Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Keperawatan BSI, Vol. V No.

2 September 2017

Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Metode


Kontrasepsi Dengan Pemilihan Kontrasepsi
(Studi Kasus: Puskesmas Majalaya)
Sri Hayati1, Maidartati2, Swara Nur Komar3
1
Universitas BSI, sri.siy@bsi.ac.id
2
Universitas BSI, maidartati.Mti@bsi.ac.id
3
Universitas BSI, swara177@gmail.com

ABSTRAK
Keluarga Berencana merupakan suatu program pemerintah yang dirancang untuk
menyeimbangkan antara kebutuhan dan jumlah penduduk. Perencanaan jumlah keluarga
melalui pembatasan yang bisa dilakukan dengan penggunaan alat-alat kontrasepsi baik
kontrasepsi hormonal atau kontrasepsi non hormonal. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui hubungan pengetahuan ibu tentang metode kontrasepsi dengan pemilihan
kontrasepsi hormonal dan non hormonal di Wilayah Puskesmas Majalaya Kabupaten
Bandung. Desain penelitian ini menggunakan desain studi korelasi (Corelation Study)
dengan rancangan operasional silang (Cross Sectional). Populasi pada penelitian ini
adalah seluruh akseptor yang menggunakan KB baru di Puskesmas Majalaya Kabupaten
Bandung sebanyak 236 orang. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah
Probability sampling dengan Stratified Random Sampling, sampel yang digunakan
sebanyak 148 responden. Uji analisa data pada penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan uji korelasi Chi square (x2). Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 148
responden sebagian besar responden yang memiliki pengetahuan cukuptentang pemilihan
alat kontrasepsi sebanyak 91 (61.5%) dan untuk pemilihan metode kontrasepsi hormonal
dan non hormonal sebagian besar responden menggunakan kontrasepsi hormonal
sebanyak 177 orang (79.1%). Hasil uji statistic chi square menunjukkan bahwa tidak
terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu mengenai metode kontrasepsi
dengan pemilihan kontrasepsi Hormonal dan Non Hormonal di Wilayah Puskesmas
Majalaya Kabupaten Bandung dengan p-value 0,423 > 0,05. Saran bagi puskesmas
diharapkan dapat memberikan penyuluhan kesehatan kepada masyarakat tentang
pengetahuan pemilihan metode kontrasepsi secara tepat dan benar dalam upaya
meningkatkan pengetahuan pada akseptor KB atau masyarakat.

Kata Kunci: Kontrasepsi Hormonal dan Non Hormonal, Pengetahuan.

ABSTRACT
Family Planning is a government program designed to balance needs and populations.
Planning the number of families through restrictions that can be done using
contraceptives either hormonal contraceptives or non hormonal contraceptives. This
study aims to determine the relationship between maternal knowledge about
contraceptive methods with choice of hormonal contraception and non Hormon in
Majalaya Regency Bandung Regency. The design of this study used the design of
correlation studies with cross sectional design. Population in this research are all
acceptors who use new KB at Majalaya Health Center Bandung Regency as many as 236
people. Sampling technique in this study is Probability sampling with Stratified Random
Sampling, the sample used as many as 148 respondents. Test of data analysis in this
research is done by using Chi Square correlation test x2. The results showed that of 148
respondents most of respondents who have enough knowledge about the choice of
contraception were 91 (61,5%) and for the selection of hormonal and non hormonal
contraception method, most of respondent use hormonal contraception counted 177

ISSN: 2338-7246, e-ISSN: 2528-2239 155


http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jk
Jurnal Keperawatan BSI, Vol. V No. 2 September 2017

people (79,7%). The result of chi square statistic test shows that there is no significant
correlation between mother knowledge about contraception method with hormonal and
non hormonal contraception choice in Majalaya Regency Bandung with p value 0,423>
0,05. Suggestion for puskesmas is expected to give health education to public about
knowledge about choosing contraception method appropriately and correctly in an effort
to increase knowledge about KB acceptor or community.

Keywords: Hormonal Contraception and Non Hormonal, Knowledge.

