Anda di halaman 1dari 9

TEORI HIERARKI (KEBUTUHAN DASAR MANUSIA)

ABRAHAM MASLOW
TUGAS INDIVIDU
KOMUNIKASI ORGANISASIONAL

NAMA : RYAN FAUZI


NPM : E1A.18.0019

UNIVERSITAS SUBANG
2019
TEORI HIERARKI – ABRAHAM MASLOW

Seorang psikolog Humanistik bernama Abraham Maslow mengembangkan


teori kepribadian yang mampu memberikan pengaruh terhadap banyak bidang
keilmuan. Maslow mengembangkan teori yang memiliki tingkat kepraktisan yang
tinggi sehingga mudah dipahami. Teori ini disebut juga dengan teori Maslow.
Teori ini menggambarkan tentang realitas. Isi dari teori ini dapat dipahami dengan
mudah karena memuat fitur dari pengalaman atau perilaku manusia yang pernah
dialami namun tidak pernah dimasukkan dalam kata- kata.
Maslow merupakan seorang psiokolg humanistik dimana humanis tidak
percaya bahwa manusia dirangsang oleh kekuatan mekanik, naluri sadar
(psikoanalisis), atau kebiasaan (behaviorisme). Humanis memiliki fokus pada
potensi. Manusia memiliki batas batas diri dan potensi diri untuk menggapai
capaian pada tingkatan tertentu atas usaha atau kemampuan. Manusia memiliki
kreativitas untuk mencapai kesadaran dan kebijaksanaan. Maslow menyebut orang
yang berada di tingkatan tertingginya dengan sebutan “orang aktualisasi diri”.
Teori yang dikemukakan oleh Maslow yaitu teori hierarki kebutuhan dasar
manusia menjadi dasar dari perkembangan keilmuan lain yang berhubungan
dengan pemenuhan kebutuhan dasar manusia. Pemenuhan kebutuhan dasar dibagi
menjadi suatu tingkatan tertentu yang memprioritaskan kebutuhan manusia dari
yang paling dasar. Berikut penjelasannya tentang maslow dan teorinya.

A. PROFILE ABRAHAM MASLOW


Abraham Harold Maslow (1908- 1970) merupakan orang Amerika dan
seorang psikolog. Maslow merupakan seorang profesor di Alliant International
university, Brandeis University, Brooklyn College, New School for social
Research, and Columbia University. Maslow menekankan pentingnya berfokus
pada kualitas manusia yang positif.
Sejak muda, Maslow percaya bahwa kekuatan fisik merupakan satu satunya
karakter yang kuat dari seorang pria sehingga dia melatih tubuhnya dengan angkat
beban dan berharap menjadi seorang yang berotot dan tampan. Namun
dikarenakan wajahnya yang santai dan terlihat kutu buku dia tidak bisa mencapai
keinginannya tersebut.
Maslow sangat peduli dengan pertanyaan “kenapa tidak banyak orang yang
memiliki aktualisasi diri ketika kebutuhan dasar mereka sudah terpenuhi?”
Psikolog humanistik percaya bahwa setiap orang memiliki keinginan yang kuat
untuk menyadari potensi mereka untuk mencapai level “aktualisasi diri”. Maslow
telah membentuk sebuah kerangka yang memberikan jalan bagi para psikologis
untuk menambahkan informasi. Maslow mempercayai bahwa kepemimpinan
tidak boleh di intervensi. Keyakinan ini yang mendasari pemikirannya.
Maslow meninggal dunia pada tahun 1970 dikarenakan serangan jantung
saat sedang berjogging. Maslow merupakan pioner di bidang psikologis. Sebutan
humanistik psikologis merupakan sebuatan baru yang dibuat Maslow untuk
dirinya dimulai dari bagaimana memahami pikiran manusia.

