Anda di halaman 1dari 7

JURNAL ILMIAH MANUNTUNG, 7(2), 254-260, 2021 p-ISSN.

2443-115X
e-ISSN. 2477-1821

UJI TOKSISITAS AKUT EKSTRAK ETANOL DAUN


PIDADA MERAH (Sonneratia caseolaris L) PADA
MENCIT PUTIH (Mus musculus L)
Submitted : 18 Oktober 2021
Edited : 6 Desember 2021
Accepted : 13 Desember 2021

Siti Jubaidah*, Eka Siswanto Syamsul, Supomo

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Samarinda, Samarinda, Kalimantan Timur, Indonesia


Email: zubairmalfatih@gmail.com

ABSTRACT
The leaves of the red pidada plant (Sonneratia caseolaris L.) are traditionally used by the
people of Kalimantan to mix cold powder, treat wounds and have antioxidant properties. The aim
was to determine the symptoms of acute toxicity and lethal dose of 50 ethanol extract of red pidada
leaf (Sonneratia caseolaris L.) against white mice. Methods: This study used 20 rats which were
divided into four groups and given a graded dose of 0.65 g/kgBW, 1.3 g/kgBW, 2.6 g/kgBW, and
5.2 g/kgBW ethanol extract of red pidada leaf with two oral administrations then observed for
symptoms of toxicity and the number of deaths in each test animal after 24 hours, then
observations were made. body weight for 14 days without treatment. The results showed that the
apparent LD50 was: >5.2g/kgBB. Clinical symptoms observed in mice were decreased motor
activity at the highest dose and increased grooming frequency. The LD50 of the ethanol extract
of red pidada leaves is in the mild toxic category (5-15 g/kgBW).

Keywords : Sonneratia caseolaris L, Lethal Dose 50, acute toxicity.

PENDAHULUAN adalah salah satu bahan alam yang salah


Tumbuhan obat yang digunakan oleh satunya berkhasiat sebagai tabir surya(4,5).
suku Dayak di Kalimantan Timur salah Daun pidada merah merupakan tanaman
satunya adalah tumbuhan pidada mangrove yang diketahui mempunyai
merah.Daun pidada merah merupakan khasiat sebagai obat tradisional untuk
tanaman mangrove yang diketahui mengobati berbagai macam penyakit(1).
mempunyai khasiat sebagai obat tradisional Penelitian menunjukkan bahwa daun
untuk mengobati berbagai macam pidada merah mengandung metabolit
(1)
penyakit . Daun pidada merah di sekunder berupa flavonoid dengan kadar
Kalimantan Selatan dimanfaatkan sebagai sebesar 2,5 % sehingga diduga aktivitas
campuran bedak dingin(2). Daun perepat tabir surya tersebut bersumber dari senyawa
merah memiliki senyawa antioksidan yang flavonoid(4). Senyawa fenolik yang terdapat
mengandung alkaloid, flavanoid, glikosida, didalam tumbuhan berfungsi melindungi
saponin dan fenol(3). jaringan tanaman terhadap kerusakan akibat
Efektivitas tabir surya dapat radiasi sinar matahari. Senyawa fenolik
dinyatakan dengan sun protection factor khususnya golongan flavonoid mempunyai
(SPF), persentase eritema dan persentase potensi sebagai tabir surya karena adanya
transisi pigmentasi (Pratama dan gugus kromofor yang mampu menyerap
Zulkarnain, 2015). Daun pidada merah atau sinar UV sehingga mengurangi
perepat merah (Sonneratia caseolaris L) intensitasnya pada kulit. Berdasarkan