Naskah diterima : 23 Agustus 2017, Naskah dipublikasikan : 15 September 2017

PENDAHULUAN terjadinya kehamilan, yang bersifat


Meningkatnya jumlah penduduk sementara dan bersifat permanen dengan
merupakan masalah yang sedang dihadapi cara pencegahan terbuahinya sel telur oleh
negara maju maupun di negara sperma (Konsepsi) atau pencegahan
berkembang termasuk Indonesia. Indonesia menempelnya sel telur yang telah dibuahi
merupakan negara dengan jumlah ke dinding rahim, (Mulyani, 2013).
penduduk terbesar keempat di dunia Menurut Dinas Kesehatan Kabupaten
dengan jumlah penduduk 237.641.326 jiwa Bandung tahun 2015 Kecamatan Majalaya
dengan laju pertumbuhan penduduk (LPP) memiliki proporsi peserta KB baru
sebesar 1,49% dan jumlahnya akan terus tertinggi dari 31 kecamatan yang ada di
bertambah sekitar 3,5 juta jiwa di setiap daerah kabupaten Bandung, dengan jumlah
tahunnya. Kondisi ini yang menyebabkan Pasangan usia subur (PUS) di wilayah
tingginya laju pertumbuhan dan jumlah kerja puskesmas Majalaya sebesar 31.152,
pendudukan di Indonesia (BKKBN, 2014). dengan presentase peserta KB baru
Luas Wilayah negara Indonesia tidak sebanyak 273, diantaranya: akseptor KB
diimbangi dengan penyebaran penduduk IUD sebanyak 62 (22,71%), akseptor KB
yang tidak merata, sehingga berdampak MOP (0%), akseptor KB MOW (0%),
kemiskinan dan kesejahteraan penduduk akseptor KB Implan 78 (28,57%), akseptor
(Prawirohardjo, 2005). Kondom 16 (5.86), akseptor Suntik 109
Menurut Badan Pusat Statistik tahun (39,93), akseptor Pil 8 (2,93%). Sedangkan
(2016) jumlah penduduk di Provinsi Jawa persentase peserta KB aktif terdapat
Barat sebanyak 46.709.569 jiwa, jumlah 23.956, diantaranya: akseptor KB IUD
penduduk di Kota Bandung sebanyak sebanyak 3.804 (15,9%) akseptor KB
2.490.622 jiwa dan jumlah penduduk yang MOP 145 (0,6%), akseptor KB MOW 761
ada di Kabupaten Bandung sebanyak (3,2%), akseptor KB Implan 1.710 (7,1%),
3.534.111 juta jiwa. Pemerintah akseptor Kondom 325 (1,4%), akseptor
menetapkan program KB sebagai upaya Suntik 14.159 (51,9%), akseptor Pil 3.042
pengendalian jumlah penduduk. Program (12,7%).
Keluarga Berencana (KB) adalah program Kontrasepsi adalah menghindari atau
pemerintah yang dirancang untuk mencegah terjadinya kehamilan sebagai
menyeimbangkan antara kebutuhan dan akibat pertemuan antara sel telur yang
jumlah penduduk, bertujuan untuk matang dengan sel sperma. Kontrasepsi
pengendalian jumlah penduduk, menunda adalah upaya untuk mencegah terjadinya
kehamilan atau mencegah kehamilan, kehamilan, yang bersifat sementara dan
menurunkan kehamilan serta bersifat permanen.Penggunaan kontrasepsi
menghentikan atau mengakhiri kesuburan merupakan salah satu variabel yang
agar terwujudnya Norma Keluarga Kecil mempengaruhi fertilitas (Wiknjosastro,
Sejahtera (Hartanto, 2004). Dalam upaya 2010).Kontrasepsi yaitu pencegahan
program ini pemerintah menyarankan terbuahinya sel telur oleh sperma
untuk menggunakan metode kontrasepsi (konsepsi) atau pencegahan menempelnya
pada pasangan usia subur. Metode sel telur yang telah dibuahi ke dinding
kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah rahim, (Mulyani, 2013).

ISSN: 2338-7246, e-ISSN: 2528-2239 156


http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jk
Jurnal Keperawatan BSI, Vol. V No. 2 September 2017

