PENDAHULUAN
dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun
roHeni tenaga kerja pada khususnya dan manusia pada umumnya, hasil karya dan
secara keilmuan adalah suatu ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam usaha
Kesehatan dan keselamatan Kerja (K3) tidak dapat dipisahkan dengan proses
perlindungan yang ditujukan agar tenaga kerja dan orang lainnya ditempat
kerja/perusahaan selalu dalam keadaan selamat dan sehat, serta agar setiap sumber
produksi dapat digunakan secara aman dan efisien(3). Keselamatan dan Kesehatan
penting, hal ini disebabkan K3 sangat berkaitan erat dengan jiwa dan hidup
pekerja. Semua area kerja tentunya memiliki potensi bahaya. Potensi bahaya
pekerja. Agar pekerja dapat bekerja dengan baik maka perlu adanya
penanggulangan dan penanganan kecelakaan di lingkungan kerja. Keselamatan
dan kesehatan kerja menjadi salah satu aspek perlindungan tenaga kerja dengan
akan mencapai ketahanan fisik, daya kerja dan tingkat kesehatan yang tinggi(5).
jumlah kasus kecelakaan akibat kerja yaitu tahun 2011 (9.891 kasus), tahun 2012
(21.735 kasus), tahun 2013 (35.917 kasus) sedangakan jumlah kasus kecelakaan
kerja tahun 2014 mengalami penurunan yaitu 24.910 kasus. Selain itu, Jumlah
kasus penyakit akibat terjadi peningkatan yaitu tahun 2011 (57.929 kasus), tahun
2012 (60.322 kasus), tahun 2013 (97.144 kasus) sedangkan jumlah kasus penyakit
akibat kerja mengalami penurunan pada tahun 2014 (40.694 kasus) (6).
memiliki resiko kecelakaan dan gangguan kesehatan karena pengaruh dari sifat
penggunaan mesin-mesin berbahaya dan tata letak ruang kerja yang kurang baik
(Ratnasingam et al. 2011)(7). Para pekerja selalu terpapar partikel debu kayu,
listrik, gurinda dan bor, serta terpapar bahan kimia pada kegiatan pelapisan warna
pada tahapan finishing mebel, sampai diatas ambang batas yang diizinkan
(Whitehead 1982; Whysall et al. 2006; Ratnasingam et al. 2010). Selain itu
Kerja. Ilmu ini mempelajari tentang potensi dan faktor risiko dari pekerjaan.
kecelakaan kerja dan mencegah penyakit akibat kerja pada pekerja salah satunya
pada pekerja mebel kayu. Hal ini yang mendorong kelompok kami agar
Mebel Kupang.
1.3.1 Apa saja faktor risiko pekerjaan yang dapat mempengaruhi kesehatan dan
Kupang?
1.4 Tujuan
Mebel Kupang..
Kupang..
1.4.3 Mengetahui masalah kesehatan yang ada pada pekerja di lingkungan kerja
1.5 Manfaat
1.5.1 Penulis
1.5.2 Pekerja
kesehatan
Kupang.
1.5.3 Pemilik Bengkel Mebel UD Heni Mebel Kupang
dengan hal-hal yang ada pada lingkungan kerja Bengkel Mebel UD Heni
Mebel Kupang.
1.5.4 Puskesmas
kerja
TIJAUAN PUSTAKA
Kerja adalah suatu kondisi kerja yang terbebas dari ancaman bahaya yang
unsur, yakni unsur tempat dimana dilakukan pekerjaan bagi sesuatu usaha, unsur
tenaga kerja yang bekerja, dan unsur bahaya kerja di tempat kerja. Aturan
keselamatan kerja untuk bidang kehutanan terdapat dalam Pasal 2 ayat 2d dalam
pembukaan hutan, pengerjaan hutan, pengolahan kayu atau hasil hutan lainnya” (4)
Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) adalah semua kondisi dan faktor
yang dapat berdampak pada keselamatan dan kesehatan kerja bagi tenaga kerja
ditujukan agar tenaga kerja dan orang lainnya ditempat kerja/perusahaan selalu
dalam keadaan selamat dan sehat, serta agar setiap sumber produksi dapat
kerja, kondisi kerja dan kondisi lingkungan tempat seseorang bekerja yang dapat
antara kesehatan dan pekerjaan sehingga menyebabkan keadaan sehat (baik dari
segi fisik, mental maupun sosial). Kesehatan kerja sendiri memiliki tujuan
kerja dan sumber daya bahan produksi dipergunakan secara efektif dan efisien.
