dalam Perusahaan dan pemangku kepentingan lainya untuk
mengembangkan sturktur Perusahaan.
7. Menyiapkan presentasi dan interpretasi akun manajemen secara periodik dan mengindetifikasi
tentang masalah pengendalian biaya dan pencapaian rencana anggaran dengan memberikan
informasi kepada managemen secara reguler.
PUBLISH BY SM 5
ACCOUNTING HANDBOOK (POLICY & PROCEDURE MANUAL)

8. Mengindetifikasi dan mengevaluasi setiap kelemahan dalam aktivitas keuangan Perusahaan seperti
yang ditunjukkan oleh informasi akuntansi.
9. Mempersiapkan perencanaan modal kerja dan anggaran operasional Perusahaan.
10. Memastikan bahwa manajemen, atau entitas lain yang bertanggung jawab secara khusus,
beroperasi sesuai dengan anggaran yang disetujui.
11. Menyediakan catatan kontrol keuangan yang efektif pada semua pemangku proyek dan bekerja
secara berdampingan dengan manajer lain.
12. Mendefinisikan tanggung jawab semua staf akuntan di bawah kendalinya dan memastikan bahwa
mereka di supervise secara memadai.
13. Memastikan bahwa pelatihan dan pengembangan keterampilan staf akuntan dilakukan secara
berkala untuk meningkatkan kompetensi dan kulitas kerja.
14. Memastikan pengembangan akuntansi keuangan berbasis komputer dan sistem informasi
keuangan yang terintegrasi.

Tugas dan tanggung jawab Accounting Supervisor & Accounting Staff


1. Memahami prosedur dan kebijakan akuntansi dan keuangan Perusahaan dan memastikan agar
semua diperhatikan dengan sepatutnya.
2. Memastikan prosedur yang tepat dibuat/dilakukan untuk setiap aktivitas keuangan perusaahan,
misalnya; penyimpanan uang, buku cek, faktur pembelian/penjualan dan semua dokumen yang
dapat dipertanggungjawabkan di bawah tanggung jawabnya.
3. Melakukan pengawasan dan mengambil tindakan pencegahan, terhadap terjadinya penyalahgunaan
atau kelalaian yang berada dibawah tanggung jawabnya.
4. Memastikan bahwa tidak ada pembayaran yang dilakukan tanpa otoritas yang tepat diperoleh,
berlaku dan dikutip pada voucher pembayaran.
5. Melakukan aktivitas akuntansi harian, misalnya; melakukan verifikasi faktur pembelian, memeriksa
saldo akun dan melakukan rekonsiliasi akun, melakukan penyesuaian akun, dan menyerahkan
laporan yang diperlukan managemen dibawah tanggung jawabnya.
6. Memastikan bahwa semua pembukuan, register, catatan, dokumen, dll., dipelihara sesuai dengan
instruksi SOP dan simpan di tempat yang aman.
7. Menyiapkan ketika diminta semua catatan uang tunai, harta tetap, sekuritas, persediaan, voucher,
atau dokumen lain yang menjadi tanggung jawabnya untuk diperiksa oleh internal management
ataupun eksternal auditor.

III-B) Dukungan informasi yang tercpercaya


Tata kelola Perusahaan didukung oleh pelaporan keuangan dan manajemen yang tepat. Sehubungan
dengan pelaporan keuangan eksternal, Perusahaan akan menyajikan laporan keuangan dalam laporan
tahunannya yang disusun sesuai dengan standar akuntansi Internasional (IFRS/SAK). Dalam pelaporan
keuangannya, Perusahaan bertujuan untuk memberikan informasi yang tepat tentang risiko dan
kinerja kegiatannya. Praktik akuntasi ini akan memandu praktik pengungkapan yang berkembang
dalam laporan keuangan publik. Selain itu, informasi terperinci akan tersedia untuk memungkinkan
manajemen memantau pelaksanaan strategi dan rencana bisnis, dan pelaksanaan anggaran. Informasi
ini bertujuan untuk meningkatkan akuntabilitas di seluruh organisasi.

PUBLISH BY SM 6
ACCOUNTING HANDBOOK (POLICY & PROCEDURE MANUAL)

III-B.1. Perencanaan keuangan


Perusahaan berkomitmen untuk disiplin melakukan pengendalian anggaran yang ketat dalam kerangka
kebijakan anggaran yang bertujuan menjaga keseimbangan antara alokasi sumber daya yang tepat dan
tujuan operasional. Anggaran yang disetujui perusahaan terdiri dari anggaran tahunan untuk biaya
administrasi maupun biaya operasional umum dan program belanja modal tahunan. Anggaran yang
disetujui juga dapat mencakup kontingensi umum yang dapat disesuaikan dengan kategori biaya
selama tahun tersebut dan dilaporkan kepada dewan direksi. Proses perencanaan dan penganggaran
tunduk pada kebijakan perencanaan dan penganggaran strategis yang disetujui dewan direksi.

Ringkasan tanggung jawab perencanaan keuangan;


 Untuk mengoptimalkan arus kas dengan meningkatkan kolektibilitas piutang.
 Untuk memelihara dan meningkatkan sistem manajemen arus kas.
 Menyediakan dana untuk peningkatan kinerja.
 Untuk mengoptimalkan fasilitas pendanaan untuk mendukung operasi perusahaan

III-B.2. Risiko kepatuhan dan operasional


Kepatuhan terhadap Hukum, Peraturan Perusahaan, dan Standar Operasioanal membantu menjaga
reputasi Perusahaan, dan dengan demikian memenuhi harapan pelanggan, pasar, dan masyarakat
secara keseluruhan. Risiko kepatuhan didefinisikan sebagai risiko sanksi hukum, kerugian finansial
material, atau kehilangan reputasi yang mungkin diderita Perusahaan sebagai akibat dari kegagalannya
untuk mematuhi hukum, peraturannya sendiri, kode etik, dan standar praktik terbaik / baik.

Risiko operasional menyatukan semua aspek paparan terkait risiko selain yang termasuk dalam ruang
lingkup definisi risiko pasar dan kredit yang didefinisikan secara luas. Pendekatan komprehensif
terhadap risiko operasional harus ditetapkan, berdasarkan pencegahan, mitigasi dan tindakan
perbaikan yang responsif. Pengendalian kepatuhan dan risiko operasional dalam Perusahaan sangat
bergantung pada kerangka dasar praktik Perusahaan yang sehat, dengan pemeriksaan dan
keseimbangan yang sesuai dan pemisahan tugas. Kerangka kerja ini didasarkan pada budaya kontrol
dan tanggung jawab secara keseluruhan, yakni;
- Staf yang berpengalaman dan integritas tinggi
- Catatan akuntansi dan operasional yang terperinci, lengkap dan akurat
- Kontrol atas akses ke aset dan sistem perusahaan
- Kepatuhan dengan prosedur operasional yang ditetapkan

Semua elemen kerangka kontrol di atas bergantung pada keberadaan dan dokumentasi kebijakan
kunci yang memadai. Perusahaan harus menetapkan kebijakan tersebut untuk mencakup semua aspek
utama kepatuhan dan risiko operasional untuk mencakup:
 Kode etik
 Peraturan staf
 Tindakan dan prosedur disiplin
 Pemulihan darurat
 Kebijakan pengungkapan informasi dan kerahasiaan
 Kebijakan anti-penipuan, korupsi dan pencucian uang
 Kebijakan manajemen risiko operasional

PUBLISH BY SM 7
ACCOUNTING HANDBOOK (POLICY & PROCEDURE MANUAL)

III-B.3. Management resiko


Operasi bisnis Perusahaan dipengaruhi oleh berbagai faktor yang dapat menimbulkan risiko. Strategi
manajemen risiko perusahaan mengantisipasi potensi risiko dan respons serta tindakan yang paling
tepat untuk meminimalkannya.

Risiko eksternal dan internal yang dapat membahayakan kelangsungan bisnis Perusahaan dan tindakan
pencegahan yang diambil, yaitu;
- Risiko biaya, risiko ini dikendalikan dengan menerapkan anggaran yang ketat dan sistem kontrol
biaya.
- Risiko kredit, risiko ini dikendalikan dengan memiliki pinjaman (sebagian) sebagai suku bunga
tetap pinjaman jangka panjang.
- Risiko nilai tukar mata uang asing, risiko ini dikendalikan melalui lindung nilai, memprioritaskan
pemasok dalam negeri yang pembayarannya dalam mata uang Rupiah, dan sebaliknya, memiliki
biaya (sebagian) dalam Dolar AS (atau mata uang lainnya).
- Risiko tingkat bunga, risiko ini dikendalikan dengan memiliki pinjaman (sebagian) sebagai pinjaman
jangka panjang dengan bunga tetap.
- Risiko likuiditas, risiko ini dikendalikan dengan mencari ketentuan pembayaran terbaik untuk
piutang dan hutang Perusahaan dan kredit cerukan yang dapat digunakan untuk keperluan
darurat.
- Risiko harga, risiko ini dikendalikan dengan memperoleh kontrak jangka panjang, terutama untuk
pengadaan komponen penting dan bernilai tinggi.
- Risiko keselamatan kerja, risiko ini dikendalikan dengan menerapkan standar kerja sesuai dengan
Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja dan OHSAS 18000: 2007.
- Risiko pencemaran lingkungan, risiko ini dikendalikan dengan menerapkan standar kerja sesuai
dengan ISO 14001: 2004 + Kor 1: 2009.
- Risiko kualitas & waktu kerja, risiko ini dikendalikan dengan menerapkan standar ISO 9001: 2008.
- Risiko kerusakan atau kerugian aset, risiko ini dikendalikan dengan menerapkan inspeksi lapangan
dan sistem perhitungan berkala. Selain itu, sebagian besar aset Perusahaan telah diasuransikan.
- Risiko proyek yang sedang berlangsung, risiko ini dikendalikan dengan mengasuransikan semua
konstruksi dengan asuransi komprehensif.
- Risiko klaim pihak ketiga, risiko ini dikendalikan dengan mengasuransikan liabilitas pihak ketiga.
- Risiko pengurangan proyek, tidak ada jaminan bahwa klien yang sudah ada akan terus menunjuk
perusahaan untuk melaksanakan proyek baru mereka, atau bahwa perusahaan akan memenangkan
kontrak dari klien baru. Pesanan yang berkurang akan mempengaruhi kinerja keuangan
perusahaan.
- Risiko persaingan usaha, sektor konstruksi di Indonesia sangat kompetitif, dengan operator lokal
dan asing bersaing untuk mendapatkan kontrak. Ini dapat berdampak negatif terhadap potensi
pertumbuhan perusahaan dan karenanya kondisi keuangannya.
- Risiko kegagalan pembayaran, Jika pemilik proyek menunda pembayaran atau gagal membayar,
biaya dan piutang Perusahaan akan meningkat, yang akan berdampak negatif pada pendapatan
Perusahaan.

Ringkasan tanggung jawab manajemen risiko;


 Melakukan evaluasi dan analisis lanjutan untuk kondisi mikro dan makro-ekonomi dan
penyesuaian dengan strategi perusahaan.

PUBLISH BY SM 8
ACCOUNTING HANDBOOK (POLICY & PROCEDURE MANUAL)

 Pengembangan berkelanjutan dan integrasi sistem informasi perusahaan.


 Untuk meningkatkan dan mengoptimalkan prosedur perusahaan dan sistem kontrol internal

III-B.4. Internal dan eksternal audit


Salah satu komitmen management PT ABC-Financial ialah menyelenggarakan internal audit. Internal
Audit merupakan kegiatan independen, objektif, jaminan, dan konsultasi yang memeriksa dan
mengevaluasi kegiatan perusahaan sebagai layanan dan kepuasan direksi/manajemen. Tujuan utama
dari kegiatan internal audit ini adalah untuk membantu manajemen dan dewan direksi melaksanakan
tanggung jawab mereka dan mencapai tujuan perusahaan dengan membawa pendekatan yang sistematis
dan disiplin untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas manajemen risiko, kontrol, dan proses
tata kelola. Internal audit memberi mereka analisis, rekomendasi, nasihat, dan informasi mengenai
kegiatan yang ditinjau. Internal Audit melaksanakan pekerjaannya sesuai dengan Standar Praktik
Profesional Internal Audit.

Tugas dan tanggung jawab internal audit adalah sebagai berikut;


- Mengembangkan dan mengimplementasikan rencana internal audit tahunan.
- Melakukan pemeriksaan terhadap penerapan sistem kontrol internal pada prosedur Perusahaan
yang relevan.
- Melakukan audit dan penilaian efisiensi dan efektivitas kegiatan yang berkaitan dengan keuangan,
akuntansi, operasi, sumber daya manusia, pemasaran, teknologi informasi, dan lainnya.
- Memberikan temuan audit dan rekomendasi untuk perbaikan pada kegiatan yang diperiksa di
semua tingkatan manajemen.
- Membuat laporan audit dan menyerahkan laporan kepada manajemen Perusahaan.
- Memantau, menganalisis, dan melaporkan implementasi perbaikan yang telah disarankan.
- Bekerja dengan komite audit.
- Mengembangkan program untuk mengevaluasi kualitas audit internal yang telah dilakukan.
- Lakukan audit khusus jika perlu

ISO 9001 bagian 9.2.1 mengharapkan Perusahaan/manajemen untuk "melakukan audit internal pada
interval yang direncanakan untuk memberikan informasi tentang apakah sistem manajemen mutu
(QMS) sesuai dengan persyaratan standar internasional ini”.

Management melakukan audit internal dengan menggunakan prinsip-prinsip manajemen, sebagai


berikut; fokus pelanggan, kepemimpinan, keterlibatan orang, pendekatan proses, pendekatan
sistematik terhadap manajemen, peningkatan berkesinambungan, pendekatan faktual untuk
pengambilan keputusan, hubungan pemasok yang saling menguntungkan.

Selain melaksanakan audit internal, manajemen menunjuk auditor eksternal untuk satu tahun periode
pembukuan. Pada akhir audit tahunan auditor eksternal memberikan pendapat auditor yang di
tandatangani tentang kebenaran dan kewajaran laporan keuangan perusahaan. Selain itu, mereka
menyiapkan surat komentar konstruktif dan / atau surat manajemen, yang menetapkan pandangan
Auditor dan tanggapan manajemen tentang efektivitas dan efisiensi kontrol. Surat ini ditinjau secara
rinci dan didiskusikan dengan manajemen. Kinerja auditor eksternal harus ditinjau secara berkala oleh
komite/manajemen audit.

PUBLISH BY SM 9
ACCOUNTING HANDBOOK (POLICY & PROCEDURE MANUAL)

IV. Sistem Akuntansi

Dalam praktik akuntansi sehari-hari PT ABC-Financial melakukan pencatatan akuntansi berbasis


komputerisasi. PT ABC-Financial mengimplementasikan pencatatan akuntansinya menggunakan
software akuntansi, yakni DEF Accounting Software.

Tujuan dilakukan sistem pengendalian akuntansi pada PT ABC-Financial, antara lain;


 Accuracy: informasi dalam akun dan catatan akuntansi pendukung harus akurat, mewakili
substansi aktual dari peristiwa masa lalu, tanpa kesalahan atau kelalaian yang tidak semestinya. Ini
harus mencakup klasifikasi transaksi yang benar dan konsisten serta pengakuan pendapatan dan
pengeluaran dalam periode waktu yang benar.
 Completeness: informasi dalam akun dan catatan akuntansi pendukung harus merupakan
representasi lengkap dari semua transaksi masa lalu yang telah terjadi selama periode pelaporan.
 Validity: semua transaksi yang diperhitungkan harus transaksi asli.
 Effectiveness: sistem akuntansi harus mencakup kontrol untuk memastikan kinerja tanggung
jawab manajemen yang efektif.

Tujuan penggunaan sistim akuntansi pada PT ABC-Financial antara lain;


 Sufficient: sistem akuntansi harus menghasilkan informasi yang memadai untuk pengendalian
keuangan perusahaan yang memadai
 Relevance: sistem akuntansi harus menghasilkan informasi keuangan yang relevan dan dapat
dipahami oleh pengguna informasi. Pelaporan keuangan dari sistem akuntansi harus didasarkan
pada akuntabilitas yang disyaratkan pengguna, dan persyaratan pengambilan keputusan.
 Reliable: sistem akuntansi harus menghasilkan informasi keuangan yang andal. Tujuan ini harus
disertai oleh kontrol atas kelengkapan, keakuratan, dan validitas.
 Consistency: sistem akuntansi harus memungkinkan informasi yang konsisten dihasilkan dalam
laporan keuangan, agar bermanfaat untuk pengambilan keputusan.

PUBLISH BY SM 10
ACCOUNTING HANDBOOK (POLICY & PROCEDURE MANUAL)

Daftar Isi

I. Pendahuluan………………………………………………………………………….. 2
II. Latar Belakang Informasi……………………………………………………………... 3
III. Komitmen Management……………………………………………………………... 4
IV. Sistim Akuntansi……………………………………………………………………... 10

Prosedur & Manual Akuntansi

1. Prinsip Akuntansi Dasar


2. Bagan Akun (Chart of Account)
3. Siklus Akuntansi
4. Mata Uang Pembukuan dan Selisih Kurs
5. Kebijakan Akuntansi
6. Budgeting
7. Petty Cash
8. Bank Rekonsiliasi
9. Transaksi Non Cash
10. Uang Muka
11. Biaya Dibayar Dimuka
12. Piutang
13. Persediaan
14. Fixed Asset
15. Hutang
16. Transaksi Inter-Company & Pihak Berelasi
17. Financial Management
18. Akuntansi Pajak Penghasilan
19. Transfer Pricing

Appendix
Appendix A – Budgeting Form
Appendix B – Commercial Form
Appendix C – Petty Cash Form
Appendix D – Employee Advance Form
Appendix E – Rekonsiliasi AR & Ap
Appendix F – Rekonsiliasi Pajak
Appendix G – Fixed Asset
Appendix H – Stock
Appendix I – Revenue Tracking
Appendix J – Finacial Statement Analyst

PUBLISH BY SM 11
ACCOUNTING HANDBOOK (POLICY & PROCEDURE MANUAL)

1. Prinsip Akuntansi Dasar

Perusahaan harus memelihara dan melaporkan data keuangan menggunakan standar akuntansi yang
diterima secara umum, yakni ‘Standar Akuntansi Keuangan’ (SAK) revisi terakhir.

1.1. Standar Akuntansi Keuangan


Pada akhir 1984 standar akuntansi di Indonesia mengikuti standar yang berasal dari IASC (Komite
Standar Akuntansi Internasional). Pada tahun 1994 ada perubahan dari US GAAP ke IFRS, ini
diindikasikan sejak tahun 1994 telah ada kebijakan komite tentang standar akuntansi keuangan untuk
tahun1994, telah menjadi kebijakan komite standar akuntansi keuangan untuk penggunaan standar
akuntansi internasional sebagai dasar untuk membangun standar akuntansi keuangan Indonesia.

Pada tahun 1995, IAI melakukan revisi besar-besaran untuk menerapkan standar akuntansi baru, yang
sebagian besar konsisten dengan IAS. Beberapa standar yang diadopsi dari US GAAP dan buatan
sendiri lainnya. berlangsung selama 10 tahun setelah pengembalian IAI yang direvisi total PAI pada
tahun 1984 dan dikodifikasikan dalam buku "standar akuntansi keuangan (IFRS / SAK) pada 1 Oktober
1994." IAI mengadopsi pernyataan komite standar akuntansi internasional (IASC) sebagai dasar
standar akuntansi keuangan yang berlaku di Indonesia.

Pada tahun 2008 dewan standar akuntansi keuangan - Ikatan Akuntan Indonesia (IAI DSAK) telah
memulai program konvergensi standar akuntansi keuangan Indonesia menuju standar pelaporan
keuangan internasional (IFRS) yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Internasional (IASB).
Program konvergensi telah berjalan secara bertahap dan pada akhir 2012, seluruh pernyataan standar
akuntansi keuangan Indonesia (IAS) lebih dari 60 IAS telah dilakukan dengan mengadopsi
penyesuaian IFRS.

Di Indonesia PSAK dapat dikonversi sepenuhnya menjadi IFRS melalui tiga tahap, yaitu tahap adopsi,
tahap persiapan akhir, dan tahap implementasi. Laporan keuangan utilitas harus disiapkan sesuai
dengan standar pelaporan keuangan internasional dan sesuai dengan hukum & tindakan nasional.

Untuk memenuhi standar akuntansi keuangan (SAK), konsep berikut harus tercermin dalam
pencatatan akuntansi:
1. Accruals concept, akrual basis mencatat pengeluaran dan pendapatan saat jatuh tempo (yaitu
dalam banyak kasus sebelum arus kas terkait terjadi).
2. Matching Concept, didasarkan pada asumsi bahwa biaya periode dibebankan pada saat terjadinya
dan dicocokkan dengan pendapatan terkait pada periode yang sesuai.
3. Recognition Concept, didasarkan pada asumsi bahwa pendapatan diakui ketika proses pendapatan
hampir selesai dan transaksi pertukaran telah terjadi.
4. Historical Cost Concept, didasarkan pada asumsi bahwa GAAP biasanya meminta aset dan
liabilitas dipertanggungjawabkan dan dilaporkan berdasarkan harga perolehan.
5. Materiality Concept, Didasarkan pada asumsi bahwa suatu barang adalah material jika penyertaan
atau kelalaiannya akan mempengaruhi atau mengubah penilaian orang yang beralasan dalam
ulasannya terhadap laporan keuangan.

PUBLISH BY SM 12
ACCOUNTING HANDBOOK (POLICY & PROCEDURE MANUAL)

6. Cost/Benefit Concept, didasarkan pada asumsi bahwa biaya penyediaan informasi harus ditimbang
dengan manfaat yang dapat diperoleh dari penggunaan informasi tersebut.
7. Flexibility, Kebijakan dan prosedur akuntansi harus menjalani peninjauan dan revisi reguler ketika
perubahan dalam kebijakan perusahaan atau prinsip akuntansi yang mengatur dianggap tepat

1.2 Periode Waktu Pencatatan


Titik kritis dalam pencatatan adalah memastikan bahwa transaksi dicatat dalam periode waktu yang
benar. Dalam akuntansi akrual, barang dicatat atau 'dibawa ke akun' segera setelah diterima atau
dikeluarkan. Demikian pula, transaksi dimasukkan dalam laporan keuangan untuk periode di mana
mereka terjadi, bukan ketika uang diterima atau dibayar.

1.3 Transaksi Non-Cash


Selain itu, akuntansi akrual mencakup pencatatan transaksi non tunai seperti depresiasi, provisi, kredit
macet, dll. Transaksi non tunai memiliki nilai moneter dan berkontribusi pada posisi keuangan unit
bisnis.

PUBLISH BY SM 13
ACCOUNTING HANDBOOK (POLICY & PROCEDURE MANUAL)

2. Chart of Account

Chart of account (COA) adalah dasar dari sistem akuntansi. Akun buku besar menjelaskan jenis aset,
kewajiban, pendapatan dan biaya. Kode buku besar PT ABC-Financial terdiri dari delapan digit dan
dipecah menjadi kisaran berikut:

1000 Harta
2000 Kewajiban
3000 Ekuitas
4000 Pendapatan
5000 Beban pokok penjualan
6000 Beban overhead penjualan
7000 Beban umum dan administrasi
8000 Pendapatan (beban) bukan dari aktivitas operasional

Penjabaran akun buku besar (General Ledger)

Deskripsi jenis transaksi yang termasuk dalam setiap kode akun disediakan di bawah ini:
Account ID Account Name Account Description
Akun ini digunakan untuk mencatat pengeluaran tunai (non
10-100-000 Kas Kecil operasional) yang nilainya tidak melebihi ketentuan yang
telah ditetapkan.
Akun ini digunakan untuk mencatat semua transaksi bank
10-200-000 Bank
yang terjadi dalam suatu periode tertentu.
Akun ini digunakan untuk mencatat kredit yang timbul
11-100-000 Piutang Usaha
akibat transaksi antara penjualan barang atau jasa.
Akun ini digunakan untuk mencatat persedian barang yang
12-100-000 Persediaan akan di jual dalam suatu periode tertentu ataupun akan
digunakan dalam proses produksi.
Akun ini digunakan untuk mencatat sejumlah uang yang
13-100-000 Uang Muka dikeluarkan untuk pembayaran transaksi dimana barang
maupun jasa belum diterima.
Akun ini digunakan untuk mencatat pengeluaran atas beban
14-100-000 Beban Dibayar Dimuka usaha yang telah dapat ditentukan penggunaanya, dimana
manfaatnya belum diterima.
Akun ini digunakan untuk mencatat uang muka pajak yang
15-100-000 Pajak Dibayar Dimuka nantinya di akhir tahun akan dijadikan sebagai pengurang
pajak terhutang.
Akun ini digunakan untuk mencatat nilai bersih dari harta
16-100-000 Harta Tetap
berwujud yang dimiliki oleh perusahaan.
Akun ini digunakan untuk mencatat kewajiban yang timbul
20-100-100 Hutang Usaha
akibat transaksi pembelian barang atau jasa.

PUBLISH BY SM 14
ACCOUNTING HANDBOOK (POLICY & PROCEDURE MANUAL)

Account ID Account Name Account Description


Akun ini digunakan untuk mencatat pajak yang masih harus
20-500-100 Hutang Pajak
dibayar berdasarkan Undang-Undang Perpajakan.
Akun ini digunakan untuk mencatat kewajiban yang timbul
20-700-100 Biaya YMH Dibayar atas manfaat yang sudah diterima namun belum diakui
sebagai beban.
Akun ini digunakan untuk mencatat modal yang ditempatkan
30-100-100 Modal Saham
oleh pemilik modal.
Akun ini digunakan untuk mencatat laba rugi yang dimiliki
34-100-100 Laba Ditahan untuk satu periode akuntansi dan diakumulasikan dengan
nilai sebelumnya.
Akun ini digunakan untuk mencatat semua penerimaan kas
40-100-100 Pendapatan untuk setiap penjualan dan jasa yang ditagih ke pelanggan
dalam suatu periode tertentu.
Akun ini digunakan untuk mencatat semua biaya yang
50-100-100 Beban Pokok Penjualan digunakan untuk membuat atau menghasilakn sebuah
produk atau jasa yang telah dijual.
Akun ini digunakan untuk mencatat semua biaya tidak
Beban Overhead
60-100-100 langsung yang dikeluarkan untuk mendukung produk atau
Penjualan
jasa yang akan dijual
Beban Administrasi & Akun ini digunkanan untuk mencatat semua biaya yang
70-100-100
Umum timbul atas operasional sehari-hari perusahaan

PUBLISH BY SM 15
ACCOUNTING HANDBOOK (POLICY & PROCEDURE MANUAL)

3. Siklus Akuntansi (accounting cycle)

SiklusAkuntansi merupakan proses penyusunan suatu laporan keuangan yang dapat


dipertanggungjawabkan dan serta diterima secara umum prinsip-prinsip dan kaidah akuntansi,
prosedur-prosedur, metode-metode, serta teknik-teknik dari segala sesuatu yang dicakup dalam
ruang lingkup akuntansi dalam suatu periode tertentu.

3.1 Berikut siklus akuntansi PT ABC-Financial

1. Mengidentifikasi, menganalisis, melakukan verifikasi transaksi bisnis dan menyiapkan entri jurnal;
Proses akuntansi dimulai dengan mengidentifikasi dan menganalisis transaksi dan peristiwa bisnis.
Tidak semua transaksi dan peristiwa dimasukkan ke dalam sistem akuntansi. Hanya yang terkait
dengan entitas bisnis yang termasuk dalam proses. Transaksi yang diidentifikasi kemudian dianalisis
dan diverikasi untuk menentukan akun yang terpengaruh dan jumlah yang akan dicatat. Langkah
pertama termasuk persiapan dokumen bisnis, atau sumber dokumen. Dokumen bisnis berfungsi
sebagai dasar untuk mencatat transaksi. Jurnal adalah buku/kertas/elektronik, di mana transaksi
dicatat. Transaksi bisnis dicatat menggunakan sistem pembukuan double entry.

2. Posting entri jurnal ke akun buku besar (geberal ledger) yang berlaku; Juga dikenal sebagai Buku
Entri Final, buku besar adalah kumpulan akun yang menunjukkan perubahan yang dibuat untuk
setiap akun sebagai hasil dari transaksi masa lalu, dan saldo mereka saat ini. Setelah memposting
semua transaksi ke buku besar, saldo masing-masing akun sekarang dapat ditentukan.

3. Persiapkan saldo percobaan (trial balance) yang belum disesuaikan dari buku besar; Neraca uji
coba disiapkan untuk menguji kesetaraan antara debit dan kredit. Semua saldo akun diekstraksi dari
buku besar dan diatur dalam satu laporan. Setelah itu, semua saldo debit ditambahkan. Semua saldo
kredit juga ditambahkan. Total debit harus sama dengan total kredit. Ketika kesalahan ditemukan,
koreksi entri dibuat untuk memperbaikinya atau membalikkan efeknya. Namun perhatikan bahwa
tujuan neraca saldo hanya menguji kesetaraan total debit dan total kredit dan bukan untuk

PUBLISH BY SM 16
ACCOUNTING HANDBOOK (POLICY & PROCEDURE MANUAL)

menentukan kebenaran catatan akuntansi. Beberapa kesalahan dapat terjadi seperti double postingan
atau kegagalan untuk mencatat transaksi.

4. Menganalisis saldo percobaan (trial balance) dan membuat entri penyesuaian (adjustment entries)
akhir periode; Entri penyesuaian disiapkan sebagai aplikasi dasar akrual akuntansi. Pada akhir periode
akuntansi, beberapa biaya mungkin telah terjadi tetapi belum dicatat dalam jurnal. Beberapa
penghasilan mungkin telah diperoleh tetapi tidak dimasukkan dalam buku. Entri penyesuaian
disiapkan untuk memperbarui akun sebelum dirangkum dalam laporan keuangan. Entri penyesuaian
dibuat untuk akrual pendapatan, akrual biaya, penangguhan (metode pendapatan atau metode
kewajiban), pembayaran di muka (metode aset atau metode pengeluaran), depresiasi, dan penyisihan.

5. Posting entri jurnal penyesuaian (adjusting journal entries) dan siapkan saldo uji coba yang
disesuaikan; Saldo uji coba yang disesuaikan dapat disiapkan setelah jurnal penyesuaian dibuat dan
sebelum laporan keuangan disusun. Ini untuk menguji apakah debit sama dengan kredit setelah
penyesuaian entri dibuat.

6. Gunakan saldo percobaan yang disesuaikan (adjusted trial balance) untuk menyiapkan laporan
keuangan; Ketika akun sudah mutakhir dan kesetaraan antara debet dan kredit telah diuji, laporan
keuangan sekarang dapat disiapkan. Laporan keuangan adalah produk akhir dari sistem akuntansi.
Seperangkat laporan keuangan lengkap terdiri dari:
 Pernyataan Penghasilan Komprehensif (Laporan Penghasilan dan Penghasilan Komprehensif
Lainnya)
 Pernyataan Perubahan Ekuitas
 Laporan Posisi Keuangan atau Neraca
 Laporan Arus Kas
 Catatan atas Laporan Keuangan

7. Close all temporary income statement accounts with closing entries; Akun sementara atau
nominal, yaitu akun laporan laba rugi, ditutup untuk mempersiapkan sistem untuk periode akuntansi
berikutnya. Akun sementara meliputi akun pendapatan, pengeluaran, dan penarikan. Barang-barang
ini diukur secara berkala. Akun ditutup ke akun ringkasan (biasanya, Ringkasan Penghasilan) dan
kemudian ditutup lebih lanjut ke akun modal yang sesuai. Perhatikan bahwa entri penutupan hanya
dibuat untuk akun sementara. Akun riil atau permanen, mis. Akun neraca, tidak ditutup.

8. Persiapkan saldo percobaan (post closing trial-balance) pasca-penutupan untuk periode akuntansi
berikutnya; Dalam siklus akuntansi, langkah terakhir adalah menyiapkan saldo uji coba pasca-
penutupan. Ini siap untuk menguji kesetaraan debit dan kredit setelah entri penutupan dibuat. Karena
akun sementara sudah ditutup pada titik ini, saldo uji coba pasca-penutupan hanya berisi akun nyata.

9. Persiapkan entri terbalik (reversing entries) untuk membatalkan entri penyesuaian sementara jika
berlaku; Membalikkan entri adalah opsional. Mereka disiapkan pada awal periode akuntansi baru
untuk memfasilitasi proses pencatatan yang lebih halus dan lebih konsisten. Pada langkah ini, entri
penyesuaian yang dibuat untuk akrual pendapatan, akrual biaya, penangguhan berdasarkan metode
pendapatan, dan pembayaran di muka dengan metode biaya hanya dibalik.

PUBLISH BY SM 17
ACCOUNTING HANDBOOK (POLICY & PROCEDURE MANUAL)

3.2. Month end closing (Tutup buku akhir bulan)


Penutupan bulanan adalah pemrosesan transaksi, entri jurnal, dan laporan keuangan pada akhir setiap
bulan. Di bawah metode akuntansi akrual, sangat penting bahwa laporan keuangan hanya
mencerminkan transaksi dan entri jurnal yang memiliki relevansi dengan pendapatan dan pengeluaran
bulan berjalan, dan aset dan liabilitas akhir bulan. Dinyatakan dengan cara lain, penutupan bulanan
harus mencapai cutoff yang tepat dari kegiatan keuangan setiap bulan.

Untuk memastikan bahwa laporan keuangan bulanan akurat dan tepat waktu, perusahaan akan
menggunakan entri jurnal standar, entri jurnal berulang, dan daftar periksa untuk tugas-tugas yang
harus diselesaikan.

Peran dan tanggung jawab accounting manager saat aktivitas month end closing;
1. Mertahankan pemahaman menyeluruh tentang pelaporan keuangan dan struktur buku besar
2. Meninjau & memproses laporan akhir bulan yang disiapkan oleh staff akuntan
3. Memantau dan menganalisis data akuntansi untuk mendukung laporan keuangan
4. Menetapkan dan menegakkan metode, kebijakan, dan prinsip akuntansi yang tepat
5. Memastikan penutupan akhir bulan yang akurat dan tepat waktu
6. Membantu dalam pengembangan dan implementasi prosedur dan fitur baru untuk meningkatkan
alur kerja departemen
7. Memberikan saran kepada staf tentang penanganan transaksi pelaporan non-rutin
8. Mengambil keputusan terhadap kebijakan dan perlakuan akuntansi yang terkait dengan laporan
akhir bulan

Peran dan tanggung jawab acounting staff saat aktivitas month end closing
1. Mempersiapkan penyampaian laporan akhir bulan untuk Accounting Manager terpenuhi
2. Memastikan bahwa laporan yang disajikan, bahwa semua akun buku besar direkonsiliasi secara
bulanan
3. Mempersiapkan entri buku besar umum month end closing
4. Meninjau rekonsiliasi untuk memastikan bahwa rekonsiliasi disiapkan dengan benar dan
menindaklanjuti hal-hal yang tidak biasa
5. Rekonsiliasi rekening bank, dan menyiapkan entri jurnal yang terkait
6. Mengawasi persiapan faktur, piutang, hutang, penerimaan kas, pembayaran tunai, dan fungsi
buku besar
7. Memastikan semua dokumen akuntansi, legal & pajak disimpan di tempat yang aman dan mudah
dicari jika diperlukan

PUBLISH BY SM 18
ACCOUNTING HANDBOOK (POLICY & PROCEDURE MANUAL)

Terlampir kelender akuntansi untuk aktivitas month end closing.

WK Mo Tu We Th Fr Sa Su
1 1 2 3 4
2 5 6 7 8 9 10 11
3 12 13 14 15 16 17 18
4 19 20 21 22 23 24 25
5 26 27 28 29 30 31

1. 25th = Month Closing Period


2. 5th = Monthly Reporting Deadline
3. 10th = Tax Payment Deadline
4. 20th = Monthly Tax Report Deadline

3.3. Year end closing (Tutup buku akhir tahun)


Akhir tahun adalah akhir tahun keuangan. Tahun keuangan adalah setiap periode operasi 12 bulan,
yang dipilih oleh perusahaan, dimulai pada bulan Januari di tahun kalender dan berakhir 12 bulan
kemudian.

Kenapa Perusahaan harus menutup buku?


• Untuk mematuhi persyaratan hukum
• Untuk memungkinkan organisasi untuk melaporkan kepada Direksi / pemegang saham / investor
• Untuk memungkinkan dilakukannya audit atau pemeriksaan independen

Saat proses akhir tutup buku, beberapa hal berikut harus dilakukan terlebih dahulu;
 Menghentikan pemrosesan transaksi akuntansi untuk current year.
 Menentukan tanggal cut-off. Ini adalah tanggal ketika pemrosesan faktur lebih lanjut dihentikan,
3 minggu setelah akhir tahun keuangan. Setiap faktur yang diterima setelah tanggal ini akan
dibayarkan pada tahun keuangan berikutnya, demikian pula pendapatan yang diterima harus
dimasukkan ke bank pada tahun anggaran berikutnya.
 Menyiapkan beberapa rekonsiliasi akun, sebagai berikut;
 Rekonsiliasi buku kas (petty cash); memastikan bahwa semua transaksi kas adalah akumulasi
dari setiap transaksi setiap bulanya (setiap penggantian kas kecil), memastikan semua
replenishment telah dilengkapi dengan disbursement report, dan setiap bulanya telah
dilakukan cash count report untuk memastikan saldo akhir di buku besar sama dengan actual.

PUBLISH BY SM 19
ACCOUNTING HANDBOOK (POLICY & PROCEDURE MANUAL)

 Rekonsiliasi bank, menyoroti semua item yang tidak cocok yang akan dimasukkan sebagai
pendapatan atau memeriksa pembayaran mana yang belum diperbarui oleh bank dan
karenanya tidak muncul pada laporan bank. Saldo akhir di bank statement harus sama dengan
total saldo bank di buku. Jika selisih muncul karna selisih kurs, maka perbedaan atas selilish
kurs tersebut harus disesuaikan.
 Rekonsiliasi hutang, daftar orang atau organisasi tempat peerusahaan berutang uang, pada
akhir periode akuntansi, tetapi belum membayar. Ini akan menjadi faktur yang diterima tetapi
belum dibayar. Jumlah Jumlah hutang di buku besar harus sama dengan jumlah hutang yang
belum di bayar.
 Rekonsiliasi piutang, daftar orang atau organisasi yang berutang uang kepada perusahaan pada
akhir periode akuntansi, tetapi belum membayar kepada perusahaan. Jumlah piutang pada
buku besar harus sama dengan jumlah piutang yang belum tertagih.
 Rekonsiliasi prabayar (Prepaid), kebalikan dari akrual karena berkaitan dengan pengeluaran
atau jumlah yang telah dibayar tetapi berhubungan dengan periode mendatang, misalnya;
sewa, asuransi dan pajak dibayar dimuka. Khusus untuk pajak dibayar muka, jumlah tercatat
di buku besar harus sama dengan jumlah bukti potong yang diterima aktif untuk pajak
penghasilan dan jumlah faktur pajak masukan aktif yang diterima untuk PPN.
 Hitung penyusutan aset tetap perusahaan untuk mengalokasikan biaya setiap aset selama masa
manfaatnya.
 Membuat accrual jurnal, yakni berkaitan dengan pengeluaran yang berhubungan dengan periode
mendatang tetapi belum terjadi pembayaran, misalnya; gaji dan tunjangan, BPJS, sewa, atau tagihan
rutin lainya.
 Membuat koreksi fiscal, menentukan taksiran pajak kini, dan memindahkan jumlah pajak
terhutang kedalam akun hutang pajak jika terjadi kekurangan pembayaran pajak penghasilan badan
atau memindahkan jumlah kredit pajak ke neraca jika terjadi kelebihan dari pajak penghasilan yang
sudah dibayar dimuka.
 Memindahkan saldo laba/rugi bersih kedalam akun laba ditahan.
 Menghasilkan year-end report dan menyiapkan adjustment entires.
 Posting adjustment entries akhir dalam buku besar umum (general ledger) dan siapkan saldo uji
coba (post-closing trail balance) pasca penutupan untuk periode akuntansi berikutnya.
 Tutup tahun lama dan buat kembali.
 Siapkan tahun fiskal baru.

PUBLISH BY SM 20
ACCOUNTING HANDBOOK (POLICY & PROCEDURE MANUAL)

4. Mata Uang Pembukuan dan Selisih Kurs

Pembukuan akan diselenggarakan dalam mata uang Rupiah Indonesia atau IDR. Transaksi selama tahun
berjalan dalam mata uang asing dicatat dalam Rupiah dengan menerapkan pada mata uang asing
jumlah nilai tukar spot antara Rupiah dan mata uang asing pada tanggal transaksi. Semua perbedaan
selisih kurs harus diakui dalam pendapatan komprehensif lain.

Pada akhir periode pelaporan, pos moneter mata uang asing dijabarkan ke dalam Rupiah
menggunakan kurs penutupan, yaitu kurs tengah Bank Indonesia pada tanggal 31 Desember.
Perbedaan kurs yang timbul pada penyelesaian pos moneter atau pada penerjemahan pos moneter
dalam mata uang asing diakui dalam laba rugi.

4.1. Perlakuan Akuntansi Selisih Kurs


Selisih kurs muncul bila suatu transaksi diperoleh dan dibayar dalam mata uang asing yang ber-beda
dengan mata uang pelaporan entitas.

Ada 4 hal yang terkait dalam akuntansi selisih kurs;


1. Pengakuan awal transaksi
2. Pengakuan akuntansi yang didominasi dalam mata uang asing pada tanggal pelaporan
3. Perlakuan terhadap keuntungan atau kerugian yang berasal dari selisih kurs tersebut
4. Pencatatan penyelesaian tagihan dan kewajiban yang didominasi dalam mata uang asing

Pembukuan selisih kurs dalam SAK diatur dalam tiga standar dan satu interpretasi, yaitu PSAK 10,
PSAK 11, PSAK 26 dan ISAK 4. Hal ini terjadi karena transaksi yang dapat menimbulkan selisih kurs
mempunyai jenis dan tujuan yang berbeda-beda satu dengan lainnya. Agar penyajian laporan
keuangan lebih akurat dan transparan membutuhkan perlakuan yang berbeda, walaupun yang menjadi
objek pembukuan sama, yaitu selisih kurs valuta asing.

- PSAK 10 paragraf 28. Ketentuan umum untuk akuntansi selisih kurs diatur dalam paragraf 28
PSAK 10. Prinsip umum itu menyatakan: selisih kurs akibat penjabaran aktiva dan kewajiban moneter
dalam mata uang asing pada tanggal neraca dan laba rugi yang timbul dari transaksi valas diakui dalam
laporan laba rugi periode berjalan. Selisih kurs baik realized dan unrealized harus dilaporkan dalam
periode berjalan.

Namun untuk hal-hal tertentu ada beberapa pengecualian, seperti diatur dalam PSAK 26, PSAK 11
paragraf 32, PSAK 10 paragraf 32 (ISAK 4).

- PSAK 26. Standar ini merupakan salah satu pengecualian umum dalam mem-bukukan selisih kurs
sebagai akibat dari biaya pinjaman. Jika perusahaan melakukan pembangunan suatu aktiva,
pembangunan ini dibiayai dari pinjaman valas, ada bunga, ada selisih kurs dan ada premi swap maka
akuntansi selisih kurs mengikuti ketentuan yang ada dalam PSAK 26.

Setelah PSAK 26: “akuntansi bunga untuk periode konstruksi” direvisi pada Januari 1997 dan diubah
menjadi “biaya pinjaman”, maka pengertian bunga pinjaman menjadi luas. PSAK 26 menyatakan bahwa

PUBLISH BY SM 21
ACCOUNTING HANDBOOK (POLICY & PROCEDURE MANUAL)

yang termasuk biaya pinjaman terdiri dari: amortisasi diskonto atau premium, bunga, biaya yang
terkait dengan pinjaman (biaya konsultasi, ahli hukum dan commitment fee), dan selisih kurs atau
premi hedging. Perlakukan akuntansi untuk biaya pinjaman bisa 2 macam, yaitu:
 Langsung dibebankan pada periode terjadinya; hal ini diajukan bila pinjaman dana itu
digunakan untuk memperoleh non qualifying assets dan tujuan lainnya.
 Dikapitalisasi ke dalam nilai asset; bila pinjaman dana digunakan untuk
memperoleh/mengkonstruksi dan memproduksi aktiva yang memenuhi syarat qualifying
assets. Qualifying asset merupakan aktiva yang membutuhkan waktu cukup lama agar siap
untuk digunakan atau dijual.

- PSAK 11 paragraf 32, merupakan pengecualian kedua untuk investasi neto pada entitas asing.
Contoh, suatu perusahaan punya anak perusahaan di luar negeri. Akuntansi perusahaan anak
mengikuti mata uang asing. Laporan perusahaan anak harus dijabarkan dan dikonsolidasikan dengan
induknya, karena perusahaan induk menggunakan rupiah, maka harus dirupiahkan. Proses penjabaran
ini menimbulkan selisih kurs. Selisih kurs ini tidak masuk ke laba rugi melainkan masuk ke ekuitas.

- PSAK 10 paragraf 32 (ISAK 4), Pengecualian ketiga mengenai perlakuan akuntansi selisih kurs di-
atur dalam PSAK 10 paragraf 32 mengenai alternatif yang diizinkan dalam depresiasi luar biasa. Ketika
ketentuan itu akan diimplementasikan menimbulkan banyak pertanyaan dari berbagai kalangan, maka
dikeluarkan interpretasinya, yaitu ISAK 4. Ketentuan ini menyatakan selisih kurs dapat disebabkan
karena suatu devaluasi atau depresiasi luar biasa suatu mata uang yang tidak mungkin dilakukan
hedging dan menimbulkan kewajiban yang tak terselesaikan akibat perolehan aktiva yang harus
dibayar dalam suatu mata uang asing. Selisih kurs tersebut dapat dimasukkan sebagai nilai tercatat
yang disesuaikan jika tidak melampaui jumlah terendah antara biaya pengganti (replacement cost) dan
amount recoverable dari penjualan atau penggunaan aktiva tersebut.

International Ac-counting Standard (IAS) No. 21, yang menyatakan bahwa selisih kurs dapat
disebabkan karena suatu devaluasi atau depresiasi luar biasa suatu mata uang dimana tidak mungkin
dilakukan hedging dan menimbulkan kewajiban yang tak terselesaikan akibat perolehan aktiva yang
harus dibayar dalam suatu mata uang asing. Selisih kurs dimasukkan sebagai nilai tercatat (carrying
amount) aktiva yang bersangkutan dengan ketentuan nilai tercatat tersebut tidak melampaui jumlah
antara replacement cost dan jumlah amount recoverable.

PUBLISH BY SM 22
ACCOUNTING HANDBOOK (POLICY & PROCEDURE MANUAL)

5. Kebijakan Akuntansi

Prinsip akuntansi PT ABC-Financial akan konsisten dengan semua undang-undang yang berlaku.
Laporan keuangan disusun dengan menggunakan prinsip dan praktik akuntansi yang berlaku umum
di Indonesia (PSAK). Dasar penyusunan laporan keuangan kecuali laporan arus kas adalah dasar akrual.

Laporan keuangan disusun berdasarkan biaya historis, kecuali untuk akun tertentu yang diukur
seperti yang dijelaskan dalam kebijakan akuntansi di setiap akun. Laporan arus kas disusun dengan
menggunakan metode langsung dengan mengklasifikasikan arus kas ke dalam aktivitas operasi,
investasi dan pendanaan.

Ikhtisar kebijakan akuntansi penting;


a. Kas dan setara kas; Kas dan setara kas adalah kas, kas di bank (giro) dan deposito berjangka
dengan jangka waktu tiga bulan atau kurang pada saat penempatan yang tidak digunakan sebagai
jaminan atau tidak dibatasi. Dalam hal ini perusahaan juga mencadangkan sejumlah uang untuk
penggunaan kasus darurat / darurat.

b. Piutang usaha; Piutang usaha pada awalnya diakui sebesar nilai wajar dan selanjutnya diukur pada
biaya perolehan diamortisasi, dikurangi penyisihan penurunan nilai. Perusahaan menyediakan
penyisihan penurunan nilai piutang berdasarkan evaluasi manajemen terhadap kondisi dan
kolektibilitas masing-masing akun piutang pada akhir tahun.

c. Biaya dibayar di muka; Biaya dibayar dimuka diamortisasi selama masa manfaatnya dengan
menggunakan metode garis lurus.

d. Fixed Asset; Fixed Aset pada awalnya diakui sebesar biaya perolehan, yang terdiri dari harga
pembelian dan biaya apa pun yang dapat diatribusikan secara langsung dalam membawa aset ke lokasi
dan kondisi yang diperlukan agar dapat beroperasi dengan cara yang dimaksudkan oleh manajemen.
Setelah pengakuan awal, aset tetap, kecuali tanah, dicatat sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi
penyusutan, dan akumulasi kerugian penurunan nilai. Tanah tidak disusutkan. Biaya hukum hak atas
tanah ketika tanah diperoleh pada awalnya diakui sebagai bagian dari biaya perolehan tanah dan tidak
diamortisasi. Biaya perpanjangan hukum atas hak atas tanah diakui sebagai aset tidak berwujud dan
diamortisasi selama umur hukum dan hak ekonomi tanah yang lebih pendek. Biaya selanjutnya
termasuk dalam jumlah tercatat aset atau diakui sebagai aset terpisah, jika sesuai, hanya jika besar
kemungkinan manfaat ekonomi masa depan terkait dengan item tersebut akan mengalir ke
perusahaan dan biaya item dapat diukur dengan andal. Penyusutan aset tetap dimulai ketika tersedia
untuk digunakan dan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa
manfaat aset sebagai berikut:

PUBLISH BY SM 23
ACCOUNTING HANDBOOK (POLICY & PROCEDURE MANUAL)

Kelompok Harta Brewujud Masa Manfaat Tarif - Metode Garis Lurus


I. Bukan Bangunan
Kelompok 1 4 Tahun 25%
Kelompok 2 8 Tahun 15%
Kelompok 3 16 Tahun 6,25%
Kelompok 4 20 Tahun 5%
II. Bangunan
Tidak Permanen 10 Tahun 10%
Permanen 20 Tahun 5%

Aset tetap yang dibangun sendiri disajikan sebagai bagian dari aset tetap dalam “Aset dalam
Konstruksi” dan dinyatakan sebesar biaya perolehan. Semua biaya, termasuk biaya pinjaman, yang
terjadi sehubungan dengan konstruksi aset ini dikapitalisasi sebagai bagian dari biaya aset dalam
konstruksi. Biaya aset dalam konstruksi harus mengecualikan keuntungan internal, biaya jumlah bahan
terbuang yang tidak normal, tenaga kerja, atau sumber daya lainnya yang terjadi. Akumulasi biaya
akan ditransfer ke masing-masing pos aset tetap pada saat aset tersebut selesai atau siap digunakan
dan disusutkan sejak operasi.

Jumlah tercatat item aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat pelepasan atau ketika tidak ada
manfaat ekonomi di masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya. Setiap
keuntungan atau kerugian yang timbul dari penghentian pengakuan (yang ditentukan sebagai
perbedaan antara hasil pembuangan bersih, jika ada, dan jumlah tercatat dari item) termasuk dalam
laba rugi ketika item tersebut dihentikan pengakuannya.

f. Penurunan nilai asset; Pada akhir setiap periode pelaporan, perusahaan menilai apakah ada indikasi
bahwa suatu aset dapat mengalami penurunan nilai. Jika ada indikasi seperti itu, perusahaan harus
memperkirakan jumlah yang dapat dipulihkan dari aset. Jumlah terpulihkan ditentukan untuk aset
individual, jika tidak memungkinkan, Grup menentukan jumlah terpulihkan dari unit penghasil kas
aset. Jumlah terpulihkan adalah lebih tinggi dari nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual dan nilainya
digunakan. Nilai pakai adalah nilai sekarang dari estimasi arus kas masa depan dari aset atau unit
penghasil kas.

Nilai kini dihitung dengan menggunakan tarif diskonto sebelum pajak yang mencerminkan nilai waktu
uang dan risiko spesifik untuk aset atau unit yang penurunan nilainya diukur.Jika, dan hanya jika,
jumlah terpulihkan suatu aset kurang dari jumlah tercatatnya, jumlah tercatat aset tersebut harus
dikurangi menjadi jumlah terpulihkannya. Pengurangannya adalah kerugian penurunan nilai dan diakui
segera dalam laba rugi. Kerugian penurunan nilai yang diakui pada periode sebelumnya untuk aset
selain goodwill dibalik jika, dan hanya jika, telah terjadi perubahan dalam estimasi yang digunakan
untuk menentukan jumlah terpulihkan aset sejak kerugian penurunan nilai terakhir diakui. Jika ini
masalahnya, jumlah tercatat aset akan dinaikkan ke jumlah terpulihkannya. Peningkatan itu adalah
pembalikan dari kerugian penurunan nilai.

PUBLISH BY SM 24
ACCOUNTING HANDBOOK (POLICY & PROCEDURE MANUAL)

g. Sewa; Penentuan apakah suatu perjanjian sewa atau perjanjian yang mengandung suatu sewa adalah
sewa pembiayaan atau sewa operasi tergantung pada substansi transaksi dan bukan pada bentuk
kontrak pada tanggal dimulainya sewa. Suatu sewa diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan jika ia
mentransfer secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan. Suatu
sewa diklasifikasikan sebagai sewa operasi jika tidak secara substansial mentransfer seluruh risiko dan
manfaat yang terkait dengan kepemilikan. Perusahaan mengakui sewa pembiayaan sebagai aset dan
liabilitas dalam laporan posisi keuangan dengan jumlah yang sama dengan nilai wajar aset sewaan atau
nilai kini dari pembayaran sewa minimum, jika nilai kini lebih rendah dari nilai wajar.

h. Aset Tak Berwujud; Aset tidak berwujud diukur pada pengakuan awal sebesar biaya perolehan.
Setelah pengakuan awal, aset tidak berwujud dicatat berdasarkan biaya perolehan dikurangi akumulasi
amortisasi dan akumulasi kerugian penurunan nilai. Masa manfaat aset tidak berwujud dinilai hingga
terbatas atau tidak terbatas.

i. Pendapatan Diterima Dimuka; Uang muka yang diterima untuk proyek dalam proses dan untuk
penjualan barang diakui sebagai pendapatan diterima dimuka dan akan dihitung ketika proyek selesai
atau ketika barang telah dijual.

j. Imbalan pasca kerja; Manfaat Karyawan jangka pendek; Imbalan kerja jangka pendek diakui ketika
seorang karyawan memberikan layanan selama periode akuntansi, sebesar jumlah yang tidak
didiskontokan dari imbalan kerja jangka pendek yang diharapkan akan dibayarkan sebagai imbalan
atas layanan tersebut. Imbalan kerja jangka pendek termasuk seperti upah, gaji, bonus dan insentif.
Imbalan Pasca Kerja; Imbalan pasca-kerja seperti pensiun, pesangon dan pembayaran jasa dihitung
berdasarkan Undang-undang Ketenagakerjaan No. 13/2003 (“UU 13/2003”).

k. Pengakuan pendapatan dan beban; Pendapatan diakui ketika besar kemungkinan manfaat ekonomi
akan mengalir ke Grup dan jumlah pendapatan dapat diukur dengan andal. Pendapatan diukur pada
nilai wajar dari imbalan yang diterima, tidak termasuk diskon, potongan harga dan Pajak Pertambahan
Nilai (PPN). Beban diakui berdasarkan masa manfaat dan diakui pada saat terjadinya (dasar
akrual).Biaya kontrak terdiri dari biaya yang berhubungan langsung dengan kontrak tertentu, biaya
yang dapat diatribusikan pada aktivitas kontrak secara umum dan dapat dialokasikan ke kontrak, dan
biaya lain yang secara khusus dibebankan kepada pelanggan berdasarkan ketentuan kontrak.

l. Transaksi Pihak Hubungan Istimewa; Pihak-pihak terkait definisi adalah sebagai berikut:
a. Seseorang atau anggota keluarga terdekatnya terkait dengan Perusahaan jika orang itu:
 Memiliki kendali atau kendali bersama atas Perusahaan
 Memiliki pengaruh signifikan terhadap Perusahaan atau
 Adalah anggota personil manajemen kunci Perusahaan atau orang tua Perusahaan
b. Entitas terkait dengan Perusahaan jika salah satu dari kondisi berikut ini berlaku:
 Entitas dan Perusahaan adalah anggota dari perusahaan yang sama (yang berarti bahwa
masing-masing orang tua, anak perusahaan dan sesama anak perusahaan terkait dengan yang
lain)
 Satu entitas adalah entitas asosiasi atau ventura bersama dari entitas lain (atau entitas asosiasi
atau ventura bersama yang merupakan anggota suatu perusahaan yang mana entitas lain
tersebut adalah anggotanya)

PUBLISH BY SM 25
ACCOUNTING HANDBOOK (POLICY & PROCEDURE MANUAL)

 Kedua entitas adalah ventura bersama dari pihak ketiga yang sama
 Satu entitas adalah ventura bersama dari entitas ketiga dan entitas lainnya adalah entitas
asosiasi dari entitas ketiga
c. Entitas tersebut adalah program imbalan pasca kerja untuk imbalan kerja dari salah satu
Perusahaan atau entitas yang terkait dengan Perusahaan. Jika Perusahaan itu sendiri rencana
semacam itu, pengusaha sponsor juga terkait dengan Perusahaan
d. Entitas dikendalikan atau dikendalikan bersama oleh orang yang diidentifikasi dalam (a)
e. Seseorang yang diidentifikasi dalam (a) (i) memiliki pengaruh signifikan atas entitas atau
merupakan anggota personel manajemen utama entitas (atau entitas induk dari entitas). Transaksi
dilakukan berdasarkan persyaratan yang disepakati oleh para pihak, yang mungkin tidak sama
dengan transaksi antara pihak yang tidak terkait. Semua transaksi dan saldo yang signifikan dengan
pihak-pihak berelasi diungkapkan dalam catatan yang relevan dengan laporan keuangan.

m. Pajak penghasilan; Beban pajak adalah jumlah keseluruhan yang termasuk dalam penentuan laba
rugi untuk periode yang bersangkutan dengan pajak kini dan pajak tangguhan. Pajak kini dan pajak
tangguhan diakui dalam laba rugi, kecuali untuk pajak penghasilan yang timbul dari transaksi atau
peristiwa yang diakui dalam penghasilan komprehensif lain atau langsung dalam ekuitas. Dalam hal
ini, pajak diakui masing-masing dalam penghasilan komprehensif atau ekuitas.

Pajak kini untuk periode berjalan dan periode sebelumnya, sepanjang tidak dibayar, diakui sebagai
kewajiban. Jika jumlah yang telah dibayarkan sehubungan dengan periode berjalan dan periode
sebelumnya melebihi jumlah yang harus dibayar untuk periode-periode tersebut, kelebihan tersebut
akan diakui sebagai aset. Liabilitas (aset) pajak kini untuk periode berjalan dan periode sebelumnya
akan diukur pada jumlah yang diharapkan akan dibayarkan kepada (pulih dari) otoritas perpajakan,
menggunakan tarif pajak (dan undang-undang pajak) yang telah diberlakukan atau secara substansial
diberlakukan pada akhir dari periode pelaporan. Manfaat pajak terkait dengan rugi fiskal yang dapat
dilakukan untuk memulihkan pajak kini pada periode sebelumnya diakui sebagai aset. Aset pajak
tangguhan diakui untuk akumulasi rugi pajak yang belum digunakan dan kredit pajak yang belum
digunakan sepanjang kemungkinan besar laba kena pajak di masa mendatang akan tersedia sehingga
dapat dimanfaatkan untuk kerugian pajak yang belum digunakan dan kredit pajak yang belum
digunakan.

Kewajiban pajak tangguhan harus diakui untuk semua perbedaan temporer kena pajak, kecuali
sejauh kewajiban pajak tangguhan timbul;
a) Pengakuan awal atas itikad baik
b) Pengakuan awal suatu aset atau liabilitas dalam suatu transaksi yang bukan merupakan kombinasi
bisnis dan pada saat transaksi, tidak memengaruhi laba akuntansi atau laba kena pajak (rugi pajak).
Aset pajak tangguhan harus diakui untuk semua perbedaan temporer yang dapat dikurangkan sejauh
kemungkinan besar laba kena pajak akan tersedia di mana perbedaan temporer yang dapat
dikurangkan dapat digunakan, kecuali jika aset pajak tangguhan timbul dari pengakuan awal suatu
aset atau kewajiban dalam transaksi yang bukan merupakan kombinasi bisnis dan pada saat transaksi
tidak memengaruhi laba akuntansi atau laba kena pajak (rugi pajak). Aset dan liabilitas pajak tangguhan
diukur pada tarif pajak yang diharapkan berlaku pada periode ketika aset direalisasikan atau liabilitas
diselesaikan, berdasarkan tarif pajak (dan undang-undang pajak) yang telah diberlakukan atau secara
substansial diberlakukan pada akhir periode pelaporan. Pengukuran liabilitas pajak tangguhan dan aset

PUBLISH BY SM 26
ACCOUNTING HANDBOOK (POLICY & PROCEDURE MANUAL)

pajak tangguhan harus mencerminkan konsekuensi pajak yang akan mengikuti cara perusahaan
mengharapkan, pada akhir periode pelaporan, untuk memulihkan atau menyelesaikan jumlah tercatat
aset dan liabilitasnya. Nilai tercatat aset pajak tangguhan ditelaah pada akhir setiap periode pelaporan.