Metode alat kontrasepsi yang digunakan di efek samping, dari 10 responden tersebut
Indonesia dibagi menjadi 2 yaitu metode 7 orang ibu menggunakan KB hormonal
Kontrasepsi Hormonal dan Metode (suntik dan pil) dan 3 orang lainya
Kontrasepsi Non-hormonal. Metode menggunakan KB Non-Hormonal (IUD).
kontrasepsi hormonal merupakan 2) Ibu yang tidak tahu mengenai jenis-jenis
kontrasepsi dimana estrogen dan metode kontrasepsi sebanyak 6 orang, 4
progesteron memberikan umpan balik orang tahu mengenai jenis-jenis metode
terhadap kelenjar hipofisis melalu kontrasepsi. 3) Ibu yang tidak tahu
hipotalamus sehingga terjadi hambatan mengenai siapa saja yang dapat
terhadap folikel dan proses ovulasi yang menggunakan kontrasepsi sebanyak 5
bertujuan untuk mencegah kehamilan, orang, dan 5 orang lainnya mengetahui.
dengan cara menghambat terjadinya Sedangkan studi pendahualuan yang
ovulasi, mengentalkan ledir serviks, dan dilakukan di Wilayah Puskesmas Ciparay
mencegah terjadinya implantasi. Jenis dengan 10 responden dengan cara
Kontrasepsi Hormonal terdiri dari Implan wawancara didapatkan hasil: 1) Ibu yang
atau susuk, Suntik KB dan KB Pil tidak tahu mengenai efek samping yang
(Manuaba, 2010; Marmi, 2016). timbul dari penggunaan kontrasepsi
Sedangkan Metode Kontrasepsi Non- sebanyak 3 orang, 7 orang tahu mengenai
hormonal adalah berbagai macam atau efek samping, dari 10 responden tersebut
metode untuk mencegah terjadinya 4 orang ibu menggunakan KB hormonal
kehamilan dengan cara mencegah sperma (suntik dan pil) dan 6 orang lainya
masuk ke saluran reproduksi wanita dan menggunakan KB Non-Hormonal (IUD).
mencegah terjadinya implantasi. Metode 2) Ibu yang tidak tahu mengenai jenis-jenis
ini dibagi menjadi 3 yaitu 1) Kontrasepsi metode kontrasepsi sebanyak 3 orang, 7
Teknik yang terdiri dari Senggama orang tahu mengenai jenis-jenis metode
Terputus (Coitus Interuptus), Metode kontrasepsi. 3) Ibu yang tidak tahu
Kalender, dan MAL (Metode Amenora mengenai siapa saja yang dapat
Laktasi). 2) Kontrasepsi Mekanik yang menggunakan kontrasepsi sebanyak 4
terdiri dari Kondom, Diagfragma dan orang, dan 6 orang lainnya mengetahui.
IUD(Intra Uterin Device) atau Alat Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk
Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR). 3) melakukan penelitian mengenai
Kontrasepsi Sterilisasi yang terdiri dari “Hubungan Pengetahuan ibu dengan
Tubektomi atau Medis Operatif Wanita Pemilihan Kontrasepsi Hormonal dan Non
(MOW) dan Vasektomi atau Medis Hormonal di Wilayah Puskesmas Majalaya
Operatif Pria (MOP) (Anonim, 2011; Kabupaten Bandung.”
Marmi, 2016). Tujuan penelitian ini adalah untuk
Pengetahuan adalah hasil tahu seseorang mengetahui Hubungan Pengetahuan Ibu
terhadap suatu objek melalui panca indra tentang Metode Kontrasepsi dengan
manusia, terdiri dari pendengaran, Pemilihan Kontrasepsi Hormonal dan Non
penglihatan, penciuman, perasa dan Hormonal di Wilayah Puskesmas Majalaya
peraba. Sebagaian besar pengetahuan Kabupaten Bandung.
manusia diperoleh dari telinga dan mata.
Pengetahuan merupakan hal yang penting KAJIAN LITERATUR
untuk terbentuknya suatu tindakan Pengetahuan adalah hasil tahu seseorang
seseorang dalam halnya perilaku terbuka terhadap suatu objek melalui panca indra
(overt behavior) (Notoatmodjo, 2012). manusia, terdiri dari pendengaran,
Berdasarkan hasil studi pendahualuan yang penglihatan, penciuman, perasa dan
dilakukan di wilayah puskesmas Majalaya peraba. Sebagaian besar pengetahuan
dengan 10 responden dengan cara manusia diperoleh dari telinga dan mata.
wawancara didapatkan hasil: 1) Ibu yang Pengetahuan merupakan hal yang penting
tidak tahu mengenai efek samping yang untuk terbentuknya suatu tindakan
timbul dari penggunaan kontrasepsi seseorang dalam halnya perilaku terbuka
sebanyak 8 orang, 2 orang tahu mengenai (overt behavior) (Notoatmodjo, 2012).

ISSN: 2338-7246, e-ISSN: 2528-2239 157


http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jk
Jurnal Keperawatan BSI, Vol. V No. 2 September 2017

