Tugas Gerontik
Tugas Gerontik
Kondisi kesehatan fisik dan mental pada orang lansia biasanya mulai menurun. Beberapa
perubahan fisik yang diasosiasikan dengan penuaan dapat terlihat jelas oleh seseorang pengamat
biasa meskipun mereka berdampak pada beberapa lansia lebih dari yang lain.
Saat ini, jumlah masyarakat Indonesia hampir sekitar 250 juta dan komposisi masyarakatnya
juga sangat beragam. Dan Indonesia dikenal sebagai negara yang memiliki komposisi
masyarakat yang disebut “Triple Burden”, dimana jumlah kelahiran bayi yang masih tinggi,
masih dominannya penduduk muda, dan jumlah lansia yang terus meningkat. Seiring
meningkatnya jumlah lansia, berbagai macam gangguan kesehatan juga dapat dialami para
lansia. Oleh karena itu dibutuhkan pelayanan kesehatan yang mampu mengatasi permasalahn
lansia, diantaranya dengan tindakan keperawatan.
Keperawatan gerontik adalah ilmu yang membahas fenomena biologis, psiko dan sosial
serta dampaknya terhadap pemenuhan kebutuhan dasar manusia dengan penekanan pada upaya
prevensi dan promosi kesehatan sehingga tercapai status kesehatan yang optimal bagi lanjut usia.
Aplikasi secara praktis Keperawatan gerontik adalah dengan menggunakan proses keperawatan
(pengkajian, diagnosa keperawatan,perencanaan, implementasi dan evaluasi).
1.2.Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini adalah :
a. Untuk memenuhi tugas terstruktur mata kuliah keperawatan gerontik.
b. Untuk mengetahui tentang asuhan keperawatan dasar bagi lansia.
c. Untuk mengetahui pendekatan keperawatan lansia.
d. Untuk mengetahui asuhan keperawatan yang diberikan pada lansia.
b.pengkajian musculoskeletal
Seseorang yang telah lanjut usia atau lansia rentan untuk mengalami gangguan kesehatan. Hal
tersebut disebabkan anggota tubuhnya yang sudah menua dan sistem kekebalan tubuh semakin
lemah. Salah satu kelainan yang terjadi menyerang lansia adalah gangguan muskuloskeletal.
Gangguan muskuloskeletal adalah jenis penyakit degeneratif yang berisiko terhadap lansia. Hal
ini dapat membuat jaringan tubuh rusak seiring berjalannya waktu.
Kelainan yang menyerang muskuloskeletal menyerang sistem alat gerak tubuh, seperti otot,
tulang, sendi, dan jaringan ikat seperti tendon dan ligamen. Gangguan ini menyebabkan kondisi
jangka pendek, seperti patah tulang dan terkilir. Pada kondisi panjangnya adalah cacat pada
tubuh.
Hal ini ditandai perasaan nyeri dan keterbatasan pada mobilitas dan fungsional, sehingga
mengurangi kemampuan seseorang untuk beraktivitas. Kondisi yang umum terjadi pada lansia
adalah nyeri pada punggung dan leher. Pada tahap yang parah dapat terjadi kerapuhan tulang,
cedera, dan peradangan sistemik.
Karena beberapa hal tersebut, lansia rentan terhadap gangguan muskuloskeletal. Selain itu,
gangguan ini juga dapat disebabkan faktor pekerjaan, yang membuat seseorang melakukan hal
berulang kali sehingga beberapa bagian tubuh selalu digerakkan dan mengalami gangguan.
Faktor risiko lainnya saat seseorang mengalami gangguan ini adalah aktivitas yang berlebihan
sehingga penggunaan otot melewati batas. Selain itu, gaya hidup tertentu, seperti pada atlet juga
berisiko terhadap gangguan yang menyerang sistem alat gerak pada tubuhmu.
Rencana perawatan seseorang dapat berbeda-beda tergantung dari penyebab dan gejala yang
ditimbulkan. Maka dari itu, penting untuk mendapatkan diagnosis yang akurat. Untuk
mendiagnosis gangguan pada sistem alat gerak, ini pemeriksaan fisik yang dapat dilakukan,
seperti:
Kelainan ini memiliki beberapa faktor risiko yang mirip dengan penyakit tidak menular lainnya,
seperti aktivitas fisik yang sedikit, obesitas, merokok, dan mengalami gizi buruk. Dengan
mengurangi atau menghentikan hal-hal tersebut, kamu bisa mencegah terjadinya gangguan pada
sistem alat gerak di tubuh.
