Anda di halaman 1dari 11

Analisis biaya-volume-laba

Analisis biaya-volume-laba (cost-volume-profit) memperkirakan bagaimana perubahan biaya


(baik biaya variabel maupun tetap), volume penjualan, dan harga memengaruhi laba perusahaan.
CVP adalah alat yang sangat baik untuk perencanaan dan pengambilan keputusan. Bahkan, CVP
adalah salah satu alat yang paling adaptif dan paling luas penerapannya yang digunakan oleh
akuntan manajerial untuk membantu para manajer dalam mengambil keputusan yang lebih baik.
Perusahaan-perusahaan menggunakan analisis CVP untuk meraih tolok ukur yang penting,
seperti titik impas. Titik impas (break-event point) adalah titik di mana total pendapatan sama
dengan total biaya (yaitu, titik saat laba sama dengan nol). Perusahaan-perusahaan baru biasanya
mengalami kerugian (laba operasi yang negatif) di awal kegiatan operasinya dan memandang
periode titik impas mereka sebagai awal yang signifikan. Sebagai contoh, perintis pengecer
online Amazon.com didirikan pada 1994, tetapi tidak mencapai titik impas sampai triwulan
keempat pada 2001. Selain itu, para manajer menjadi sangat tertarik dengan analisis CVP selama
masa ekonomi yang buruk. Sebagai contoh, untuk membuat khawatir banyak dari pemegang
sahamnya, SiriusXM Radio menandatangani kontrak dengan discjockey Howard Stern selama 5
tahun senilai $500 juta untuk bergabung ke perusahaan yang belum lama berdiri. Biaya kontrak
Stem yang sangat besar tersebut membuat beberapa analis memperkirakan balewa Sirius akan
membutuhkan tambahan pelanggan sebanyak 2,4 juta orang isa dapat mencapai titik impas. Oleh
karena itu, analisis CVP membantu para manajer untuk menentukan permasalahan dan
mendapatkan solusinya.

Analisis CVP dapat mengarahkan banyak permasalahan lainnya, termasuk:

 jumlah unit yang harus terjual untuk memperoleh titik impas


 pengaruh dari pengurangan biaya tetap pada titik impas.
 pengaruh dari peningkatan harga atas laba

Analisis CVP juga mempermudah para manajer dalam melakukan analisis sensitivitas dengan
meneliti dampak dari beberapa tingkatan harga atau biaya terhadap laba. Karena analisis CVP
memperlihatkan bagaimana pendapatan, beban, dan laba berperilaku saat volume berubah,
analisis CVP biasanya dimulai dengan mencari titik impas perusahaan dalam unit yang terjual.

 Menggunakan Laba Operasi dalam Analisis Biaya- Volume-Laba


Dalam analisis CVP, istilah "biaya" dan "beban" sering digunakan secara bergantian.
Hal ini karena fondasi konseptual dari CVP adalah analisis titik impas ekonomis dalam jangka
pendel Berdasarkan hal tersebut, diasumsikan bahwa semua unit yang diproduksi terjual. Oleh
karena itu, semua biaya produk dan periodik pada akhirnya akan disajikan sebagai beban
dalam laporan laba rugi. Kita akan memperhatikan dengan lebih saksama pada asumsi-asumsi
CVP nantinya dalam bab ini. Ingatlah kembali dari Bab 2 bahwa laba operasi adalah total
pendapatan dikurangi dengan total beban.

Persamaan Laba Operasi:

Laba Operasi = Total Pendapatan - Total Beban

Sama dengan

Laba Operasi = (Harga x Jumlah Unit yang Terjual) – ( Biaya Variabel per Unit x
Jumlah Unit Yang Terjual) - Total Biaya Tetap

Untuk laporan laba rugi, beban dikelompokkan berdasarkan fungsi; yaitu, fungsi produksi
(atau penyediaan jasa), fungsi penjualan, dan fungsi administrasi. Namun, untuk analisis
CVP, akan lebih bermanfaat mengelompokkan biaya-biaya ke dalam komponen tetap dan
variabel. Fokusnya adalah pada perusahaan secara keseluruhan. Oleh karena itu, biaya
mengacu kepada seluruh biaya dari suatu perusahaan produksi, penjualan, dan administrasi.
Biaya variabel adalah seluruh biaya yang meningkat saat lebih banyak unit yang terjual, yang
terdiri atas:

 bahan baku langsung


 tenaga kerja langsung
 overhead variable
 biaya penjualan dan administrasi variabel

Demikian pula, biaya tetap terdiri atas:

 overhead tetap
 beban penjualan dan administrasi tetap

Format laporan laba rugi yang berdasarkan atas pemisahan biaya menjadi komponen
tetap dan variabel disebut dengan laporan laba rugi margin kontribusi (contribution margin
income statement).