Menurut Notoatmojo 2012 pengetahuan matang dengan sel sperma. Kontrasepsi


seseorang terhadap suatu objek adalah upaya untuk mencegah terjadinya
mempunyai tingkatan atau intensitas yang kehamilan, yang bersifat sementara dan
berbeda-beda, secara garis besar dibagi bersifat permanen. Penggunaan kontrasepsi
dalam 6 tingkatan yaitu tahu, memahami, merupakan salah satu variabel yang
aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. mempengaruhi fertilitas (Wiknjosastro,
Perilaku adalah suatu aktivitas atau 2010). Kontrasepsi yaitu pencegahan
tindakan manusia itu sendiri baik secara terbuahinya sel telur oleh sperma
langsung maupun secara tidak langsung (konsepsi) atau pencegahan menempelnya
yang dapat diamati oleh pihak luar, antara sel telur yang telah dibuahi ke dinding
lain seperti berjalan, menulis, membaca rahim, (Mulyani, 2013).
dan lain sebagainya. Perilaku merupakan
respons seseorang terhadap suatu stimulus METODE PENELITIAN
atau objek yang berkaitan dengan sehat- Penelitian ini menggunakan desain studi
sakit, penyakit, dan faktor-faktor yang korelasi (Corelation Study) dengan
mempengaruhi sehat sakit (kesehatan) rancangan operasional silang (Cross
seperti lingkungan, makanan, minuman, Sectional), artinya pengumpulan data
dan pelayanan kesehatan. (Notoatmodjo, kedua variabel di lakukan secara
2014). Menurut Lawrence Green dalam bersamaan (Notoatmodjo, 2005). Populasi
Notoatmodjo (2007) mengatakan bahwa pada penelitian ini adalah seluruh akseptor
faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku yang menggunakan KB baru, dalam kurun
yaitu faktor predisposisi seperti waktu kunjungan dipuskesmas selama 3
pengetahuan, sikap, umur, pendidikan., bulan, dari bulan januari-maret di
ekonomi dan budaya. Faktor mendukung Puskesmas Majalaya Kabupaten Bandung
seperi fasilitas dan pendidikan informasi sebanyak 236.
kesehatan. Faktor pendorong seperti Teknik pengambilan sampel pada
perilaku tokoh masyarakat, perilaku penelitian ini adalah Probability sampling
petugas kesehatan, serta komitmen dengan Stratified Random Sampling,
pemerintah. sampel yang digunakan sebanyak 148
Keluarga Berencana (KB) merupakan responden. Pengolahan Data dilakukan
suatu program pemerintah yang dirancang dalam tahap-tahap editing, coding, entry,
untuk menyeimbangkan antara kebutuhan cleaning, dan tabulasi. Analisa data yang
dan jumlah penduduk. program keluarga dilakukan yaitu analisis univariat, analisa
berncana oleh pemerintah adalah agar bivariat dengan menggunakan uji chi
keluarga sebagai unit terkecil kehidupan square. Variabel penelitian ini trediri dari
bangsa diharapkan menerima Norma variabel independen yaitu pengetahuan ibu
Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera tentang metode kontrasepsi dan variabel
(NKKBS) yang berorientasi pada dependen yaitu pemilihan metode
pertumbuhan yang seimbang. Perencanaan kontrasepsi hormonal dan non hormonal.
jumlah keluarga dengan pembatasan yang Pengumpulan data penelitian ini
bisa dilakukan dengan penggunaan alat- menggunakan instrumen penelitian berupa
alat kontrasepsi atau penanggulangan kuesioner.
kelahiran seperti kondom, spiral, IUD, dan Analisa Univariat
sebagainya (Melani, 2012). Berdasarkan kuesioner yang dikumpulkan
Menurut BKKBN (dalam Marmi, 2016) dari 148 responden diperoleh data tentang,
kotrasepsi berawal dari kata kontra yang usia, pekerjaan, pendidikan, dan jumlah
berarti mencegah atau melawan, anak untuk deskripsinya dapat dilihat pada
sedangkan konsepsi adalah pertemuan Tabel berikut ini
antara sel telur yang matang dan sel
sperma yang mengakibatkan kehamilan.
Kontrasepsi adalah menghindari atau
mencegah terjadinya kehamilan sebagai
akibat pertemuan antara sel telur yang

ISSN: 2338-7246, e-ISSN: 2528-2239 158


http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jk
Jurnal Keperawatan BSI, Vol. V No. 2 September 2017