Perusahaan harus mengurangi jumlah tercatat aset pajak tangguhan sepanjang tidak mungkin lagi
tersedia laba kena pajak yang cukup untuk memungkinkan manfaat sebagian atau seluruh aset pajak
tangguhan untuk digunakan. Setiap pengurangan tersebut harus dibalik sejauh kemungkinan ada laba
kena pajak yang cukup tersedia.

Perusahaan mengimbangi aset pajak tangguhan dan liabilitas pajak tangguhan jika;
a) Perusahaan memiliki hak yang dapat ditegakkan secara hukum untuk menetapkan aset pajak kini
terhadap liabilitas pajak kini
b) Aset pajak tangguhan dan liabilitas pajak tangguhan terkait dengan pajak penghasilan yang
dikenakan oleh otoritas perpajakan yang sama untuk keduanya;
1. Entitas kena pajak yang sama
2. Entitas kena pajak yang berbeda yang berniat untuk menyelesaikan kewajiban pajak dan aset saat
ini secara neto, atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan kewajiban secara bersamaan, di
setiap periode di masa depan di mana sejumlah besar kewajiban atau aset pajak tangguhan diharapkan
untuk diselesaikan atau pulih
Perusahaan mengimbangi aset pajak kini dan liabilitas pajak kini jika;
a) memiliki hak yang dapat ditegakkan secara hukum untuk menetapkan jumlah yang diakui
b) bermaksud untuk menyelesaikan secara neto, atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan
kewajiban secara bersamaan

n. Biaya Pinjaman; Biaya pinjaman yang dapat diatribusikan secara langsung dengan biaya penjualan
jika memenuhi syarat untuk dikapitalisasi sebagai bagian dari biaya penjualan. Jika tidak bias
dikapitalisasi maka biaya pinjaman diakui sebagai beban pada saat terjadi. Biaya pinjaman terdiri dari
bunga dan biaya keuangan lainnya yang dikeluarkan perusahaan sehubungan dengan pinjaman dana.

PUBLISH BY SM 27
ACCOUNTING HANDBOOK (POLICY & PROCEDURE MANUAL)

6. Kebijakan dan Prosedur Manual – Anggaran (Budgeting)

6.1. Pengantar
Penganggaran memaksa Perusahaan untuk merencanakan cara menggunakan aset perusahaan (aset
adalah sumber daya, termasuk uang tunai, bangunan, mesin, karyawan, teknologi, dll) dengan bijak
untuk menghasilkan pendapatan. Anggaran dapat membantu membantu perencanaan operasi aktual
dengan memaksa Perusahaan mempertimbangkan bagaimana kondisinya dapat berubah dan langkah
apa yang harus diambil sekarang dan dengan mendorong perusahaan untuk mempertimbangkan
masalah sebelum timbul. Ini juga membantu mengoordinasikan kegiatan organisasi Perusahaan dengan
memaksa para manajer untuk memeriksa hubungan antara organisasi mereka dalam operasi dan
orang-orang dari departemen lain. Hal-hal penting lainnya dari anggaran termasuk:
 Untuk mengontrol sumber daya
 Untuk mengkomunikasikan rencana ke berbagai manajer pusat tanggung jawab
 Untuk memotivasi manajer agar berusaha mencapai tujuan anggaran
 Untuk mengevaluasi kinerja manajer
 Untuk memberikan visibilitas ke dalam kinerja perusahaan
 Untuk akuntabilitas

Anggaran Perusahaan adalah bagian dari proses yang awalnya dikembangkan, kemudian terus
dipantau dari waktu ke waktu, dan merupakan pernyataan tindakan moneter untuk periode itu.
Sejalan dengan hasil yang ingin dicapai perusahaan, perencanaan anggaran merupakan faktor utama
dalam menentukan strategi bisnis perusahaan. Oleh karena itu perusahaan mengharuskan semua
manajer departemen untuk peduli dan memberi perhatian khusus pada proses penganggaran yang
telah ditetapkan dan dirumuskan dalam manual Policy & Prosedur Manual.

6.2 Ruang Lingkup


Kebijakan ini berlaku untuk semua manajer departemen yang bertanggung jawab untuk berpartisipasi
dalam menyusun anggaran departemen mereka sendiri, mengikuti prosedur yang telah ditetapkan
untuk revisi anggaran, memberikan informasi yang relevan jika terjadi perubahan anggaran,
memastikan bahwa sistem anggaran yang sesuai tersedia untuk membantu kontrol keseluruhan
pendapatan dan pengeluaran, dan memberikan fleksibilitas manajer departemen yang menyediakan
parameter yang jelas di mana mereka beroperasi.

6.3 Definisi
Penganggaran adalah proses mempersiapkan pernyataan terperinci dari hasil keuangan yang
diharapkan untuk periode waktu tertentu di masa depan. Ada dua kata kunci dalam pernyataan itu.
Kata kunci pertama adalah "diharapkan." Diharapkan berarti sesuatu yang kemungkinan akan terjadi.
Kata kunci kedua adalah "masa depan" yang merupakan periode di masa yang akan datang. Jadi,
penganggaran adalah proses menyiapkan laporan terperinci hasil keuangan yang kemungkinan akan
terjadi dalam periode di masa mendatang.

6.3.1 Periode Anggaran


Satu periode waktu yang umum untuk penganggaran mungkin satu bulan, seperempat, dan satu
tahun. Ini harus mengembangkan set tujuan yang masuk akal dan dapat dicapai menggunakan data
yang perlu kontrol (seperti data penjualan atau data produksi). Penganggaran memberi tahu karyawan

PUBLISH BY SM 28
ACCOUNTING HANDBOOK (POLICY & PROCEDURE MANUAL)

apa pekerjaan dan tanggung jawab mereka dan bagaimana mereka diharapkan untuk melakukannya.
Apa yang diharapkan Perusahaan dari periode penganggaran (informasi, analis, estimasi, dll) hingga
membuat keputusan bisnis?

Proyeksi Anggaran dan Keuangan, sebagian besar anggaran adalah langkah pertama perusahaan dalam
proyeksi keuangan. Jika perusahaan mengambil anggaran mereka beberapa langkah ke depan, maka
perusahaan memiliki laporan keuangan yang memproyeksikan masa depan. Penting bagi perusahaan
untuk memproyeksikan anggaran mereka ke depan 3 tahun dan bahkan 5 tahun, contohnya,
perusahaan perlu memproyeksikan pengeluaran mereka untuk pabrik baru yang rencana
pengembangannya diharapkan akan selesai dalam tiga tahun, atau di mana periode commissioning
biasanya memakan waktu lima tahun untuk produksi stabil. Penting untuk mengembangkan neraca
masa depan dan laporan arus kas serta laporan laba rugi. Jelas, angka-angka itu diperkirakan dan
harus diperbarui ketika anggaran jangka pendek perusahaan dikembangkan.

Memproyeksikan arus kas adalah penting agar perusahaan akan selalu tahu dalam posisi arus kas
positif dan dapat memenuhi kewajiban jangka pendek perusahaan. Berharap perusahaan dapat
mengembangkan anggaran keuangan yang baik, yang dapat mengendalikan arus kas, dan sangat
penting bagi bisnis perusahaan jika perusahaan ingin memenuhi kewajiban perusahaan tepat waktu.

6.3.2 Jenis-Jenis Anggaran


Capital Budgeting (penganggaran modal); Penganggaran modal adalah proses di mana bisnis
menentukan dan mengevaluasi potensi pengeluaran atau investasi yang bersifat besar. Pengeluaran
dan investasi ini termasuk proyek-proyek seperti membangun pabrik baru atau berinvestasi dalam
usaha jangka panjang. Penganggaran modal termasuk penganggaran untuk, memperoleh, memperluas,
dan mengganti aset tetap.

Proses penganggaran modal adalah cara yang terukur bagi perusahaan untuk menentukan
profitabilitas ekonomi dan keuangan jangka panjang dari proyek investasi. Penganggaran modal juga
penting bagi perusahaan karena menciptakan proses langkah demi langkah yang terstruktur yang
memungkinkan perusahaan untuk;
- Mengembangkan dan merumuskan tujuan strategis jangka panjang
- Mencari proyek investasi baru
- Memperkirakan dan memperkirakan arus kas masa depan
- Memfasilitasi transfer informasi
- Pemantauan dan Pengendalian Pengeluaran
- Pembuatan Keputusan

Singkatnya, proses penganggaran modal adalah alat dimana perusahaan mengelola peluanginvestasinya
dalam aset tetap dengan mengevaluasi arus kas masuk dan arus keluar dari peluang tersebut. Setelah
proyek telah diidentifikasi, manajemen kemudian memulai proses keuangan untuk menentukan
apakah proyek harus dikejar atau tidak.

Anggaran Operasional; Anggaran operasional tidak sama dengan anggaran modal. Anggaran
operasional memberikan perkiraan yang cukup baik mengenai volume dan sumber yang terkait
dengan: jenis dan jumlah pengeluaran di masa depan yang diperlukan untuk melanjutkan bisnis sehari-
hari, proyek dan operasi, seperti pengeluaran peralatan dan gaji.
PUBLISH BY SM 29
ACCOUNTING HANDBOOK (POLICY & PROCEDURE MANUAL)

Apa yang perlu diperhatikan dalam membuat annggaran operasional;


 Mengetahui perbedaan antara anggaran operasional dan anggaran modal
 Mengetahui komponen, dan cara membuat, anggaran operasional dan sub-anggarannya
 Memiliki konsep perencanaan operasional dasar
Anggaran operasional mengungkapkan semua biaya operasional perusahaan. Ini termasuk; biaya
bahan, biaya tenaga kerja, biaya peralatan dan mesin, biaya transportasi dan penyimpanan, utilitas,
dan administrasi, gaji, dan pengawasan.

6.3.3 Format Anggaran


Anggaran harus disiapkan dalam format yang ditentukan, dan harus mencakup;
a. Pengeluaran berulang dan semua yang termasuk dalam kategori ini: Anggaran belanja modal
menunjukkan: proyek modal, total biaya yang diantisipasi dan metode pembiayaan, dll
b. Perkiraan untuk setiap departemen menunjukkan: nama dan kode departemen, deskripsi detail
dan kode item yang dianggarkan untuk, anggaran tahun ini yang disetujui dan anggaran untuk
tahun berikutnya
c. Pernyataan tarif yang diusulkan, dan pendapatan yang diantisipasi dari setiap klasifikasi tarif
d. Estimasi laporan arus kas untuk tahun anggaran
e. Kertas kerja terperinci yang mendukung semua item yang termasuk dalam anggaran

6.3.4 Budget Hirarki


Perencanaan dimulai dengan menetapkan tujuan dan sasaran. Tujuan adalah hasil kualitatif dan
kuantitatif yang diinginkan. Tujuan juga menyediakan standar untuk mengukur kinerja manajerial.
Perusahaan dalam hal ini memutuskan untuk mengembangkan hierarki tujuan dan sasaran. Manajemen
puncak memiliki tujuan yang berbeda dengan tingkat yang lebih rendah dalam organisasi.

Terlampir piramida hirarki tujuan dan sasaran yang dikembangkan oleh Perusahaan;

Mission & Vision


Mission & Vision
Increasingly
Hierarchy of Detailed
Objective
Top Mission & Vision
Management
Corporate Strategy
Functional Middle Management

Team
Staff
Individual
Individual
Increasingly Notes:
Strategic Action plan
Strategic Plan

PUBLISH BY SM 30
ACCOUNTING HANDBOOK (POLICY & PROCEDURE MANUAL)

Bagaimana cara kerja hierarki?


 Sasaran turun dari misi menjadi semakin spesifik.
 Secara keseluruhan, semua sasaran diterjemahkan ke dalam sasaran yang lebih spesifik untuk
berbagai bagian bisnis
 Hierarki memastikan bahwa setiap level tujuan konsisten dengan tujuan yang berada di
atasnya dalam hierarki

Objektif memiliki peran sentral dalam pengambilan keputusan strategis, keputusan diambil dengan
mempertimbangkan tujuan, strategi adalah serangkaian tindakan yang memungkinkan bisnis untuk
memenuhi tujuannya. Bagian pertama dalam rencana strategis selalu "ke mana perusahaan ingin
pergi" dan "bagaimana perusahaan akan sampai di sana.

Disamping itu objective dapat membantu perusahaan dalam;


- Melaksanakan misi
- Memberikan fokus yang jelas untuk pengambilan keputusan
- Memberikan target
- Memotivasi karyawan
- Memfasilitasi kontrol kinerja aktual
- Memberikan kriteria untuk mengevaluasi kinerja
- Mengurangi ketidakpastian
- Memberikan rasa persatuan

6.4 Policy & Prosedur Manual Anggaran


Anggaran didefinisikan sebagai ungkapan kuantitatif rencana manajemen untuk periode yang akan
datang. Master budget didefinisikan sebagai keseluruhan rencana keuangan yang mencerminkan
tujuan dan sasaran organisasi. Anggaran induk (master budget) meliputi anggaran modal &
operasional. Anggaran bila dilakukan dengan benar dapat berfungsi sebagai sistem perencanaan dan
pengendalian. Sasaran dan sasaran kinerja perusahaan didokumentasikan dalam istilah keuangan.
Setelah diformulasikan, rencana ini digunakan sepanjang tahun.

6.4.1 Perencanaan & Tujuan Anggaran


Perencanaan sangat penting untuk organisasi Perusahaan karena beberapa alasan. Ini merupakan
kerangka kerja untuk membuat keputusan dengan menetapkan tujuan, sasaran, dan strategi.
Perencanaan ini berorientasi ke masa depan dan melibatkan serta kesadaran tentang bagaimana
keputusan hari ini akan memengaruhi peluang masa depan. Perencanaan sangat penting untuk
mencapai tujuan organisasi jangka pendek dan panjang.

Sasaran, perencanaan dimulai dengan menetapkan tujuan dan sasaran. Tujuan adalah hasil kualitatif
dan kuantitatif yang diinginkan. Sasaran juga menyediakan standar untuk mengukur kinerja
manajerial. Organisasi besar biasanya mengembangkan hierarki tujuan. Manajemen puncak memiliki
tujuan yang berbeda dengan tingkat yang lebih rendah dalam organisasi. Tujuan, organisasi
perusahaan telah menekankan di sini bahwa tujuan memberikan arahan dasar untuk perencanaan.
Objektif memberikan arahan yang lebih spesifik tingkat perusahaan.

PUBLISH BY SM 31
ACCOUNTING HANDBOOK (POLICY & PROCEDURE MANUAL)

Peramalan keuangan (Financial Projecting) adalah praktik memproyeksikan dampak kuantitatif tren
dan perubahan dalam lingkungan operasi pada operasi masa depan. Oleh karena itu, ini merupakan
bagian integral dari semua upaya perencanaan yang sedang berlangsung. Peramalan keuangan penting
karena beberapa alasan;
 Peramalan memfasilitasi upaya perencanaan dengan menghitung biaya / manfaat masa depan
dari keputusan strategis. Dengan demikian, prioritas anggaran dapat dievaluasi berdasarkan
dampak jangka panjangnya
 Peramalan mengklarifikasi tren, kebutuhan, dan masalah yang harus ditangani dan dievaluasi
dalam penyusunan anggaran
 Peramalan meningkatkan pengambilan keputusan di semua tingkat administrasi. Prakiraan
memberikan wawasan berharga tentang masalah di masa mendatang, yang memungkinkan
administrator menjadi proaktif. Ini menciptakan kerangka kerja untuk manajemen antisipatif

Meskipun peramalan keuangan harus merupakan proses yang berkelanjutan, ini adalah hal paling
penting sebagai komponen pengembangan anggaran. Prakiraan penerimaan yang diproyeksikan, basis
pajak dan pendapatan, biaya yang terkait dengan penyesuaian gaji, dan sebagainya, merupakan elemen
penting dalam menetapkan pedoman anggaran dasar dan menciptakan dasar untuk asumsi yang
digunakan untuk menyiapkan anggaran. Selain itu, peramalan memberikan analisis dampak fiskal yang
dapat diintegrasikan ke dalam proses pengembangan anggaran. Dengan demikian, keputusan anggaran
saat ini dapat dievaluasi untuk hasil jangka panjang.

Beberapa langkah tindakan yang dapat meningkatkan keandalan ramalan:


 Mengklarifikasi tujuan perkiraan.
 Menyesuaikan kerangka waktu dengan tujuan perkiraan. Kerangka waktu untuk ramalan
(forecast) akan bervariasi sesuai dengan tujuan ramalan yang sedang disiapkan.
 Memastikan keakuratan data dasar. Sumber data asli harus digunakan daripada versi
diekstrapolasi atau diringkas. Sumber harus didokumentasikan dan diverifikasi jika muncul
pertanyaan tentang validitas data.
 Menentukan asumsi yang mendasarinya. Asumsi harus eksplisit dalam ramalan dengan
dokumentasi yang tepat berdasarkan data aktual.
 Konsisten dalam perhitungan. Program spreadsheet direkomendasikan untuk menyiapkan
ramalan untuk memastikan akurasi dan konsistensi perhitungan.
 Memeriksa data secara kritis. Pemindaian data dapat mengungkapkan anomali atau kesalahan
yang dapat memengaruhi prakiraan. Selanjutnya, perbandingan nilai awal dan nilai perkiraan
harus dilengkapi untuk memastikan kewajaran nilai perkiraan.
 Bahwa peramalan membutuhkan wawasan dan intuisi. Beberapa variabel atau asumsi perkiraan
akan selalu menjadi tebakan terbaik. Pengalaman memberikan dasar untuk jenis estimasi ini.

Penganggaran - mendokumentasikan bagaimana rencana keseluruhan akan dieksekusi bulan ke bulan,


menentukan pengeluaran. Pengembangan anggaran tahunan adalah bagian dari proses perencanaan
yang berkelanjutan. Perusahaan memiliki beberapa standar untuk merencanakan dan mengembangkan
anggaran, sebagai berikut;
1. Rencana strategis
2. Tujuan bisnis
3. Proyeksi pendapatan

PUBLISH BY SM 32
ACCOUNTING HANDBOOK (POLICY & PROCEDURE MANUAL)

4. Proyeksi biaya tetap


5. Proyeksi tujuan variable
6. Targetkan margin keuntungan
7. Persetujuan dewan
8. Tinjauan anggaran
9. Berurusan dengan varian anggaran

Berdasarkan uraian di atas, perusahaan telah menerapkan tujuan utama sebagai berikut;
 Manajemen telah mengadopsi lima (5) tahun kerangka pengeluaran jangka menengah dimulai
dengan tahun fiskal 2020
 Perusahaan memisahkan anggaran tahunan mereka menjadi dua komponen: anggaran operasi
dan anggaran modal. Anggaran operasional didasarkan pada estimasi pengeluaran per
departemen, yang telah disetujui oleh manajemen. Anggaran alokasi modal disusun berdasarkan
kemajuan historis tahun-tahun sebelumnya
 Menyediakan alat kontrol yang akan memastikan bahwa pengeluaran sejalan dengan kegiatan,
waktu, dan rencana keuangan
 Pastikan kebijakan operasional perusahaan diterapkan dengan benar
 Memberikan laporan varians berkala jumlah aktual dan yang dianggarkan untuk menjadi dasar
penyelidikan dan pengambilan keputusan
 Semua fasilitas akan didorong untuk mengembangkan rencana keuangan yang realistis yang
akan memfasilitasi alokasi sumber daya sesuai dengan prioritas manajemen
 Menyiapkan anggaran program untuk mendukung rencana implementasi

6.4.2 Proses revisi anggaran


Revisi anggaran mungkin diperlukan karena alasan berikut;
 Kegiatan tertunda berdasarkan kinerja masa lalu
 Kegiatan yang ditangguhkan dengan mengacu pada perubahan yang diantisipasi dalam acara
mendatang
 Pembatalan kegiatan yang disetujui oleh manajemen
 Perubahan dalam prioritas kegiatan manajemen

Pemegang anggaran setiap perubahan dalam rencana kerja tahunan yang disetujui dapat dibahas
selama tinjauan setengah tahun dan dilaksanakan dengan persetujuan bersama. Kepala departemen
dapat mengubah anggaran tahunan yang disetujui sehingga memiliki fleksibilitas dalam garis
pengeluaran untuk penggunaan dana tanpa mempengaruhi plafon anggaran keseluruhan.

Berikut policy yang mengatur tentang revisi anggaran;


1. Pemegang anggaran perlu menetapkan rencana terperinci untuk mencapai target untuk setiap
departemen dan harus mengembangkan kontrol dan prosedur yang tepat dan memastikan
bahwa batas kontrol yang ditetapkan tidak terlampaui.
2. Manajer anggaran bertanggung jawab atas pencapaian target anggaran di bawah kendali mereka,
termasuk memantau pengeluaran dan pendapatan untuk memastikan konsistensi dengan
anggaran yang disetujui.

PUBLISH BY SM 33
ACCOUNTING HANDBOOK (POLICY & PROCEDURE MANUAL)

3. Manajer anggaran harus memberikan dasar untuk penilaian kinerja (analisis varians),
membandingkan kinerja aktual dengan yang dianggarkan dan bertindak berdasarkan hasil untuk
mencapai profitabilitas maksimum.
4. Manajer Anggaran harus memimpin dan memfasilitasi bantuan teknis terkait analisis biaya dan
tren pengeluaran, mengeksplorasi metode pembiayaan alternatif, dan mencari cara baru untuk
meningkatkan efisiensi.

6.4.3 Sistem pengendalian anggaran


Kontrol anggaran adalah proses menentukan berbagai hasil aktual dengan angka yang dianggarkan
untuk perusahaan untuk periode mendatang dan standar yang ditetapkan kemudian membandingkan
angka yang dianggarkan dengan kinerja aktual untuk menghitung varian, jika ada. Pertama-tama,
anggaran disiapkan dan kemudian hasil aktual dicatat.

Perbandingan angka yang dianggarkan dan aktual akan memungkinkan manajemen untuk menemukan
perbedaan dan mengambil tindakan perbaikan pada waktu yang tepat. Kontrol anggaran adalah proses
berkelanjutan yang membantu dalam perencanaan dan koordinasi. Anggaran adalah sarana dan
kontrol anggaran adalah hasil akhirnya.

6.4.3.1. Tujuan pengendalian anggaran;


Kontrol anggaran sangat penting untuk perencanaan dan pengendalian kebijakan. Ini juga bertindak
sebagai instrumen koordinasi. Tujuan utama pengendalian anggaran adalah sebagai berikut:
1. Untuk memastikan perencanaan di masa depan dengan menyiapkan berbagai anggaran,
persyaratan dan kinerja yang diharapkan dari perusahaan diantisipasi
2. Untuk mengoperasikan berbagai pusat biaya dan departemen dengan efisiensi dan ekonomi
3. Penghapusan limbah dan peningkatan profitabilitas
4. Untuk mengantisipasi belanja modal untuk masa depan
5. Untuk memusatkan sistem kontrol
6. Koreksi penyimpangan dari standar yang ditetapkan
7. Fiksasi tanggung jawab berbagai individu dalam organisasi

Anggaran yang baik ditandai dengan hal berikut:


 Partisipasi: melibatkan sebanyak mungkin orang dalam menyusun anggaran
 Kelengkapan: merangkul seluruh organisasi
 Standar: mendasarkannya pada standar kinerja yang ditetapkan
 Fleksibilitas: memungkinkan perubahan keadaan
 Umpan balik: terus memantau kinerja
 Analisis biaya dan pendapatan: ini dapat dilakukan berdasarkan lini produk, departemen, atau
pusat biaya

6.4.4 Implementasi Anggaran


'Tujuan' implementasi anggaran adalah untuk memastikan perusahaan / manajemen / pemegang
saham bahwa dana digunakan secara legal dan efisien, sebagaimana diarahkan oleh kebijakan
perusahaan dan tata kelola perusahaan yang baik, untuk menyediakan layanan yang efektif untuk
operasi bisnis perusahaan.

PUBLISH BY SM 34
ACCOUNTING HANDBOOK (POLICY & PROCEDURE MANUAL)

Implementasi anggaran yang efisien


1. Dana anggaran harus dikeluarkan tepat waktu
2. Aturan untuk perubahan harus memungkinkan fleksibilitas dan kontrol atas item utama
3. Alokasi carry-over harus disahkan, untuk semua pengeluaran, tetapi prosedurnya perlu diatur
4. Prosedur yang jelas untuk mencatat transaksi

Berikut ini adalah alur proses implementasi anggaran yang direkomendasikan;

Establish Organizational Prepare budget Define role & responsibility


Goals & Objectives Calendar/Timeline and prepare guidelines

Management decides Distributes to Budget template with


total budget approved budget holder estimate budget

Finance manager inform *BH develops their respective budgets,


to budget holder * BH develops their budgets based on the upper limit
provided,

Review by Final Budget submit


Distributed approved
Management Team to Management
budget to all Dept.

Management invite
Depts. head to defend

PUBLISH BY SM 35
ACCOUNTING HANDBOOK (POLICY & PROCEDURE MANUAL)

6.5 Summary Kebijakan dan Prosedur


Description of Procedures Responsible Approx.
1.0 Annual Budgeting Person Timing
1.1 Complete budget preparation guidelines
1) Management will introduce budget framework guidelines to budget holders
2) Introducing budget preparation time table and distribute to budget holders
3) Inform all budget holders that the process is due to begin and send all budget
templates and documents
4) Consolidate total budget expenditure in the current financial year according to
the priorities in the corporate business plan.
5) The budget holders develop their respective budgets using standard formats
and based on the upper limit provided
6) The annual budget should have a corresponding work plan that is categorized
by month.
1.2 Consolidate & review draft annual budget
1) The budget holders send their completed budgets and work plans to the
budget manager.
2) The budget manager consolidates the respective budget documents to derive
to the financial controller for review before submit to the BOD.
3) The financial controller reviews the budgets, and liaises with the budget
holders if there are any queries or amendments. If requested, a secondary budget
containing only priority items is also compiled.
1.3 Review and approve annual budget
1) Review the annual budget submitted by financial controller & budget holders
2) The BOD will invites budget manager and department heads (budget holders)
to defend and presentation the submitted budget.
3) Once the BOD satisfied and ensure that the annual budget document is
complete, approved budget will sent to financial controller and budget manager
and entered into the accounting system
4) Approved copies of the final budget are distributed to the budget manager,
head departments (budget holders) and Maintain on file, a copy of the approved
budget with evidence of approval.
2.0 Budget Revision
2.1 Prepare Revise Budget
1) Budget Adjustment; The budget holders may make any changes or corrections
they may consider necessary or proper in any item or amount of the budget
either by eliminating the item or amount or by increasing or reducing the
amount of any item. The budget holders can submit budget adjustment request
form to budget managers.
2) Budget Transfer; the purpose of budget transfer is to provide the facilitation
of transfer fund;
a) between division budget line item
b) from division budget to another
c) to and from the costing centers or unallocated reserve account. The budget
holders can submit budget transfer request form to budget managers

PUBLISH BY SM 36
ACCOUNTING HANDBOOK (POLICY & PROCEDURE MANUAL)

Responsible Approx.
Description of Procedures
Person Timing
3. Document the following information:
a) Budget Adjustment Form, or
b) Budget Transfer Form
c) The budget holder shall ensure that he/she identifies which budget lines and
activities shall be affected by the budget changes and then submit the proposed
revised budget to the budget manager
2.2 Review and approve revised budget
1. The budget manager reviews the budgets revised, and liaises with the budget
holders if there are any queries or amendments.
2. If the budget variant is significant and will changes the cash flow and balance
sheet, the budget manager needs BOD for approval
3. The budget manager approves the budget variations.
3. File the Evidence
1. Compile and print and distribute the revised budget.
2. Print revised budget and keep on file. Retain original budget for future
reference
3.0 Budget Control & Monitoring
3.1 Budget Plan
1. The organization has a long term and short term budget plans
2) The budgets have clear goals and objectives
3) When budgeting, outcomes, goals and objectives are linked to programs and
corporation activities
4) The organization put priorities for the coming annual budget
5) Organizational departments prepare budget plans prior to the budget year
3.2 Budget Monitoring & Control
1) Control of the budget activities is done by the departmental heads
2) The costs of activities and functions of the each department are constantly
reviewed by the budget control and budget manager
3) The organization’s budget performance evaluation reports are prepared
frequently
4) The corporation or department's budget deviations are reported to budget
manager.
5) Managers always take timely corrective actions when adverse variances are
reported
6) Material changes that impact on the financial annual plan in a year are
authorized by BOD
4.0 Budget Implementation
1. Establish Organizational Goals & Objectives
2. Preparing budget Calendar /budget time table
3. Define role & responsibility and prepare guidelines, distribute to budget
holders
4. Finance manager inform to budget holders
5. Management decides total budget expenditures according priorities

PUBLISH BY SM 37
ACCOUNTING HANDBOOK (POLICY & PROCEDURE MANUAL)

Responsible Approx.
Description of Procedures
Person Timing
6. a) Budget holders develops their respective budgets
b) Budget holders develops their budgets based on the upper limit provided
c) Budget holders sends their completed budgets and work plans to the Finance
Manager
7. Budget document submit to Finance Controller
8. Review by BOD (BOD invite Dept. Head to defend the submitted budget)
9. Distributed approved budget to all entity

PUBLISH BY SM 38
ACCOUNTING HANDBOOK (POLICY & PROCEDURE MANUAL)

7. Policy dan Prosedur Manual – Petty Cash

7.1 Pengantar
Dalam melakukan transaksi bisnis, Perusahaan tidak selalu mengeluarkan dana besar untuk membayar
sesuatu. Namun, tanpa disadari ternyata perusahaan juga dapat mengeluarkan uang dengan nominal
yang kecil, tapi dengan kuantitas yang banyak. Meskipun demikian, setiap uang yang keluar tetap
harus dibuat di dalam sebuah buku (pembukuan) untuk mempermudah akuntan perusahaan mencatat
keuangan Perusahaan.

Pembukuan inilah yang akan mencatat setiap pengeluaran yang dilakukan Perusahaan dalam nominal
yang tidak terlalu banyak atau biasa disebut dengan kas kecil atau petty cash. Kas kecil biasanya
digunakan untuk pembiayaan operasional perusahaan ataupun hal-hal yang berkaitan dengan aktivitas-
aktivitas yang dilakukan oleh Perusahaan. Kas kecil adalah sejumlah dana yang dibentuk khusus untuk
pengeluaran yang bersifat rutin dan relatif kecil jumlahnya. Pengelolaan kas kecil dilakukan oleh
petugas keuangan yang bertindak sebagai bendahara atau kasir atas pengeluaran-pengeluaran tunai.
Maksud diadakannya kas kecil adalah agar setiap karyawan tidak perlu meminta dana tunai kebagian
keuangan setiap kali ingin mengeluarkan dana. Karena umumnya, perusahaan akan sering
mengeluarkan dana yang relatif kecil untuk berbagai kepentingan.

Perusahaan menempatkan batasannya sendiri pada dana kas kecil yang ditetapkan di dalamnya,
termasuk jumlah uang tunai yang ditempatkan dan batas kas per pengeluaran. Setiap dana harus
digunakan secara ketat sesuai dengan tujuan yang diotorisasi. Tujuan dari manual ini adalah untuk
menyediakan kerangka kerja tata kelola untuk proses yang standar dan konsisten untuk membangun,
memelihara, dan menutup kas kecil.

7.2 Ruang Lingkup


Kebijakan dan prosedur ini berlaku untuk semua karyawan PT ABC-Financial yang bertanggung
jawab atas inisiasi, eksekusi, dan otorisasi kas kecil, termasuk semua individu yang berpartisipasi dalam
proses entri jurnal yang terkait dengan buku besar (general ledger).

7.3 Definisi
Dana Kas Kecil merupakan jumlah kas yang disisihkan khusus untuk memfasilitasi pengeluaran untuk
transaksi yang relatif kecil dan pengeluaran kecil umumnya yang harus dilakukan dalam bentuk tunai.
Pembayaran tunai kecil dirancang untuk mengurangi beban kerja dalam memperoleh dan membayar
pembelian bernilai kecil. Tidak ada pembelian diluar biaya rutin sehari-hari yang dapat dilakukan dari
dana ini.

7.4 Petty Cash – Procedure & Policies

7.4.1. General Policiess


Otorisasi maksimum kas kecil tidak boleh lebih dari jumlah yang ditentukan kecuali ada kondisi luar
biasa. Finance Manager bertanggung jawab untuk menentukan perlunya membangun dana kas kecil
dan menunjuk pejabat yang berwenang untuk mengendalikan dana kas kecil yang beredar dan
memelihara dana kas kecil.

PUBLISH BY SM 39
ACCOUNTING HANDBOOK (POLICY & PROCEDURE MANUAL)

Finance Manager dapat menunjuk finance staff sebagai kasir yang bertanggung jawab untuk menjaga
dan memelihara dana kas kecil. Mempertahankan dana terdiri dari penyaluran dana, mendapatkan
penerimaan, merekonsiliasi, dan mengisi kembali dana. Ketika kas kecil tidak lagi diperlukan, kasir
bertanggung jawab untuk memastikan bahwa uang itu direkonsiliasi dan ditutup.

Adapun tugas dan tanggung jawab kasir adalah sebagai berikut:

a) Mengamankan dana kas. Kas kecil harus menjadi tanggung jawab satu orang yang harus memiliki
akses ke dana (sejauh mungkin). Dana harus memiliki perlindungan yang memadai dan secara
umum dana harus disimpan dalam kotak atau kabinet yang terkunci dengan akses terbatas untuk
satu orang. Dalam kasus pencurian, harap segera beri tahu keamanan perusahaan.
b) Transaksi akuntansi. Kasir harus mendukung semua pengeluaran dengan dokumentasi yang tepat,
yaitu faktur asli, kwitansi, nota atau tanda terima penbayaran. Pengeluaran kas kecil tunduk pada
semua kebijakan dan prosedur perusahaan terkait dengan pengeluaran yang tepat, otorisasi,
akuntansi, dan dokumentasi.
c) Rekonsiliasi dana. Kasir harus merekonsiliasi kas kecil dengan menggunakan lembar kerja
rekonsiliasi sebelum mengisi dan menutup dana.
d) Mengisi kembali dana. Ketika dana kas kecil semakin menipis, kasir harus mengirimkan permintaan
dana kas kecil untuk mengisi kembali dana tersebut. Dana kas kecil harus diganti, sesering yang
diperlukan, dengan melengkapi formulir pengsian kas kecil dan disertai oleh dokumentasi yang
diperlukan, seperti:
• Total pengeluaran
• Formulir rekonsiliasi kas kecil. Ringkasan kas kecil harus berisi ringkasan semua pembayaran
yang dilakukan dari kas kecil tersebut. Ini harus dilampirkan pada permintaan pengisian kas
kecil. Pengisian ulang harus sebesar jumlah yang sama dengan pembayaran yang dilakukan
sehingga pada suatu saat kas kecil tidak melebihi jumlah maksimum yang diijinkan.

7.4.2 Petty Cash – Procedure Manual

7.4.2.1 Prosedur permintaan dana kas kecil (Petty cash request)


Untuk pembelian senilai 1 Juta atau kurang, setiap karyawan PT ABC-Financial dapat mengajukan
permohonan kas kecil atau meminta proses kas kecil untuk penggantian pembelian (reimbursement).
 Permintaan kas kecil dilakukan dengan melengkapi formulir permintaan kas kecil (petty cash
request slip) untuk total pembelian tidak melebhi nilai yang ditetapkan, yakni maksimum 1 juta
rupiah atau penggantian biaya atau pembelian untuk aktivitas perusahaan yang dilengkapi oleh
faktur/kwitansi asli, dan dikirim ke kepala departmen atau line supervisor untuk mendapatkan
persetujuan di setiap departemen
 Setelah formulir permintaan kas kecil atau faktur/kwitansi asli tersebut disetujui, maka diajukan
ke kasir untuk mendapatkan penggantian dana
 Kasir melakukan verifikasi atas formulir permintaan kas kecil
 Kasir melampirkan formulir permintaan kas kecil yang telah diverifikasi dan mengirimkannya
ke pengawas (supervisor) keuangan untuk otorisasi
 Setelah otorisasi diberikan, kasir mencairkan kas kecil yang diperlukan. Penerima
menandatangani formulir permintaan kas kecil untuk mengkonfirmasi tanda terima dan
menyerahkan tanda terima kepada kasir

PUBLISH BY SM 40
ACCOUNTING HANDBOOK (POLICY & PROCEDURE MANUAL)

 Kasir membuat catatan transaksi di buku kas kecil

7.4.2.2 Prosedur pencairan dana kas kecil (Petty cash disbursement)


Pengeluaran yang dibayarkan dari dana kas kecil hanya dapat dilakukan untuk tujuan penggunaan
dana yang sudah disahkan dan harus didukung oleh tanda terima, yang harus berisi informasi sebagai
berikut:
 Tanggal pembelian atau pembayaran
 Nama vendor atau penerima pembayaran lainnya
 Bukti pembayaran yang dilakukan, mis; kwitansi atau nota
 Jumlah yang dibayarkan
 Deskripsi barang yang dibeli (diisi oleh vendor jika kwitansi dengan tulisan tanga)
 Tanda tangan yang menunjukkan tanda terima pembelian

7.4.2.3 Prosedur pengisian dana kas kecil (Petty cash replenishment)


Ketika dana kas kecil hampir habis, kasir bertanggung jawab untuk memberi tahu pengawas keuangan
(Supervisor) untuk pengisian ulang.
 Kasir harus meminta dana kas kecil dengan terlebih dahulu mengisi formulir pengsian dana kas
kecil (Peetty Cash Replenishment Form)
 Supervisor keuangan akan meninjau kelengkapan dokumen, misalnya; formulir rekonsiliasi,
fromulir permintaan dan pencairan, sebelum diserahkan kepada manajer keuangan
 Finance Manager akan memastikan kelengkapan dokumen sebelum menyetujui formulir
pengisian
 Setelah disetujui, departemen keuangan di Kantor Jakarta akan menyiapkan cek untuk sejumlah
dana yang disetujui di formulir pengisian dana.
 Departmement keuangan akan memberikan tanda terima penerimaan kepada kasir.

7.4.2.4 Prosedur rekonsiliasi kas kecil


Rekonsiliasi kas kecil adalah proses verifikasi transaksi yang melibatkan dana kas kecil. Tujuannya
adalah untuk memastikan bahwa dana digunakan dengan tepat. Ini adalah kontrol internal yang
penting untuk pencegahan penggunaan dana tidak sesuai dengan semestinya.
 Proses rekonsiliasi kas kecil dimulai dengan menghitung jumlah uang tunai yang ada pada
 Akhir periode keuangan dan menggunakan ini sebagai saldo akhir untuk akun kas kecil.
 Selanjutnya, tanda terima ditinjau dan diverifikasi sebagaimana mestinya dan dipastikan lengkap.
Setiap tanda terima dicatat sebagai penarikan dari dana tunai kecil. Saldo akhir harus sama
dengan saldo awal yang dibawa dari periode sebelumnya ditambah setoran tunai tambahan -
dikurangi jumlah semua penarikan.
 Ketika perbedaan terjadi, investigasi diperlukan. Ini dapat melibatkan memeriksa siapa yang
memiliki akses ke dana, mencari tanda terima yang hilang, dan melacak simpanan yang tidak
berdokumen.

PUBLISH BY SM 41
ACCOUNTING HANDBOOK (POLICY & PROCEDURE MANUAL)

7.4.2.5 Summary prosedur & manual proses permintaan, pencairan dan pengisian kas kecil

User Cashier Finance

Start Prepare PC Checking PC


Request Request

Prepare PR
PC Request
Requesition Approval Yes
Approved by
Line SPV

Receive fund File

Check
Complete Supporting
Invoice/Kwit- Document
ansi

Disbursement
Prepare Yes
Disbursement
Form
File

Prepare PC Check
Reconciliation Reconciliation
& Back Up Doc

Prepare PC
Replenishment
Yes
Replenishment

Received Fund
and Saved in Prepare
to Safety Box Check

Finish

PUBLISH BY SM 42
ACCOUNTING HANDBOOK (POLICY & PROCEDURE MANUAL)

8. Kebijakan dan Prosedur Manual – Rekonsiliasi Bank

8.1. Pengantar
Rekonsiliasi bank adalah alat kontrol internal yang penting dan diperlukan dalam mencegah dan
mendeteksi penipuan. Rekonsiliasi Bank membantu mengidentifikasi kesalahan akuntansi dan bank
dengan memberikan penjelasan tentang perbedaan antara saldo kas catatan akuntansi dan posisi saldo
bank per laporan bank. Rekonsiliasi bank memastikan bahwa semua transaksi yang telah melalui
laporan bank telah ditinjau dan diperiksa, sehingga mengurangi kemungkinan kesalahan dalam data
yang digunakan untuk menyiapkan akun.

Laporan bank juga memastikan kelengkapan dengan membantu memastikan bahwa semua
pembayaran dan penerimaan yang telah melalui rekening bank juga telah dicatat dalam catatan
akuntansi. Setiap perbedaan diidentifikasi dan dijelaskan. "Minimal, lakukan rekonsiliasi bank segera
setelah akhir setiap bulan, ketika bank mengirimi perusahaan laporan bank yang berisi saldo awal kas
bank, transaksi selama bulan itu, dan akhir saldo kas".

Alur proses penting untuk rekonsiliasi bank adalah mulai dengan saldo kas akhir bank, menambah
setoran dalam perjalanan dari perusahaan ke bank, kurangi cek yang belum dibersihkan bank, dan
tambahkan atau kurangi barang lainnya. Kemudian, pergi ke saldo kas akhir perusahaan dan kurangi
dengan biaya layanan bank, cek dan penalti NSF, dan tambahkan bunga yang diperoleh. Pada akhir
proses ini, saldo bank yang disesuaikan harus sama dengan saldo kas akhir perusahaan yang
disesuaikan.

8.2 Ruang Lingkup


Kebijakan ini berlaku untuk departement keuangan dan akuntansi yang bertanggung jawab untuk;
 Untuk mempertahankan sejumlah rekening bank
 Untuk memastikan keakuratan catatan rekening bank perusahaan
 Untuk melacak semua item yang beredar, termasuk perbedaan
 Item rekonsiliasi sesuai dan dicatat, rekonsiliasi saldo kas sama dengan nilai di buku besar

8.3. Definisi
Bank Statement / Rekening Koran: Catatan kertas atau elektronik dari semua aktivitas keuangan
untuk bulan sebelumnya yang sediakan oleh bank.

General Ledger / Buku besar umum: Buku catatan akuntansi utama yang mencakup akun untuk aset,
liabilitas, pendapatan, biaya, keuntungan dan kerugian. Buku besar PT ABC-Financial dihasilkan dari
DEF Accounting Software, dimana transaksi "aktual" diposting ke buku besar.

Item Rekonsiliasi: Setiap aktivitas baik pada laporan bank atau buku besar tetapi tidak dicatat,
dikeduanya, misalnya:

 Adanya setoran atau penarikan yang muncul pada laporan bank tetapi tidak tercatat di buku
besar, atau
 Adanya setoran atau penarikan pada buku besar tetapi tidak tercatat di rekening koran

PUBLISH BY SM 43
ACCOUNTING HANDBOOK (POLICY & PROCEDURE MANUAL)

Rekonsiliasi rekening bank: Proses untuk mengonfirmasi bahwa pernyataan bank itu sah dan akurat,
bahwa transaksi tercermin dengan baik di dalam akun buku besar umum dan bahwa saldo akhir pada
akun buku besar umum adalah akurat. Setiap perbedaan harus diidentifikasi, merekonsiliasi item yang
diselidiki, dan saldo disesuaikan dengan tepat.

Ringkasan rekonsiliasi rekening bank: Ringkasan satu halaman untuk setiap rekening bank yang
menunjukkan saldo bank, saldo buku, perbedaan waktu dan semua item rekonsiliasi.

8.4. Kebijakan dan Prosedur Manual Rekonsiliasi Bank

8.4.1 Kebijakan Umum Rekonsiliasi Bank


Minimal, lakukan rekonsiliasi bank segera setelah akhir periode pembukuan setiap bulan, ketika bank
mengirimi perusahaan laporan bank yang berisi saldo awal kas bank, transaksi selama bulan tersebut,
dan akhir saldo kas".

8.4.1.2 Mempersiapkan Rekonsiliasi Bank


1. Accounting department akan mengembangkan dan memelihara prosedur yang terdokumentasi
untuk merekonsiliasi setiap rekening bank yang dimiliki oleh perusahaan.
2. Setiap rekening bank akan direkonsiliasi setiap bulan dan dalam waktu 14 hari kerja sejak akhir
bulan.
3. Accounting department akan mengidentifikasi dan menyelesaikan rekonsiliasi item secara tepat
waktu. Setiap perbedaan di buku (GL)/bank (rekening koran) yang tidak cocok harus diperbaiki
dalam waktu 30 hari dari bulan rekonsiliasi.
4. Rekonsiliasi rekening bank akan disiapkan oleh department akuntansi dan disetujui oleh pengendali
keuangan (Financial Cotroller). Tanda tangan mereka pada ringkasan rekonsiliasi rekening bank
akan mengkonfirmasi bahwa prosedur saat ini diikuti dan bahwa rekonsiliasi secara akurat
menyajikan status rekening di bank serta pada buku besar umum.
5. Financial Controller akan memberikan salinan ringkasan rekonsiliasi rekening bank yang
ditandatangani kepada Direksi untuk operasi keuangan yang menunjukkan status rekonsiliasi.
6. Ringkasan rekonsiliasi rekening bank asli akan di file. Semua dokumentasi pendukung akan
disimpan secara elektronik. Baik hard copy maupun file elektronik akan dipertahankan sesuai
dengan kebijakan sistem pemeliharaan dokumen perusahaan dan kebijakan pemeliharaan
perangkat lunak dan perangkat keras.

8.4.2. Prosedur Manual Rekonsiliasi Bank

A) Adjusting Balance Per Book (Menyesuaikan saldo per Bank)


Step 1: Balance per Bank Statement on 31 Dec 2020
adjustmens:
 add: deposit in transit
 deduct: outstanding check
 add or deduct: bank eror
Adjusted / corrected balance per bank

PUBLISH BY SM 44
ACCOUNTING HANDBOOK (POLICY & PROCEDURE MANUAL)

A-1) Kumpulkan laporan bank (bank statement) yang diterima dari bank dan daftar cek untuk bulan
tersebut. Laporan bank memberi tahu apa saldo bank pada awal bulan, setoran yang dicatat bank
untuk rekening itu, penarikan yang dilakukan dari rekening itu, dan saldo akhir dari rekening pada
tanggal tertentu. Daftar cek akan menunjukkan semua setoran dan penarikan yang dilakukan oleh
perusahaan selama periode waktu tertentu.

A-2) Deposit in Transit (Setoran dalam perjalanan); adalah jumlah yang telah diterima dan dicatat
oleh perusahaan, tetapi belum dicatat oleh bank. Sebagai contoh, sebuah perusahaan menyetor
penerimaan kasnya pada tanggal 31 Desember ke penyimpanan malam bank pada pukul 10:00 malam.
Pada tanggal 31 Desember. Bank akan memproses setoran ini pada pagi hari tanggal 1 Januari. Pada
tanggal 1 Januari (tanggal laporan bank) ini adalah setoran dalam perjalanan. Karena setoran dalam
perjalanan sudah termasuk dalam akun Kas perusahaan, tidak perlu menyesuaikan catatan perusahaan.
Namun, setoran dalam perjalanan belum pada laporan bank. Oleh karena itu, mereka perlu terdaftar
pada rekonsiliasi bank sebagai peningkatan pada saldo per bank untuk melaporkan jumlah uang tunai
yang sebenarnya.

A-3) Outstanding checks (Cek yang beredar); adalah cek yang telah ditulis dan dicatat dalam akun
kas perusahaan, tetapi belum dikosongkan ke rekening bank. Cek yang ditulis selama beberapa hari
terakhir dalam sebulan ditambah beberapa cek yang lebih tua kemungkinan merupakan salah satu
dari cek yang beredar. Karena semua cek yang telah ditulis segera dicatat dalam akun kas perusahaan,
tidak perlu menyesuaikan catatan perusahaan untuk cek yang beredar. Namun, cek yang belum
beredar belum mencapai bank dan laporan bank. Oleh karena itu, cek yang beredar terdaftar pada
rekonsiliasi bank sebagai penurunan saldo per bank.

A-4) Bank Errors (Kesalahan bank); adalah kesalahan yang dilakukan oleh bank. Kesalahan bank dapat
mencakup bank yang mencatat jumlah yang tidak benar, memasukkan jumlah yang tidak termasuk
dalam laporan bank perusahaan, atau menghilangkan jumlah dari laporan bank perusahaan. Perusahaan
harus memberi tahu bank tentang kesalahannya. Bergantung pada kesalahan, koreksi dapat
menambah/mengurangi saldo yang ditunjukkan pada laporan bank (karna perusahaan tidak membuat
kesalahan, catatan perusahaan tidak berubah).

B) Adjusting the Balance per Books (menyesuaikan saldo per book)


Step 2: Balance Per Book on 31 Dec 2020
Adjusments:
 deduct: bank service charges
 deduct: NSF check & fees
 add: interest earned
 add: notes receivalbe collect by bank
 add or errors in company cash account
Adjusted / corrected balance per book

B-1) Bank Services Charges (Biaya layanan bank); adalah biaya yang dikurangkan dari laporan bank
untuk pemrosesan bank atas aktivitas rekening giro (menerima setoran, memposting cek,
mengirimkan laporan bank, dll.) Jenis-jenis biaya layanan bank lainnya termasuk biaya yang
dibebankan ketika perusahaan melakukan overdraw atas pengecekannya. akun dan biaya bank untuk

PUBLISH BY SM 45
ACCOUNTING HANDBOOK (POLICY & PROCEDURE MANUAL)

memproses perintah pembayaran berhenti pada cek perusahaan. Bank dapat mengurangi biaya atau
ongkos ini pada laporan bank tanpa memberi tahu perusahaan. Ketika itu terjadi, perusahaan biasanya
mengetahui jumlah hanya setelah menerima laporan bank. Karena biaya layanan bank telah
dikurangkan pada laporan bank, tidak ada penyesuaian saldo per bank. Namun, biaya layanan harus
dimasukkan sebagai penyesuaian terhadap pembukuan perusahaan. Rekening kas perusahaan perlu
dikurangi dengan jumlah biaya layanan.

B-2) NSF Check adalah cek yang tidak dihormati oleh bank orang atau perusahaan yang menulis cek
karena akun itu tidak memiliki saldo yang cukup. Akibatnya, cek dikembalikan tanpa dihargai atau
dibayar. (NSF adalah akronim untuk dana yang tidak mencukupi. Seringkali bank menggambarkan
cek yang dikembalikan sebagai pos pengembalian. Yang lain menyebut cek NSF sebagai "cek karet"
karena cek "memantul" kembali dari bank tempat surat itu ditulis. ) Ketika cek NSF kembali ke bank
tempat setoran, bank akan mengurangi rekening giro perusahaan yang menyetor cek tersebut. Jumlah
yang dikenakan akan menjadi jumlah cek ditambah biaya bank. Karena cek NSF dan biaya bank terkait
telah dikurangkan pada laporan bank, tidak perlu menyesuaikan saldo per bank. Namun, jika
perusahaan belum mengurangi saldo akun Kas untuk cek yang dikembalikan dan biaya bank,
perusahaan harus mengurangi saldo per buku untuk rekonsiliasi.

B-3) Interest Earned Check; biaya pencetakan terjadi ketika perusahaan mengatur banknya untuk
menangani pemesanan ulang ceknya. Biaya cek yang dicetak akan secara otomatis dikurangkan dari
rekening giro perusahaan. Karena biaya pencetakan cek telah dikurangkan pada laporan bank, tidak
ada penyesuaian saldo per bank. Namun, biaya cetak cek harus disesuaikan pada pembukuan
perusahaan. Bunga yang diperoleh akan muncul pada laporan bank ketika bank memberikan bunga
perusahaan pada saldo rekeningnya. Jumlah tersebut ditambahkan ke saldo rekening giro dan secara
otomatis pada laporan bank. Karenanya Tidak perlu menyesuaikan saldo per laporan bank. Namun,
jumlah bunga yang diperoleh akan meningkatkan saldo dalam akun kas perusahaan pada
pembukuannya.

B-4) Catatan Piutang adalah aset perusahaan. Ketika wesel jatuh tempo, perusahaan mungkin meminta
banknya untuk mengumpulkan wesel bayar tersebut. Untuk layanan ini bank akan membebankan
biaya. Bank akan meningkatkan rekening giro perusahaan untuk jumlah yang dikumpulkan (pokok
dan bunga) dan akan mengurangi rekening dengan biaya penagihan yang dibebankan. Karena jumlah
ini sudah ada di laporan bank, perusahaan harus yakin bahwa jumlahnya muncul di pembukuan
perusahaan di akun Kasnya.

B-5) Errors Kesalahan dalam akun Kas perusahaan disebabkan oleh perusahaan yang memasukkan
jumlah yang tidak benar, memasukkan transaksi yang bukan milik akun, atau menghilangkan transaksi
yang seharusnya ada di akun tersebut. Karena perusahaan membuat kesalahan ini, koreksi kesalahan
akan berupa kenaikan atau penurunan saldo dalam akun Kas pada pembukuan perusahaan.

C. Preparing the Adjusted Balance (Membandingkan saldo yang disesuaikan)


Setelah menyesuaikan saldo per bank dan setelah menyesuaikan saldo per buku, dua jumlah yang
disesuaikan harus sama. Jika tidak sama, harus mengulangi prosesnya sampai keseimbangannya sama.
Saldo harus berupa jumlah uang tunai yang benar dan benar pada tanggal rekonsiliasi bank.

PUBLISH BY SM 46
ACCOUNTING HANDBOOK (POLICY & PROCEDURE MANUAL)

D. Preparing Journal Entries


Entri jurnal harus disiapkan untuk penyesuaian saldo per buku. Penyesuaian untuk meningkatkan
saldo kas akan memerlukan entri jurnal yang mendebit Kas dan mengkredit akun lain. Penyesuaian
untuk mengurangi saldo kas akan membutuhkan kredit ke Kas dan debit ke akun lain.

Contoh Bank Rekonsiliasi

PT ABC-Financial
Bank Reconcile
For the month ended 12/31/2019

Monthly Month Previous Balance Total Deposit

December 1.000.000 2,500,000

Bank Statement Year Ending Balance Total Withdrawals

2019 900.000 2.600.000

Statement Date 31 Dec 19 Outstanding Check Outstanding Deposit Adjusment


Ending Balance 900,000 Date Check Amount Date Check Amount Date Check Amount

Less: Ost
Check - - - - - - - - -
Add: Ost
Deposit -
Other
Adjusment -

Adjusted
900,000
Balance

Balance Per
899,000
Book

Diffrence
1,000 - - -

PUBLISH BY SM 47
ACCOUNTING HANDBOOK (POLICY & PROCEDURE MANUAL)

9. Kebijakan dan Prosedur Manual - Transaksi Non Tunai

9.1. Pengantar
Akuntansi akrual adalah metode akuntansi yang mengukur kinerja dan posisi perusahaan dengan
mengenali peristiwa ekonomi terlepas dari kapan transaksi tunai terjadi. Akuntansi akrual dianggap
sebagai praktik akuntansi standar untuk sebagian besar perusahaan terutama di Indonesia. Selain itu,
akuntansi akrual mencakup pencatatan transaksi non tunai seperti depresiasi, provisi, kredit macet,
dll. Transaksi non tunai memiliki nilai moneter dan berkontribusi pada posisi keuangan unit bisnis.

Transaksi Non Tunai adalah aktivitas keuangan yang melibatkan ekuitas dan liabilitas pemilik tetapi
tidak berpengaruh pada arus masuk dan keluar uang tunai. Sejumlah besar yang terlibat dalam
transaksi non tunai termasuk dalam catatan kaki dari laporan arus kas. Saat menyiapkan laporan arus
kas, satu-satunya cara untuk menyesuaikan transaksi non tunai adalah melalui metode tidak langsung,
yang mengurangi item aturan dari laba bersih perusahaan. Untuk bisnis besar yang sering berurusan
dengan transaksi non-tunai, menyiapkan laporan arus kas menggunakan metode tidak langsung adalah
penting karena memberikan deskripsi yang lebih akurat tentang keuangan perusahaan saat ini.

Baik IFRS dan US GAAP mengharuskan perusahaan untuk mengungkapkan semua aktivitas investasi
dan pendanaan nontunai yang signifikan baik di bagian bawah laporan arus kas sebagai catatan kaki
atau dalam catatan atas laporan keuangan.

Beberapa contoh aktivitas investasi dan pendanaan nontunai yang mungkin menjadi signifikan bagi
para pengguna laporan keuangan, misalnya seperti di bawah ini:
 Pembelian aset dengan menerbitkan saham, obligasi (bond) atau wesel bayar (note payable)
 Pertukaran aset non tunai
 Konversi hutang menjadi saham biasa
 Konversi saham preferen menjadi saham biasa

9.2 Ruang lingkup


Sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan Indonesia (SAK-2 "Laporan Arus Kas"), investasi non-
tunai dan transaksi pembiayaan diungkapkan di bagian laporan keuangan dan disesuaikan melalui
metode arus kas-tidak langsung, sehingga memberikan semua informasi yang relevan tentang kegiatan
investasi dan pendanaan.

Dengan metode tidak langsung; keuntungan atau kerugian disesuaikan dengan mengoreksi efek
transaksi non tunai, penangguhan, atau akrual penerimaan atau pembayaran tunai untuk operasi masa
lalu dan masa depan, dan elemen pendapatan atau pengeluaran yang terkait dengan investasi atau
aliran dana.

Dalam metode tidak langsung, arus kas bersih dari aktivitas operasi ditentukan dengan menyesuaikan
laba atau rugi bersih dari dampak;
 Semua item lain yang berkaitan dengan investasi atau pendanaan arus kas.
 Perubahan persediaan dan piutang dagang dan hutang selama tahun berjalan.
 Pos non tunai, seperti depresiasi, provisi, pajak tangguhan, keuntungan dan kerugian mata uang
asing yang belum direalisasi, dan laba perusahaan asosiasi yang diterima di muka.
PUBLISH BY SM 48
ACCOUNTING HANDBOOK (POLICY & PROCEDURE MANUAL)

Kebijakan ini berlaku untuk departemen keuangan dan akuntansi untuk menyajikan informasi
transaksi non tunai, sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku.

9.3. Definisi
Beberapa mengatakan bahwa "Investasi dan transaksi pembiayaan yang tidak memerlukan penggunaan
uang tunai atau setara kas akan dikeluarkan dari laporan arus kas. Transaksi tersebut harus
diungkapkan di tempat lain dalam laporan keuangan dengan cara yang menyediakan semua informasi
yang relevan tentang ini aktivitas investasi dan pendanaan, di mana aktivitas investasi dan pendanaan
tidak memiliki dampak langsung pada arus kas saat ini walaupun mereka mempengaruhi modal dan
struktur aset suatu entitas.

9.3.1. Apa yang dimaksud akun non tunai (non cash account)
Beberapa akun Beban dan Pendapatan dalam Bagan akun sistem akuntansi adalah akun non tunai.
Transaksi dalam akun ini tidak melibatkan pembayaran atau penerimaan uang tunai. Namun demikian,
mereka sesuai dengan definisi akuntansi untuk pengeluaran dan pendapatan karena pada akhirnya
mengurangi atau meningkatkan ekuitas pemilik di neraca.

Penghasilan dan pengeluaran non tunai juga memengaruhi laporan laba rugi, dengan cara yang sama
seperti penerimaan dan pengeluaran kas meningkatkan atau menurunkan laba bersih. Akun non
tunai, bagaimanapun, tidak memiliki dampak pada arus kas bersih yang dilaporkan perusahaan untuk
periode tersebut.

9.3.2 Penghasilan non tunai


Akun pendapatan non tunai mencakup barang-barang seperti pendapatan yang masih harus dibayar
(atau pendapatan yang belum direalisasi). Sebuah perusahaan dapat memperoleh pendapatan tertentu
dalam periode akuntansi saat ini dengan menutup penjualan dan pengiriman barang, tetapi ini adalah
pendapatan non tunai sampai pelanggan benar-benar membayar. Akuntan terkadang menyebut
pendapatan tersebut sebagai pendapatan yang belum direalisasi. Bagaimanapun, pendapatan ini akan
tetap menjadi pendapatan non tunai sampai salah satu dari dua peristiwa terjadi:
 Pelanggan melakukan pembayaran tunai.
 Penjual memutuskan bahwa pembayaran tidak akan dilakukan, dalam hal ini pembayaran
tersebut dapat dihapuskan sebagai utang macet (bad debt).

Dalam akuntansi akrual, pendapatan non tunai dapat dilaporkan sebagai pendapatan yang diperoleh
pada laporan laba rugi tetapi mereka tidak dapat menambah total arus kas masuk pada laporan arus
kas.

9.3.3 Biaya non-tunai


Transaksi dalam akun pengeluaran non-tunai umumnya, mengurangi ekuitas pemilik dengan
menggunakan aset. Namun, pengeluaran non tunai tidak mewakili arus kas aktual. Akun non tunai
yang paling dikenal adalah untuk biaya penyusutan, tetapi yang lain termasuk amortisasi dan beban
kredit macet. Pengeluaran non tunai muncul di laporan laba rugi untuk tujuan mengurangi laba,
sehingga menurunkan pajak. Bagaimana perusahaan menyesuaikan laporan arus kas untuk pendapatan
non tunai dan pengeluaran non tunai?