Laporan Laba Rugi Margin Kontribusi


Mengapa??
Laporan laba rugi margin kontribusi membantu para manajer memahami jumlah yang
dikontribusikan ke laba oleh penjualan yang lebih tinggi (rendah). Memisahkan biaya tetap
membuat para manajer dengan mudah menghitung laba pada kuantitas penjualan yang
berbeda-beda.
Contoh 1:

Whittier Company berencana untuk menjual 1.000 mesin pemotong rumput seharga $ 400
per unitnya tahun depan. Biaya produk terdiri atas:

Bahan baku langsung per mesin pemotong rumput $180


Tenaga kerja langsung per mesin pemotong rumput 100
Overhead pabrik variabel per mesin pemotong rumput 25
Total overhead pabrik tetap 15.000

Beban penjualan variabel adalah komisi sebesar $ 20 per mesin pemotong rumput; total
beban penjualan dan administrasi tetap adalah $ 30.000.

Solusi:
 Total beban variable per unit
= Bahan Baku Langsung + Tenaga Kerja Langsung + Overhead Pabrik
Variabel + Beban Penjualan Variabel
= $180 + $100 + $25 + $20
= $325
 Total beban tetap
= Overhead Pabrik Tetap + Beban Penjualan dan Administrasi Tetap
= $15.000 + $30.000 = $45.000

Whittier Company
Laporan Laba Rugi Margin Kontribusi

Total Per Unit


Penjualan ($400 x 1.000 mesin) $ 400.000 $ 400
Total beban variabel ($325 x 1.000) $ 325.000 $ 325
Total margin kontribusi $ 75.000 $ 75
Total beban tetap $ 45.000
Laba operasi $ 30.000

Margin kontribusi (contribution margin) adalah selisih antara penjualan dan beban
variabel. Margin kontribusi adalah jumlah dari pendapatan penjualan yang tersisa setelah
seluruh beban variabel terpenuhi yang dapat digunakan untuk berkontribusi ke beban tetap
dan laba operasi. Margin kontribusi dapat dihitung secara total atau per unit. Perhatikan
bahwa laporan laba rugi margin kontribusi pada Whittier Company memperlihatkan total
margin kontribusi sebesar $75.000. Margin kontribusi per unit adalah $75 yaitu berasal dari
$400 - $325. Oleh karena itu, setiap mesin pemotong rumput yang terjual berkontribusi
sebesar $75 terhadap beban tetap dan laba operasi.
Rumus:
MARGIN KONTRIBUSI PER UNIT = Harga Jual – Biaya Variabel per Unit

 MENGHITUNG TITIK IMPAS DALAM UNIT


Mengapa??
Titik impas dalam unit menjelaskan kepada para manajer mengenai besarnya unit yang harus
terjual untuk menutupi semua biaya. Setiap unit yang terjual diatas titik impas akan
menghasilkan laba.
Rumus:

Total Biaya Tetap


TITIK IMPAS DALAM UNIT =
Harga−Biaya Variabel per Unit
Jadi, jika sebuah perusahaan menjual produknyaa dalam jumlah unit sehingga menghasilkan
margin kontribusi yang hanya cukup untuk menutup biaya tetap, perusahaan akan
memperoleh laba operasi sebesar nol dan perusahaan berada pada titik impas.
 MENGHITUNG RASIO BIAYA VARIABEL DAN RASIO MARGIN KONTRIBUSI
Mengapa??
Rasio biaya variable menjelaskan kepada para manajer mengenai besarnya proporsi dari
setiap dolar penjualan yang akan menutupi biaya variable. Rasio margin kontribusi adalah
proporsi dari setiap dolar penjualanyang tersisa setelah biaya variable tertutupi. Rasio margin
kontribusi ini akan menutupi biaya-biaya tetap dan menghasilkan laba.
Rumus:

Biaya Variabel per Unit


RASIO BIAYA VARIABEL =
Harga Jual
Margin Kontribusi per Unit
RASIO MARGIN KONTRIBUSI =
Harga Jual
 MENGHITUNG TITIK IMPAS NILAI PENJUALAN DALAM DOLLAR
Mengapa??
Titik impas dalam nilai penjualan mempermudah para manajer untuk melihat secara langsung
seberapa dekat perusahaan sampai ke titik impas bahkan hanya dengan menggunakan data
pendapatan penjualan. Karena penjualan biasanya dicatat dengan segera, manajer tidak perlu
menunggu sampai memiliki laporan keuangan agar dapat melihat seberapa dekat perusahaan
ke titik impasnya.
Rumus:

T otal Biaya Tetap


TITIK IMPAS DALAM NILAI PENJUALAN =
Rasio Margin Kontribusi

 MENGHITUNG JUMLAH UNIT YANG TERJUAL UNTUK MEMPEROLEH


TARGET LABA OPERASI
Mengapa??
Jumlah unit yang diperlukan untuk memperoleh target laba operasi membuat para manajer
beralih dari sebuah titik yang menghasilkan laba nol, ke sebuah titik yang memberikan laba
positif tertentu.
Rumus:

Target Laba+T otal Biaya Tetap


PENJUALAN DALAM DOLAR =
Rasio Margin Kontribusi

 MENGHITUNG PENJUALAN YANG DIBUTUHKAN UNTUK MEMPEROLEH


TARGET LABA OPERASI
Mengapa??
Besarnya penjualan yang dibutuhkan agar dapat mencapai target laba operasi membuat para
manajer bergerak dari titik yang menghasilkan laba nol ke titik yang menghasilkan laba
positif tertentu. Para manajer menyadari mudahnya untuk mrnggunakan penjuala actual pada
setiap titik dalam suatu waktu untuk menentukan seberapa dekat atau jauh dari titik impas.
Rumus:
Target Laba+T otal Biaya Tetap
JUMLAH UNIT =
Harga Jual−Biaya Variabel per Unit
GRAFIK HUBUNGAN BIAYA-VOLUME- LABA
Penyajian grafis dari hubungan CVP dapat membantu para manajer untuk melihat lebih jelas
mengenai perbedaan antara biaya variabel dan pendapatan. Penyajian grais juga mempercepat
para inanajer dalam memahami pengaruh dari kenaikan atau penurunan penjualan terhadap titik
impas. Dua grafik yang paling mendasar, yaitu grafik volume-laba dan grafik laba-volume-
biaya.

Grafik Laba-Volume

Grafik laba-volume (grafik laba-volume) menggambarkan secara visual hubungan antara laba
operasi dan unit yang terjual. Grafik laba-volume adalah grafik dari persamaan laba operasi:

Laba Operasi = (Harga x Jumlah Unit yang Terjual) – ( Biaya Variabel per Unit x
Jumlah Unit Yang Terjual) - Total Biaya Tetap

Dalam grafik, laba operasi merupakan variabel dependen dan unit yang terjual adalah variabel
independennya. Nilai dari variabel independen biasanya diukur sepanjang sumbu horizontal dan
nilai variabel tergantung sepanjang sumbu vertical.

Asumsikan bahwa Tyson Company memproduksi satu jenis produk dengan biaya data dan
sebagai berikut:

Total Biaya Tetap $100

Biaya Variabel per Unit 5

Harga Jual per Unit 10

Dengan menggunakan data tersebut, laba operaasi dapat dinyatakan sebagai berikut:

Laba Operasi = ($10 x unit) – ( $5 x unit) - $100


= ($5 x unit) - $100

Hubungan ini dapat dinyatakan dalam grafik dengan menempatkan unit sepanjang sumbu
horizontal dan laba (atau rugi) operasi sepanjang sumbu vertical. Diperukan dua titik untuk
menggambarkan persamaan linearnya. Biasanya, setiap titik dapat menjadi dua titik yang
dibutuhkan tersebut, dua titik yang sering dipilih adalah titik yang terhubung dengan jumlah unit
yang terjual sebesar nol dan laba sebesar nol. Saat jumlah unit yang terjual sebesar 0, Tyson
mengalami rugi operasi sebesar $100 (atau laba operasi –- $ 100). Titik yang terhubung dengan
volume penjualan sebesar nol adalah (0, - $ 100). Saat tidak ada penjualan, perusahaan
menderita kerugian sebesar biaya tetapnya. Saat laba operasi sebesar $0, jumlah unit yang
terjual sama dengan 20. Titik yang terhubung dengan laba nol (titik impas) adalah (20, $0).
Kedua titik ditampilkan dalam tampilan 4.3 mewakili grafik laba.