254 AKADEMI FARMASI SAMARINDA


JURNAL ILMIAH MANUNTUNG, 7(2), 254-260, 2021 SITI JUBAIDAH

penelitian Hasanah dkk telah meneliti tumbuh liar di Kecamatan Samboja


tentang profil tabir surya daun pidada merah Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan
dengan menggunakan pelarut metanol pada Timur.
konsentrasi 100 ppm sampai 250 ppm dan
didapatkan hasil terbaik pada konsentrasi Alat
250 ppm dengan kategori sebagai Sunblock Seperangkat alat infus, alat-alat gelas
yang mampu memberikan perlindungan (Pyrex, Iwaki), blender (Miyako), kompor
maksimum terhadap radiasi sinar UV pada gas (Rinnai), sonde, neraca digital, batang
kulit(4). pengaduk, termometer, gunting, cawan
Untuk mengetahui keamanan porselen, penjepit tabung, tabung reaksi
penggunaan suatu obat, maka diperlukan uji (Pyrex), kertas label, kandang mencit,
toksisitas. Uji toksisitas dibedakan menjadi pinset, dan ayakan mesh 60.
uji toksisitas akut, subkronik, dan kronik.
Uji toksisitas akut dimaksudkan untuk Bahan
mendapatkan informasi tentang gejala Aquades, simplisia daun pidada
keracunan, penyebab kematian, urutan merah, mencit putih betina, pangan mencit,
proses kematian dan rentang dosis yang koran, alumunium foil, pereaksi mayer,
mematikan hewan uji (Lethal dose 50atau dragendorf, bouchardat, liebermann-
disingkat LD50) suatu bahan. Parameter burchard (asam anhidrat asetat
toksisitas akut yang digunakan untuk ((CH3CO)2O) dan asam sulfat pekat (H2SO4.
melihat keamanan suatu obat dalam P), Sianidin test (magnesium (Mg) dan asam
pengobatan adalah nilai LD50(6). Penelitian klorida pekat (HCl P) pekat, amil alkohol
uji bertujuan untuk mengetahui nilai LD50 (C5H11OH), besi (III) klorida (FeCl3) 1%, n-
dan potensi ketoksikan akut sehingga dapat heksan, dan asam klorida (HCl) 2N.
diperoleh gambaran keamanan sediaan
ekstrak etanol daun pidada merah. Prosedur Penelitian
Pengambilan Sampel dan Determinasi
METODE PENELITIAN Tumbuhan
Penelitian yang dilakukan adalah Pengambilan sampel, sampel berupa
penelitian eksperimental yaitu percobaan daun tua tumbuhan pidada merah diambil
yang bertujuan untuk mengetahui suatu pada sore hari kemudian diproses menjadi
gejala atau pengaruh yang timbul akibat dari simplisia. Determinasi dilakukan di
adanya perlakuan tertentu. Penelitian ini Laboratorium Balai Konservasi Sumber
menggunakan rancangan acak lengkap pola Daya Alam (BKSDA) di Samboja Kutai
searah dalam pemilihan hewan uji yaitu Kartanegara Kalimantan Timur.
mencit. Penelitian yang dilakukan mengenai
pengujian toksisitas akut ekstrak etanol daun Ekstraksi Sampel
pidada merah dengan konsentrasi dosis Simplisia dibuat serbuk untuk
bertingkat I, II, III, dan IV serta tanpa dilakukan penelitian dengan cara
ekstrak sebagai kontrol negatif. Penelitian menggunakan alat blender agar lebih mudah
ini dilakukan di Laboratorium Farmakologi dalam penghalusan, kemudian diayak
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Samarinda. dengan pengayak mesh 60. Ditimbang
serbuk sampel sebanyak 200 g, diekstraksi
Sampel dan Teknik Sampling menggunakan metode infundasi, yaitu
Sampel Yang digunakan adalah daun dimasukkan serbuk sampel kedalam bejana
tua pada tumbuhan pidada merah yang yang terdiri dari dua panci yang ditumpuk,