Selain itu, merawat beberapa kondisi muskuloskeletal umumnya membutuhkan perawatan dari
spesialis dan/atau ahli bedah. Kondisi ini umumnya dikelola dengan mengubah kebiasaan sehari-
hari kamu, seperti berolahraga, menurunkan berat badan menjadi ideal, dan melakukan terapi
psikologis.
2. MENINGEN
Meningen atau lapisan pelindung otak terdiri dari plameter, lapisan arahmoid dan dura
meter.
a. Pia Meter adalah lapisan terdalam yang halus dan tipis, serta melekat erat pada otak lapisan ini
mengandung banyak pembuluh darah untuk mensuplai jaringan otak.
b. Lapisan araknoid (tengah) terletak dibagian eksternal pia meter dan mengandung sedikit
pembuluh darah.
1) Ruang subaraktoid memisahkan laposan araknoid dari piameter dan mengandung cairan
serebrospinal. Pembuluh darah, serta jaringan penghubung seperti selaput yang mempertahankan
posisi araknoid, serta jaringan penghubung seperti selaput yang mempertahankan posisi araknoid
terhadap piamater di bawahnya.
2) Berkas kecil jaringan araknoid, viliaraknoid, menonjol ke dalam sinus vena (dural) durameter.
c. Duramater lapisan terluar, adalah lapisan yang tebal dan terdiri dari dua lapisan
1) Lapisan periosteal luas pada dura mater melekat di permukaan dalam kranium dan berperan
sebagai periosteum dalam pada tulang tengkorak.
2) Lapisan meningeal dalam pada dura mater tertanam sampai ke dalam fisura otak dan terlipat
kembali ke arahnya untuk membentuk bagian falks serebrum, falks serebrum, tentorium
serebrum dan sela diafragma.
3) Ruang subdural memisahkan dura mater dari araknoid pada regia krarial dan medula spinalis.
4) Ruangepidural adalah ruang potensial antara periorteal luar dan lapisan meningeal dalam pada
dura mater di regia medula spinalis.
3. SEREBRUM
Serebrum terdiri dari 2 hemisfer dan 4 lobus subtansia grisea terdapat pada bagian luar
dinding serebrum dan substansia alba menutupi dinding serebrum bagian dalam.Sebagian besar
hemisfer serebri berisi jaringan sistem saraf pusat (SSP) Keempat Lobus serebrum adalah :
a. Frontal – Lobus terbesar : terletak pada fossa anterior. Area ini mengontrol perilaku individu,
membuat keputusan, kepribadian dan menahan diri.
b. Parietal – Lobus sensori. Area ini menginterprestasikan sensasi. Sensasi rasa yang tidak
berpengaruh adalah bau. Lobus parietal mengatur individu mampu mengetahui posisi dan letak
bagian tubuhnya.
c. Temporal – Berfungsi menginterprestasikan sensasi kecap, bau dan pendengaran, ingatan jangka
pendek sangat berhubungan dengan daerah ini.
d. Oksipital – Terletak pada lobus posterior hemisfer serebri. Bagian ini bertanggung jawab
menginterprestasikan penglihatan.
4. DIENSEFALON
a. Talamus terdapat pada sisi inferior thalamus dan membentuk dasar serta bagian bawah sisi
dinding ventrikel ketiga. Hipotalamus berfungsi dalam :
1) Pengendali aktifitas SSO seperti pengetahuan frekuensi jantung, TD, suhu tubuh.
2) Pusat otak untuk emosi seperti kesenangan, nyeri, gembira, marah
3) Memproduksi hormone.
b. Kelenjar hipofisis dianggap sebagai master kelenjar karena sejulah hormone-normon dan
funbgsinya diatur oleh kelenjar ini. Dengan hormone ini dapat mengontrol fungsi ginjal,pancreas
dan organ-organ reproduksi, tiroid, korteks adrenal dan organ lain.
6. SEREBELUM
Terletak di sisi inferior pons dan merupakan bagian terbesar kedua dari otak terdiri dari
bagian sentral terkonstriksi, vermis, dan dua massa lateral, hemisfer serebelar. Serebelum
bertanggung jawab untuk mengkoordinasi dan mengendalikan ketepatan gerakan otot dengan
baik. Bagian ini memastikan bahwa gerakan yang diletuskan di suatu tempat di SSP berlangsung
dengan halus bukannya mendadak dan tidak terkoordinasi. Serebelum juga berfungsi untuk
mempertahankan postur. Bagian ini membantu mempertahankan ekuilibrium tubuh. Informasi
sensorik dari telinga dalam dibawa ke lobus serebelum.
