Abstract. The research aim for examined the ability of algae Chlorella pyrenoidosa at various
concentration to reduced contaminant of rubber waste. The research was conducted on
December 2011 till February 2012 at Biology PMIPA laboratorium, Riau University.
Completely Randomized Design was applied in this research, four concentration of algae
0%, 12.5%, 18.75%, and 25%, with 3 times repeated and observed of BOD, COD, TSS, pH,
density of algae, oxygen level (DO), and CO2. Data were analyzed by ANAVA and DMRT
at level 5%. The result indicated that algae Chlorella pyrenoidosa have potential to reduced
contaminant of waste rubber, the best potential of alga to reduce contaminant of rubber waste
was at 25 % concentration of algae.
Tabel 2. Analisis awal limbah cair karet sebelum interaksi dengan alga Chlorella pyrenoidosa
BOD (Biochemical oxygen demand) Rata-rata nilai analisis BOD yang tertinggi
Limbah yang telah dianalisa kandungan adalah pada perlakuan 0% sebesar 700 mg/l
BOD dan COD nya diawal, diberikan dan yang terendah pada perlakuan 25%
perlakuan dengan konsentrasi alga yang sebesar 65 mg/l. Berdasarkan uji DMRT
berbeda yaitu 0%, 12,5%, 18,75% dan 25% pengaruh pemberian konsentrasi alga
dan diamati pada hari ke tujuh. terhadap penurunan nilai BOD dapat dilihat
menunjukkan bahwa pemberian alga bahwa perlakuan 25% dan 18,75% tidak
Chlorella pyrenoidosa dengan konsentrasi berbeda nyata, sedangkan perlakuan 0%
yang berbeda pada limbah cair industri dan 12,5% berbeda nyata dengan perlakuan
karet berpengaruh sangat nyata terhadap yang lain. Hal ini menunjukkan bahwa
penurunan nilai BOD. Rata-rata nilai penurunan nilai BOD paling baik terjadi
analisis BOD dalam kultur biakan alga pada perlakuan 25% dan 18,75%.
Chlorella pyrenoidosa dapat dilihat pada Tingginya penurunan nilai BOD pada
tabel 3. perlakuan ini disebabkan karena lebih
banyak terdapat interaksi antara alga dan
Dari tabel 3 dapat dilihat bahwa setelah limbah. Menurut Ginting (2007) reaksi
dilakukan interaksi limbah dengan alga oksidasi zat-zat organik dengan oksigen
Chlorella pyrenoidosa dengan berbagai dalam air dimana proses tersebut dapat
konsentrasi menunjukkan rata-rata berlangsung karena peran dari alga
penurunan nilai BOD yang berbeda-beda. Chlorella pyrenoidosa.
Tabel 3. Rata-rata Analisis BOD (mg/l) dalam kultur biakan alga Chlorella pyrenoidosa
Keterangan : angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 5%
(DMRT)
Jika dilihat pada konsentrasi 0% yang gugus asam (-COOH) yang lemah sehingga
merupakan kontrol (tanpa alga) dari mudah melepaskan H+. Bila ada ion positif
perlakuan juga mengalami penurunan. Hal yang lewat muatan –COO- akan
ini diduga bahwa pada limbah cair karet menangkapnya dengan gaya elektrostatik.
terdapat bakteri pengurai yang hidup secara Titik-titik ini dinamakan titik pertukaran
alami dan apabila suatu zat cair dibiarkan kation. Kation yang berbeda mempunyai
maka kondisinya akan menguap ini yang afinitas yang berbeda, terutama ditentukan
mengakibatkan terjadi penurunan nilai oleh besarnya muatan (Haryoto dan
analisa BOD pada konsentrasi 0%. Semakin Wibowo, 2004).
tinggi persentase pemberian alga Chlorella Menurut Ginting (2007), BOD
pyrenoidosa pada limbah maka semakin merupakan salah satu uji yang paling umum
tinggi terjadinya penurunan nilai BOD. Hal untuk menentukan kualitas buangan limbah
ini diasumsikan bahwa Chlorella cair. Semakin tinggi angka BOD maka
pyrenoidosa memiliki kemampuan untuk semakin sulit bagi makhluk hidup yang ada
merombak bahan organik dan anorganik di air membutuhkan oksigen untuk bertahan
yang terdapat pada limbah cair karet. Selain hidup.