PUBLISH BY SM 49
ACCOUNTING HANDBOOK (POLICY & PROCEDURE MANUAL)

Karena pendapatan non tunai bukan arus kas nyata, mereka tidak menambah "Total arus kas masuk"
pada laporan arus kas (laporan perubahan posisi keuangan). Demikian pula, pengeluaran non tunai
tidak menambah "arus kas keluar" pada laporan arus kas. Namun demikian, pendapatan dan
pengeluaran non tunai memang terlihat dalam laporan arus kas. Mereka muncul pada laporan arus
kas untuk menunjukkan bagaimana arus kas masuk dan keluar yang sebenarnya berasal dari angka
pendapatan dan pengeluaran laporan laba rugi.

Arus kas dihitung dari angka-angka laporan laba rugi;


• Laporan arus kas mendekati angka "Total arus kas masuk" dengan memulai dengan laporan laba
rugi "Total penjualan dan pendapatan investasi."
• Seperti yang ditunjukkan contoh di bawah ini, pendapatan non tunai segera dikurangi dari total
ini, (tabel-1).
• Laporan arus kas kemudian mengambil angka awal "Total pengeluaran" dari laporan laba rugi, dan
kemudian "menambahkan kembali" item pengeluaran non-tunai individual yang merupakan bagian
dari total biaya laporan laba rugi.
• Arus kas masuk bersih adalah perbedaan antara total pendapatan baru dan total biaya baru.

Example – Table-1
PT ABC-Financial
Statement of Cash Flows
For year ending 31 December 20XX

Source of Cash
From Operating Activities
Net sales 35,000

Revenues from investment 1,500


Total from sales & investment 36,500
Less adjustment from non-cash revenues (2,500)
Cash inflows (outflows from revenues) 34,000
Expenses
Cost of Good Manufacturing (25,000)
Operating expenses (3,500)
Interest expenses (500)
Income tax expenses (2,000)
Total expenses (31,000)
Less Adjustment form non-cash expenses:
700
Depreciation & Amortization
Allowance for doubtful expenses 300
Net change in accruals, deferral & AP 250

PUBLISH BY SM 50
ACCOUNTING HANDBOOK (POLICY & PROCEDURE MANUAL)

Total non-cash expenses 1,250


Net cash outflows from expenses (29,750)
Net cash inflows from operating activities 4,250
From other investing activities
Bank note, etc 500
From financing activities
Sale of stock, etc -
From extraordinary items
Sale of assets 1,500
Adjustment for income tax (750)
Net cash inflow from extraordinary items 750
Total cash inflows for the period 5,500
Use of cash
To pay dividends during the periods (350)
To repay debts (1,250)
To purchase assets (800)
Total cash outflows for the period (2,400)
Increase (decrease) in cash of the period 3,100

9.4. Kebijakan dan prosedur manual transasksi non tunai

9.4.1 Kebijakan umum transaksi non tunai


Sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan Indonesia (SAK-2 "Laporan Arus Kas"), investasi non
tunai dan transaksi pembiayaan diungkapkan di bagian laporan keuangan dan disesuaikan melalui
metode arus kas-tidak langsung.

1. Perusahaan harus mengungkapkan komponen kas dan setara kas dan harus menyajikan rekonsiliasi
dari jumlah tersebut dalam laporan arus kas dengan pos yang sama seperti yang disajikan pada neraca.

2. Perusahaan harus mengungkapkan kebijakan yang diadopsi dalam menentukan komponen kas dan
setara kas.

3. Pengaruh setiap perubahan dalam kebijaksanaan untuk menentukan komponen kas dan setara kas
seperti perubahan dalam klasifikasi instrumen keuangan yang sebelumnya diperlakukan sebagai bagian
dari portofolio investasi perusahaan, dilaporkan sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan No. 25 tentang laba atau rugi bersih untuk periode berjalan, kesalahan mendasar dan
perubahan kebijakan akuntansi.

4. Perusahaan harus mengungkapkan jumlah saldo kas dan setara kas yang signifikan yang tidak
dapat digunakan secara bebas, oleh perusahaan atau kelompok bisnis.

PUBLISH BY SM 51
ACCOUNTING HANDBOOK (POLICY & PROCEDURE MANUAL)

5. Dalam keadaan tertentu, saldo kas dan setara kas dimiliki oleh perusahaan tidak dapat digunakan
secara bebas oleh perusahaan grup. Misalnya, saldo kas dan setara kas dari anak perusahaan yang
beroperasi di negara yang memberlakukan lalu lintas valuta asing atau memberlakukan batasan hukum
lainnya sehingga saldo kas tidak dapat ditransfer oleh anak perusahaan ke perusahaan induk.

9.4.2 Prosedur Manual Transaksi Non Tunai


Perusahaan menerapkan metode tidak langsung: dengan metode ini laba atau rugi bersih disesuaikan
dengan mengoreksi efek transaksi non tunai, penangguhan atau akrual dari penerimaan atau
pembayaran kas untuk operasi masa lalu dan masa depan, dan elemen pendapatan atau pengeluaran
terkait dengan saat ini investasi tunai atau pendanaan.

1. Penerimaan kas bruto dan pengeluaran kas bruto dari kegiatan investasi dan pendanaan harus
dilaporkan secara terpisah:
2. Arus kas dari aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan dilakukan dapat disajikan sesuai dengan
arus kas bersih:
• Penerimaan dan pengeluaran uang tunai untuk item turnover cepat, dengan volume transaksi
besar, dan dengan periode jatuh tempo pendek.
• Penerimaan dan pembayaran tunai sehubungan dengan deposito berjangka, penempatan, dan
penarikan simpanan di lembaga keuangan lain, dan pemberian dan pembayaran kembali kredit.
3. Arus kas yang timbul dari transaksi dalam mata uang asing harus dicatat dalam mata uang yang
digunakan dalam pelaporan keuangan dengan menggambarkan jumlah mata uang asing dengan
nilai tukar pada tanggal transaksi arus kas.
4. Arus kas sehubungan dengan pos luar biasa diklasifikasikan sebagai aktivitas operasi, investasi,
dan pendanaan sesuai dengan sifat transaksi dan diungkapkan secara terpisah.
5. Arus kas bunga dan dividen yang diterima dan dibayar, yang masing-masing harus diungkapkan
secara terpisah. Masing-masing harus secara konsisten diklasifikasikan antara periode sebagai
kegiatan operasi, investasi atau pendanaan.
6. Arus kas terkait dengan pajak penghasilan harus diungkapkan secara terpisah dan diklasifikasikan
sebagai arus kas operasi kecuali jika secara spesifik dimungkinkan diidentifikasi sebagai aktivitas
pendanaan dan investasi.

PUBLISH BY SM 52
ACCOUNTING HANDBOOK (POLICY & PROCEDURE MANUAL)

10. Kebijakan dan Prosedur Manual – Pencatatan Uang Muka Karyawan

10.1. Pengantar
Uang muka kepada karyawan merupakan pembayaran tunai (pinjaman) yang dilakukan oleh
Perusahaan untuk pengeluaran bisnis yang diperkirakan akan dikeluarkan oleh karyawan atas nama
perusahaan dan karyawan wajib membuktikan pengeluaran bisnis kepada perusahaan. Contoh
penarikan uang tunai kepada karyawan dapat mencakup yang berikut: untuk perjalanan (taksi, parkir,
tiket, penginapan), makan, hiburan, keanggotaan asosiasi profesional, sertifikasi, dll.

Karena perusahaan mengharapkan untuk dibayar kembali oleh karyawan dan periode pengembalian
biasanya kurang dari satu tahun, perusahaan biasanya memperlakukan uang muka kepada karyawan
sebagai aset lancar. Oleh karena itu, uang muka kepada karyawan dapat ditemukan di bagian aset
lancar di neraca. Uang muka karyawan dapat dicantumkan di neraca sebagai Uang Muka Karyawan,
Aset Lainnya, atau Piutang Lainnya.

Perusahaan biasanya membuat rencana yang bertanggung jawab untuk uang muka karyawan. Program
tersebut merupakan perjanjian untuk mengganti biaya karyawan atas pengeluaran bisnis jika karyawan
tersebut memenuhi persyaratan tertentu seperti:
 Mengeluarkan biaya saat berada di bisnis perusahaan (misalnya pengeluaran untuk bisnis sambil
melakukan layanan sebagai karyawan - bukan pengeluaran pribadi).
 Mengeluarkan biaya yang memenuhi syarat sebagai biaya bisnis yang dapat dikurangkan (misalnya
mobil, perjalanan, makan, hiburan).
 Melaporkan pengeluaran bisnis dalam periode waktu yang wajar.
 Menyerahkan laporan pengeluaran beserta kwitansi untuk mendukung pengeluaran.

Pembayaran yang dilakukan kepada seorang karyawan untuk pengeluaran bisnis yang tidak mematuhi
rencana yang bertanggung jawab dianggap dilakukan berdasarkan rencana yang tidak bertanggung
jawab. Pembayaran semacam itu dapat didefinisikan mewakili upah kepada karyawan.

Demikian pula, ketika seorang karyawan diganti lebih dari biaya aktual yang dikeluarkan oleh
karyawan, pembayaran tersebut dianggap sebagai upah kena pajak untuk karyawan tersebut. Dalam
kasus seperti itu, perusahaan diharuskan membayar pajak gaji untuk pembayaran ini (kecuali jika
karyawan mengembalikan kelebihan pembayaran kepada majikan dalam waktu yang wajar).

‘Uang muka karyawan berbeda dari tunjangan dan penggantian karyawan’. Tunjangan karyawan
merupakan pembayaran tunai (pinjaman) yang dilakukan oleh perusahaan untuk pengeluaran bisnis
yang diperkirakan akan dikeluarkan oleh karyawan atas nama perusahaan dan karyawan 'tidak'
berkewajiban untuk membuktikan pengeluaran bisnis kepada perusahaan.

Dalam hal tunjangan karyawan, perusahaan menetapkan jumlah yang ditetapkan setiap bulan untuk
menutupi biaya karyawan saat berada di bisnis perusahaan. Tunjangan dianggap sebagai penghasilan
bagi karyawan. Karyawan tidak perlu melaporkan pengeluarannya kepada majikan. Jika pengeluaran
karyawan melebihi tunjangan, karyawan tidak akan menerima dana tambahan dari perusahaan.

PUBLISH BY SM 53
ACCOUNTING HANDBOOK (POLICY & PROCEDURE MANUAL)

Penggantian untuk biaya karyawan terjadi ketika seorang karyawan mengeluarkan biaya terkait bisnis
atas nama perusahaan dan membayarnya keluar dari sakunya. Dengan kata lain, perusahaan tidak
menetapkan uang muka atau uang saku untuk karyawan. Penggantian uang tidak mewakili penghasilan
kepada karyawan. Dalam hal ini, pengusaha biasanya menggunakan metode penggantian langsung
(misalnya, Rupiah-untuk-rupiah).

10.2. Ruang lingkup


Dokumen kebijakan dan prosedur ini berlaku untuk semua karyawan PT ABC-Financial mengenai
permintaan uang muka yang terkait dengan kegiatan bisnis perusahaan atau pengeluaran bisnis
perusahaan lainnya ditinjau oleh departemen SDM & Keuangan (berdasarkan peraturan dan kebijakan
perusahaan).

10.3. Definisi
Cash advance (uang muka) adalah sejumlah dana yang digunakan untuk dana operasional untuk semua
karyawan, untuk pengeluaran seperti perjalanan bisnis lapangan, pelatihan atau sertifikasi, pembayaran
kepada subyek dalam perawatan psikologis / medis yang disetujui, dan berbagai keadaan lain, di mana
tidak praktis untuk menggunakan pembelian perusahaan dan sistem pembayaran. Uang muka yang
belum dibayar harus diselesaikan sebelum uang muka yang lain akan ditinjau atau disetujui.

Cash advance request form (formulir permintaan uang muka). Karyawan yang telah meminta dan
akan menggunakan dana harus menandatangani formulir Permintaan uang muka. ‘Formulir
Permintaan permintaan uang muka 'harus ditandatangani oleh karyawan yang bertanggung jawab,
disetujui oleh kepala tiap-tiap departemen.

Business expense form (Formulir pengeluaran bisnis); Catatan pengeluaran uang muka operasional
harus dipertahankan untuk mendukung pengeluaran yang dikeluarkan menggunakan uang muka.
Catatan pengeluaran uang muka operasional dapat ditemukan pada 'Formulir Biaya Bisnis'.

10.4. Kebijakan dan prosedur manual

10.4.1. Kebijakan umum pencatatan uang muka karyawan


 Umumnya, uang muka hanya tersedia bagi individu yang merupakan karyawan PT ABC-Financial
Uang muka operasional dapat digunakan untuk perjalanan bisnis, perawatan medis / fisiologis,
pelatihan atau sertifikasi, atau pengeluaran lain yang diizinkan oleh kebijakan perusahaan.
 Uang muka operasional tidak dapat digunakan untuk pengeluaran yang dilarang oleh kebijakan
perusahaan PT ABC-Financial.
 Penggunaan dana penarikan tunai harus ditangani dengan kesadaran selama periode di mana
dana tersebut dibelanjakan.
 Pada saat penyelesaian uang muka operasional, setiap pengeluaran yang tidak diizinkan oleh
kebijakan perusahaan, karyawan yang bertanggung jawab atas dana tersebut akan bertanggung
jawab secara pribadi.
 Penggunaan uang muka operasional tunduk pada peraturan keuangan perusahaan. Individu yang
menghabiskan dana ini bertanggung jawab atas pencairan dana yang tepat, penerimaan, dan
pencatatan sesuai dengan persyaratan perusahaan.

PUBLISH BY SM 54
ACCOUNTING HANDBOOK (POLICY & PROCEDURE MANUAL)

 Karyawan yang menandatangani permintaan uang muka akan secara pribadi bertanggung jawab
atas dana yang diajukan. Dalam hal pemutusan hubungan kerja, departemen HR-Payroll dapat
menggunakan hak-of-offset, atau perusahaan dapat mengambil tindakan hukum lainnya yang
sesuai

10.4.2 Prosedur dan manual pencatatan uang muka karyawan

10.4.2.1. Meminta penarikan tunai (Cash advance request)


 Setiap karyawan ingin meminta uang muka, melengkapi 'Formulir Permintaan Penarikan Uang
Tunai (Cash Advance Request Form)' dengan melampirkan salinan dokumen dukungan seperti:
brosur pelatihan atau formulir pendaftaran, rekam medis, janji temu dengan vendor atau bank
atau dokumen lain diizinkan. Pastikan dokumen mendapat persetujuan dari manajer departemen
atau kepala.
 Tanggal pencairan pada penarikan tunai harus tidak lebih dari 14 (empat belas) hari sebelum
penggunaan dana. 'Formulir Permintaan Penarikan Uang Tunai' yang asli harus dikirim ke
Departemen SDM dan Departemen Keuangan.
 Jika karyawan memiliki uang muka yang harus diselesaikan, uang muka lain tidak diperbolehkan
kecuali karyawan menyerahkan 'Formulir Pengeluaran Bisnis (Business Expese Form)' sebelum
mengirimkan uang muka lain, kecuali dalam situasi darurat atau telah memperoleh persetujuan
dari kepala departemen dan Departemen SDM.

10.4.2.2. Penyelesaian uang muka


 Uang muka harus diselesaikan dalam waktu 30 hari dari waktu di mana dana diterima. Jika periode
di mana uang muka digunakan diperpanjang lebih dari 30 hari, karyawan harus memberi tahu
departemen keuangan, penyelesaian sebagian harus dilakukan untuk melaporkan pengeluaran
aktual setiap 30 hari, dan tidak lebih dari 90 hari. Jika uang muka tidak diselesaikan tepat waktu
(didefinisikan sebagai 90 hari), karyawan harus menyiapkan kesimpulan penggunaan dana dan
menyerahkannya ke Departemen Keuangan. Jika masih membutuhkan uang muka, karyawan dapat
mengirimkan uang muka lain menggunakan 'Formulir Permintaan Penarikan Uang Tunai'.
 Jika karyawan tidak dapat menyelesaikan penarikan uang tunai yang keluar, dalam batas 90 hari
yang ditentukan oleh peraturan keuangan Perusahaan, Departemen Keuangan akan merujuk uang
muka tersebut ke pemotongan gaji. Jika orang yang bertanggung jawab atas uang muka
operasional meninggalkan perusahaan tanpa memperhitungkan uang muka, departemen yang
terkait dengan akun pendanaan (Departemen SDM & Keuangan) bertanggung jawab untuk
mengumpulkan dana dari individu, termasuk untuk mengambil tindakan hukum apa pun.
 Orang yang bertanggung jawab atas uang muka mengisi 'Formulir Pengeluaran Bisnis' dan
melampirkan semua kwitansi asli yang mendukung pengeluaran dalam urutan kronologis
berdasarkan jenis pengeluaran kemudian meneruskan ke Departemen SDM dan Departemen
Keuangan untuk verifikasi dan persetujuan.
 Departemen Keuangan akan memperbarui penyelesaian uang muka ke dalam sistem. Rekonsiliasi
uang muka karyawan harus diperbarui setiap bulan dan dikirim ke setiap karyawan yang
mengambil uang muka.

PUBLISH BY SM 55
ACCOUNTING HANDBOOK (POLICY & PROCEDURE MANUAL)

11. Kebijakan dan Prosedur Manual – Pencatatan Biaya Dibayar Dimuka

11.1 Pengantar
Biaya dibayar di muka adalah pengeluaran yang dibayarkan dalam satu periode akuntansi, tetapi yang
aset dasarnya tidak akan dikonsumsi sampai periode mendatang. Ketika aset tersebut akhirnya
dikonsumsi, ia dibebankan ke biaya.

Contoh dari biaya dibayar di muka adalah asuransi, yang sering dibayarkan di muka untuk beberapa
periode mendatang; suatu entitas pada awalnya mencatat pengeluaran ini sebagai biaya dibayar di
muka (aset), dan kemudian membebankannya ke biaya selama periode penggunaan. Barang lain yang
biasa ditemukan dalam akun biaya dibayar di muka adalah sewa dibayar di muka.

Biaya dibayar di muka biasanya merupakan aset jangka pendek karena akan dikonsumsi (diamortisasi)
selama satu tahun atau kurang setelah hari neraca. Aset tersebut disajikan di bagian aset lancar di
neraca. Namun, terkadang biaya dibayar di muka diamortisasi selama periode yang lebih lama dari
satu tahun setelah tanggal neraca. Dalam kasus tersebut, bagian yang akan diamortisasi ke beban
setelah satu tahun setelah tanggal neraca dianggap tidak lancar dan disajikan di bagian aset tidak
lancar di neraca.

Misalnya, pada tanggal 15 Maret, PT ABC-Financial membayar $ 12.000 untuk pertanggungan


asuransi yang akan berlangsung dari 1 April 2019 hingga 31 Maret 2020 (satu tahun). Perusahaan
memiliki akhir tahun akuntansi pada tanggal 31 Desember. Pada tanggal 31 Desember 2019, biaya
asuransi dibayar di muka yang belum digunakan sebesar $ 3.000 (3 bulan: 1 Januari - 31 Maret 2020)
akan dianggap jangka pendek dan ditunjukkan pada bagian saldo saat ini lembar karena saldo akan
dilikuidasi (diamortisasi ke beban) dalam satu tahun setelah 31 Desember 2019.

Jika menggunakan skenario yang sama, tetapi kali ini PT ABC-Financial membayar $ 24.000 untuk
pertanggungan asuransi yang akan berlangsung dari 1 April 2018 hingga 31 Maret 2020 (dua tahun).
Kali ini pada tanggal 31 Desember 2017, biaya asuransi dibayar di muka yang belum digunakan sebesar
$ 15.000 (15 bulan: 1 Januari 2019 - 31 Maret 2020) akan dibagi menjadi dua bagian. Bagian jangka
pendek akan menjadi untuk 12 bulan setelah 31 Desember 2018 dan sama dengan $ 12.000 (karena
saldo ini akan diamortisasi dalam satu tahun setelah tanggal neraca). Bagian jangka panjang akan untuk
3 bulan untuk periode setelah 31 Desember 2019 dan sama dengan $ 3.000 (karena saldo ini akan
diamortisasi setelah setahun setelah tanggal neraca saat ini). Dua jumlah - $ 12.000 dan $ 3.000 -
akan ditampilkan masing-masing dalam aset lancar dan tidak lancar di neraca.

11.2 Ruang lingkup


Biaya dibayar dimuka terdiri dari berbagai pembayaran yang telah dilakukan Perusahaan untuk barang
atau jasa yang akan diterima di masa depan. Biaya dibayar di muka ini mencakup sewa, asuransi, pajak
penghasilan, pajak pertambahan nilai, bunga, dll. Kebijakan ini untuk memastikan semua akun dibayar
di muka diakui sebagai aset lancar dalam neraca, dan diamortisasi secara kontraktual hingga akhir
periode akuntansi. Departemen keuangan akan bertanggung jawab untuk menyiapkan jadwal
pembayaran, pencatatan dan rekonsiliasi, termasuk menerapkan semua perlakuan akuntansi terkait
dengan biaya dibayar di muka.

PUBLISH BY SM 56
ACCOUNTING HANDBOOK (POLICY & PROCEDURE MANUAL)

11.3.1 Definisi
Definisi Biaya Dibayar Dimuka adalah: Biaya yang belum menjadi kewajiban perusahaan untuk
membayar untuk periode tersebut, tetapi perusahaan telah membayarnya terlebih dahulu. Karena
jumlah yang dibayarkan bukan beban perusahaan untuk periode tersebut, jumlah yang dibayarkan
adalah uang muka dan termasuk dalam Aset Lancar.

Pengakuan Biaya Dibayar Dimuka adalah sebagai berikut: Pada saat biaya dibayar di muka /
pengeluaran yang merupakan biaya untuk periode berikutnya tidak boleh diakui sebagai beban pada
periode berjalan, tetapi harus diamortisasi / dibebankan selama taksiran masa manfaat ekonomis dari
biaya dibayar di muka.

Jenis Biaya Dibayar Dimuka meliputi:


1. Sewa dibayar di muka; Merupakan biaya sewa yang belum merupakan kewajiban untuk dibayarkan
pada periode yang bersangkutan, tetapi telah dibayar terlebih dahulu.
2. Asuransi prabayar; merupakan bagian dari premi asuransi yang telah dibayarkan tetapi belum
berlaku pada saat pelaporan Neraca.
3. Bunga Dibayar Dimuka; jumlah bunga yang dibayarkan atas pinjaman pada saat penutupan yang
mencakup periode sejak pinjaman dicairkan oleh bank sampai tanggal pembayaran pertama jatuh
tempo.
4. Pajak Dibayar Dimuka; pajak yang dibayarkan oleh perusahaan secara bulanan atau dikurangkan
/ dipungut oleh pihak ketiga dan akan dihitung sebagai kredit pajak pada akhir tahun (untuk pajak
penghasilan) atau pada akhir bulan (untuk PPN).
- Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21
- Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 22
- Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 23
- Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 25
- Pajak Pertambahan Nilai (PPN)

11.4. Kebijakan dan prosedur manual

11.4.1. Kebijakan umum pencatatan biaya dibayar dimuka


Untuk menyajikan laporan keuangan yang akurat dan konsisten, biaya dibayar di muka yang dapat
diatribusikan ke setiap periode tanggal jatuh tempo akan diamortisasi pada periode tersebut.
Perusahaan mencatat biaya dibayar dimuka sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK).

Financial Controller dan Finance Manager memiliki tanggung jawab untuk memastikan kepatuhan
terhadap kebijakan ini dan prosedur terkait. Mereka diharuskan untuk membangun dan memelihara
sistem akuntansi untuk mengumpulkan, mencatat, dan melaporkan biaya dibayar di muka. Finance
Department akan memastikan pembayaran di muka dilakukan dan dijadwalkan sesuai dengan
perjanjian yang tercantum dalam kontrak, dan memastikan jumlah yang dibayarkan benar, tidak
lebih atau kurang.

Pada akhir tahun fiskal, Finance Manager akan melakukan pemeriksaan, dengan tujuan sebagai
berikut:

PUBLISH BY SM 57
ACCOUNTING HANDBOOK (POLICY & PROCEDURE MANUAL)

1. Untuk memeriksa apakah ada kontrol internal yang memadai atas biaya prabayar dan pajak. Jika
Finance Manager dapat meyakinkan dirinya sendiri bahwa pengendalian internal atas biaya dan pajak
yang dibayarkan di muka berjalan efektif maka tingkat pemeriksaan dalam tes substantif dapat
dipersempit.

Beberapa fitur kontrol internal yang baik dari biaya dibayar di muka dan pajak adalah:
a) Setiap pengeluaran untuk biaya dibayar di muka dan pajak disahkan oleh pejabat perusahaan yang
kompeten
b) Setiap pengeluaran untuk biaya dibayar di muka dan pajak didukung oleh bukti yang sah dan
lengkap. Misalnya: polis asuransi, perjanjian sewa, kontrak untuk iklan Pembayaran Pajak (SSP), faktur
pajak input, bukti pemotongan Pajak Penghasilan 22, 23, dll

2. Memeriksa apakah biaya yang memiliki kegunaan untuk tahun berikutnya dicatat sebagai biaya
dibayar di muka. Akuntan harus memeriksa apakah bagian yang tidak kedaluwarsa memiliki biaya
untuk periode mendatang tetapi dicatat sebagai biaya dibayar di muka.

3. Memeriksa apakah biaya dibayar di muka yang memiliki kegunaan untuk tahun berjalan telah
dibebankan/dicatat sebagai biaya tahun berjalan. Akuntan harus memeriksa apakah bagian yang
kadaluarsa (masa manfaat telah berlalu) dibebankan sebagai biaya tahun berjalan.

4. Memeriksa apakah pajak dibayar di muka didukung oleh tanda terima / pajak pemungutan pajak
yang valid dan lengkap sehingga dapat dihitung sebagai kredit pajak pada akhir periode. Akuntan
perlu memeriksa bukti yang mendukung pembayaran pajak, memeriksa validitas bukti.

5. Memeriksa apakah pembayaran di muka atas biaya dibayar di muka dan pajak dalam laporan
keuangan telah sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia (PSAK).

Biasanya biaya dibayar di muka yang memiliki masa manfaat kurang dari atau sama dengan satu tahun
disajikan sebagai aset lancar, sedangkan mereka yang masa manfaatnya lebih dari satu tahun
ditunjukkan sebagai aset tidak lancar. Sementara pajak dibayar di muka dapat disajikan sebagai aset
lancar atau diimbangi dengan hutang pajak yang serupa (pajak penghasilan perusahaan atau pajak
pertambahan nilai).

11.4.2. Prosedur manual pencatatan biaya dibayar dimuka


Akuntansi dasar untuk biaya dibayar di muka mengikuti langkah-langkah ini:
1. Setelah rekaman awal faktur pemasok dalam sistem akuntansi, verifikasi bahwa item tersebut
memenuhi kriteria perusahaan untuk biaya dibayar di muka (aset).
2. Jika item memenuhi kriteria perusahaan, isi ke akun biaya prabayar. Jika tidak, bebankan jumlah
tagihan untuk pengeluaran pada periode saat ini.
3. Catat jumlah pengeluaran dalam spreadsheet rekonsiliasi pengeluaran prabayar.
4. Pada akhir periode akuntansi, tentukan jumlah periode dimana item akan diamortisasi, dan
masukkan informasi ini dalam spreadsheet rekonsiliasi. Entri ini harus mencakup jumlah garis lurus
dari amortisasi yang akan dibebankan pada setiap periode yang berlaku.
5. Pada akhir periode akuntansi, buat entri penyesuaian yang mengamortisasi jumlah yang telah
ditentukan ke akun pengeluaran yang paling relevan.

PUBLISH BY SM 58
ACCOUNTING HANDBOOK (POLICY & PROCEDURE MANUAL)

6. Setelah semua amortisasi selesai, verifikasi bahwa total dalam spreadsheet cocok dengan total saldo
dalam akun biaya dibayar di muka. Jika tidak, rekonsiliasi keduanya dan sesuaikan seperlunya.

Prosedur audit umum untuk biaya dibayar di muka di PT ABC-Financial adalah;


1. Asuransi dibayar dimuka;
 Membuat daftar asuransi pra-bayar, dan cocokkan dengan saldo buku besar.
 Memeriksa polis asuransi dan bukti pembayaran premi asuransi, jika polis tersebut disimpan
oleh bank, konfirmasikan ke bank yang bersangkutan.
 Memeriksa kebenaran perhitungan premi asuransi yang dibayarkan di muka dan biaya asuransi
untuk tahun berjalan dengan memperhatikan periode validitas polis asuransi.
 Membuat daftar Biaya terpisah yang memiliki manfaat jangka pendek dan jangka panjang.
 Memperhatikan kecukupan jumlah asuransi untuk setiap kerugian yang terjadi.
2. Sewa dibayar dimuka;
 Membuat daftar sewa prabayar/dibayar dimuka dan mencocokkan saldo sesuai dengan buku
besar.
 Memeriksa kontrak sewa untuk perjanjian baru, sedangkan untuk perjanjian lama dapat dilihat
pada kertas kerja tahun sebelumnya.
 Memeriksa kebenaran perhitungan sewa prabayar untuk tahun berjalan dengan
memperhitungkan periode masa sewa (rekonsiliasi biaya sewa dalam akun untung dan rugi).
 Memeriksa bukti pembayaran untuk penambahan sewa prabayar dan konfirmasi bahwa
penambahan disetujui oleh otoritas yang berwenang.
 Memisahkan antara biaya kontrak jangka pendek dan jangka panjang.
 Untuk kontrak sewa jangka panjang konfirmasikan jumlah yang berlaku.
 Memastikan bahwa undang-undang pajak yang berlaku untuk biaya sewa telah dipatuhi.
3. Pajak Dibayar Dimuka;
 Buat daftar rincian pajak dibayar di muka yang mencakup jenis pajak Pasal 22, Pajak
Penghasilan Pasal 23, dan Pajak Penghasilan Pasal 25.
 Memeriksa bukti pemotongan dan bukti Pembayaran Pajak (SSP), serta tanggal penyetoran
dan pelaporan.
 Menyesuaikan bukti pemotongan dan bukti setoran pajak dengan saldo dalam buku besar
dan bukti yang dipertukarkan.
 Rekonsiliasi objek total dengan tarif pajaknya (misalnya, pajak dimuka Pajak Penghasilan Pasal
23 = total pendapatan sewa tahunan x tarif pajak).

Contoh soal;
1) Asuransi dibayar dimuka
PT ABC-Financial membayar IDR 6.000.000 pada tanggal 10 Juni untuk uang muka asuransi
kesehatan karyawan periode Juli - Desember. Jurnal entri adalah sebagai berikut:
10 Juni
Asuransi dibayar dimuka IDR. 6.000.000
Bank IDR. 6.000.000
Setiap bulanya akan di amortisasi hingga total asurani dibayar dimuka = 0
31 Juli
Beban asuransi IDR 1.000.000
Asuransi dibayar dimuka IDR. 1.000.000

PUBLISH BY SM 59
ACCOUNTING HANDBOOK (POLICY & PROCEDURE MANUAL)

s/d
31 Desember
Beban asuransi IDR 1.000.000
Asuransi dibayar dimuka IDR. 1.000.000

2) Sewa dibayar dimuka


PT ABC-Financial menandatangani sewa gudang selama satu tahun seharga IDR 10.000.000
per/bulan. Pemilik gudang mengharuskan PT ABC-Financial membayar jumlah tahunan IDR
120.000.000 di muka pada awal tahun. Jurnal entri untuk transaksi diatas adalah sebagai
berikut:
1 Jan
Sewa dibayar dimuka IDR 120.000.000
Bank IDR 120.000.000
Pada akhir bulan, PT ABC-Financial akan menghabiskan satu bulan dari perjanjian sewa. Oleh
karena itu, sewa prabayar harus disesuaikan sebagai berikut:
31 Jan
Beban Sewa IDR 10.000.000
Sewa dibayar dimuka IDR 10.000.000

Catatan: Satu bulan setara dengan sewa IDR 10.000.000 ($ 120.000.000 x 1/12).
Entri jurnal penyesuaian dilakukan setiap bulan, dan pada akhir tahun, ketika perjanjian sewa
tidak memiliki manfaat ekonomi di masa depan, biaya sewa dibayar di muka adalah 0.

3) Pajak dibayar dimuka


Jurnal PPh adalah pencatatan potongan pajak atas penghasilan, misalnya PPh pasal 23 yang
diterima atau diperoleh wajib pajak dalam negeri dan bentuk usaha tetap yang berasal dari
modal, penyerahan jasa, atau penyelenggaraan kegiatan lainya.

Perusahaan sebagai pihak yang dipotong pajak atau menerima penghasilan harus melakukan
pencatatan PPh Pasal 23 terutang sebagai pajak dibayar di muka.

PT ABC-Financial menyewakan bangunan kepada PT DEF sebesar IDR 100.000.000 selama


tiga bulan, yakni periode 1 Juni – 30 Agustus. Pada tanggal 5 Juni PT ABC-Financial
mengirimkan invoice untuk pembayaran sewa dimana jatuh tempo pembayaranya adalah 14
hari kerja, maka jurnal entrinya sebagai berikut:

Jurnal awal:
5 Juni
Piutang sewa IDR 110.000.000
PPN - Out IDR 10.000.000
Pendapatan Sewa IDR 100.000.000
19 Juni, saat uang diterima
Piutang sewa IDR 110.000.000
Bank IDR 108.000.000
PPh 23 IDR 2.000.000

PUBLISH BY SM 60
ACCOUNTING HANDBOOK (POLICY & PROCEDURE MANUAL)

12. Kebijakan dan Prosedur Manual – Pencatatan Piutang Usaha

12.1. Pengantar
Aktifitas Perusahaan dapat berjalan dengan baik apabila dapat memelihara cashflow nya secara
optimal, namun kenyataannya bahwa Perusahaan tidak hanya menjual barang atau jasa secara cash
on delivery melainkan melakukan penjualan secara kredit dengan demikian muncul account Piutang
Usaha. Perlu penanganan secara komprehensip atas piutang usaha tersebut dari perencanaan,
pengelolaan, pengendalian dan kontrol agar kredit yang diberikan dapat segera ditarik untuk
pembiayaan operasional Perusahaan. Kelonggaran dalam menarik piutang akan berakibat
kemungkinan kesulitan cash flow dan timbul opportunity cost yang mesti dibayar dan dapat
berimbas pada harga pokok produksi yang tinggi dan kalah dalam persaingan.

Perusahaan mengharapkan seluruh piutang usahanya dapat diterima sesuai dengan jatuh tempo
kredit, dan ini bisa terlaksana apabila ada kesungguhan dalam penagihan dan kontrol yang baik dari
masing-masing personal yang ditugasi secara integreted seperti sales, A/R staff, kepala cabang (site
representative) atau kepala divisi atau project.

Dilihat dari kondisi & karekteristik dari para kostumer/pelanggan maka piutang dapat
dikelompokkan menjadi beberapa golongan, sebagai berikut:
 Golongan pertama: Golongan piutang lancar dimana pembayarannya tepat waktu sesuai jatuh
tempo pembayaran atau batas waktu yang ditentukan.
 Golongan kedua: Golongan piutang tidak lancar, dimana pembayarannya melewati jatuh tempo
yang telah ditentukan antara 14 s/d 30 hari, dengan penagihan yang sangat aktif.
 Golongan ketiga: Golongan piutang macet, dimana pembayarannya melewati batas waktu yang
telah ditentukan lebih dari 30 hari setelah jatuh tempo.

12.2. Ruang lingkup


Tujuan dari pemantauan piutang usaha (A/R) adalah untuk memastikan pembayaran tepat waktu
oleh klien/pelanggan dan meminimalkan penghapusan piutang tak tertagih.
 Finance Department harus memastikan semua piutang usaha dapat tertagih sesuai batas waktu
pembayaran yang sudah disepakati.
 Meminimalkan resiko piutang tak tertagih dengan memaintain data piutang.
 Memastikan semua piutang dapat terbayar dengan memastikan semua dokumen pendukung
untuk penagihan sudah dilengkapi.

12.3. Definisi
Piutang usaha adalah jumlah yang terhutang kepada Perusahaan yang dihasilkan dari Perusahaan
yang menyediakan barang atau jasa secara kredit. Jumlah piutang Perusahaan dicatat dalam akun
buku besar umum yang berjudul piutang usaha. Saldo yang belum dibayar dalam akun ini dilaporkan
sebagai bagian dari aset lancar yang tercantum di neraca perusahaan.Ketika barang dijual secara
kredit, penjual cenderung menjadi kreditor tanpa jaminan dari pelanggannya. Karena itu, penjual
harus berhati-hati ketika menjual barang secara kredit. Praktik akuntansi yang baik mensyaratkan
bahwa estimasi harus dibuat untuk jumlah berapapun dalam piutang usaha yang tidak mungkin
dikumpulkan.

PUBLISH BY SM 61
ACCOUNTING HANDBOOK (POLICY & PROCEDURE MANUAL)

Taksiran jumlah dilaporkan sebagai saldo kredit dalam akun kontra-piutang seperti penyisihan
piutang tak tertagih. Saldo kredit ini akan menyebabkan jumlah piutang yang dilaporkan di neraca
berkurang. Setiap penyesuaian pada akun penyisihan juga akan mempengaruhi biaya akun tidak
dapat ditagih, yang dilaporkan pada laporan laba rugi.

12.4. Kebijakan dan prosedur manual

12.4.1.1. Kebijakan umum pencatatan piutang usaha


 Piutang atas penjualan barang atau jasa diakui pada saat Perusahaan telah memindahkan resiko
sepenuhnya atas barang atau jasa yang dijual kepada klien/pelanggan dan invoice penagihan
telah diterbitkan.
 Setelah barang atau jasa diserahkan, invoice diterbitkan sesuai kontrak atau kesepakatan.
 Periode penerbitan invoice disesuaikan dengan ketentuan yang ada dalam kontrak/perjanjian
jual beli ataupun yang tercantum di SO/PO.
 Invoice atas barang dan jasa dibuat berdasarkan formulir berita acara serah terima yang telah
direkap berdasarkan periode invoice oleh admin di cabang dan telah dicek dan ditandangani
oleh pihak yang berwenang dari masing-masing klien. Invoice yang ditagihkan kepada klien
disertai dengan dokumen-dokumen pendukung seperti rekap berita acara serah terima, faktur
pajak PPN-keluaran.
 Perusahaan menentukan credit policy yaitu pemberian kredit untuk jasa Barang dan jasa syarat
kredit sesuai kontrak/perjanjian dan pembayaran 1 bulan setelah penagihan dengan kelonggaran
maksimal 30 hari.
 Pemberian kredit untuk barang dan jasa kepada perorangan secara tunai atau maksimal 15 hari
besarnya 80% kali nilai jaminan dan untuk perusahaan besarnya kredit tidak melebihi jumlah 1
milyar dengan term of payment 30 hari dengan kelonggaran 15 hari untuk perorangan dan 30
hari untuk badan/perusahaan, pemberian kredit dari reimbursement biaya sesuai kesepakatan
dan pembayaran tunai, dan Untuk pembayaran tepat waktu sesuai top akan mendapat discount
1 % dari nilai tagihan.
 Jatuh tempo pembayaran atas piutang sesuai kontrak dan dihitung sejak invoice disepakati oleh
kedua belah fihak.
 Bukti potong PPh 23 atas jasa yang ditagihkan dalam invoice telah diterima oleh Perusahaan
selambat-lambatnya 30 hari sejak pembayaran invoice dari klien.
 AR Staff melakukan monitor atas piutang yang telah jatuh tempo dan membuat klasifikasi umur
piutang sebagai berikut:
 1-30 hari
 >31-60 hari
 >61-90 hari.
 90 Hari
 Bagian penagihan menindak lanjuti atas piutang yang telah jatuh tempo lebih 30 hari setiap
bulannya.
 AR Staff membuat rencana penagihan atas piutang-piutang yang telah jatuh tempo dan
melakukan tindak lanjut atas tagihan piutang tersebut.
 AR Staff membuat laporan atas piutang-piutang yang telah jatuh tempo dan kemungkinan tidak
tertagih yang telah direview oleh oleh Finance Manager dan disetujui oleh Direksi untuk dicatat
pada laporan penyisihan piutang tak tertagih dalam laporan keuangan neraca Perusahaan.

PUBLISH BY SM 62
ACCOUNTING HANDBOOK (POLICY & PROCEDURE MANUAL)

 AR Staff membuat laporan atas penghapusan piutang dengan instruksi dari Finance Manager
atas piutang yang telah diyakini tidak dapat tertagih berdasarkan bukti-bukti pendukung dan
kategori umur piutang. Laporan atas penghapusan tersebut telah mendapat persetujuan dari
direksi untuk dicatat dalam laporan keuangan neraca perusahaan.
 Untuk transaksi inter company invoice disesuaikan dengan kebijakan intern perusahaan.

12.4.1.2 Kebijakan AR period end closing


 AR Staff melakukan rekonsiliasi antara AR yang tercatat pada account general ledger dengan AR
yang tercatat pada subsidiary ledger untuk memastikan posting dan penyesuaian/adjustment telah
dilakukan dengan tepat.
 Rekonsiliasi AR direview oleh Accounting Manager dan Finance Manager.
 Semua item yang belum direkonsiliasi yang ditemukan pada saat proses rekonsiliasi segera
diinvestigasi dan dilakukan follow up dan koreksi atau penyesuaian segera dilakukan.
 Koreksi atau penyesuaian harus direview terlebih dahulu oleh Accounting Manager sebelum
dilakukan posting ke general ledger.
 AR Staff setiap 3 bulan sekali melakukan konfirmasi atas saldo piutang ke client dan melakukan
rekonsiliasi terhadap akun piutang ke clinet/pelanggan. Konfirmasi ini dilakukan dengan metode
sampling dan telah mendapat persetujuan dari Finance Manager.

12.4.2 Prosedur dan manual pencatatan piutang usaha

12.4.2.1 Prosedur menjadi pelanggan dan pengisian data pelanggan


Pandangan yang lampau bahwasanya "Customer is King" masih berlaku di masyarakat Indonesia
walaupun pandangan tersebut tidak sepenuhnya benar, di era sekarang pembeli dan penjual
merupakan mitra kerja yang saling membutuhkan. Banyak produk yang ditawarkan kepada konsumen
dan tingkat persaingan yang sangat ketat, maka perlu usaha-usaha extra untuk dapat keluar sebagai
pemenang dalam mencari pasar, dan diperlukan usaha-usaha maksimal, analisis dari berbagai aspek
untuk dapat meraihnya dalam persaingan, agar tujuan perusahaan untuk menjadi pemimpin pasar
dapat memuaskan pelanggan dan akhirnya dapat meraih keuntungan yang maksimal.

Perusahaan dalam melaksanakan fungsi manajemen pemasaran meliputi proses perencanaan,


pelaksanaan dan perwujudan, pemberian harga, promosi, dan distribusi dari barang-barang, jasa dan
gagasan untuk menciptakan sasaran dengan kelompok sasaran yang memenuhi tujuan pelanggan dan
organisasi. Pemasaran sendiri berarti suatu proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok
mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka dengan menciptakan, menawarkan dan bertukar
sesuatu yang bernilai satu sama lain. Difinisi ini berdasarkan konsep inti: kebutuhan, keinginan dan
permintaan produk, nilai, biaya dan kepuasan, pertukaran, transaksi dan hubungan, pasar dan
pemasaran serta pemasar.

Prosedur menjadi pelanggan serta pengisian data pelanggan khususnya untuk penyediaan bahan baku
dapat diperinci sebagai berikut:
 Bagian Penjualan (sales) menerima permintaan penjualan atau atas penawaran Perusahaan kepada
pelanggan baik serupa penawaran harga, order dari pelanggan, undangan tender atau permintaan
penawaran barang berikut harganya kepada pelanggan

PUBLISH BY SM 63
ACCOUNTING HANDBOOK (POLICY & PROCEDURE MANUAL)

 Bagian penjualan akan mengisi data-data customer ke data base yang minimal berisi: nama
Perusahaan, alamat Perusahaan, NPWP, nomer telepon, no faximile atau Email, contact person,
alamat penagihan dan lainya
 Hasil evaluasi telah memenuhi kreteria sebagai pelanggan
 Kedua belah pihak menyetujui penawaran, tender atau sales order yang telah dilakukan baik harga,
kwalitas, kwantity, lokasi gudang dan syarat pembayaran
 Membuat bank garansi sesuai hasil tender atau meminta bank garansi kepada pelanggan tertentu
sesuai kesepakatan
 Menyerahkan data perusahaan seperti NPWP, NPPKP, dan lainya untuk keperluan perpajakan dan
data-data bank untuk keperluan pembayaran

12.4.2.2. Prosedur pembuatan invoice penagihan


Penagihan dapat dilakukan sebelum barang atau jasa diserahkan untuk pembayaran dimuka, tetapi
lazimnya bahwa pembuatan invoice/tagihan dilakukan setelah penyerahan barang atau jasa atau setelah
biaya dikeluarkan untuk reimbursement.

Prosedur pembuatan tagihan adalah sebagai berikut:


a. Bagian penagihan menerima bukti-bukti penagihan berupa antara lain:
 Order (PO Customer), Kontrak, atau SPK dari pelanggan
 Surat tanda terima barang atau jasa (MR atau DO) yang telah diserah terimakan
b. Bagian penagihan membuat Invoice dengan perincian dokumen:
 Faktur penjualan/Comercial Invoice bermaterai cukup
 Packing list, DO atau berita acara serah terima barang atau jasa.
 Faktur pajak dan SSP untuk penyerahan kepada bendaharawan yang ditunjuk bila diperlukan
c. Data tagihan tersebut diverifikasi dan dibubuhi paraf sebagai tanda telah diperiksa
d. Meminta persetujuan dengan membubuhkan tandatangan dan distempel perusahaan
e. Membukukan dalam buku penjualan dan diarsip

Dalam reimbursement biaya untuk charge back ke pelanggan untuk transaksi tertentu ada 4 syarat
yang harus diperhatikan supaya dikemudian hari tidak terjadi sengketa dalam perpajakan baik PPn
atau Pph pasal 23 atas jasa antara lain :
 Pertama; dalam penagihan reimbursement tidak boleh ada mark up atau mark down
 Kedua; bukti asli harus diserahkan ke penanggung beban biaya yang sesungguhnya
 Ketiga; bukti asli tersebut harus atas nama penanggung beban dengan metode qq
 Keempat; diatur dalam surat perjanjian terutama perjanjian dengan fihak ketiga yang bukan
karyawan

Selain keempat syarat tersebut masih perlu didukung dengan pemisahan dalam pembukuan atau
account tersendiri dan tidak tercampur dengan account biaya yang direimbursement.

12.4.2.3. Verifikasi data/dokumen penagihan


Sebelum faktur penjualan ditandatangani, Finance Manager terlebih dahulu data/dokumen penagihan
diverifikasi agar tagihan yang telah dibuat benar dan tidak menimbulkan koreksi dikemudian hari
dengan prosedure sebagai berikut:

PUBLISH BY SM 64
ACCOUNTING HANDBOOK (POLICY & PROCEDURE MANUAL)

a. Bagian verifikasi menerima data invoice dari bagian pembuatan faktur atau bagian invoicing
b. Memeriksa & melengkapi dokumen penagihan meliputi:
 Faktur Penjualan dengan bernomor
 Packing list, Delivery Receipt, atau surat Jalan asli, Berita Acara Serah Terima dan lainnya.
 Faktur Pajak keluaran, SSP PPn dengan rangkap cukup
 Kontrak, Order Pembelian atau SPK
 Kwitansi bermaterai cukup bila diperlukan.
 Nota perhitungan penjualan dan dokumen pendukung lainnya
c. Memeriksa kebenaran Invoice sesuai, Order/kontrak, SPK dan price list antara lain:
 Harga sesuai Price list.
 Kuantitas
 Term of Payment
 Dan syarat lainnya
d. Membubuhkan paraf disamping otorisasi penanda tanganan faktur penjualan dan meneruskan
untuk penandatanganan faktur tersebut

12.4.2.4. Prosedur penyampaian tagihan kepada pelanggan


Invoice telah disusun dengan lengkap dan benar dan telah diotorisasi oleh yang berhak, proses
selanjutnya menyampaikannya kepada pelanggan untuk penagihan dengan prosedure sebagai berikut:
 Petugas penagihan/collector menerima data-data penagihan yang lengkap dan siap dikirimkan ke
pelanggan dimasukkan amplop diberi nama & alamat penagihan dan attantion untuk bagian yang
dituju, misal Mr X jabatan Manager Keuangan
 Memasukan data penagihan dalam buku ekpedisi dan mengirimkan ke ke pelanggan dengan
meminta tanda terima dokumen penagihan
 Menyerahkan tanda terima tersebut ke bagian penagihan untuk dimasukkan dalam budget
penerimaan piutang dan buku piutang
 Membuat arsip atas dukumen penagihan tersebut

12.4.2.5. Prosedur pembuatan kredit nota dari retur jual


Barang atau jasa yang telah dilakukan penyerahan, kadangkala dilakukan retur atau pengembalian, hal
ini bisa saja karena tidak sesuai dengan pesanan, terjadi kerusakan pada waktu pengecekan ulang, atau
sebab lainnya dan disetujui oleh penjual atau pembeli atas barang dan jasaa tersebut.

Secara administratif maka agar penjualan sesuai barang atau jasa yang diterima, maka dibuatkan kredit
nota atas retur penjualan tersebut dengan prosedure sebagai berikut:
a. Bagian penagihan menerima bukti-bukti pengembalian barang atau jasa dilengkapi:
 Order (PO Customer), Kontrak, atau SPK dari pelanggan
 Surat tanda terima pengembalian barang barang
b. Bagian penagihan membuat nota retur dengan perincian :
 Nota retur penjualan dengan diberi nomor
 Receiving report atau berita acara pengembalian barang atau jasa
 Retur faktur pajak, untuk penyerahan kepada bendaharawan yang ditunjuk
 Faktur penjualan yang dinota returkan
 Dokumen pendukung lainnya bila diperlukan (nota perhitungan dan lainnya)

PUBLISH BY SM 65
ACCOUNTING HANDBOOK (POLICY & PROCEDURE MANUAL)

c. Data nota retur tersebut diverifikasi oleh petugas verifikasi piutang dan dibubuhi paraf sebagai
tanda telah diperiksa.
d. Meminta persetujuan oleh yang berhak otorisasi dengan membubuhkan tandatangan dan
distempel perusahaan
e. Membukukan dalam buku retur penjualan dan diarsip.

12.4.2.6. Prosedur pembuatan debit nota atau kredit nota dari transaksi koreksi
Koreksi dapat dilakukan asal dapat dipertangung jawabkan dengan jelas begitu halnya koreksi akibat
kesalahan dalam penagihan. Dokumen yang dipergunakan adalah dengan debit nota untuk
kekurangan dalam penagihan dan sebaliknya kredit nota bila yang ditagihkan lebih besar dari yang
sesungguhnya, koreksi ini dapat berupa harga, kwantiti atau harga & kwantiti dan kesalahan lainnya.
Prosedure pembuatan kredit nota atau debit nota adalah sebagai berikut:
a. Bagian penagihan menerima bukti-bukti kesalahan dari penagihan dan dilengkapi:
 Order (PO Customer), Kontrak, atau SPK dari pelanggan
 Tagihan atau Invoice yang harus dikoreksi
b. Bagian penagihan membuat debit nota atau kredit nota dengan perincian:
 Debit nota atau credit nota dengan bernomor
 Nota perhitungan jumlah kekurangan atau kelebihan yang harus dikoreksi
 Debit atau kredit Faktur pajak, untuk penyerahan kepada bendaharawan yang ditunjuk
 Faktur penjualan yang harus dibebit atau kredit nota kan
 Dokumen pendukung lainnya bila diperlukan (nota perhitungan dan lainnya)
c. Data Debit nota atau kredit nota tersebut diverifikasi oleh bagian verifikasi invoicing dan dibubuhi
paraf sebagai tanda telah diperiksa
d. Meminta persetujuan oleh yang berhak otorisasi dengan membubuhkan tandatangan dan
distempel perusahaan
e. Membukukan dalam buku & kartu Piutang dan diarsip.

12.4.2.7. Collection piutang usaha dan monitoringnya


Piutang usaha yang merupakan sumber utama dana cash flow harus dikelola dan dimonitor secara
kontinue, masalah yang timbul dari piutang berakibat pembayaran kepada para pemasok menjadi
terganggu. Piutang usaha harus dikontrol secara berlapis oleh bagian yang terkait antara lain Bagian
keuangan & Akunting, bagian operasional, bagian penjualan & pemasaran, dan sampai level yang
paling tinggi baik dicabang-cabang maupun kantor pusat. Perlu dibuat Prosedur baku agar seluruh
piutang dapat tertagih sesuai jatuh tempo yang telah ditentukan antara lain :

Prosedur Monitoring di kantor cabang.


 Bagian piutang Menfile data tagihan per customer secara lengkap dan terperinci, antara lain file
tagihan, tanda terima, buku ekpedisi dan dokumen pendukung lainnya.
 Membuat kartu Piutang secara up to date
 Melakukan penagihan baik melalui telepon, kunjungan atau penagihan lainnya.
 Mengirim surat penagihan sebelum jatuh tempo untuk mengingatkan bahwa tagihan akan segera
jatuh tempo
 Mengirim surat tagihan pertama jika tagihan telah jatuh tempo lewat 7 s/d 14 hari tetapi belum
ada pembayaran

PUBLISH BY SM 66
ACCOUNTING HANDBOOK (POLICY & PROCEDURE MANUAL)

 Mengirim Surat tagihan tegoran kedua apabila tagihan telah jatuh tempo lewat 14 s/d 30 hari
tetapi belum ada pembayaran
 Membuat surat tegoran ketiga apabila tagihan telah jatuh tempo lebih dari 30 hari tetapi tagihan
belum dibayarkan, & diserahkan ke kantor pusat untuk pelaksanaannya.
 Bila surat tegoran satu, dua dan tiga telah dikirimkan tetapi tetap tidak ada pembayaran, maka
dilakukan kunjungan ke customer dengan bagian operasional, marketing dan legal dimintakan
surat pengakuan hutang yang berisikan perjanjian kesanggupan membayar serta skedul
pembayaran.
 Bila customer tetap lalai atas surat perjanjian tersebut, dilakukan kunjungan oleh team collection
untuk dimintakan jaminan atas hutang tersebut bila belum ada jaminan
 Bila ada jaminan maka mencairkan jaminan tersebut dengan persetujuan pelanggan.
 Bila jaminan yang diserahkan tidak ada maka tindakan selanjutnya diserahkan kepada yang
berwajib untuk proses hukum.
 Membuat laporan tersebut baik yang lancar maupun yang bermasalah kekantor pusat secara
periodik
 Meminta advice, masukan dan koordinasi ke kantor pusat untuk menjalankan tugas-tugas
penagihan terutama yang bermasalah

Monitoring di kantor pusat:


 Menerima laporan aktivitas Piutang cabang secara periodik, berupa laporan piutang tidak lancar
dan piutang bermasalah
 Meminta berkas invoice atas piutang bermasalah secara lengkap dari cabang-lokasi atau project
 Memonitor dan meminta penjelasan atas piutang yang bermasalah dan macet tersebut
 Mengirimkan surat tegoran ketiga bila telah tewat jatuh tempo 21 s/d 30 hari piutang tersebut
belum dibayarkan.
 Bila surat tegoran satu, dua dan tiga telah dikirimkan tetapi tetap tidak ada pembayaran, maka
dilakukan kunjungan ke customer dengan team cabang bagian operasional, marketing dan legal
untuk dimintakan surat pengakuan hutang yang berisikan perjanjian kesanggupan membayar
serta skedul pembayaran.
 Bila customer tetap lalai atas surat perjanjian tersebut, dilakukan kunjungan oleh team collection
pusat & cabang untuk dimintakan jaminan atas hutang tersebut.
 Bekerjasama dengan team cabang melakukan pencairan atas jaminan yang ada.
 Bila jaminan yang diserahkan tidak ada maka tindakan selanjutnya diserahkan kepada yang
berwajib untuk jalur hukum
 Membuat laporan tersebut baik yang lancar maupun yang bermasalah ke Direksi secara periodic
 Meminta advice, masukan dan koordinasi dengan Direksi untuk menjalankan tugas-tugas
penagihan terutama yang bermasalah
 Bila tetap tidak bisa ditagih maka team collection mengajukan write off ke Direksi & owner
 Memfile selusuh dokumen-dokumen yang didapat dari cabang dan dokumen piutang lainnya.

12.4.2.8. Perencanaan penerimaan piutang usaha


Didalam penyusunan rencana cash inflow baik jangka pendek maupun jangka panjang, dari rencana
penjualan terutama penjualan secara kredit, dapat diprediksi rencana cash inflow, lebih fokus lagi
dalam manajemen keuangan maka atas penjualan kredit yang telah dilakukan, maka akan secara pasti

PUBLISH BY SM 67
ACCOUNTING HANDBOOK (POLICY & PROCEDURE MANUAL)

dapat diprediksi rencana penerimaan dalam cash inflow mingguan dan bulanan setelah terlebih
dahulu mempertimbangkan piutang-piutang yang bermasalah atau bad debt.
Prosedur perencanaan penerimaan piutang usaha untuk rencana cash inflow bulanan atau mingguan
adalah sebagai berikut:
 Bagian cash manajemen menerima daftar invoice, nilai dan term of payment secara rinci dari
bagian penagihan (collection ) by customer
 Dari data tersebut maka disusunlah rencana penerimaan piutang dalam cash inflow bulanan yang
terinci per minggu.
 Meminta persetujuan tentang rencana penerimaan piutang tersebut ke Finance Manager
 Menyampaikan laporan rencana penerimaan piutang usaha dalam laporan cashflow ke Manajemen
untuk dimintakan persetujuan
 Memfile data rencana penerimaan piutang usaha

12.4.2.9. Penerimaan piutang usaha


Penerimaan piutang usaha karena adanya penjulan kredit/penjualan dengan pembayaran tenggang
waktu, hasil sewa gedung atau container dan hasil penjualan barang atau jasa lainnya yang dibayar
secara kredit. Pada saat jatuh tempo maka colector akan meminta agar piutang tersebut dapat dilunasi
oleh pelanggan, yang sebelumnya telah direncanakan penerimaannya dalam rencana cash inflow
dengan prosedure sebagai berikut:
 Bagian penagihan menerima pembayaran piutang usaha dapat berupa cash, giro, cek tunai atau
transfer atau lainya
 Setelah menerima pembayaran maka bagian collection akan membuat perincian penerimaan
piutang dagang dengan dilengkapi supporting dokumen (invoicing, faktur dan perincian piutang
dan supporting lainnya).
 Selanjutnya bagian collection menyerahkan hasil pembayaran serta supporting nya ke kasir untuk
disetorkan ke bank, dibuatkan receipt voucher dan diotorisasi oleh yang berhak, bila penerimaan
melalui transfer maka nota bank dan slip setoran untuk cash/giro sebagai tambahan lampiranya
 Kasir membukukan ke buku bank begitu juga collection mempostingnya kedalam kartu piutang
 Dari bukti-bukti tersebut difile untuk arsip

12.4.2.10. Prosedure penanganan piutang macet (Bad debt)


Perusahaan manapun sangat tidak menghendaki terjadi piutang macet (Bad debt) tetapi ini tidak bisa
dihindari dan dari pengalaman maka piutang macet timbul karena penilaian atas aspek 5 R' kurang
tepat dan mungkin bisa tidak terindentifikasi, tetapi bisa saja walaupun pelanggan itu cukup capable
tetapi ada unsur kesalahan tehnis yang menyebabkan dispute dan tidak layak untuk dibayar oleh
perusahaan tersebut, untuk itu administrasi piutang harus benar-benar akurat, lengkap, tertib dan
jelas termasuk aspek legalnya. Kebijakan untuk penanganan piutang macet akan ditangani oleh team
collection kantor pusat dengan data-data yang disediakan oleh cabang yang bersangkutan, dan
untuk kepentingan pembukuan maka dapat diadakan pencadangan piutang macet dan dengan
persetujuan Direksi dapat dilakukan penghapusan Piutang tersebut.

