Disusun Oleh :
Kelompok 5
1. Hana Khairunnisa (CKR0180017)
2. Ida Fatmawati (CKR0180018)
3. Iis Istiqomah Nur Pajrin (CKR0180019)
4. Tiana Listiana (CKR0180035)
5. Yani Triyani (CKR0180039)
1. Pengertian
Sensori adalah mekanisme neurologis yangterlibat dalam pengindraan (Sunaryo, 2004).
Gangguan Persepsi adalah proses akhir dari pengamatan oleh proses pengindraan (Sunaryo,
2004). persepsi sensoridiantaranya adalah halusinasi. Halusinasi diantaranya merasakan
sensasi berupa suara, penglihatan, pengecapan, perabaan atau penghiduan tanpastimulus nyata
(Keliat, 2011).
Halusinasi adalah hilangnya kemampuan manusia dalammembedakan rangsangan
internal (pikiran ) dan rangsangan ekternal (dunialuar). Klien memberi persepsi atau pendapat
tentang lingkungan tanpaobjek atau rangsangan yang nyata. Sebagai contoh klien
mendengarkan suara padahal tidak ada orang yang berbicara ( Kusumawati & Hartono2010).
Halusinasi pendengaran atau akustik adalah kesalahan dalam mempersepsikan suara yang
di dengar klien. Suara bisa menyenangkan, ancaman, membunuh dan merusak (Yosep, 2007).
Berdasarkan pengertian halusinasi pendengaran diatas penulis menyimpulkan bahwa
halusinasi pendengaran adalah kesalahan mempersepsikan rangsangan yang diterima oleh
klien melalui indra pendengarannya yang sebenarnya rangsangan tersebut tidak ada, tidak
nyata dan tidak dapat dibuktikan.
2. Etiologi
1. Faktor predisposisi menurut (Yosep, 2011)
a. Faktor perkembangan
Perkembangan klien yang terganggu misalnya kurangnya mengontrol emosi dan
keharmonisan keluarga menyebabkan klien tidak mampu mandiri sejak kecil, mudah
frustasi ,dan hilang percaya diri.
b. Faktor sosiokultural
Seseorang yang merasa tidak terima di lingkungan sejak bayi akan membekas
diingatkanya sampai dewasa dan di akan merasa disingkirkan kesepian dan tidak
percaya pada lingkungan.
c. Faktor Biokimia
Adanya stres yang berlebihan yang dialami oleh seseorang maka di dalam
tubuhnya akan dihasilkan suatu zat yang dapat bersifat halusinogenik neurokimia
buffofeno dandimetytranferase sehingga terjadi ketidak seimbangan asetilkolin dan
dopamin.
d. Faktor psikologis
Tipe kepribadian yang lemas dan tidak bertanggung jawab akan mudah
terjerumus pada penyalah gunaan zat adiktif. Klien lebih memilih kesenangan sesaat
dari alam nyata menuju alam khayal.
e. Faktor genetik dan pola asuh
Hasil studi menunjukan bahwa faktor keluarga menunjukan hubungan yang
sangat berpengaruh pada penyakit ini.
2. Faktor penyebab halusinasi menurut Stuart (2007)
a. Faktor predisposisi
1) Biologis
Abnormalitas perkembangan sistem saraf yang berhubungan dengan respon
neurobiologis yang maladaptif baru mulai di pahami. Ditujukan oleh penelitian –
penelitian yang berikut:
a) Penelitian pencitraan otak sudah menunjukan keterlibatan otak yang lebih luas
dalam perkembangan skizofrenia, luka pada daerah frontal, temporal dan
limbik berhubungan dengan psikotik.
b) Beberapa zat kimia di otak seperti dopamin neurotransmitter yang berlebihan
dan masalah-masalah pada sistem reseptor dopamin di kaitkan dengan
terjadinya skizofrenia.
c) Pembesaran ventrikel dan penurunan masa kontrikal menunjukan terjadinya
atropi yang signifikan pada otak manusia. Pada anatomi otak klien dengan
skizofrenia kronis ditemukan pelebaran lateral ventrikel. Atropi korteks
bagaian depan dan atropi otak kecil ( cerebellum).Temuan kelainan anatomi
otak tersebut di dukung oleh otopsi ( post –mortem ).
