Anda di halaman 1dari 21

KESETIMBANGAN BENDA TEGAR

“Benda tegar dikatakan berada


dalam kesetimbangan statik jika
jumlah gaya yang bekerja pada
benda itu sama dengan nol dan
jumlah torsi terhadap sembarang
titik pada benda tegar itu sama
dengan nol.”
Benda tegar yaitu benda yang jika dikenai
gaya dan kemudian gayanya dihilangkan
bentuk dan ukurannya tidak berubah.
Tentu saja gaya yang bekerja pada benda
tersebut besarnya dalam batas kewajaran
sehingga pengaruh gaya tersebut tidak
mengakibatkan kerusakan pada benda
yang dikenainya, dan perlu untuk diingat
bahwa benda itu sendiri tersusun atas
partikel-partikel kecil.
Partikel yaitu ukuran atau bentuk
kecil dari benda, misalkan saja partikel
itu kita gambarkan berupa benda titik.
Partikel dikatakan setimbang jika
jumlah gaya yang bekerja pada
partikel sama dengan nol, dan jika
ditulis dalam bentuk persamaan akan
didapat seperti di bawah.
F 0 ( Hkm I Newton )
Jika jumlah gaya yang bekerja pada
partikel sama dengan nol maka
partikel itu kemungkinan yaitu :
1. Benda dalam keadaan diam.
2. Benda bergerak lurus beraturan
(glb)
Persamaan di atas dapat diuraikan menjadi
tiga komponen gaya yaitu terhadap sumbu
x, sumbu y dan sumbu z , dimana komponen
terhadap masing-masing sumbu yaitu :
1. Terhadap sumbu x ditulis menjadi
Fx 0

2. Terhadap sumbu y ditulis menjadi


Fy 0

3. Terhadap sumbu z ditulis menjadi


Fz 0
Kesetimbangan statik dapat
dibedakan menjadi tiga, yatu sebagai
berikut.

• Kesetimbangan Stabil
Kesetimbangan stabil ditandai dengan
naiknya letak titik berat benda jika
dberi gaya pengganggu. Setelah gaya
pengganggunya hilang, benda akan
kembali pada keadaan semula. Contoh
benda yang memiliki ketimbangan
stabil itu adalah kursi malas.
• Kesetimbangan Labil Kesetimbangan
labil ditandai dengan turunnya letak titik
berat benda jika dberi gaya pengganggu.
Biasanya, setelah gaya pengganggunya
hilang, benda tidak kembali pada
kedudukan semula. Contoh benda yang
memiliki ketimbangan labil adalah
sebuah batang kayu yang berdiri tegak.
• Kesetimbangan Indiferen (Netral)
Kesetimbangan netral ditandai dengan
tidak berubahnya posisi titik berat benda
sebelum dan sesudah diberi gaya
pengganggu. Biasanya, setelah gaya
pengganggunya hilang, benda tidak
kembali pada kedudukan semula. Contoh
benda yang memiliki ketimbangan netral
adalah sebuah silinder yang diletakkan di
lantai datar.
SYARAT-SYARAT KESETIMBANGAN
BENDA TEGAR

F 0
1. Resultan gaya yang bekerja pada benda = nol

0
2. Resultan momen gaya yg bekerja pd benda=nol

Untuk keadaan seimbang, titik acuan untuk menghitung momen-momen gaya boleh dipilih sembarang, tetapi bila ada resultan gaya/momen gaya, sebaiknya diambil
titik pusat massa atau titik yang diam pada sumbu tetap
CONTOH 1 P 1m 2m 1m Q
SOAL
R S F

Jika berat batang 150 N, berapa gaya ke bawah F minimum yang


dikerjakan di Q yang mengangkat batang lepas dari penopang di R ?.
Jawaban.
P Q
1m 2m 1m
O

R S F
Dari prinsif kesetimbangan : Wb
Kesetimbangan rotasi :
Kesetimbangan traslasi :

Fy 0 0
Pilih titik O sbg poros, shg dgn syarat
FR Fs F Wb 0 kesetimbangan rotasi, didapat :
FR Fs F 150 0 (1)( Fs ) (2)(F ) 0
Karena papan terangkat dari penopang Karena : Fs 150 F
di R, maka FR=0 Maka : 150 F2F
Sehingga didapat :
Sehingga :
Fs 150 F F 150N
Perhatikan gambar !.
2

C
Jika panjang batang AB 80
cm dan beratnya 18N,
sedangkan berat beban
30N, berapa tegangan tali
B BC, Jika jarak AC=60cm.
A
C Jawaban : WB 30N 18N
W b

AC 0,6m AB 0,8m
T Ty
A Sebagai poros adalah A :
B
Tx 0
Wb WB Wb (0,4) WB (0,8) T sin (0,8) 0
C
18(0,4) 30(0,8) 0.8T sin0
7,2 24 0,8T sin
0,6 1
T sin39
A T 39
B
0,8 sin
sin 0,6 0,6 T 39
1 0,6
T
Contoh Soal
1. Tentukan tegangan tali pengikat beban di bawah

0 0
30 60
T2 T1

8 kg
Jawab.
Nilai tegangan tali T1 = ? Nilai tegangan tali T2 = ?
T W cos T W cos
1
sin ( ) 2
sin ()
T 8.10 cos 30 T2 80 cos 60
1
sin ( 30 60 ) sin (30 60 )
80 . 1 3 80. 1
T 2 T 2
1
1 2
1
T 40 3 T 40
1
N
2
2. Tentukan besar gaya F agar sistem setimbang

300
600

F 60 kg
Perhatikan uraian vektor pada sistem itu.

Y
0
T1 30
0
60 T2

F 60 kg

Jawab.
T1 T 1y
T2 = W T2 y T2
= m. g
0 0
= 600 N 30 60

T1 x T2 x
F
Sumbu x Sumbu y.

Fx 0 Fy 0

T2 x – T1x = 0 T1 y + T2 y – F =0

T2 sin 60 = T1 sin 30 T1 cos 30 + T2 cos 60 = F

T2.½ 3 =T1½ ½ 3T1+½T2=F


T1 = 600 3 N …..1
F = ½ 3T1+½T2
T1=T2 3 F = 3 .600 3 + 600

F = 3. 600 + 600

F = 2400 N

Anda mungkin juga menyukai