Prosedure penanganan piutang macet adalah sebagai berikut :


 Team collection kantor pusat menerima data-data piutang macet antara lain : Rekapan invoice
beserta perincian per invoice ,Foto copy Invoice lengkap, tanda terima invoice, atau expedisi

PUBLISH BY SM 68
ACCOUNTING HANDBOOK (POLICY & PROCEDURE MANUAL)

pengiriman tagihan ke pelanggan, Surat menyurat yang telah dilakukan kepada pelanggan
sehubungan piutang tersebut, Jawaban surat dari pelanggan atas piutang macet tersebut, Laporan
kronologis terjadinya piutang macet tersebut
 Team collection kantor pusat menganalisa data piutang macet tersebut termasuk surat jawaban
dari pelanggan dan mempelajari sebab-sebab terjadinya piutang macet tersebut
 Bagian collection kantor pusat bekerja sama dengan bagian legal untuk mempelajari aspek
hukumnya untuk menentukan tindakan lebih lanjut
 Mengirimkan surat tegoran ketiga bila telah tewat jatuh tempo 21 s/d 30 hari piutang tersebut
belum dibayarkan dengan nada somasi
 Bila surat teguran tiga telah dikirimkan tetapi tetap tidak ada pembayaran, maka dilakukan
kunjungan ke customer dengan team cabang bagian operasional, marketing dan legal untuk
dimintakan surat pengakuan hutang yang berisikan perjanjian kesanggupan membayar serta
skedulul pembayaran
 Bila customer tetap lalai atas surat perjanjian tersebut, dilakukan kunjungan oleh team collection
pusat & cabang untuk dimintakan jaminan atas hutang tersebut
 Bila jaminan telah tersedia maka mencairkan jaminan dengan persetujuan pelanggan
 Bila jaminan yang diserahkan tidak ada maka tindakan selanjutnya diserahkan kepada yang berwajib
untuk jalur hukum
 Membuat laporan tersebut baik yang lancar maupun yang bermasalah kepada Direksi secara
periodik
 Meminta advice, masukan dan koordinasi dgn direksi untuk menjalankan tugas-tugas penagihan
terutama yang bermasalah.
 Membuat usulan pencadangan (profision) sebesar piutang yang kemungkinan tidak tertagih
dalam pembukuan
 Bila tetap tidak bisa ditagih maka team collection mengajukan write off ke Direksi
 Setelah disetujui maka diadakan write off dari pembukuan
 Menfile seluruh dokumen-dokumen yang didapat dari cabang dan dokumen piutang lainnya

12.4.2.11. Pelaporan piutang usaha


Kegiatan operasional dari mulai sales order ke penjualan, muncul piutang usaha dan dapat diterima
manjadi cash inflow, rangkaian tersebut akan dituangkan dalam bentuk laporan untuk kepentingan
manajemen. Betapapun lancarnya jalannya operasional tetapi tidak didukung oleh administrasi yang
baik, maka atasan tidak bisa membaca, menganalisa, dan mengambil langkah-langkah untuk
keputusan yang tepat, itulah pentingnya dibuat laporan secara tertulis, terperinci, tepat waktu dan
akurat.
Laporan-laporan dalam mengelola piutang usaha antara lain:
a. Laporan aktivitas piutang dagang terdiri dari:
 Judul laporan terdiri dari: nama perusahaan , judul laporan, lokasi, dan periode laporan
 Isi laporan terdiri dari: no urut, nama customer, golongan, saldo awal, mutasi (penjualan
dikurangi penerimaan) Koreksi debet & kredit dan saldo akhir, keterangan.
 Penutup terdiri dari: dibuat oleh & tanggal pembuatan, diperiksa oleh dan disetujui oleh.
b. Laporan umur piutang dagang (aging account receivable) terdiri dari:
 Judul laporan terdiri dari: nama Perusahaan , judul laporan, lokasi, dan periode laporan
 Isi laporan terdiri dari: no urut, nama customer, 30 hari, 60 hari, 90 hari, diatas 90 hari
 Penutup terdiri dari: dibuat oleh & tanggal pembuatan, diperiksa oleh dan disetujui oleh

PUBLISH BY SM 69
ACCOUNTING HANDBOOK (POLICY & PROCEDURE MANUAL)

c. Laporan piutang dagang lewat jatuh tempo terdiri dari:


 Judul laporan terdiri dari : nama Perusahaan, judul laporan, lokasi, dan periode laporan
 Isi laporan terdiri dari: no urut, nama customer, alamat dan no tetepon, invoice (no invoice,
tanggal dan nilai), term of payment, umur tagihan
 Penutup terdiri dari: dibuat oleh & tanggal pembuatan, diperiksa oleh dan disetujui oleh
d. Laporan piutang dagang macet (bad debt)
 Judul laporan terdiri dari : Nama perusahaan, judul laporan, lokasi, dan periode laporan
 Isi laporan terdiri dari: No urut, Nama customer, alamat dan no tetepon, invoice (no invoice,
tanggal dan nilai), term of payment, umur tagihan, Keterangan disi laporan kronologis sampai
menjadi bad debt.
 Penutup terdiri dari: dibuat oleh & tanggal pembuatan, diperiksa oleh dan disetujui oleh.
Untuk formulir laporan dapat dilihat contoh formulir berikut, dan disuaikan sesuai kebutuhan
manajemen perusahaan.
i. Surat penagihan, surat pengakuan dan pernyataan kesanggupan pembayaran. Dalam
administrasi piutang dikenal beberapa tahapan dalam membuat surat penagihan antara
lain:
ii. Surat penagihan sebelum jatuh tempo untuk mengingatkan bahwa tagihan akan segera
jatuh tempo.
iii. Surat tagihan pertama jika tagihan telah jatuh tempo lewat 7 s/d 14 hari tetapi belum
ada pembayaran
iv. Surat tagihan tegoran kedua apabila tagihan telah jatuh tempo lewat 14 s/d 21
hari tetapi belum ada pembayaran
v. Surat tegoran ketiga apabila tagihan telah jatuh tempo lewat 21 s/d 30 hari tetapi
tagihan belum dibayarkan, dan diserahkan ke kantor pusat untuk melakukannya.
vi. Surat pengakuan hutang yang berisikan perjanjian kesanggupan membayar serta skedul
pembayaran.
vii. Surat minta Kuasa pencairan jaminan.
viii. Surat Pengajuan gugatan ke pengadilan untuk jalur hokum dan surat-surat lainnya yang
berhubungan dengan penagihan.

12.4.2.12. Formulir-formulir
Formulir-formulir yang diperlukan untuk keperluan administrasi piutang antara lain:
 Sales Order
 Perintah Penyiapan Barang (PO)
 Berita acara serah terima
 Faktur Penjualan Sementara (Proforma Invoice)
 Faktur penjualan (Invoice)
 Debit Nota (Debit Note)
 Credit Nota (Credit Note)
 Faktur Pajak Standard ( pajak keluaran)
 Surat Setoran Pajak ( SSP)
 Kwitansi bila diperlukan
 Tanda terima tagihan
 Kartu Piutang

PUBLISH BY SM 70
ACCOUNTING HANDBOOK (POLICY & PROCEDURE MANUAL)

 Form laporan : Laporan aktivitas piutang, Laporan umur piutang, Laporan laporan piutang yang
lewat jatuh tempo, dan laporan piutang

12.4.2.13 Summary proses pencatatan piutang

Step 1 – Update data pelanngan – SCM/Procurement Department

Calon klien SCM Dpt. Update


Data
Pengisian melakukan melakukan ke
pelanggan
data pengisian Validasi System
Di approve
pelanggan data-data

Step 2 – Upate sales register – Sales Department

Membuat Quatation di Quatation tsb Open Membuat


Quatation ke setujui oleh di upload ke Sales sales order
Costumer Costtumer Systems Register (SO)

Step 3 – Pembuatan Invoice dan Pencatatan AR – Accounting Department

Sales/Project team Melakukan AR melakukan


AR membuat pencatatan monitoring terhadap
melengkapi
Invoice + AR di sistem umur piutang
dokumen penagihan
Faktur Pajak

AR melakukan AR melakukan AR meng-


AR membuat pengecekan foolow-up atas informasikan kepada
voucher buku bank atas invoice yg sudah tim sales AR yg
penerimaan invoice yg sudah jatuh tempo sudah jatuh tempo
bank
dibayar

Prepare File
Journal Entry

PUBLISH BY SM 71
ACCOUNTING HANDBOOK (POLICY & PROCEDURE MANUAL)

13. Kebijakan dan Prosedur Manual – Pencatatan Persedian

13.1 Pengantar
Manajemen persediaan adalah control atas segenap aktiva yang merupakan produk Perusahaan, yang
diperjual belikan dalam operasi sehari-hari. Persediaan meliputi:
 Persediaan bahan mentah (raw material)
 Persediaan barang dalam proses
 Persediaan barang jadi

Manajemen persediaan menjadi sangat penting karena akan menentukan besaran investasi yang akan
ditanamkan agar pengelolaannya menjadi efektif dan umumnya besarnya lebih kurang 10 % dari total
aktiva perusahaan.

Fungsi penting management persediaan dalam memenuhi kebutuhan Perusahaan sebagai berikut:
 Menghilangkan resiko keterlambatan pengiriman bahan baku atau barang yang dibutuhkan
Perusahaan
 Menghilangkan resiko bila barang yang dipesan tidak baik atau rusak sehingga harus
dikembalikan
 Menghilangkan resiko terhadap kenaikan harga atau inflasi
 Untuk menyimpan bahan baku yang dihasilkan secara musiman sehingga perusahaan tidak akan
kesulitan bila bahan baku tersebut tidak tersedia dipasaran.
 Mendapatkan keuntungan dari pembelian berdasarkan potongan kuantitas (quantity discount)
 Memberikan pelayanan kepada pelangganan dengan tersedianya barang yang diperlukan

13.2. Ruang Lingkup


Tujuan dilakukan control atas pencatatan persedian adalah;
 Flucktuation Stock yaitu untuk menjaga fluktuasi permintaan yang tidak diperkirakan
sebelumnya, dan untuk mengatasi bila terjadi kesalahan atau penyimpangan dalam rencana
penjualan, waktu produk atau pengiriman barang.
 Anticipation Stock yaitu untuk menghadapi permintaan yang telah diramalkan, dan pada saat
permintaan tinggi dan kapasitas produksi tidak sanggup memenuhinya. Atau karena kesulitan
memperoleh bahan baku, sehingga proses produksi tetap berjalan.
 Lot-size Inventory yaitu persediaan yang diadakan lebih besar dari pada kebutuhan saat itu, dan
ini dimaksudkan untuk mendapatkan keuntungan dari potongan pembelian (discount quantity),
karena dengan pembelian yang lebih besar akan menghemat biaya pengangkutan per unit lebih
rendah dan biaya administrasi lebih mudah.
 Pipeline Inventory yatu persediaan yang dalam proses pengiriman dari tempat asal ketempat
barang itu dipergunakan dan memakan waktu berminggu-minggu.

13.3. Definisi
Menurut Standar Akuntansi Keuangan (SAK) Pasal 14, persediaan adalah aktiva yang;
 Tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal
 Dalam proses produksi dan atau dalam perjalanan
 Atau dalam bentuk bahan atau perlengkapan / supplies untuk digunakan dalam proses produksi
atau pemberian jasa

PUBLISH BY SM 72
ACCOUNTING HANDBOOK (POLICY & PROCEDURE MANUAL)

Persediaan diukur berdasarkan biaya atau nilai realisasi bersih mana yang lebih rendah (the lower of
the cost and net realizable value).

13.3.1. Biaya persediaan


Biaya persediaan meliputi:
 Biaya pembelian; Biaya pembelian meliputi harga pembelian, bea masuk dan pajak lainnya kecuali
yang dapat ditagih kembali kepada kantor pajak.
 Biaya konversi; Biaya konversi meliputi biaya yang secara langsung terkait dengan unit yang
diproduksi dan biaya overhead produksi tetap dan variable yang dialokasikan secara sistematis.
 Biaya lain yang timbul sampai persediaan berada dalam kondisi dan tempat yang siap untuk dijual
atau dipakai (present location and condition).

Biaya yang dikeluarkan dari persediaan:


 Jumlah pemborosan yang tidak normal
 Biaya penyimpanan kecuali biaya tersebut diperlukan dalam proses produksi sebelum tahap
produksi berikutnya
 Biaya administrasi dan umum
 Biaya penjualan

Teknik pengukuran biaya persediaan (Metode biaya):


 Untuk barang yang tidak dapat diganti dengan barang lain (not interchangeable) serta jasa yang
dihasilkan dan dipisahkan untuk proyek khusus, identifikasi khusus dilakukan terhadap biaya
masing-masing.
 Untuk barang lain dihitung dengan menggunakan rumus biaya :
 Masuk pertama keluar pertama / FIFO
 Rata-rata / Weighted Average

Perusahaan harus menggunakan rumus biaya yang sama terhadap semua persediaan yang memiliki
sifat dan kegunaan yang sama. Untuk persediaan yang memiliki sifat dan kegunaan yang berbeda,
rumusan biaya yang berbeda diperkenankan.

13.4. Kebijakan dan prosedur manual

13.4.1 Kebijakan umum pencatatan persediaan


 Barang yang diterima dan keluar harus dicatat ke dalam sistem XXX secara real time dan transaksi
persediaan yang terjadi dalam periode berjalan harus ditutup pada akhir bulan. Saldo akhir dari
periode berjalan akan menjadi saldo awal periode berikutnya.
 Penilaian persediaan dihitung menggunakan metode rata-rata tertimbang.
 Warehouse Supervisor bertanggung jawab atas penerimaan, pengeluaran dan penyimpanan
persediaan, perlindungan terhadap kehilangan dan kerusakan, pengawasan dan pelaporan dan juga
pengelolaan identifikasi fisik persediaan untuk semua gudang yang berada didalam perusahaan.
 Penambahan master dan kode barang disusun oleh Purchasing Departement.

PUBLISH BY SM 73
ACCOUNTING HANDBOOK (POLICY & PROCEDURE MANUAL)

 Setiap persediaan didalam gudang memiliki kode persediaan yang unik (struktur kode yang sama
dalam perusahaan) Warehouse Supervisor tidak diperkenankan merubah, menambah ataupun
mengurangi kode yang telah ada.
 Warehouse Supervisor bertanggung jawab penuh untuk menindaklanjuti setiap masalah /
kerusakan / kehilangan di area gudang dan berkoordinasi aktif dengan pihak-pihak terkait untuk
memecahkan masalah tersebut.
 Penyimpanan persediaan diluar gudang harus memperoleh persetujuan dari SCM Manager.
 Persediaan harus dilindungi dengan asuransi terhadap resiko-resiko yang mungkin terjadi seperti
kebakaran, banjir, pencurian, huru hara dan bahaya-bahaya lainnya.
 Batas optimal persediaan harus dikelola dengan menyesuaikan permintaan-permintaan dari user
departemen terkait dan meminimalisasi biaya-biaya penyimpanan dan pemesanan. Batas-batas
persediaan harus ditentukan sebelumnya dan dimasukkan kedalam sistem. Rencana kerja bulanan
harus digunakan sebagai dokumen penuntun dalam menentukan batas-batas persediaan berikut:
 Batas pemesanan ulang atau jumlah pemesanan ekonomis
 Batas minimum persediaan
 Batas maksimum persediaan

13.4.1.1. Kebijakan penerimaan persedian


 Tidak diperkenankan menerima barang tanpa disertai dengan bukti PO (Purchase Order),
dokumen pendukung dari Supplier (DO, packing list, dll) dan internal order yang sebelumnya
telah diinformasikan ke lokasi.
 Informasi PO dan Internal Order harus ada pada Material Control saat menerima barang.
 Dokumen tanda terima barang (Materia Receiving Report/MRR) adalah dokumen wajib dan
dianggap sebagai bukti barang yang diterima.
 Dokumen tanda terima barang (MRR) dibuat oleh Material Control dan disetujui oleh
Warehouse Supervisor.
 Material Control harus memastikan bahwa jumlah yang tercatat dalam MRR harus sesuai dengan
jumlah barang yang diterima. Jika jumlahnya berbeda dengan Surat Jalan (DO) dari Supplier,
maka Surat Jalan dari Supplier harus direvisi dan ditandatangani oleh kedua pihak.
 Jika jumlah yang tertera dalam MRR lebih tinggi dari jumlah yang tertera didalam PO Material
Control harus mengambil keputusan untuk menolak. Informasi harus dikumpulkan dari Supplier
untuk menentukan apakah jumlah kelebihan akan diterima atau menyimpan barang-barang
tersebut di gudang. Jika barang-barang disimpan di gudang maka barang-barang tersebut harus
diperlakukan sebagai barang-barang FoC (Free of Charge).
 Jika jumlah yang tertera dalam MRR lebih rendah dibanding dengan jumlah barang yang tertera
dalam PO, Departemen terkait yang mengajukan PR/MR harus dikomunikasikan. Tindakan-
tindakan yang perlu harus diambil oleh Departemen Purchasing untuk penggantian.
 MRR tidak dapat dikeluarkan oleh Warehouse Supervisor/Material Control sebelum verifikasi
kualitas dilakukan oleh pihak-pihak internal yang berkopenten terhadap kwalitas persediaan.
 Jika ditemukan adanya barang yang usang, rusak atau spesifikasinya salah atau hal-hal lain yang
berkaitan dengan kualitas barang dibandingkan dengan PO, maka barang tersebut harus ditolak
dan Nota Pengembalian Pembelian harus dibuat dan dikirimkan kepada Supplier. Supplier harus
menyetujui Nota Pengembalian Pembelian dan mengambil barang dari gudang. Jika Supplier
tidak mengambil barang-barang tersebut maka barang-barang tersebut dianggap sebagai FoC
(Free of Charge) dan dicatat ke dalam kode persediaan yang berbeda.

PUBLISH BY SM 74
ACCOUNTING HANDBOOK (POLICY & PROCEDURE MANUAL)

 Tembusan Dokumen Tanda Terima Barang (MRR rangkap 3) harus dikirimkan ke Finance
Departmen untuk diverifikasi dengan PO dan Invoice, untuk proses pencatatan dan pembayaran.
 Dokumen Tanda Terima Barang (MRR) dapat dibuat lebih dari satu untuk satu nomor PO yang
pengirimannya dilakukan bertahap.
 Proses penerimaan barang harus mengikuti aspek-aspek pengawasan internal yang digambarkan
dalam SOP.

13.4.1.2. Kebijakan pengeluaran persedian


 Barang persediaan akan disimpan dan dikeluarkan sesuai FIFO (First In First Out) ataupun
metode lain sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
 Proses transfer persediaan antar gudang dan antar perusahaan adalah hal penting yang
diperlukan dalam sistem untuk membantu kelancaran transfer antar gudang untuk memenuhi
permintaan-permintaan transfer material penting yang sesuai atau diluar perencanaan sesuai
dengan ketersediaan barang dan mendapat persetujuan dari Head of Departmen dan Financial
Controller terkait.
 Pengeluaran persediaan ke lokasi user tanpa melalui gudang tidak diperbolehkan.
 Jika ada penegembalian barang dari lapangan Material Control harus menghitung jumlah barang
yang dikembalikan dan membuat nota pengembalian barang.

13.4.1.3 Kebijakan pelaporan persedian


 Laporan bulanan persediaan yang terdiri dari saldo, mutasi, analisa umur persediaan harus
diserahkan tepat waktu dan menyajikan pengelolaan persediaan.
 Pengawasan rutin atas batas-batas persediaan, verifikasi persediaan (pemeriksaan persediaan)
berdasarkan sampel dan secara teratur harus dilakukan terutama pada barang-barang yang
bernilai tinggi dan tindakan pencegahan harus diambil untuk meminimalisasi kerugian akibat
keusangan, pencurian, kerusakan dll.
 Pemeriksaan fisik persediaan secara sampling dilakukan setiap bulan, dengan nilai minimum 50%
dari nilai total dari gudang-gudang terkait, sedangkan pemeriksan menyeluruh dilakukan setiap
6 bulan sekali.
 Penyesuaian kelebihan jumlah persediaan setelah perhitungan fisik akan diupdate dalam modul
persediaan, dengan persetujuan dari Financial Controller.
 Kekurangan jumlah persediaan setelah perhitungan fisik harus dilaporkan ke Direksi dan
penyesuaian kepada sistem harus berdasarkan persetujuan Direksi.
 Untuk meminimalisasi dampak penghapusan (write off) yang tak terduga dan signifikan, maka
kebijakan penyusutan sistematis diterapkan untuk barang-barang persediaan yang bergerak
lambat, kecuali untuk semua barang-barang yang telah diasuransikan.
 Perusahaan membuat penyisihan untuk persediaan barang yang usang, rusak, mengalami
penyusutan, tidak sesuai spek, dan bergerak lambat untuk disetujui oleh Direksi dan dinyatakan
dalam laporan keuangan secara konservatif.

13.4.1.4. Kebijakan pencatatan persedian


Pengakuan sebagai beban;
 Jika persediaan dijual, maka nilai tercatat persediaan tersebut harus diakui sebagai beban pada
periode diakuinya pendapatan.

PUBLISH BY SM 75
ACCOUNTING HANDBOOK (POLICY & PROCEDURE MANUAL)

 Setiap penurunan nilai persediaan di bawah biaya menjadi nilai realisasi neto dan seluruh kerugian
persediaan harus diakui sebagai beban pada periode terjadinya penurunan atau kerugian
tersebut.
 Setiap pemulihan kembali diakui sebagai pengurangan terhadap jumlah beban persediaan pada
periode terjadinya pemulihan tersebut.

Pengungkapan;
 Kebijakan akuntansi yang digunakan dalam pengukuran persediaan, termasuk rumus biaya yang
digunakan
 Total jumlah tercatat persediaan dan jumlah nilai tercatat menurut klasifikasi yang sesuai bagi
entitas
 Jumlah tercatat persediaan yang dicatat dengan nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual
 Jumlah persediaan yang diakui sebagai beban selama periode berjalan
 Jumlah setiap penurunan nilai yang diakui sebagai pengurang jumlah persediaan yang diakui
sebagai beban dalam periode berjalan
 Jumlah dari setiap pemulihan dari setiap penurunan nilai yang diakui
 Kondisi atau peristiwa penyebab terjadinya pemulihan nilai persediaan
 Nilai tercatat persediaan yang diperuntukkan sebagai jaminan kewajiban

Contoh;
PT KMI melaporkan transaksi berikut pada 2019:
Tanggal Pembelian Biaya beli
12 Mei 100 unit $1.000
14 Aug 200 unit 2.200
18 Sep 120 unit 1.800
420 unit $5.000

Pada 31 Des, perusahaan memiliki 20 unit di tangan dan menggunakan sistem persediaan periodik.
Berapa nilai HPP dan persediaan akhir?

Data diberikan
Tanggal Pembelian Biaya HPP (FIFO)
Mei 12 100 unit @ $10 $1.000 $1.000 (100 tejual)
Aug 14 200 unit @ $11 $2.200 $2.200 (200 terjual)
Sep 18 120 unit @ $15 $1.800 $1.500 (100 terjual, 20 sisa
Total 420 unit $5.000 $4.700

Biaya barang siap jual HPP $4.700


$5.000 Persedian akhir 20 x $.15 = $3.00

13.4.2 Prosedur dan Manual

13.4.2.1 Prosedur penerimaan persedian


 Material control ataupun Warehouse Supervisor tidak diperkenankan menerima barang dari
supplier tanpa disertai dengan bukti PO atau internal Order untuk antar lokasi atau dari

PUBLISH BY SM 76
ACCOUNTING HANDBOOK (POLICY & PROCEDURE MANUAL)

kantor cabang dan pendukung dari supplier surat jalan. Material Control telah menerima copy
PO pada saat menerima barang di gudang
 Material Control melakukan pengecekan atas barang yang diterima, kualitas barang dilakukan
pengecekan oleh fihak internal yang berkopenten
 Material Control membuat dokumen tanda terima barang (Material Receiving Report)
berdasarkan fisik barang yang diterima digudang sesuai dengan surat jalan/DO, Jika tidak sesuai
dengan surat jalan, maka surat jalan dari supplier harus direvisi dan disesuaikan dengan dengan
fisik barang yang diterima di gudang. Surat jalan/DO yang telah direvisi tersebut ditandatangani
oleh kedua belah pihak.
 Jika saat penerimaan barang, ditemukan adanya barang yang rusak, using atau spesifikasinya
tidak sesuai, barang telah expired, maka Material Control berhak menolak barang dari supplier
tersebut.
 Material Control segera membuat berita acara atas kondisi barang yang diterima tersebut dan
mengionformasikan serta menyerahkan berita acara tersebut kepada Purchasing Departement
 Berdasarkan informasi/berita acara yang dibuat oleh Material Control, Purchasing departemen
membuat nota pengembalian arang kepada supplier.
 Supplier harus menyetujui nota pengembalian barang dan segera mengambil barang tersebut
dari gudang.
 Storekeeper mengirimkan MRR ttersebut kepada Purchasing Deparment.
 Purchasing Department melakukan verifikasi antara MRR dengan PO dan Invoice.
 Purchasing Department mengirimkan MRR, PO dan invoice ke Finance Department /AP Staff
untuk proses pencatatan dan pembayaran.

13.4.2.2 Prosedur pengeluaran persedian


 Product / serivice / Sales Department mengajukan permintaan pesanan barang berdasarkan
jumlah pesananan costumer dengan membuat form permintaan barang (Material Request).
 Material Control mengeluarkan barang berdasarkan metode FIFO, barang yang pertama masuk
pertama keluar, ataupun menggunakan metode lain sesuai kebutuhan Perusahaan.
 Material Control mencatat setiap pengeluaran barang dalam system XXX dan mencetak Form
Pengeluaran Barang (Material Issue Slip/MIS) dan ditanda tangani oleh user yang request dan
Warehouse Supervisor.
 Material Control diperkenankan melakukan transfer persediaan antar gudang hanya jika telah
mendapat persetujuan dari Procurement Manager dan Finance Controler
 Untuk transfer persediaan antar gudang, Material Control masing-masing gudang membuat
form pemerimaan barang (MRR) dan form pengeluaran barang (MIS) dan ditanda tangani kedua
belah Pihak.
 Jika terdapat pengembalian barang dari dari gudang yang lain (transfer persediaan antar gudang)
Material Control membuat laporan penerimaan barang (MRR) dan mencatat penerimaan barang
tersebut dalam system XXX.

13.4.2.3 Prosedur pelaporan persedian


 Material Control membuat laporan persediaan yang terdiri dari saldo persediaan, mutasi
persediaan (penerimaan barang dan pengeluaran barang) secara periodik (daily, weekly atau
mountly report)
 Material Control membuat analisa umur persediaan, category persediaan yang pergerakannya
lambat.
PUBLISH BY SM 77
ACCOUNTING HANDBOOK (POLICY & PROCEDURE MANUAL)

 Material Control dan Team Accounting melakukan stock opname/perhitungan physic setiap
bulannya atau secara periodik dan didokumentasikan. Material Control membuat berita acara
atas dilakukannya stock opname dan ditandatangani oleh Warehouse Supervisor
dan Accounting Department.
 Berdasarkan berita acara stok opname tersebut jika terjadi kelebihan jumlah persediaan, maka
Material Control melakukan penyesuaian tersebut dan di update kedalam system XXX setelah
mendapat persetujuan dari Finance Controler dan Procurement Department.
 Berdasarkan beritra acara stock opname tersebut jika terjadi kekurangan jumlah persediaan maka
kekurangan tersebut harus dilaporkan ke Direksi dan Material Control dapat dapat melakukan
penyesuaian kedalam system setelah mendapat persetujuan dari Direksi.
 Team accounting dapat membuat laporan penyusutan persediaan berdasarkan laporan analisa
umur persediaan yang bergerak lambat.
 Team accounting membuat laporan penyisihan persediaan berdasarkan berita acara stock
opname atas persediaan yang telah usang, rusak dan mengalami penyusutan, bergerak lambat
dan lain-lain. Team accounting mengajukan lapporan tersebut kepada Finance Controler untuk
direfiew dan kemudian diajukan ke Direksi untuk disetujui

13.4.2.4 Prosedur stock opname


Persediaan yang dilakukan stock fisik yaitu barang yang diperjualbelikan dalam operasi sehari-hari,
baik bahan baku, bahan dalam proses ataupun barang jadi. Pelaksanaannya dapat dilakukan secara
menyeluruh (general phisical inventory stock taking) atau dengan cara sebagian persediaan (sampling
persediaan), diadakan setiap akhir bulan di lokasi cabang yang volume persediaannya besar
disesuaikan dengan aktifitas gudang dan paling lama setiap tiga bulan, dibagi dalam beberapa tahapan
yaitu :
 Tahap persiapan: meliputi pembagian tugas dan tanggung jawab, pembentukan team, group,
persiapan Peralatan, persiapan administrasi baik manual maupun computer termasuk
persiapan untuk berusaha tidak ada mutasi barang selama diadalannya stock fisik.
 Tahapan pelaksanaan: meliputi poster pengumuman phisical inventory di pintu gudang,
perhitungan physic dan di tally sesuai (code, nama barang dan merk, ukuran), penulisan lebel
pada phisik barang, penyusunan/penyimpanan barang yang telah di telly dan menyerahkan
hasil telly kepada petugas yang merekap hasil stock opname dan masing masing telly sheet
ditanda tangan oleh yang melakukan stock phisik (petugas gudang, petugas acounting dan
internal audit baik internal maupun external).
 Tahap penyelesaian: Membuat laporan hasil physic stock opname, merekonsiliasi antara hasil
physic dengan catatan administrasi gudang, membuat berita acara hasil stock opname dan
menanda tangani hasil stock phisic tersebut, diketahui dan disetujui oleh yang berwenang,
memasukkan ke sistem administrasi gudang baik manual maupun computer dan melaporkan
hasilnya ke manajemen perusahaan.
Formulir –formulir dalam administrasi gudang antara lain (Lihat di Appendix):
 Permintaan Pembelian (Purchases Request/Material Request)
 Form Penerimaan Barang (Material Receiving Report)
 Form Pengeluaran Barang (Material Issue Slip)
 Packing List
 Surat Jalan (Delivery Order)
 Kartu Gudang /Kartu Stock (Stock Card)

PUBLISH BY SM 78
ACCOUNTING HANDBOOK (POLICY & PROCEDURE MANUAL)

 M I C S (Monthly Inventory Control Sheet)


 Bukti pengembalian barang
 Form Barang rusak (Demages/Spoile good)
 Laporan Mutasi Persediaan

13.4.2.5 Summary pencatatan persedian

Step 1 – Membuat material request (MR)

Update Sent Material


Creat Review Material Update Request to
Material Material List/Mat. Material SCM for
Request Code Code in Request Approval
(MR) XXX (MR)

Step 2 – Membuat bukti penerimaan barang (MRR)

Warehouse / Material Control

Compare Create Update


Receive Inventory
DO with Create Material
DO/Packing Item in
PO Stock Card Received
List
(MRR) Software

Step 3 – Membuat caatatan persedian

Accounting
Reconcile
Received Check Create Journal Prepare GL with
Vendor Supporting Entry in XXX Monthly Phisical
Invoice Doc. Closing Inventory

Financial Prepare Prepare Update Prepare


Statement Trial Cost of Inventory Adjusment
Balance Sales Item Entry

PUBLISH BY SM 79
ACCOUNTING HANDBOOK (POLICY & PROCEDURE MANUAL)

14. Kebijakan dan Prosedur Manual – Pencatatan Fixed Asset

14.1 Pengantar
Manajemen aset tetap adalah proses akuntansi yang berupaya melacak fixed asset untuk keperluan
akuntansi keuangan, pemeliharaan preventif, dan pencegahan pencurian. Perusahaan menghadapi
tantangan yang signifikan untuk melacak lokasi, jumlah, kondisi, status pemeliharaan dan depresiasi
aset tetap mereka. Pendekatan populer untuk melacak aset tetap menggunakan tag aset bernomor
seri, yang sering diberi label dengan kode batang untuk pembacaan yang mudah dan akurat. Melacak
aset merupakan perhatian penting setiap perusahaan, terlepas dari ukurannya. Aset tetap didefinisikan
sebagai objek 'permanen' yang digunakan bisnis secara internal termasuk tetapi tidak terbatas pada
komputer, peralatan, perangkat lunak, atau peralatan kantor. Sementara karyawan dapat
menggunakan alat atau alat tertentu, aset pada akhirnya menjadi milik perusahaan dan harus
dikembalikan. Dan karena itu tanpa metode yang akurat untuk melacak aset-aset ini, akan sangat
mudah bagi perusahaan untuk kehilangan kendali atas aset-aset ini.

"Tujuan dari kebijakan ini adalah untuk menetapkan pedoman untuk kontrol fisik dan pelaporan aset
tetap perusahaan, termasuk akuntabilitas atas aset, memenuhi kebutuhan pelaporan keuangan, dan
menghasilkan informasi manajemen aset".

14.2. Ruang lingkup


Kebijakan ini berlaku untuk departemen akuntansi dan general affairs yang bertanggung jawab atas
eksekusi, otorisasi dana kontingensi, pemeliharaan, dan akun partisipasi subjek, termasuk pemrosesan
semua entri jurnal penyesuaian yang terkait dengan buku besar.

14.3. Definisi
Aset tetap adalah bagian berwujud jangka panjang dari properti yang dimiliki dan digunakan
perusahaan dalam menghasilkan pendapatannya dan tidak diharapkan untuk dikonsumsi atau
dikonversi menjadi uang tunai lebih cepat dari waktu setidaknya satu tahun. Karakteristik FA; 1)
Digunakan dalam operasi dan bukan untuk dijual kembali, 2) Jangka panjang dan biasanya disusutkan,
3) Memiliki substansi fisik.

Penyusutan adalah alokasi sistimatik jumlah yang dapat disusutkan dari suatu aktiva sepanjang masa
manfaat. Jumlah yang dapat disusutkan adalah biaya perolehan suatu aktiva atau jumlah lain yang
disubstitusikan untuk biaya perolehan dalam laporan keuangan dikurangi nilai sisanya.
Masa manfaat adalah periode suatu aktiva diharapkan digunakan oleh perusahaan atau Jumlah
produksi atau unit serupa yang diharapkan diperoleh dari aktiva oleh perusahaan.
Biaya perolehan adalah jumlah kas atau setara kas yang dibayarkan atau nilai wajar imbalan lain yang
diberikan untuk memperoleh suatu aktiva pada saat perolehan atau konstruksi sampai dengan aktiva
tersebut dalam kondisi dan tempat yang siap untuk dipergunakan.

Nilai Sisa adalah jumlah netto yang diharapkan dapat diperoleh pada akhir masa manfaat suatu aktiva
setelah dikurangi taksiran biaya pelepasan.

PUBLISH BY SM 80
ACCOUNTING HANDBOOK (POLICY & PROCEDURE MANUAL)

Nilai wajar adalah suatu jumlah untuk itu suatu aktiva mungkin ditukar atau suatu kewajiban
disesuaikan antara fihak yang memahami dan berkeinginan untuk melakukan transaksi wajar (arms
length transaction)
Jumlah tercatat (Carrying amount) adalah nilai buku, yaitu biaya perolehan suatu aktiva setelah
dikurangi akumulasi pemyusutan
Jumlah yang dapat diperoleh kembali (recoverable amount) adalah jumlah yang diharapkan dapat
diperoleh kembali dari penggunaan suatu aktiva dimasa yang akan datang, termasuk nilai sisanya
atas pelepasan aktiva.

14.4. Kebijakan dan prosedur manual

14.4.1 Kebijakan umum pencatatan fixed asset


Standar Akuntansi Internasional pasal 16 – Property Plant & Equipment atau IAS 16 adalah standar
pelaporan keuangan internasional yang diadopsi oleh Dewan Standar Akuntansi Internasional (IASB)
dan diadopsi oleh Dewan Akuntansi Indonesia (IAI). Ini menyangkut akuntansi untuk aset tetap
(dikenal lebih umum sebagai aset tetap), termasuk pengakuan, penentuan jumlah tercatatnya, dan
biaya penyusutan dan kerugian penurunan nilai yang harus diakui sehubungan dengan mereka. IAS
16 menguraikan perlakuan akuntansi untuk sebagian besar jenis properti, pabrik, dan peralatan. Aset
tetap pada awalnya diukur berdasarkan biayanya, kemudian diukur dengan menggunakan model
biaya atau revaluasi, atau disusutkan sehingga jumlah yang dapat disusutkan dialokasikan secara
sistematis selama masa manfaatnya.

PT ABC-Financial menyatakan sepenuhnya dipandu oleh IAS 16 / SAK 16 dalam praktik perlakuan
akuntansi untuk fixed asset.

14.4.1.1. Pengakuan harta tetap


Harta tetap yang memenuhi kualifikasi diakui sebagai harta tetap pada awalnya harus diukur sebagai
biaya perolehan. Biaya perolehan dapat terdiri dari, biaya perolehan awal, biaya yang dapat
diatribusikan secara langsung, biaya pembongkaran dan pemindahan aset dan pemulihan lokasi aset
tetap.

Biaya perolehan awal adalah; semua biaya terkait aset yang memiliki manfaat di masa depan.
 Biaya akuisisi, termasuk bea masuk dan pajak yang tidak dapat dikreditkan setelah dikurangi
diskon pembelian dan potongan lainnya
 Biaya yang secara langsung dapat diatribusikan untuk membawa aset ke lokasi dan kondisi yang
diperlukan agar aset siap digunakan sesuai dengan keinginan dan niat manajemen
 Perkiraan biaya awal pembongkaran dan pemindahan barang dan pengembalian aset situs.
Kewajiban atas biaya yang dikeluarkan.
 Saat aset diperoleh, atau karena entitas menggunakan aset ini selama periode tertentu untuk
tujuan selain untuk menghasilkan persediaan.

Yang bukan termasuk komponen biaya perolehan adalah;


1. Biaya pembukaan fasilitas baru
2. Biaya pengenalan produk baru
3. Biaya menjalankan bisnis di lokasi baru termasuk biaya pelatihan staf

PUBLISH BY SM 81
ACCOUNTING HANDBOOK (POLICY & PROCEDURE MANUAL)

4. Administrasi dan overhead umum


5. Biaya saat ini namun alat yang sepenuhnya operasional
6. Operasi kehilangan awal
7. Biaya relokasi dan reorganisasi operasi entitas
8. Hasil aset sebelum digunakan (hasil lahan taman yang belum digunakan)
9. Laba internal jika asetnya adalah perusahaan saham

Sedangkan biaya yang dapat diatribusikan secara langsung adalah;


1. Biaya imbalan kerja yang timbul dari pembangunan atau perolehan aset tetap
2. Biaya menyiapkan lahan untuk pabrik
3. Biaya penanganan dan pengiriman lebih awal
4. Biaya pemasangan dan pemasangan
5. Biaya pengujian aset apakah aset berfungsi dengan baik (setelah dikurangi hasil dari penjualan
produk-produk ini)
6. Komisi Profesional

Biaya selanjutnya (subsequent cost);


• Biaya pemeliharaan dan perbaikan mengakui beban dalam laporan laba rugi untuk periode
tersebut.
• Penggantian aset akan menambah aset jika;
 Memenuhi kriteria aset (masa manfaat lebih dari satu periode dan diukur dengan andal).
 Bagian yang diganti tidak lagi dicatat sebagai aset.
• Pemeriksaan utama dapat diakui sebagai aset jika:
 Memenuhi kriteria aset.
 Nilai inspeksi sebelumnya (berbeda dari fisik) berhenti merekam.

Pengukuran setelah pengakuan awal;


PSAK memiliki perlakuan yang berbeda dengan IAS 16. PSAK 16 mengizinkan dua model akuntansi;
1. Model nilai wajar “Menggunakan nilai wajar, perubahan dalam nilai wajar diakui dalam laporan
laba rugi pada periode berjalan, tidak ada penyusutan, mencerminkan kondisi pasar pada tanggal
neraca”.
2. Model revaluasi “Menggunakan nilai wajar, perubahan nilai wajar yang diakui dalam ekuitas
(pendapatan komprehensif atau laba atau rugi untuk penurunan nilai, depresiasi, tidak spesifik,
hanya memerlukan reguler”.

Model revaluasi
Revaluasi dilakukan secara berkala untuk memastikan jumlah tercatat tidak berbeda secara material
dari nilai wajar pada tanggal neraca.

Akumulasi penyusutan pada tanggal revaluasi diperlakukan dengan metode: proporsional, dan
eliminasi. Akumulasi penyusutan pada tanggal revaluasi diperlakukan dengan metode:
1. Proporsional, akumulasi nilai penyusutan dan biaya perolehan ditingkatkan secara proporsional
sehingga nilai aset bersih sama dengan nilai revaluasi.
2. Eliminasi, akumulasi nilai penyusutan ditutup untuk mengurangi nilai aset. Kemudian dinaikkan
ke nilai revaluasi aset

PUBLISH BY SM 82
ACCOUNTING HANDBOOK (POLICY & PROCEDURE MANUAL)

Prosedur untuk menyelesaikan proses pengakuan aset diuraikan di bawah ini:


1. Tentukan unit dasar untuk aset. Penentuan ini didasarkan pada sejumlah faktor, seperti apakah
masa manfaat berbagai komponen aset berbeda secara signifikan, pada tingkat mana Anda
lebih suka melacak aset secara fisik, dan efektivitas biaya pelacakan aset pada berbagai tingkat
detail.
2. Menyusun biaya. Kompilasi total biaya unit dasar. Ini adalah biaya yang dikeluarkan untuk
memperoleh unit dasar dan membawanya ke kondisi dan lokasi yang dimaksudkan untuk
penggunaannya. Kegiatan-kegiatan ini dapat meliputi pembangunan unit dasar, biaya
pembelian, dan kegiatan administrasi dan teknis terkait.
3. Ditugaskan ke kelas aset. Tetapkan unit dasar ke kelas aset yang paling sesuai dengan kategori
buku besar (seperti perabot dan perlengkapan, peralatan kantor, atau kendaraan).
4. Buat entri jurnal. Buat entri jurnal yang mendebit akun aset untuk kelas aset yang sesuai dan
kredit akun pengeluaran di mana biaya unit dasar awalnya disimpan.

14.4.1.2 Kapitalisasi harta tetap


Prosedur kapitalisasi adalah prosedur yang ditetapkan oleh Perusahaan untuk menetapkan ambang
kapan akan memanggil item sebagai aset tetap. Jumlah moneter yang berbeda dapat ditetapkan dalam
kebijakan untuk berbagai kelas aset tetap, menetapkan ambang kapitalisasi yang sesuai untuk aset
tetap harus ditentukan oleh departemen akuntansi menggunakan alasan yang masuk akal dan
konsisten. Perusahaan mengakui bahwa ambang yang berbeda mungkin sesuai untuk berbagai jenis
aset tetap. Misalnya, ambang kapitalisasi untuk aset infrastruktur mungkin akan lebih tinggi dari
ambang yang digunakan untuk kendaraan atau peralatan kantor.

Ambang batas kapitalisasi yang diusulkan adalah sebagai berikut;


 Semua tanah, bangunan; infrastruktur harus dikapitalisasi terlepas dari biaya.
 Semua aset tetap (modal) lainnya dengan biaya satuan (termasuk biaya tambahan) sebesar Rp.5
juta atau lebih besar atau kelompok aset dengan total biaya Rp.5 juta atau lebih besar, kecuali
disebutkan sebaliknya.
 Penambahan aset, peningkatan, perbaikan, penggantian, atau pengeluaran ekspansi yang
meningkatkan atau memperpanjang masa manfaat aset dan yang sama dengan atau lebih besar
dari 10% dari biaya aset atau nilai wajar.

Ambang batas kapitalisasi yang lebih tinggi menghasilkan lebih banyak biaya yang diserap
(dibebankan) pada tahun berjalan. Proyek (Konstruksi) dalam biaya Progress harus ditutup dan
dikapitalisasi ke dalam klasifikasi aset yang sesuai ketika proyek secara substansial selesai, diterima,
dan ditempatkan ke dalam layanan.

Aset tetap tidak dikapitalisasi;


a. Aset tidak memiliki manfaat ekonomi masa depan untuk entitas.
b. Kehidupan ekonomi aset tetap kurang dari satu tahun.
c. Biaya perolehan untuk biaya unit atau kelompok aset kurang dari 5 juta.

14.4.1.3 Metode Akuisisi


Departemen akuntansi dengan bantuan pergudangan akan mengidentifikasi dan mencatat semua aset
tetap dan item terkontrol dalam sistem manajemen aset tetap yang sesuai. Biaya berdasarkan sumber

PUBLISH BY SM 83
ACCOUNTING HANDBOOK (POLICY & PROCEDURE MANUAL)

pendanaan akan dicatat dengan setiap catatan aset. Aset tetap dan barang-barang yang dikendalikan,
termasuk pembelian, sewa modal, konstruksi, peningkatan dan sumbangan akan dicatat terlepas dari
jenis akuisisi.

Identifikasi dan penandaan aset akan dilakukan sesuai dengan pedoman berikut:
 Merupakan tanggung jawab departemen akuntansi untuk menetapkan, mencatat, dan nomor
identifikasi (tag) akhiran untuk semua aset tetap dan barang yang dikontrol kecuali kendaraan
atau peralatan bergerak.
 Semua aset tetap dan barang yang dikendalikan akan diberi nomor aset pada saat diterima dan
sebelum barang tersebut digunakan.
 Departemen akan menempelkan tag ke aset di lokasi yang mencolok dan nyaman.
 Tag akan tetap berada di aset sepanjang umur aset. Tag yang rusak akan diganti sesuai
kebutuhan.

14.4.1.4 Depresiasi
Depresiasi adalah alokasi sistematis dari jumlah yang dapat disusutkan (jumlah yang dapat disusutkan)
dari suatu aset selama masa manfaatnya (masa manfaat).

Nilai residu dan masa manfaat aset harus ditinjau setidaknya pada setiap akhir tahun keuangan dan,
jika ekspektasi berbeda dari estimasi sebelumnya, setiap perubahan dicatat secara prospektif sebagai
perubahan dalam estimasi akuntansi.

Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam menentukan masa manfaat;


1. Perkiraan masa pakai aset.
2. Tingkat perkiraan keausan fisik.
3. Keusangan teknis dan komersial
4. Pembatasan penggunaan aset karena aspek hukum (misalnya sewa).

Metode penyusutan yang digunakan harus mencerminkan pola di mana manfaat ekonomi aset
dikonsumsi oleh entitas. Metode penyusutan harus ditinjau setidaknya setiap tahun dan, jika pola
konsumsi manfaat telah berubah, metode penyusutan harus diubah secara prospektif sebagai
perubahan dalam estimasi akuntansi. Pengurangan yang diharapkan di masa depan dalam harga jual
bisa menjadi indikasi tingkat konsumsi yang lebih tinggi dari manfaat ekonomi masa depan yang
terkandung dalam aset. Penyusutan harus dibebankan ke laba rugi, kecuali jika itu termasuk dalam
jumlah tercatat dari aset lain. Penyusutan dimulai ketika aset tersedia untuk digunakan dan berlanjut
sampai aset tersebut dihentikan pengakuannya, meskipun aset tersebut menganggur.

Perusahaan dalam penerapan penyusutan menggunakan metode garis lurus, yaitu: Menghasilkan
pembebanan tetap sepanjang masa manfaat sedangkan nilai residu tidak berubah. Mengikuti
penentuan umur ekonomis atau masa manfaat, berdasarkan klasifikasi asset.

14.4.1.5 Kerusakan (impairment)


PSAK 48, Penurunan Nilai Aset, yang membahas;
 Bagaimana entitas menilai nilai tercatat aset
 Cara menentukan jumlah terpulihkan suatu asset

PUBLISH BY SM 84
ACCOUNTING HANDBOOK (POLICY & PROCEDURE MANUAL)

 Kapan mengenali atau membalikkan kerugian penurunan nilai


 Penurunan nilai terjadi ketika nilai tercatat aset lebih tinggi dari jumlah terpulihkan (jumlah
terpulihkan)
 Jumlah terpulihkan adalah lebih tinggi dari nilai wajar dikurangi biaya penjualan dan
pemanfaatan aset nilai kini
 Kerugian penurunan nilai diakui dalam laba rugi
 Tinjau penurunan nilai melakukan pelaporan apa pun
 Penurunan mungkin terbalik sebesar yang terjadi

Identifikasi aset mungkin mengalami Penurunan Nilai Aset;

End of period: Jika ada indikasi:


Management menilai apakah ada Management memperkirakan
indikasi bahwa suatu aset mungkin Jumlah yang dapat dipulihkan
mengalami penurunan nilai diperkirakan

Terlepas dari apakah ada indikasi entitas penurunan nilai harus:


 Paling tidak setahun sekali, pengujian untuk penurunan nilai dilakukan (uji penurunan nilai).
 Aset tidak berwujud dengan masa manfaat terbatas tidak.
 Aset tidak berwujud yang belum digunakan
 Goodwill diperoleh dalam kombinasi bisnis

Identifikasi aset dapat mengalami Penurunan nilai aset, Informasi minimum yang harus
dipertimbangkan;

1. Dari sumber eksternal


 Perubahan signifikan nilai pasar.
 Perubahan signifikan dalam lingkup teknologi, pasar, ekonomi dan hukum.
 Perubahan suku bunga.
 Nilai tercatat aset bersih melebihi entitas kapitalisasi pasar.

2. Dari sumber internal


 Bukti usang atau kerusakan fisik aset.
 Perubahan signifikan atas penggunaan, penghentian, dan masa manfaat aset.
 Bukti internal menunjukkan bahwa kinerja ekonomi aset lebih buruk dari yang diharapkan.

PUBLISH BY SM 85
ACCOUNTING HANDBOOK (POLICY & PROCEDURE MANUAL)

Pendekatan umum pengukuran penurunan

Carrying Value of Accumulated Depreciation &


Amount = Asset - Accumulated Impairment loss

Recovered
Recoverable Fair value less the cost through sale
Amount -> of purchasing or acquisition
highest
Value Recovered
through sale

PSAK 48 mendefinisikan jumlah yang dapat diperoleh kembali dari suatu aset sebagai jumlah yang
lebih tinggi antara;
a. Nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual; adalah jumlah yang dapat dihasilkan dari penjualan aset
atau unit penghasil uang tunai dalam suatu transaksi antara pihak-pihak yang mengerti dan
berkemauan bebas tanpa tekanan, mengurangi biaya pelepasan aset.
b. Nilai yang digunakan; adalah nilai sekarang dari estimasi arus kas yang diharapkan akan diterima
atau unit penghasil kas.

Pengakuan Kerugian Penurunan Nilai


 Nilai terpulihkan aset <dari nilai buku
 Nilai tercatat aset diturunkan ke jumlah terpulihkan.
 Penurunan tersebut merupakan penurunan nilai

Kerugian penurunan nilai diakui segera dalam laporan laba rugi;


 Kecuali jika aset disajikan pada jumlah yang dinilai kembali sesuai dengan standar lain.
 Setiap kerugian penurunan nilai revaluasi aset diperlakukan sebagai penurunan revaluasi;
 Diakui dalam pendapatan komprehensif lain, sepanjang kerugian penurunan nilai tidak melebihi
jumlah surplus revaluasi untuk aset yang sama.
 Kerugian penurunan nilai revaluasi aset mengurangi surplus revaluasi asset

14.4.1.6. Penghentian pengakuan (disposal/write off)


Suatu aset harus dihapus dari laporan posisi keuangan pada saat pelepasan atau ketika ditarik dari
penggunaan dan tidak ada manfaat ekonomi di masa depan yang diharapkan dari pelepasannya.

Beberapa prosedur aset tetap saat dihentikan pengakuan:


 Dihapuskan.
 Tidak ada manfaat ekonomi di masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau
pembuangannya.
 Setiap keuntungan atau kerugian yang timbul dari penghentian pengakuan aset harus
dimasukkan dalam laporan laba rugi ketika aset tersebut dihentikan pengakuannya.

PUBLISH BY SM 86
ACCOUNTING HANDBOOK (POLICY & PROCEDURE MANUAL)

 Laba tidak boleh diklasifikasikan sebagai pendapatan.


 Penghentian pengakuan atas penggantian sebagian aset tetap;
 Ia mengakui biaya perolehan penggantian dalam jumlah tercatat aset,
 Kemudian, penghentian pengakuan jumlah tercatat komponen yang diganti terlepas dari bagian
yang diganti telah disusutkan secara terpisah. Jika tidak praktis, biaya penggantian = biaya
perolehan diganti.
 Setiap keuntungan atau kerugian yang timbul karena penghentian pengakuan aset harus
ditentukan sebagai perbedaan antara:
 Pembuangan bersih terjadi, jika ada, dan
 Nilai tercatat aset.

Penghentian pengakuan aset dapat dilakukan dengan beberapa cara;


1. Dibuang,
2. Penjualan, atau
3. Ditukar ditambahkan dengan aset serupa.

Jurnal diperlukan tergantung pada rilis dan kondisi, tetapi umumnya terdiri dari:
 Akun aset dikreditkan untuk menghapus aset dari buku
 Akun Akumulasi Depresiasi harus didebit terkait untuk mengeluarkan saldo dari buku besar.
 Tambahkan aset yang diterima dari proses pemutusan jika ada
 Perbedaannya akan dimasukkan dalam laba rugi

Penjualan aset;
 Ketika aset tetap dijual, mungkin ada kerugian atau keuntungan.
 Jika harga jual sama dengan nilai buku, tidak ada untung atau rugi.
 Jika harga jual kurang dari nilai buku, ada kerugian kelebihannya.
 Jika harga jual lebih besar dari nilai buku, tidak ada keuntungan dari perbedaan itu.
 Keuntungan atau kerugian dilaporkan dalam laporan laba rugi sebagai penghasilan lain-lain atau
kerugian lain-lain.

14.4.1.7. Pengungkapan
Untuk setiap kelas Property, Plant & Equipmen diungkapkan;
 Basis penilaian digunakan untuk menentukan jumlah tercatat bruto.
 Metode penyusutan yang digunakan.
 Masa manfaat atau tingkat penyusutan yang digunakan.
 Jumlah tercatat bruto dan akumulasi penyusutan awal dan akhir periode.
 Rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan akhir periode.
 Adanya dan jumlah pembatasan atas hak properti untuk utang underwriting.
 Total biaya yang diakui dalam pengembangan.
 Jumlah komitmen kontraktual dalam akuisisi.
 Jumlah kompensasi pihak ketiga untuk aset yang mengalami penurunan nilai, hilang/ dihentikan.
 Metode akuntansi.
 Perubahan estimasi.

PUBLISH BY SM 87
ACCOUNTING HANDBOOK (POLICY & PROCEDURE MANUAL)

Pengungkapan Revaluasi;
Dasar yang digunakan untuk menilai kembali aset;
a. Tanggal efektif penilaian.
b. Nama penilai independen, jika ada.
c. Esensi dari masing-masing instruksi digunakan untuk menentukan biaya penggantian.
d. Nilai tercatat masing-masing jenis aset tetap.
e. Revaluasi neraca surplus

14.4.2. Prosedur dan manual pencatatan asset tetap

14.4.2.1 Membuat register (daftar) asset tetap


Metode akuntansi yang digunakan untuk melacak aset tetap perusahaan ialah dengan melakukan
register asset tetap. Register asset tetap menunjukkan nilai aset, tanggal akuisisi dan rincian lainnya
yang diperlukan untuk menghitung penyusutan dan tujuan pajak.

Berikut langkah-langkah dalam membuat regiser asset tetap;


a) Menyiapkan daftar asset tetap;
 Identifikasi aset tetap dengan melihat neraca asset tetap. Agar register aset tetap berhasil,
diperlukan informasi yang akurat, lengkap, dan komprehensif, penting untuk memastikan
semua aset termasuk dalam daftar.
 Identifikasi aset dengan melakukan audit fisik. Periksa dan pastikan semua aset dalam neraca
terdaftar. Buat catatan khusus untuk aset apa pun yang tidak terdaftar. Jika misalnya,
menemukan mesin yang tidak dicatat dalam buku perusahaan, pastikan membuat catatan
untuk memasukkannya ke dalam register. Register harus mencakup aset yang terdaftar dan
tidak terdaftar dalam buku. Jika suatu aset tidak ada dalam pembukuan, itu paling sering
karena aset telah disusutkan menjadi nol dan dikeluarkan dari pembukuan.
b) Tentukan metode pengorganisasian daftar aset. Setelah manajemen memiliki daftar terperinci dari
semua aset tetap perusahaan, saatnya untuk membuat struktur asset tetap untuk register.
Perhatikan bahwa register dapat disimpan secara fisik, atau digital. Meskipun ada beberapa cara
untuk mengatur daftar aset, berikut adalah beberapa informasi yang perlu diperhatikan dalam
membuat format register asset tetap adalah;
1. Description, deskripsi harus dapat membedakan aset tetap secara spesifik dari asset tetap serupa
lainnya. Misalnya, Mobil Toyota Avanza 1.5 MT
2. Serial number, ini adalah identifikasi yang diberikan oleh pabrikan. Perusahaan boleh
memberikan ID perusahaan.
3. Tanggal pembelian, termasuk tanggal aset dibeli. Harga pembelian, sertakan harga barang yang
diperoleh termasuk nilai asuransinya, sertakan juga rincian tentang kebijakan asuransi untuk
asset tetap tersebut, termasuk nama perusahaan asuransinya.
4. Estimasi umur asset, termasuk berapa lama perusahaan mengharapkan masa ekonomi/manfaat
ekonomi dalam tahun. Ini juga dikenal sebagai periode penyusutan.
5. Metode depresiasi, Depresiasi mengacu pada pengurangan nilai aset dari waktu ke waktu, dan
ini dapat terjadi sesuai dengan beberapa metode.
c) Pilih periode penyusutan yang sesuai. Periode penyusutan adalah periode di mana nilai aset akan
menurun. Untuk menentukan depresiasi, penting untuk terlebih dahulu mengetahui periode
waktu depresiasi akan terjadi di dalam.

PUBLISH BY SM 88
ACCOUNTING HANDBOOK (POLICY & PROCEDURE MANUAL)

 Persentase nilai aset dikonversi dari aset ke biaya pada akhir setiap periode akuntansi selama
periode penyusutan aset. Jumlah nilai aset yang dikeluarkan dalam setiap periode akuntansi
ditentukan oleh metode penyusutan, yang dijelaskan kemudian.
 Periode penyusutan didasarkan pada masa manfaat aset yang diproyeksikan.
d) Aktiva tetap harus memiliki nomor identifikasi yang unik. Nomor identifikasi untuk setiap aktiva
tetap harus terdiri dari informasi berikut antara lain: Kode Perusahaan, Lokasi aktiva, Kategori
aktiva, Nomor aktiva.

14.4.2.2. Transfer asset tetap


 Transfer permanen dari aktiva tetap harus dilakukan berdasarkan nilai buku bersih dan harus
dikoordinasikan dengan Bagian Pajak dan Finance & Accounting untuk mengantisipasi dampak
potensial dari transaksi tersebut.
 Asisten Akun Aktiva Tetap dari pemilik aktiva bertanggung jawab untuk menginformasikan
kepada Asisten Pajak mengenai transfer permanen tersebut dan mengirimkan copy tagihan
untuk membuat faktur pajak.
 Setiap transfer permanen harus disetujui sebelumnya oleh Dewan Direksi. Untuk transfer
sementara persetujuan harus diperoleh dari General Manager.
 Semua transfer aktiva tetap harus menggunakan formulir transfer dan penghapusan aktiva.
 Semua transfer aktiva tetap harus dikelola dengan baik dalam Daftar Aktiva Tetap oleh GA dan
Accounting Department Tetap memantau pergerakan semua aktiva.
 Jika aktiva tetap tersebut dibawa keluar dari wilayah perusahaan misalnya sedang diperbaiki diluar
tempat perbaikan mesin perusahaan atau dipinjam oleh perusahaan lain, daftar ijin keluar wilayah
perusahaan harus dibuat oleh GA departemen dan disetujui oleh managemen.

Ada 2 (dua) tipe transfer aktiva tetap sebagai berikut:


 Transfer permanen, transfer aktiva tetap disertai transfer kepemilikan. Jika transfer permanen
tersebut dilakukan antara dua perusahaan (antar perusahaan) maka, transfer permanen tersebut
dianggap sebagai penjualan aktiva.
 Transfer sementara, transfer aktiva tetap tanpa disertai transfer kepemilikan dan tidak ada
kewajiban untuk meng-update Daftar Aktiva Tetap bagi pemilik aktiva. Sementara peminjam aktiva
harus mendaftarkan aktiva dalam Daftar Aktiva Tetap dengan jumlah Rp. 1,- sehingga sistem dapat
menghitung biaya yang berhubungan dengan aktiva tersebut (kecuali biaya depresiaisi yang
ditanggung oleh pemilik aktiva).

14.4.2.3. Penghitungan Fisik Aktiva Tetap


 Penghitungan fisik aktiva tetap harus dilakukan minimal setahun sekali oleh Tim penghitungan
fisik aktiva tetap untuk memastikan keberadaan dan kondisi fisik aktiva tetap.
 Tim penghitungan fisik aktiva tetap ditunjuk oleh masing-masing Financial Controller.
 Semua perbedaan yang dicatat selama penghitungan fisik aktiva tetap harus segera ditindaklanjuti
dan dilaporkan dalam laporan penghitungan fisik aktiva tetap.
 Laporan penghitungan fisik aktiva tetap harus disetujui oleh Dewan Direksi.

14.4.2.4. Penghapusan Aktiva Tetap


 Suatu aktiva tetap dihapus dari neraca jika tidak dapat digunakan lagi atau secara permanen
berhenti beroperasi dan tidak memiliki nilai ekonomis di masa yang akan datang. Penghapusan
aktiva tetap dapat disebabkan oleh aktiva yang hilang, rusak atau tidak digunakan lagi, dll.

PUBLISH BY SM 89
ACCOUNTING HANDBOOK (POLICY & PROCEDURE MANUAL)

 Penghapusan dapat juga dilakukan jika aktiva tetap tidak sesuai untuk digunakan atau tidak dapat
digunakan meskipun masih tersisa umur ekonomisnya.Untuk kasus seperti ini, penggantian
aktiva tetap tersebut dapat dilakukan melalui proses persetujuan yang layak.
 Rekomendasi berdasarkan penghitungan fisik aktiva tetap dapat digunakan sebagai pertimbangan
untuk mengajukan penghapusan aktiva tetap.
 Penghapusan aktiva tetap dapat dilakukan melalui penjualan, lelang, atau aktiva tidak dapat
digunakan lagi. Pada saat aktiva tersebut dihapus, nilai yang tercatat dan akumulasi penyusutan
harus dihilangkan dari laporan keuangan, dan keuntungan atau kerugian dari transaksi tersebut
harus diakui.
 Transaksi penghapusan aktiva tetap harus disetujui oleh Pejabat yang berwenang sebagaimana
yang tercantum dalam “Manual of authority’ dan harus sesuai dengan peraturan pemerintah.
Penghapusan aktiva tetap harus dikomunikasikan dan dikoordinasikan dengan Bagian Pajak untuk
hal-hal yang berkaitan dengan pajak.
 Laporan sebagai bukti bahwa aktivitas penghapusan telah dilakukan (misalnya; laporan lelang,
laporan bahwa aktiva tidak dapat digunakan lagi, dll) harus dibuat sebagai dasar untuk
melakukan penghapusan aktiva dari neraca keuangan perusahaan.
 Sehubungan dengan penghapusan aktiva tetap, Daftar Aktiva Tetap harus di-update secara
akurat dan tepat waktu (untuk aktiva tetap yang dihapus) pada akhir bulan penghapusan
setelah dilakukan penghitungan penyusutan.