Refleks Patologis
a. Refleks Bisep
Refleks bisep di dapat melalui peregangan tendon bisep pada saat siku dalam keadaan
fleksi.orang yang menguji menyokong lengan bawah dengan 1 tangan sambil menempatkan jari
telunjuk dengan menggunakan palu refleks.
b. Refleks Triseps
Untuk menimbulkan refleks triseps, lengan K difleksikan pada siku dan diposisikan di depan
dada. Pemeriksaan menyokong lengan K dan mengidentifikasikan tendon triseps dengan
mempalpasi 215-5cm di atas siku.Pemukulan langsung pada tendon normalnya menyebabkan
konstraksi otot triseps dan ekstensi siku.
Penyebab :
– Tumor, infeksi atau kadar gula maupun natrium yang abmormal.
Pencegahan
– Jika penyebabnya adalah tumor, infeksi atau kadar gula maupun natrium yang abnormal, maka
keadaan tersebut harus diobati terlebih dahulu. Jika keadaan tersebut sudah teratasi, maka
kejangnya sendiri tidak memerlukan pengobatan.
– Jika penyebabnya tidak dapat disembuhkan atau dikendalikan secara total, maka diperlukan obat
anti kejang untuk mencegah terjadinya kejang lanjutan.
Obat-obatan yang digunakan untuk mengobati kejang.
Obat Jenis Epilepsi Efek samping yang mungkin
terjadi
- Karbamazepin - Generalisata pansial - Jumlah sel darah putih dan sel
darah berkurang.
- Etoksimid - Petit mal - Jumlah sel darah putih dan darah
merah berkurang.
- Gabofentin - Parsial - Terang
- Lamotrigin - Generalisata, parsial - Ruam kulit
- Fenobarbital - Generalisata, parsial - Terang
- Fenitoin - Generalisata, parsial - Pembengkakan gusi
- Primidon - Generalisata, parsial - Terang
- Valproat - Kejang infantile, petit - Penambahan berat badan, rambut
mal rontok.
2. TREMOR
Adalah suatu gerakan gemetar yang berirama dan tidak terkendali, yang terjadi otot berkontraksi
dan bereleksasi secara berulang-ulang.
Penyebab:
– Tremor terjadi karena adanya gangguan pada persarafan yang menuju ke otot yang terkena.
Gejala:
Tremor bisa timbul sekali-sekali, untuk sementara waktu atau hilang timbul: dengan kecepatan
sekitar 6-10 tremor / detik. Tremor bisa terjadi pada otot kepala, tangan, lengan, kelopak mata
dan otot lainnya; tetapi jarang mengenai bagian bawah tubuh. Bisa juga terjadi pada salah satu
maupun kedua sisi tubuh.
Pengobatan:
Jika sifatnya ringan dan tidak menganggu sehari-hari, biasanya tidak diperlukan pengobatan.
Obat-obat yang bisa mengurangi tremor adalah propanolol, misolin, dan anti kejang lainnya,
seperti obat penenang yang ringan.
3. DELIRIUM
Adalah keadaan yang bersifat sementara dan biasanya terjadi secara mendadak, dimana penderita
mengalami penurunan kemampuan dalam memusatkan perhatiannya dan menjadi linglung,
mengalami disorientasi dan tidak mampu berpikir secara jernih.
Penyebab :
– Alkohol, obat-obatan dan bahan beracun.
– Efek toksik dari pengobatan
– Kadar elektrolit, garam dan mineral (misalnya kalsium, natrium atau magnesium) yang tidak
normal akibat pengobatan, dehidrasi atau penyakit tertentu.
– Infeksi akut disertai demam.
– Hidrosefalus bertekanan normal: yaitu suatu keadaan dimana cairan yang membantali otak tidak
diserap sebagaimana mestinya.
– Hematoma subdural
– Meningtis, ensefalitis, sifilis
– Kekurangan vitamin B 12
– Hipotiroidisme
– Tumor otak
– Stroke
Gejala:
Penderita tidak mampu memusatkan perhatian, tidak dapat berkonsentrasi, tidak dapat mengingat
peristiwa yang baru saja terjadi. Mengalami disorientasi waktu, dan bingung dengan tempat
dimana ia berada. Pikiran kacau, mengigau dan terjadi inkoherensia.
Pengobatan:
Pengobatan tergantung pada penyebabnya:
– Infeksi diatasi dengan antibiotic
– Demam diatasi dengan obat penurun panas.