itu Chlorella pyrenoidosa juga memiliki
kemampuan mengadsorbsi bahan polutan COD (Chemical Oxygen Demand)
yang ada pada limbah cair melalui Limbah yang telah dianalisa kandungan
permukaan selnya. Menurut Sriharti (2004). BOD dan COD nya diawal, diberikan
Alga hijau memiliki struktur yang hampir perlakuan dengan konsentrasi alga yang
sama dengan tumbuhan salah satunya ialah berbeda yaitu 0%, 12,5%, 18,75% dan 25%
dinding selnya yang keras. Chlorella dan diamati pada hari ke tujuh. Hasil
mempunyai kemampuan mengadsorbsi analisis varians (lampiran 4) menunjukkan
dengan memanfaatkan kandungan senyawa bahwa pemberian alga Chlorella
organik dan anorganik yang berasal dari pyrenoidosa dengan konsentrasi yang
limbah cair karet untuk metabolisme berbeda pada limbah cair industri karet
Chlorella pyrenoidosa. Senyawa organik berpengaruh sangat nyata terhadap
dan anorganik mula-mula menempel pada penurunan nilai COD limbah cair industri
dinding sel mikroalga Chlorella karet. Rata-rata nilai analisis COD dalam
pyrenoidosa. Dinding sel Chlorella kultur biakan alga Chlorella pyrenoidosa
pyrenoidosa tersusun atas selulosa dan dapat dilihat pada tabel 4.
mengandung pektin yang mempunyai
Tabel 4. Rata-rata analisa COD (mg/l) dalam kultur biakan alga Chlorella pyrenoidosa
Keterangan : angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 5%
(DMRT)
Dari tabel 4 dapat dilihat bahwa setelah pada kloroplast. Kegiatan fotosintesis ini
dilakukan interaksi limbah dengan alga akan menambah suplai oksigen pada limbah
Chlorella pyrenoidosa dengan berbagai cair karet sehingga degradasi bahan organik
konsentrasi menunjukkan rata-rata akan berlangsung lebih cepat yang akhirnya
penurunan nilai COD yang berbeda-beda. akan menurunkan nilai COD pada limbah
Rata-rata nilai analisis COD yang tertinggi cair karet. Menurut Sriharti (2004),
adalah pada perlakuan 0% sebesar 1800 beberapa senyawa komplek pada limbah
mg/l dan yang terendah pada perlakuan cair karet harus dioksidasi terlebih dahulu
25% sebesar 100 mg/l. menjadi bentuk yang sederhana dan dapat
Berdasarkan uji DMRT pengaruh diserap. Oksidasi ini di lakukan oleh
pemberian konsentrasi alga terhadap aktifitas simbiosis alga dan bakteri.
penurunan nilai COD limbah cair industri Oksigen yang dihasilkan oleh Chlorella
karet dapat dilihat bahwa perlakuan 25% pyrenoidosa dari proses fotosintesinsnya
dan 18,75% tidak berbeda nyata, sedangkan digunakan untuk mengoksidasi senyawa
perlakuan 0% dan 12,5% berbeda nyata komplek pada limbah cair karet.
dengan perlakuan yang lain. Tidak berbeda
nyatanya perlakuan 25% dan 18,75% ini TSS (Total Suspended Solid)
menandakan bahwa konsentrasi alga Limbah yang telah dianalisa kandungan
18,75% saja sudah cukup untuk TSS nya diawal, diberikan perlakuan
menurunkan angka COD tetapi penurunan dengan konsentrasi alga yang berbeda yaitu
lebih baik lagi jika konsentrasi alga 0%, 12,5%, 18,75% dan 25% dan diamati
ditingkatkan. Menurunnya COD diduga pada hari ke tujuh.