rehabilitasi.(1,2)
peningkatan jumlah kasus kecelakaan akibat kerja yaitu tahun 2011 (9.891 kasus),
tahun 2012 (21.735 kasus), tahun 2013 (35.917 kasus) sedangakan jumlah kasus
kecelakaan kerja tahun 2014 mengalami penurunan yaitu 24.910 kasus. Selain itu,
Jumlah kasus penyakit akibat terjadi peningkatan yaitu tahun 2011 (57.929 kasus),
tahun 2012 (60.322 kasus), tahun 2013 (97.144 kasus) sedangkan jumlah kasus
penyakit akibat kerja mengalami penurunan pada tahun 2014 (40.694 kasus). (6)
selektif mungkin.
pegawai.
mendapatkan kecelakaan atau penyakit mendadak dengan cepat dan tepat sebelum
fasilitas dan faktor personil. Dari aspek fasilitas, terdapat kotak P3K, isi Kotak
P3K, buku Pedoman, ruang P3K, dan perlengkapan P3K (alat perlindungan, alat
darurat, alat angkut dan transportasi). Dari faktor personil, dapat diperhatikan
penanggung jawabnya: dokter pimpinan PKK, Ahli K3, dan petugasnya yang
oleh faktor internal dan faktor eksternal perusahaan. Faktor internal perusahaan
2.3.1 Defenisi
Mebel kayu adalah istilah yang digunakan untuk perabot rumah tangga
dilengkapi dengan pintu, laci dan rak, Contoh lemari pakaian, lemari buku, dan
lain-lain. Mebel kayu dapat terbuat dari kayu, bambu, logam, plastik dan lain
sebagainya. Mebel kayu sebagai produk artistik biasanya terbuat dari kayu pilihan
dengan warna dan tekstur indah yang dikerjakan dengan penyelesaian akhir yang
halus(10).
Menurut Anizar (2009), industri mebel kayu adalah pekerja sektor informal yang
Pada dasarnya pembuatan mebel dari kayu melalui lima proses utama
1. Pengegergajian Kayu
Bahan baku kayu tersedia dalam bentuk kayu gelondongan sehingga masih perlu
mengalami penggergajian agar ukutannya menjadi lebih kecil seperti balok atau
papan. Pada umunya, pengergajian ini menggunakan gergaji secara mekanis atau
dengan gergaji besar secara manual. Proses ini menimbulkan debu yang sangat
Proses ini dilakukan dengan menggunakan gergaji baik dalam benuk manual
maupun mekanis, kampak, parang, dan lain-lain. Proses ini juga menghasilkan
debu terutama ukuran yang besar karena menggunakan mata gergaji atau alat yang
3. Penyiapan Komponen
Kayu yang sudah dipotong menjadi ukuran dasar bagian mebel, kemudian
Komponen mebel yang sudah jadi, dipasang dan dihungkan satu sama lain hingga
menjadi mebel. Pemasagan ini dilakukan dengn mengunakan baut, sekrup, lem,
paku ataupun pasak kayu yang kecil dan lain-lain untuk merekatkan hubungan
antara komponen.
5. Penyelesaian Akhir
Pada bagian ini menimbulkan debu kayu dan bahan kimia serta pewarna yang
tersedia di udara, seperti H2O2, sanding sealer, melamic clear, dan wood stain
6. Pengepakan
sebelum masuk proses ini mebel telah selesai. Tahap ini merupakan langkah
penyiapan mebel untuk dipasarkan dan hanya ditemukan terutama pada industri
a. Pengergajian
1. Debu Kayu
Debu kayu terjadi akibat proses penggergajian dapat masuk kedalam tubuh
melalui saluran pernafasan dan dapat pula menyebabkan alergi terhadap kulit.