14.4.2.5. Penilaian Kembali/Penurunan Aktiva Tetap


 Perlakuan akuntansi terhadap penilaian kembali/penurunan aktiva tetap harus mengacu kepada
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang diterapkan oleh Perusahaan dan peraturan-
peraturan yang berlaku lainnya.
 Penilaian kembali/penurunan aktiva tetap harus dikoordinasikan dengan Bagian Pajak sebelum
dilaksanakan untuk mengantisipasi dampaknya terhadap aspek-aspek pajak.
 Penilaian kembali/penurunan aktiva tetap harus disetujui oleh Pejabat yang berwenang
sebagaimana yang tercantum dalam “manual of authority”.
 Penilaian kembali aktiva tetap harus dihitung berdasarkan nilai pasar atau nilai yang wajar yang
ditentukan oleh Appraiser/Penilai independen yang berlisensi.
 Perusahaan dinilai pada setiap tanggal pelaporan untuk mengetahui apakah ada indikasi bahwa
sebuah aktiva mengalami penurunan. Jika indikasi tersebut ada, atau jika uji penurunan aktiva
tahunan diperlukan, perusahaan memperkirakan nilai jual kembali dari aktiva tersebut. Jika nilai
buku dari suatu aktiva melebihi nilai jual kembalinya, aktiva tersebut dianggap mengalami
penurunan dan nilainya diturunkan sesuai dengan nilai jual kembalinya.
 Jika terjadi penilaian kembali aktiva tetap, perusahaan harus mengungkapkan antara lain:
 Tanggal penilaian kembali
 Nama Appraiser independen
 Metode dan asumsi-asumsi penting yang digunakan untuk memperkirakan nilai wajar
 Sejauh mana nilai wajar ditentukan secara langsung atau diperkirakan

14.4.2.6. Penggantian Aktiva Tetap


 Penggantian aktiva tetap dilakukan berdasarkan tabel berikut atau dapat dilakukan jika aktiva
tersebut telah usang, rusak atau jika aktiva yang dibeli tersebut tidak sesuai dengan permintaan
user.

PUBLISH BY SM 90
ACCOUNTING HANDBOOK (POLICY & PROCEDURE MANUAL)

 User dari Departemen yang terkait bertanggung jawab melakukan pemeriksaan fisik sebelum
penggantian aktiva tetap. Hasil dari pemeriksaan fisik akan menjadi dokumen pendukung dari
permohonan penggantian aktiva tetap.

14.4.2.7. Fixed Asset Period End Closing


 Semua aktiva tetap kecuali tanah disusutkan.
 Penyusutan nilai aktiva tetap harus dialokasikan sepanjang umur ekonomisnya secara sistematis.
 Perusahaan menerapkan metode garis lurus untuk menyusutkan seluruh aktiva tetapnya.
Perkiraan umur ekonomis dari setiap kategori aktiva tetap adalah sebagai berikut: Kategori
Gedung umur ekonomis 20 tahun, Kendaraan bermotor 4 tahun.
 Untuk perolehan aktiva tetap biaya-biaya penyusutan dimulai dari bulan berikut setelah
perolehan (sebelum tanggal 15 dicatat pada bulan yang sama, setelah tanggal 15 dicatat pada
bulan berikutnya). Sementara untuk penghapusan aktiva tetap biaya-biaya penyusutan dibiayakan
penuh pada bulan penghapusan tersebut.
 Nilai sisa umur ekonomis dan metode penyusutan harus ditinjau ulang secara berkala dan
disesuaikan jika perlu minimum setiap akhir tahun keuangan.
 Penyusutan untuk setiap periode harus diakui sebagai biaya untuk periode tersebut.
 Aktiva tetap yang telah disusutkan penuh harus tetap tercatat dalam Daftar Aktiva Tetap sampai
saat aktiva tersebut dihapuskan.
 Asisten Akun Aktiva Tetap bertanggung jawab melakukan rekonsiliasi antara General Ledger
dan Subsidiary Ledger setiap bulan untuk memastikan bahwa pembukuan-pembukuan tersebut
tepat dan penyesuaian-penyesuaian telah diproses dengan benar.

14.4.2.8. Fungsi dan tanggung jawab pemeliharaan asset tetap


 Semua permintaan pembelian aktiva tetap untuk kebutuhan perusahaan dipusatkan pada bagian
General Affair. Tujuannya perusahaan adalah menyediakan barang-barang perlengkapan,
peralatan dan lainnya pada kondisi yang paling menguntungkan perusahaan.
 Seluruh aktiva tetap yang dibeli dicatat sebagai harga perolehan adalah seluruh pengeluaran yang
terjadi dalam rangka mendapatkan dan menempatkan aktiva tersebut pada kondisi dan tempat
yang siap untuk digunakan
 Wewenang bagian general affair adalah: Menberi masukan ke bagian pembelian tentang
Supplier/Vendor yang paling menguntungkan perusahaan, Menentukan, Supplier/Vendor
untuk direkomendasikan, Menentukan cara/syarat pembayaran.

Tanggung jawab Bagian General Affair adalah:


 Memeriksa Formulir ”Permintaan/Pembelian/Perbaikan barang” dengan lengkap, benar,
ditandatangani oleh pemohon, sesuai budget tahunan, disetujui oleh atasan dan BOD
 Meminta ke Supplier untuk dibuatkan surat penawaran harga yang akan disampaikan ke bagian
pembelian, minimal 3 (tiga) Penawaran jika Pembelian diatas Rp.5 juta/unit barang
 Memonitor Order Pengadaan Barang kepada supplier/Vendor yang telah ditunjuk dan
dimintakan persetujuannya kepada Direksi, dan jika telah disetujui maka lembar pertama (asli)
agar dikirimkan kepada Supplier dan lembar kedua (copy) di file.
 Memeriksa dan pastikan dengan teliti bahwa aktiva tetap yang diterima dari supplier/vendor
sesuai dengan order Pengadaan Barang.

PUBLISH BY SM 91
ACCOUNTING HANDBOOK (POLICY & PROCEDURE MANUAL)

 Cap order pengadaan barang asli dengan “ Barang telah diterima sesuai pesanan dan dalam
keadaan baik” Cantumkan tanggal dan tanda tangan petugas yang berwenang untuk menerima
 Serahkan kembali asli Order Pengadaan barang kepada supplier sebagai tanda bukti penerimaan
barang, yang fungsinya untuk melakukan penagihan
 Simpan aktiva tetap yang telah diterima di gudang atau dapat langsung diserahkan kepada yang
mengajukan permohonan pembelian Barang
 General Affair mengetahui tagihan dari Supplier/Vendor/Pemasok : Faktur Penagihan/Kwitansi
penagihan bermaterai cukup, Faktur Pajak untuk pembelian barang kena pajak bila supplier
PKP, Order Pengadaan barang /SPK dan dicap “Barang telah diterima” dan ditanda tangani oleh
petugas yang berwenang untuk menerima barang.
 Tagihan yang telah ditahui & diverifikasi oleh bagian GA, seluruh dokumen penagihan yang
telah lengkap diserahkan ke bagian keuangan untuk proses pembayaran
 Mencatat pembelian fixed asset kedalam laporan Fixed Asset
 Membuat daftar laporan penambahan fixed asset
 Membuat laporan penjualan fixed asset
 Monitoring Fisik fixed asset minimal 3 (Tiga) bulan sekali
 Membuat laporan inventaris yang sudah rusak dan tidak terpakai lagi
 Membuat usulan penghapusan asset yang tidak terpakai lagi dan atau sudah rusak
 Memonitoring seluruh dokumen kepemilikan, STNK, Polis Asuransi dan masa berlakunya surat-
surat tersebut.
 Melakukan/memeriksa labetisasi asset pada inventaris aktiva tetap setahun sekali.
 Monitoring, melakukan pencatatan, dan menyampaikan ke bagian akuntansi bila terjadi
pemindahan aktiva tetap dari /ke lokasi lain.
 Melakukan lelang baik kekaryawan ataupun kefihak ketiga jia ada aktiva tetap yang akan dijual

PUBLISH BY SM 92
ACCOUNTING HANDBOOK (POLICY & PROCEDURE MANUAL)

15. Kebijakan dan Prosedur Manual – Pencatatan Hutang Usaha

15.1. Pengantar
Hutang usaha adalah jumlah agregat dari kewajiban jangka pendek entitas untuk membayar pemasok
untuk produk dan layanan yang entitas beli dengan kredit. Jika hutang dagang tidak dibayarkan
dalam ketentuan pembayaran yang disepakati dengan pemasok, hutang dianggap default, yang dapat
memicu pembayaran penalti atau bunga, atau pencabutan atau pengurangan kredit tambahan dari
pemasok.

Hutang usaha dianggap sebagai sumber uang tunai, karena itu merupakan dana yang dipinjam dari
pemasok. Ketika hutang dibayarkan, ini adalah penggunaan uang tunai. Dari perspektif manajemen,
penting untuk memiliki catatan hutang yang akurat, sehingga pemasok dibayar tepat waktu dan
kewajiban dicatat secara penuh dan dalam periode waktu yang benar.

Tujuan dari kebijakan hutang dagang adalah hanya membayar tagihan dan faktur perusahaan yang
sah dan akurat. Ini berarti bahwa sebelum faktur vendor dimasukkan ke dalam catatan akuntansi dan
dijadwalkan untuk pembayaran, faktur tersebut harus mencerminkan:
 Apa yang dipesan perusahaan
 Apa yang diterima perusahaan
 Biaya unit yang tepat, perhitungan, total, ketentuan, dll

15.2. Ruang lingkup


Kebijakan ini berlaku untuk memastikan departemen akuntansi dan keuangan bertanggung jawab atas
pemrosesan faktur yang tepat waktu dan akurat terkait pesanan pembelian. Kebijakan ini untuk
melukiskan otoritas, tanggung jawab, dan tugas-tugas lain dari departemen akuntansi dan keuangan
atau departemen lain yang berwenang untuk memproses hutang akun.

Tanggung jawab departemen akuntansi dan keuangan meliputi;


 Departemen berbagi tanggung jawab atas pembayaran tepat waktu dan akurat kepada vendor.
 Departemen harus memastikan bahwa pesanan untuk barang dan jasa dilakukan menggunakan
pesanan pembelian yang sah yang didanai secara memadai dan dalam kasus-kasus di mana perlu,
bahwa hutang dagang akan diberitahukan ketika barang diterima.
 Departemen harus meninjau biaya yang diposting ke akun mereka dan memberi tahu akun yang
harus dibayar jika diperlukan koreksi.
 Departemen juga harus memantau sitaan mereka untuk memastikan bahwa dana tersedia untuk
pembelian di masa depan.

15.3. Definisi
Hutang usaha adalah uang yang terhutang kepada pemasok/supplier yang ditunjukkan sebagai
liabilitas pada neraca perusahaan. Hutang usaha dicatat dalam sub-ledger Hutang pada saat faktur
dijamin untuk pembayaran. Dijamin, artinya faktur disetujui untuk pembayaran dan telah dicatat
dalam Buku Besar atau sub-buku besar AP sebagai kewajiban yang belum dibayar karena belum
dibayar.

PUBLISH BY SM 93
ACCOUNTING HANDBOOK (POLICY & PROCEDURE MANUAL)

Purchase request order (PRO) adalah permintaan dari departemen ke area pengadaan untuk membeli
barang atau layanan tertentu. PRO hanya berisi barang atau layanan yang berkaitan dengan biaya
operasional, seperti persediaan kantor, persediaan perumahan, alat tulis kantor, dan biaya operasional
lainnya. PRO disiapkan oleh Departemen Urusan Umum dan diteruskan ke departemen pengadaan.
PRO harus disiapkan minimal lima hari kerja sebelum dibeli.

Material Request Order (MRO) adalah permintaan dari departemen produksi atau yang terkait
dengan kegiatan produksi, ke area pengadaan untuk membeli barang atau layanan tertentu. Untuk
barang, itu harus berisi uraian lengkap lengkap, satuan pengukuran dan kuantitas. Ini juga dapat
berisi produsen yang disarankan, gambar teknis, gambar atau harga referensi. Untuk layanan, harus
berisi ruang lingkup pekerjaan yang terperinci dan kondisi di mana layanan harus dilakukan, peralatan
/ bahan yang diperlukan yang terlibat dan garis besar yang jelas tentang tanggung jawab perusahaan
dan kontraktor.

Job Order Request (JOR)/Work Oder kadang-kadang suatu siklus produksi memerlukan
pemeliharaan / perbaikan atau perbaikan mesin yang dapat kita sebut sebagai proyek kecil, penelitian
dan pengembangan atau perluasan pabrik untuk meningkatkan kapasitas produksi, kita dapat katakan
sebagai proyek besar. Setiap kegiatan dan biaya yang terkait dengan pemeliharaan, pengembangan
dan ekspansi diharapkan memiliki manfaat ekonomi di masa depan. Job Order Request (JOR) adalah
instruksi tertulis untuk melakukan pekerjaan sesuai dengan persyaratan yang ditentukan, dalam
jangka waktu yang ditentukan dan perkiraan biaya. JOR membantu manajemen untuk memelihara
dan memantau biaya yang terkait dengan proyek.

Purchase Order (PO) adalah kontrak pengadaan dasar yang dikeluarkan untuk semua sumber
perusahaan untuk barang dan / atau jasa. Dokumen ini adalah kontrak hukum yang mengikat
perusahaan dan vendor. Pesanan pembelian memberikan perincian tentang barang dan / atau jasa
yang ingin dibeli perusahaan termasuk deskripsi, harga per unit, jumlah yang dibeli dan tanggal
pengiriman. Bagian belakang pesanan pembelian mencantumkan syarat dan ketentuan standar
perusahaan. Formulir ini dihasilkan dari daftar permintaan pembelian atau permintaan bahan yang
telah disetujui oleh departemen pemesanan, atau departemen resmi dan direktur pelaksana dan
diterima di departemen pembelian. Departemen pengadaan mengeluarkan semua pesanan pembelian.

Material Receiving Report (MRR) adalah dokumen internal yang digunakan untuk mencatat materi
dan inventaris apa yang diterima oleh perusahaan. Laporan penerima dikirim ke departemen lain
untuk memberi tahu mereka item apa yang telah diterima dan siap digunakan.

Payment Terms dimulai ketika faktur dinyatakan dokumen lengkap dan dicap oleh akuntansi. Tanggal
pembayaran, mulai dari stempel tanggal. Ketentuan pembayaran biasanya 30 hari kalender atau ketika
daftar yang diserahkan kepada manajemen hutang telah disetujui untuk pembayaran. Faktur
dinyatakan lengkap dan siap untuk diproses ketika, faktur telah diklarifikasi oleh departemen
pengadaan bahwa barang dan jumlah yang ditunjukkan dalam faktur sama dengan yang tercantum
dalam pesanan pembelian. Departemen akuntansi kemudian memverifikasi faktur yang telah
diklarifikasi oleh departemen pengadaan, terutama kelengkapan faktur pajak. Jika semua elemen telah
dipenuhi kelengkapannya, akunting akan mencap sebagai tanda akunting yang lengkap dan siap
dibayar.

PUBLISH BY SM 94
ACCOUNTING HANDBOOK (POLICY & PROCEDURE MANUAL)

15.4 Kebijakan dan prosedur manual pencatatan hutang usaha

15.4.1. Kebijakan umum


Proses hutang harus efisien dan akurat agar laporan keuangan perusahaan menjadi akurat dan lengkap.
Tanpa proses hutang akun yang up-to-date dan dijalankan dengan baik, manajemen perusahaan dan
pengguna laporan keuangan lainnya akan menerima umpan balik yang tidak akurat tentang kinerja
perusahaan dan posisi keuangan.

Berikut kebijakan management yang berkaitan dengan hutang usaha;


 Nilai yang tertera dalam invoice harus sesuai dengan nilai pada Dokumen Tanda Terima Barang
(MRR), jika nilai invoice lebih besar atau item barang yang diterima tidak sesuai dengan nilai
Dokumen Tanda Terima Barang (MRR) maka harus dibuat invoice baru yang telah direvisi dari
supplier.
 Untuk invoice Non PO, Invoice harus mendapat persetujuan dan ditandatangani terlebih dahulu
oleh masing-masing Dept. Head sebelum diserahkan ke Finance Departement.
 Sebelum memproses invoice Non PO tersebut, Finance Controller telah menyetujui invoice
Non PO tersebut dan memastikan bahwa biaya-biaya tersebut telah sesuai dengan budget yang
telah disetujui.
 Jika Invoice Non PO tidak masuk dalam budget atau nilai invoice diatas budget, maka diperlukan
persetujuan atas biaya-biaya tersebut melalui Dept.Head masing-masing dan Finance Controller
dan CFO.
 Term of Payment (TOP) atau jangka waktu pembayaran hutang kepada supplier adalah sesuai
kontrak dan sejak tanggal diterimanya invoice/ tanda terima faktur oleh Finance Departement.
 Hutang Usaha Perusahaan dikategorikan menjadi 2 (dua):
 Nota pembelian (PO) / Kontrak (Kontrak) / Tagihan atas jasa (Faktur Pemesanan Layanan).
Jenis Tagihan ini adalah tagihan yang ditagihkan oleh Vendor berdasarkan persetujuan Nota
pembelian (PO) / Kontrak (Kontrak) / Permintaan Jasa (Pesanan Layanan). Jenis-jenis tagihan
ini pada umumnya disetujui dari barang dan jasa yang disetujui: pembelian bahan baku, jasa
konsultan dll.
 Faktur Non PO, Jenis tagihan ini adalah tagihan yang ditagihkan oleh Vendor tanpa pembayaran
Nota Pembelian (PO) / Kontrak (Kontrak) / Permintaan Jasa (Pesanan Layanan). Biaya-biaya
Akrual (misalnya: gaji dan tunjangan, bunga bank, telepon, listrik, udara, pajak dsb), Biaya
Perjalanan Dinas (misalnya: tiket pesawat, sewa mobil, hotel, dsb.
 Biaya Dibayar Dimuka (misalnya: bon sementara karyawan, asuransi, sewa gedung, dsb) dan
biaya-biaya lain tanpa Nota Pembelian (PO)/Kontrak/Permintaan Jasa (Service Order).

15.4.2. Prosedur dan manual pencatatan hutang ssaha

15.4.2.1. Prosedur menjadi rekanan/pemasok


Prosedure menjadi pemasok Perusahaan adalah sebagai berikut;
 Perusahaan atau perorangan mengirimkan data-data sesuai persyaratan untuk menjadi pemasok
sesuai ketentuan Perusahaan.
 Dari hasil penilaian & analisa telah memenuhi syarat-syarat menjadi Pemasok dan disetujui
Perusahaan.

PUBLISH BY SM 95
ACCOUNTING HANDBOOK (POLICY & PROCEDURE MANUAL)

 Rekanan/suplier/pemasok mengambil formulir pengisian data pemasok mengisinya dan


mengirimkan kembali ke Perusahaan.
 Data-data pemasok dimasukkan dalam database Perusahaan antara lain, Nama perusahaan,
Bentuk perusahaan, Tanggal berdirinya, Nama pimpinan perusahaan, Nama salesman, No
Telepon, Alamat Kantor & Gudang, Jenis barang yang akan dipasok, NPWP,Nama & Nomor
rekening Bank dan bersedia mengirimkan dokumen yang berhubungan dengan data pemasok
bila diperlukan
 Mendapat persetujuan dari Manajemen Perusahaan.

15.4.2.2. Prosedur pengisian data pemasok /rekanan/suplier:


 Suplier yang telah disetujui menjadi pemasok mengambil Formulir data Pemasok di Bagian
Pembelian Perusahaan.
 Pengisian data-data pemasok mempergunakan Mesin ketik, atau computer atau dibuat ulang
oleh calon rekanan dengan format & Isi sesuai aslinya dan ditandatangani oleh pimpinan
perusahaan atau yang dikuasakan dengan menandatangani diatas materai Rp. 6.000,-.
 Mengirimkan kembali isian data-data pemasok yang telah lengkap, jelas dan benar ke bagian
Pembelian Perusahaan, dan asli diserahkan ke bagian Keuangan.
 Bagian keuangan mengimput data pemasok dalam system pembayaran dan mengarsipnya
meliputi:
 Nama Pemasok
 Nama Bank
 Alamat Bank
 Nomor Rekening

15.4.2.3. Penerimaan tagihan dari pemasok/rekanan/suplier


 Petugas penerima tagihan dari supplier mengecek kelengkapan dokumen tagihan
dan kelengkapan antara barang yang dikirim dengan PO dan tagihan.
 Setelah lengkap dibuatkan tanda terima faktur disi tanggal dan tanda tangan serta nama
jelas penerima dan diberi stampel Receipt.
 Dokumen yang diterima distempel penerimaan tagihan sebagai dasar perhitungan jatuh tempo.

Supplier mengirimkan tagihan lengkap kebagian terima tagihan /tukar faktur meliputi:
1. Pesanan Permintaan Pembelian (PRO), Pesanan Permintaan Bahan (MRO) dan Permintaan
Pesanan Pekerjaan (JOR), harus disiapkan dan ditinjau oleh departemen pengguna.
2. Purchase Order (PO), harus disiapkan oleh departemen pengadaan / departemen rantai pasokan.
3. Pesanan Penerimaan Bahan (MRO), harus disiapkan oleh Gudang / departemen rantai pasokan.
4. Faktur atau tagihan, faktur dan tanda terima pajak, harus disiapkan oleh vendor atau pemasok.
5. Slip verifikasi faktur, harus disiapkan oleh departemen akuntansi.
6. Permintaan pembayaran, harus disiapkan oleh departemen keuangan atau perbendaharaan.
7. Voucher atau dijamin, sebagai dokumentasi, disiapkan oleh departemen akuntansi.

15.4.2.4. Prosedur verifikasi data & dokumen hutang usaha


 Memasukkan data-data tagihan kedalam buku hutang dan kartu hutang secara periodik (harian)
sesuai tanggal terima tagihan dari Supplier.
 Memeriksa kebenaran data hutang sesuai PO dan Price list/kontrak/SPK antara lain: Harga,
Kuantitas, Term of payment dan syarat-syarat lain.
PUBLISH BY SM 96
ACCOUNTING HANDBOOK (POLICY & PROCEDURE MANUAL)

 Memeriksa dan melengkapi dokumen meliputi :


- Tagihan/kwitansi bermaterai
- Surat Jalan asli
- Faktur pajak asli & copy asli
- Purchases Order asli atau yang dilegalisir
- Receiving report asli
- Faktur pembelian intern asli

15.4.2.5. Pengakuan dan pembukuan


Hutang usaha harus diakui dan dicatat dalam pembukuan dengan nilai wajar (jumlah faktur) ketika
barang atau jasa telah ditagih, dengan mempertimbangkan hal-hal berikut;
A. Klasifikasi hutang usaha; penyajian liabilitas lancar di Neraca berdasarkan SAK (Standar Akuntansi
Keuangan) No. 1 “liabilitas diklasifikasikan sebagai liabilitas jangka pendek, jika: (a) diharapkan akan
diselesaikan dalam siklus hidup normal operasi perusahaan; atau (b) jatuh tempo dalam waktu dua
belas bulan sejak tanggal neraca”.
B. Tanggal pengakuan; tanggal jatuh tempo, ketika dokumen penagihan (faktur, faktur pajak,
dokumen pendukung lainnya) diterima lengkap di departemen akuntansi. Lengkap berarti tidak
ada revisi dokumen.
C. Dalam beberapa kasus perusahaan dapat menerima diskon perdagangan untuk barang atau jasa
yang dibeli dari pemasok. Dalam situasi ini, hanya jumlah bersih faktur yang diakui sebagai hutang.
D. Selain itu, perusahaan dapat menerima nota kredit dari pemasok yang menyesuaikan transaksi
pembelian sebelumnya, misalnya, untuk faktur berlebih atau barang rusak. Saldo hutang terutang
harus mencerminkan kewajiban yang sebenarnya setelah memungkinkan untuk penyesuaian ini.

15.2.2.6. Umur Hutang Usaha


Laporan umur piutang usaha mengkategorikan hutang kepada pemasok berdasarkan waktu.
Laporan biasanya disiapkan dengan periode waktu 30 hari, sehingga setiap kolom berturut-turut
dalam laporan mencantumkan faktur pemasok yang;
Berusia
 0 hingga 30 hari
 Berusia 31 hingga 60 hari
 Berusia 61 hingga 90 hari
 Lebih lama dari 90 hari

Maksud dari laporan ini adalah untuk memberikan pengguna alat bantu visual dalam menentukan
faktur mana yang telah lewat waktu untuk pembayaran. Namun, kelemahan utama dalam laporan ini
adalah ia menganggap semua faktur akan jatuh tempo dalam 30 hari. Pada kenyataannya, beberapa
faktur mungkin jatuh tempo pada saat diterima, dalam 60 hari, atau hampir di mana saja di antaranya.
Akibatnya, faktur yang tercantum dalam laporan penuaan sebagai lancar mungkin sebenarnya
terlambat untuk pembayaran, sementara faktur yang tercantum dalam keranjang waktu 31 hingga 60
hari mungkin belum benar-benar dibayarkan.

Agar laporan menjadi efektif, harus dibersihkan secara berkala, sehingga debit dan kredit yang
menyimpang dihapus dari laporan atau hanya mencantumkan faktur pemasok yang hampir jatuh
tempo atau terlambat untuk pembayaran, berdasarkan tanggal faktur dan ketentuan pembayaran
pemasok.
PUBLISH BY SM 97
ACCOUNTING HANDBOOK (POLICY & PROCEDURE MANUAL)

15.2.2.7. Prosedur rencana pembayaran hutang usaha


 Membuat data-data hutang dagang per supplier berdasarkan tanggal tukar faktur dan jatuh
tempo pembayaran.
 Membuat analisa umur hutang berdasarkan tanggal tukar faktur.
 Mamasukkan data-data hutang kedalam rencana pembayaran berdasarkan :
 Term of payment/jatuh tempo pembayaran hutang per supplier
 Jumlah hutang yang akan dibayar
 Memperhatikan skala prioritas karena kontrak, keperluan mendesak dan lainnya.
 Mempertimbangkan jumlah dana yang tersedia.( atau dana yang akan masuk)

15.2.2.8. Prosedur pembuatan kredit nota dari retur beli oleh pemasok
Atas barang yang dibeli, dilakukan pengembalian barang karena tidak sesuai dengan perjanjian yang
telah disetujui, misalnya karena mutu, ukuran, expired date dan lain sebagainya, maka atas retur beli
tersebut dibuatkan dokumen credit note oleh pemasok dengan prosedure sebagai berikut:
a. Bagian penagihan menerima bukti-bukti pengembalian barang atau jasa dilengkapi:
 Purchases order, Kontrak, atau SPK ke pemasok
 Surat pengembalian barang barang, jasa dari warehouse.
b. Bagian tukar faktur penagihan menerima kredit nota dengan perincian:
 Nota retur pebelian dengan diberi nomor
 Bukti pengembalian barang atau jasa
 Copy tagihan dari suplier dinota returkan
 Dokumen pendukung lainnya bila diperlukan (nota perhitungan dan lainnya)
c. Data nota retur tersebut diverifikasi oleh petugas verifikasi hutang
d. Dibuatkan tanda terima atas penyerahan credit nota atas retur pembelian tersebut
e. Membukukan dalam buku retur pembelian dan diarsip.

15.2.2.9. Prosedure pembuatan debit nota atau kredit nota dari transaksi koreksi
Tagihan yang diterima dari pemasok dilakukan koreksi karena ada kesalahan baik kesalahan atas
penagihan dari suplier atau karena koreksi oleh bagian verifikasi perusahaan. Dokumen yang
dipergunakan oleh pemasok adalah dengan debit nota untuk kekurangan dalam penagihan dan
sebaliknya credit nota bila yang ditagihkan lebih besar dari yang sesungguhnya, koreksi ini dapat
dari harga, kuantiti atau harga & kuantiti dan kesalahan lainnya. Prosedure pembuatan kredit nota
atau debit nota adalah sebagai berikut:
a. Bagian Penerima tagihan menerima bukti-bukti kesalahan dari penagihan dan dilengkapi:
 PO, Kontrak, atau SPK ke pemasok
 Tagihan atau Faktur/kwitansi /DO yang harus dikoreksi
b. Bagian tukar faktur menerima debit nota atau kredit nota dengan perincian:
 Debit nota atau credit nota dengan bernomor
 Nota perhitungan jumlah kekurangan atau kelebihan yang harus dikoreksi

 Faktur pembelian/tagihan yang harus dibebit atau kredit nota kan


 Dokumen pendukung lainnya bila diperlukan (nota perhitungan dan lainnya)
c. Data Debit nota atau kredit nota tersebut diverifikasi oleh bagian Tukar faktur dan diberi tanda
terima
d. Membukukan dalam buku, kartu hutang dan diarsip.
PUBLISH BY SM 98
ACCOUNTING HANDBOOK (POLICY & PROCEDURE MANUAL)

15.2.2.10. Prosedur Pembayaran Hutang Dagang


Prosedur pembayaran hutang usaha adalah sebagai berikut:
 AP Staff membuat perencanaan pembayaran hutang supplier/vendor setiap bulannya untuk
digunakan dalam pembuatan perkiraan Cash flow mingguan.
 Berdasarkan perencanaan pembayaran tersebut, AP Staff mengajukan proposal pembayaran
hutang supplier/vendor untuk direview oleh Finance Controller dan disetujui oleh Direksi
setiap minggu. Isi dari proposal pembayaran hutang supplier/vendor mencakup nama
supplier/vendor, tanggal tanda terima faktur, jatuh tempo pembayaran, umur hutang, no.
Invoice supplier/vendor, dan jumlah hutang.
 Didalam pengajuan proposal pembayaran hutang supplier/vendor tersebut, AP Staff telah
membuat pemilihan dan prioritas hutang supplier/vendor yang akan dibayarkan.
 Berdasarkan proposal pembayaran hutang yang telah disetujui oleh Financial Controller dan
Direksi, AP Staff melakukan proses pembayaran hutang supplier/vendor.
 Proposal pembayaran hutang disertai dengan dokumen-dokumen pendukung, seperti: invoice,
copy faktur pajak, RR, Surat Jalan, PO (untuk transaksi dengan PO – 3 way matching). Untuk
pembayaran kepada vendor telah disertai dengan dokumen pendukung seperti: invoice, faktur
pajak dan PO.
 Berdasarkan proposal pembayaran yang telah disetujui tersebut, AP Staff menyiapkan
pembayaran hutang supplier (voucher pembayaran bank, menulis jumlah hutang yang akan
dibayar pada giro, nama penerima giro, tanggal giro, tanggal pencairan giro atau transfer).
 AP Staff mengajukan giro-giro yang akan dibayar untuk hutang supplier dan
voucher pembayaran bank beserta dokumen pendukungnya (Proposal Pembayaran Hutang
Supplier/Vendor) untuk direview dan ditandatangani oleh Finance Controller, Direksi (sesuai
dengan otoritas untuk pembayaran antara Perusahaan dengan Bank yang bersangkutan).
 AP Staff melakukan entry pelunasan hutang supplier/vendor didalam sistem atas giro-giro/
transfer yang telah ditandatangani tersebut dan setelah giro-giro tersebut diserahkan kepada
supplier/vendor. Pelunasan hutang supplier diakui pada saat giro pembayaran telah diterima
oleh supplier.

Payment Method/Cara Pembayaran


Prepayment (pembayaran dimuka) Pembayaran di muka adalah pembayaran hutang atau cicilan
sebelum tanggal jatuh tempo resminya. Pembayaran di muka dapat untuk seluruh saldo atau untuk
pembayaran yang akan datang yang dibayarkan di muka dari tanggal di mana peminjam berkewajiban
secara kontrak untuk membayarnya. Barang dan jasa dapat dibayar dimuka. Jika mereka belum
diterima pada akhir tahun keuangan, jumlah prabayar akan muncul di Neraca sebagai pembayaran di
muka dan bukan sebagai biaya dalam akun Untung dan Rugi. Jumlah ini kemudian akan dikurangkan
dari neraca dan ditambahkan ke biaya P&L. Dengan cara ini biaya yang terlibat akan dibebankan ke
periode akuntansi yang benar.

Cash on delivery (COD) adalah jenis transaksi di mana penerima melakukan pembayaran untuk barang
pada saat pengiriman. Jika pembeli tidak melakukan pembayaran saat barang dikirim, maka barang
dikembalikan ke penjual. Penerima dapat melakukan pembayaran dengan uang tunai, cek bersertifikasi
atau wesel, tergantung pada apa yang ditentukan oleh kontrak pengiriman. Jenis transaksi ini biasanya
terjadi melalui perusahaan pengiriman dan memungkinkan penjual dan pembeli produk untuk
meminimalkan risiko penipuan atau default. COD memungkinkan pembeli untuk membayar pada saat

PUBLISH BY SM 99
ACCOUNTING HANDBOOK (POLICY & PROCEDURE MANUAL)

pengiriman daripada harus membayar di muka. Pembeli mengirimkan pembayaran kepada perusahaan
pengiriman, yang kemudian menyampaikan kembali pembayaran kepada penjual.

Free on board (FOB) adalah istilah perdagangan yang mengharuskan penjual untuk mengirimkan
barang di atas kapal yang ditunjuk oleh pembeli. Penjual memenuhi kewajibannya untuk mengirimkan
barang yang telah melewati rel kapal. Ketika digunakan dalam istilah perdagangan, kata "bebas" berarti
penjual memiliki kewajiban untuk mengirimkan barang ke tempat yang ditentukan untuk ditransfer
ke operator. Metode ketiga di atas umum digunakan. Perusahaan dalam hal ini tidak memungkinkan
pelaksanaan pembayaran langsung, semua pembayaran harus disetujui melalui transfer bank (pihak
ketiga).

15.2.2.11. Penanganan hutang usaha bermasalah


Hutang usaha bisa bermasalah, dan sebagaian besar terjadi karena kurang memperhatikan syarat-
syarat jual beli dan mengesampingkan administrasi, dan apabila tidak dimanage dengan baik
dikemudian hari baru timbul masalah.
Contoh-contoh masalah yang timbl dari hutang usaha yaitu antara lain:
 Pemenuhan barang atau jasa tidak sesuai order atau melebihi order, atau order pemesanan via
telepon tanpa dokumentasi, timbul masalah waktu penagihan..
 Penagihan untuk harga, quantity atau specification atau tanggal pengiriman tidak sesuai PO,
atau PO tidak dikirim ke Supplier.
 Perbedaan persepsi dalam perjanjian seperti pinalti dan lain-lain
 Untuk hutang-hutang bermasalah difile tersendiri dan dibuatkan kronologisnya mengapa
hutang ini dapat bermasalah, layak untuk dibayar atau tidak, dan seberapa jauh pengaruhnya
terhadap komitmen dan nama baik perusahaan.

Penanganan hutang bermasalah dengan prosedure sebagai berikut:


 Bagian verifikasi hutang dagang yang mengetahui bahwasanya hutang dagang tersebut
bermasalah segera menyampaikan ke manager keuangan untuk mengambil langkah penyelesaian.
 Apabila hutang dagang tersebut tidak layak bayar segera dikembalikan ke pemasok atau
menfilenya dalam dokumen hutang dagang bermasalah, hal ini untuk menjaga penyalahgunaan
dokumen tersebut.
 Sesuai prinsip konservative, maka membukukan dalam kewajiban lain-lain atau ke pos hutang
dagang.
 Apabila Hutang dagang tersebut masih layak untuk dibayar segera minta ke bagian yang terkait
untuk dilengkapi dokumen pendukungnya terdiri dari :
- Tagihan/kwitansi bermaterai.
- Surat Jalan asli
- Faktur pajak asli & copy asli ( putih, kuning)
- Purchases Order asli atau yang dilegalisir.
- Receiving report asli
- Faktur pembelian intern asli

15.2.2.12. Prosedur AP period end closing


 AP Staff melakukan rekonsiliasi hutang antara buku besar hutang supplier/vendor dan buku
besar pembantu hutang supplier/vendor yang tercatat di sistem.

PUBLISH BY SM 100
ACCOUNTING HANDBOOK (POLICY & PROCEDURE MANUAL)

 AP Staff segera membuat penyesuaian atau koreksi jika ditemukan item yang belum direkonsiliasi
pada saat dilakukannya rekonsiliasi dan menyerahkannya kepada Finance Controller untuk
direview dan disetujui sebelum dilakukan posting ke general ledger.
 AP Staff menyerahkan laporan rekonsiliasi hutang supplier/vendor kepada Finance Controller
untuk direview dan disetujui.

15.2.2.13. Summary proses pencatatan hutang usaha


Proses hutang harus efisien dan akurat agar laporan keuangan perusahaan menjadi akurat dan lengkap.
Karena pembukuan entri ganda, penghilangan faktur vendor sebenarnya akan menyebabkan dua akun
melaporkan jumlah yang salah. Untuk memastikan hutang yang efisien dan akurat, perusahaan
memiliki aliran proses yang harus diikuti dan dipatuhi oleh departemen yang terlibat dalam proses
pembayaran hutang.

PUBLISH BY SM 101
ACCOUNTING HANDBOOK (POLICY & PROCEDURE MANUAL)

16. Kebijakan dan Prosedur Manual - Transaksi Inter-Company & Pihak Berelasi

16.1. Pengantar
Akuntansi antar perusahaan (Inter-Company transaction) adalah seperangkat prosedur yang
digunakan oleh perusahaan induk (Parent Company) untuk menghilangkan transaksi yang terjadi
antara anak perusahaan. Misalnya, jika satu anak perusahaan telah menjual barang ke anak perusahaan
lain, ini bukan transaksi penjualan yang valid dari perspektif perusahaan induk, karena transaksi terjadi
secara internal. Konsekuensinya, penjualan harus dihapus dari pembukuan pada saat laporan keuangan
konsolidasian perusahaan induk disusun.

Transaksi antar perusahaan dapat ditandai dalam sistem akuntansi sehingga dapat secara otomatis
didukung ketika laporan keuangan konsolidasi disusun. Jika tidak ada fitur penandaan dalam
perangkat lunak, maka transaksi harus diidentifikasi secara manual, yang memiliki tingkat kesalahan
yang tinggi.

Akuntansi antar perusahaan dapat menjadi salah satu hambatan utama dalam proses penutupan buku
untuk perusahaan induk, dan karenanya harus menjadi fokus perhatian manajemen untuk menemukan
cara untuk merampingkan proses. Kompleksitas akuntansi antar perusahaan meningkat karena
memperluas di luar area akuntansi dan keuangan dan menjadi konsern departemen pajak. Perusahaan
harus menesuaikan laporan keuanganya dengan peraturan pajak yang berlaku.

Idealnya semua intercompany/related party transactions dilakukan dengan prinsip kewajaran, atau
yang dikenal dengan istilah “arm’s length principal”. Maksud dari istilah tersebut adalah transaksi
antar related parties’ dilakukan pada sebuah harga yang “tidak istimewa”. Harga yang tidak istimewa
adalah harga yang akan dikenakan bilamana transaksi tersebut dilakukan dengan non-related party.
Selain itu perlu diingat juga bahwa mangement harus bisa menjelaskan nature daripada intercompany
transactions.

“Transfer pricing” merupakan istilah dalam pajak, yang pada dasarnya melekat erat pada perusahaan
multinasional (MNC). Tetapi Perusahaan lokal yang mana dalam pengelolaan usahanya memiliki anak-
anak perusahaan (anak perusahaan) sehingga terjadi hubungan transfer pricing.

Memodernisasi proses akuntansi antar perusahaan dapat menginspirasi produktivitas yang lebih besar
dan mendeteksi kesalahan akuntansi sebelum mengarah pada penyajian kembali laporan keuangan. Ini
memungkinkan tim accounting dan keuangan untuk melakukan analisis real-time antar-perusahaan
secara real-time dan terus-menerus, dan memberikan Financial Controller dan Direksi informasi yang
mereka butuhkan setiap saat.

PUBLISH BY SM 102
ACCOUNTING HANDBOOK (POLICY & PROCEDURE MANUAL)

Berikut ilustrasi yang mengambarkan transaksi inter-company;

Laporan Posisi Transaksi


Keuangan & &
laba rugi Saldo

Dipengaruhi

- Keberadaan Pihak yang mempunyai


hubungan istimewa
- Termasuk komitment degan pihak tersebut

16.2. Ruang lingkup


Tujuan dari manual ini adalah untuk memastikan bahwa Laporan Keuangan Perusahaan berisi
pengungkapan yang diperlukan untuk dijadikan perhatian terhadap kemungkinan bahwa posisi
keuangan dan laba rugi telah dipengaruhi oleh keberadaan pihak-pihak berelasi dan oleh transaksi
dan saldo, termasuk komitmen, dengan pihak-pihak tersebut.

Adapun tugas Accounting Department adalah;


 Mengidentifikasi hubungan dan transaksi dengan pihak-pihak berelasi
 Mengidentifikasi saldo, komitmen antar entitas dengan pihak-pihak berelasi
 Menentukan pengungkapan yang dibutuhkan baik untuk Laporan Keuangan Konsolidasi,
Terpisah, yang disajikan individual

16.3. Definisi
Intercompany transactions adalah transaksi antara semua perusahaan yang berada di bawah umbrella
perusahaan induk. Intercompany transactions bisa terjadi antara subsidiary dengan headquarter,
ataupun transaksi antara subsidiary yang satu dengan yang lain.

Transaksi antar subsidiary mengakibatkan saldo resiprokal (timbal balik) pada neraca afisiliasi,
misalanya;
Transaksi penjualan antar subsidiary menghasilkan saldo resiprokal;
- Penjualan dan pembelian (HPP)
- Piutang usaha dan hutang usaha
Transaksi pinjaman antar subsidiary menghasilkan saldo resiprokal;
- Noted receivale and note payable
- Interest income dan interet expense
Keuntungan dan kerugian transaksi antar subsidiary antar perusahaan harus di elememinasi
sampai di realisasi melalui penggunaan atau penjualan kepada pihak luar entitas yang di
konsolidasikan

PUBLISH BY SM 103
ACCOUNTING HANDBOOK (POLICY & PROCEDURE MANUAL)

16.4. Kebijakan dan prosedur manual pencatatan akuntansi transaksi inter-company dan pihak yang
berelasi

16.4.1. Kebijakan umum


PT ABC-Financial adalah Perusahaan yang dalam proses bisnisnya menghasilakan barang dan jasa.
Dalam rangka mengembangkan bisnisnya dan memberikan pelayanan terbaik kepada costumernya
maka perusahaan melakukan ekspansi bisnis yaitu dengan membuka kantor perwakilan baru di lokasi
yang berbeda dengan kantor pusat.

Dalam praktik akuntansinya, mulai tahun buku 1 Januari – 31 Desember 2020 Perusahaan menetapkan
kebijakan penyajian laporan laba rugi secara terpisah. Sehingga dalam praktik akuntansi sehari-hari
muncul dua entitas akuntansi, yakni entitas akuntansi terpusat dan entitas akuntansi cabang;
 Entitas akuntansi terpusat mencatat dan menyajikan semua transaksi keuangan Perusahaan sesuai
dengan Standard Akuntansi Keuangan (SAK-1).
 Entitas akuntansi cabang mencatat dan menyajikan transaksi keuangan berdasarkan droping-
dana/penempatan dana di cabang yang disetujui atau laporan pertanggung jawaban penggunaan
dana.

Dengan kata lain pembukuan akuntansi di kantor cabang memiliki sistem yang terpisah dengan kantor
pusat, dimana cabang membuat pembukuan akuntansi sendiri tetapi hanya sebatas pencatatan biaya.
Pembukuan akuntansi ini hanya digunakan untuk keperluan internal kantor pusat dan cabang saja.
Sedangkan untuk kepentingan dengan pihak eksternal, kantor pusat akan mempersiapkan laporan
konsolidasi (single financial report).

Sementara kebijakan PT ABC-Financial terkait inter-company account antar cabang adalah sebagai
berikut:
 Saldo dan transaksi antar cabang akan dihilangkan, termasuk didalamnya transaksi piutang dan
hutang antar cabang, penjualan dan pembelian.
 Laba pada penjualan persediaan antar cabang akan di eleminasi, dimana mutasi persedian antar
cabang hanya dicatat sebagai mutasi internal persediaan.

PT ABC-Financial juga, dalam pengungkapan transaksi dengan pihak-pihak yang memiliki hubungan
istimewa sepenuhnya tunduk dengan Standar Akuntansi Keuangan pasal 27- Pengungkapan Pihak-
Pihak yang berelasi.

16.4.2 Prosedur dan manual pencatatan akuntansi transaksi inter-company dan pihak yang berelasi

16.4.2.1. Prosedur pencatatan akuntansi pada tiap cabang (kantor cabang)


 Pembukuan akuntansi di kantor cabang memiliki sistem yang terpisah dengan kantor pusat,
dimana cabang membuat pembukuan akuntansi sendiri tetapi hanya sebatas pencatatan biaya.
 Saldo dan transaksi antar cabang akan dihilangkan, termasuk didalamnya transaksi piutan dan
hutang antar cabang, penjualan dan pembelian.
 Laba pada penjualan persediaan antar cabang akan di eleminasi, dimana mutasi persedian antar
cabang hanya dicatat sebagai mutasi internal persediaan.
 Harga transfer persediaan ditetapkan sebesar harga pokok.

PUBLISH BY SM 104
ACCOUNTING HANDBOOK (POLICY & PROCEDURE MANUAL)

 Mutasi rekening antar cabang tidak bersipat resiprokal (timbal balik) sehingga Pada saat
membuat laporan konsolidasi, rekening resiprokal tidak dieliminasi.
 Cabang tidak memiliki persedian untuk barang-barang yang akan di jual.
 Untuk pengadaan aktiva tetap dilakukan oleh masing-maing cabang sehingga aktiva tersebut
dicatat di pembukuan masing-masing cabang, keculai terjadi transfer aktiva tetap.
 Untuk perlakuan Pajak Penghasilan (PPh) mengikuti Peraturan Pajak yang berlaku.

16.4.2.2. Prosedur pencatatan akuntansi pihak-pihak yang berelasi


Pihak-pihak Berelasi adalah orang atau entitas yang terkait dengan entitas tertentu dalam menyiapkan
laporan keuangannya.

16.4.2.2.1. Pihak-pihak yang berelasi


 Orang atau anggota keluarga terdekat mempunyai relasi jika:
 Memiliki pengendalian atau pengendalian bersama atas entitas
 Memiliki pengaruh signifikan terhadap entitas pelapor
 Personal manajemen kunci entitas pelapor atau entitas induk entitas pelapor

Anggota keluarga dekat dari individu -> anggota keluarga yangmungkin mempengaruhi, atau
dipengaruhi oleh, orang dalam hubungan mereka dengan entitas. Mereka dapat termasuk:
- Pasangan hidup dan anak dari individu
- Anak dari pasangan hidup individu
- Tanggungan dari individu atau pasangan hidup individu

Anggota manajemen kunci adalah orang-orang yang mempunyai kewenangan dan tanggung jawab
untuk merencanakan, memimpin dan mengendalikan aktivitas entitas, secara langsung atau tidak
langsung, termasuk direktur dan komisaris (baik eksekutif maupun tidak) dari entitas.

16.4.2.2.2. Pengungkapan
 Hubungan antara entitas induk dan entitas anak harus diungkapkan terlepas dari apakah telah
terjadi transaksi antara mereka.
 Jika entitas induk maupun pihak pengendali paling akhir tidak melaporkan laporan keuangan
konsolidasian yang tersedia untuk keperluan umum, nama entitas induk berikutnya yang paling
pertama menghasilkan laporan keuangan diungkapkan (hubungan anak dan induk mengikuti
PSAK 4 Laporan Keuangan konsolidasian).
 Entitas mengungkapkan kompensasi anggota manajemen kunci secara total dan untuk masing-
masing kategori berikut:
- Imbalan kerja jangka pendek
- Imbalan pasca-kerja
- Imbalan kerja jangka panjang lainnya
- Imbalan pemutusan hubungan kerja
- pembayaran berbasis saham
 Jika entitas memiliki transaksi dengan pihak-pihak berelasi dalam satu periode maka entitas
mengungkapkan:
 Sifat dari hubungan dengan pihak-pihak yang mempunyaihubungan istimewa
 Informasi mengenai transaksi dan saldo, termasuk komitmen, yang diperlukan untuk memahami
potensi dampak hubungan tersebudalam laporan keuangan.
PUBLISH BY SM 105
ACCOUNTING HANDBOOK (POLICY & PROCEDURE MANUAL)

 Sekurang-kurangnya, pengungkapan meliputi:


- Nilai transaksi
- Jumlah saldo, termasuk komitmen
- Penyisihan piutang ragu-ragu terkait dengan jumlah saldo tersebut
- Beban yang diakui selama periode dalam hal piutang ragu-ragu atau penghapusan piutang
dari pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa

Contoh kasus;
PT ABC-Financial membeli barang dari PT. XWZ dengan harga 600 juta, di mana harga tersebut
adalah harga wajar (arm length transaction). PT ABC-Financial memiliki 40% saham biasa PT. XWZ.

PT ABC-Financial adalah pihak berelasi bagi PT. XWZ karena PT ABC-Financial memiliki kepemilikan
signifikan sebesar 40%. Walaupun transaksi yang dilakukan merupakan arm length transaction, nilai
transaksi tersebut harus diungkapkan (digabungkan dengan transaksi yang serupa dalam tahun
tersebut jika ada). Pengungkapan atas transaksi dengan pihak berelasi dengan menggunakan harga
wajar perlu diungkapkan jika informasi tersebut dapat dibuktikan. Sifat hubungan tetapi bukan
namanya perlu diungkapkan

PT ABC-Financial adalah entitas yang telah menerapkan IAS 24. Pengungkapan yang dibutuhkan IAS
24 dalam Laporan Keuangan PT. KMI meliputi setiap transaksi sebagai berikut:
PT ABC-Financial menjual barang-barang secara kredit kepada PT. DEF yang merupakan entitas yang
dimiliki oleh anak salah satu direktur. Pada akhir tahun terdapat piutang sebesar 100 juta dari PT.
DEF kepada PT ABC-Financial. 100 juta diakui dalam laporan laba rugi karena dianggap sebagai non-
recoverable. Biaya penagihan sebesar 4 juta.

Kepemilikan PT. DEF terkait dengan PT ABC-Financial menyebabkan terjadinya hubungan istimewa
sehingga harus diungkapkan sifat hubungan tersebut, setiap transaksi selama periode berjalan dan
fakta banwa saldo piutang 100 juta dianggap non-recoverable dan dilaporkan dalam Laporan Laba
Rugi. Tidak ada persyaratan untuk mengungkapkan biaya penagihan utang sebesar 4 juta atau nama
PT. DEF, Direktur PT ABC-Financial atau putra putrinya.

PUBLISH BY SM 106
ACCOUNTING HANDBOOK (POLICY & PROCEDURE MANUAL)

17. Kebijakan dan Prosedur Manual – Financial Management (Sistim Pengelolaan


Keuangan Perusahaan)

17.1. Pengantar
Secara umum, pengertian manajemen keuangan adalah suatu proses perencanaan, pengaturan,
penggerakan, dan pengawasan aktivitas keuangan (finansial) suatu Perusahaan.

Manajemen keuangan juga bisa diartikan sebagai proses yang berkaitan dengan kegiatan keuangan:
cara mendapatkan, menggunakan, mengalokasikan, dan mengelola aset/finansial dalam rangka
pencapaian tujuan suatu organisasi/perusahaan. Apa tujuan utama perusahaan? Yaitu memaksimalkan
profit (laba) dan meminimalkan risiko (kerugian).

Dengan kata lain, inti dari manajemen keuangan atau financial management adalah proses pencapaian
tujuan perusahaan dalam perspektif keuangan. Jadi, semua hal yang berkaitan dengan finansial
perusahaan, maka di sana ada peran dari manajemen keuangan.

Secara umum, ada tujuh prinsip manajemen keuangan yang perlu dipahami. Ketujuh elemen ini
memiliki peran penting dalam ruang lingkup manajemen keuangan. Untuk lebih jelas, berikut
penjelasan mengenai prinsip manajemen keuangan.

1. Akuntabilitas (Accountability)
Apa itu prinsip akuntabilitas? Pengertian akuntabilitas adalah suatu bentuk tanggung jawab, kewajiban
moral dan hukum di mana hal itu melekat pada suatu individu, kelompok, atau korporasi dalam
memberikan penjelasan tentang kewenangan yang dimiliki. Dengan kata lain, setiap pihak yang
bersangkutan mesti menyampaikan segala hal tentang sumber daya dan kegiatan tertentu yang dapat
dipertanggungjawabkan sehingga semua pihak dapat mengetahui bagaimana kewenangan itu
digunakan.

Sebagai contoh, perusahaan melakukan peminjaman sejumlah dana kepada bank sebagai pihak
eksternal. Maka, pihak internal perusahaan, dalam hal ini khususnya manajer keuangan, harus bisa
mempertanggungjawabkan penggunaan dana pinjaman tersebut: digunakan untuk apa, berapa
kuantitas penggunaan, dan semua hal yang berkaitan dengan kewenangan tersebut.

Pertanggungjawaban tersebut tidak hanya terkhusus kepada pihak eksternal selaku pemberi pinjaman,
tetapi juga mesti diketahui oleh pihak stakeholders yang memiliki kewenangan untuk mengetahui,
seperti Dewan Direksi, Dewan Komisaris, bahkan pemilik perusahaan. Prinsip akuntabilitas bertujuan
agar tidak terjadi hal-hal yang menyimpang terutama dalam penggunaan dana.

2. Transparansi (Transparancy)
Apa ituprinsip transparansi? Pengertian transparansi dalam konteks manajemen keuangan adalah
suatu bentuk sikap di mana dalam setiap kegiatan manajemen harus terbuka dan tidak ada yang
disembunyikan tentang informasi tertentu, seperti informasi laporan keuangan, ketepatan waktu
pelaporan, dan hal terkait lainnya.

PUBLISH BY SM 107
ACCOUNTING HANDBOOK (POLICY & PROCEDURE MANUAL)

Setiap anggota yang ada di dalam struktur organisasi mesti transparan dalam melakukan setiap
kewajiban yang menjadi tanggung jawabnya, sehingga semua pihak dapat memperoleh hasil secara
utuh mengenai kinerjanya.

Sebagai contoh, manajer keuangan bertanggung jawab atas pelaporan keuangan perusahaan. Dalam
proses pembuatan laporan, mesti dilakukan secara transparan, seperti menyampaikan informasi dan
data-data sebenarnya secara lengkap dan akurat. Kemudian, laporan keuangan tersebut harus dapat
dilihat atau diakses oleh pihak stakeholders sehingga setiap pihak tidak merasa ada yang dirugikan.

Jika dalam proses ini tidak terdapat transparansi, maka potensi kecurangan sangat besar sehingga
tentu saja ada pihak-pihak yang dirugikan. Oleh karena itu, transparansi adalah prinsip manajemen
keuangan yang sangat penting dalam proses pencapaian tujuan organisasi.

3. Integritas (Integrity)
Inilah prinsip lain dari manajemen keuangan. Secara umum, integritas adalah suatu tindakan dalam
kegiatan operasional perusahaan yang dilakukan secara adil dan jujur sehingga apa yang menjadi
tujuan perusahaan tercapai dengan baik. Sebagai contoh, dalam proses pembuatan dan pelaporan
keuangan, pihak-pihak manajemen terkait mesti menjaga sikap integritas sehingga apa yang dihasilkan
adalah hasil yang murni dan utuh.

4. Konsistensi (Consistency)
Konsistensi merupakan salah satu prinsip penting dalam manajemen keuangan. Secara umum,
konsistensi adalah suatu tindakan dan kebijakan keuangan yang dilakukan sesuai dengan perencanaan,
atau tidak menyimpang dari tujuan, serta dilakukan secara teratur (periodik). Konsep konsistensi
bukan berarti harus dilakukan dengan cara yang sama, melainkan dilakukan sesuai dengan tujuan
perusahaan yang terkadang bersifat fleksibel.

Jika terjadi inkonsistensi dalam kebijakan keuangan, maka hal ini berdampak pada proses dan hasil
yang berpotensi berjalan di luar jalur yang sesungguhnya. Bukan tidak mungkin, akan tercipta
manipulasi dan kesemrawutan yang akan memengaruhi proses pencapaian tujuan perusahaan.

5. Pengelolaan (Stewardship)
Apa yang dimaksud dengan prinsip pengelolaan dalam manajemen keuangan? Pengelolaan merupakan
suatu tindakan dalam keuangan yang dalam praktiknya dilakukan dengan tujuan yang jelas, penuh kehati-
hatian, ketelitian, dan mampu mengidentifikasi segala kemungkinan risiko keuangan yang timbul sehingga
terciptalah tata kelola perusahaan yang baik dan sesuai dengan tujuan. Pengelolaan keuangan yang baik
akan memungkinkan perusahaan untuk meminimalkan risiko keuangan dan memaksimalkan
keuntungan finansial. Oleh karena itu, dalam praktiknya, pihak manajemen keuangan dituntut untuk
menciptakan proses dan hasil yang optimal sehingga segala tujuan keuangan perusahaan dapat
tercapai.

6. Kelangsungan Hidup (Viability)


Dalam manajemen keuangan, ada salah satu prinsip yang memiliki peran penting, yaitu viability atau
kelangsungan hidup. Apa itu? Ini merupakan suatu prinsip di mana lebih berfokus pada kesehatan
keuangan perusahaan. Dengan kata lain, seberapa besar kemampuan perusahaan dalam

PUBLISH BY SM 108
ACCOUNTING HANDBOOK (POLICY & PROCEDURE MANUAL)

mempertahankan kelangsungan bisnis yang dijalankan. Dengan kata lain, perusahaan harus mampu
membuat strategi yang tepat agar mampu memenuhi kebutuhan finansial perusahaan.

7. Standar Akuntansi (Accounting Standards)


Inilah prinsip manajemen keuangan yang terakhir, yaitu standar akuntansi. Maksudnya, proses
pembuatan dan pelaporan keuangan yang merupakan tanggung jawab manajer keuangan, harus
dilakukan sesuai dengan standar yang telah ditentukan, yaitu standar akuntansi. Standar inilah yang
mesti dipenuhi sehingga bisa menghasilkan laporan keuangan yang benar dan dapat diterima oleh
pihak-pihak terkait.

17.2 Ruang lingkup


Tujuan dari manual ini ialah untuk membangun praktik sistim pengelolaan keuangan yang baik untuk
memastikan pemanfaatan penggunaan kas Perusahaan (kas bisa berupa; uang tunai, cek, giro, pinjaman
bank) secara efisien dengan cara yang konsisten sesuai dengan tujuan strategis Perusahaan.

PT ABC-Financial menghadapi banyak risiko terkait sistim pengelolaan keuangan Perusahaan di


antaranya adalah kerugiaan yang mungkin muncul dari penjualan, beban bunga yang significant dari
pinjaman Perushaan, kehilangan atau pencurian dana karna adanya fraud dan factor mis-management
dalam pengelolaan keuangan Perusahaan. Cara terbaik untuk mengurangi risiko ini adalah dengan
melakukan perencanaan management keuangan dan melakukan praktik akuntansi yang sesuai dengan
Standar Akuntansi Keuangan (SAK).

17.3. Definisi
Manajemen Keuangan (Financial Management) adalah segala kegiatan atau aktivitas Perusahaan yang
berhubungan dengan bagaimana cara memperoleh pendanaan modal kerja, menggunakan atau
mengalokasikan dana, dan mengelola aset yang dimiliki untuk mencapai tujuan utama perusahaan.

Tujuan manajemen keuangan; adalah untuk memaksimalkan nilai yang dimiliki perusahaan atau
memberikan nilai tambah terhadap asset yang dimiliki oleh pemegang saham.

17.3.1. Ruang Lingkup Manajemen Keuangan


Ruang Lingkup Manajemen Keuangan terdiri dari:
 Keputusan Pendanaan, meliputi kebijakan manajemen dalam pencarian dana perusahaan, misalnya
kebijakan menerbitkan sejumlah obligasi dan kebijakan hutang jangka pendek dan panjang
perusahaan yang bersumber dari internal maupun eksternal perusahaan.
 Keputusan Investasi, Kebijakan penanaman modal perusahaan kepada aktiva tetap atau Fixed
Assets seperti gedung, tanah, dan peralatan atau mesin, maupun aktiva finansial berupa surat-
surat berharga misalnya saham dan obligasi atau aktivitas untuk menginvestasikan dana pada
berbagai aktiva.
 Keputusan Pengelolaan Aset, Kebijakan pengelolaan aset yang dimiliki secara efisien untuk
mencapai tujuan perusahaan.

17.3.2. Fungsi Manajemen Keuangan


Fungsi utama Manajemen Keuangan adalah sebagai berikut:
 Planning - Perencanaan Keuangan, meliputi Perencanaan Arus Kas dan Rugi Laba.