Tabel 1 berpendidikan SMP/SLTP sebanyak 60


Karakteristik Responden berdasarkan Usia, (40,5%), sebagian kecil berpendidikan
Pekerjaan, Pendidikan, dan Jumlah Anak SMA/SLTA sebanyak 54 (36,5%) dan
di Wilayah Puskesmas Majalaya sangat sedikit responden yang
Kabupaten Bandung. berpendidikan terakhir d3 atau S1
No Kategori F % sebanyak 15 (10,1%).
Dilihat dari jumlah anak yang dimiliki
1 Usia
didapatkan hasil bahwa dari 148
20-30 65 43.9 responden, sangat sedikit resopnden yang
>30 83 56.1 tidak punya anak sebanyak 18 (12,2%),
Total 148 100.0 sebagian besar responden mempunyai anak
2 Pekerjaan sekitar 1-2 anak sebanyak 111 (75%) dan
sangat sedikit responden yang mempunyai
Tidak Bekerja/IRT 88 59.5 anak > 2 sebanyak 19 (12,8%).
Pegawai Negeri/
Swasta 13 8.8 Tabel 2
Karyawan/ Buruh 35 23.6 Distribusi Frekuensi Tikngkat Pengetahuan
Wiraswasta 12 8.1 Ibu Tentang Metode Kontrasepsi di
Total 148 100.0 Wilayah Puskesmas Majalaya Kabupaten
Bandung.
3 Pendidikan
SD 19 12.8
SMP/SLTP 60 40.5 Kategori Frekuensi %
SMA/SLTA 54 36.5 Baik 27 18.2
D3/S1 sederajat 15 10.1 Cukup 91 61.5
Total 148 100.0
Kurang 30 20.3
4 Jumlah Anak
Tidak Punya Anak 18 12.2 Total 148 100.0
1-2 anak 111 75.0
> 2 anak 19 12.8
Hasil penelitian ini diketahui bahwa dari
Total 148 100.0 148 responden, sangat sedikit responden
yang memiliki pengetahuan baik tentang
Hasil penelitian ini diketahui bahwa dari pemilihan alat kontrasepsi sebanyak 27
148 responden, sebagian responden berusia (18.2%), sebagian besar responden yang
20-30 tahun sebanyak 65 (43,9%) dan memiliki pengetahuan cukup tentang
sebagian responden berusia >30 tahun pemilihan alat kontrasepsi sebanyak 91
sebanyak 83 (56,1%). (61.5%) dan sebagian kecil responden
Dilihat dari pekerjaan sebagian responden yang memiliki pengetahuan kurang tentang
sebagai ibu rumah tangga atau tidak pemilihan alat kontrasepsi sebanyak 30
bekerja sebanyak 88 (59,5%), sangat (20.3%).
sedikit responden yang bekerja sebagai Tabel 3
pegawai negeri sipil atau swasta sebanyak Distribusi Frekuensi Berdasarkan Metode
13 (8,8%), sebagian kecil responden yang Pemilihan Metode Kontrasepsi di Wilayah
bekerja sebagai karyawan sebanyak 35 Puskesmas Majalaya Kabupaten Bandung.
(23,6%), dan sangat sedikit responden
yang bekerja sebagai wiraswasta sebanyak No Kategori Frekuensi %
12 (8,1%). 1 Hormonal 117 79.1
Dilihat berdasarkan tingkat pendidikan Non
sangat sedikit responden yang 2 Hormonal 31 20.9
berpendidikan terakhir SD sebanyak 19
Total 148 100.0
(12,8%), sebagian responden

ISSN: 2338-7246, e-ISSN: 2528-2239 159


http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jk
Jurnal Keperawatan BSI, Vol. V No. 2 September 2017

Hasil penelitian ini diketahui bahwa dari kecil responden yang menggunakan
148 responden, sebagian besar responden Kontrasepsi Non Hormonal sebanyak 31
yang menggunakan Kontrasepsi Hormonal orang (20.9%).
sebanyak 177 orang (79.1%), dan sebagian

Analisa Bivariat
Tabel 4
Berdasarkan Crosstabulasi Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Metode Kontrasepsi
Dengan Pemilihan Kontrasepsi Hormonal Dan Non Hormonal Di Wilayah Puskesmas
Majalaya Kabupaten Bandung.
Variabel Terikat
Variabel Bebas Metode Kontrasepsi Total
Hormonal Non Hormonal
Baik 22 5 27
Pengetahuan Cukup 69 22 91
Rendah 26 4 30
Total 117 31 148