2. Bising
misalnya lebih dari 85 Db (A) dan dalam waktu yang lama, dapat menyebabkan
Debu dan pertikel kecil kayu banyak terjadi pada kegiatan ini yaitu pada
proses pembentukan kayu. Debu kayu ini dapat masuk ke dalam tubuh
melalui saluran pernafasan, serta dapat pula menyebabkan iritasi dan alergi
Sikap dan posisi kerja yang tidak benar/tidak ergonomis (seperti jongkok,
dalam tubuh melalui saluran pernafasan serta dapat menyebabkan alergi pada
d. Perakitan
Suara bising berupa ketukan dan suara nyaring lainnya dapat menggangu
e. Pemutihan/Pengecatan
Uap cat/zat kimia seperti H2O2, thinner, sanding sealer, melamic clear,
LAPORAN KUNJUNGAN
Kota Raja, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur. Tempat usaha ini didirikan
pada tahun 2012 dan sekarang memiliki 4 orang pekerja yang mana terdiri
dari 1 orang kepala tukang yang sudah bekrja selama 1 tahun dan 3 orang
pembantu tukang yang baru bekerja kira-kira 1-3 bulan. UD. Heni Mebel
tangga seperti kursi, meja, lemari, rak, tempat tidur dan lainnya yang dibuat
dari kayu. UD. Heni Mebel buka setiap hari kecuali hari minggu dengan jam
terletak di pinggir jalan besar sehingga banyak kendaraan yang tiap harinya
melewati jalan tersebut. Hal ini juga mempengaruhi kebisingan di tempat kerja
tersebut. UD. Heni Mebel dilengkapi dengan dapur kecil untuk tempat
orderan. Pekerja tersebut diberikan upah kerja sesuai dengan jumlah orderan
yang masuk dan biasanya pekerja menerima upah kerja sebesar Rp 2.000.000
per bulan. Setiap hari pemilik usaha akan datang untuk mengawasi pekerjaan
untuk menggunakan dapur yang ada untuk membuat makan pagi dan siang
ataupun untuk membuat minuman. Bahan baku dapur juga disediakan oleh
pemilik usaha. Tempat usaha UD. Heni Mebel tidak menyediakan kotak P3K
pemilik usaha akan pergi membelikan obat yang dibutuhkan pekerja. Saat
Pada dasarnya pembuatan mebel dari kayu melalui 4 proses utama yaitu:
Proses ini dilakukan dengan menggunakan gergaji baik dalam benuk manual
maupun mekanis, kampak, parang, dan lain-lain. Proses ini juga menghasilkan
debu terutama ukuran yang besar karena menggunakan mata gergaji atau alat yang
2. Penyiapan Komponen
Kayu yang sudah dipotong menjadi ukuran dasar bagian mebel, kemudian
Komponen mebel yang sudah jadi, dipasang dan dihungkan satu sama lain hingga
menjadi mebel. Pemasagan ini dilakukan dengn mengunakan baut, sekrup, lem,
paku ataupun pasak kayu yang kecil dan lain-lain untuk merekatkan hubungan
antara komponen.
4. Penyelesaian Akhir
Pada bagian ini menimbulkan debu kayu dan bahan kimia serta pewarna yang
tersedia di UD.ara, seperti H2O2, sanding sealer, melamic clear, dan wood stain
5. Pengepakan
sebelum masuk proses ini mebel telah selesai. Tahap ini merupakan langkah
penyiapan mebel untuk dipasarkan dan hanya ditemukan terutama pada industri
proses pemotongan
Pengangkutan
penggergajian bagian-bagian
bahan mentah
bahan mentah mebel
pengamplasan/p
perakitan dan
meraut bagian- enghalusan
pemasangan
bagian mebel permukaan
mebel
mebel
pendempulan/lu
pengecatan
bang dan pemlituran
mebel
sambungan
pengecekan
tahap akhir
Keterangan :
sudah ± 6 tahun yang lalu namun baru kerja di UD. Heni Mebel selama 1
Tn.DL, keluhan ini diperberat pada saat pasien mengangkat beban yang
Selain itu pasien juga mengalami rasa kesemutan pada tangan kanan.
Keluhan ini dialami ± 6 bulan yang lalu. Keluhan ini sering timbul pada
saat pasien sedang bekerja terutama memegang alat yang harus digenggam
misalnya pada saat gergaji atau skap kayu. Keluhan ini hilang atau
kemudian. Keluhan ini pasien merasa biasa dan belum pernah berobat ke
kali dialami oleh pasien. Pasien mengaku pernah mengalami iritasi pada
mata. Keluhan ini berawal dari serbuk kayu masuk kedalam mata pasien
saat pasien sedang skap kayu dan pernah terkena lem china pada saat
pkl. 09.00 sampai 17.00. Pasien merupakan tukang tetap dan sehari hari
pasien bekerja sendiri dan bekerja pada dua mebel milik bapak Sardjito.
dengan mengangkat beban yang berat dan bekerja dalam durasi yang lama.
dengan istirahat. Keluhan nyeri ini baru pertama kali dirasakan pasien.
