Wawasan nusantara
Paham Kekuasaan
a. Paham Machiavelli (Abad XVII )Menurutnya, sebuah
negara akan bertahan bila menerapkan dalil-dalil berikut:
pertama, segala cara dihalalkan dalam merebut dan
mempertahankan kekuasaan. Kedua, untuk menjaga
kekuasaan rezim politik adu domba adalah sah. Ketiga,
dunia politik berlaku hukum yang kuat akan bisa
bertahan dan menang
Ketahanan nasional
Asas ketahanan nasional Azas ketahanan nasional adalah
tata laku yang didasari nilai-nilai yang tersusun
berlandaskan Pancasila, UUD 1945 dan Wawasan
Nusantara. Asas-asas tersebut adalah sebagai berikut
(Lemhannas, 2000: 99 – 11).
Polstranas
Definisi politik
Politik secara etimologis berasal dari bahasa Yunani
politeia,polis: kesatuan masyarakat yang berdiri sendiri
yaitu negara dan teia, berarti urusan.
Politik merupakan rangkaian asas, prinsip, keadaaan,
jalan, cara dan alat yang digunakan untuk mencapai
tujuan tertentu yang kita kehendaki.
Definisi kekuasaan,Kekuasaan adalah kemampuan
seseorang atau kelompok untuk mempengaruhi tingkah
laku orang atau kelompok lain sesuai dengan
keinginannya.
Stratifikasi kebijakan
1. Tingkat Penentu Kebijakan Puncak puncak meliputi
Kebijakan tertinggi yang menyeluruh secara nasional.
Hasil ,MPR : UUD, Tujuan Nasional, GBHN , TAP MPR .
Presiden : dekrit, peraturan, piagam
2. Tingkat kebijakan umum:merupakan tingkat kebijakan
di bawah tingkat kebijakan puncak, yang lingkupnya juga
menyeluruh nasional. Hasil:Presiden, DPR : UU.
Presiden : Peraturan Pemerintah, Kepres, Inpres,
Maklumat Presiden
3. Tingkat Penentuan Kebijakan Khusus:merupakan
penggarisan terhadap suatu bidang utama (major area)
pemerintahan. Hasil:Menteri : Peraturan menteri,
Kepmen , Instruksi Menteri,,Surat Edaran Menteri
4. Tingkat Kebijakan Teknis merupakan penggarisan
dalam satu sektor dari bidang utama di atas dalam
bentuk prosedur serta teknik untuk
mengimplementasikan rencana, program, dan kegiatan.
Eselon I Dep, lembaga non Dep (Direktorat Jenderal).
Hasil prosedur/teknis utk implementasikan rencana,
program, kegiatan.
Infrastruktur politik:
badan-badan yang ada di tengah masyarakat yaitu: partai
politik, organisasi kemasyarakatan, media massa,
kelompok kepentingan (interest group), dan kelompok
penekan (pressure group).
Polstrahanas
Uu tni 34/2004
Pasal 2
Jati diri Tentara Nasional Indonesia adlh :a. Tentara
Rakyat, yaitu tentara yg anggotanya berasal dr WNI; b.
Tentara pejuang, yaitu tentara yg berjuang menegakkan
NKRI & tdk mengenal menyerah dlm melaksanakan &
menyelesaikan tugasnya; c. Tentara Nasional, yaitu
tentara kebangsaan Indonesia yg bertugas demi
kepentingan negara & di atas kepentingan daerah, suku,
ras, dan golongan agama; &
d. Tentara Profesional, yaitu tentara yg terlatih, terdidik,
diperlengkapi scr baik, tdk berpolitik praktis, tdk
berbisnis, & dijamin kesejahteraannya, serta mengikuti
kebijakan politik negara yg menganut prinsip demokrasi,
supremasi sipil, HAM, ketentuan hukum nasional, &
hukum internasional yg tlh diratifikasi.
Pasal 21 Prajurit adalah warga negara Indonesia yang
memenuhi persyaratan yang ditentukan dalam peraturan
perundangundangan dan diangkat oleh pejabat yang
berwenang untuk mengabdikan diri dalam dinas
keprajuritan.
Pasal 22 Prajurit terdiri atas Prajurit Sukarela dan Prajurit
Wajib.
Pokok-pokok keamanan negara Indonesia dinyatakan
dalam UU No. 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara
Republik Indonesia
Otda
Definisi Otonomi Daerah berdasarkan UU No. NOMOR 32
TAHUN 2004 Tentang Pemerintahan Daerah: Otonomi
daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah
otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan
pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
DAMPAK NEGATIF OTDA
Oknum-oknum di pemerintah daerah untuk melakukan
tindakan yang dapat merugikan Negara dan rakyat
seperti korupsi, kolusi dan nepotisme.
Kebijakan-kebijakan daerah yang tidak sesuai dengan
konstitusi Negara yang dapat menimbulkan pertentangan
antar daerah satu dengan daerah tetangganya, atau
bahkan daerah dengan Negara, seperti contoh
pelaksanaan Undang-undang Anti Pornografi di tingkat
daerah.
Pemerintah pusat akan lebih sulit mengawasi jalannya
pemerintahan di daerah, selain itu karena memang
dengan sistem.otonomi daerah membuat peranan
pemeritah pusat tidak begitu berarti.
Sejak 2002 hingga 2009 telah dievaluasi sedikitnya 7500
perda yang berasal dari seluruh kabupaten/kota dan
provinsi di Indonesia. Dari jumlah tersebut, hampir
setengahnya dibatalkan Depdagri lewat keputusan MA
karena dianggap bertentangan dengan aturan pusat.
Data terbaru (3 Februari 2016) Presiden Joko Widodo
(Jokowi) menyebutkan adalah sekitar 3.000 perda
bermasalah yang saat ini masih berlaku. Presiden telah
memerintahkan menteri dalam negeri (Mendagri) untuk
langsung mencabut perda-perda yang bermasalah
itu.Ribuan perda itu dianggap bermasalah karena
bertentangan dengan undang-undang, menghambat
perizinan, dan membebankan beragam tarif kepada
masyarakat.
Penghapusan Perda bermasalah ditargetkan selesai Juni
2016 nanti, sampai dengan 5 Mei 2016 jumlah Perda
yang berhasil dihapus baru mencapai 1.300 aturan
(Tjahjo Kumolo, Menteri Dalam Negeri). Jumlah tersebut
baru mencapai 30% dari 3.000 total Perda bermasalah
yang akan dihapuskan.