Anda di halaman 1dari 5

Bentuk-bentuk kesehatan

 Menurut Becker (1979): perilaku kesehatan dibagi 3 bentuk


1.Perilaku sehat (healthy behavior):
 Makan menu seimbang

 Kegiatan fisik yang teratur dan cukup

 Tidak merokok, minuman keras dan narkoba

 Istirahat yang cukup

 Pengendalian dan manajemen strees

 Gaya hidup sehat

2.Perilaku sakit (illness behavior): tindakan seseorang yang sakit baik dirinya
maupun keluarganya
 Didiamkan saja (no action)

 Melakuakan pengobatan sendiri (self treatment/ medication)

 Mencari penyembuhan atau pengobatan keluar (tradisional / modern)

3.Perilaku peran orang sakit (the sick role behavior)


 Tindakan memperoleh kesembuhan

 Tindakan mengenal fasilitas kesehatan yang tepat

 Memenuhi kewajiban pasien (nasehat dokter)

 Menghindari hal yang merugikan sakitnya

 Menjaga agar tidak kambuh


Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi perilaku kesehatan menurut Taylor (2003), antara
lain:

1. Faktor demografik, perilaku kesehatan berbeda-beda berdasarkan pada faktor demografik.


Individu yang masih muda, lebih makmur, memiliki tingkat pendidikan yang lebih baik dan
berada dalam kondisi stress yang rendah dengan dukungan sosial yang tinggi memiliki
perilaku sehat yang lebih baik dari pada orang yang memiliki resources yang lebih sedikit.
2. Usia, perilaku kesehatan bervariasi berdasarkan usia. Secara tipikal perilaku kesehatan pada
anak-anak dapat dikatakan baik, memburuk pada remaja dan orang dewasa, namun meningkat
kembali pada orang yang lebih tua.
3. Nilai, nilai-nilai sangat mempengaruhi kebiasaan perilaku sehat individu. Misalnya latihan
bagi wanita sangat diinginkan bagi budaya tertentu tetapi tidak bagi budaya lain.
4. Personal Control, persepsi bahwa kesehatan individu dibawah personal control juga
menentukan perilaku sehat seseorang. Misalnya penelitian yang dilakukan pada Health locus
of control scale yang mengukur derajat sejauh mana persepsi individu dapat mengontrol
kesehatan mereka.
5. Pengaruh Sosial, juga dapat mempengaruhi perilaku sehat individu. Keluarga, teman, dan
lingkungan kerja dapat mempengaruhi perilaku sehat.
6. Personal Goal, kebiasan perilaku sehat juga memiliki hubungan dengan tujuan personal. Jika
tujuan menjadi atlet berprestasi merupakan tujuan yang penting, individu akan cenderung olah
raga secara teratur dibandingkan jika hal itu bukan tujuan personal.
7. Perceived Symptoms, kebiasaan sehat dikontrol oleh perceived symptoms. Misalnya perokok
mungkin mengontrol perilaku merokok mereka berdasarkan sensasi pada paru- paru mereka.
8. Akses ke Health care delivery system, akses ke health care juga mempengaruhi perilaku
kesehatan. Menggunakan program pengobatan tuberkolosis, pap smear Universitas Sumatera
Utara yang teratur, mamogram, imunisasi, merupakan contoh perilaku kesehatan yang secara
langsung berhubungan dengan health care system.
9. Faktor kognisi, perilaku kesehatan memiliki hubungan dengan faktor kognisi, seperti
keyakinan bahwa perilaku tertentu dapat mempengaruhi kesehatan.

Definisi Perilaku Sakit


Perilaku sakit merupakan perilaku orang sakit yang meliputi: cara
seseorang memantau tubuhnya,mendefinisika dan menginterpretasikan gejala
yang dialami, melakukan upaya penyembuhan, dan penggunaan system
pelayanan kesehatan.
Seorang individu yang merasa dirinya sedang sakit, perilaku sakit bisa
berfungsi sebagai mekanisme koping.
Menurut Parsons, perilaku spesifik yang tampak bila seseorang memilih
peran sebagai orang sakit, yaitu orang sakit tidak dapat disalahkan sejak mulai
sakit, dikecualikan dari tanggungjawab pekerjaan, social dan pribadi, kemudian
orang sakit dan keluarganya diharapkan mencari pertolongan agar cepat sembuh.
Menurut Cockerham, meskipun konsep Parsons tersebut tidak berguna
untuk memahami peran sebagai orang sakit, namun tidak terlalu tepat untuk
:menerangkan variasi perilaku sakit, dipakai pada penyakit kronis, keadaan dan
situasi yang mempengaruhi hubungan pasien-dokter, atau untuk menerangkan
perilaku sakit masyarakat kelas bawah. Juga menurut Meile, konsep Parsons
tersebut tidak cocok dipakai pada orang sakit jiwa.