Hasil uji bivariat didapatkan hasil bahwa nilai x2 hitung sebesar 1,719 dengan nilai
Ibu yang pengetahuan tentang metode p-value sebesar 0,423. Karena nilai p-value
kontrasepsi “Baik” dan menggunakan 0,423 > 0,05 maka H0 diterima, yang
kontrasepsi hormonal sebanyak 22 orang berarti tidak terdapat hubungan yang
dan yang menggunakan kontrasepsi non signifikan antara pengetahuan ibu dengan
hormonal sebanyak 5 orang, ibu yang pemilihan metode kontrasepsi hormonal
pengetahuan metode kontrasepsi “Cukup” dan non hormonal.
dan menggunakan kontrasepsi hormonal Pada dasarnya semakin baik pengetahuan
sebanyak 69 orang dan yang menggunakan ibu akseptor Keluarga Berencana maka
kontrasepsi non hormonal sebanyak 22 semakin rasional dalam menggunakan alat
orang, ibu yang pengetahuan tentang kontrasepsi, tetapi banyak faktor-faktor
metode kontrasepsi “Rendah” dan lain yang mempengaruhi seperti usia,
menggunakan kontrasepsi hormonal pekerjaan, pendidikan dan jumlah anak.
sebanyak 26 dan yang menggunakan Dalam penelitian ini 56,1% sebagian
kontrasepsi non hormonal sebanyak 4 responden berusia >30 tahun dan sebagian
orang. menunjukkan bahwa hasil nilai besar menggunakan kontrasepsi hormonal.
hitung chi square diperoleh nilai x2 hitung Menurut Kusumaningrum (2009) usia
sebesar 1,719 dengan nilai p-value sebesar dalam pengaruhnya dengan pamakaian KB
0,423 dengan taraf signifikan 5%, derajat berperan sebagai faktor intrinsik. Usia
kebebasan df=2, dan x2 tabel 5,991, yang berpengaruh dengan struktur organ,
berarti bahwa x2 hitung lebih kecil dari x2 komposisi biokimiawi dan sisitem
tabel dan nilai nilai p-value 0,423 > 0,05 hormonal, pada suatu periode usia
maka H0 diterima, yang berarti tidak menyebabkan perbedaan pada kontrasepsi
terdapat hubungan yang signifikan antara yang dibutuhkan. Pada Fase mengakhiri
pengetahuan ibu dengan pemilihan metode Kehamilan periode usia di atas 30 tahun,
kontrasepsi hormonal dan non hormonal. sebaiknya mengakhiri kesuburan setelah
mempunyai 2 orang anak, sehingga
PEMBAHASAN pemilihan metode yang dapat digunakan
Berdasarkan hasil analisis uji statistik pada periode ini adalah MOW, MOP, IUD.
dapat diketahui bahwa tidak terdapat Pada masa usia tua kelainan seperti
hubungan antara pengetahuan tentang penyakit jantung, darah tinggi, keganasan
meode ibu dengan pemilihan kontrasepsi dan metabolik biasanya meningkat, oleh
hormonal dan non hormonal diperoleh sebab itu sebaiknya tidak diberikan cara
ISSN: 2338-7246, e-ISSN: 2528-2239 160
http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jk
Jurnal Keperawatan BSI, Vol. V No. 2 September 2017

kontrasepsi yang menambah kelainan menggunakan kontrasepsi mantap. Jumlah


tersebut (Hartanto, 2004). anak hidup yang dimiliki seorang wanita
Tingkat pendidikan responden akan memberikan pengalaman dan
menunjukkan bahwa sebagian responden pengetahuan, sehingga wanita dapat
berpendidikan SMP/SLTP sebanyak mengambil keputusan yang tepat dalam
40,5%. Menurut handayani (2010) tingkat pemilihan metode kontrasepsi yang
pendidikan PUS tidak saja mempengaruhi digunakan (Fienalia, 2012).
keikutsertaan KB namun juga pemilihan Hasil penelitian ini sesuai dengan
suatu metode kontrasepsi. Menurut Yanuar penelitian yang pernah dilakukan oleh
(2010) mengatakan bahwa pendidikan Yulidasari (2015) yang menunjukan bahwa
merupakan salah satu faktor yang tidak terdapat hubungan antara
menentukan suatu metode pemilihan pengetahuan ibu dengan pemilihan
kontrasepsi. Pada tingkat pendidikan yang kontrasepsi dengan hasil p-value 0,180 >
lebih tinggi mampu menyerap informasi 0,05. Hasil penelitian ini sejalan dengan
dan mempertimbangkan hal-hal yang penelitian yang dilakukan oleh Rizali yang
menguntungkan atau merugikan terkait menyatakan bahwa tidak terdapat
efek samping bagi kesehatan. Tingkat hubungan antara pengetahuan dengan
pendidikan sangat mempengaruhi pemilihan metode kontrasepsi suntik p-
seseorang untuk bertindak dan mencari value=0,341.
penyebab serta solusi dalam hidupnya. Secara teoritis dapat diketahui bahwa
Dalam arti formal pendidikan merupakan pengetahuan mempunyai konstribusi yang
suatu proses penyampaian materi besar dalam mengubah perilaku seseorang
pendidikan pada sasaran pendidik guna untuk berbuat sesuatu (Notoatmodjo,
mencapai perubahan tingkah laku dan 2012). Cara mengubah atau meningkatkan
tujuan (Notoatmodjo, 2005). pengetahuan dapat dilakukan melalui
Salah satu faktor yang menentukan pendidikan. Pendidikan yang dimaksudkan
pemilihan metode kontrasepsi dalam ber dalam program KB adalah pendidikan
KB adalah banyak anaknya yang nonformal atau pendidikan jangka pendek,
dimilikinya, berdasarkan hasil penelitian karena perubahan sikap dan perilaku dalam
menunjukkan bahwa sebagian besar ber-KB adalah cara memahami pentingnya
responden mempunyai anak sekitar 1-2 ber-KB. Oleh sebab itu melalui program
anak sebanyak 75%. Pada program KIE (Komunikasi, Informasi, Edukasi )
keluarga berencana jumlah anak mulai dapat menembus budaya masyarakat
diperhatikan dalam setiap keluarga karena sehingga menimbulkan kesadaran tentang
semakin banyak anak yang dimiliki maka manfaat ber-KB (Martaadisoebrata, 2005).
semakin banyak pula tanggungan kepala Tingkat pengetahuan ibu tentang metode
keluarga dalam mencukupi kebutuhan kontrasepsi yang diperoleh dari pemberian
materil. informasi yang akurat tidak bias
Menurut Yanuar (2010) yang mengatakan mempengaruhi keputusan ibu untuk
bahwa jumlah anak yang dimiliki memilih dan memakai kontrasepsi
mempengaruhi pemilihan metode hormonal dan non hormonal (Pendit,
kontrasepsi yang akan digunakan, karena 2007). Menurut Saifuddin 2003 tidak ada
semakin banyak anak yang dimiliki maka satupun metode kontrasepsi yang aman
semakin besar kecenderungan untuk dan efektif bagi semua akseptor, karena
menghentikan kesuburan sehingga lebih masing-masing mempunyai kesesuaian dan
cenderung memilih kontrasepsi mantap. kecocokan individual bagi akseptor.
Selain itu menurut Hartanto (2004) Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan
mengatakan bahwa Pada ibu setelah hasil penelitian yang dilakukan oleh Agria
mempunyai 2 orang anak atau lebih (2009) yang berjudul “Hubungan tingkat
sebaiknya mengakhiri kesuburan. Pengetahuan Ibu tentang Metode
Dianjurkan untuk tidak punya anak lagi, Kontrasepsi dengan Pemakaian kontrasepsi
karena alasan medis dan alasan lainnya, hormonal dan non hormonal di RW III
sehingga dianjurkan untuk ibu Desa Karangsri, Ngawi” diperoleh hasil