dikarenakan meningkatnya suplai oksigen Total Suspended Solid (TSS) adalah
yang lebih banyak pada akhir penelitian. bahan-bahan tersuspensi (diameter >1 μm)
Nilai COD yang tinggi pada awal penelitian yang tertahan pada saringan millipore
ini mengasumsikan bahwa banyaknya dengan diameter pori 0,45 μm. TSS terdiri
kandungan organik yang terdapat pada atas lumpur dan pasir halus serta jasad-
limbah cair karet serta kurangnya oksigen jasad renik terutama yang disebabkan oleh
di dalam air. Kandungan organik yang kikisan tanah atau erosi yang terbawa ke
tinggi pada limbah cair karet ini akan dalam badan air.
dimanfaatkan oleh alga Chlorella Hasil analisis varians menunjukkan
pyrenoidosa sebagai nutrient yang bahwa pemberian alga Chlorella
digunakan sebagai zat pembangun dalam pyrenoidosa dengan konsentrasi yang
kegiatan metabolismenya. berbeda pada limbah cair industri karet
Alga Chlorella pyrenoidosa yang berpengaruh sangat nyata terhadap
ditambahkan pada limbah cair industri karet penurunan nilai TSS limbah cair industri
akan mengalami fotosintesis. Fotosintesis karet. Hasil pengukuran TSS dalam kultur
yang terjadi pada Chlorella pyrenoidosa di biakan alga Chlorella pyrenoidosa dalam
karenakan Chlorella pyrenoidosa setiap perlakuan dapat dilihat pada tabel 5
mempunyai pigmen klorofil yang terdapat berikut.
Tabel 5. Rata-rata analisa TSS (mg/l) dalam kultur biakan alga Chlorella pyrenoidosa
No. Perlakuan (%) Rata-rata Analisis TSS
1. 0 100c
2. 12,5 80b
3. 18,75 75a
4. 25 70a
Keterangan : angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 5% (DMRT)
Berdasarkan tabel 5 dapat dilihat bahwa Derajat Keasaman (pH) Kultur Biakan
pemberian alga Chlorella pyrenoidosa Alga Chlorella pyrenoidosa
dengan variasi konsentrasi yang berbeda- pH adalah derajat keasaman yang
beda mampu menurunkan nilai TSS yang digunakan untuk menyatakan tingkat
terdapat pada limbah cair industri karet. keasaman atau kebasaan yang dimiliki oleh
Nilai analisis TSS yang paling tinggi suatu larutan. pH selama penelitian
terdapat pada perlakuan dengan konsentrasi berlangsung dapat diamati pada gambar 1
0% yaitu sebesar 100 mg/l sedangkan yang berikut.
paling rendah pada perlakuan konsentrasi
25% yaitu sebesar 70 mg/l. Uji DMRT Dari gambar 1 dapat terlihat bahwa nilai
pengaruh pemberian konsentrasi alga pH pada setiap perlakuan mengalami
terhadap penurunan nilai TSS limbah cair perubahan yaitu kisaran nilai pH antara 6-8.
industri karet dapat dilihat bahwa perlakuan Semakin tinggi konsentrasi alga yang
25% dan 18,75% tidak berbeda nyata, diberikan pada limbah maka dapat terlihat
sedangkan perlakuan 0% dan 12,5% terjadinya peningkatan pH. pH yang
berbeda nyata dengan perlakuan yang lain. diamati selama penelitian ini sesuai dengan
Parameter TSS juga berperan penting standar pH yang dikeluarkan oleh menteri
dalam baku mutu limbah. Dari nilai TSS Lingkungan Hidup yaitu dengan standar
akan dapat diketahui apakah telah terjadi antara 6-9. Jika dilihat pH awal limbah cair
pencemaran pada perairan, bila nilainya karet masih sesuai dengan standar baku
meningkat cukup signifikan perairan akan tetapi dengan interaksi alga Chlorella
tampak keruh dan terkesan kotor sehingga pyrenoidosa sampai konsentrasi yang lebih
tentu saja mengurangi daya guna airnya. tinggi yaitu 25% dapat meningkatkan pH
Hasil pengukuran total padatan tersuspensi dari limbah cair karet menjadi basa.