Keluahan yeri ini muncul ketika pasien bekerja terlalu lama dan terlalu
Tanda-
Nama/um
N Tugas Tanda Keluhan Pemeriksaan Fisik Diagnosa Kerja & Terapi
ur
o. Vital
1. Tn. DL, Tukang TD: Mengeluhkan Mata : 1. LBP dd myalgia
(22 thn) Kayu 120/80 nyeri dibagian kedUD.ukan bola mata simetris, ptosis Planning diagnose : Foto
mmHg belakang sudah (-), nistagmus (-), tanda radang (-), x-ray vertebra
anemis (-/-), ikterik (-/-).
N: lama dirasakan lumbosacral AP/Lat
THT :
88x/m tetapi dianggap Otorhea (-), nyeri tekan tragus (-),
RR: 19 biasa, deviasi septum nasi (-), rhinorhea (-) Planning Terapi :
x/m berkurang Gangguan Penghidu (-), bibir kering a. Medikamentosa
T: dengan warna merah kehitaman, gigi geligi 1. Paracetamol 500 mg,
36,7oC istirahat. Selain normal, lidah di tengah, tonsil 3X1 sehari, atau
itu juga pasien hiperemis (-) 2. Asam mefenamat 500
Pulmo :
kesemutan pada mg, 2X1 sehari
Inspeksi : pergerakan dada simetris
kedua tangan Palpasi : Vocal fremitus D=S b. Non Medikamentosa
tetapi keluhan Perkusi : Sonor di seluruh paru-paru 1. Beristirahat jika lelah
ini hilang Auskultasi : Ves +/+, Wh -/-, Rh -/- 2. Relaksasi otot
dengan Cor : S1S2 tunggal, gallop (-), 3. Tidur di tempat yang
beristirahat murmur (-) nyaman
bekerja. Abdomen : datar, supel, bising usus 4. Hindari berdiri yang
(+), nyeri tekan epigastrium (+),
terlalu lama
hepar/lien tidak teraba, perkusi
timpani seluruh regio abdomen. 5. Mengangkat beban
Ekstremitas : dengan benar
Tanda-
Nama/um
N Tugas Tanda Keluhan Pemeriksaan Fisik Diagnosa Kerja & Terapi
ur
o. Vital
Deformitas (-), UD.em (-), 6. Dapat menggunakan
Ekstremitas atas : Tinnel test (+/+) krim analgetik
7. Pengaturan waktu
Ektremitas Bawah :Patrick test (+/+),
istirahat kerja yang baik
Kontra Patrick test (+/+), Laseque test
(-/-)
2.Susp CTS dextra
Kulit : tidak ada kelainan Planning diagnose : Foto x-
ray wrist joint dextra AP/Lat
Planning Terapi
a. Medikamentosa
1. Paracetamol 500
mg, 3X1 sehari,
atau
2. Asam mefenamat
500 mg, 2X1
sehari
b. Non Medikamentosa
1. Beristirahat jika
lelah
2.Menggunakan
sarung tangan tebal saat
Tanda-
Nama/um
N Tugas Tanda Keluhan Pemeriksaan Fisik Diagnosa Kerja & Terapi
ur
o. Vital
bekerja untuk mengurangi
intensitas getaran
BAB 4
pekerja dan orang lain yang mungkin terpengaruh kondisi lingkungan kerja. K3
sangat berkaitan erat dengan jiwa dan hidup pekerja. Lingkungan kerja
mengancam jiwa pekerja. Sehingga perlu dikaji penyebab serta dampak yang
ditimbulkan pada setiap aspek, dimana seperti diketahui bahwa potensi bahaya
dapat berupa berbagai bentuk, dimana risiko bisa menjadi tinggi. (1,2)
ditimbulkan muncul dari letak tempat usaha serta alur pekerjaan (proses
pembuatan mebel). Potensi bahaya yang muncul berupa bahaya fisik akibat
kebisingan karena letak tempat usaha berada di samping jalan raya. Selain itu
kebisingan. Potensi bahaya fisik lainnya yaitu debu dan serbuk kayu yang
dihasilkan saat bekerja. Bila debu dan serbuk kayu terhirup dapat menyebabkan
mata.