ISSN: 2338-7246, e-ISSN: 2528-2239 161


http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jk
Jurnal Keperawatan BSI, Vol. V No. 2 September 2017

bahwa terdapat hubungan yang signifikan pemilihan kontrasepsi hormonal dan non
antara tingkat pengetahuan ibu tentang hormonal. Sebaiknya dengan subyek
metode kontrasepsi dengan pemakaian penelitian yang lebih luas sehingga
kontrasepsi hormonal dan non hormonal diharapkan dapat memberikan hasil yang
dengan nilai signifikan 0,026 < 0,05 maka lebih bervariasi. Selain itu
H0 ditolak, yang berarti terdapat hubungan mengkombinasikan metode pengumpulan
yang signifikan antara tingkat pengetahuan data, sehingga data yang diperoleh akan
ibu tentang metode kontrasepsi dengan lebih mendalam dan hasilnya lebih akurat.
pemakaian kontrasepsi hormonal dan non Hasil penelitian ini diharapkan dapat
hormonal. memberikan penyuluhan (informasi)
Kenyataan dilapangan responden yang kesehatan kepada masyarakat tentang
memilih alat kontrasepsi bukan karena dia metode kontrasepsi, keamanan dan cara
tahu tentang alat kontrasepsi secara umum pemakaian metode-metode tersebut, secara
melainkan karena responden tersebut tepat dan benar dalam upaya meningkatkan
mengikuti saudara atau teman terdekat pengetahuan pada akseptor KB agar
dalam mengunakan pemilihan alat meningkatkan NKKBS (Norma Keluarga
kontrasepsi. Selain itu kurangnya Kecil Bahagia Sejahtera).
sosialisasi dan informasi pendidikan
kesehatan Tentang KB dari petugas REFERENSI
kesehatan sehingga akseptor atau Agria, R.I. (2009). Hubungan tingkat
responden sangat terbatas dalam Pengetahuan Ibu tentang Metode
mendapatkan informasi tentang alat Kontrasepsi dengan Pemakaian
kontrasepsi. kontrasepsi hormonal dan non
hormonal di RW III Desa
PENUTUP Karangsri, Ngawi.
Berdasarkan hasil penelitian diatas dapat
dirumuskan kesimpulkan bahwa sebagian Anonim (2011). Pusat Informasi Obat
besar responden memiliki pengetahuan Gadjah Mada.
cukup tentang pemilihan alat kontrasepsi http://piogama.ugm.ac.id,
sebanyak 91 (61.5%). Sebagian besar diperoleh 03 juni 2017).
responden menggunakan Kontrasepsi
Hormonal sebanyak 177 orang (79.1%). Badan Pusat statistik (2016). Estimasi
Tidak terdapat hubungan yang signifikan penduduk umur tunggal dan jenis
antara pengetahuan ibu tentang metode kelamin kabupaten/kota Kemenkes
kontrasepsi dengan pemilihan kontrasepsi RI.
Hormonal dan Non Hormonal di Wilayah
Puskesmas Majalaya Kabupaten Bandung BKKBN. (2014). Kebijakan Pengendalian
dengan p-Value = 0,423. Penduduk, Keluarga Berencana,
Saran dan Pembangunan Keluarga. http//
Hasil penelitian ini diharapkan mampu di www.bkkbn.go.id, diperoleh 18
memberikan informasi kepada akseptor April 2017).
KB mengenai metode kontrasepsi ynag
berupa: jenis-jenis metode pemilihan Fienalia, R.A. (2012). Faktor yang
kontrasepsi, efek samping yang timbul dari Berhubungan dengan Penggunaan
kontrasepsi dan mekanisme kerja Metode Kontrasepsi Jangka
kontrasepsi itu sendiri, agar memudahkan Panjang. Jurnal FKM UI. Vol.7
akseptor KB dalam memilih pemilihan No.1.
metode kontrasepsi sesuai dengan kondisi
akseptor KB bagi Akseptor KB. Handayani, S. (2010). Buku Ajaran
Bagi peneliti selanjutnya apabila hendak Pelayanan Keluarga Berencana,
melakukan penelitian sejenis tentang Yogyakarta: Pustaka Rihanna.
hubungan pengetahuan ibu mengenai
pemilihan metode kontrasepsi dengan