B. KONSEP TEORI KEBUTUHAN MASLOW


Konsep hirearki kebutuhan manusia oleh Maslow ini pada walnya berasal
dari pengamatannya terhadap perilaku monyet. Berdasarkan pengamatannya
tersebut, maslow menyimpulkan bahwa beberapa kebutuhan lebih diutamakan
daripada kebutuhan lainnya. Misalnya air merupakan sumber kehidupan utama
bagi makhluk hidup. Makhluk hidup bisa bertahan dari rasa lapar dan tidak
makan, namun tidak bisa bertahan dari rasa haus dan tanpa air. Hal ini yang
disebut Maslow merupakan kebutuhan dasar yang kemudian disusun menjadi
bentuk tingkatan kebutuhan. Maslow memberikan kesimpulan bahwa kebutuhan
pada tingkat selanjutnya bisa dicapai apabila kebutuhan di tingkat bawah tercapai.
Menurut Maslow, pemuasan kebutuhan disorong oleh kekuatan motivasi
yaitu motivasi kekurangan (deficiency growth) dan motivasi perkembangan
(motivation growth). Motivasi kekurangan adalah upaya yang dilakukkan manusia
untuk memenuhi kekurangan yang dialami. Sedangkan motivasi perkembangan
adalah motivasi yang tumbuh dari dasar diri manusia untuk mencapai suatu tujuan
diri berdasarkan kapasitasnya dalam tumbuh dan berkembang. Kapasitas atau
kemampuan diri masing- masing orang berbeda- beda dan merupakan
pembawaan.
Teori Kebutuhan Maslow yaitu teori hirearki kebutuhan memuat kebutuhan
dasar manusia. Manusia diposisikan sebagai makhluk yang lemah dan terus
berkembang, memiliki potensi diri untuk suatu pencapaian dan dipengaruhi oleh
lingkungan untuk dapat tumbuh tinggi, lurus, dan indah. Teori hirearki kebutuhan
Maslow memiliki lima tingkatan kebutuhan dasar. Untuk mencapai kebutuhan
dasar yang lebih tinggi, manusia tidak perlu memenuhi tingkatan sebelumnya.
(baca juga: Teori Nativisme)
Kebutuhan dasar Maslow yaitu kebutuhan fisiologis, kebutuhan keamanan,
kebutuhan cinta, sayang dan kepemilikan, kebutuhan esteem, dan kebutuhan
aktualisasi diri. Hierarki kebutuhan masol ini disusun membentuk segitiga dimana
dasarnya memiliki luas yang lebih luas dan mengerucut keatas. Tingkatan paling
bawah adalah kebutuhan yang paling dasar dan berlanjut pada tingkatan kedua
ketiga dan seterusnya sampai tingkatan tertinggi di puncak piramida.
Untuk lebih memperjelas pemahaman tentang teori kebutuhan dasar Maslow,
simak penjelasan berikut:
1. Kebutuhan Fisiologis
Kebutuhan fisiologis yaitu terkait dengan kebutuhan tubuh secara biologis.
Kebutuhan fisiologis termasuk makanan, air, oksigen, dan suhu tubuh normal.
Kebutuhan fisiologis ini adalah kebutuhan dasar yang menyokong kehidupan
manusia. Kebutuhan fisiologis adalah kebutuhan dasar pertama yang akan
dicari oleh manusia untuk mencapai kepuasan hidup. Apabila salah satu dari
kebutuhan fisiologis ini tidak didapatkan, maka akan mengganggu pemenuhan
kebutuhan dasar selanjutnya.

2. Kebutuhan Keamanan
Kebutuhan dasar yang kedua adalah keamanan. Ketika kebutuhan dasar
pertama sudah terpenuhi, kebutuhan akan keamanan menjadi aktif. Kebutuhan
keamanan ini lebih banyak pada anak- anak karena kesadaran mereka terhadap
batasan diri masih kurang. Sehingga perlu adanya orang lain untuk
memberikan keamanan bagi mereka. Pada orang dewasa, kebutuhan keamanan
sedikit kecuali pada keadaan darurat, bencana, atau kegagalan organisasi dalam
struktur sosial. Adanya situasi yang tidak menyenangkan membuat orang
dewasa mencari tempat atau orang yang dapat memenuhi kebutuhan
keamanannya.