AKADEMI FARMASI SAMARINDA 255


JURNAL ILMIAH MANUNTUNG, 7(2), 254-260, 2021 SITI JUBAIDAH

panci pertama diberi etanol secukupnya Ekstrak diencerkan sampai hampir


kemudian dimasukkan panci kedua. Panci tidak berwarna, lalu ditambahkan 1-2 tetes
tersebut berisi serbuk sampel dan aquades pereaksi besi (III) klorida, jika terjadi warna
biru kehitaman atau hijau kehitaman
secukupnya hingga seluruh bahan terendam
menunjukkan adanya tanin.
yaitu sebanyak 900 ml, kemudian
dipanaskan dengan suhu 900C selama 15 Pemeriksaan Steroid/Terpenoid
menit sambil sesekali diaduk lalu diserkai Ekstrak ditambahkan dengan 20 ml n-
dengan kain flanel. Ekstrak etanol yang heksan, dikocok kemudian diuapkan dan
diperoleh diuapkan di Waterbath. Dihitung sisanya ditambahkan pereaksi Lieberman-
rendemennya. Burchard. Jika terbentuk warna ungu atau
merah yang berubah menjadi biru ungu atau
Skrining Fitokimia biru kehijauan menunjukkan adanya
Skrining fitokimia dilakukan terhadap triterpenoid/steroid bebas.
simplisia dan ekstrak daun pidada merah
yang meliputi; pemeriksaan senyawa kimia Penentuan Dosis dari Ekstrak
golongan alkaloid, flavonoid, saponin, tanin Dosis ekstrak daun pidada merah
dan steroid/terpenoid. dibuat dalam dosis bertingkat I, II, III, dan
Pemeriksaan Alkaloid IV. Larutan stok dibuat dengan membuat
Diambil 3 tabung reaksi, lalu masing- ekstrak sebanyak 5 ml, ditimbang 6,4 g
masing dimasukkan 0,5 ml ekstrak. Pada ekstrak lalu dimasukkan dalam erlenmeyer,
masing-masing tabung reaksi ditambahkan 2 kemudian diaduk sambil ditambahkan
tetes pereaksi mayer, bouchardat, dan sedikit demi sedikit aquades hingga larut
dragendorff. Alkaloid positif jika terjadi dan homogen. Larutan diencerkan sesuai
endapan atau kekeruhan. Bila sedikitnya 2 dengan dosis bertingkat yang diperlukan,
dari 3 pereaksi di atas positif maka sampel yaitu pengenceran ke-1 dengan dosis 3,2 g,
mengandung alkaloid. pengenceran ke-2 dengan dosis 1,6 g dan
pengenceran ke-3 dengan dosis 0,08 g.
Pemeriksaan Flavonoid Kelompok kontrol diberi aquades 0,5 ml
Ekstrak diambil 5 ml lalu sebagai perlakuan pembanding.
ditambahkan 0,1 g serbuk Mg dan
1 ml HCl pekat dan 2 ml amil alkohol, Perlakuan Pada Hewan Uji
dikocok dan dibiarkan memisah.. Bila Hewan uji diberi larutan ekstrak
terbentuk warna kuning, orange atau merah etanol secara oral sebanyak 0,5 ml/ 40g berat
pada lapisan amil alkohol menunjukkan badan dengan tingkat dosis I, II, III, dan
adanya flavonoid. dosis IV serta konsentrasi tanpa ekstrak.

Pemeriksaan Saponin Pengamatan


Masukkan ekstrak kedalam tabung Pengamatan setelah diberi perlakuan
reaksi, ditambahkan 10 ml etanol panas,
yaitu pengamatan potensi ketoksikan akut,
didinginkan dan kemudian dikocok kuat-
kuat selama 10 detik. Jika terbentuk buih pengamatan ini dilakukan dengan melihat
yang banyak selama tidak kurang dari 10 gejala-gejala fisik umum sebagai tanda
menit, setinggi 1 cm sampai 10 cm dan tidak keracunan yang timbul setelah pemberian
hilang dengan penambahan 1 tetes asam larutan ekstrak etanol daun pidada merah
klorida 2 N menunjukkan adanya saponin. yang dibandingkan dengan kontrol. Waktu
pengamatan adalah menit ke 5, 10, 15, 30,
Pemeriksaan Tanin