Potensi bahaya lain diantaranya adalah bahaya biomekanik yang
harus berada pada posisi setengah membungkuk dalam waktu yang cukup lama
dan ditambah dengan posisi mengangkat beban yang sering keliru sehingga
punggung. Potensi bahaya lain adalah potensi bahaya biologis dimana bahan
utama yaitu kayu berpotensi sebagai sumber bakteri, virus maupun parasit bagi
a. Risiko lingkungan kerja berupa paparan debu dan partikel kayu. Pekerja selalu
terpapar debu dan partikel kayu akibat dari kegiatan pemotongan kayu,
penyerutan dan pengamplasan kayu. Paparan debu dan partikel kayu dapat
meningkatkan risiko infeksi saluran pernfasan bagian atas (ISPA). Selain itu,
b. Risiko lingkungan kerja berupa kebisingan yang ditimbulkan dari bunyi mesin
-frekuensi suara mulai dari 20 hertz hingga 20.000 hertz. Sementara itu,
manusia juga dapat mendengar suara dalam skala decibel (tingkat kebisingan)
dari 0 (pelan sekali), hingga 140 desibel (suara tinggi dan menyakitkan). Jika
suara yang didengar lebih dari 140 desibel, bisa terjadi kerusakan pada gendang
telinga dan organ-organ di dalam gendang telinga. Ambang batas maksimum
yang aman bagi manusia adalah 90 desibel. Apabila seseorang bekerja melebihi
ambang batas yang telah ditolerir, maka untuk jangka panjang akan mengalami
muskuloskeletal.(15)
d. Risiko trauma fisik akibat kontak dengan alat bantu kerja. Pekerja akan sering
menggunakan alat potong atau alat serut elektrik. Penggunan alat tersebut
Risiko lain yang ditimbulkan seperti trauma tangan atau kaki yang disebabkan
kontak langsung dengan bahan mentah dengan kelembapan dari bahan mentah
perlindungan diri atau perlengkapan wajib yang harus digunakan pada saat bekerja
untuk menghindari bahaya dan risiko kerja diri sendiri maupun orang lain. Alat
bahaya-bahaya kecelakaan yang mungkin ditimbulkan, oleh karena itu, alat pelindung
diri dipilih secara hati-hati agar dapat memenuhi beberapa ketentuan yang diperlukan.
Alat perlindungan diri yang dapat digunakan oleh pekerja pada kasus kedokteran
1. Sepatu boot
atau situasi yang dapat mengakibatkan cedera tangan. Bahan dan bentuk
kayu.
Gambar 4.5 Pelindung telinga(16)
Selain alat pelindung diri, hal-hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi
faktor risiko ergonomik yaitu dapat dilakukan peregangan ketika sebelum bekerja,
5. Kaca Mata
dan rasa tidak nyaman di daerah sudut bawah kosta (tulang rusuk)
Menurut Harsono faktor risiko LBP dapat dilihat dari beberapa faktor
ekstrim.
Gambar 4.1 Posisi yang dominan saat bekerja yaitu posisi menunduk dengan durasi
yang lama.
2. Myalgia
menggunakan posisi yang sama dalam durasi yang lama ketika bekerja
penyakit degenerative.
Institute for Occupational Safety and Health NIOSH) pada tahun 1989
berupa :
1) Terdapat salah satu atau lebh gejala paresthesia, nyeri, sakit, mati
rasa atau baal pada jari tangan atau tangan yang berlangsung
sedikitnya satu minggu atau bila tidak terjadi terus menerus, sering
Hasil pemeriksaan Fisik berupa test tinnel dan test palen positif
mengindikasikan bahwa terjadi CTS. Hal ini juga didukung oleh adanya
Pada kasus ini dari hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik yang telah
a) Medikamentosa
LBP dd myalgia :
b) Non Medikamentosa
LBP dd Myalgia
- Relaksasi otot
CTS
Gambar 4.2 Edukasi mengenai posisi yang tepat saat mengangkut beban yang berat.
4.4.2 Intervensi Pengendalian Risiko
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
neuromuscular. .
5.2 Saran
pekerja.
b. Pemeriksaan kesehatan bagi para pekerja secara rutin (dalam satu tahun
minimal 2 kali pemeriksaan) terutama bagi para pekerja yang sudah mulai
penggunaannya.
d. Penyediaan kotak P3K untuk pekerja/buruh yang jumlahnya dibawah 25
Publising; 2014
6. Kementrian Kesehatan RI. Situasi Kesehatan Kerja. Jakarta : Pusat Data dan
11. Anizar. Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Industri. Graha Ilmu.
Yogyakarta. 2009.
12. Redja, George E. Principles of Risk Management and Insurance. Eight
Pustaka;2004.
14. Suma'mur. Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan. Jakarta: CV. Haji
Masagung; 1989
repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/.../4/ChapterII.pdf%0A [Accessed
17. Sapto, J., Herry K. Pengaruh stretching terhadap nyeri punggung bawah
lingkup gerak sendi pada penyadap getah karet PT. perkebunan nusantara IX