3. Kebutuhan Cinta, Sayang, Kepemilikan


Ketika kebutuhan fisiologis dan keamanan sudah terpenuhi, tingkatan
selanjutnya adalah kebutuhan akan cinta, kasihs ayang, dan kepemilikan.
Maslow menyatakan bahwa orang mencari cara untuk mengatasi rasa kesepian
atau kesendirian. Manusia membutuhkan rasa cinta, kasih sayang dan rasa
memiliki. Tidak hanya dicintai, namun juga mencintai yaitu memberikan
kebutuhan yang sama terhadap orang lain juga akan memenuhi kebutuhan
dasarnya sendiri.
Terdpat dua jenis cinta yaitu Deficiency atau disebut juga dengan D- Love
dan being atau B- Love. Kebutuhan cinta karena kekurangan itu termasuk D-
Love dan orang yang mencintai sesuatu yang tidak dimilikinya, misalnya
pernikahan, hubungan spesial, harga diri. D- Love adalah cinta yang berfokus
pada diri sendiri, yang lebih mementingkan cara memperoleh daripada cara
memberi.Sedangkan B- Love merupakan penilaian seseorang yang apa adanya
tanpa adanya keinginan untuk memanfaatkan orang tersebut. Cinta yang tidak
berniat memiliki, cinta yang memberikan dukungan pada orang lain untuk
berkembang, cinta yan gmemberikan dampak positif, penerimaan siri dan rasa
dicintai.
4. Kebutuhan Esteem
Kebutuhan esteem bisa termasuk kebutuhan harga diri maupun
penghargaan dari orang lain. Ketika kebutuhan pada tingkat ketiga terpenuhi
makan akan muncul kebutuhan akan esteem. Manusia memiliki kebutuhan
untuk dihormati oleh orang lain, dipercaya oleh orang lain, dan stabil diri.
Ketika kebutuhan ini sudah dicapai maka tingkat percaya diri seseorang
tersebut juga akan meningkat dan memiliki harga diri yang tinggi. Hal ini akan
berpengaruh terhadap peran sosial dan aktivitasnya dalam interaksi sosial.
Apabila kebutuhan esteem ini tidak bisa dicapai, maka orang menjadi depresi,
tidak percaya diri, harga diri rendah, dan merasa tidak berharga atau berguna.
Bentuk Harga Diri di bagi menjadi dua jenis:
 Menghargai diri sendiri: Prestasi, kepercayaan diri, kemandirian,
kebebasan, kekuatan, kemampuan, kompetensi. (baca: Teori
Psikoanalisis klasik)
 Mendapatkan penghargaan dari orang lain: Status, populer, terkenal,
dominasi, apresiasi atas kerja keras, prestise, penghargaan berupa
pujian dari orang lain, penilaian baik dari orang lain.

5. Kebutuhan Aktualisasi Diri


Kebutuhan selanjutnya yang perlu dipenuhi setelah keempat kebutuhan
yang lain terpenuhi adalah kebutuhan aktualisasi diri. Aktualisasi diri
merupakan suatu bentuk nyata yang mencerminkan keinginan seseorang
terhadap dirinya sendiri. Maslow menggambarkan aktualisasi diri sebagai
kebutuhan seseorang untuk mencapai apa yang ingin dia lakukan. Misalnya
seorang musisi harus bermusik, seorang seniman harus melukis, seorang penari
harus berlatih gerak, dan lainnya.
Bentuk aktualisasi diri bukanlah hal yang mudah untuk dicapai karena
perlunya dukungan dari berbagai pihak. Apabila kebutuhan ini tidak bisa
dicapai akan memunculkan suatu kegelisahan, tidak tenang, tegang, merasa
harga diri kurang. Apabila kebutuhana kan rasa kasih sayang kurang, tidak
dicintai, lapar, tidak aman, maka akan mudah untuk mengetahui apa yang
membuatnya gelisah. Namun kurangnya kebutuhan aktualisasi diri sulit untuk
memahami dengan jelas apa yang seseorang inginkan.

Aktualisasi diri digambarkan Maslow sebagai berikut:


 Acceptance and Realism: Orang yang memahami dan memiliki persepsi
realistis terhadap diri mereka sendiri, orang lain serta lingkungan di
sekitarnya. (baca: Kode Etik Psikologi)
 Problem centering: Memiliki rasa untuk membantu orang lain
memecahkan masalahnya, mencari solusi yang paling efektif terhadap
permasalahan. Hal tersebut terjadi meskipun permasalahan terjadi di
luar diri atau lingkungan pribadi mereka. Motivasi akan rasa
tanggungjawan dan etika sosial menjadi dasar keinginannya. (baca:
Teori Belajar Behavioristik)
 Spontaneity: Mampu bersikap spontan baik secara pikiran maupun
perilaku. Orang dengan mudah menyesuaikan diri dengan orang lain
atau lingkungan lain, aturan sosial, dan cenderung terbuka.
 Autonomy and Solitude: Orang dengan aktualisasi diri memiliki
kebutuhan akan kebebasan dan privasi yang lebih tinggi. (baca: Tipe
Kepribadian MBTI)
 Continued Freshness of Appreciation: Orang dengan aktualisasi diri
melihat dunia dengan penuh penghargaan dan kekaguman yang terus
menerus. Rasa syukur atas setiap pengalaman sekecil apapun yang
didapatkan akan menjadi sumber inspirasi dan kesenangan.
 Peak Experiences: Orang dengan aktualisasi diri memiliki puncak
maslow yang disebut suka cita. Setelah semua pengalaman yang dia
dapatkan, orang merasa terinspirasi, diperkuat, dan menjadi lebih baik.