256 AKADEMI FARMASI SAMARINDA


JURNAL ILMIAH MANUNTUNG, 7(2), 254-260, 2021 SITI JUBAIDAH

60, 120, 180 dan 240 (4 jam). Pengamatan Tabel 1. Hasil Skrining Fitokimia Ekstrak
Nilai LD50 dilakukan terhadap mencit yang etanol Daun pidada merah
mati dan yang masih hidup setiap 24 jam Metabolit
No. Pereaksi Hasil
selama 7 hari setelah pemberian ekstrak Sekunder
etanol daun pidada merah. 1. Alkaloid Meyer (-)
Bouchardat (-)
Analisis Data Dragendorf (+)
Metode analisis yang digunakan
untuk menentukan nilai LD50 dan potensi 2. Flavonoid Sianidin test (+)
ketoksikan akut dari mencit yang mati dan 3. Tannin FeCl3 (+)
hidup dari setiap kelompok adalah Metode
Grafik Probit, Weil CS dan Metode 4. Saponin H2O (+)
Farmakope Indonesia III. Data variasi bobot 5. Steroid Lieberman- (-)
mencit yang diperoleh dari semua kelompok Burchad
sampel diolah dengan program komputer 6. Triterpenoi Lieberman- (-)
microsoft office excel. d Burchad
Keterangan :
HASIL DAN PEMBAHASAN
(+) ada metabolit sekunder
Determinasi Daun pidada merah
Berdasarkan hasil determinasi yang (-) tidak ada metabolit sekunder
dilakukan oleh Laboratorium Balai
Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Berdasarkan hasil yang diperoleh pada
tabel 1, dapat dilihat bahwa pada ekstrak
di Samboja Kutai Kartanegara Kalimantan
etanol daun pidada merah mengandung
Timur bahwa sampel tersebut adalah spesies
Sonneratia caseolaris L. yang termasuk metabolit sekunder seperti flavonoid, saponin
famili Lythraceae dengan nama lokal dan tanin. Metabolit sekunder ini dapat
“pidada merah” terekstraksi karena bersifat polar sehingga
dapat ditarik oleh pelarut etanol, sedangkan
Alkaloid, steroid dan triterpenoid tidak
Ekstraksi Daun pidada merah
Ekstrak etanol dibuat dengan metode bersifat polar sehingga tidak tertarik oleh
maserasi menggunakan etanol 70%, maserat pelarut etanol yang bersifat polar.
Alkaloid dengan pengujian
ditampung untuk diuapkan pelarutnya untuk
menggunakan pereaksi mayer dan
mendapatkan ekstrak etanol.
bouchardat negatif mengandung alkaloid,
sedangkan dengan pereaksi dragendorf
Skrining Fitokimia
Fitokimia atau kimia tumbuhan positif mengandung alkaloid. Zat uji
mengandung alkaloid jika dua dari uji
mempelajari aneka ragam senyawa organik
tersebut positif sehingga dalam penelitian ini
yang dibentuk dan ditimbun oleh tumbuhan
yaitu mengenai struktur kimianya, zat uji yaitu ekstrak etanol daun pidada merah
biosintesisnya, perubahan serta tidak mengandung alkaloid(7).
metabolismenya, penyebarannya secara
alamiah serta fungsi biologinya(7). Hasil Pengujian Nilai LD50 dan Potensi
skrining fitokimia ekstrak etanol disajikan Ketoksikan
pada tabel 1. Pada penelitian ini, hewan uji yang
digunakan adalah mencit putih betina karena
dalam penelitian toksisitas akut yang

AKADEMI FARMASI SAMARINDA 257


JURNAL ILMIAH MANUNTUNG, 7(2), 254-260, 2021 SITI JUBAIDAH

menggunakan waktu singkat, tidak pada mencit(9). Pengamatan potensi


dipengaruhi oleh jenis kelamin yang harus ketoksikan akut dilakukan dengan melihat
memiliki hormon stabil. Hewan uji dibagi 5 adanya gejala umum sebagai tanda keracunan
kelompok dan ditempatkan dalam 5 kandang maupun ada tidaknya kematian hewan uji
yang memiliki luas dan ukuran yang sama. dari masing-masing kelompok perlakuan
Aklimatisasi selama 14 hari dilakukan (data kuantitatif). Pengamatan dilakukan
dengan tujuan agar semua kelompok selama 4 jam pada menit ke-5, 10, 15, 30, 60,
menerima keadaan dan situasi yang sama 120, 180 dan 240 setelah pemberian ekstrak
dalam proses penyesuaian terhadap uji(10).
lingkungan. Hari ke-7 sampai hari ke-14
semua hewan uji ditimbang untuk Tabel 2. Gejala-Gejala Keracunan Setelah
mengetahui kesehatan dengan melihat bobot Pemberian Ekstrak etanol Daun
pada mencit. pidada merah
Jumlah
Gejala
Kelompok Perlakuan Sampel
Keracunan
(ekor)
Kontrol Aquades Tidak ada
5
Dosis
I Tidak ada
5,2g/kgBB 5

