Analisis biaya volume laba merupakan teknik untuk menghitung dampak perubahan
harga jual, volume penjualan dan biaya terhadap laba untuk membantu manajer dalam
perencanaan laba jangka pendek (Mulyadi, 2001). Menurut Atkinson dan Kaplan Analisis
Biaya volume laba merupakan suatu proses bagaimana perbedaan biaya dan laba dengan
berubahnya volume. Analisis biaya volume laba merupakan suatu alat yang menyediakan
informasi bagi manajemen tentang hubungan antara biaya, laba, bauran produk dan volume
penjualan untuk mencapai target laba pada level tertentu (Carter, 2006).
Margin kontribusi perunit adalah sselisih antara harrga jual per unit dengan biaya
variabel per unit serta merupakan ukuran kenaikan laba akibat kenaikan satu unit penjualan.
Total margin kontribusi merupakan margin kontribusi per unit dikalikan jumlah unit yang
terjual. Rasio margin kontribusi adalah rasio margin kontribusi per unit terhadap harga jual
per unit (p – v).
Analisis biaya volume laba memfokuskan pada hubungan antara lima faktor berikut
(Jackson, Sawyers, 2006):
Analisis biaya volume laba merupakan suatu alat yang sangat berguna untuk
perencanaan dan pengambilan keputusan yang menekankan keterkaitan antara biaya, volume
penjualan dan harga. Jadi, untuk mengetahui bagaimana pendapatan, beban dan laba
berperilaku ketika volume berubah, analisis biaya volume laba dapat dimulai dengan
menentukan titik impas perusahaan (Mowen, Hansen, 2005).
Menurut Mowen dan Hansen (2005) Analisis titik impas adalah titik dimana total
pendapatan sama dengan total biaya, titik dimana laba sama dengan nol. Menurut Charles T.
Horngren, Srikant M Datar, dan Gorge Foster (2003) mendefinisikan titik impas adalah
volume penjualan dimana pendapatan dan jumlah bebannya sama, tidak terdapat laba maupun
rugi bersih. Titik impas merupakan tingkat penjualan dimana kontribusi margin hanya
menutup biaya tetap dan konsekuensi pendapatan bersih sama dengan nol (Jackson, Sawyers,
2006). Impas adalah keadaan suatu usaha yang tidak memperoleh laba dan tidak menderita
rugi. Dengan kata lain, suatu usaha dikatakan impas jika jumlah pendapatan sama dengan
jumlah biaya atau apabila laba kontribusi hanya dapat digunakan untuk menutup biaya tetap
saja (Mulyadi, 2001).
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa analisis titik impas adalah suatu
cara atau alat atau teknik yang digunakan untuk mengetahui volume kegiatan produksi
(usaha) dimana dari volume produksi tersebut perusahaan tidak memperoleh laba dan juga
tidak menderita rugi. Manajemen memerlukan informasi impas (break even) untuk
mengetahui tingkat penjualan yang mesti dicapai sehingga tidak menderita kerugian, batas
minimum volume yang harus diraih perusahaan dan diharapkan dapat mengambil langkah
yang tepat untuk masa yang akan datang.
Analisis CVP dapat membantu perusahaan untuk melaksanakan strateginya dengan cara
memberikan informasi mengenai bagaimana perubahan volume penjualan memengaruhi
biaya dan laba. Selain itu analisis CVP penting untuk digunakan dalam perhitungan biaya
siklus hidup maupun perhitungan biaya berdasarkan target. Selain itu, analisis CVP dapat
digunakan pada tahp-tahap lebih lanjut dari siklus hidup produk, yaitu selama perencanaan
produksi, untuk menentukan proses produksi yang paling hemat biaya. Analisis CVP juga
berperan dalam penentuan posisi strategis. Perusahaan yang telah memilih untuk
berkompetisi dengan strategi kepemimpinan biaya membutuhkan analisis CVP, terutama
pada tahap produksi dari siklus biaya.
Titiik impas, yaitu titiik di mana pendapatan sama dengan total biaya labanya nol.
P x Q = F + (v x Q) + N
P x Q = F + (v x Q) + N
3. Metode Margin Kontribusi
Metode margin kontribusi juga dapat digunakan untuk mengetahui titik impas
dalam satuan dolar, dengan menggunakan rasio margin kontribusi ( dengan
memecahkan Y = [ (v/p) x Y ] ).
Y=
Analisis CVP dapat digunakan untuk menentukan tingkat penjualan yang dibutuhkan agar
mencapai tingkat laba yang diharapkan.
1. Perencanaan Pendapatan
Analisis CVP memebantu manajer dalam perencanaan pendapatan guna menentukan
pendapatan yang dibutuhkan agar mencapai tingkat laba yang diharapkan.
2. Perencanaan Biaya
Untuk keputusan perencanaan biaya, manajer mengasumsikan jumlah penjualan dan
laba yang diharapkan telah diketahui, tetapi ingin menemukan nialai biaya variabel
atau biaya tetap yang dibutuhkan untuk mencapai laba yang diharapkan pada jumlah
penjualan yang diasumsikan. Ketiga contohnya adalah sebagai berikut;
Pertukaran antara biaya tetap dengan biaya variabel-contoh pertama satu
mesin
Pertukaran antara biaya tetap dengan biaya variabel-contoh kedua dua mesin
Komisi dan gaji penjualan-contoh ketiga
Analisis CVP menjadi alat strategis yang penting ketika manajer menggunakannya
untuk sensitivitas laba terhadap perubahan yang mungkin dapat terjadi pada biaya atau
volume perusahaan. Analisis sensitivitas merupakan nama untuk berbagai metode yang
menelaah bagaimana perubahan jumlah unit jika faktor-faktor yang dilibatkan dalam
memprediksi jumlah unit tersebut juga berubah.
Analisis CVP untuk Dua Produk atau Lebih dari Dua Produk
Biasanya perusahaan menghasilkan atau menjual eceran dua atau lebih dari dua
produk. Perusahaan akan sulit mengkalkulasikan dan menginterpretasikan karena banyak titik
impas. Selain itu, perusahaan akan sulit menentukan bagaimana biaya tetap perusahaan
seharusnya dialokasikan antarproduk. Untuk alasan ini, pendekatan umum bagi perusahaan
dengan banyak produk adalah menggunakan rasio margin kontribusi. Berdasarkan
pendekatan tersebut memungkinkan perusahaan untuk mengestimasikan titik impas pada
dolar penjualan bersadarkan estimasi metode margin kontribusi rata-rata tertimbang terhadap
seluruh produknya.