2) Psikologis
Keluarga, pengasuh dan lingkungan klien sangat mempengaruhi respon dan
kondisi psikologis klien.Salah satu sikap atau keadaan yang dapat mempengaruhi
ganggaun orientasi realitas adalah penolakan atau tindakan kekerasandalam
rentang hidup klien.
3) Sosial Budaya
Kondisi sosial budaya mempengaruhi ganggaun orientasi realita seperti :
kemiskinan, konflik sosial budaya (perang, kerusuhan, bencana alam) dan
kehidupan yang terisolasi di sertai stres.
b. Faktor presipitasi
1) Biologis
Gangguan dalam komunikasi dan putaran balik otak, yang mengatur proses
informasi serta abnormalitas pada mekanisme pintu masuk dalam otak yang
mengakibatkan ketidak mampuan untuk secara selektif menanggapi stimulus yang
diterima oleh otak untuk diinterprestasikan.
2) Stres lingkungan
Ambang toleransi terhadap stres yang berinteraksi terhadap stresor lingkungan
untuk menentukan terjadinya gangguan.
3) Sumber Koping
Sumber koping mempengaruhi respon individu dalam menaggapi stresor .
3. Jenis –jenis halusinasi
Jenis halusinasi antara lain menurut Stuart (2007).
1) Halusinasi pendengaran
Karakteristik ditandai dengan suara, terutama suara –suara orang,biasanya klien
mendengar suara orang sedang berbicara apa yang sedang dipikirkan dan memerintahkan
untuk melakukan sesuatu.
2) Halusinasi penglihatan
Karakteristik dengan adanya stimulus penglihatan dalam bentuk pancaran cahaya,
gambaran geometrik, gambaran kartun dan/atau panorama yang luas dan kompleks.
Penglihatan bisa menyenangkan atau menakutkan.
3) Halusinasi pengidu
Karakteristik di tandai dengan adanya bau busuk,amis dan bau yang menjijikan seperti
darah urine atau feses. Kadang–kadang bau harum.Biasanya berhubungan dengan stroke
tumor kejang dan dementia.
4) Halusinasi peraba
Karakteristik ditandai dengan adanya rasa sakit atau tidak enak tanpa stimulus yang
terlihat contoh merasa sensasi listrik datang dari tanah, benda mati atau orang lain.
5) Halusinasi pengecap
Karakteristik ditandai dengan merasakan sesuatu yang busuk,amis dan menjijikan,
merasa mengecap rasa seperti rasa darah, urin atau feses.
6) Halusinasi kenestetik
Karakteristik ditandai dengan merasakan fungsi tubuh seperti darah mengalir melalui
vena atau arteri, makanan dicerna atau pembentukan urine.