pada limbah cair karet adalah 200 mg/l. Pertumbuhan alga Chlorella pyrenoidosa
Dilihat dari standar baku mutu limbah nilai akan lebih baik pada rentang pH yang
ini diatas dari standar yang ditetapkan yaitu bersifat sedikit lebih basa dibandingkan
sebesar 150 mg/l. Jika dilihat dari warna rentang pH asam. Terjadinya peningkatan
limbah yang keruh maka bisa saja air pH selama penelitian diasumsikan sejalan
limbah pabrik karet tidak layak untuk dengan peningkatan kepadatan alga, dimana
dibuang ke sungai karena akan berdampak meningkatnya kepadatan alga berarti
pada kecerahan dan estetika sungai. meningkatkan metabolisme di dalam kultur
biakan.
CO2 Terlarut
Tabel 6. Rata-rata kandungan CO2 (mg/l) dalam kultur biakan alga Chlorella pyrenoidosa.
Perlakuan
Ulangan
0% 12.5% 18,75% 25% Total
1 35 20 15 11
2 35 21 16 10
3 35 20 17 9
Jumlah 105 61 48 30 244
Rerata 35 20,3 16 10 81,3
Tabel 7. Rata-rata kandungan oksigen terlarut (mg/l) dalam kultur biakan alga Chlorella
pyrenoidosa.
Perlakuan
Ulangan
0% 12.5% 18,75% 25% Total
1 2,2 2,9 4,1 5,6
2 1,7 3,0 4,2 5,7
3 2,3 2,8 4,4 5,6
Jumlah 6,2 8,7 12,7 16,9 44,5
Rerata 2,06 2,9 4,2 5,6 14,76
Fogg, G.E. 1995. Algae Cultures and Mara, D., Mills, S.W., Pearson, H.W,.&
Phytoplankton Ecology. The University Alabaster, G.P. 2007. Waste
of Winconsin Press. Madison- Stabilization Ponds : a Viable
Milwaukee-London. Alternative for Small Community
Treatment Systems. Water and
Gaspersz, V. 1994. Metode Perancangan
Environment Journal, 74.
Percobaan. Armico. Bandung
Prihantini, N.B., Putri, B, dan Yuniati,R.
Ginting, perdana. 2007. Sistem Pengelolaan
2005. Pertumbuhan Chlorella spp.
Lingkungan dan Limbah Industri. Yrama
Dalam Medium Ekstrak Tauge (MET)
widya. Bandung.
Dengan Variasi pH Awal. Jurnal Makara
Haryoto dan Wibowo, A. 2004. Kinetika Sains Vol 9.
Bioakumulasi Logam Berat Kadmium
Sriharti. 2004. Pengaruh spesies Chlorella
Oleh Fitoplankton Chlorella sp
Dalam Menetralisir Limbah Cair Karet.
Lingkungan Perairan laut. Jurnal. Jurnal
Prosiding Seminar Nasional Rekayasa
Penelitian Sains dan Teknologi, Vol 5,
Kimia. LIPI
No 2, 89-103
Subroto dan Akrimi. 2002. Teknik
Heryanto, S. 2000. Pemanfaatan Chlorella
Pengamatan dan Kualitas Air dan
Sp Dalam Penurunan Kadar Bod Limbah
Plankton Danau Arang-Arang. Jambi
Cair Industri Karet Ptp XVIII Ngobo.
Ungaran Syahputra, B. 2002. Pemanfaatan Alga
Chlorella pyrenoidosa Untuk
Ismayana dan Purwoko. 2002. Pengantar
Menurunkan Tembaga (Cu) Pada
Praktikum Laboratorium Lingkungan.
Industri Pelapisan Logam. Fakultas
Institut Pertanian Bogor. Bogor
teknik UNISSULA. Semarang
Isnansetyo, A dan Kurniastuty. 1995.
Zikra, E. 2011. Potensi Pemanfaatan
Teknik Kultur Phytoplankton dan
Chlorella pyrenoidosa Dalam
Zooplankton Pakan alami untuk
Pengelolaan Limbah Cair Kelapa Sawit.
Pembenihan Organisme Laut. Kanisius.
Thesis Pascasarjana Ilmu Lingkungan
Yogyakarta.
Universitas Riau. Pekanbaru