– Kelainan kadar garam dan mineral dalam darah diatasi dengan pengaturan kadar cairan dan
garam dalam darah.
Untuk meringankan agitasi diberikan obat-obat benzodiazepine (misalnya diazepam, triazolam,
dan temazepam). Obat anti-psikosa (misalnya haloperidol, trioridazin danklorpromazin) biasanya
diberikan hanya kepada penderita yang mengalami paranoid atau sangat ketakutan atau penderita
yang tidak dapat ditenangkan denagn benzodiazepine. Jika penyebabnya adalah alcohol,
diberikan benzodiazepine sampai masa agitasi penderita hilang.
4. DIMENSIA
Adalah penurunan kemampuan mental yang biasanya berkembanmg secara perlahan, dimana
terjadi gangguan ingatan, pikiran, penilaian dan kemampuan untuk memusatkan perhatian, dan
bisa terjadi kemunduran kepribadian.
Penyebab:
– Penyakit Alzheiner
– Serangan stroke yang berturut-turut
– Penyakit Parkinson
– AIDS
Gejala :
– Terjadi penurunan dalam ingatan, kemampuan untuk mengingat waktu untuk mengenali orang,
tempat dan benda.
– Penderita memiliki kesulitan dalam menemukan dan menggunakan kata yang tepat dan dalam
pemikiran abstrak.
– Sering terjadi perubahan kepribadian.
– Dimensia karena penyakit Alzheimer, gejala awalnya: lupa akan peristiwa yang baru saja terjadi,
depresi, ketakutan, kekecewaan, penurunan emosi.
Pengobatan:
– Obat takrin membantu penderita dengan penyakit Alzheirmer
– Jika hilangnya ingatan disebabkan oleh depresi, diberikan obat anti – depresi.
– Obat anti-psikotik efektif diberikan kepada penderita yang mengalami halusinasi atau paranoia.
5. DISTONIA
Adalah kelainan gerakan dimana konstraksi otot yang terus-menerus menyebabkan gerakan
berputar dan berulang atau menyebabkan sikap tubuh yang abnormal.
Penyebab:
Adanya kelainan di beberapa daerah di otak (ganglia basalis, thalamus, korteks serebri).
Diduga terdapat kerusakan pada kemampuan tubuh untuk mengolah sekumpulan bahan kimia
yang disebut neurotransmitter, yang membantu sel-sel di dalam otak untuk berkomunikasi satu
sama lain.
Gejala distonik bisa disebabkan oleh :
– Cedera ketika lahir (terutama karena kekurangan oksigen)
– Infeksi tertentu
– Reaksi terhadap obat tertentu, logam berat atau keracunan monoksida.
– Trauma
– Stroke
Gejala:
– Gejala awal adalah kemunduran dalam menulis, keram kaki, dan kecenderungan tertariknya satu
kaki ke atas atau kecenderungan menyeret kaki setelah berjalan atau berlari pada jarak tertentu.
– Leher berputar atau tertarik di luar kesadaran penderita, terutama ketika penderita merasa lelah.
– Tremor dan kesulitan berbicara atau mengeluarkan suara.
Klasifikasi Distonia:
– Distonia Generalisata, mengenai sebagian besar atau seluruh tubuh.
– Distonia fokal, terbatas pada bagian tubuh tertentu.
– Distonia Multifokal, mengenai 2 atau lebih bagian tubuh yang tidak berhubungan.
– Distonia Segmental, mengenai 2 atau lebih bagian tubuh yang berdekatan.
– Hemidistonia, melibatkan lengan dan tungkai pada sisi tubuh yang sama, seringkali merupakan
akibat dari stroke.
Pengobatan:
– Obat yang diberikan merupakan sekumpulan obat yang mengurangi kadar neurotransmitter
asetilkolin, yaitu triheksifenidil, beenztropin, dan prosiklin HCL.
– Obat yang mengatur neurotransmitter GABA bisa digunakan bersama dengan obat di atas atau
diberikan tersendiri, yaitu: diazepam, lorazepam, klorazepam dan baklofen.
– Dopamine
– Untuk mengendalikan epilepsy diberikan obat anti kejang karbamazepin.
Racun Botulinum
– Sejumlah kecil racun ini bisa disuntikkan ke dalam otot yang terkena untuk mengurangi distonia
fokal.
6. ALZHEIMER
Merupakan salah satu bentuk demensia yang paling sering ditentukan di klinik.