C. TEORI HUMANISTIK DAN AKTUALIASI DIRI


Poin utama dari pergerakan baru adalah untuk memberikan pengaruh yang
positif sebagai human being. Freud menyatakan bahwa psikologi sakit merupakan
sebagian dan kita harus memenuhi sebagian lagi dengan yang sehat. Maslow
mengkritik Freud, dikarenakan psikologis humanistik tidak menyadari bahwa
spiritual sebagai navigasi dari perilaku kita.
Untuk membuktikan bahwa manusia tidak buta dalam memberikan reaksi
pada situasi, tetapi keinginan untuk pencapaian yang lebih besar, Maslow belajar
tentang kesehatan mental individu daripada orang yang memiliki permasalahan
psikologis serius. Dia kemudian berfokus pada aktualisasi diri. Aktualisasi diri
pada orang mengindikasikan gejala personal yang koheren dan menunjukkan
kesehatan psikologi dan fungsinya yang optimal.
Hal ini memaparkan teorinya bahwa seseorang menikmati “peak
experiences” atau poin tertinggi dalam hidup seseorang yang merupakan kondisi
harmoni pada dirinya dan lingkungan sekitarnya. Pada pandangan Maslow, orang
dengan aktualisasi diri dapat memiliki banyak peak experiences dalam keseharian
sedangkan yang lain mengalaminya lebih sedikit.