Dampak Perilaku Sakit

1.     Terhadap Perilaku dan Emosi Klien


Setiap orang memiliki reaksi yang berbeda-beda tergantung pada asal
penyakit, reaksi orang lain terhadap penyakit yang dideritanya, dan lain-lain.
Penyakit dengan jangka waktu yang singkat dan tidak mengancam
kehidupannya akan menimbulkan sedikit perubahan perilaku dalam fungsi klien
dan keluarga. Misalnya seorang Ayah yang mengalami demam, mungkin akan
mengalami penurunan tenaga atau kesabaran untuk menghabiskan waktunya
dalam kegiatan keluarga dan mungkin akan menjadi mudah marah, dan lebih
memilih menyendiri.
Sedangkan penyakit berat, apalagi jika mengancam kehidupannya.dapat
menimbulkan perubahan emosi dan perilaku yang lebih luas, seperti ansietas,
syok, penolakan, marah, dan menarikdiri.
Perawat berperan dalam mengembangkan koping klien dan keluarga
terhadap stress, karena stressor sendiri tidak bisa dihilangkan.
2.     Terhadap Peran Keluarga
Setiap orang memiliki peran dalam kehidupannya, seperti pencari nafkah,
pengambil keputusan, seorang profesional, atau sebagai orang tua. Saat
mengalami penyakit, peran-peran klien tersebut dapat mengalami perubahan.
Perubahan tersebut mungkin tidak terlihat dan berlangsung singkat atau
terlihat secara drastis dan berlangsung lama. Individu / keluarga lebih mudah
beradaptasi dengan perubahan yang berlangsung singkat dan tidak terlihat.
Perubahan jangka pendek : klien tidak mengalami tahap penyesuaian yang
berkepanjangan. Akan tetapi pada perubahan jangka panjang : Klien
memerlukan proses penyesuaian yang sama dengan ’Tahap Berduka’.
Peran perawat adalah melibatkan keluarga dalam pembuatan rencana
keperawatan.
3.     Terhadap Citra Tubuh
Citra tubuh merupakan konsep subjektif seseorang terhadap penampilan
fisiknya. Beberapa penyakit dapat menimbulkan perubahan dalam penampilan
fisiknya, dan klien/keluarga akan bereaksi dengan cara yang berbeda-beda
terhadap perubahan tersebut. Reaksi klien/keluarga terhadap perubahan
gambaran tubuh itu tergantung pada:
      Jenis Perubahan (mis: kehilangan tangan, alat indera tertentu, atau organ
tertentu)
      Kapasitas adaptasi
      Kecepatan perubahan
      Dukungan yang tersedia.

4.     Terhadap Konsep Diri


Konsep Diri adalah citra mental seseorang terhadap dirinya sendiri,
mencakup bagaimana mereka melihat kekuatan dan kelemahannya pada seluruh
aspek kepribadiannya.
Konsep diri tidak hanya bergantung pada gambaran tubuh dan peran yang
dimilikinya tetapi juga bergantung pada aspek psikologis dan spiritual
diri. Perubahan konsep diri akibat sakit mungkin bersifat kompleks dan kurang
bisa terobservasi dibandingkan perubahan peran.
Konsep diri berperan penting dalam hubungan seseorang dengan anggota
keluarganya yang lain. Klien yang mengalami perubahan konsep diri  karena
sakitnya mungkin tidak mampu lagi memenuhi harapan  keluarganya, yang
akhirnya menimbulkan ketegangan dan konflik. Akibatnya anggota keluarga
akan merubah interaksi mereka dengan klien.

5.     Terhadap Dinamika Keluarga


Dinamika Keluarga meruapakan proses dimana keluarga melakukan fungsi,
mengambil keputusan, memberi dukungan kepada anggota keluarganya, dan
melakukan koping terhadap perubahan dan tantangan hidup sehari-hari.

http://dr-suparyanto.blogspot.com/2013/10/perilaku-sakit.html
http://dr-suparyanto.blogspot.com/2011/12/konsep-perilaku-kesehatan.html
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/45619/Chapter
%20II.pdf;jsessionid=7FB61C4410677D2E9A9687A7A7242D12?sequence=4

Anda mungkin juga menyukai