Penyebab:
Terjadi kehilangan sel saraf di otak di area yang berkaitan dengan fungsi daya ingat, kemampuan
berpikir serta kemampuan mental lainnya. Keadaan ini diperburuk dengan penurunan zat
neurotransmitter, yang berfungsi untuk menyampaikan sinyal antara satu sel otak ke sel otak
yang lain.
Gejala:
– Mengajukan pertanyaan yang sama pada suatu saat berulang-ulang atau mengulangi cerita yang
sama, dan kata-kata yang sama terus-menerus.
– Lupa cara untuk melakukan kegiatan rutin. Misalnya lupa cara memasak dan sebagainya.
– Gangguan berbahasa.
– Disorientasi
– Gangguan berpikir secara abstrak.
– Gangguan kepribadian
– Gangguan untuk membuat keputusan sehingga menjadi tergantung pada pasangannya.
Pengobatan:
Sampai saat ini belum ada pengobatan yang dapat menyembuhkan penyakit Alzheimer. Obat-
obatan yang ada bersifat memperlambat progresivitas penyakit.
Pencegahan:
Dengan mengetahui faktor resiko di atas dan hasil penelitian yang lain, dianjurkan beberapa cara
untuk mencegah penyakit Alzheimer, diantaranya:
– Bergaya hidup sehat
– Mengkonsumsi sayur dan buah segar
– Menjaga kebugaran mental (mental fitness)
7. ATAKSIA
Merupakan suatu penyakit dimana bagian dari sistem saraf yang mengendalikan gerakan
mengalami kerusakan.
Penyebab:
Sebagian besar gangguan yang menghasilkan ataksia disebut serebellum (otak kecil) memburuk
atau atrofi. Kadang urat saraf tulang belakang (spinal cord) juga terpengaruh. Degenerali serebral
dan spino serebral digunakan untuk mendeskripsikan perubahan yang terjadi pada sistem saraf
manusia, namun bukan diagnosa yang spesifik. Degenerali serebral dan spino serebral memiliki
banyak penyebab.
Gejala:
– Kelainan reresif umumnya menyebabkan gejala yang dimulai sejak masa kanak-kanak
dibandingkan dewasa.
– Tidak adanya koordinasi tangan, lengan dan kaki dan kemampuan berbicara adalah gejala umum
lainnya.
– Gerakan mata yang lambat
4.pengkajian sistem nilai dan keyakinan
Kebutuhan Spiritualitas 1.Konsep Spiritual a.Definisi Spiritualitas adalah keyakinan
dalam hubungannya dengan Yang Maha Kuasa dan Maha Pencipta, sebagai
contoh seseorang yang percaya kepada Allah sebagai Pencipta atau sebagai Maha
Kuasa. Spiritualitas mengandung pengertian hubungan manusia dengan Tuhannya
dengan menggunakan instrumen (medium) sholat, puasa, zakat, haji, doa dan
sebagainya (Hawari, 2002). b.Aspek spiritualitas Kebutuhan spiritual adalah
harmonisasi dimensi kehidupan. Dimensi ini termasuk menemukan arti, tujuan,
menderita, dan kematian; kebutuhan akan harapan dan keyakinan hidup, dan
kebutuhan akan keyakinan pada diri sendiri, dan Tuhan. Ada 5 dasar kebutuhan
spiritual manusia yaitu: arti dan tujuan hidup, perasaan misteri, pengabdian, rasa
percaya dan harapan di waktu kesusahan (Hawari, 2002). Menurut Burkhardt
(dalamHamid, 2000) spiritualitas meliputi aspek sebagai berikut:
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kegiatan asuhan keperawatan dasar bagi lansia dimaksudkan untuk memberikan bantuan,
bimbingan pengawasan, perlindungan dan pertolongan kepada lanjut usia secara individu
maupun kelompok, seperti di rumah / lingkungan keluarga, Panti Werda maupun Puskesmas,
yang diberikan oleh perawat.
Dalam keperawatan lanjut usia diperlukan pendekatan baik fisik, psikis, social maupun
spiritual. Keperawatan lanjut usia berfokus pada peningkatan kesehatan (helth promotion),
pencegahan penyakit (preventif), mengoptimalkan fungsi mental, dan mengatasi gangguan
kesehatan yang umum.
3.2 Saran
Adapun saran yang dapat kelompok sampaikan bagi pembaca khususnya mahasiswa/i
keperawatan, hendaknya dapat menguasai konsep asuhan keperawatan lansia dan memberikan
asuhan keperawatan lansia dengan benar dan tepat sehingga dapat sesuai dengan evaluasi yang
diharapkan.