Dosis
II Tidak ada
2,6g/kgBB 5

Dosis
III Tidak ada
Gambar 1. Grafik Penimbangan Bobot 1,3g/kgBB 5
Mencit
Dosis Tidak ada
IV 5
0,65g/kgBB
Pada gambar 1 dapat dilihat bahwa
terjadi peningkatan bobot mencit setiap Pada pengamatan setelah pemberian
harinya, dengan SEM (Standart Error of ekstrak etanol daun pidada merah, gejala
Mean) yaitu varian bobot mencit dalam 1 keracunan yang diamati tersebut adalah ciri-
kelompok, menunjukkan selisih yang kecil ciri yang mempengaruhi perilaku, syaraf
(< 0,5) atau tidak jauh berbeda dalam 1 otot, syaraf otonom, pernafasan,
kelompok sehingga disimpulkan bobot gastrointestinal, dan kulit. Perlakuan pada
mencit termasuk homogen. Kenaikan bobot kelompok I sampai IV terjadi gejala yang
mencit merupakan salah satu hal yang dapat mempengaruhi perilaku (menunduk,
menunjukkan bahwa mencit tersebut dalam menggaruk-garuk dan ketakutan) dan syaraf
keadaan sehat dan dapat digunakan sebagai otot (ekor membengkok), tetapi gejala
hewan percobaan. tersebut juga terjadi pada kelompok kontrol
Pemilihan dosis yang digunakan sehingga tidak dapat dikategorikan sebagai
diperoleh dari hasil orientasi, yaitu dengan gejala tanda keracunan.
memberikan dosis maksimum yang masih Uji LD50 terhadap ekstrak etanol daun
dapat diberikan secara teknis pada hewan uji pidada merah dilakukan untuk mengetahui
(16g/kgBB) dengan mengacu pada tabel pada dosis berapa ekstrak etanol daun pidada
klasifikasi toksisitas menurut Lu(8) atau merah dapat memberikan efek toksik. Efek
sekitar 64 kali dosis terapi ekstrak daun tersebut ditandai dengan adanya kematian
pidada merah pada mencit yang telah diberikan ekstrak
(250 mg/kgBB) sebagai obat anti inflamasi etanol daun pidada merah, yang diamati

258 AKADEMI FARMASI SAMARINDA


JURNAL ILMIAH MANUNTUNG, 7(2), 254-260, 2021 SITI JUBAIDAH

selama 4 jam untuk mengetahui gejala tinggi(11). Aktivitas dan fraksi daun Perepat
keracunan dan dilanjutkan pengamatan setiap Merah/ sebagai antioksidan dengan nilai IC50
24 jam untuk melihat adanya kematian. pada ekstrak methanol sebesar 21,62 ppm,
Kematian dapat terjadi sesudah 24 jam fraksi n-heksan 82,36 ppm, fraksi etil asetat
pertama karena proses keracunan dapat 13,41 ppm, dan fraksi n-butanol 13,04 ppm
berjalan lambat, oleh karena itu pengamatan tumbuhan ini memiliki aktivitas antioksidan
kematian hewan uji dilakukan selama 7 hari. yang sangat kuat.

Tabel 3. Jumlah Kematian Hewan Uji SIMPULAN


Setelah Pemberian Ekstrak etanol Gejala-gejala umum sebagai tanda
Daun pidada merah. keracunan (perilaku, saraf otot saraf otonom,
Jumlah
Jumlah pernafasan, gastrointestinal dan kulit) tidak
Kelompok Perlakuan Sampel
(ekor)
Kematian timbul pada hewan uji yang diberi ekstrak
Kontrol Aquades 0 etanol daun pidada merah. Nilai LD50 semu
5
(5,2 g/kgBB) dengan potensi ketoksikan
Dosis
I
5,2g/kgBB 5
0 kategori toksik ringan (5-15 g/kgBB).

