Anda di halaman 1dari 2

BAB 1 PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Laporan merupakan hal yang sangat penting dalam penugasan audit dan assurance
karena mengomunikasikan temuan-temuan auditor. Para pemakai laporan keuangan
mengandalkan laporan untuk memberikan kepastian atas laporan keuangan perusahaan.
Auditor kemungkinan besar besar akan bertanggung jawab apabila menerbitkan laporan audit
yang tidak tepat.
Laporan keuangan dibuat oleh manajemen dan merupakan tanggung jawabnya.
Laporan keuangan perlu diaudit oleh pihat ketiga yang independen. Dalam hal ini auditor
eksternal, karena : Pertama adanya perbedaan kepentingan antara manajemen perusahaan
dengan pihak luar perusahaan menyebabkan perlunya pihak ketiga yang dapat dipercaya.
Kedua, karena laporan keuangan kemungkinan mengandung kesalahan,baik disengaja
maupun tidak disengaja. Ketiga, laporan keuangan yang sudah diaudit dan mendapat opini
unqualified, diharapkan para pemakai laporan keuangan tersebut bebas dari salah saji yang
material dan disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi. (Winda Fridati:2005)
Laporan audit adalah laporan auditor yang menyatakan bahwa pemeriksaan telah
dilakukan sesuai dengan norma pemeriksaan akuntan, disertai dengan pendapat mengenai
kewajaran laporan keuangan perusahaan yang diperiksa, jenis pendapat yang dikenal adalah
wajar tanpa syarat (unqualified clean), wajar dengan syarat (qualified), menolak dengan
memberikan pendapat (adverse), dan menolak tanpa memberikan pendapat sama sekali
(disclaimer).
Tahap terakhir dari penugasan audit adalah melaporkan semua yang didapat. Proses
audit akan menghasilkan sebuah laporan audit. Laporan audit berisi tentang opini auditor
yang merupakan pernyataan kewajaran, dalam semua hal yang material, posisi keuangan dan
hasil usaha serta arus kas yang sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku di Indonesia.
Laporan audit dari seorang auditor dipergunakan sebagai alat komunikasi antara
auditor dengan pihak manajemen mengenai temuan dari setiap audit yang telah dilakukan
auditor. Dari setiap audit yang telah diselesaikan harus dibuat satu laporan tertulis dan
ditandatangani demikian standar internal audit mengharuskan hal ini. Namun, standar tidak
merekomendasikan bentuk atau format laporan tertentu. Laporan audit harus ditandatangani
oleh auditor yang berhak. Auditor yang menandatangani hal tersebut ditentukan oleh Kepala
Satuan Internal Audit.
Opini yang terdapat dalam laporan audit sangat penting dalam proses audit karena
merupakan informasi utama yang dapat diinformasikan kepada pemakai informasi tentang
apa yang dilakukan auditor dan kesimpulan yang diperolehnya. Opini audit diberikan oleh
auditor melalui beberapa tahap audit sehingga auditor dapat memberikan kesimpulan atas
pini yang harus diberikan atas laporan keuangan yang diauditnya. Dalam memberikan opini,
auditor sudah didasarkan pada keyakinan profesionalnya.
Menurut IAI (2001) dalam SA Seksi 326 bahwa tujuan audit atas laporan keuangan
oleh auditor independen pada umumnya adalah untuk menyatakan pendapat tentang
kewajaran, dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas,
dan arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Laporan
auditor juga merupakan sarana bagi auditor untuk menyatakan pendapatnya.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana cara menguraikan bagian-bagian dari laporan audit standar tanpa
pengecualian milik entitas nonpublik menurut standar auditing AICPA ?
2. Bagaimana kondisi-kondisi yang diperlukan untuk menerbitkan laporan audit
standar tanpa pengecualian ?
3. Bagaimana pelaporan tentang laporan keuangan dan pengendalian internal
menurut standar auditing PCAOB?
4. Bagaimana materialitas mempengaruhi keputusan pelaporan audit?
5. Apa pembahasan tentang kondisi yang memerlukan penyimpangan?
6. Apa saja kondisi yang memerlukan penyimpangan ?
7. Bagaimana cara pengambilan keputusan auditor untuk laporan audit ?

Anda mungkin juga menyukai