PUBLISH BY SM 109
ACCOUNTING HANDBOOK (POLICY & PROCEDURE MANUAL)

 Budgeting - Anggaran, perencanaan penerimaan dan pengalokasian anggaran biaya secara efisien
dan memaksimalkan dana yang dimiliki.
 Controlling - Pengendalian Keuangan, melakukan evaluasi serta perbaikan atas keuangan dan
sistem keuangan perusahaan.
 Auditing - Pemeriksaan Keuangan, melakukan audit internal atas keuangan perusahaan yang ada
agar sesuai dengan kaidah standar akuntansi dan tidak terjadi penyimpangan.
 Reporting - Pelaporan Keuangan, menyediakan laporan informasi tentang kondisi keuangan
perusahaan dan analisa rasio laporan keuangan.

17.3.3. Analisa Rasio Keuangan


Alat analisis yang sering digunakan untuk mengetahui kondisi dan prestasi keuangan Perusahaan.
Tolak ukurnya biasanya dengan membandingkan kenaikan atau penurunan prestasi antara dua laporan
posisi keuangan pada dua periode waktu tertentu.

Analisa Rasio Keuangan yang umum dipakai dikelompokkan sebagai berikut:


 Liquidity Ratio, nilai rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh
kewajiban finansial dalam jangka pendek. Laporan berupa analisa Current Ratio dan Working
Capital to Total Asset (WCTAR).
 Leverage Ratio, rasio untuk menilai seberapa besar dana yang diberikan oleh pemegang saham
atau owner dibandingkan dengan dana yang diperoleh dari pinjaman dari dari pihak kreditur.
Laporan berupa Total Debt to Assets (DAR), Total Debt to Equity (DER).
 Activity Ratio, rasio ini digunakan untuk mengukur efektivitas manajemen dalam menggunakan
sumber dayanya. Semua rasio aktifitas melibatkan perbandingan antara tingkat penjualan dan
investasi pada berbagai jenis aset yang dimiliki. Laporan analisa berupa Total Asset Turn Over
(ATO), Working Capital Turn Over (WCTO), Total Equity to Total Asset (EA).
 Rentability Ratio, rasio ini digunakan untuk menilai tingkat efektifitas manajemen yang dilihat
dari laba yang dihasilkan terhadap penjualan dan investasi perusahaan. Laporan analisa berupa
Return on Equity (ROE), Return on Assets (ROA), Earning Power of to Total Invesment (EPTI),
Gross Profit Margin (GPM), dan Operating Income (OI).

17.4. Kebijakan dan prosedur manual financial management

17.4.1. Kebijakan umum


Menerapkan internal control sangat penting dalam manajemen keuangan karena beragamnya proses
yang terlibat, yaitu proses penagihan, pengumpulan, penyetoran, dan pencairan, serta tanggung jawab
pengawasan yang terpecah-pecah yang umumnya terkait dengan proses-proses ini. Merupakan
kebijakan Finance Department untuk menerapkan kontrol internal atas manajemen keuangan untuk
meminimalkan resiko keuangan yang mungkin terjadi.

17.4.1.1. Tujuan dilakukan internal control managemen keuangan


Finance Dapartment bertanggung jawab penuh atas internal control managemen keuangan Perusahaan
yang di bantu pengawasanya oleh Accounting Department, yakni dengan tujuan;

PUBLISH BY SM 110
ACCOUNTING HANDBOOK (POLICY & PROCEDURE MANUAL)

Menjaga Arus Kas (Cash Flow)


Arus kas memiliki peran penting dalam perusahaan. Finance Manager harus mampu menjaga kondisi
arus kas. Jika Perusahaan memiliki cash flow yang baik, maka itu bisa menjadi salah satu indikator
keberhasilan perusahaan. Karena arus kas berkaitan dengan pembiayaan kegiatan bisnis dan
operasional Perusahaan, seperti pembelian bahan baku, biaya sewa, gaji karyawan, pembayaran
dividen, dan sebagainya.

Memperbaiki Struktur Modal


Salah satu tugas seorang Finance Manager yaitu bagaimana menjaga keseimbangan struktur modal
perusahaan, seperti rasio antara modal yang dimiliki perusahaan dengan kewajiban (utang) yang harus
dibayar. Jika utang perusahaan lebih besar dari modal, maka tentu saja itu akan mengganggu struktur
modal perusahaan.

Memaksimalkan Kekayaan
Dalam hal ini, Finance Manager memiliki tanggung jawab kepada para pemegang saham dengan cara
membagikan dividen secara optimal. Untuk bisa membagikan dividen maksimal, maka Perusahaan
harus berusaha memperoleh laba maksimal dari kegiatan operasional sehingga itu juga berdampak
pada peningkatan nilai pasar saham perusahaan. Perusahaan yang profitable tentu saja bukan hal yang
sulit untuk membagikan dividen.

Pemanfaatan Keuangan Tepat Sasaran


Salah satu tujuan manajemen keuangan, yaitu bagaimana sumber daya finansial yang dimiliki
perusahaan dapat digunakan sesuai dengan sasaran. Finance Manager bertanggung jawab untuk
memastikan pemanfaatan keuntungan dapat dilakukan secara efisien dan efektif.

Meningkatkan Efisiensi Keuangan


Sesuai dengan definisi dan pengertian manajemen keuangan, bahwa semua kegiatan keuangan harus
dijalankan dengan perencanaan, pengaturan, pelaksanaan, dan pengawasan. Hal ini bertujuan agar
dapat mengefisiensi keuangan. Finance Manager memiliki tanggung jawab bagaimana Perusahaan
dapat meminimalkan pengeluaran untuk menghasilkan laba maksimal.

Menjaga Kelangsungan Hidup Perusahaan


Inilah tujuan manajemen keuangan yang sangat penting bagi perusahaan. Jika perusahaan mampu
menjalankan fungsi manajemen keuangan dengan baik, serta teliti dan hati-hati dalam penggunaan
keuangan, maka kelangsungan hidup perusahaan berpotensi terjamin dengan baik. Sebaliknya, jika
manajemen keuangan perusahaan semrawut, maka perusahaan harus bersiap menghadapi kerugian,
bahkan kebangkrutan. Finance Manager bertanggung jawab untuk menjaga kelangsungan hidup
Perusahaan.

Meminimalkan Risiko Bisnis (Operasional)


Nah, inilah tujuan manajemen keuangan yang terakhir. Jelas, jika perusahaan memiliki sistem
manajemen keuangan yang baik, tentu saja tujuan keuangan perusahaan lebih terarah sehingga potensi
kerugian dapat diminimalkan. Finance Manager bertanggung jawab untuk memastikan bahwa
managemen keuangan dikelola dengn baik sehingga meminimalkan resiko bisnis Perusahaan.

PUBLISH BY SM 111
ACCOUNTING HANDBOOK (POLICY & PROCEDURE MANUAL)

17.4.1.2. Ruang lingkup managemen keuangan


Ruang lingkup manajemen keuangan berkaitan erat dengan keputusan keuangan Perusahaan yang
diambil oleh Finance Manager. Secara umum, ada tiga ruang lingkup yang berkaitan dengan
keputusan keuangan Perusahaan, yaitu keputusan investasi, keputusan pendanaan, dan keputusan
dividen.

Keputusan Investasi (Investment Decision)


Finance Manager dituntut untuk memilih sektor atau instrumen investasi yang tepat untuk
perusahaan. Banyak sekali instrumen investasi yang bisa menjadi alternatif, baik di sektor riil maupun
sektor keuangan. Finance Manager harus mampu membentuk portofolio yang ideal bagi perusahaan,
yang pastinya berorientasi pada keuntungan maksimal. Selain memilih instrumen investasi, manajer
keuangan juga dituntut untuk membuat anggaran atau alokasi dana dalam kegiatan investasi
perusahaan. Dengan pengalokasian yang tepat, maka diharapkan struktur modal perusahaan tidak
tersendat.

Keputusan Pendanaan (Financial Decision)


Inilah ruang lingkup manajemen keuangan selanjutnya, yaitu keputusan financing atau pendanaan.
Hal ini biasanya berkaitan dengan struktur modal perusahaan. Finance Manager dituntut untuk
melakukan perencanaan dan analisis terhadap sumber pendanaan Perusahaan. Apakah bersumber dari
utang? Jika sumber pendanaan perusahaan berasal dari pihak eksternal, seperti utang, maka berapa
porsi penggunaannya? Berapa lama jangka waktu peminjamannya? Tentu saja, Finance Manager mesti
melakukan analisis sehingga diharapkan nantinya tidak terjadi masalah kemacetan angsuran. Begitu
juga ketika sumber pendanaan perusahaan berasal dari internal, seperti laba ditahan, ekuitas, atau
penerbitan obligasi, saham, dan lainnya, maka pihak manajemen keuangan perusahaan juga harus
melakukan analisis. Sumber pendanaan ini berkaitan dengan kegiatan operasional perusahaan.
Aktivitas bisnis perusahaan akan berjalan jika memiliki pendanaan yang cukup. Jika struktur modal
perusahaan baik, maka kegiatan operasional akan berjalan dengan baik.

Keputusan Dividen (Dividend Decision)


Deviden merupakan bagian dari laba perusahaan yang kemudian dibayarkan kepada pemegang saham.
Inilah yang menjadi salah satu tujuan utama investor dan pemegang saham dalam berinvestasi.
Bagaimana cara pihak manajemen keuangan perusahaan dalam mengambil keputusan dividen?

Ada tiga alternatif yang bisa dipilih dalam keputusan dividen, yaitu membagikan dividen, menahan
dividen, dan kombinasi (sebagian ditahan dan sebagian dibayarkan). Apa maksudnya?
 Pertama, kebijakan membagikan dividen. Di sini, laba yang diperoleh perusahaan akan dibagikan
kepada pemegang saham dalam bentuk dividen, baik dividen tunai maupun dividen saham.
 Kedua, kebijakan menahan dividen. Di sini, laba yang dihasilkan perusahaan tidak dibagikan
kepada pemegang saham dalam bentuk dividen. Dengan kata lain, laba tersebut ditahan oleh
perusahaan. Inilah yang disebut retained earnings (laba ditahan).
 Ketiga, kebijakan kombinasi. Di sini, laba yang dihasilkan oleh perusahaan sebagian akan
dibagikan ke pemegang saham dalam bentuk dividen dan sebagian lagi ditahan.

PUBLISH BY SM 112
ACCOUNTING HANDBOOK (POLICY & PROCEDURE MANUAL)

Tentu saja, semua keputusan dividen ini harus sesuai dengan perencanaan perusahaan. Jika laba
ditahan, maka untuk apa dipergunakan laba tersebut? Oleh karena itu, setiap pengambilan keputusan
sudah semestinya memiliki tujuan dan landasan yang kuat.

17.4.1.3. Tugas pokok managemen keuangan


Tugas pokok manajemen keuangan, yaitu proses perencanaan keuangan (financial planning),
pembuatan anggaran (budgeting), pengawasan keuangan (financial controlling), pemeriksaan
keuangan (auditing), dan pelaporan keuangan (reporting).

Perencanaan Keuangan (Financial Planning)


Proses perencanaan keuangan ini berkaitan dengan perencanaan arus kas (cash flow) dan laba rugi.
Dalam pengertian luas, fungsi manajemen keuangan ini dapat diartikan sebagai segala proses yang
berkaitan dengan tujuan keuangan perusahaan, seperti perencanaan pengeluaran, pemasukan,
investasi, dan sebagainya.

Seorang Finance Manager yang bertanggung jawab atas pengelolaan keuangan perusahaan, harus
mampu memahami seberapa besar kemampuan keuangan perusahaan dalam mencapai tujuan.
Kemudian, bagaimana cara Perusahaan dalam menggunakan sumber keuangan, serta dari mana
sumber pemasukan perusahaan. Semua hal yang berkaitan dengan finansial perusahaan harus dikelola
dengan perencanaan yang baik sehingga tercapai tujuan dengan efisien dan efektif.

Anggaran (Budgeting)
Fungsi anggaran dalam manajemen keuangan merupakan suatu proses pengalokasian anggaran dana
yang dilakukan secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan organisasi. Fungsi budgeting ini
merupakan proses lanjutan dari perencanaan keuangan di mana setiap keputusan anggaran yang
dilakukan harus sesuai atau sejalan dengan perencanaan keuangan.

Dalam menjalankan fungsi anggaran keuangan ini, manajemen perusahaan khususnya Finance
Department mesti teliti dan hati-hati dalam mengambil dan menyusun anggaran. Selain itu, dituntut
kejelian Finance Manager dalam menentukan setiap anggaran bisnis perusahaan, seperti besaran
anggaran untuk kegiatan operasional, untuk investasi, dan anggaran lain yang berkaitan.

Pengawasan Keuangan (Financial Controlling)


Fungsi pengawasan atau pengendalian dalam manajemen keuangan adalah suatu kegiatan untuk
memastikan aktivitas keuangan perusahaan telah berjalan sesuai jalur. Hal ini bertujuan untuk
mencegah terjadinya penyimpangan finansial dan memastikan bahwa proses kebijakan keuangan
berjalan sesuai dengan perencanaan awal.

Dalam kegiatan bisnis, kondisi dan situasi bisa saja berubah secara mendadak. Peran penting dari
fungsi pengawasan manajemen keuangan, yaitu untuk melakukan evaluasi sehingga bisa menyesuaikan
dengan perubahan yang terjadi, baik yang bersifat internal maupun eksternal. Finance Manager
berkewajiban memastikan sistem pengawasan ini berjalan dengan baik, maka segala risiko bisnis dapat
dicegah atau diminimalisasi.

PUBLISH BY SM 113
ACCOUNTING HANDBOOK (POLICY & PROCEDURE MANUAL)

Pemeriksaan Keuangan (Auditing)


Fungsi pemeriksaan keuangan (auditing) bertujuan untuk memastikan bahwa segala kegiatan atau
aktivitas keuangan perusahaan telah berjalan sesuai dengan standar yang berlaku. Jika fungsi ini
berjalan dengan baik, maka itu bisa meminimalkan penyimpangan yang mungkin terjadi dan
memperbaiki setiap kesalahan sesegera mungkin.

Sebagai contoh, dalam proses pembuatan laporan keuangan. Ternyata, ketika dilakukan proses
auditing, banyak kesalahan yang terjadi, seperti kesalahan meletakkan pos-pos sehingga terjadi
ketidakseimbangan antara satu dengan yang lain. Di sinilah fungsi pemeriksaan manajemen keuangan,
yaitu untuk mengetahui di mana letak kesalahan dan segera memperbaiki kesalahan tersebut.

Pelaporan Keuangan (Reporting)


Fungsi pelaporan dalam manajemen keuangan adalah suatu kegiatan untuk menyajikan dan
menyediakan informasi yang berkaitan dengan kondisi keuangan perusahaan, termasuk analisis rasio
keuangan. Di sinilah nanti diketahui berapa pemasukan perusahaan, pengeluaran perusahaan, laba
yang dihasilkan, dan hal-hal yang berkaitan dengan keuangan lainnya. Dalam proses reporting ini
pihak manajemen Perusahaan mengambil sikap, langkah, dan keputusan, serta menjadikannya sebagai
bahan evaluasi untuk perbaikan keuangan di masa mendatang.

17.4.2.1. Prosedur dan manual financial management


Internal control atas manajemen keuangan diperlukan di semua tingkat organisasi Perusahaan sebagai
sebuah standar. Finance Manager bertanggung jawab memberikan panduan kepada semua karyawan
yang memiliki tanggung jawab atas pengelolaan manajemen keuangan, oleh karena itu, Finance
Manager bertanggung jawab untuk membangun dan memelihara kontrol atas setiap fungsi yang
mendapatkan pendelegasian tugas (misalnya; kasir yang memegang control kas kecil, setiap
Department Head yang memiliki budget operational departemenya, setiap karyawan yang
memperoleh dana kas dari perusahaan dalam bentuk uang muka guna melakukan kegiatan
operasionalnya).

Pencapaian prinsip dan standar dapat dicapai dengan mengejar pedoman berikut;
 Nilai waktu dari uang harus diakui sebagai bagian dari setiap keputusan manajemen keuangan.
 Transaksi terkait uang tunai akan terjadi hanya setelah persetujuan dari seseorang dengan
otoritas yang didelegasikan untuk membuat persetujuan.
 Transaksi terkait uang tunai harus sepenuhnya didokumentasikan sehingga ada jejak audit yang
tidak terbantahkan.
 Transaksi terkait kas harus segera dicatat selama setiap langkah fungsi penanganan kas.
 Formulir bernomor resmi harus digunakan untuk mendokumentasikan transaksi terkait uang
tunai untuk meningkatkan rekonsiliasi dan akuntabilitas.
 Dokumen yang digunakan dalam transaksi yang terkait dengan uang tunai harus dijaga agar
tidak digunakan kembali, dirusak, atau dibuang secara tidak sah.
 Ketentuan harus dibuat untuk tinjauan reguler dan perbandingan dokumentasi transaksi untuk
mendeteksi kesalahan dan pembayaran rangkap.
 Persetujuan penyesuaian untuk transaksi terkait kas harus dikendalikan secara administratif.
 Pengawasan kegiatan pengelolaan kas harus dilakukan secara ketat dan terus-menerus.
 Tugas terkait uang tunai, seperti pemeliharaan piutang, kasir, akuntansi, pencairan, dan
pengumpulan dana harus dipisahkan.
PUBLISH BY SM 114
ACCOUNTING HANDBOOK (POLICY & PROCEDURE MANUAL)

 Rekening terkait kas harus sering ditinjau dan direkonsiliasi dengan catatan anak
perusahaan/cabang.
 Aksesibilitas ke dana dan catatan dana harus dibatasi dan dikendalikan secara administratif.
 Hanya karyawan yang ditunjuk dengan baik yang akan menangani dana imprest, sertifikasi
pencairan, dan tugas penagihan.
 Karyawan yang diberi tugas terkait dengan uang tunai harus dilatih dan harus menerima
tanggung jawab mereka.
 Rutinitas administrasi yang tidak perlu dan penanganan uang tunai atau dokumentasi terkait
kas harus dihilangkan untuk mengurangi risiko kehilangan dan paparan kesalahan.
 Hal transfer dana elektronik dan setoran langsung harus digunakan jika memungkinkan dan
menguntungkan.
 Program pengeditan komputer harus digunakan semaksimal mungkin untuk mengungkapkan
atau mengurangi timbulnya kesalahan dalam transaksi terkait uang tunai.
 Uang yang diterima dari pelanggan (cash derived from collection) dan uang tunai yang akan
digunakan untuk pencairan (cash used for disbursement) tidak boleh dicampuradukan
(pemisahan rekening).
 Finance Manager membuat list dari pencairan/pembayaran yang sudah di jadwalkan, dan
mengajukan Payment Approval (pengajuan pembayaran) kepada management untuk
mendapatkan persetujuan.
 Transaksi tunai tidak boleh digunakan untuk menggantikan, atau menghindari, persetujuan dan
prosedur pengadaan yang ditentukan.
 Uang yang diterima dari pelanggan (Cash derived from collection) akan disahkan setelah
dananya sudah diterima dan collection harus dijaga sampai setoran diselesaikan.
 Dana yang diterima dari costumer akan diproses dalam interval yang ditentukan dan
direkonsiliasi dengan catatan dana yang diterima.
 Tanggapan cepat harus dibuat untuk tinjauan/koreksi yang dilakukan oleh Inspektorat
Keuangan Pemerintah (misalnya; BII, OJK, DJP) tentang tata cara pengelolaan manajemen
keuangan Perusahaan, untuk memperbaiki kekurangan yang dikutip.
 Transaksi pencairan uang tunai akan diproses segera, dan uang tunai akan direkonsiliasi minimal
setiap harinya.
 Uang tunai yang disimpan di luar Finance Department akan dipertahankan pada jumlah
minimum yang diperlukan untuk menutup transaksi saat ini.
 Kredit akan diperpanjang hanya jika diotorisasi oleh pejabat yang ditunjuk, yang mengetahui
kebijakan manajemen utang Perusahaan.

PUBLISH BY SM 115
ACCOUNTING HANDBOOK (POLICY & PROCEDURE MANUAL)

18. Kebijakan dan Prosedur Manual – Akuntansi Pajak Penghasilan (PSAK 46)

18.1. Pengantar
PSAK 46 adalah PSAK yang mengatur bagaimana entitas melaporan pajak penghasilan dalam laporan
keuangan baik dalam laporan posisi keuangan maupun dalam laporan laba rugi dan penghasilan
komprehensif lain. Seringkali praktisi akuntan meremehkan keberadaan informasi pajak dalam laporan
keuangan. Atau seringkali beranggapan antara administrasi perpajakan dan akuntansi tidak memiliki
kaitan.

PSAK 46 menggunakan konsep akrual dalam mengakui beba, aset dan kewajiban perpajakan. Sehingga
setiap penghasilan menurut akuntansi harus tetap diperhitungkan dampak pajak yang harus
dibayarkan di masa mendatang atau telah dibayarkan pada masa sekarang. Untuk itulah timbul istilah
aset dan pajak tangguhan.

Ilustrasi berikut menggambarkan perbedaan anatra Pajak dan Akuntansi

SAK UU

Akuntansi Pajak

Perbedaan

Permanen Temporer
Book Tax Gap / Diffrence -
Tax Planning / Tax Avoidance

Pajak Tangguhan;
1. Asset/Liabilities
2. Beban/Pendapatan

PUBLISH BY SM 116
ACCOUNTING HANDBOOK (POLICY & PROCEDURE MANUAL)

18.2. Ruang lingkup


PSAK 46 mengatur perlakuan akuntansi untuk pajak penghasilan tentang bagaimana konsekuensi
pajak kini dan masa depan untuk hal-hal berikut ini:

 Pemulihan atau penyelesaian masa depan jumlah tercatat aset (liabilitas) yang diakui dalam
laporan posisi keuangan perusahaan (entitas).
 Transaksi dan peristiwa lain pada periode berjalan yang diakui dalam laporan keuangan entitas.

Pernyataan standar akuntansi keuangan ini mensyaratkan entitas untuk menyamakan cara
menghitung konsekuensi pajak atas transaksi dan peristiwa lain, dengan cara hitung transaksi dan
peritiwa lain. Jadi, untuk transaksi dan peristiwa lain yang diakui dalam laba rugi, dampak pajak dari
transaksi dan peristiwa tersebut juga diakui dalam laba rugi. Selanjutnya, segala dampak pajak yang
timbul pada transaksi dan peristiwa lain yang diakui di luar laba rugi akan diakui di luar laba rugi
juga.

Cakupan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Nomor 46


PSAK 46 diterapkan pada akuntansi pajak penghasilan yang mencakup seluruh pajak dalam negeri
dan luar negeri yang didasarkan pada laba kena pajak. Pajak penghasilan juga termasuk pajak-pajak,
seperti pemotongan pajak atas distribusi kepada entitas pelapor yang terutang oleh entitas anak,
entitas asosiasi, atau pengaturan bersama.

Dalam PSAK 46 dikenal istilah-istilah mengenai beban pajak (penghasilan pajak), laba akuntansi, laba
kena pajak, pajak penghasilan, pajak penghasilan final, pajak kini, dan perbedaan temporer. Untuk
diketahui, dasar pengenaan pajak atas aset adalah jumlah teratribusi atas aset untuk tujuan pajak
dengan aset. Sementara dasar pengenaan pajak liabilitas adalah jumlah tercatat liabilitas dikurangi
dengan setiap jumlah yang dapat dikurangkan untuk tujuan pajak berkenaan dengan liabilitas
tersebut pada periode masa depan.

18.3.1. Definisi
Aset pajak tangguhan adalah jumlah pajak penghasilan yang dapat dipulihkan pada periode masa
depan sebagai akibat adanya:
 Perbedaan temporer yang boleh dikurangkan
 Akumulasi rugi pajak belum dikompensasi
 Akumulasi kredit pajak belum dimanfaatkan, dalam hal peraturan perpajakan mengizinkan.

Liabilitas pajak tangguhan adalah jumlah pajak penghasilan terutang pada periode masa depan sebagai
akibat adanya perbedaan temporer kena pajak.

Beban pajak (Penghasilan pajak) adalah jumlah agregat pajak kini dan pajak tangguhan yang
diperhitungkan dalam menentukan laba atau rugi pada satu periode -> dipadankan dengan dengan
laba akuntansi.

Laba akuntansi adalah laba atau rugi selama satu periode sebelum dikurangi beban pajak.

PUBLISH BY SM 117
ACCOUNTING HANDBOOK (POLICY & PROCEDURE MANUAL)

Laba kena pajak atau laba fiskal (rugi pajak atau rugi fiskal) adalah laba (rugi) selama satu periode
yang dihitung berdasarkan peraturan yang ditetapkan oleh Otoritas Pajak atas pajak penghasilan yang
terutang (dilunasi).

Pajak penghasilan adalah pajak yang dihitung berdasarkan peraturan perpajakan dan pajak ini
dikenakan atas laba kena pajak entitas.

Pajak kini adalah jumlah pajak penghasilan yang terutang (dilunasi) atas laba kena pajak (rugi pajak)
untuk satu periode. Untuk entitas konsolidasi termasuk laba atas anak perusahaan.

Perbedaan temporer adalah perbedaan antara jumlah tercatat aset atau liabilitas pada posisi keuangan
dengan dasar pengenaan pajaknya. Perbedaan temporer dapat berupa:
 Perbedaan temporer kena pajak - liabilitas
 Perbedaan temporer dapat dikurangkan – asset

18.4.1. Kebijakan dan prosedur manual akuntansi pajak penghasilan

18.4.1. Kebijakan umum


PT Kota Minyak Internusa dalam praktik pencatatan akuntansi pajak penghasilan berpedoman kepada
Standar Akuntansi Keuangan Pasal 46 – Pajak Penghasilan.

18.4.1.1. Pengakuan Pajak Kini


 Jumlah pajak kini, yang belum dibayar harus diakui sebagai liabilitas.
 Apabila jumlah pajak yang telah dibayar melebihi jumlah pajak terutang, maka selisihnya, diakui
sebagai aset.
 Manfaat dari rugi pajak yang dapat ditarik kembali untuk memulihkan pajak kini dari periode
sebelumnya diakui sebagai aset.
 Beban Pajak Kini
 Pajak dibayar dimuka = pajak kini < jumlah yang dibayarkan (PPh 28)
 Utang pajak = pajak kini >jumlah yang dibayarkan (PPh 29)
 Kompensasi kerugian yang dapat digunakan untuk memulihkan pajak = aset
 Pajak kini = semua pajak terutang atas penghasilan yang diakui perusahaan pada peride tersebut:
 Pajak yang dibayarkan sesuai dengan SPT hanya atas laba dari induk perusahaan
 Pajak atas penghasilan yang dikenakan pajak final
 Pajak atas anak perusahaan dan pajak atas dividen dari inverstasi yang dicatat dengan metode
ekuitas
 Pajak yang telah dibayarkan namun menurut ketentuan pajak tidak boleh sebagai kredit pajak
pajak LN tidak dapat dikreditkan

18.4.1.2 Pajak Tangguhan


 Pada saat entitas memiliki Laba sebelum pajak > Penghasilan kena pajak -> ada pengakuan pajak
menurut akuntansi sehingga diakui beban pajak tangguhan dan kewajiban pajak tangguhan.
 Pada saat entitas memiliki Laba sebelum pajak < Penghasilan kena pajak -> pajak yang dibayarkan
lebih besar daripada laba menurut akuntansi sehingga diakui aset pajak tangguhan dan manfaat
pajak tangguhan.

PUBLISH BY SM 118
ACCOUNTING HANDBOOK (POLICY & PROCEDURE MANUAL)

 Perusahaan memiliki kerugian -> dapat dikompensasikan di masa mendatang -> manfaat tersebut
diakui pada saat kerugian tersebut terjadi -> Aset pajak tangguhan dan manfaat pajak tangguhan.
 Aset pajak tangguhan direview untuk memastikan bahwa manfaat di masa mendatang akan
diperoleh entitas.

18.4.1.3. Pengakuan aset pajak tangguhan dan liabilitas pajak tangguhan


 Perbedaan Temporer Kena Pajak – Liabilitas
 Kombinasi Bisnis
 Aset Tercatat pada Nilai Wajar
 Goodwill
 Pengakuan Awal Aset atau Liabilitas
 Perbedaan Temporer dapat Dikurangkan – Aset
 Goodwill
 Pengakuan Awal Aset atau Liabilitas
 Rugi Pajak Belum Dikompensasi dan Kredit Pajak Belum Dimanfaatkan -> Aset
 Investasi pada Entitas Anak, Cabang dan Entitas Asosiasi dan Bagian Partisipasi dalam pengaturan
bersama.

18.4.1.4. Perbeaan temporer kena pajak


 Semua perbedaan temporer kena pajak diakui sebagai liabilitas pajak tangguhan, kecuali jika
timbul perbedaan temporer kena pajak yang berasal dari:
 Pengakuan awal goodwill; atau
 Pada saat pengakuan awal aset atau liabilitas dari suatu transaksi yang bukan transaksi kombinasi
bisnis dan pada saat transaksi, tidak mempengaruhi laba akuntansi dan laba kena pajak (rugi
pajak).
 Perbedaan temporer kena pajak terkait dengan investasi pada entitas anak, cabang dan entitas
asosiasi, dan pengaturan bersama, maka liabilitas pajak tangguhan harus diakui.

18.4.1.5. Penilaian kembali asset pajak tidak diakui


 Pada setiap akhir periode pelaporan, entitas menilai kembali aset pajak tangguhan.
 Entitas mengakui aset pajak tangguhan tidak diakui sebelumnya apabila kemungkinan besar laba
kena pajak masa depan akan tersedia untuk dipulihkan.
 Sebagai contoh, perbaikan kondisi perekonomian meningkatkan kemampuan entitas untuk
menghasilkan laba kena pajak dalam jumlah yang memadai pada periode masa depan sehingga
aset pajak tangguhan yang sebelumnya tidak diakui menjadi memenuhi kriteria pengakuan

18.4.1.6 Pengukuran
 Liabilitas (aset) pajak kini diukur sebesar jumlah yang diharapkan untuk dibayar (direstitusi)
kepada otoritas perpajakan, à tarif pajak (peraturan pajak) pada periode pelaporan.
 Aset dan liabilitas pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang akan berlaku
pada saat aset dipulihkan atau liabilitas diselesaikan
 Jika terjadi perubahan tarif di masa mendatang akan mempengaruhi pengakuai aset atau liabilitas
pajak tangguhan.

PUBLISH BY SM 119
ACCOUNTING HANDBOOK (POLICY & PROCEDURE MANUAL)

18.4.1.7. Pos diakui dalam laba rugi


 Pajak kini dan pajak tangguhan diakui sebagai penghasilan atau beban pada laporan laba rugi,
kecuali apabila pajak penghasilan yang berasal dari:
 Suatu transaksi atau kejadian yang diakui, pada periode yang sama atau berbeda, di luar laporan
laba rugi baik dalam pendapatan komprehensif lain maupun secara langsung dalam ekuitas. Atau
kombinasi bisnis

18.4.1.8. Penyajian Saling hapus


 Entitas melakuan saling hapus atas aset pajak kini dan liabilitas pajak kini jika dan hanya jika,
entitas: memiliki hak secara hukum untuk melakukan saling hapus jumlah yang diakui; dan
Berniat untuk menyelesaikan dengan dasar neto, atau merealisasikan aset dan menyelesaikan
liabilitas secara bersamaan.
 Entitas melakukan saling hapus aset pajak tangguhan dan liabilitas pajak tangguhan jika dan
hanya jika: Entitas memiliki hak secara hukum untuk saling hapus aset pajak kini terhadap
liabilitas pajak kini; dan Aset pajak tangguhan dan liabilitas pajak tangguhan terkait dengan pajak
penghasilan yang dikenakan oleh otoritas pajak atas entitas kena pajak yang sama atau entitas
kena pajak berbeda yang akan merelaisasikan secara bersama.

18.4.1.9. Pengungkapan
Komponen utama beban (penghasilan) pajak diungkapkan secara terpisah:
 Beban (penghasilan) pajak kini
 Penyesuaian atas pajak kini yang berasal dari periode sebelumnya
 Jumlah beban (penghasilan) pajak tangguhan baik yang berasal dari timbulnya perbedaan
temporer maupun dari realisasinya
 Jumlah beban (penghasilan) pajak tangguhan terkait dengan perubahan tarif pajak atau
penerapan peraturan perpajakan yang baru
 Jumlah manfaat yang ditimbulkan dari rugi pajak yang tidak diakui sebelumnya, kredit pajak
atau perbedaan temporer periode sebelumnya yang digunakan untuk mengurangi beban pajak
kini
 Jumlah manfaat dari rugi pajak yang tidak diakui sebelumnya, kredit pajak, atau perbedaan
temporer periode sebelumnya yang digunakan untuk mengurangi beban pajak tangguhan

Hal-hal yang juga diungkapkan secara terpisah:


 Agregat pajak kini dan pajak tangguhan berkaitan dengan transaksi-transaksi yang langsung
dibebankan atau dikreditkan langsung ke ekuitas;
 Jumlah pajak penghasilan berkaitan dengan setiap komponen pendapatan komprehensif lain
penjelasan hubungan antara beban (penghasilan) pajak dengan laba
 Rekonsiliasi angka antara beban (penghasilan) pajak dengan hasil perkalian laba akuntansi dan
tarif pajak yang berlaku
 Rekonsiliasi angka antara tarif pajak efektif rata-rata dan tarif pajak yang berlaku, penjelasan
mengenai perubahan tarif pajak yang berlaku dan perbandingan dengan tarif pajak yang berlaku
pada periode akuntansi sebelumnya.
 Jumlah (dan batas waktu penggunaan, jika ada) perbedaan temporer yang boleh dikurangkan,
rugi pajak belum dikompensasi dan kredit pajak belum dimanfaatkan yang tidak diakui sebagai
aset pajak tangguhan pada laporan keuangan.

PUBLISH BY SM 120
ACCOUNTING HANDBOOK (POLICY & PROCEDURE MANUAL)

 Jumlah agregat perbedaan temporer yang dihubungkan dengan investasi pada entitas anak,
cabang dan perusahaan asosiasi dan bagian partisipasi dalam pengaturan bersama atas liabilitas
pajak tangguhan yang belum diakui.

18.4.1.10. Ilustrasi

Ilustrasi 1;
PT ABC-Financial memperoleh PKP sebesar 4 milyar. Termasuk dalam penghasilan tersebut
penghasilan dari LN sebesar 500 juta yang telah dikenakan pajak sebesar 40%. Jumlah pajak yang
telah dipotong oleh pihak lain adalah:
a. PPh 21 atas gaji dan honor sebesar 500juta dan PPh 26 sebesar 100 juta atas gaji expat yang
bekerja di perusahaan.
b. PPh final sebesar 60 juta,
c. PPh 23 tidak final sebesar 120 juta
d. PPh 24 sebesar 200 juta
e. PPh 25 sebesar 500 juta
f. PPh 22 sebesar 100 juta
g. Pajak kini anak perusahaan 300 juta

Perusahaan mencatat pembayaran pajak dibayar dimuka baik final maupun tidak final sebagai pajak
dibayar dimuka.
Beban pajak 1.000
Pajak dibayar dimuka PPh 22 100
Pajak dibayar dimuka PPh 23 120
Pajak dibayar dimuka PPh 24 125
Pajak dibayar dimuka PPh 25 500
Utang PPh 29 155
Beban pajak 135
Pajak dibayar dimuka PPh final 60
Pajak dibayar dimuka PPh 24 75

PKP 4 milyar pajaknya = 1000 juta


Kredit PPh 22 100 jt
Kredit PPh 23 120 jt
Kredit PPh 24 125 jt
Pph 25 500 jt
PPh 29 sebesar 155 jt

Beban pajak kini parent:


1.135 = (500 + 60 + 75)
Beban Pajak kini konsolidasian =
1135 + 300 = 1.435 juta

PUBLISH BY SM 121
ACCOUNTING HANDBOOK (POLICY & PROCEDURE MANUAL)

Ilustrasi 2; Perbedaan Temporer – Liabilitas

PT ABC-Financial melaporkan penghasilan sebesar 260.000 dan beban sebesar 120.000 untuk tiga
tahun periode usahanya. Untuk tujuan pajak, penghasilan yang diterima sebesar 200.000,
300.000 dan 280.000.

Bagaimana hal ini dilaporkan dalam laporan keuangan?

Laporan Keuangan 2018 2019 2020


Pendapatan 260.000 260.000 260.000
Beban 120.000 120.000 120.000
Laba sebelum pajak 140.000 140.000 140.000
Pajak Penghasilan 25% 35.000 35.000 35.000

Laporan Pajak 2018 2019 2020


Pendapatan 200.000 300.000 280.000
Beban 120.000 120.000 120.000
Laba sebelum pajak 80.000 180.000 160.000
Pajak Penghasilan 25% 20.000 45.000 40.000

Perbandingan
Laporan Keuangan SAK 35.000 35.000 35.000
Laporan Pajak 20.000 45.000 40.000
Diffrence 15.000 (10.000) (5.000)

Perbedaan tersebut akan dilaporkan dalam laporan keuangan


Tahun Laporan yang diperlukan
2018 Liabilitas pajak tangguhan, bertambah 15.000 Beban pajak kini 20.000; beban pajak
tangguhan 15.000

2019 Liabilitas pajak tangguhan, berkurang 10.000 Beban pajak kini 45.000; manfaat pajak
tangguhan 10.000
2020 Liabilitas pajak tangguhan, berkurang 5.000 Beban pajak kini 40.000; manfaat pajak
tangguhan 5.000

PT ABC-Financial memiliki perbedaan antara akuntansi dan pajak terkait dengan pengakuan piutang
sebesar 150.000. Menurut akuntansi pengakuan pendapatan diakui pada tahun 2018, sedangkan
menurut pajak diakui pada 2019 sebesar 100.000 dan 2020 sebesar 50.000. Misal laba menurut
akuntansi 2018 sebesar 600.000, 2012 sebesar 800.000 dan 2013 sebesa 1.000.000 dan tidak ada
perbedaan yang lain.

PUBLISH BY SM 122
ACCOUNTING HANDBOOK (POLICY & PROCEDURE MANUAL)

Bagaimana perbedaan tersebut dilaporkan dalam laporan keuangan

2017 2018 2019 Total


Beban pajak penghasilan (PSAK) 150.000 200.000 250.000 600.000
Pajak terutang (Fiskal) 112.500 225.000 262.500 600.000
Difference 37.500 (22.500) (12.500) 0

Beban Pajak kini (Fiskal) 112.500 225.000 262.500 600.000


Beban (manfaat) Pajak Tangguhan 37.500 (25.000) (12.500) 0
Beban pajak penghasilan (PSAK): 150.000 200.000 250.000 600.000

Saldo akhir periode

Liabilitas Pajak Tangguhan 37,500 (12.500) 0

Beban pajak penghasilan 150.000


Income Tax Payable 112.500
Deferred Tax Liability 37.500
Beban pajak penghasilan 200.000 250.000
Deferred Tax Liability 25.000 12.500
Income Tax Payable 225.000 262.500

Ilustrasi 3; Perbedaan Temporer – Aset

PT ABC-Financial memiliki saldo aset pajak tangguhan sebesar 300.000 pada akhir 2018, yang
muncul karena perbedaan temporer sebesar 1.200.000 (tarif pajak 25%). Callaway Corp. Pada akhir
tahun 2019 aset pajak tangguhan secara kumulatif meningkat menjadi 500.000. Pada 2019,
penghasilan kena pajak sebesar 5.000.000.

Berdasarkan hasil review aset pajak tangguhan sebesar 60.000 tidak dapat dipulihkan di masa
mendatang (belum termasuk 500.000).

Sebelum Review
Akhir 2018 Tahun 2019 Akhir 2019
Laba sebelum pajak
4.200.000
(PSAK)
Perbedaan temporer 1.200.000 800 2.000.000
Penghasilan kena pajak 5.000.000
25% 25% 25%
Pajak terutang 1.250.000

PUBLISH BY SM 123
ACCOUNTING HANDBOOK (POLICY & PROCEDURE MANUAL)

Laba sebelum pajak (PSAK) 4.200.000


Pajak kini 1.250.000
Beban (manfaat) pajak tangguhan -200
Beban pajak penghasilan 1.050.000
Laba bersih 3.190.000

Beban pajak penghasilan 1.050.000


Aset pajak tangguhan 200.000
Utang pajak 1.250.000

Setelah Review
Tahun 2019
Laba sebelum pajak (PSAK) 4.200.000
Pajak kini 1.250.000
Beban (manfaat) pajak tangguhan -200
Beban pajak penghasilan 1.110.000
Laba bersih 3.190.000

Pajak kini 1.250.000


Pajak tangguhan (200.000)
Penilaian kembali 60.000
Total 1.110.000.00

Beban pajak penghasilan 1.250.000


Utang pajak 1.250.000
Aset pajak tangguhan 200.000
Beban pajak penghasilan 200.000
Penurunan nilai aset pajak tangguhan
Beban pajak penghasilan 60.000
Aset pajak tangguhan 60.000

Ilustrasi 4; Perbedaan Permanen dan Temporer


PT ABC-Financial melaporakan laba sebelum pajak sebesar 4.000.000 pada tahun 2019. Terdapat
perbedaan antara akuntansi dan pajak yang disebabkan oleh beberapa hal berikut:
 Depresiasi menurut pajak lebih besar dibandingkan menurut akuntansi sebesar 800.000
 Pendapatan sewa mesin menurut pajak 1.000.000 lebih besar dibandingkan menurut pajak.
 Beban sumbangan sebesar 400.000 tidak diperkenankan menurut pajak.

Tarif pajak yang berlaku sebesar 25%, perbedaan tersebut akan dapat dipulihkan di masa mendatang.
Entitas belum memiliki saldo aset/liabilitas pajak tangguhan.

PUBLISH BY SM 124
ACCOUNTING HANDBOOK (POLICY & PROCEDURE MANUAL)

Aset Pajak Liabilitas Pajak


2019
Tangguhan Tangguhan
Laba sebelum pajak (PSAK) 4.000.000
Perbedaan depresiasi -800 800
Perbedaan pendapatan sewa 1.000.000 1.000.000
Perbedaan sumbangan 400
Total penghasilan kena pajak 3.600.000
Pajak terutang (fiskal) 900
Pajak tangguhan 250 200
Jurnal
Beban Pajak penghasilan 850
Aset pajak tangguhan 250
Liabilitas pajak tangguhan 200
Utang pajak penghasilan 900

Ilustrasi 5;
PT ABC-Financial membeli mesin senilai 10.000 2/1/X1. Mesin menurut akuntansi didepresiasikan
selama 5 tahun, tanpa nilai sisa. Untuk tujuan pajak mesin termasuk kelompok 1 didepresiasikan
selama 4 tahun. Misalkan penghasilan entitas sebesar 7.000 beban operasi selain depresiasi 2.000.
Ilustrasi perbedaan pajak dan akuntansi serta jurnalnya dapat dilihat dalam slide berikut ini.

Akuntansi - Depresiasi menurut akuntansi 10.000/5=2.000


20X1 20X2 20X3 20X4 20X5
Pendapatan 7 7 7 7 7
Bbn Operasi 2 2 2 2 2
Bbn Penyusutan 2 2 2 2 2
Total Beban 4 4 4 4 4
Laba sblm pajak 3 3 3 3 3
Beban Pajak (akt) 750 750 750 750 750
Laba setelah pajak 2.25 2.25 2.25 2.25 2.25

Pajak - Depresiasi menurut pajak 10.000/4=2.500


20X1 20X2 20X3 20X4 20X5
Pendapatan 7 7 7 7 7
Bbn Operasi 2 2 2 2 2
Bbn Penyusutan 2 2 2 2 2
Total Beban 4 4 4 4 4
Laba sblm pajak 3 3 3 3 3
Beban Pajak (akt) 750 750 750 750 750
Laba setelah pajak 2.25 2.25 2.25 2.25 2.25

PUBLISH BY SM 125
ACCOUNTING HANDBOOK (POLICY & PROCEDURE MANUAL)

20X1 20X2 20X3 20X4 20X5


AKUNTANSI
Laba sblm pajak 3 3 3 3 3
Beban Pajak (akt) 750 750 750 750 750
PAJAK
Penghasilan kena pajak 2.5 2.5 2.5 2.5 5
Pajak terutang 625 625 625 625 1.25
Perbedaan
Perbedaan laba 500 500 500 500 -2
Perbedaan pajak 125 125 125 125 -500
Liabilitas pajak tangguhan 125 250 375 500 0
Beban pajak (L/R)
Beban pajak kini 625 625 625 625 1.25
Beban pajak tangguhan 125 125 125 125 -500
Total beban pajak 750 750 750 750 750

 Jurnal yang dibuat pada saat 20X1 – 20X4


Beban pajak tangguhan 125
Liabilitas pajak tangguhan 125
 Jurnal yang dibuat pada 20X5
Liabilitas pajak tangguhan 500
Beban pajak tangguhan 500
 Pada awal tahun 2005, liabilitas pajak tangguhan terakumulasi sebesar 500.
 Pada akhir tahun 2005, setelah depresiasi dicatat, perbedaan menjadi tidak ada, sehingga liabilitas
pajak tangguhan nilainya 0.

Ilustrasi 6 – nilai sisa


• PT KMI membeli mesin senilai 12.000 pada 2/1/X1. Mesin menurut akuntansi didepresiasikan selama 5
tahun, dengan nilai sisa 2000.
• Untuk tujuan pajak mesin termasuk kelompok 1 didepresiasikan selama 4 tahun.
• Misalkan penghasilan entitas sebesar 7.000 beban operasi selain depresiasi 2.000.
• Mesin tersebut tahun 20X6 masih digunakan dan pada awal 20X7 dijual dengan harga 3000
• Ilustrasi perbedaan pajak dan akuntansi serta jurnalnya dapat dilihat dalam slide berikut ini.

Depresiasi menurut akuntansi (12.000-2000)/5=2.000


20X1 20X2 20X3 20X4 20X5 20X6 20X7
Pendapatan 7 7 7 7 7 7 7
Keuntungan mesin 1
Bbn Operasi 2 2 2 2 2 2 2
Bbn Penyusutan 2 2 2 2 2
Total Beban 4 4 4 4 4 2 2
Laba sblm pajak 3 3 3 3 3 5 6
Beban Pajak (akt) 750 750 750 750 750 1.25 1.5
Laba setelah pajak 2.25 2.25 2.25 2.25 2.25 3.75 4.5

PUBLISH BY SM 126
ACCOUNTING HANDBOOK (POLICY & PROCEDURE MANUAL)

Depresiasi menurut pajak 10.000/4=2.500


20X1 20X2 20X3 20X4 20X5 20X6 20X7
Pendapatan 7 7 7 7 7 7 7
Keuntungan mesin 3
Bbn Operasi 2 2 2 2 2 2 2
Bbn Penyusutan 3 3 3 3
Total Beban 5 5 5 5 2 2 2
Penghasilan kena pajak 2 2 2 2 5 5 8
Pajak terutang 500 500 500 500 1.25 1.25 2
Penghasilan stlh pajak 1.5 1.5 1.5 1.5 3.75 3.75 6

20X1 20X2 20X3 20X4 20X5 20X6 20X7


AKUNTANSI
Laba sblm pajak 3 3 3 3 3 5 6
Beban Pajak (akt) 750 750 750 750 750 1.25 1.5
PAJAK
Penghasilan kena pajak 2 2 2 2 5 5 8
Pajak terutang 500 500 500 500 1.25 1.25 2
Perbedaan
Perbedaan laba 1 1 1 1 -2 0 -2
Perbedaan pajak 250 250 250 250 -500 0 -500
Kewajiban pajak tangguhan 250 500 750 1 500 500 0
Beban pajak (L/R)
Beban pajak kini 500 500 500 500 1.25 1.25 2
Beban pajak tangguhan 250 250 250 250 -500 0 -500
Total beban pajak 750 750 750 750 750 1.25 1.5

 Jurnal yang dibuat pada saat 20X1 – 20X4


Beban pajak tangguhan 250
Liabilitas pajak tangguhan 250
 Jurnal yang dibuat pada 20X5
Liabilitas pajak tangguhan 500
Beban pajak tangguhan 500
 Jurnal yang dibuat pada 20X7
Liabilitas pajak tangguhan 500
Beban pajak tangguhan 500
 Pada awal tahun 2005, liabilitas pajak tangguhan terakumulasi sebesar 1000.
 Pada akhir tahun 2005, setelah depresiasi dicatat, perbedaan direaliasasi 500, sehingga
liabilitas pajak tangguhan nilainya 500
 Perbedaan ini akan hilang pada saat aset tersebut terjual di tahun 2007. Pajak mengakui
keuntungan 3.000 akuntansi 1.000

PUBLISH BY SM 127
ACCOUNTING HANDBOOK (POLICY & PROCEDURE MANUAL)

Ilustrasi 7 – Kerugian fiscal


• Entitas A pada tahun 20x1 mengalami kerugian fiskal 8.000 (diasumsikan kerugian akuntansi
nilainya sama).
• Pada 20x2 entitas laba 2.000, 20x3 laba 3.000 dan 20x4 laba sebesar 5.000.
• Tidak terjadi perbedaan akuntansi dan pajak

20X1 20X2 20X3 20X4


Laba akuntansi -8 2 3 5
Beban pajak kini - - - 500
Beban pajak tangguhan -2 500 750 750
Total beban pajak -2 500 750 1.25
Laba setelah pajak -6 1.5 2.25 3.75

Tahun Jurnal
20X1 Aset pajak tangguhan 2
Manfaat pajak tangguhan (beban pajak) 2
20X2 Manfaat pajak tangguhan 500
Aset pajak tangguhan 500
20X3 Manfaat pajak tangguhan 750
Aset pajak tangguhan 750
20X4 Manfaat pajak tangguhan 750
Aset pajak tangguhan 750
Beban pajak kini 500
Utang pajak kini 500

PUBLISH BY SM 128
ACCOUNTING HANDBOOK (POLICY & PROCEDURE MANUAL)

19. Kebijakan dan Prosedur Manual – Transfer Pricing

19.1. Pengantar
Indonesia mengadopsi arm’s length standard untuk transaksi antara pihak-pihak terkait. Karena sistem
pajak didasarkan pada penilaian sendiri, beban pembuktian ada pada wajib pajak, bukan pada otoritas
pajak.

Aturan hukum
Untuk tujuan pajak penghasilan, undang-undang yang mengatur tentang transfer pricing ditemukan
dalam pasal 18 undang-undang pajak penghasilan tahun 1983, sebagaimana direvisi oleh Undang-
Undang Pajak Penghasilan tahun 1991, 1994 dan 2000 dan selanjutnya oleh undang-undang Pajak
Penghasilan No.06 / 2008.

Pasal 18 menyatakan bahwa otoritas pajak dapat menyesuaikan penghasilan kena pajak dari wajib pajak
untuk transaksi dengan pihak terkait yang tidak dilakukan dengan dasar wajar. Pihak-pihak terkait
dianggap ada dalam keadaan berikut:

 Di mana seorang wajib pajak secara langsung atau tidak langsung berpartisipasi dalam 25% atau
lebih dari modal wajib pajak lain, atau di mana perusahaan berpartisipasi dalam 25% atau lebih
dari modal dua wajib pajak, dalam hal ini kedua wajib pajak yang terakhir juga dianggap terkait .
 Di mana seorang wajib pajak secara langsung atau tidak langsung mengendalikan wajib pajak lain
atau di mana dua atau lebih wajib pajak berada di bawah kendali bersama.
 Di mana ada hubungan keluarga dengan darah atau pernikahan.

Pada bulan September 2008, Parlemen mengeluarkan Undang-Undang Pajak Penghasilan No.
36/2008, yang mulai berlaku 1 Januari 2009. Pasal 18 (3) UU Pajak Penghasilan mengatur bahwa
metodologi penetapan harga lima lengan dari Organisasi untuk Kerjasama Ekonomi dan Pedoman
Pengembangan (OECD) harus digunakan untuk menetapkan atau meninjau harga transfer.

Untuk pajak pertambahan nilai (PPN), ketentuan yang hampir identik dimasukkan dalam Pasal 2 UU
PPN 1983, sebagaimana direvisi oleh UU PPN 1991, 1994 dan 2000 dan selanjutnya direvisi oleh UU
PPN No. 42/2009.

Peraturan lainnya
Peraturan Pemerintah No. 80/2007, yang dikeluarkan 28 Desember 2007 dan berlaku sejak 1 Januari
2008, secara eksplisit menyatakan bahwa wajib pajak yang melakukan transaksi di bawah pengendalian
bersama harus memelihara dokumentasi yang membuktikan kepatuhan mereka pada prinsip arm-
length.

Undang-undang administrasi perpajakan 2007 menyatakan bahwa dokumen yang diminta dalam audit
pajak harus diserahkan dalam waktu satu bulan sejak permintaan. Ini bisa berarti bahwa dokumentasi
penetapan harga transfer yang diajukan setelah 30 hari dapat diabaikan.

PUBLISH BY SM 129
ACCOUNTING HANDBOOK (POLICY & PROCEDURE MANUAL)

Pada akhir 2010, Direktur Jenderal Pajak Indonesia (DJP) mengeluarkan beberapa peraturan penting
tentang harga transfer, meletakkan dasar bagi era baru pengembangan harga transfer di Indonesia.
Peraturan penetapan harga transfer, PER-43 / PJ / 2010 (PER-43), merupakan panduan penentuan
harga transfer khusus pertama untuk wajib pajak Indonesia karena dokumentasi penetapan harga
transfer menjadi wajib 1 Januari 2008.

PER-43 diubah oleh PER-32 / PJ / 2011 (PER-32) pada 11 November 2011 yang memberikan panduan
tambahan tentang analisis komparatif yang diperlukan dalam dokumentasi harga transfer, preferensi
terhadap perbandingan internal dibandingkan dengan perbandingan eksternal dan penerapan metode
yang paling tepat dibandingkan dengan pendekatan hierarkis dalam memilih metodologi penentuan
harga transfer berdasarkan PER-43. Peraturan tersebut juga menyebutkan bahwa PER-32 hanya
berlaku untuk transaksi yang melebihi 10 miliar rupiah Indonesia (IDR) dengan satu pihak terkait.
Transaksi dengan pihak terkait dalam negeri juga tercakup dalam bidang peraturan tentang penetapan
harga transfer (TP) jika pihak-pihak terkait secara efektif tidak dikenakan pajak atas dasar yang sama.

Amandemen di atas merupakan tambahan terhadap peraturan yang dikeluarkan pada 2010 tentang
Prosedur Kesepakatan Bersama (MAP), PER -48 / PJ / 2010 (PER -48), dan Perjanjian Harga Lanjutan,
PER-69 / PJ / 2010 (PER - 69).

Penerapan prinsip arm-length PER-32


Menunjukkan bahwa prinsip arm’s length standard harus diimplementasikan menggunakan langkah-
langkah berikut:
 Melakukan analisis komparabilitas dan mengidentifikasi yang sebanding.
 Menentukan metode penentuan harga transfer yang paling tepat.
 Menerapkan prinsip arm-length pada transaksi yang diuji berdasarkan hasil analisis komparabilitas
dan metode penetapan harga transfer yang dipilih.
 Dokumentasikan setiap langkah proses yang digunakan untuk menentukan harga atau laba selisih
harga.

Peraturan tersebut mencatat bahwa wajib pajak tidak diharuskan untuk mematuhi langkah-langkah
ini untuk transaksi dengan pihak-pihak terkait yang menghasilkan pendapatan, atau mengeluarkan
biaya, kurang dari Rp10 juta. Dalam praktiknya, tidak banyak wajib pajak dapat memanfaatkan
pembebasan ini.

Pemilihan metode penentuan harga transfer


PER-32 telah meninggalkan pendekatan hierarki dan mengadopsi pendekatan metode yang paling
tepat, meskipun dari perspektif praktis, DJP masih menganggap harga yang tidak terkontrol (CUP)
yang sebanding sebagai metode yang paling disukai. Pemilihan metode yang paling tepat
membutuhkan pertimbangan berikut:

 Kekuatan dan kelemahan setiap metode penetapan harga transfer.


 Kesesuaian metode berdasarkan sifat transaksi pihak terkait, ditentukan oleh analisis fungsional.
 Ketersediaan informasi yang valid (tentang transaksi independen) untuk menerapkan metode
yang dipilih.

PUBLISH BY SM 130
ACCOUNTING HANDBOOK (POLICY & PROCEDURE MANUAL)

 Tingkat komparabilitas antara transaksi pihak terkait dengan transaksi independen, termasuk
apakah penyesuaian yang sesuai perlu dilakukan untuk menghilangkan perbedaan material antara
transaksi atau perusahaan yang dibandingkan.

Analisis komparabilitas, analisis komparabilitas yang diuraikan dalam PER-43 yang telah diubah oleh
PER-32, didasarkan pada lima faktor komparabilitas yang terkandung dalam Pedoman OECD. Ini
adalah sebagai berikut:
 Karakteristik properti atau layanan.
 Profil fungsional pihak-pihak yang terlibat.
 Ketentuan kontrak.
 Kondisi perekonomian.
 Strategi bisnis.

Panduan diberikan tentang bagaimana masing-masing faktor pembanding ini harus dianalisis. Panduan
ini konsisten dengan penjelasan tentang faktor-faktor komparabilitas dalam Pedoman OECD. Ini
adalah praktik umum untuk studi tolok ukur regional untuk dimanfaatkan dalam studi harga transfer
Indonesia.

Peraturan Transfer Pricing Indonesia juga menyediakan panduan terperinci untuk menilai sifat lengan
panjang dari layanan intragroup (IGS) dan transaksi properti tak berwujud (IP). Tes yang ketat harus
diterapkan secara hierarkis untuk membuktikan sifat wajar transaksi IGS dan IP.

Beban pembuktian
Indonesia beroperasi pada sistem penilaian sendiri, dengan perusahaan menetapkan harga transfer
mereka sendiri. Beban pembuktian ada pada wajib pajak untuk membuktikan bahwa harga asli telah
ditentukan secara wajar. Dalam konteks audit pajak, jika wajib pajak tidak memiliki dokumentasi untuk
mendukung posisinya, ada risiko tinggi bahwa Kantor Pajak Indonesia (KPP) akan membuat
penyesuaian besar, seperti penolakan semua pengurangan untuk biaya jasa manajemen atau royalti
yang dibayarkan. kepada pihak terkait.

Prosedur pemeriksaan pajak


Untuk tahun-tahun sebelum 2007, kantor pajak memiliki sepuluh tahun (tetapi tidak lebih dari 2013)
untuk mengaudit dan menerbitkan penilaian (dan penilaian tambahan jika ditemukan fakta baru, yang
sebelumnya tidak diungkapkan, ditemukan). Untuk tahun-tahun sejak 2008 dan seterusnya, rentang
waktu untuk penerbitan surat ketetapan pajak kurang bayar telah dikurangi menjadi lima tahun.

Sejauh ini, otoritas pajak belum melakukan audit khusus yang berkaitan dengan harga transfer.
Namun demikian, audit pajak yang dilakukan sehubungan dengan kepatuhan pajak secara keseluruhan
akan selalu fokus pada transaksi antar perusahaan, terutama transaksi yang melibatkan bukan
penduduk. Jika terdapat perbedaan harga antara transaksi intragroup dan transaksi pihak ketiga,
koreksi harga transfer akan dimasukkan dalam temuan audit. KPP telah secara ketat menegakkan
aturan 30 hari dalam audit pajak. Dalam praktiknya, jika wajib pajak belum menyiapkan dokumentasi
penentuan harga transfer sebelum menerima permintaan dalam audit, kemungkinan sulit untuk
memberikan respons yang memuaskan dalam jangka waktu 30 hari.

PUBLISH BY SM 131
ACCOUNTING HANDBOOK (POLICY & PROCEDURE MANUAL)

Audit pajak dilakukan melalui tinjauan pustaka serta kunjungan ke lokasi perusahaan oleh otoritas
pajak. Ini mungkin melibatkan pertemuan atau korespondensi, dan penyelesaian audit penetapan
harga transfer dalam banyak kasus dapat terjadi melalui negosiasi formal dan banding di pengadilan
pajak. Perilaku wajib pajak dapat mempengaruhi hasilnya. Otoritas pajak juga memiliki kekuatan
untuk melakukan penyelidikan. Investigasi umumnya hanya digunakan di mana dugaan penipuan
atau penggelapan. Pengalaman menunjukkan bahwa pemicu utama penyelidikan oleh otoritas pajak
adalah informasi yang diperoleh mereka melalui jaringan informasi mereka atau diberikan kepada
mereka oleh informan, seperti mantan karyawan yang tidak puas.

Seleksi perusahaan untuk audit


Indonesia memiliki sistem audit pajak yang luas. Wajib Pajak yang mengklaim pengembalian uang
secara otomatis akan dikenakan audit pajak. Surat pemberitahuan pajak yang mengindikasikan
kerugian pada umumnya juga memicu audit pajak. Selain itu, KPP baru-baru ini memulai latihan
profil risiko yang dirancang untuk mengidentifikasi kandidat berisiko tinggi untuk audit penetapan
harga transfer. Faktor risiko termasuk kerugian (atau kinerja laba yang buruk dibandingkan dengan
norma industri) dan volume transaksi pihak terkait yang tinggi.

Ketentuan informasi dan tugas-tugas wajib pajak lainnya


Otoritas pajak memiliki kewenangan hukum yang luas untuk meminta informasi yang relevan
dengan audit, seperti catatan akuntansi, perjanjian, dokumen pendukung, dan pengembalian pajak.

Keberatan pajak dan prosedur banding


Auditor pajak menyesuaikan transaksi pihak terkait di mana mereka tidak percaya bahwa harga
wajar telah digunakan. Wajib Pajak memiliki hak untuk menolak penilaian yang dibuat oleh kantor
pajak. Keberatan harus diajukan secara tertulis dalam waktu tiga bulan sejak diterbitkannya penilaian
dan harus ditujukan kepada DJP (Direktorat Jenderal Pajak) di kantor tertentu dari mana penilaian
tersebut dikeluarkan. DJP memiliki waktu 12 bulan untuk mengeluarkan keputusan terkait keberatan
tersebut.