Dosis
II 0 UCAPAN TERIMAKASIH
2,6g/kgBB 5
Terimakasih kepada Sekolah Tinggi
III
Dosis
0 Ilmu Kesehatan Samarinda atas bantuan
1,3g/kgBB 5
fasilitas dan Kementerian Ristek
Dosis 0 Teknologi/Badan dan Inovasi Nasional atas
IV 5
0,65g/kgBB hibah Penelitian Kompetitif Nasional PKPT
Tahun 2021.
Dosis maksimum yang tidak
menimbulkan kematian pada hewan uji DAFTAR PUSTAKA
dinyatakan dengan nilai LD50 semu. Dosis 1. Prihanto, A. W. Aktivitas Antibakteri
tertinggi (5,2 g/kgBB) yang telah diberikan Akar Mangrove Sonneratia Caseolaris
tidak menimbulkan kematian maka termasuk dan Penicillium sp. R1M terhadap
dalam kategori toksik ringan. Hal ini sesuai Staphylococcus aureus dan Eschericia
dengan Lu(8), apabila dosis tertinggi yang coli. National Conference on Green
diberikan lebih besar dari 5-15 g/kgBB tidak Technology. 2011.
menimbulkan kematian maka dikategorikan 2. Sahromi. Sonneratia caseolaris: Jenis
toksik ringan. Mangrove yang Hidup Di Kebun Raya
Hasil penelitian ini menunjukkan Bogor. Prosiding Seminar Nasional.
ekstrak etanol daun pidada merah berpotensi 11(1). 2011.
untuk dikembangkan sebagai bahan obat 3. Varghese, J. K., Belzik. N., Nisha, A. R.,
yang dapat diformulasikan dalam bentuk Resiya. S., Resmi. S., Silvipriya,K.S.
sediaan farmasi, karena memiliki manfaat “Pharmacognostical and Phytochemical
yang besar dan memiliki keamanan tinggi Studies of a Mangrove (Sonneratia
dalam penggunaannya. Menurut Sadhu dkk caseolaris) From Kochi of Kerala State
(2006) Hasil isolasi daun Sonneratia In India”. Journal of Pharmacy
caseolaris mengandung senyawa asam Research. 3 (11): 2625-2627.
lemak, sterol hidrokarbon, dan dua flavonoid
yaitu luteolin dan luteolin 7-O-β glukosida
yang memiliki daya antioksidan yang

AKADEMI FARMASI SAMARINDA 259


JURNAL ILMIAH MANUNTUNG, 7(2), 254-260, 2021 SITI JUBAIDAH

4. Hasanah, S., Ahmad, I., dan Rijai, L. Terjemahan dari: Phytochemical


Profil Tabir Surya Ekstrak dan Methods. 1996.
Fraksinasi Daun Pidada Merah 8. Lu, F.C. Toksikologi Dasar: Asas,
(Sonneratia caseolaris L.) Jurnal Sains Organ, Sasaran, dan Penilaian Risiko.
dan Kesehatan, 4(1). Hal. 175-180. Edisi II. Jakarta: UI. 1995.
2015. 9. Semiawan, F., Ahmad, Islamudin dan
5. Syamsul, E,S, Supomo, Jubaidah, S. Masruhim, M.A. Aktivitas
Karakterisasi Simplisia dan Uji Antiinflamasi Ekstrak Daun pidada
Aktivitas Antioksidan Ekstrak dan merah (Callicarpa longifolia L.). Jurnal
Fraksi Daun Pidada Merah (Sonneratia Penelitian Dan Pengembangan
caseolaris L), jurnal Kovalen Vol 6. Farmaka Tropis. Samarinda :UNMUL.
No.3. 2020. 2015.
6. Fanani, R. Uji Toksisitas Akut Ekstrak 10. Supriningrum, R. Siti, J dan Sapri.Uji
Etanol Daun Dewandaru (Eugenia Toksisitas Akut Ekstrak Akar Tabar
Uniflora L.) Per Oral pada Tikus Galur Kedayan (Aristolochia Foveolata
Sprague Dawley. Skripsi.Surakarta : Merr.). Jurnal Media Sains VII (2).
Universitas Muhammadiyah Surakarta. 2014.
2009. 11. Sadhu, S.K., Ahmed, F., Ohtsuki, T.,
7. Harborne, J.B. Metode Fitokimia. Edisi and Ishibashi, M. Flavonoids from
ke-2. Terjemahan Kosasih Sonneratia caseolaris.Journal of
Padmawinata. Bandung : ITB Press. Natural Medicine. 60: 264-265. 2006.

260 AKADEMI FARMASI SAMARINDA

Anda mungkin juga menyukai