ISSN: 2338-7246, e-ISSN: 2528-2239 162


http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jk
Jurnal Keperawatan BSI, Vol. V No. 2 September 2017

Hartanto, H. (2004). Keluarga Berencana dengan Pemilihan Metode


Dan Kontrasepsi, Jakarta: Pustaka Kontrasepsi Suntik di Kelurahan
Sinar Harapan. Mattoangin Kecamatan Mariso
Makassar. Artikel Penelitian.
Kusumaningrum, R. (2009). Faktor-faktor Makassar: Fakultas Kesehatan
Yang Mempengaruhi Pemilihan Masyarakat.
Jenis Kontrasepsi Yang digunakan
Pada Pasangan Usia Subur. Saifuddin, A.B. (2003). Buku Panduan
Semarang. Praktis Pelayanan Kontrasepsi.
Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Manuaba, et al. (2010). Ilmu kebidanan, Prawirohardjo, Jakarta.
penyakit kandungan dan KB
untuk pendidikan Bidan. Edisi 2. Wiknjosastro. (2010). Buku Panduan
Jakarta: EGC. Praktis Pelayana Kesehatan
Marmi. (2016). Buku Ajar Pelayanan KB, maternal dan Neonatal. Jakarta:
Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Bina Pustaka.

Martaadisoebrata, D. (2005). Bunga Yanuar. (2010). Pengaruh Pengetahuan


Rampai Obstetri dan Ginekologi dan Sikap Pasangan Usia Subur
Sosial. Jakarta: Pustaka Sarwono Tentang KB terhadap Pemilihan
Prawirohardjo. Kontrasepsi di Lingkungan
Kelurahan Joho Kecamatan
Melani, N. et al. (2012). Pelayanan Sukoharjo. Yogyakarta.
Keluarga Berencana. Yogyakarta:
Fitramaya. Yulidasari, F. (2015). Hubungan
Pengetahuan Ibu dan Pekerjaan Ibu
Mulyani, N.S., & Mega, R. (2013). dengan Pemilihan Kontrasepsi
Keluarga berencana dan alat Suntik.
kontrasepsi. Yogyakarta: Nuha
Medika.

Notoatmodjo, S. (2005). Metodologi


Penelitian Kesehatan. Jakarta:
Rineka Cipta.

Notoatmodjo, S. (2007). Promosi


Kesehatan dan Ilmu Perilaku
Kesehatan. Jakarta : PT. Rineka
Cipta.

Notoatmodjo, S. (2012). Metodologi


Penelitian Kesehatan. Jakarta:
Rineka Cipta.

Pendit, B.U. (2007). Ragam Metode


Kontrasepsi. Jakarta: EGC.

Prawirohardjo S. (2005). Ilmu Kandungan.


Jakarta. Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.

Rizali, M.I., Ikhsan., M., Salmah, U.


(2013). Faktor yang Berhubungan

ISSN: 2338-7246, e-ISSN: 2528-2239 163


http://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jk

Anda mungkin juga menyukai