Menurut Undang-Undang Administrasi Pajak 2007, yang berlaku sejak 1 Januari 2008 (dan berlaku
untuk tahun pajak yang dimulai pada atau setelah tanggal ini), wajib pajak wajib membayar hanya
jumlah yang disepakati dengan auditor pajak selama konferensi penutup audit pajak. Jika wajib pajak
tidak setuju dengan koreksi mereka, wajib pajak tidak perlu membayar apa pun pada saat ini.

Namun, wajib pajak perlu berhati-hati ketika memutuskan berapa banyak yang harus dibayar, karena
keputusan DJP yang tidak menguntungkan atas keberatan mereka menghasilkan penalti administratif
50% dari pajak yang dibayar rendah. Hukuman meningkat menjadi 100% jika banding diajukan dan
keputusannya tidak menguntungkan wajib pajak.

Wajib Pajak dapat mengajukan banding ke Pengadilan Pajak terhadap keputusan DJP atas keberatan
mereka. Agar Pengadilan Pajak mendengarkan banding, wajib pajak harus membayar 50% dari total
ketetapan pajak. Ada ketidakpastian tentang jumlah minimum yang harus dibayar untuk mengajukan
banding. Menurut Undang-Undang Administrasi Pajak 2007, aturan yang sama harus berlaku: wajib

PUBLISH BY SM 132
ACCOUNTING HANDBOOK (POLICY & PROCEDURE MANUAL)

pajak hanya membayar sebanyak yang disepakati dalam konferensi penutup. Namun, UU Pengadilan
Pajak, yang mengatur banding pajak, menuntut pembayaran minimum 50% dari pajak yang
terhutang. Terlepas dari hal di atas, kami mencatat dari beberapa pengalaman pembayar pajak, hakim
pengadilan tidak membuang kasus pembayar pajak dengan alasan teknis ketika pembayaran minimum
50% belum terpenuhi.

Saat ini, Pengadilan Pajak memberikan kesempatan terbaik bagi pembayar pajak untuk menerima
pemeriksaan yang adil. Jika banding ke Pengadilan Pajak masih gagal, wajib pajak dapat mengajukan
banding ke Mahkamah Agung, asalkan kriteria tertentu dipenuhi.

Perlu dicatat bahwa Indonesia memiliki sistem hukum perdata di mana pengadilan tidak beroperasi
atas dasar prioritas dan keputusan mereka tidak dipublikasikan. Selain itu, kasus pajak tidak dapat
diajukan banding di luar Pengadilan Pajak atau Mahkamah Agung atau di pengadilan sipil selain
Pengadilan Tata Usaha Negara. Pengadilan ini menangani pengaduan oleh orang-orang yang terkena
dampak negatif oleh keputusan pemerintah dan jarang, jika pernah, digunakan dalam kasus pajak.

Denda pajak
Denda 2% per bulan dikenakan untuk keterlambatan pembayaran pajak, hingga maksimum 48% dari
pajak yang belum dibayar. Dalam kasus pidana, denda 200% -400% dari pajak yang belum dibayar
adalah mungkin, seperti halnya penjara.

Sebuah tim di kantor pajak pusat mengkhususkan diri dalam masalah penentuan harga transfer.
Umumnya, auditor pajak yang menangani aspek sehari-hari dari audit pajak bukan spesialis transfer
pricing, walaupun mereka biasanya memiliki beberapa pelatihan di bidang tersebut. Permintaan terkait
harga transfer dilakukan oleh departemen audit pajak yang relevan, tanpa bantuan dari penasihat
eksternal.

Transaksi risiko atau industri


Tidak ada transaksi yang dikecualikan. Untuk industri tertentu di mana mungkin sulit untuk
menetapkan tingkat laba aktual yang timbul di Indonesia, otoritas pajak memiliki kekuatan untuk
mengenakan pajak berdasarkan laba yang dianggap. Perusahaan penerbangan laut atau internasional,
perusahaan pengeboran minyak dan gas, dan kantor perwakilan asing dimasukkan dalam prinsip /
peraturan ini (Pasal 15 Undang-Undang Pajak Penghasilan tahun 1983, sebagaimana direvisi oleh
Undang-Undang Pajak Penghasilan tahun 1994 dan 2000 dan selanjutnya oleh Undang-Undang Pajak
Penghasilan No . 36/2008). Meskipun sebagian besar masalah penetapan harga transfer yang
ditantang dalam audit pajak di Indonesia berfokus pada penetapan harga transfer lintas batas, undang-
undang tersebut juga mencakup harga transfer yang terjadi di dalam negeri. Contoh di mana kantor
pajak dapat menggunakan ketentuan ini sehubungan dengan pajak penjualan barang mewah yang
dikenakan pada barang mewah yang diproduksi di dalam negeri, transaksi yang dikenakan PPN (Pajak
Pertambahan Nilai), atau pengalihan laba untuk memanfaatkan kerugian. Perusahaan harus
mengungkapkan transaksi dengan perusahaan terkait dalam SPT tahunannya. Pengungkapannya
cukup terperinci dan mencakup informasi seperti apakah dokumentasi penentuan harga transfer telah
disiapkan.

PUBLISH BY SM 133
ACCOUNTING HANDBOOK (POLICY & PROCEDURE MANUAL)

Pernyataan tersebut mengharuskan pembayar pajak untuk mengungkapkan rincian berikut tentang
transaksi mereka dengan pihak terkait:
 Dengan siapa transaksi dilakukan dan sifat hubungan wajib pajak dengan rekanan.
 Jenis transaksi.
 Nilai transaksi.
 Metode mana yang diterapkan dalam menentukan harga transfer yang relevan (salah satu dari
metode penetapan harga transfer lima lengan yang diakui dalam Pedoman OECD harus
diungkapkan untuk setiap transaksi), dan alasan untuk pemilihan metode tersebut.

Untuk tahun pajak 2009 dan kemudian, wajib pajak juga harus membuat pengungkapan terperinci
tentang apakah mereka telah menyiapkan dokumentasi harga transfer, seperti:
 Profil perusahaan dan struktur kepemilikan.
 Jenis transaksi dan transaksi serupa dengan pihak independen.
 Analisis faktor komparatif OECD.
 Pemilihan dan penerapan metode penentuan harga transfer yang paling tepat.

Saat ini tidak jelas apakah otoritas pajak akan menggunakan pengungkapan ini untuk memilih kandidat
untuk audit penetapan harga transfer, seperti praktik di negara lain di mana pengungkapan
diperlukan.

Batasan pajak berganda dan proses kewenangan yang kompeten


Proses otoritas yang kompeten semakin banyak digunakan di Indonesia, karena penilaian penetapan
harga transfer menjadi lebih umum selama beberapa tahun terakhir. KPP telah menerima sejumlah
permintaan otoritas yang kompeten yang timbul dari penilaian harga transfer yang diajukan pada
tahun sebelumnya. Dengan meningkatnya aktivitas audit penetapan harga transfer dan penilaian yang
diajukan oleh KPP, ada kemungkinan bahwa jumlah kasus otoritas

yang kompeten akan terus meningkat di masa mendatang. Seorang wajib pajak penduduk Indonesia
dapat mengajukan permohonan MAP (Mata Anggaran Penerimaan / PER-38 / PJ / 2009)
sehubungan dengan transfer penyesuaian harga. Permintaan untuk MAP harus diserahkan dalam
bentuk tertulis kepada DJP melalui kepala kantor pajak terkait dengan memberikan informasi yang
ditentukan dalam peraturan yang berlaku. Jika permintaan tersebut dapat diproses lebih lanjut dengan
berkonsultasi dengan pejabat yang berwenang di negara mitra perjanjian pajak, DJP mengirimkan
permintaan tertulis untuk MAP kepada pejabat ini.

DJP menghentikan proses MAP jika wajib pajak penduduk Indonesia atau warga negara Indonesia
yang telah menjadi wajib pajak penduduk di negara mitra yang membuat permintaan untuk MAP:
 Mengajukan pembatalan permintaan MAP ke DJP
 Tidak setuju dengan isi draf kesepakatan bersama
 Tidak memenuhi semua persyaratan untuk informasi atau dokumen sebagaimana disyaratkan oleh
DJP
 Memberikan informasi palsu kepada DJP.

Dengan diterbitkannya Peraturan Pemerintah No. 74/2011 (GR 74), wajib pajak dapat mengajukan
permohonan untuk MAP dan secara simultan mengejar mekanisme penyelesaian sengketa lokal.

PUBLISH BY SM 134
ACCOUNTING HANDBOOK (POLICY & PROCEDURE MANUAL)

Perselisihan lokal resolusi termasuk mengajukan keberatan pajak, mengajukan banding ke Pengadilan
Pajak dan meminta pengurangan atau pembatalan sanksi administratif.

Namun, aplikasi MAP akan dihentikan jika keputusan banding dinyatakan oleh Pengadilan Pajak
sebelum finalisasi MAP. Jika salah satu pihak tidak puas dengan keputusan Pengadilan Pajak,
peninjauan kembali oleh Mahkamah Agung masih diperbolehkan.

Perjanjian harga di muka / Advance pricing agreements (APA)


Sejak 1 Januari 2001, Undang-Undang Pajak Penghasilan Indonesia memasukkan ketentuan yang
memberi wewenang kepada DJP Indonesia untuk menandatangani APA, yang berlaku untuk periode
yang disepakati dan dapat dinegosiasikan ulang. Seperti halnya di banyak negara lain, perjanjian
penentuan harga Advance (APA) sepihak atau bilateral mulai 1 Januari 2001, Undang-Undang Pajak
Penghasilan Indonesia mencakup ketentuan yang memberi wewenang kepada DJP Indonesia untuk
menandatangani APA, yang berlaku untuk periode yang disepakati dan dapat dinegosiasikan. Seperti
halnya di banyak negara lain, APA unilateral atau bilateral dapat menjadi cara yang menguntungkan
untuk menyelesaikan ketidakpastian penetapan harga transfer sebelum mereka menjadi perselisihan
yang sengit. Pada tanggal 31 Desember 2010, DJP mengeluarkan peraturan APA No.69 / PJ / 2010
(PER 69). Periode pertanggungan untuk suatu APA adalah tiga tahun fiskal dari akhir perjanjian.

Kemunduran ke tahun-tahun sebelumnya dimungkinkan, asalkan kriteria berikut dipenuhi:


• SPT pajak penghasilan badan wajib pajak untuk tahun pajak yang relevan belum diaudit
• Wajib Pajak belum mengajukan keberatan pajak terkait SPT
• Tidak ada indikasi kejahatan pajak

Kembalikan APA ke tahun-tahun sebelumnya tidak otomatis dan akan dinegosiasikan antara wajib
pajak dan KPP. GR-74 menetapkan bahwa dokumen apa pun yang digunakan selama negosiasi

APA harus dikembalikan kepada wajib pajak jika tidak ada kesepakatan yang tercapai dan dokumen
tersebut tidak dapat digunakan oleh Kantor Pajak Indonesia sebagai dasar untuk melakukan audit
pajak atau audit untuk bukti awal.
Mengantisipasi perkembangan hukum dan praktik
Diperkirakan bahwa peraturan lebih lanjut tentang MAP dan APA akan dikeluarkan dalam waktu
dekat. Juga diantisipasi bahwa otoritas pajak akan terus melakukan audit penentuan harga transfer
yang ekstensif dalam beberapa tahun mendatang.
Hubungan dengan otoritas bea cukai
Meskipun otoritas pajak penghasilan dan otoritas bea cukai keduanya berada di bawah Menteri
Keuangan (Depkeu), tampaknya tidak ada pertukaran informasi rutin di antara mereka.
Investigasi bersama
Tidak ada informasi tersedia tentang kesediaan DJP untuk berpartisipasi dengan otoritas pajak dari
negara asing dalam penyelidikan bersama para pembayar pajak. Namun, DJP, menurut artikel
'Pertukaran Informasi' dalam perjanjian pajak berganda, tidak dilarang melakukan investigasi.

19.2. Ruang lingkup


Menteri Keuangan Republik Indonesia mengeluarkan peraturan terbaru No.213 / PMK.03 / 2016
terkait dengan harga transfer.

PUBLISH BY SM 135
ACCOUNTING HANDBOOK (POLICY & PROCEDURE MANUAL)

Peraturan ini mencakup ketentuan tentang pelaporan dokumen induk / dokumen lokal dan laporan
oleh negara untuk wajib pajak yang melakukan transaksi dengan pihak terkait (sesuai dengan
rekomendasi Organisasi untuk Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) dalam laporan akhir
tentang Dokumentasi Harga Transfer dan Negara Pelaporan-oleh-Negara - Aksi 13 (aksi BEPS 13).

Peraturan baru ini memperkenalkan pendekatan tiga tingkat untuk persyaratan dokumentasi yang
sejalan dengan ketentuan tindakan BEPS-13, penggunaan ambang batas untuk manajemen dokumen,
dan mengharuskan dokumen dibuat dalam bahasa Indonesia. Peraturan ini juga mencakup pedoman
bagi para pihak yang diwajibkan untuk melaksanakan dokumen, informasi yang harus dicakup dalam
dokumen dan kapan dokumen harus tersedia. Peraturan ini diterbitkan sesuai dengan ketentuan
dokumen harga pengalihan, dan tidak menggantikan aturan yang ada untuk mengatur keadilan dan
kebiasaan bisnis (DJP No. PER-43 / PJ / 2010 / diubah DJP No. PER-32 / PJ / 2011). Kebijakan dan
manual dirancang untuk meningkatkan kualitas dokumen yang disiapkan oleh Wajib Pajak
(Perusahaan) dan meningkatkan transparansi. Dokumen ini akan memastikan pengungkapan informasi
yang konsisten dalam Dokumen, Dokumen Lokal, Laporan Negara, dan formulir pengungkapan
transaksi afiliasi.

19.3. Definisi
Transfer Pricing Document (TP Doc), adalah dokumen tertulis yang harus disiapkan oleh Wajib Pajak
(Pasal 10 ayat 2 PP 74) yang bertransaksi dengan pihak terkait termasuk di dalam wajib pajak (termasuk
BUT). Dokumen tersebut dalam bentuk dokumentasi dasar dan langkah-langkah dalam menentukan
harga wajar atau profitabilitas (Prinsip Panjang Lengan / ALP) sesuai dengan hukum dan peraturan
yang berlaku.

Realted parties; hubungan khusus sebagaimana diatur dalam Pasal 18 ayat (4) Pajak Penghasilan atau
Pasal 2 ayat (2) UU PPN.

Affiliated parties; pihak dengan hubungan khusus dengan wajib pajak.

Transaksi afiliasi; transaksi yang dilakukan oleh wajib pajak dengan afiliasi.

Transfer harga; harga dalam transaksi afiliasi.

Mentransfer dokumen harga; dokumen yang dipegang oleh wajib pajak sebagai dasar untuk
menerapkan prinsip keadilan dan praktik bisnis dalam penentuan harga transfer.

Prinsip arms length; Prinsip yang menetapkan bahwa dalam hal kondisi dalam transaksi yang dilakukan
antara pihak-pihak dengan pihak-pihak terkait adalah sama atau sebanding dengan kondisi dalam
transaksi yang dilakukan antara pihak-pihak yang tidak memiliki pihak terkait dalam perbandingan.
Prinsip tersebut menetapkan bahwa dalam hal kondisi dalam transaksi yang dilakukan antara pihak
dengan pihak terkait adalah sama atau proporsional dengan kondisi dalam transaksi yang dilakukan
antara pihak-pihak yang tidak memiliki hubungan terkait dalam bentuk komparator, harga atau laba
dalam transaksi yang dilakukan antara pihak-pihak yang memiliki hubungan terkait, harus sama atau
dalam kisaran harga atau kisaran harga dalam transaksi yang dilakukan antara pihak-pihak yang tidak
memiliki pihak terkait yang digunakan sebagai pembanding.

PUBLISH BY SM 136
ACCOUNTING HANDBOOK (POLICY & PROCEDURE MANUAL)

19.3.1. Tipe dari TP Doc

Jangan
membuat TP
WP melakukan transaksi afiliasi Doc
Sirkulasi Bruto:
Jumlah pendapatan Yes
bruto yang
Yes
diterima atau Sirkulasi kotor > Rp50 juta
diperoleh
sehubungan No
dengan pekerjaan,
Transaksi afiliasi untuk barang Diperlukan
bisnis, atau Yes
berwujud> 20 M IDR TP Doc:
kegiatan utama
wajib pajak sebelum - File Master
No
memotong - File Lokal
potongan harga Transaksi afiliasi untuk layanan, Yang mana
dan potongan bunga dan barang tidak termasuk
lainnya. dihitung berwujud> 5 M IDR Yes semua
secara tahunan, transaksi
dalam hal tahun No
pajak penghasilan Yes
Afiliasi di suatu negara dengan
kotor dan / atau
tarif pajak pasal 17
melakukan
transaksi afiliasi 12
bulan. No
Tidak diperlukan TP Doc

PUBLISH BY SM 137
ACCOUNTING HANDBOOK (POLICY & PROCEDURE MANUAL)

b) Tax payer (WP) required CbCr

Mekanisme Pengarsipan Primer

The parent entity of a business Do not to make


group in Indonesia CBCR

Consolidated gross turnover of


the tax year> / = 11 T IDR

Yes
No
Required Have affiliation
CbCr transaction
Yes
Required
MF, LF &
CbCr
Mekanisme Pengarsipan Sekunder

Who is a member of a business


group whose parent is outside
Indonesia

The parent entity state


requires CbCr?
Yes

The parent entity has a CbC


exchange agreement with Indonesia?

Yes
The parent entity has a CbC
exchange agreement with Indonesia,
and can be obtained?

Yes
Do not make CbCr

PUBLISH BY SM 138
ACCOUNTING HANDBOOK (POLICY & PROCEDURE MANUAL)

Example-1 regarding Master File

PT ABC-Finacial adalah perusahaan Indonesia bagian dari bisnis DEF Energy Ltd, yang melakukan
transaksi afiliasi dengan tahun buku mulai dari 1 Januari hingga 31 Desember.

2016 2017 2018


Gross transactions of
tangible goods
Affiliate 5,000,000,000 5,000,000,000 4,000,000,000
Non Affiliate 70,000,000,000 40,000,000,000 45,000,000,000
Total gross transactions 75,000,000,000 45,000,000,000 49,000,000,000
Royalty fee (affiliate) - - 7,500,000,000

2017 MF LF Must be available no


Latter than 30 April 2018
Gross transaction 2016 > 50 M IDR

2018 MF LF

Gross transaction 2017 < 50 M IDR, tangible goods < 20 M IDR

Must be available no Must be available no


2019 MF LF
Latter than 30 April 2019

Gross transaction 2018 < 50 M IDR, but royalty > 5M IDR

3.2 Dokumen Harga (TP Doc)

Sesuai dengan pasal 1 angka 6 PMK-213 / PMK.03 / 2016, dokumen Dokumentasi Harga Transfer
(TP Doc) terdiri dari:

File induk / Master File adalah dokumen yang berisi informasi tentang grup bisnis dan setidaknya
berisi hal-hal berikut:

1. Struktur dan bagan kepemilikan dan negara bagian atau yurisdiksi masing-masing anggota;
a) Daftar pemegang saham dan persentase kepemilikan saham serta daftar manajer dari masing-
masing anggota grup
b) Bagan kepemilikan grup bisnis yang menunjukkan hubungan keseluruhan kepemilikan anggota
grup bisnis
c) Lokasi geografis (negara atau yurisdiksi) dari masing-masing kelompok bisnis

PUBLISH BY SM 139
ACCOUNTING HANDBOOK (POLICY & PROCEDURE MANUAL)

2. Kegiatan bisnis yang dilakukan;


a) Daftar anggota grup bisnis dan aktivitas masing-masing anggota grup bisnis
b) Faktor penentu yang memiliki peran penting dalam menentukan laba masing-masing anggota
kelompok bisnis
c) Penjelasan dan skema / grafik / diagram pada rantai bisnis dari lima produk atau layanan
teratas yang diproduksi oleh kelompok bisnis serta untuk produk atau layanan lain yang
diproduksi oleh kelompok bisnis dengan nilai bisnis bruto lima persen atau lebih dari total
kelompok bisnis bruto
d) Membuat daftar dan menjelaskan kontrak / perjanjian penting antara anggota grup, termasuk
penjelasan tentang kemampuan anggota bisnis grup yang menyediakan layanan dan
mentransfer kebijakan penetapan harga pada alokasi biaya dalam penyediaan layanan dan
penetapan harga yang harus dibayar berdasarkan ketentuan harga di antara anggota dalam
sebuah kelompok bisnis.
e) Penjelasan tentang lokasi geografis (negara atau yurisdiksi) yang menjadi pasar utama produk
/ layanan yang dihasilkan oleh kelompok bisnis
f) Penjelasan umum analisis fungsi bisnis mengenai analisis fungsi, aset, dan risiko yang dilakukan
oleh suatu kelompok bisnis yang menggambarkan kontribusi setiap anggota kelompok bisnis
dalam pembentukan nilai.
g) Penjelasan mengenai restrukturisasi bisnis, akuisisi bisnis, dan divestasi bisnis yang dilakukan
oleh anggota grup bisnis selama 5 tahun terakhir
3. Benda tak berwujud yang dimiliki oleh kelompok bisnis;
a) Deskripsi strategi bisnis kelompok dalam pengembangan, kepemilikan dan eksploitasi aset
tidak berwujud, termasuk lokasi kegiatan penelitian dan pengembangan serta lokasi
manajemen Litbang
b) Daftar benda tak berwujud atau kelompok aset tidak berwujud milik kelompok bisnis penting,
untuk analisis penetapan harga transaksi dan penjelasan tentang anggota kelompok bisnis yang
secara hukum memiliki properti dengan maksud
c) Daftar dan penjelasan para pihak dalam anggota grup bisnis yang berkontribusi pada
pengembangan aset tidak berwujud
d) Daftar kontrak / perjanjian di antara anggota kelompok bisnis terkait dengan aset tidak
berwujud termasuk perjanjian pengaturan kontribusi biaya, perjanjian penelitian dan
pengembangan layanan, dan perjanjian lisensi terkait
e) Deskripsi kebijakan harga transfer kelompok sehubungan dengan kegiatan penelitian dan
pengembangan dan tidak berwujud
f) Deskripsi transfer kepemilikan aset tidak berwujud yang terjadi antara anggota grup bisnis
pada tahun yang bersangkutan termasuk nama anggota grup bisnis, negara atau yurisdiksi
dan kompensasi untuk pengalihan kepemilikan properti tidak berwujud
4. Kegiatan keuangan dan pembiayaan dalam kelompok bisnis;
a) Penjelasan pembiayaan yang digunakan oleh kelompok bisnis, termasuk perjanjian pembiayaan
dengan pemberi pinjaman independen
b) Mengidentifikasi dan menggambarkan anggota kelompok bisnis yang menjalankan fungsi
sebagai pusat keuangan / keuangan untuk anggota kelompok bisnis, termasuk informasi
tentang negara atau yurisdiksi tempat anggota kelompok bisnis grup didirikan dan di mana
manajemen yang efektif berada

PUBLISH BY SM 140
ACCOUNTING HANDBOOK (POLICY & PROCEDURE MANUAL)

c) Penjelasan tentang kebijakan penetapan harga transfer sehubungan dengan perjanjian


pembiayaan antara anggota kelompok bisnis
5. Laporan keuangan konsolidasian orang tua dan informasi pajak yang berkaitan dengan transaksi
afiliasi;
a) Laporan keuangan konsolidasian grup bisnis untuk tahun pajak yang relevan, baik disiapkan
untuk keperluan eksternal maupun internal.
b) Daftar dan penjelasan tentang perjanjian penetapan harga di muka yang dimiliki oleh anggota
grup bisnis dan ketentuan perpajakan lainnya yang berkaitan dengan alokasi pendapatan
anggota grup bisnis

Lokal File adalah dokumen yang disajikan tersegmentasi berdasarkan karakterisasi bisnis dan
setidaknya mencakup yang berikut:

1. Identitas Wajib Pajak dan kegiatan usaha yang dilakukan oleh wajib pajak;
a) Deskripsi struktur manajemen wajib pajak, bagan informasi, informasi tentang pihak domestik
atau asing, yang merupakan pihak terkait, dan negara atau yurisdiksi pihak tersebut adalah
b) Penjelasan terperinci tentang strategi bisnis dan bisnis yang dilakukan oleh wajib pajak,
termasuk indikasi dalam kasus seorang wajib pajak yang terlibat atau dipengaruhi oleh
restrukturisasi bisnis atau transfer benda tak berwujud dari kelompok bisnis yang sedih atau
telah terjadi pada tahun sebelumnya, dan penjelasan tentang pengaruhnya terhadap wajib pajak
c) Aspek operasional dari kegiatan bisnis wajib pajak
d) Deskripsi lingkungan bisnis secara terperinci, termasuk daftar pesaing utama
2. Informasi tentang transaksi afiliasi dan transaksi independen yang dilakukan oleh wajib pajak;
a) Skema dan kebijakan transaksi
b) Kebijakan penetapan harga diterapkan selama lima tahun terakhir
c) Penjelasan setiap transaksi dan latar belakang dalam melakukan transaksi
d) Jumlah nominal transaksi secara rinci per jenis dan per lawan transaksi
e) Informasi tentang lawan transaksi dalam setiap jenis transaksi dan penjelasan tentang
hubungan wajib pajak dengan masing-masing transaksi masing-masing
f) Informasi dalam bentuk tabel setidaknya mengenai nomor faktur dan tanggal, nama rekanan,
negara / yurisdiksi transaksi, nama produk, jumlah unit / jumlah, harga per unit, tanggal
pengiriman / pengiriman barang,
g) Salinan perjanjian / kontrak yang terkait dengan transaksi yang bernilai signifikan
3. Menerapkan prinsip keadilan dan praktik bisnis;
a) Penjelasan terperinci mengenai analisis komparatif dari setiap transaksi afiliasi yang dilakukan
oleh wajib pajak yang meliputi analisis karakteristik produk / layanan, analisis fungsional,
ketentuan kontrak, strategi bisnis, dan kondisi ekonomi, termasuk analisis perbandingan
perbedaan kondisi dengan tahun-tahun sebelumnya
b) Penjelasan terperinci tentang karakterisasi bisnis dalam menjalankan wajib pajak berdasarkan
hasil analisis fungsional
c) Penjelasan metode penetapan harga transfer yang paling tepat untuk setiap jenis transaksi
afiliasi, alasan pemilihan metode, dan keuntungan metode yang dipilih dibandingkan metode
lainnya
d) Penjelasan pihak yang dipilih sebagai pihak yang akan diuji dalam penerapan metode penentuan
harga transfer dan alasan pemilih dan rasio keuangan atau indikator tingkat keuntungan yang

PUBLISH BY SM 141
ACCOUNTING HANDBOOK (POLICY & PROCEDURE MANUAL)

digunakan dalam penerapan metode penentuan harga transfer, dalam hal wajib pajak
menggunakan metode penetapan harga transfer laba kotor atau bersih
e) Ringkasan asumsi yang digunakan dalam menerapkan metode penentuan harga transfer
f) Penjelasan berdasarkan penggunaan analisis multi-tahun jika diperlukan
g) Daftar dan penjelasan transaksi komparatif internal / eksternal yang dipilih, dan penjelasan
terperinci tentang kriteria yang digunakan dalam data pencarian komparatif dan informasi
sumber data komparatif yang digunakan
h) Tinjauan umum laporan keuangan yang digunakan dalam penerapan metode penetapan harga
transfer, termasuk laporan keuangan tersegmentasi dalam hal seorang wajib pajak memiliki
lebih dari satu karakterisasi bisnis
i) Penjelasan penerapan metode penetapan harga transfer berdasarkan komparator yang dipilih,
kisaran harga saat ini atau laba saat ini, dan titik referensi dalam kisaran harga atau laba wajar
di mana harga transaksi didasarkan
j) Penjelasan penyesuaian yang dilakukan untuk meningkatkan kompatibilitas, termasuk
penjelasan apakah penyesuaian hanya dilakukan pada pihak yang diuji, untuk transaksi
perbandingan atau keduanya.
k) Penjelasan kesimpulan bahwa transfer pricing telah atau belum sesuai dengan prinsip keadilan
dan praktik bisnis
l) Salinan perjanjian penetapan harga di muka yang dimiliki oleh anggota lain dari kelompok
bisnis dan ketentuan pajak lainnya yang terkait dengan transaksi afiliasi wajib pajak
4. Informasi keuangan Wajib Pajak
a) Laporan keuangan wajib pajak yang telah diaudit oleh akuntan publik untuk tahun pajak
sehubungan dengan dokumen harga pengalihan
b) Laporan keuangan wajib pajak tersegmentasi didasarkan pada karakterisasi bisnis, dalam hal
wajib pajak memiliki lebih dari satu karakterisasi bisnis
c) Informasi dan penjelasan penggunaan informasi dalam laporan keuangan terkait dengan
penerapan metode transfer pricing
d) Ringkasan informasi yang relevan dari perbandingan yang digunakan dalam penerapan metode
penentuan harga transfer dan sumber informasi keuangan
5. Kejadian / peristiwa / fakta non-finansial yang mempengaruhi pembentukan harga atau tingkat
keuntungan

Country-by-country reporting (CbCr), konsisten dengan OECD BEPS Action 13, anggota perusahaan
grup dengan persyaratan berikut juga harus menyiapkan dan memelihara CbCr. Syaratnya adalah
Wajib Pajak Indonesia;
 Kontrol secara langsung atau tidak langsung satu atau lebih dari perusahaan anggota lain
dalam grup bisnis
 Memiliki kewajiban untuk menyusun laporan keuangan konsolidasi berdasarkan standar
akuntansi Indonesia
 Memiliki omset kotor konsolidasi tahun ini sebesar Rp11 triliun.

Mirip dengan Master File dan Lokal File, batasan omzet bruto adalah omzet yang berasal dari kegiatan
bisnis utama sebelum mengurangi diskon, potongan harga, dan potongan lainnya.

PUBLISH BY SM 142
ACCOUNTING HANDBOOK (POLICY & PROCEDURE MANUAL)

A member of group companies juga harus menyiapkan dan memelihara CbCr jika negara atau
yurisdiksi perusahaan induk;
a) Tidak mengharuskan membuat CbCr
b) Tidak memiliki perjanjian Pertukaran Informasi (EoI) dengan Indonesia
c) Memiliki perjanjian EoI dengan Indonesia, namun CbCr tidak dapat diperoleh oleh Indonesia
dari yurisdiksi negara tersebut

Country-by-country report mensyaratkan berisi laporan kerja (kertas kerja - lihat lampiran - b)
CbCr akan berisi informasi berikut;
1. Yurisdiksi negara
2. Nama dan ID Pajak entitas
3. Jenis kegiatan bisnis
4. Gross turn over
5. Laporan laba (rugi) sebelum pajak
6. Pajak penghasilan sudah dibayar (basis pajak) - melalui pemotongan pajak dan pajak
yang di bayarkan sendiri
7. Pajak penghasilan yang harus dibayar - berdasarkan pada laporan keuangan
8. Modal lain
9. Akumulasi saldo laba
10. Jumlah karyawan tetap
11. Aset berwujud

Informasi dari CbCr utama akan disajikan dalam:


 Laporan CbCr-1, yang terutama menyediakan informasi per negara (lihat lampiran C)
 Laporan CbCr-2, yang menyediakan jenis kegiatan bisnis per negara (lihat lampiran D)
 Laporan CbCr-3, yang menyediakan informasi lain yang tidak disebutkan dalam CbCr-2
(lihat lampiran E)
Jangka waktu, CbCr harus tersedia dalam waktu 12 bulan setelah akhir tahun pajak.

4. Kebijakan dan Prosedur Manual TP-Doc

4.1. Transfer Pricing Statement


Is a Base Erosion and Profits Shifting (BEPS) dengan 15 Rencana Aksi yang antusias menangani
penghindaran pajak dengan mandat untuk negara-negara anggota G20 dan negara-negara lain di
dunia bersama-sama dan dalam standar yang sama dan di tingkat lapangan bermain yang sama
menangani non perpajakan itu tidak adil. Tujuannya bukan untuk merencanakan pajak (tax planning)
untuk membuat Wajib Pajak tidak dapat dikenakan pajak di mana pun.

Pasal 3 ayat (6) UU KUP menetapkan bahwa "Wajib Pajak harus melampirkan dokumen sesuai dengan
ketentuan undang-undang perpajakan dalam SPT, dan harus menyimpan pembukuan, catatan dan
dokumen yang menjadi dasar pembukuan atau pencatatan dan dokumen lainnya untuk 10 (sepuluh)
tahun di Indonesia."

PUBLISH BY SM 143
ACCOUNTING HANDBOOK (POLICY & PROCEDURE MANUAL)

Pasal 10 ayat (2) PP 74 tahun 2011 menyatakan "Dalam hal seorang Wajib Pajak melakukan transaksi
dengan pihak-pihak yang memiliki hubungan khusus dengan Wajib Pajak, kewajiban untuk
menyimpan dokumen lain termasuk dokumen tambahan atau informasi untuk mendukung transaksi
tersebut dengan pihak hubungan khusus sesuai dengan prinsip keadilan dan praktik bisnis ”.

PT ABC-Financial diharuskan menyiapkan TP Dokumen jika;

1. Nilai omset bruto tahun pajak sebelumnya dalam satu tahun pajak melebihi Rp50.000.000.000,00
(lima puluh miliar rupiah); nilai Transaksi Afiliasi tahun sebelumnya dalam Tahun Pajak: lebih dari
Rp20.000.000.000,00 (dua puluh miliar rupiah) untuk transaksi barang berwujud, atau lebih dari
Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah) untuk setiap ketentuan layanan, pembayaran bunga ,
penggunaan barang tidak berwujud, atau Transaksi Afiliasi lainnya atau Orang Afiliasi yang berlokasi
di suatu negara atau wilayah hukum dengan tarif Pajak Penghasilan lebih rendah dari tarif Pajak
Penghasilan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 UU Pajak Penghasilan.
‘Berkewajiban untuk membuat dokumen file induk dan dokumen file lokal’

2. Parents company atau subsidiary yang memiliki perputaran bruto konsolidasian pada tahun pajak
yang bersangkutan harus sekurang-kurangnya Rp11.000.000.000.000.00 (sebelas triliun rupiah),
atau dalam hal Wajib Pajak penduduk berdomisili sebagai anggota Grup Bisnis dan orang tua
Perusahaan adalah subjek pajak asing, Wajib Pajak penduduk wajib menyampaikan laporan per negara
di seluruh negara atau wilayah hukum di tempat Perusahaan berdomisili: tidak memerlukan pengajuan
laporan oleh negara, atau tidak memiliki perjanjian dengan pemerintah Indonesia mengenai
perpajakan, atau memiliki perjanjian dengan pemerintah Indonesia mengenai pertukaran informasi
pajak, tetapi laporan per negara tidak dapat diperoleh oleh pemerintah Indonesia dari negara atau
yurisdiksi tersebut.
‘Berkewajiban membuat dokumen induk, dokumen file lokal, dan CbCr report’

3. Pengecualian Wajib Pajak Yang Membutuhkan TP Doc, tidak diharuskan untuk membuat Dokumen
Transfer (TP Doc) adalah untuk wajib pajak yang memiliki transaksi afiliasi tetapi tidak termasuk dalam
kategori yang disebutkan, tetapi masih memiliki kewajiban untuk menerapkan Prinsip keadilan dan
praktik bisnis sebagaimana diatur dalam peraturan perpajakan.

4.2 Transfer pricing document


PT ABC-Financial (Wajib Pajak) perlu menyiapkan dokumen lokal (Local File) juga menyiapkan
dokumen master (Master File) dan laporan negara (CbCr)

Dokumen Master (Master File) dalam bentuk informasi:


a) Struktur dan bagan kepemilikan grup bisnis serta negara atau yurisdiksi masing-masing anggota
grup bisnis.
b) Kegiatan bisnis yang dilakukan oleh kelompok bisnis
c) Aset tidak berwujud yang dimiliki oleh kelompok bisnis
d) Kegiatan keuangan dan pembiayaan dalam kelompok bisnis
e) Laporan keuangan konsolidasian induk dan informasi pajak yang berkaitan dengan transaksi afiliasi

PUBLISH BY SM 144
ACCOUNTING HANDBOOK (POLICY & PROCEDURE MANUAL)

Untuk laporan CbCr mengandung informasi dalam bentuk:


a) Alokasi pendapatan, pajak yang dibayarkan, dan kegiatan bisnis menurut negara atau yurisdiksi
semua anggota Grup Bisnis baik di dalam negeri maupun di luar negeri, termasuk nama negara
atau yurisdiksi, pendapatan kotor, laba sebelum pajak, Pajak Penghasilan dipotong / dipungut ,
bayar sendiri, hutang pajak penghasilan, modal, akumulasi laba ditahan, jumlah karyawan tetap,
dan properti berwujud selain uang tunai dan setara kas
b) Daftar anggota Grup Bisnis dan kegiatan bisnis utama berdasarkan negara atau yurisdiksi

4.3 Threshold transaction


PT ABC-Financial harus membuat dokumen induk (Master File0 dan dokumen lokal (Lokal File)
termasuk:
• Nilai turnover kotor dari Tahun Pajak sebelumnya dalam satu Tahun Pajak melebihi Rp
50.000.000.000,00 (lima puluh miliar rupiah);
• Nilai transaksi afiliasi pajak tahun sebelumnya dalam satu tahun pajak:
- lebih dari Rp20.000.000.000,00 (dua puluh miliar rupiah) untuk transaksi barang berwujud,
atau
- lebih dari Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah) untuk setiap ketentuan layanan,
pembayaran bunga, pemanfaatan barang tidak berwujud, atau Transaksi Afiliasi lainnya, atau
• Afiliasi yang berada di negara atau wilayah hukum dengan tarif Pajak Penghasilan lebih rendah
dari tarif Pajak Penghasilan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 Undang-Undang Pajak
Penghasilan

Sementara kewajiban untuk membuat dokumen induk, dokumen dan laporan lokal menurut negara
adalah:
• Wajib Pajak yang merupakan Orang Tua dari kelompok U yang memiliki omset kotor
konsolidasian pada Tahun Pajak yang relevan minimal Rp11.000.000.000,00 (sebelas triliun
rupiah)
• Dalam hal Wajib Pajak penduduk berdomisili sebagai anggota Grup Bisnis dan orang tua
Perusahaan adalah subjek pajak asing, Wajib Pajak penduduk wajib menyerahkan laporan per
negara di seluruh negara atau wilayah hukum tempat Perusahaan berdomisili:
- tidak memerlukan penyerahan laporan oleh negara;
- tidak memiliki perjanjian dengan pemerintah Indonesia tentang perpajakan; atau
• Memiliki perjanjian dengan pemerintah Indonesia mengenai pertukaran informasi pajak, tetapi
laporan per negara tidak dapat diperoleh oleh pemerintah Indonesia dari negara atau yurisdiksi
tersebut.

4.4 Overview and working paper


PT ABC-Financial diharuskan menyiapkan lampiran Ringkasan (Lampiran B) dan Kertas Kerja
(lampiran E) sebagaimana disebutkan dalam lampiran PMK 213 yang berupa Pernyataan Wajib Pajak
telah mengatur dan menyediakan dokumen induk dan dokumen lokal sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.

4.5 Cakupan transaksi


Transaksi termasuk lintas batas (cross border) dan transaksi domestik.

PUBLISH BY SM 145
ACCOUNTING HANDBOOK (POLICY & PROCEDURE MANUAL)

4.6 Perspektif analisis waktu penerapan prinsip keadilan


Pendekatan ex-ante dilakukan untuk mereka yang memegang dokumen induk dan lokal sementara
ex-post untuk mereka yang melakukan laporan berdasarkan negara (CbCr).

4.7 Bahasa TP Doc


PT ABC-Financial TP Doc wajib berbahasa Indonesia termasuk wajib pajak yang telah memperoleh
izin untuk menyelenggarakan pembukuan dalam bahasa asing dan mata uang selain rupiah. TP Doc
dapat dibuat sesuai dengan bahasa asing dan disertai dengan terjemahan.

4.8 Pernyataan ketersediaan dokumen


PT ABC-Financial harus membuat pernyataan tentang ketersediaan dokumen. Dalam Pasal 4 ayat 3
PMK 213 disebutkan bahwa dokumen penetapan harga transfer harus dilampiri dengan pernyataan
tentang ketersediaan dokumen penetapan harga transfer yang ditandatangani oleh pihak yang
menyediakan dokumen penetapan harga transfer.

5.1 Prosedur dan Manual TP-Doc

5.1 Kewajiban untuk mengatur dan menyimpan TP Doc

Berdasarkan data dan


informasi yang tersedia
Ex-Ante saat transaksi
MF dilakukan
&
LF Contemporaneo 4 bulan setelah
akhir tahun
us pajak

Jika tidak memenuhi, itu dianggap tidak menerapkan prinsip keadilan dan praktik bisnis dan
harus disertai dengan pernyataan mengenai ketersediaan dokumen dan tanda tangan dari pihak
yang menyediakan dokumen

PUBLISH BY SM 146
ACCOUNTING HANDBOOK (POLICY & PROCEDURE MANUAL)

CbCr (Country-by-Country Report)

Berdasarkan data dan informasi yang tersedia hingga akhir


tahun pajak.

Harus tersedia selambat-lambatnya 12 bulan setelah pajak


berakhir

5.2 Reporting TP Doc

a. Master file & local file reporting

sebagai
Master Local Lampiran SPT
File File Tahunan Pajak
Penghasilan
Perusahaan
untuk tahun
pajak yang
Pernyataan kapan dokumen tersedia
bersangkutan

SUMMARY
Attachment Disimpan oleh wajib pajak dan
Letter-B, PMK diserahkan saat diminta DJP
213/03/2016

b. Country-by-Country Reporting (CbCR)

Sebagai lampiran dari


SPT Tahunan tahun pajak
Attachment Letter - berikutnya
CbCR
E, F, G

PUBLISH BY SM 147
ACCOUNTING HANDBOOK (POLICY & PROCEDURE MANUAL)

5.3 Timeline reporting FYE 31 December

1 Jan 2017 31 Dec 2017 30 April 30 Dec 30 Apr


2017 2017 2017 2018
Current Year

Global Pricing
policy
MF & LF
Due Date SPT Requested Dua Date SPT

Affiliate
transaction
CbCR
Submitted
Financial
Statement

Annual
SPT

MF 7 & LF
Available

CbCR
Available

PUBLISH BY SM 148
ACCOUNTING HANDBOOK (POLICY & PROCEDURE MANUAL)

5.4 Request TP Doc by DJP (Directorate General of Taxes)

Examination of case
Survei kepatutan
DJP has authority to evidence
request TP Doc
SE-39/PJ/2015 - 14 hari PMK-39/03/2014 - 14 hari
WP must meet the
sejak surat permintaan sejak tanggal penyerahan
appropriate period of dokumen peminjaman surat
time in accordance with
Examination the provisions of the Investigation
legislation
PMK-17/PMK.03/2013 KUHAP
PMK-184/PMK/03/2015
1 month from request letter

TP Doc diserahkan tetapi


TP Doc tidak dikirimkan
melebihi waktu limit

Tidak dianggap sebagai WP dianggap tidak


memenuhi kewajiban
TP Doc
untuk mengatur &
menyimpan TP Doc

5.5 Perbaikan & keberatan

Keberatan penelitian Pengurangan / pembatalan SKP


Pembetulan
Pengurangan / pembatalan
Pengurangan / pembatalan STP
sanksi administrasi

DJP memiliki wewenang untuk meminta TD Doc & WP untuk


memenuhi sesuai dengan ketentuan hukum

PUBLISH BY SM 149
ACCOUNTING HANDBOOK (POLICY & PROCEDURE MANUAL)

5.6 Administration Sanctions

No Type of violation consequences Sanctions Legal basis


1 Do not attach an  SPT is considered sanction of fine, SPT not Article 7
overview of master incomplete so the SPT is submitted for Rp.1.000.000 paragraph 1
file & local file considered not submitted
(appendix B) in accordance with article
3, paragraph 7, UU KUP
Article 13 (3)
 If it has been reprimanded
letter a
in writing, then the Published SKPKB article 13
examination will be paragraph 1 letter b with
conducted sanctions in the form of an
increase of 50%
2 Do not attach CbCR  SPT is considered sanction of fine, SPT not Article 7
report (appendix E, F incomplete so the SPT is submitted for Rp.1.000.000 paragraph 1
& G) considered not submitted
in accordance with article
3, paragraph 7, UU KUP Article 13 (3)
letter a
If it has been reprimanded
in writing, then the Published SKPKB article 13
examination will be paragraph 1 letter b with
conducted sanctions in the form of an
increase of 50%
3 TP Doc requested by Not considered TP Docs ALP testing can be done in Article 13 (2)
DGT but submitted by (TP doc considered as positions (not TP TP
WP over time data) consider). issued SKPKB
article 13 paragraph (1) letter
a with a sanction interest of
2% per month
4 TP Doc requested by WP is deemed not to fulfill Published SKPKB article 13 Article 13 (3)
DGT but not the obligation to organize paragraph (1) letter d with letter a
submitted by WP and store TP Docs sanction in the form of
increase of 50%
5 Not using the WP is deemed not to ALP testing can be done in Article 13 (2)
information and data implement ALP position (do not consider TP
available at the time Doc). Published SKPKB
of transaction (MF & article 13 paragraph (1) letter
LF) a with interest sanction 2%
per month

5.7 TP Doc Language


1. TP Doc harus dibuat oleh wajib pajak dalam Bahasa (Bahasa Indonesia)
2. Wajib Pajak yang ingin menggunakan bahasa asing dan mata uang selain rupiah harus memiliki
lisensi untuk memelihara pembukuan dalam bahasa asing dan mata uang asing selain rupiah
3. TP Doc yang dibuat dalam bahasa asing harus disertai dengan terjemahan dalam bahasa Indonesia

PUBLISH BY SM 150
ACCOUNTING HANDBOOK (POLICY & PROCEDURE MANUAL)

List of countries with income tax rates lower than 25%

No Location 2016 Rate No Location 2016 Rate


1 Korea Republic 24.2 31 Czech Republic 19
2 Chile 22 32 Hungary 19
3 Malaysia 22 33 Poland 19
4 Egypt 22.5 34 Belarus 18
5 Botswana 22 35 Ukraine 18
6 Curacao 22 36 Switzerland 17.92
7 Denmark 22 37 Singapore 17
8 Ecuador 22 38 Slovenia 17
9 Slovakia 22 39 Taiwan 17
10 Sweden 22 40 Hongkong 16.5
11 Portugal 21 41 Romania 16
12 Afghanistan 20 42 Albania 15
13 Armenia 20 43 Georgia 15
14 Cambodia 20 44 Irak 15
15 Croatia 20 45 Kuwait 15
16 Estonia 20 46 Latvia 15
17 Fiji 20 47 Lebanon 15
18 Finland 20 48 Lithuania 15
19 Iceland 20 49 Mauritius 15
20 Jersey 20 50 Serbia 15
21 Jordan 20 51 Srilangka 15
22 Kazakhstan 20 52 Cyprus 12.5
23 Libya 20 53 Ireland 12.5
24 Russia 20 54 Liechtenstein 12.5
25 Saudi Arabia 20 55 Macau 12
26 Thailand 20 56 Oman 12
27 Turkey 20 57 Bosnia 10
28 United Kingdom 20 58 Bulgaria 10
29 Vietnam 20 59 Gibraltar 10
30 Yamen 20 60 Macedonia 10
Paraguay 10
Qatar 10
Montenegro 9

PUBLISH BY SM 151
ACCOUNTING HANDBOOK (POLICY & PROCEDURE MANUAL)

Signatures of The Multilateral Competent Authority Agreement on The Exchange of Country-by-


Country Reports (Cbc MMAA)

1. Argentina 21. Iceland 41. Portugal


2. Australia 22. India 42. Senegal
3. Austria 23. Ireland 43. Slovakia
4. Belgium 24. Isle of Man 44. Slovenia
5. Bermuda 25. Israel 45. South Africa
6. Brazil 26. Italy 46. Spain
7. Canada 27. Japan 47. Sweden
8. Chile 28. Jersey 48. Switzerland
9. Costa Rica 29. Korea 49. United Kingdom
10. Curacao 30. Latvia 50. Uruguay
11. Cyprus 31. Liechtenstein
12. Czech Republic 32. Luxembourg
13. Denmark 33. Malaysia
14. Estonia 34. Mexico
15. Finland 35. Netherland
16. France 36. New Zealand
17. Georgia 37. Nigeria
18. Germany 38. Norway
19. Greece 39. China
20. Guernsey 40. Poland

PUBLISH BY SM 152
ACCOUNTING HANDBOOK (POLICY & PROCEDURE MANUAL)

Form MF & LF (attachment B)

PUBLISH BY SM 153
ACCOUNTING HANDBOOK (POLICY & PROCEDURE MANUAL)

Form - Working Paper CbCr

PUBLISH BY SM 154
ACCOUNTING HANDBOOK (POLICY & PROCEDURE MANUAL)

Form - CbCR 1 CBC-1

PUBLISH BY SM 155
ACCOUNTING HANDBOOK (POLICY & PROCEDURE MANUAL)

Form - CbCR - CBC-2

PUBLISH BY SM 156
ACCOUNTING HANDBOOK (POLICY & PROCEDURE MANUAL)

APPENDIX

PUBLISH BY SM 157
ACCOUNTING HANDBOOK (POLICY & PROCEDURE MANUAL)

Appendix A – Budgeting Form

A-1 Budget Information Form

Department HSE
Doc No. -
ABC -Financial Budget Information Form Submitted Date 30-Nov-19
Revision -
Important notic e for all us e r
The purpose of this form is to provide systematic process for documenting, requisition, reviewing and
approval for budgeting process for the Antam Niterra Haltim

1. Name of budg e t holde r Pos ition


Abdi Setyapama HSE Engineer

2 . B udg e t (c he c k one ) B udg e t pe riod (day , month, y e ar)


X New Adjusment Transfer Start Efective Date: Duration:

3 . B udg e t title B udg e t c ode B udg e t e s timate


Fire extinguishers (APAR) HSE-001-XX Rp 10,000,000

4. O bje c tive /purpos e /aim


The purpose of using APAR (Alat Pemadam Api Ringan)
1. Put out Fire Sources so it does not get any bigger
2. Isolate oxygen to prevent the occurrence of free radicals cause chain reaction

5 . Q ualific ation of re quire me nt


Placement of Fire Extinguisher / Fire Extinguishers (APAR Fire Extinguisher) is arranged through
Permenakertrans RI No 4 / MEN / 1980 on Terms of Installation and Maintenance of Fire Extinguishers.
1. Easily viewed, accessed and retrieved and equipped with APAR / Fire Extinguisher sign.
2. The height of the marking mark is 125 cm from the floor floor just above the one or the group of APAR in
question (minimum distance of APAR / Fire Tube with another minimum of 15 cm).
3. The distance of APAR / Tube Fire Extinguisher to each other is 15 meter or other determined by HSE
supervisor or Occupational Safety Expert.
4. All Fire Extinguishers / APAR should be red.

6. Proc e dure of imple me ntation


Procedure of Using Light Fire Extinguishers
1. Pull the Pin contained on the extinguisher tube
2. Point the nozzle or fire extinguisher hoses to the fire source
3. then press the extinguish tube lever, then
4. Spray the light extinguishers onto the fire source by means of brooms or in comb from left to right or vice versa

note: when spraying using a fire extinguisher do not go against this wind direction it will be dangerous because
you will be exposed to flares try to follow the wind direction.

7 . Additional information

Signatures: Finance department checklist:


Budget code checklist
Recommended:
Budget estimate checklist
Budget Holders
Approved: Received by______________________
Department Head

PUBLISH BY SM 158
ACCOUNTING HANDBOOK (POLICY & PROCEDURE MANUAL)

A-2 Budget Distribution Worksheet

Doc No
Date
ABC-Financial Budget Distribution Worksheet Revision Time
Revision Date

Department: Budget Type:


Department Function/Section: Budget Period:

Budget Cost Chart of Approval


Budget Title Estimated Budget Revised (-/+) Notes
Code Center Account Budget

Budget Distribution Total Colum - - -

Prepared by: Department Manager Check by: Cost Control Reviewed by: Finance Department Approve by: Director

Name: Name: Name: Name:


Date: Date: Date Date:

Signature:____________________ Signature_____________________ Signature:___________________ Signature:___________________

PUBLISH BY SM 159
ACCOUNTING HANDBOOK (POLICY & PROCEDURE MANUAL)

A-3 Budget Preparation Worksheet

Doc No

ABC-Financial Budget Preparation Worksheet Date


Revision Time
Revision Date

Budget Code Chart of Qty/Volu


Budget Title Description Uom Price/unit Total Amount
Head Sub Account me/Capz.

PUBLISH BY SM 160
ACCOUNTING HANDBOOK (POLICY & PROCEDURE MANUAL)

A-4 Budget Adjusment Form

Doc No:

ABC - Financial Budget Adjusment Form Date:

Department: Budget Type: Efective date:


Department ID: 1. Capex
Department Head: 2. Opex

Budget Cost Available Available Budget


User / Unit Div. Increase Decrease
Code Center Budget After Adjusment

Budget Adjusment Total - - - -

Request for reason :

Request by:______________________________________

Date:_______________ Signature_______________

Department Head Approval:

Date:_______________ Signature_______________

Verification by Finance Department:

Name:_______________ Date:_______________ Signature_______________

Approval by Director

Name:_______________ Date:_______________ Signature_______________

PUBLISH BY SM 161
ACCOUNTING HANDBOOK (POLICY & PROCEDURE MANUAL)

Appendix B – Commercial / Procurement Form

B – 1 Purchase Request Order (PRO)

PRO Number:

ABC-Financial Purchase Request Order Request Date:

Requisition For # : Purhacase of Goods X Services

Department : Department code :


Purpose :

No Item Description QTY UoM Unit Price Total Price

Total Amount

Requesting area approvals:


Name Signature Date
Deprt. Manager

User

Business office verification:


Department Name Signature Date
General Afairs

Purchasing

Notes:
.1 White - for Procurement Department
Yellow - for Accounting Department
Red - for Departments Admin
2. PRO submitted to Purchasing Department at least 5 days working before purchase

PUBLISH BY SM 162
ACCOUNTING HANDBOOK (POLICY & PROCEDURE MANUAL)

B – 2 Material Request Order (PRO)

MRO Number:

ABC - Financial Material Request Order Request Date:

Requester Name : Department Code :


Department : Urgent : Yes_______ No________

Cost Material Unit Total


No. QTY UoM Item Description Brand Specification
Code Code Price Price

Total Amount

Additional information:

Requsting Area Approvals: Business Office Verification


Name Siganture Date Department Name Signature Date
Deprt. Manager Warehouse
Cost
User
Control

Notes:
1) This form will need material controller verification
2) If material or goods isn't in the warehouse register, material controller should input in the warehouse register.
3) Unit price will based on warehouse register, if the price aren't in warehouse register, just empty it.
4) Please put additional notes if this material or goods is urgent.
5) White - for Procurement, Yellow - for Accounting Department, Red - for Department Admin

PUBLISH BY SM 163
ACCOUNTING HANDBOOK (POLICY & PROCEDURE MANUAL)

B – 3 Job Order Request (JOR)

JOR Number:

ABC- Financial Job Order Request Requested Date

Project/Job Title :
Project/Job Duration : Project Sponsor : -
Department : Department Code : -
Cost Center : Budget Period

Description of Job Order Requested:

Cost Breakdown Estimate:


No. Item Description UoM Qty Specification/Capacity/Sized Estimate Price

Total Amount -

Estimated Date Started :


Estimated Date Ended :

* Note: Please include supporting document or job breakdown as attachment

Department Verification Finance Verification Director's Approvals

Department Department Finance


Director's
Manager Head Department
Date:________ Date:________ Date: ____________ Date: __________________

PUBLISH BY SM 164
ACCOUNTING HANDBOOK (POLICY & PROCEDURE MANUAL)

B – 4 Material Receiving Report (MRR)

MRR Number:

ABC -Financial Material Receiving Report Document Date:

Vendor Name : Packing List No. : -


Purchase Order No. : - r Delivery Order No : -
Purchase Request No. : - Freight Charges : -

Quantity
No. Item Description Qty Uom Brand Serial No. Remarks for Rejection
Received Accepted Rejected
-

I certify that the materials and/or services described above has been received and inspected as shown.

Recived by; Inspected by; Check & Approved by;


Material Control Warehouse SPV Supply Chain Manager
Date; ________________ Date; _______________ Date; _____________

Note:
1. White - for Warehouse file
2.Red - for Purchasing file
3.Yellow - for Accounting Department

PUBLISH BY SM 165
ACCOUNTING HANDBOOK (POLICY & PROCEDURE MANUAL)

B – 5 Material Issue Slip

MIS Number:

ABC-Financial Material Issue Slip Document Date:

Asset Register No. : Date Issued :


Material Code : Date Returned :
Product Code : Department / Area :

Model / Size /
No. Item Description Qty Uom Brand Serial No. Serial No Remarks
Type Capacity

I certify that the materials and/or services described above has been received and inspected as shown.

Issued by; Inspected by; Received by


Material Control/Store Keeper Warehouse Supervisor Name & Position
Date; ________________ Date; _______________ Date; _____________

Note:
1. White - for Warehouse file
2.Red - for Purchasing file
3.Yellow - for Accounting Department

PUBLISH BY SM 166
ACCOUNTING HANDBOOK (POLICY & PROCEDURE MANUAL)

B - 6 Purchase Order (PO)

PT ABC -Financial
Jl. Utara Barat Selatan No.100
ABC - Financial Jakarta 14450 - Indonesia
T: +6221 111 222 F: +6221 111 223

PURCHASE ORDER

Supplier : PO NO :
Addres : Date :
Contact : Refference :
Email : Quotation :
Telp/Fax : Date of Delivery :
Tax ID : Warranty Period :
Bank Acc : Shipping Point :
Beneficiary : Shipping Method :

PR/MR C ost Unit T otal


No Description QT Y Unit
No. C ode Price Price

Sub T otal Rp -
VAT Rp -
T otal Rp -

T erms & C onditions


A. Term of Payment
1. DP 50 % before shipment
2. BP 25 % after delivery
3. BP 25% after ANH receive complete acceptable document for invoicing
B. Acceptable Document for invoicing
1. Original Invoice
2. Original Tax Invoice
3. Receipt letter (kwitansi)
4. Delivery Order
C. Note
All material & services performed are subject to the terms and conditions printed, implied and contained in this leaf

for and on behalf of PT ABC Confirmed and Accepted by,

Post Stamp (Materai) & Stamp

XXXXXXX XXXXXXXX
Head Departments Director

PUBLISH BY SM 167
ACCOUNTING HANDBOOK (POLICY & PROCEDURE MANUAL)

Appendix C – Petty Cash Form

C - 1 Petty Cash Request

Petty Cash Request Slip


Slip Permintaan Kas Kecil

ABC-Financial Date
PC.No

Pay to : -
Amount : Rp -

Business Description :

By signing below, I acknowledge and accept the responsibilities detailed in ANH Petty Cash policy

Request by :
Department :

Employee Name Cashier Accounting

Notes:
White Slip for Cashier
Yellow Slip for Applicant

PUBLISH BY SM 168
ACCOUNTING HANDBOOK (POLICY & PROCEDURE MANUAL)

C - 2 Petty Cash Disbursement

Petty Cash Disbursement Slip


Slip Pencairan Kas Kecil

ABC-Financial
Date :
PCD No. :

Goods Service
(Barang) (Jasa)

Purchase Information
No Date Description Unit Price Total Amount
Quantity Item

Sub Total (jumlah) Rp.


Total Petty Cash Request (total kas kecil yang diminta) Rp.
Refund to (Company) Employee (dikembalikan ke (perusahaan) karyawan Rp.

Prepared by Checked by Approved by

Noted*
White slip for Cashier (slip putih untuk kasir)
Yellow slip for Applicant (slip kuning untuk pemohon)

PUBLISH BY SM 169
ACCOUNTING HANDBOOK (POLICY & PROCEDURE MANUAL)

C - Petty Cash Replenishment

Petty Cash Replenishment Slip


Slip Pengisian Kas Kecil

ABC- Financial
Date :
PCD No. :

Goods Service
(Barang) (Jasa)

Purchase I nformation
No Date Description Unit Price T otal Amount
Quantity I tem

Sub Total (jumlah) Rp.


Total Petty Cash Request (total kas kecil yang diminta) Rp.
Ref und to (Company) Employee (dikembalikan ke (perusahaan) karyawan Rp.

Prepared by Checked by Approved by

Noted*
White slip for Cashier (slip putih untuk kasir)
Yellow slip for Applicant (slip kuning untuk pemohon)

PUBLISH BY SM 170
ACCOUNTING HANDBOOK (POLICY & PROCEDURE MANUAL)

Appendix D - Employee Advance form

D – 1 Cash Advance Request

Document No:

ABC-Financial Cash Advance Request Form Request Date:

This form should be used to request monies in advance of expenditure as per finacial regulations. Please supply detailed
information to justify the value (Formulir ini harus digunakan untuk mengajukan permintaan uang sesuai dengan peraturan
keuangan perusahaan. Harap memberikan informasi terperinci untuk memastikan nilainya sudah tepat).