Grafik dalam tampilan 4.3 dapat digunakan untuk menilai laba (atau rugi) Tyson pada
setiap tingkatan aktivitas penjualan. Sebagai contoh, laba yang terkait dengan penjualan 40 unit
dapat dibaca dari grafik dengan:

1. menggambarkan garis vertikal dari sumbu horizontal ke garis laba dan

2. menggambarkan garis horizontal dari garis laba ke sumbu vertikal.

Seperti yang diilustrasikan dalam Tampilan 4.3, laba yang terkait dengan penjualan
sebesar 40 unit adalah $100. Grafik volume-laba, meskipun mudah untuk diinterpretasikan,
tetapi gagal untuk menunjukkan bagaimana biaya berubah saat volume penjualan berubah.
Pendekatan alternatif terhadap grafik iaba-volume yang menyajikan hal-hal tersebut secara
terperinci.

Grafik Biaya-Volume-Laba
Grafik biaya-volume-laba (cost-volume-profit graph) memperlihatkan hubungan di antara
biaya, volume, dan laba (laba operasi) dengan menggambarkan garis total pendapatan dan garis
total biaya pada grafik. Untuk memperoleh hubungan yang lebih terperinci, perlu untuk
menggambarkan dua garis terpisah garis total pendapatan dan garis total biaya. Kedua garis
tersebut diwakili oleh dua persamaan berikut
Pendapatan = Harga Jual per Unit x Jumlah Unit

Total Biaya = (Biaya Variabel per Unit x Jumlah Unit) + Biaya Tetap

Dengan menggunakan contoh dari Tyson Company, persamaan pendapatan dan biaya adalah:

Pendapatan = $10 x Jumlah Unit

Total biaya = ($5 x Jumlah Unit) + $100

Untuk menggambarkan kedua persamaan tersebut dalam grafik yang sama, sumbu
vertikal diukur dalam dolar dan sumbu horizontal diukur dalam unit yang terjual.

Sekali lagi, dua titik dibutuhkan untuk menggambarkan setiap persamaan. Untuk
persamaan pendapatan, menempatkan jumlah unit sama dengan 0 membuat pendapatan juga
sebesar $0 dan menempatkan jumlah unit sama dengan 20 membuat pendapatan menjadi $200.
Oleh karena itu, dua titik untuk persamaan pendapatan adalah (0, $20) dan (20, $200). Untuk
persamaan biaya, unit yang terjual sama dengan 0 dan unit yang terjual sama dengan 20
menghasilkan titik (0, $100) dan (20, $200). Grafik untuk setiap persamaan muncul dalam
Tampilan. 4.4.

Perhatikan bahwa garis total pendapatan dimulai pada titik awal dan naik dengan
kemiringan sama dengan harga jual per unit (kemiringan sebesar 10). Garis total biaya
memotong sumbu vertikal pada titik yang sama dengan total biaya tetap dan naik dengan
kemiringan sama dengan biaya variabel per unit (kemiringan sebesar 5). Saat garis total
pendapatan berada di bawah garis total biaya, terdapat wilayah kerugian. Demikian pula, saat
garis total pendapatan berada di atas garis total biaya, terdapat wilayah laba. Titik di mana garis
total pendapatan dan garis total biaya saling berpotongan adalah titik impas. Untuk mencapai
titik impas, Tyson harus menjual 20 unit sehingga menerima total pendapatan sebesar $ 200.