1. Kulaitas dari orang dengan aktualisasi Diri


Orang dengan aktualisasi diri berfokus pada masalah diluar diri mereka,
memiliki sense yang kuat terhadap mana yang benar dan mana yang salah,
spontak dan kreatif, dan tidak cenderung kaku terhadap peraturan sosial.
Maslow menyadari orang dengan aktualisasi diri memiliki pandangan hidup
yang lebih baik, penerimaan yang baik pada diri sendiri, orang lain, maupun
dunia, menghadapi banyak masalah dan orang yang impulsif. Orang dengan
aktualisasi diri yang baik sangatlah mandiri, dan menjadi privat ketika
membahas tentang lingkungan dan budaya mereka, khususnya perkembangan
diri dalam potensi dan inner resources pada dirinya.
Menurut Maslow orang dengan aktualisasi diri memiliki kualitas sebagai
berikut:
 Truth : jujur, cantik, polos, bersih, relality.
 Goodness : kebenaran, kejujuran, uprightness, desirability,
benevolence.
 Beauty : perfection, completion, aliveness, rightness, wholeness.
 Wholeness : terorganisasi, unity, sinergi, simplicity, terstruktur.
 Dikotomi : resolution, acceptance, transcendence , contradictions,
opposites.
 Aliveness : spontan, self- functioning, self- regulation.
 Unique : individuality, novelty, non comparability.
 Perfection : semuanya benar, tidak ada yang kurang.
 Necessity : yakin pada jalannya dan tidak mudah terpengaruh dengan
hal hal kecil.
 Completion : ending, fullfillment, justice.
 Justice : adil, tidak memihak, tidak setengah- setengah.
 Order : sesuai aturan dan hukum, terencana.
 Simplicity : abstrak, bluntness.
 Richness : totalitas, complexity, differentiation.
 Effortlessness : tidak terkekang, ease.
 Playfullness : fun, joy, amusement.
 Self- sufficiency : mandiri, memiliki keyakinan diri, autonomy.
Orang yang dapat mencapai aktualisasi diri akan mencapai kriteria tersebut
sebagai cerminan seseorang yang baik secara individu baik pikiran maupun
perilaku dan baik secara sosial hubungan dengan orang di sekitarnya. orang
dengan aktualisasi diri lebih mampu mengendalikan diri dan menyesuaikan diri
dengan situasi yang ada, serta mampu menempatkan diri dan memberikan
keputusan yang terbaik dalam suatu situasi.
D. PSIKOLOGI HUMANISTIK
Kebanyakan psikologis sebelum Maslow berfokus pada kondisi abnormal
dan sakit. Maslow memiliki keinginan agar orang mengetahui kebutuhan dasar
mereka yang dapat meningkatkan kebutuhan dan aktualisasi diri. Psikologi
humanistik melahirkan beberapa terapi yang berbeda, semua terapi yang
dihasilkan mengarahkan pada perkembangan inner resources dan kesembuhan
yang membantu melepaskan kesulitan individu. Terapi yang paling terkenal yaitu
client-centered therapy yang dikembangkan oleh Carl Rogers.
Prinsip dasar dari psikologis humanistik yaitu :
 Seseorang menunjukkan fungsi diri merupakan aspek yang signifikan.
 Untuk mempunyai mental yang sehat, individu perlu bertanggungjawab
terhadap aksi yang mereka lakukan, meskipun aksi tersebut positif atau
negatif.
 Menjadi seseorang yang berguna. Meskipun telah melakukan aksi yang
negatif namun tidak mengurangi nilai dirinya.
 Tujuan hidup adalah perkembangan personal dan pengertian atau
pemahaman. Dari self- improvement dan self- understanding yang konstan
seseorang akan menjadi bahagia.
Client- centered therapy yaitu terapi yang memfasilitasi klien untuk
mengaktualisasikan dirinya, membangun perkembangan diri dan pemenuhan
kebutuhan dasar melalui penerimaan, empati, dan pemahaman. Proses dari terapi
ini yaitu dengan memberikan arahan yang hati- hati untuk mengeksplor diri klien
dengan komunikasi. Roger tidak memberitahukan apa yang seharusnya klien
lakukan, namun mengarahkan klien untuk mencari jawaban yang terbaik untuk
dirinya sendiri.
Teori psikologi humanistik cocok dengan orang yang mampu melihat sisi
positif dari kemanusiaan dan kepercayaan akan kebebasan terhadap apa yang dia
keinginan. Hierarki maslow juga cocok untuk topik lain seperti keuangan,
manajemen, ekonomi, bahkan sejaran atau kriminologi. Teori hirearki maslow
juga dijadikan dasar oleh beberapa keilmuan.
E. PEAK EXPERIENCE
Disamping kebutuhan dasar yang harus dipenuhi sehari- hari, Maslow
mengutarakan momen dari pengalaman yang tidak biasa sebagai ‘peak
experiences’. Peak experiences disebutkan sebagai momen dalam cinta,
pengertian, kebahagiaan, dimana seseorang merasa menyeluruh, merasa hidup,
lebih sadar tentang kebenaran, harmoni, kebaikan dan lain sebagainya. Orang
dengan aktualisasi diri memiliki peak experiences yang lebih banyak. Dalam kata
lain, ‘peak experiences’ atau suatu refleksi dari kesadaran akan potensi diri dan
menunjukkan tingginya perkembangan diri.
Hierarki kebutuhan dasar manusia yang keenam dilihat dari konsep
spiritual manusia yaitu kebutuhan akan transendental diri dimana seseorang
memerlukan kedekatan dengan Tuhan. Mahzar mengungkapkan bahwa menjelang
akhir hayat Maslow, dia menambahkan hierarki kebutuhan manusia yang keenam
yaitu kebutuhan transendental diri. Kebutuhan transendental diri merupakan
puncak kesadaran eksistensi manusia dimana secara fitrah manusia menyadari
akan adanya Tuhan dan memerlukan pertolongan-Nya. Dengan demikian,
individu yang telah mencapai level ini mengalami keseimbangan hidup dimana
hidup bukan hanya sekedar pemenuhan jasmaniah semata, tetapi unsur rohani pun
terpenuhi.
Teori Hierarki kebutuhan digambarkan sebagai sebuah piramida yang
terdiri dari lima tingkat dan bagian bawahnya lebih besar dan mengerucut ke atas.
Tingkatan paling bawah dan yang paling besar merupakan kebutuhan dasar yang
paling rendah dan titik puncak atau bagian paling atas mewakili kebutuhan dasar
paling tinggi. Maslow mengungkapkan bahwa individu berperilaku dalam upaya
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang bersifat hierarki.
Konsep teori kebutuhan Maslow merupakan pioner dan merupakan awal
dari perkembangan bidang psikologis yang lebih luas lagi. Hirearki kebutuhan
dasar manusia Maslow in ijuga kerap kali digunakan pada bidang keilmuan lain
dan menjadi dasar pemenuhan kebutuhan manusia. Piramida maslow menjadi
dasar acuan pemenuhan kebutuhan manusia. Manusia dikatakan mencapai
kesempurnaan kebagiaan dan terpenuhinya segala kebutuhan hidupnya dapat
dilihat dari piramida Maslow.
Pemenuhan kebutuhan berdasarkan Teori Kebutuhan Maslow tidak hanya
berasal dari diri sendiri namun merupakan kesatuan hasil dari interaksi seseorang
dengan lingkungan disekitarnya dan juga mencakup kebutuhan interaksi antar
manusia dan hubungan yang baik. Untuk dapat mengukur weel- being seseorang,
orang bisa berimprovisasi dan mengontrol kebutuhan dasarnya ataupun dari
hubungan sosial dan kebutuhan psikologi lainnya yang perlu dikontrol.

Anda mungkin juga menyukai