A. Applic ant Information


Employee Name XXX Department Unit HRGA
Employee ID - Department Manager XXX
Email Address : _______________________________ Phone (Extention) : __________________

B. Type of Cash Advance (please check one box)


Cash advance will process by Accounting Department with use one method as below:
1. Cash 2. Bank Transfer 3. Cheque or Giro
X
*for bank transfer please complete the information below:
Name -
Beneficiary Bank -
Bank Account -

C. Purpos e of Cas h Advanc e (ple as e c he c k one box)


Business / Personal purpose will verify by HR Department, as per Company Regulation.
1. Businees 2. Training / 3. Medical 4. Services 5. Others
Travel Certification Treatment
Date of activity: From:_____________________ To:_______________________
Additional Information:

D. Cas h Advanc e Re que s t

No Item Description Expense Category ** Estimate value **

Total Cash Advance Request Rp. -


Less Outstanding Cash Advance Rp. -
Total Cash Advance Received Rp. -

E. Business Office Verification


No Department Verify Name Sign & Date Department Authorized Sign & Date
-
-

Request by: ________________________________ / Date: ________________________


Employee Name

Approve by: ________________________________ / Date: ________________________


Department Manager

PUBLISH BY SM 171
ACCOUNTING HANDBOOK (POLICY & PROCEDURE MANUAL)

D – 2 Expense Claim Report

Document No:

ABC-Financial Business Expense Form Request Date:

A. Applicant Information
Employee Name XXX Expense details:
Employee ID - Period start from 10/19/2017
Employee title HRGA & CSR Manager Period end at 10/25/2017
Department HRGA & CSR Location XXX

B. Submit to
Department unit HRGA Department Submit date # 10/12/2017
Department manager XXXXX Revision date # -

C. Business Purpose

No Item Descr iption Expense Categor y Amount

1 Biaya registrasi pendaftaran Training resgistration Rp. 4,500,000


2 Transportasi dalam kota @ 4 hari Ground transportation Rp. 615,000
3 Transportasi mob-demob bandara Ground transportation Rp. 335,000
4 Meals - Lumpsum Rp. 1,000,000
5 Over bagasi Over bagage Rp. 500,000

Total Expense Rp. 6,950,000


Charged to Company C/Card Rp. -
Less Cash Advance Received Rp. 6,450,000
Refund to (Company) / Reimburse to Employee Rp. 500,000

Employee Suignature Date

HR - Verification Date

Finance Approval Date

PUBLISH BY SM 172
ACCOUNTING HANDBOOK (POLICY & PROCEDURE MANUAL)

Appendix E - Rekonsiliasi AR & AP Template

E – 1 Rekonsiliasi AR
ABC-Finance
AR - Reconcile

No Costumer ID Costumer Name Invoice No. No Seri FP Keluaran Total Amount Date of Invoice 1st Payment 2st Payment 3rd Payment 4th Payment Balance
1 XWZ-001 PT Maju Jaya Selalu ABC-001-01-20 01.111.000-0000 10,000,000 15-Jan-20 5,000,000 2,500,000 - - 2,500,000
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Sub Total 10,000,000 43,845 5,000,000 2,500,000 - - 2,500,000

Notes; di akhir tahun total Actual AR harus sama dengan di Neraca

E – 2 Rekonsiliasi AP

ABC-Finance
AP - Reconcile

No Vendor ID Vendor Name Invoice No. No Seri FP Masukan Total Amount Date of Invoice 1st Payment 2st Payment 3rd Payment 4th Payment Balance
1 XWZ-001 PT Maju Jaya Selalu ABC-001-01-20 01.111.000-0000 10,000,000 15-Jan-20 5,000,000 2,500,000 - - 2,500,000
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Sub Total 10,000,000 43,845 5,000,000 2,500,000 - - 2,500,000

Notes; di akhir tahun total Actual AP harus sama dengan di Liabilities

PUBLISH BY SM 173
ACCOUNTING HANDBOOK (POLICY & PROCEDURE MANUAL)

F – Rekonsiliasi Pajak - Format

F – 1 Rekonsiliasi PPh 21

Ada 3 cara menghitung PPh 21 bukan pegawai


1) Menghitung PPh 21 Bukan Pegawai Berkesinambungan Memperoleh PTKP dihitung secara
kumulatif dengan rumus: (50% x Penghasilan Bruto) – PTKP 1 bulan) x Tarif Pasal 17
2) Menghitung PPh 21 Bukan Pegawai Berkesinambungan Tidak Menerima PTKP, dihitung secara
kumulatif dengan rumus: (50% x Penghasilan Bruto) x Tarif Pasal 17
3) Menghitung PPh 21 Bukan Pegawai Tidak Berkesinambungan, dihitung secara kumulatif dengan
rumus: (50% x Penghasilan Bruto) x Tarif Pasal 17

ABC-Finance
Tax Reconcile - PPh 21
Masa - Januari (Bukan Karyawan)

No WP - Name NPWP Invoice No. Date Amount Description Tax Base Tax Pay No. Bukti Potong
1 Bu Sukiyem - - 5-Jan-20 3,000,000 Tukang Masak 1,800,000 90,000 -
2 Catering Jojo 03.000.00000 CJ-001-0120 10-Jan-20 10,000,000 Jasa Catering 5,000,000 250,000 ABC-PPh21-001-20
3 Bung Sinyo 04.000.00000 BF-001-0120 20-Jan-20 150,000,000 Honor Pengacara 75,000,000 6,250,000 ABC-PPh21-002-20
Sub Total 81,800,000 6,590,000

Notes:

 PPh 21 sebaiknya di maintain by monthly, jika ada PPh 21 kurang bayar, dibayar saja trus dibuat
pembetulan, jika ada PPh 21 lebih bayar, di buat pembetulan dan di kreditkan di bulan
berikutnya.

 Pada akhir tahun, total Beban Gaji (pegawai dan bukan pegawai) + beban Tunjangan Pegawai
pada Laporan Rugi laba harus sama dengan SPT PPH 21 tahunan.

 PPh 21 masa Desember yang belum di bayarkan, harus sama dengan jumlah Hutang PPh 21 di
Liabilities.

PUBLISH BY SM 174
ACCOUNTING HANDBOOK (POLICY & PROCEDURE MANUAL)

F – 2 Rekonsiliasi PPh 23

ABC -Finance
Tax Reconcile - PPh 23
Sebagai Pemotong Pajak

No WP - Name NPWP WO/Contract No Invoice No. Date Amount Description Tax Base Tax Pay No. Bukti Potong
1 Dingin Segar CV 05.000.0000 ABC-001/WO/0120 DS-001-0120 5-Jan-20 500,000 Servis AC 500,000 10,000 ABC-PPh23-001-20
2 Jojo Computer 03.000.00000 ABC-002/WO/0220 jJ-001-0120 10-Jan-20 1,500,000 Servis Computer 1,500,000 30,000 ABC-PPh23-002-20
3 Bung Andre 04.000.00000 ABC-003/CO/0120 BA-001-0120 20-Jan-20 5,000,000 Sewa Forklift 5,000,000 100,000 ABC-PPh23-003-20
Sub Total 7,000,000 140,000

ABC -Finance
Tax Reconcile - PPh 23
Sebagai Yang Dipotong Pajak

No WP - Name NPWP Invoice No Tax ID Date Amount Description Tax Base Tax Pay No. Bukti Potong
1 Dingin Segar CV 05.000.0000 ABC-INV-001/0120 01.000.0000 5-Jan-20 500,000 Jasa Maklon 1,000,000 20,000 DS-PPh23-001-20
2 Jojo Computer 03.000.00000 ABC-INV-002/0120 01.000.0000 10-Jan-20 1,500,000 Jasa Maklon 1,500,000 30,000 JJ-PPh23-002-20
3 Bung Andre 04.000.00000 ABC-INV-003/0120 01.000.0000 20-Jan-20 5,000,000 Jasa Maklon 2,000,000 40,000 BA-PPh23-003-20
Sub Total 4,500,000 90,000

Notes:

 Pengakuan PPh 23 boleh di catat secara akrual, yakni saat pengakuan bebanya, atau secara
cash basis, yakni saat realisasi pembayaran.

 Pada saat akhir tahun, jika PPh 23 di catat secara akrual, maka pada akhir tahun PPh 23 yang
masih terutang (Liabilities – Hutang Pajak – PPh 23) harus di bayarkan.

 Pastikan semua invoice keluar yang di potong PPh 23 bukti potongnya sudah di terima di
pada akhir tahun. Jika ada invoice yang bukti potongnya belum di terima langsung di biayakan
saja, sehingga kredit PPh 23 yang akan digunakan sebagai pengurang PPh badan hanya yang
sudah ada bukti potongnya.

PUBLISH BY SM 175
ACCOUNTING HANDBOOK (POLICY & PROCEDURE MANUAL)

F – 3 Rekonsiliasi Payment/Pembelian P & L VS PT PPN

ABC-Finance
Tax Reconcile - SPT PPN VS Profit & Loss Report
Masa Desember - PPN In

SPT GL
Vendor Vendor
No WP Name Tax ID Tax Base PPN No Seri FP ID Name PO/WO No Invoice No No Seri FP Amount Tax Base Diff
1 JNE 01.000.0000 100,000 1,000 01.999.9999 VN-001 JNE ABC-001/PO/01/12 JNE-001-0120 01.999.9999 100,000 1,000 -
2 AQUOS 01.000.0000 500,000 50,000 01.333.9999 VN-002 AQUOS ABC-002/PO/01/12 AQUOS-001-0120 01.333.9999 500,000 50,000 -
VN-003 Bang Toyib ABC-002/WO/01/12 - - 5,000 - (5,000)
Total Masa Desember 600,000 51,000 Total Masa Desember 605,000 51,000 -

Notes:
 Total Payment di P&L pasti tidak sama dengan total DPP PPN Masukan, karna;
- Ada payment yg bukan PKP
- By monthly, pasti ada yg tanggal pengakuan biaya dengan PPN nya tidak sama (masa
PPN tidak sama)
- Ada koreksi, retur atau cancel invoice
- Ada FP yg cacat
- Ada FP yang di potong oleh/statusnya disamakan sebagai bendaharawan negara
- Bisa juga karna selisih kurs
 Intinya, buat Rekonsiliasi antara P&L dengan SPT PPN Masukan yang dilaporkan, bikin
pembetulan bila perlu, selisih antara P&L dan SPT PPN harus bisa di jelaskan jika ada
pemeriksaan pajak, sebaiknya jika tiap tahun ingin melakukan restitusi PPN, equalisasi antara
P&L & SPT PPN harus dibuat.

PUBLISH BY SM 176
ACCOUNTING HANDBOOK (POLICY & PROCEDURE MANUAL)

F – 4 Rekonsiliasi Revenue P & L VS PT PPN

ABC-Finance
Tax Reconcile - SPT PPN VS Profit & Loss Report
Masa Desember - PPN Out

SPT GL
Costumer Costumer
No WP Name Tax ID Tax Base PPN No Seri FP ID Name SO. No Invoice No No Seri FP Amount Tax Base Diff
1 Hebat.Co 01.000.0000 100,000 10,000 01.999.9999 CN-001 JNE ABC-001/SO/01/12 JNE-001-0120 01.999.9999 100,000 10,000 -
2 Mantaps.Co 01.000.0000 500,000 50,000 01.333.9999 CN-002 Mantaps.Co ABC-002/SO/01/12 AQUOS-001-0120 01.333.9999 500,000 50,000 -
CN-003 Bang Toyib ABC-003/SO/01/12 - - 5,000 - (5,000)
Total Masa Desember 600,000 60,000 Total Masa Desember 605,000 60,000 -

Notes:
 Total Revenue di P&L pasti tidak sama dengan di DPP SPT PPNn Keluaran, karna:
- Beda masa antara tanggal invoice dengan SPT PPN, misalnya; Invoice di buat bulan
Desember, sementara Faktur Pajak di buat bulan Januari tahun berikutnya
 Intinya, buat rekonsiliasi antara P&L dan SPT PPN Keluaran yang dilaporkan, buat pembetulan
jika perlu, selisih antara P&L dan SPT PPN harus bisa di jelaskan jika ada pemeriksaan pajak,
sebaiknya jika tiap tahun ingin melakukan restitusi PPN, equalisasi antara P&L & SPT PPN
harus dibuat.

PUBLISH BY SM 177
ACCOUNTING HANDBOOK (POLICY & PROCEDURE MANUAL)

Appendix G - Asset Report

G – 1 Asset Overview

Fixed Asset Overview

A. Total Asset & Other Asset

Asset Class Ammount Acc-Dep NBV


Project Tools 136,884.81 88,117.50 48,767.31
Project Equipment 321,359.28 217,027.30 104,331.98
Office Supplies 63,621.36 45,119.94 18,501.43
Office Equipment 117,097.96 83,727.27 33,370.69
Mobile Equipment 1,186,883.76 285,965.02 900,918.74
Vehicle 25,527.63 16,390.95 9,136.68
Grand Total 1,851,374.80 736,347.98 1,115,026.83

B. Aseet Cycle

Asset Type 2012 2013 2104 2015 2016 Total


Project Tools 32,933.11 49,044.34 30,790.42 6,222.98 2,597.83 121,588.67
Project Equipment 88,188.15 227,814.83 22,205.98 1,044.29 9,283.76 348,537.01
Office Supplies 33,842.80 28,012.24 1,766.33 - 449.60 64,070.96
Office Equipment 75,866.96 24,625.38 15,921.11 684.50 1,982.17 119,080.13
Mobile Equipment 745,260.00 368,123.76 73,500.00 - - 1,186,883.76
Vehicle - 25,527.63 - - - 25,527.63
Total Asset Movement 976,091.02 723,148.17 144,183.84 7,951.77 14,313.36 1,865,688.16

Table - Asset Mutation

2012 2013 2104 2015 2016


Project Tools 135,324.15 408,595.80 102,436.18 8,740.31 #######
100%
Project Equipment 3,569.82 108,835.23 6,109.41 3,461.93 3,319.99
Office Supplies
90% 27,036.84 38,452.65 696.01 - -
Office Equipment 806,711.75 135,465.01 5,915.59 926.77 -
80%
Mobile Equipment 992.76 20,801.81 12,313.63 - -
Vehicle
70% - 10,440.82 - - -
2016
60%
2015
50% 2104
40% 2013
2012
30%

20%

10%

0%
Project Project Office Office Mobile Vehicle
Tools Equipment Supplies Equipment Equipment

PUBLISH BY SM 178
ACCOUNTING HANDBOOK (POLICY & PROCEDURE MANUAL)

G – 2 Set up - Asset

Tax File No : ABC-01-15-001 Schedule : A-1


Company : PT ABC-Finance Period : 31-Dec-15
Prepared By : Accounting Department Printed On : 1 Page

Asset set up (accounting code)

1. Asset Categories

Asset Accumulated Depreciation Profit Form


Asset Classes Cost/ID Revalue Impairment
ID Depreciation Expense Disposal
LB Land & Building 19-100-100 19-200-100 60-100-100 19-110-100 42-100-100 43-100-200
PT Project Tools 19-200-201 19-200-202 60-200-202 19-210-100 42-200-100 43-200-200
PE Project Equipment 19-300-301 19-300-302 60-300-302 19-310-100 42-300-100 43-300-200
OS Office Supplies 19-400-401 19-400-402 60-400-402 19-410-100 42-400-100 43-400-200
OE Office Equipment 19-500-501 19-500-502 60-500-502 19-510-100 42-500-100 43-500-200
ME Mobile Equipment 19-600-601 19-600-602 60-600-602 19-610-100 42-600-100 43-600-200
VC Vehicle 19-700-701 19-700-702 60-700-702 19-710-100 42-700-100 43-700-200

2. Tax Codes
Asset Year 1 Year 2 Year 3 Year 4 Year 5
Asset Classes Total (%)
ID (%) (%) (%) (%) (%)
LB Land & Building 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00 100.00
PT Project Tools 25.00 25.00 25.00 25.00 100.00
PE Project Equipment 25.00 25.00 25.00 25.00 100.00
OS Office Supplies 25.00 25.00 25.00 25.00 100.00
OE Office Equipment 25.00 25.00 25.00 25.00 100.00
ME Mobile Equipment 8.33 8.33 8.33 8.33 8.33 100.00
VC Vehicle 12.50 12.50 12.50 12.50 12.50 100.00

3. Depreciation
1 1-4 Years Office Supplies, Office Equipment, Project Tools & Project Equipment
2 5-8 Years Vehicle
3 9-20 Years Mobile Equipment, Property & Building

PUBLISH BY SM 179
ACCOUNTING HANDBOOK (POLICY & PROCEDURE MANUAL)

G – 3 Asset Claisifcation
T ax File No : ABC-01-15-001 Schedule : B-1
Company : PT ABC-Finance Period : 31-Dec-15
Prepared By : Account ing Depart ment Print ed On : 2 Page

Asset clasificat ion

Opening Financing
Asset Class Addit ions Revaluat ions Disposals Impairment Closing balance
Balance Met hod
1. Project T ools
Civil Hand T ools 4,677.89 - - - - 4,677.89 Ow n
Elect ric & Inst rument T ools 14,997.91 - - - - 14,997.91 Ow n
Elect rical T est & Measurement 19,646.55 - - - - 19,646.55 Ow n
Grinding & Cut t ing T ools 22,867.85 - - - - 22,867.85 Ow n
Hydrost at ic T est T ools 15,066.34 - - - - 15,066.34 Ow n
Impact W rench 945.51 - - - - 945.51 Ow n
Ladder 423.08 - - - - 423.08 Ow n
Lift ing T ools 6,962.21 - - - - 6,962.21 Ow n
Pow er T ools 30,170.10 - - - - 30,170.10 Ow n
Pumps 8,025.03 - - - - 8,025.03 Ow n
V acum & Blow er 2,115.60 - - - - 2,115.60 Ow n
W at er T ank 6,167.67 - - - - 6,167.67 Ow n
Ot her 4,819.07 - - - - 4,819.07 Ow n
Group T ot al 136,884.81 - - - - 136,884.81
2. Project Equipment
Civil Equipment 107,802.10 - - - - 107,802.10 Ow n
Compressor 34,426.91 - - - - 34,426.91 Ow n
Elect rical Panel Equipement 14,110.27 - - - - 14,110.27 Ow n
Generat or 61,714.00 - - - - 61,714.00 Ow n
Survey Equipment 12,000.14 - - - - 12,000.14 Ow n
W elding Equipment 91,305.87 - - - - 91,305.87 Ow n
Group T ot al 321,359.28 - - - - 321,359.28
3. Office Supplies
AC 17,554.29 - - - - 17,554.29 Ow n
Brankas 374.77 - - - - 374.77 Ow n
Fire Ext inguisher 2,575.05 - - - - 2,575.05 Ow n
Furnit ure's 42,823.98 - - - - 42,823.98 Ow n
St abilizer 293.27 - - - - 293.27 Ow n
Group T ot al 63,621.36 - - - - 63,621.36
4. Office Equipment
Binding Machine 308.67 - - - - 308.67 Ow n
Det ect or Met al Super Scanner 199.00 - - - - 199.00 Ow n
Digit al Balance 598.75 - - - - 598.75 Ow n
Fax Machine 431.80 - - - - 431.80 Ow n
Finger Print Machine 1,944.67 - - - - 1,944.67 Ow n
Monit or 1,022.55 - - - - 1,022.55 Ow n
Lapt op 7,564.32 - - - - 7,564.32 Ow n
Labeling Machine 276.72 - - - - 276.72 Ow n
Laminat ing Machine 211.54 - - - - 211.54 Ow n
LCD T V 1,719.54 - - - - 1,719.54 Ow n
Paper Shredder 176.72 - - - - 176.72 Ow n
PC 39,541.51 - - - - 39,541.51 Ow n
Phot ocopy Machine 18,279.09 - - - - 18,279.09 Ow n
Pocket Camera 326.87 - - - - 326.87 Ow n
Print er 4,607.68 - - - - 4,607.68 Ow n
Project or 800.25 - - - - 800.25 Ow n
Radio HT 24,731.01 - - - - 24,731.01 Ow n
T elephone 1,680.46 - - - - 1,680.46 Ow n
Server 4,176.80 - - - - 4,176.80 Ow n
UPS 8,500.00 - - - - 8,500.00 Ow n
Group T ot al 117,097.96 - - - - 117,097.96
5. Mobile Equipment
Crane Hiab & T ruck 73,500.00 - - - - 73,500.00 Ow n
Elevat or SC200/200 42,081.08 - - - - 42,081.08 Ow n
Excavat or 175,719.25 - - - - 175,719.25 Ow n
Forklift Diesel Engine Unit 42,600.00 - - - - 42,600.00 Ow n
Lit ronic T ow er Crane 745,260.00 - - - - 745,260.00 Ow n
Mobile Concret e Mixing Plant 43,634.86 - - - - 43,634.86 Ow n
T ow er Crane 64,088.57 - - - - 64,088.57 Ow n
Group T ot al 1,186,883.76 - - - - 1,186,883.76
6. V ehicle
Mot or Cyles 5,180.49 - - - - 5,180.49 Ow n
Pick Up Carry - 1.5 Black 10,200.79 - - - - 10,200.79 Ow n
Pick Up Gran Max - 1.5 W hit e 10,146.35 - - - - 10,146.35 Ow n
Group T ot al 25,527.63 - - - - 25,527.63

Grand T ot al 1,851,374.80 - - - - 1,851,374.80

PUBLISH BY SM 180
ACCOUNTING HANDBOOK (POLICY & PROCEDURE MANUAL)

G – 4 Asset Transaction Current Year

Tax File No : ABC-01-15-001 Schedule : B-2


Company : PT ABC-Finance Period : 31-Dec-15
Prepared By : Accounting Department Printed On : 1 Page

Asset transaction - current year

Acquisition
Asset Class Asset - Description Location
Date Cost
Office Equipment Printer Epson L555 6-Jan-15 274.27 Site Keera
Grinding & Cutting Tools
Magnetic Drill Machine 6-May-15 1,722.96 Site Keera
Hydrostatic Test ToolsProtactor Combination Square 6-May-15 382.88 Site Keera
Vacum & Blower Blower Portbale 16" Flex Hose PVT-PV-4 12-May-15 65.46 Site Keera
Civil Equipment Stater Motor of Bar Bender 12-May-15 207.94 Site Keera
Civil Equipment Stater Motor of Bar Cutter 12-May-15 103.97 Site Keera
Other Tools Gps Map 585 15-May-15 464.04 Site Keera
Civil Hand Tools Circular Saw 15-May-15 367.36 Site Keera
Power Tools Hammer Wrench 13-Oct-15 939.95 Site Keera
Civil Hand Tools Circular Saw 3-Nov-15 193.32 Site Keera
Civil Hand Tools Circular Saw 3-Nov-15 162.03 Site Keera
Grinding & Cutting Tools
Jet Broach 27-Nov-15 594.12 Site Keera
Survey Equipment Total Station Batray Charger 27-Nov-15 357.30 Site Keera
Office Equipment Printer Epson L555 27-Nov-15 264.32 Site Keera
Civil Hand Tools Circular Saw 235mm / 9" Brand Makita N5900b_IDR 21000001 0-Dec-15 151.22 Site Keera
Power Tools Rotary Hammer Brand Makita Hr2460_IDR 3520000 10-Dec-15 253.48 Site Keera
Electric & Instrument Tools
Hand Drilling Machine Brand Makita 6412_IDR 1260000 10-Dec-15 90.74 Site Keera
Grinding & Cutting Tools
Grinding Machine 4" Brand Makita 10-Dec-15 94.34 Site Keera
Civil Hand Tools Digital Caliper 10-Dec-15 156.63 Site Keera
Lifting Tools Hydraulic Hand Pallet 10-Dec-15 284.45 Site Keera
Civil Equipment Jack Hammer Breaker 17-Dec-15 282.91 Site Keera
Welding Equipment Travo Las Inverter Lakoni Falcon 17-Dec-15 92.17 Site Keera
Power Tools Grouting Machine 18-Dec-15 300.00 Site Keera
Office Equipment Printer Epson L555 18-Dec-15 145.91 Site Keera
Pump Water Jet Brand Wipro Apw-120cp 12-Jan-16 122.49 Site Keera
Other Tools Marine Tools 19-Jan-16 325.81 Site Keera
Other Tools Marine Tools 19-Jan-16 386.96 Site Keera
Civil Equipment Water Jet Brand Karcher K2360

Total 7,951.77

PUBLISH BY SM 181
ACCOUNTING HANDBOOK (POLICY & PROCEDURE MANUAL)

G – 5 Asset Reconciliation

Tax File No : ABC-01-15-001 Schedule : B-3


Company : PT ABC-Finance Period : 31-Dec-15
Prepared By : Accounting Department Printed On : 1 Page

Asset reconciliation - for year of assesment 2015

Cost
Asset Class
Opening Additions Disposal Writen Off Adjusted Closing Balance
1. Project Tools 561,604.09 - 49,682.49 - 375,036.79 136,884.81
2. Project Equipment 561,604.09 - 69,062.31 - 171,182.50 321,359.28
3. Office Supplies 163,946.02 - - - 100,324.66 63,621.36
4. Office Equipment 222,844.05 - - - 105,746.09 117,097.96
5. Mobile Equipment 1,070,783.76 116,100.00 - - - 1,186,883.76
6. Vehicle 25,527.63 - - - - 25,527.63

Grand Total 2,606,309.64 116,100.00 118,744.80 - 752,290.04 1,851,374.80

PUBLISH BY SM 182
ACCOUNTING HANDBOOK (POLICY & PROCEDURE MANUAL)

G – 6 Asset spesification

Tax File No : ABC-01-15-001 Schedule : B-4


Company : PT ABC-Finance Period : 31-Dec-15
Prepared By : Accounting Department Printed On : 4 Page

Asset List - by specification

Specification Condition QTY On


Asset Class Location
Brand Model Serial Capacity N G D M Hand
No. /Size
1. Project Tools
1-A Civil Hand Tools
Sand Cone Test Set SO- 400 MRR. 286 - 1 - - 1 Keera Pool
Jack hydraulic Pallet China CBY - 201310 5 TONS CAP - 2 - - 2 Keera Pool
Circular Saw Maktec MT - 580 461588Y 7" - 1 - - 1 Patila Pool
Concrete Thermometer Digital GE- 925 TM MRR. 286 - 1 - - 1 Keera Pool
Slump Test Set CO- 370 MRR. 286 - 1 - - 1 Keera Pool
Speedy Moisture Tester SO- 4300 MRR. 286 - 1 - - 1 Keera Pool
Threaded Machine Unit Ridgid Mod. 300 Compact 4" - 1 - - 1 Keera Pool
Circular Saw Makita MT - 580 7" 2 - - - 2 Keera Pool
Digital Caliper Mitutoyo Pn. 50019620 6" 1 - - - 1 Keera Pool
Circular Saw Makita N5900b 235mm / 9" 1 - - - 1 Keera Pool

1-B Electric & Instrument Tools


Blasting Machine Speedtec SBM- 600 1-1/2" PIPING INST.
250 KG. CAP. - 1 - - 1 Keera Pool
Bending Pipe Proline SW - 62A 2" - 1 - - 1 Keera Pool
Bending Tube 1/2 -2 Rothenberger W P.32 1/2" - 2" - 1 - - 1 Keera Pool
Labelling Panduit Machine (W ire Marker) Panduit LC- 8 EQ A 193234 - 2 - - 2 Keera Pool
Drill Elctric Hand 16 MM Hitachi PUPM3 S/N. 160952 E 5/8" - 3 - - 3 Keera Pool
Drill Magnectic Machine W ipro MOD. W P - 32 32 MM - 1 - - 1 Keera Pool
Hand Drilling Machine Makita SN6412 2 - - - 2 Keera Pool

1-C Electrical Test & Measurement


Measuring Multi Meter Fluke MOD. 179 S/N. 20310494 - 2 - - 2 Keera Pool
Measuring Tester Clamp Meter Electric C/W Cable Fluke MOD. 376 S/N. 16560050 - 1 - - 1 Keera Pool
Measuring Tester Insulator Electric Unit Fluke MOD. 1555 S/N. 2013004 10 KV - 2 - - 2 Keera Pool
Measuring Tester Phase Detector Electric Unit Hioki MOD. 3126 - 10 S/N. 0801122 - 1 - - 1 Keera Pool
Measuring Loop Calibrator Electric Unit Fluke MOD. 707 S/N. 2208139 - 1 - - 1 Keera Pool

1-D Grinding & Cutting Tools


Pipe Cutting Machine Chioda - 1 - - 1 Keera Pool
Cutting Torch C/W Conecting Hose Cigw eld - 2 - - 2 Patila Pool
Electril Drill Machine Makita PU-PM3 MAX. 16 MM - 2 - - 2 Patila Pool
Grinding Machine Bosch GW S 20-180 7 " - 1 - - 1 Patila Pool
Grinding Machine Makita GA-720 K 7 " - 2 - - 2 Patila Pool
Electric Straight Grinder (BABY ) Makita MOD. 906 121054 6 MM - 2 - - 2 Patila Pool
Speed Cutting Machine Makita 145R-520579 137311 E 16 " - 2 - - 2 Patila Pool
Tw in Hose CIGW ELD - 1 - - 1 Patila Pool
Speed Cuting Machine Makita Mod. EK - 7301 S/N. 201243685114" - 1 - - 1 Keera Pool
Speed Cuting Machine Makita Mod. 2414 NB 14" - 2 - - 2 Keera Pool
Speed Cuting Machine Hitachi MOD. CC 14SF 14" - 2 - - 2 Keera Pool
W elding Plasma Cutting Machine/Cutting Torch Chioda LG- 200 S/N. LG2014 1101009 - 2 - - 2 Keera Pool
Portable Gas Cutting Machine Beaver S/N. 83203 - 1 - - 1 Keera Pool
Magnetic Drill Machine Makita 3 - - - 3 Keera Pool
Jet Broach Nitho Kohki PN. TK01003 M18 X 75mm 4 - - - 4 Keera Pool
Grinding Machine Makita 2 " 2 - - - 2 Keera Pool

1-E Hydrostatic Test Tools


Measuring Micrometer Defth Mitutuyo MOD. 129 - 11 S/N. DM - C60 - 75
0 .01 MM - 1 - - 1 Keera Pool
Measuring Bacharach Sling Hygrometer Elcometer 116 C - 1 - - 1 Keera Pool
Measuring Caliper Vernier Digmatic Mitutoyo 500- 171- 20 - 1 - - 1 Keera Pool
Measuring Dew Point Calculator Elcometer 114 6" - 1 - - 1 Keera Pool
Measuring Elcometer Elcometer 456 CFBI 0 - 1500 UM - 1 - - 1 Keera Pool
Measuring Gauge Block Set Mitutoyo 1 - 25 MM - 1 - - 1 Keera Pool
Measuring Magnetic Termometer Elcometer 113 MOD. 113 - 1 - - 1 Keera Pool
Measuring Straigh Probe T456CF1S Elcometer 456 CFBS 0 - 1500 UM - 1 - - 1 Keera Pool
Measuring W et Film Thicknees SS Elcometer 112 MOD. 112 - 1 - - 1 Keera Pool
Measuring W hirling Hygrometer Elcometer 116 A - 1 - - 1 Keera Pool
W rench Torque Unit Tonichi QL - 50 10 - 50 LB/ FT - 2 - - 2 Keera Pool
W rench Torque Unit Britool QL - 100 20 - 100 LB/ FT - 2 - - 2 Keera Pool
Torque W rench SDR 3/4" Britool S/N. N 001834 50-225 Nm & 40-50
- LBF.FT 2 - - 2 Keera Pool
Torque W rench SDR 3/4" Britool HVT - 7200 S/N. M- 158695 200-810 Nm & 150-600
- LBF.FT
2 - - 2 Keera Pool
Torque W rench Multiplier Proto J 6023 S/N. 0811604341474 - 2643 Nm - 1 - - 1 Keera Pool
Protactor Combination Square 2 - - - 2 Keera Pool

1-F Impact W rench


Electric Impact Drive Makita 6952 - 1 - - 1 Keera Pool
Screwdriver Impact Electric Makita - 1 - - 1 Keera Pool

PUBLISH BY SM 183
ACCOUNTING HANDBOOK (POLICY & PROCEDURE MANUAL)

G – 7 Asset Depreciation

Tax File No : ABC-01-15-001 Schedule : C-1


Company : PT ABC-Finance Period : 31-Dec-15
Prepared By : Accounting Department Printed On : 3 Page

A sset depreciation - current month

Unit Acquisition Life Depreciat ion Net Book


A sset Class A sset - Description
QTY U/M Dat e Cost T ime Cost Accumulat ed Value
Office Supplies Chairs Folding St eel 39 13-Jan-12 1,008.27 4 21.01 1,008.27 0.00
W elding Equipment W elding Rect ifier 1 7-Feb-12 726.18 4 15.13 711.05 15.13
Hydrost at ic T est T ools Measuring Bacharach Sling Hygromet er 1 1-Jun-12 215.81 4 4.50 193.33 22.48
Vacum & Blow er Blow er Port able C/W Flex Hose 16" 1 1-Jun-12 131.86 4 2.75 118.12 13.74
Hydrost at ic T est T ools T orque W rench SDR 3/4" 2 8-Jun-12 553.93 4 11.54 496.23 57.70
Elect rical T est & Measurement
Measuring Loop Calibrat or Elect ric Unit 1 12-Jun-12 730.57 4 15.22 654.47 76.10
Office Equipment Monit or LCD No. 3CQ 2431 JW G 1 12-Jun-12 185.20 4 3.86 165.91 19.29
Pow er T ools Elect ric Mixer Grout ing 4 12-Jun-12 1,455.70 4 30.33 1,304.06 151.64
Pow er T ools Mixer Grout ing Elect ric Unit 2 12-Jun-12 482.30 4 10.05 432.06 50.24
W elding Equipment W elding Rect ifier 8 12-Jun-12 29,800.00 4 620.83 26,695.83 3,104.17
W elding Equipment W elding Engine C/W 50 M Cable 2 16-Jul-12 39,768.00 4 828.50 34,797.00 4,971.00
Ot her T ools Load Cell Unit 2 19-Jul-12 200.00 4 4.17 175.00 25.00
Office Equipment Radio HT 55 1-Aug-12 22,981.30 4 478.78 19,629.86 3,351.44
Ot her T ools Fully Body Harness C/W Double Lanyard 39 3-Aug-12 4,155.03 4 86.56 3,549.09 605.94
Elect ric & Inst rument T oolsLabelling Panduit Machine (W ire Marker) 2 12-Aug-12 1,331.87 4 27.75 1,137.64 194.23
Office Equipment Labelling 1 12-Aug-12 176.72 4 3.68 150.95 25.77
Impact W rench Elect ric Impact Drive 1 12-Sep-12 310.77 4 6.47 258.97 51.79
Office Equipment Lapt op 12 21-Sep-12 7,564.32 4 157.59 6,303.60 1,260.72
Office Supplies Filling Cabinet 7 26-Sep-12 619.58 4 12.91 516.32 103.26
Pow er T ools Elect rir Sander (mesin amplas) 2 1-Oct -12 284.97 4 5.94 231.54 53.43
Lift ing T ools Chain Block 9 27-Oct -12 3,510.14 4 73.13 2,851.99 658.15
Hydrost at ic T est T ools Measuring Magnet ic T ermomet er 1 1-Nov-12 162.87 4 3.39 128.94 33.93
Mobile Equipment Lit ronic T ow er Crane 1 30-Nov-12 745,260.00 12 5,175.42 196,665.83 548,594.17
Office Supplies AC Unit C/W Ext Fan Set 15 12-Dec-12 4,808.69 4 100.18 3,706.70 1,101.99
Elect ric & Inst rument T oolsBlast ing Machine 1 12-Dec-12 3,413.26 4 71.11 2,631.05 782.20
Hydrost at ic T est T ools T orque W rench Mult iplier 1 12-Dec-12 7,540.60 4 157.10 5,812.55 1,728.05
Office Equipment T elephone 65 12-Dec-12 1,680.46 4 35.01 1,295.35 385.10
Office Supplies AC Unit C/W Ext Fan Set 1 12-Dec-12 548.09 4 11.42 422.48 125.60
Grinding & Cut t ing T ools Port able Gas Cut t ing Machine 1 12-Dec-12 1,611.86 4 33.58 1,242.47 369.38
Office Supplies Aut omat ic St abilizer 1 12-Dec-12 293.27 4 6.11 226.06 67.21
Civil Equipment Pnemat ic Jack Hammer 1 1-Jan-13 1,181.39 4 24.61 886.04 295.35
Lift ing T ools Chain Block 1 27-Feb-13 595.11 4 12.40 433.93 161.18
Civil Equipment Vibrat or Concret e Unit C/W Shaft FX50 E, 6 M X 15 1 M 1-Mar-13 26,039.72 4 542.49 18,444.80 7,594.92
Office Supplies T able w ooden St andard 42 1-Mar-13 3,241.07 4 67.52 2,295.76 945.31
Office Supplies T able w ooden St andard 60 1-Mar-13 4,630.11 4 96.46 3,279.66 1,350.45
Pow er T ools Chipping Hammer Combinat ion 1 5-Mar-13 611.17 4 12.73 432.91 178.26
Pow er T ools Chipping Hammer Combinat ion 1 5-Mar-13 1,524.85 4 31.77 1,080.10 444.75
Civil Equipment Bar Bender Machine 1 8-Mar-13 3,518.12 4 73.29 2,492.00 1,026.12
Grinding & Cut t ing T ools Elect ril Drill Machine 2 12-Mar-13 689.16 4 14.36 488.15 201.00
Grinding & Cut t ing T ools Grinding Machine 1 12-Mar-13 154.29 4 3.21 109.29 45.00
Office Equipment Banding Machine 1 13-Mar-13 308.67 4 6.43 218.64 90.03
Office Supplies Brankas 2 13-Mar-13 374.77 4 7.81 265.46 109.31
Pow er T ools Rot ary Hammer Drill 1 29-Mar-13 858.88 4 17.89 608.37 250.51
Lift ing T ools Lever Block 3 5-Apr-13 910.31 4 18.96 625.84 284.47
Lift ing T ools Lever Block 1 5-Apr-13 385.72 4 8.04 265.18 120.54
Mobile Equipment Elevat ror SC200/200 2 5-Apr-13 42,081.08 12 292.23 9,643.58 32,437.50
Grinding & Cut t ing T ools Elect ric St raight Grinder (BABY ) 2 6-Apr-13 390.87 4 8.14 268.72 122.15
Civil Equipment Concret e Vibrat or Mikasa Brand, FC401 T ype 2 8-Apr-13 13,303.45 4 277.16 9,146.12 4,157.33
Civil Equipment Shaft for Concret e Vibrat or Size 6 M x 15 Mt r, FX-50E
7 8-Apr-13 14,823.84 4 308.83 10,191.39 4,632.45
W elding Equipment W elding Rect ifier 11 12-Apr-13 8,825.34 4 183.86 6,067.42 2,757.92
W at er T ank W at er T ank St ainless St eel 4 17-Apr-13 1,069.74 4 22.29 735.45 334.29
Elect rical Panel EquipementP anel dist ribut ion Box 3 PH 500 V 600 A 5 18-Apr-13 9,247.07 4 192.65 6,357.36 2,889.71
Grinding & Cut t ing T ools T w in Hose 100 20-Apr-13 668.59 4 13.93 459.65 208.93
Civil Hand T ools Jack hydraulic Pallet 2 23-Apr-13 1,210.00 4 25.21 831.88 378.13
Grinding & Cut t ing T ools Grinding Machine 2 27-Apr-13 411.44 4 8.57 282.86 128.57
W at er T ank W at er T ank Cont ainer Plast ic 7 1-May-13 1,856.76 4 38.68 1,237.84 618.92
Mobile Equipment T ow er Crane 1 3-May-13 64,088.57 12 445.06 14,241.90 49,846.67
Vehicle Pick Up Carry - 1.5 Black 1 4-Jul-13 10,200.79 4 212.52 6,375.49 3,825.30
Grinding & Cut t ing T ools Pipe Cut t ing Machine 1 10-Jul-13 130.72 4 2.72 81.70 49.02
Generat or Generat or C/W T yre T ruck 1 9-Jul-13 20,615.00 4 429.48 12,884.38 7,730.63
Generat or Generat or C/W T yre T ruck 1 9-Jul-13 41,099.00 4 856.23 25,686.88 15,412.13
Civil Equipment Engine Compact or Robin 1 26-Jul-13 4,348.28 4 90.59 2,717.68 1,630.61
Compressor Compressor Diesel Pow ered Screw 1 26-Jul-13 34,115.00 4 710.73 21,321.88 12,793.13
Pumps Pump W at er Unit Complet e 2 1-Aug-13 496.66 4 10.35 300.06 196.59
Vehicle Pick Up Gran Max - 1.5 W hit e 1 6-Aug-13 10,146.35 4 211.38 6,130.09 4,016.26
Pow er T ools Chipping Hammer Combinat ion 2 7-Aug-13 2,457.55 4 51.20 1,484.77 972.78
Office Equipment Server 1 16-Aug-13 4,176.80 4 87.02 2,523.48 1,653.32
W elding Equipment W elding Machine 200a W im: Es2000 1 28-Aug-13 541.68 4 11.28 327.26 214.41
Grinding & Cut t ing T ools Speed Cut ing Machine 12 25-Aug-13 1,788.03 4 37.25 1,080.27 707.76
Civil Hand T ools Sand Cone T est Set 1 1-Sep-13 164.11 4 3.42 95.73 68.38
Office Equipment T V LCD 5 1-Oct -13 1,074.71 4 22.39 604.53 470.19
Vacum & Blow er Vacum Cleaner 2 1-Oct -13 685.42 4 14.28 385.55 299.87
Office Equipment UPS 1 10-Oct -13 1,700.00 4 35.42 956.25 743.75
Lift ing T ools Lever Block 2 28-Dec-13 434.82 4 9.06 226.47 208.35

T ot al 1,865,688.16 22,233.73 736,347.98 1,115,026.83

PUBLISH BY SM 184
ACCOUNTING HANDBOOK (POLICY & PROCEDURE MANUAL)

G – 8 Asset Summary

Tax File No : ABC-01-15-001 Schedule : D-1


Company : PT ABC-Finance Period : 31-Dec-15
Prepared By : Accounting Department Printed On : 1 Page

Asset summary

Cost
Asset Class
Opening Additions Disposal Writen Off Adjusted Acc - Depreciation Closing Balance
1. Project Tools 555,023.81 6,580.28 49,682.49 - 375,036.79 88,117.50 48,767.31
2. Project Equipment 560,917.10 686.99 69,062.31 - 171,182.50 217,027.30 104,331.98
3. Office Supplies 163,946.02 - - - 100,324.66 45,119.94 18,501.43
4. Office Equipment 222,159.55 684.50 - - 105,746.09 83,727.27 33,370.69
5. Mobile Equipment 1,070,783.76 116,100.00 - - - 285,965.02 900,918.74
6. Vehicle 25,527.63 - - - - 16,390.95 9,136.68

Grand Total 2,598,357.87 124,051.77 118,744.80 - 752,290.04 736,347.98 1,115,026.83

PUBLISH BY SM 185
ACCOUNTING HANDBOOK (POLICY & PROCEDURE MANUAL)

G – 9 Asset Dispossal

Tax File No : ABC-01-15-001 Schedule : E-2


Company : PT ABC-Finance Period : 31-Dec-15
Prepared By : Accounting Department Printed On : 1 Page

Asset dispossal - by clasification

Cost
Asset Class Net Book Gain (loss)
Cost Acc - Depreciation Sale Grant Balance
Value on Sale
1. Project Tools
Blower 957.78 478.89 478.89 - 478.89 - 478.89
Civil & Carpenter Hand Tools 6,872.64 3,436.32 3,436.32 - 3,436.32 - 3,436.32
Civil Hand Tools 3,832.19 1,916.10 1,916.10 - 1,916.10 - 1,916.10
Electric & Instrument Tools 9,706.78 4,853.39 4,853.39 - 4,853.39 - 4,853.39
General Hand Tools 1,915.97 957.99 957.99 - 957.99 - 957.99
Grinding & Cutting Tools 7,510.74 3,755.37 3,755.37 - 3,755.37 - 3,755.37
Hydrostatic Test Tools 30,634.94 15,317.47 15,317.47 - 15,317.47 - 15,317.47
Impact Wrench 13,596.30 6,798.15 6,798.15 - 6,798.15 - 6,798.15
Lifting Tools 6,256.55 3,128.27 3,128.27 - 3,128.27 - 3,128.27
Power Tools 7,380.03 3,690.01 3,690.01 - 3,690.01 - 3,690.01
Pump 2,132.22 1,066.11 1,066.11 - 1,066.11 - 1,066.11
Vacum & Blower 2,327.78 1,163.89 1,163.89 - 1,163.89 - 1,163.89
Welding Tools 6,241.06 3,120.53 3,120.53 - 3,120.53 - 3,120.53

2. Project Equipment
Civil Equipment 19,685.44 9,842.72 9,842.72 - 9,842.72 - 9,842.72
Generator 5,151.52 2,575.76 2,575.76 - 2,575.76 - 2,575.76
Lifting Equipment 20,485.48 10,242.74 10,242.74 - 10,242.74 - 10,242.74
Survey Equipment 17,172.90 8,586.45 8,586.45 - 8,586.45 - 8,586.45
Treaded Machine 13,014.62 6,507.31 6,507.31 - 6,507.31 - 6,507.31
Welding & Cutting Equipment 62,614.67 31,307.33 31,307.33 - 31,307.33 - 31,307.33
Grand Total 237,489.59 118,744.80 118,744.80 - 118,744.80 - 118,744.80

PUBLISH BY SM 186
ACCOUNTING HANDBOOK (POLICY & PROCEDURE MANUAL)

G – 10 Asset Tracking Sample

Foto A sset (Sample)


Location : Project Keera, Desa Lengkena, Keera , Wajo

Asset Clas : Grinding & Cutting Tools

Asset Name : Plasma Cutting Machine

Brand : Chioda

Model : LG- 200

Serial : S/N. LG2014 1101009

Condition : Good

Asset Clas : Welding Equipment

Asset Name : Welding Rectifier

Brand : Miller

Model : Goldstar #402

Serial : S/N. MC- 2800072

Condition : Good

Asset Clas : Welding Equipment

Asset Name : Welding Engine Portable

Brand : Esab

Model : ARC 400i

Serial : 203- 238- 0176

Condition : Good

Asset Clas : Survey Equipment

Asset Name : Auto Level

Brand : Sokia

Model : 189775

Serial : B- 40 D10385

Condition : Good

PUBLISH BY SM 187
ACCOUNTING HANDBOOK (POLICY & PROCEDURE MANUAL)

Appendix H – Stock

H – 1 Set up & Reporting

Stock Codes
Set-up and Reporting From Date 1-Jan-20
© www.excel-skills.com To Date 30-Jan-20

Stock Opening Error Opening Purchases Receipts Sales Issues Adjustments Closing
Code Stock Description UOM Quantity Code Quantity2 Quantity Quantity Quantity Quantity Quantity Quantity
1212GHG Garden Shed Units 1,020.00 - 1,020 - 1,010 -1,350 - - 680
1212PHP Painted Garden Shed Units 930.00 - 930 - 52 -610 - -2 370
1212THT Tools Shed Units 240.00 - 240 - 125 -240 - - 125
RM10 Steel Plates M2 2,000.00 - 2,000 17,000 - - -13,061 - 5,939
RM25 Door Handle Units 724.00 - 724 740 - - -1,162 -7 295
RM30 Wood M2 2,000.00 - 2,000 22,000 - - -17,151 -100 6,749
RM50 1 Inch Screws Bag 50.00 - 50 300 - - -138 -18 194
RM55 2 Inch Screws Bag 1,000.00 - 1,000 3,000 - - -3,979 5 26
RM60 Glass M2 1,200.00 - 1,200 2,000 - - -2,671 20 549
RM70 Filler Bag 810.00 - 810 1,000 - - -1,211 10 609
RM75 Swivel Units 963.00 - 963 1,520 - - -2,380 -13 90
RM80 Paint - White Drum 240.00 - 240 - - - -110 -5 125
RM85 Paint - Green Drum 80.00 - 80 - - - -60 - 20

PUBLISH BY SM 188
ACCOUNTING HANDBOOK (POLICY & PROCEDURE MANUAL)

H – 2 Stock Movement

Stock Movements
Record Inventory Movement Transactions
© www.excel-skills.com
Transaction Transaction Customer / Document Stock Transaction Error Stock Quantity on Quantity on Movement
Date Type Supplier Name Number Code Quantity Code Description UOM Hand: Prev Hand: New Date
3-Jul-20 Receipt Manufactured None 1212GHG 105 - Garden Shed Units 1,020 1,125 3-Jul-20
3-Jul-20 Issue Component Usage None RM30 -1,500 - Wood M2 2,000 500 3-Jul-20
3-Jul-20 Issue Component Usage None RM55 -350 - 2 Inch Screws Bag 1,000 650 3-Jul-20
3-Jul-20 Issue Component Usage None RM10 -1,200 - Steel Plates M2 2,000 800 3-Jul-20
4-Jul-20 Sale G Smith IN0010 1212PHP -100 - Painted Garden Shed
Units 930 830 4-Jul-20
4-Jul-20 Purchase ABC Supplies I99823 RM30 10,000 - Wood M2 500 10,500 4-Jul-20
4-Jul-20 Purchase ABC Supplies I99823 RM10 8,000 - Steel Plates M2 800 8,800 4-Jul-20
4-Jul-20 Receipt Manufactured None 1212PHP 52 - Painted Garden Shed
Units 830 882 4-Jul-20
4-Jul-20 Issue Component Usage None RM30 -750 - Wood M2 10,500 9,750 4-Jul-20
4-Jul-20 Issue Component Usage None RM55 -170 - 2 Inch Screws Bag 650 480 4-Jul-20
4-Jul-20 Issue Component Usage None RM80 -110 - Paint - White Drum 240 130 4-Jul-20
12-Jul-20 Purchase RT General Dealer RE98982 RM25 740 - Door Handle Units 67 807 12-Jul-20
12-Jul-20 Purchase ABC Supplies I99928 RM30 12,000 - Wood M2 2,350 14,350 12-Jul-20
12-Jul-20 Purchase ABC Supplies I99928 RM10 9,000 - Steel Plates M2 2,550 11,550 12-Jul-20
12-Jul-20 Sale Builders Warehouse IN0014 1212GHG -300 - Garden Shed Units 475 175 12-Jul-20
12-Jul-20 Sale Builders Warehouse IN0014 1212PHP -100 - Painted Garden Shed
Units 472 372 12-Jul-20
12-Jul-20 Adjustment Stock Count None 1212PHP -2 - Painted Garden Shed
Units 372 370 12-Jul-20
12-Jul-20 Adjustment Stock Count None RM25 -7 - Door Handle Units 807 800 12-Jul-20
12-Jul-20 Adjustment Stock Count None RM30 -100 - Wood M2 14,350 14,250 12-Jul-20
12-Jul-20 Adjustment Stock Count None RM50 -18 - 1 Inch Screws Bag 268 250 12-Jul-20
15-Jul-20 Issue Component Usage None RM50 -56 - 1 Inch Screws Bag 250 194 15-Jul-20
15-Jul-20 Issue Component Usage None RM55 -1,749 - 2 Inch Screws Bag 1,775 26 15-Jul-20
15-Jul-20 Issue Component Usage None RM60 -1,251 - Glass M2 1,800 549 15-Jul-20
15-Jul-20 Issue Component Usage None RM70 -591 - Filler Bag 1,200 609 15-Jul-20
15-Jul-20 Issue Component Usage None RM75 -1,010 - Swivel Units 1,100 90 15-Jul-20

PUBLISH BY SM 189
ACCOUNTING HANDBOOK (POLICY & PROCEDURE MANUAL)

H – 3 Stock Count Varince Report

Stock Count Variance Report Count Date 7/12/2020


Calculate Stock Count Variances

Stock Error Quantity Theoretical Quantity


Description UOM
Code Code Counted Stock Qty Variance
1212GHG Garden Shed Units - 175 175 -
1212PHP Painted Garden Shed Units - 370 370 -
1212THT Tools Shed Units - 125 125 -
RM10 Steel Plates M2 - 11,550 11,550 -
RM25 Door Handle Units - 800 800 -
RM30 Wood M2 - 14,250 14,250 -
RM50 1 Inch Screws Bag - 250 250 -
RM55 2 Inch Screws Bag - 1,775 1,775 -
RM60 Glass M2 - 1,800 1,800 -
RM70 Filler Bag - 1,200 1,200 -
RM75 Swivel Units - 1,100 1,100 -
RM80 Paint - White Drum - 125 125 -
RM85 Paint - Green Drum - 20 20 -

PUBLISH BY SM 190
ACCOUNTING HANDBOOK (POLICY & PROCEDURE MANUAL)

H – 4 Profitability Report

Profitability Report
Calculation of sales, cost of sales and gross profit From Date 1/1/2020
© www.excel-skills.com To Date 31-Jan-20 8/31/2020

Aug ust-2 02 0 2 02 0
Date R ang e Month T o Date Year to Date

Sales 39,804.50 6,845.00 39,804.50

Cost of Sales 28,986.96 4,882.24 28,986.96

Gross Profit 1 10,817.54 1,962.76 10,817.54

Gross Profit 1 % 27.2% 28.7% 27.2%

Stock Adjustments (1,858.36) (900.11) (1,858.36)

Gross Profit 2 8,959.18 1,062.65 8,959.18

Gross Profit 2 % 22.5% 15.5% 22.5%

Date Sales Cost of Sales Adjustments Gross Profit Gross Profit %


8/1/2020 1,392.00 845.31 - 546.69 39.3%
8/2/2020 736.00 507.34 - 228.66 31.1%
8/3/2020 596.00 387.59 - 208.41 35.0%
8/4/2020 753.00 569.30 - 183.70 24.4%
8/5/2020 - - - - 0.0%
8/6/2020 - - 97.82 97.82 0.0%
8/7/2020 - - - - 0.0%
8/8/2020 - - - - 0.0%
8/9/2020 - - (454.85) (454.85) 0.0%
8/10/2020 - - - - 0.0%
8/11/2020 - - - - 0.0%
8/12/2020 - - - - 0.0%
8/13/2020 - - - - 0.0%
8/30/2020 - - - - 0.0%
8/31/2020 - - (266.33) (266.33) 0.0%

PUBLISH BY SM 191
ACCOUNTING HANDBOOK (POLICY & PROCEDURE MANUAL)

Appendix I – Revenue Tracking (Plan vs Actual)

Sales Plan
Jan - Dec 2020
Sales Plan by Monthly
Product Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec Total
Steel 100 110 120 130 140 150 160 170 180 190 200 210 1,860
Wood 90 100 110 120 130 140 150 160 170 180 190 200 1,740
Cable 80 90 100 110 120 130 140 150 160 170 180 190 1,620
Lamp 70 80 90 100 110 120 130 140 150 160 170 180 1,500
Total 340 380 420 460 500 540 580 620 660 700 740 780 6720

Sales Plan Vs Budget


Product Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec Total
Sales 340 380 420 460 500 540 580 620 660 700 740 780 6,720
Budget 306 342 378 414 450 486 522 558 594 630 666 702 6,048
Total 646 722 798 874 950 1026 1102 1178 1254 1330 1406 1482 12,768

Actual Sales
Product Total SO Total PO Margin % Outstanding AR Bad Debts Net-Sales
Steel 2,139 1,674 465 25.86% 1,903.71 32.09 2,106.92
Wood 2,036 1,827 209 9.20% 1,608.28 40.72 1,995.08
Cable 1,814 1,863 (49) -7.48% 1,632.96 90.72 1,723.68
Lamp 1,425 1,275 150 7.85% 983.25 49.88 1,375.13

Sales Result
Item Class Sales Plan Actual Change Trend Cost Margin Target Result
Steel 1,860 2,139 279 1,674 27.78% 15.00%
Wood 1,740 2,036 296 1,827 11.43% 12.50%
Cable 1,620 1,814 194 1,863 -2.61% 15.00%
Lamp 1,500 1,425 (75) 1,275 11.76% 12.50%
Total 6,720 7,414 694 6,639 48.36% 55.00%

PUBLISH BY SM 192
ACCOUNTING HANDBOOK (POLICY & PROCEDURE MANUAL)

Appendix – J Financial Statement Analysis

J – Balance Sheet Analyst

2015 2016 Variance

Cash (working capital) 195,492 181,990 (13,502)


Accounts Receivable 1,034,768 1,031,121 (3,646)
Prepaid Tax 2,098,136 2,134,340 36,204
Construction in Progress 32,391,450 32,391,450 -
Total Current Asset 35,719,846 35,738,901 19,056

Fixed Asset - NBV 1,140,952 1,059,387 (81,565)

Total Asset 36,860,798 36,798,289 (62,510)

Account Payable (25,674,684) (27,142,499) (1,467,816)


Tax Payable (234,255) (221,881) 12,374

Total Liabilities (25,908,939) (27,364,381) (1,140,428)

Capital (500,000) (500,000) -


Retained Earnings (10,451,860) (8,933,908) 1,517,952

Total Equity (10,951,860) (9,433,908) 1,517,952


-
Balance Sheet Ratio
Working Capital 9,810,907 8,374,521
Current Ratio (1.38) (1.34)
Quick Ratio (0.05) (0.04)
Debt to Equity Ratio 2.37 2.90

PUBLISH BY SM 193
ACCOUNTING HANDBOOK (POLICY & PROCEDURE MANUAL)

I – 2 Income Statement Analyst

2015 2016 Variance

Revenue:
Revenue from Project 155,816 - (155,816)
Others Income 135,604 595 (135,009)
Total Revenue 291,420 595 (290,825)

Project Cost :
Depreciation - (38,950) (38,950)
Purchase Material - (306,376) (306,376)
Sub-Contractor - (73,822) (73,822)
Direct Employee - (924,907) (924,907)
Others Project (1,090,970) (12,885) 1,078,084
Total Project Cost (1,090,970) (1,356,940) (265,970)

Gross Income (799,549) (1,356,345) (556,796)

Operational Expense: (1,678,506) (166,813) 1,511,693

Net Income (2,478,055) (1,523,158) 954,897

Income Statement Ratio


Gross Margin Ratio -2.74 -0.0004
Profit Margin Ratio -8.5 -0.0004
Earnings per Share Ratio -495.61 -304.63

PUBLISH BY SM 194
ACCOUNTING HANDBOOK (POLICY & PROCEDURE MANUAL)

J – 3 Cash Flow Analyst

2015 2016 Variance

Net Cash from Operations


Net Income -2,478,055.22 -1,466,222.44 1,011,832.78
Depreciation 41,400.62 -89,777.18 -131,177.80
Correction 725,359.57 207,882.21 -517,477.36
Changes in Working Capital:
Account Receivable 5,396.98 3,646.43 -1,750.55
Prepaid Taxes -28,265.66 -36,204.35 -7,938.69
Account Payable 797,180.88 1,393,867.25 596,686.37
Tax Payable -13,130.63 -12,373.57 757.06

Net Cash from Operations -950,113.46 818.35 967,473.71

Net Cash from Investing


Capital Expenditure (FA) -4,417.90 -14,320.70 -1,225.18

Net Cash from Investing -4,417.90 -14,320.70 -1,225.18

Net Cash from Financing


Capital stock issued & paid - - -

Net Cash from Financing - - -

Cash at beginning of period 1,150,023.73 195,492.37 -954,531.36


Change in Cash -954,531.36 -13,502.35 922,805.39
Cash at end of period 195,492.37 181,990.02 -31,725.97
181,990.02
Cash Flows Ratio 0
Free Cash Flow -945,695.56 15,139.05
Operating Cash Flow Ratio 0.04 0.00

PUBLISH BY SM 195
ACCOUNTING HANDBOOK (POLICY & PROCEDURE MANUAL)

J – 4 Cash Flow Statement by Quarterly

Monthly
Beginning Quarter I Quarter 2 Quarter 3 Quarter 4
Average
Cash Summary
Cash on Hand
1,150,035 1,950,022 888,607 1,685,704 1,172,325 474,721
(beginning of month)
Cash Available
(on hand + receipts, before 1,150,035 3,163,077 4,279,400 4,118,915 2,832,260 1,199,471
cash out)
Cash Position
1,150,035 1,070,721 1,536,677 1,326,663 808,054 395,176
(end of month)
Cash Receipts
Cash Sales - 52,088 - 108,025 - 13,343
Collections from AR
- - 241,573 - - 20,131
accounts
Loan/ other cash - 1,213,056 3,103,969 2,157,185 1,659,910 677,843
Total Cash Receipts - 1,265,143 3,345,542 2,265,210 1,659,910 711,317
Cash Paid Out
Purchases (Project) - 2,264,035 1,502,307 1,431,625 1,236,459 536,202
Supplies (Administration) - 563,493 864,559 587,884 419,861 202,983
Repairs & maintenance - - - - - -
Rent - - - - - -
Utilities - - - - - -
Other (specify) - - - - - -
Loan principal payment - - - - - -
Owners' Withdrawal - - - - - -
Total Cash Paid Out - 2,827,528 2,366,866 2,019,509 1,656,320 739,185
Essential operating data (non-cash flow information)
Sales Volume (dollars) - 165,554 - 108,025 - 22,798
Accounts Receivable/Net 7,192,668 169,065 (1,537,356) 1,848 (2,771,512) (344,830)
Bad Debt (end of month) - (113,466) - - - (9,456)
Inventory on hand (eom) - - - - - -
Accounts Payable/Net (24,610,155) (2,051,499) (1,569,184) (1,505,542) 1,285,972 (320,021)
Depreciation (523,404) (91,321) (70,941) (71,010) (23,737) (21,417)

PUBLISH BY SM 196

Anda mungkin juga menyukai