Sekarang, mari kita bandingkan informasi yang tersedia dari grafik CVP dengan
informasi yang tersedia dari grafik volume-laba. Perhatikan, penjualan sebesar 40 unit. Grafik
volume-laba memperlihatkan bahwa 40 unit menghasilkan laba $ 100. Perhatikan Tampilan 4.4
sekali lagi. Grafik CVP juga memperlihatkan laba sebesar $ 100, tetapi grafik ini
memperlihatkan hal lainnya. Grafik CVP mengungkapkan bahwa total pendapatan sebesar $ 400
dan total biaya $ 300 terkait dengan penjualan sebanyak 40 unit. Selanjutnya, total biaya dapat
dibagi menjadi biaya tetap sebesar $ 100 dan biaya variabel sebesar $ 200. Grafik CVP
memberikan informasi pendapatan dan biaya yang tidak terdapat dalam grafik volume-laba.
Tidak seperti grafik volume-laba, beberapa perhitungan yang diperlukan untuk menentukan laba
yang terkait dengan volume penjualan tertentu. Namun, isi informasi yang lebih banyak
membuat para manajer kemungkinan besar akan menyadari bahwa grafik CVP akan lebih
berguna.
Asumsi-Asumsi Analisis Biaya-Volume-Laba
Grafik volume-laba dan biaya-volume-laba bergantung pada beberapa asumsi penting.
Beberapa asumsi tersebut adalah:

 Terdapat fungsi biaya dan pendapatan yang linear yang dapat ditentukan dan tetap konstan
pada kisaran yang relevan.
 Harga jual dan biaya-biaya diketahui dengan pasti.
 Jumlah unit yang diproduksi adalah jumlah unit yang dijual -- tidak ada persediaan barang
jadi.
 Bauran penjualan diketahui dengan pasti untuk situasi titik impas untuk lebih dari satu jenis
produk.
Fungsi Biaya dan Pendapatan yang Linear CVP mengasumsikan bahwa fungsi biaya dan
pendapatan bersifat linear; yang berarti bahwa keduanya berupa garis lurus. Namun, fungsi biaya
dan pendapatan tidak selalu linear seperti yang dibahas dalam Bab 3 mengenai perilaku biaya.
Untungnya, tidak perlu mempertimbangkan semua kisaran produksi dan penjualan yang
memungkinkan bagi sebuah perusahaan. Ingat bahwa analisis CVP adalah alat pengambilan
keputusan jangka pendek. (Kita tahu bahwa analisis CVP memiliki orientasi jangka pendek
karena beberapa biaya bersifat tetap.) Kita hanya perlu menentukan kisaran operasi saat ini, atau
kisaran yang relevan, dimana hubungan biaya dan pendapatan yang linear adalah sahih. Setelah
kisaran yang relevan telah ditentukan inaka hubungan biaya dan pendapatan diasumsikan
diketahui dan konstan.
Harga dan Biaya Diketahui dengan Pasti Kenyataannya, perusahaan-perusahaan jarang
mengetahui harga, biaya variabel, dan biaya tetap dengan pasti. Perubahan yang terjadi pada
salah satu variabel biasanya memengaruhi nilai dari variabel lainnya. Sering kali terdapat
distribusi probabilitas yang harus dipertimbangkan. Terdapat cara-cara formal untuk
memasukkan ketidakpastian dalam model CVP. Permasalahan ini akan dipelajari lebih
mendalam di bagian yang membahas mengenai risiko dan ketidakpastian analisis CVP.
Produksi Sama dengan Penjualan CVP mengasumsikan bahwa semua unit yang diproduksi
terjual seluruhnya. Tidak terdapat perubahan dalam persediaan selama suatu periode. Pemikiran
bahwa persediaan tidak memiliki pengaruh pada analisis titik impas masuk akal. Analisis titik
impas adalah teknik pengambilan keputusan dalam jangka pendek sehingga kita mencari sesuatu
yang dapat menutupi seluruh biaya pada periode waktu tertentu. Persediaan mengandung biaya-
biaya dari periode sebelumnya dan tidak dipertimbangkan dalam analisis CVP
Bauran Penjualan Konstan Dalam analisis produk tunggal, bauran produk tentu saja konstan--
satu produk dihitung sebagai penjualan 100 persen. Analisis titik impas untuk lebih dari satu
jenis produk membutuhkan bauran penjualan yang konstan. Namun, tidak mungkin untuk
memperkirakan bauran penjualan dengan pasti. Dengan menggunakan kemampuan analisis
spreadsheet, sensitivitas dari variabel-variabel ke berbagai macam bauran penjualan dapat segera
dinilai.

Anda mungkin juga menyukai