6. Pohon Masalah
KASUS
Tn.Y berumur 38 tahun MRS dengan keluhan mendengar suara-suara yang menyuruhnya
untuk berteriak – teriak sehingga keluarga membawa Tn.Y ke RSMM. Keluarga mengatakan
klien mulai timbul gejala ini setelah istrinya meninggal dunia. Klien tinggal bersama 2 orang
anak dan kedua orang tuanya. Klien belum pernah berobat sebelumnya
ALAMAT : Kuningan
I. IDENTITAS KLIEN
Inisial : Tn.Y (L) Tanggal pengkajian : 29 September 2020
Umur : 38 tahun RM NO : 356011
Informan : Orang Tua, pasien
II. ALASAN MASUK
Klien mengatakan sering mendengar suara-suara yang menyuruhnya untuk berteriak
III. FAKTOR PREDISPOSISI
1. Pernahkah mengalami gangguan jiwa dimasa lalu ? Ya √ Tidak
2. Pengobatan sebelumnya. Berhasil Kurang berhasil Tidak berhasil
Pelaku/Usia Korban/Usia Saksi/Usia
Aniaya fisik
Aniaya seksual
Penolakan
Kekerasan dalam keluarga
Tindakan Kriminal
Jelaskan No.1, 2, 3 :
3. Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa ? Ya Tidak √
Hubungan keluarga Gejala Riwayat pengobatan/perawatan
Orang Tua mendengar suara yang Tidak ada
Menyuruh untuk berteriak
Masalah Keperawatan : Gangguan sensori halusinasi pendengaran
IV. FISIK
Tanda Vital : TD :110/80 mmHg N: 20 x/menit S: 34◦C P: 19 x/menit
Ukur : TB : 170 cm BB : 70 kg
Keluhan Fisik : Ya √ Tidak
Jelaskan : klien tidak mengalami keluhan fisik
Masalah Keperawatan : tidak ditemukan masalah keperawatan
V. PSIKOSOSIAL
1. Genogram
Jelaskan : klien tidak memiliki riwayat gangguan jiwa dalam keluarga
Masalah Keperawatan : tidak ditemukan masalah keperawatan
2. Konsep Diri
Gambaran diri : klien menyukai senyumannya dan mensyukurinya
Identitas diri : klien seorang laki-laki sebagai kepala keluarga dengan dua orang anak
Peran : klien sebagai kepala keluarga dan bekerja sebagai wiraswasta, klien mengatakan
bisamelakukan dengan baik
Ideal diri : klien mengatakan ingin segera pulang dan ingin beraktivitas seperti biasanya
Harga diri : hubungan klien dengan temannya berkurang semenjak klien sakit dan merasa kurang
percaya diri dengan keadaannya
Masalah Keperawatan : Harga diri rendah dan isolasi sosial
3. Hubungan Sosial
a. Orang yang berarti : Orang yang dekat dengan klien adalah istrinya, setiap kai ada masalah klien bercerita
kepada istrinya. Klien ingin membahagiakan istrinya namun istrinya meninggal dunia
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok / masyarakat : sebelum dirawat klien aktif dalam kegiatan
masyarakat yaitu kerja bakti, namun sekarang tidak bisa lagi karena merasa malu sejak mengalami
gangguan jiwa
c. Hambatan dalam hubungan dengan orang lain : klien mengatakan hanya bergaul dengan orang yang baik
terhadapnya karena klien merasa takut dihina
Masalah Keperawatan : harga diri rendah dan isolasi sosial
4. Spiritual
Nilai dan keyakinan : klien mengatakan meyakini adanya tuhan dan klien memeluk agama Islam
Kegiatan Ibadah : Selama klien dirawat klien raji melaksanakan sholat 5 waktu tetapi terkadang
sholatnya sering tertinggal
Masalah Keperawatan : Isolasi sosial
√ Gangguan daya ingat jangka panjang Gangguan daya ingat jangka pendek
Jelaskan : Semenjak kehilangan istrinya klien mengalami gangguan halusinasi sesnsori pendengaran
Masalah Keperawatan : Gangguan sensori halusinasi pendengaran
Analisa Data
No Data Masalah
1. DS : Klien mengatakan sering mendengar suara-suara Gangguan Sensori Persepsi: Halusinasi
perempuan yang memanggil-manggilnya, dan suara seperti pendengaran
perempuan itu hanya memanggil namanya saja. Klien
mengatakan suara-suara itu timbul pada saat klien
menyendiri dikamar dan pada saat akan tidur malam.
DO : Klien terkadang tampak bicara sendiri, tampak
tertawa sendiri dan tampak berteriak.
2. DS : Klien mengatakan malu dengan keadaan dirinya yang Harga Diri Rendah
sakit kejiwaan, dan malu dengan saudar-saudaranya karena
tidak bekerja.
DO : Klien tampak lebih banyak sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
https://scholar.google.co.id/scholar?
q=terapi+medik+halusinasi+pendengaran&hl=id&as_sdt=0&as_vis=1&oi=scholart#d=gs_qabs
&u=%23p%3DUAx3wdyKwJ